Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA PASIEN NSTEMI DI

RUANG ICU RS PKU MUHAMMADIYAH


GOMBONG

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ners

Disusun Oleh:

DHIMAS BAGUS SANJAYA


A31801114

PEMINATAN KEPERAWATAN GADAR KRITIS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2019

i STIKES Muhammadiyah Gombong


ii STIKES Muhammadiyah Gombong
iii STIKES Muhammadiyah Gombong
iv STIKES Muhammadiyah Gombong
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga dengan ridho-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Nyeri Akut Pada Pasien Nstemi di Ruang ICU RS PKU Mumammadiyah
Gombong”.
Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat sehingga saya
bisa menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.
2. Kedua orang tua (Bapak Solih dan Ibu Sri Andayani) yang selalu
meberikan selalu memberikan dukungan baik materil, moral dan spiritual.
3. Hj. Herniyatun, M.Kep.,Sp.Mat. selaku Ketua Sekolah Tinggi
KesehatanMuhammadiyah Gombong.
4. Eka Riyanti, M.Kep.,Sp.Mat. selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
5. Barkah Waladani, M.Kep. selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
selalu memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Isma Yuniar, M.Kep. selaku Dosen Penguji yang memberikan bimbingan
dan pengarahan agar sempurnanya tugas akhir ini.
7. Teman-teman freshgraduate yang selalu memberikan dukungan, motivasi
dan semangat untuk dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.
8. Seluruh rekan-rekan perjuangan Profesi Ners Keperawatan Reguler B13
kelas Kebumen, Cilacap dan Wonosobo.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan
berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

v STIKES Muhammadiyah Gombong


Akhirnya penulis berharap semoga Karya Ilmiah Akhir Ners ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan bidang kesehatan pada khususnya.
Aamiin ya rabbal alamin.

Gombong, 29 Juni 2019

Penulis

vi STIKES Muhammadiyah Gombong


vii STIKES Muhammadiyah Gombong
Program Studi Profesi Ners Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KIAN, Juni 2019
Dhimas Bagus Sanjaya1), Barkah Waladani2)
Sanjaya.wxid@gmail.com

ABSTRAK

“ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA PASIEN NSTEMI DI


RUANG ICU RS PKU MUHAMMADIYAH
GOMBONG”

Latar belakang, Asuhan keperawatan nyeri akut pada Non ST-segment Elevation
Myocardial Infarct (NSTEMI). Nyeri timbul akibat iskemia, nyeri merupakan bentuk
ketidaknyamanan yang dapat dialami oleh setiap orang. Manajemen nyeri non
farmakologi dengan melakukan teknik relaksasi non-farmakologi menggunakan terapi
Guided Imagery.
Tujuan umum, Menjelaskan asuhan keperawatan dengan pemberian terapi Guided
Imagery pada pasien Nstemi dengan masalah keperawatan nyeri akut di ICU RS PKU
Muhammadiyah Gombong
Hasil asuhan keperawatan, Pengkajian dilakukan kepada tiga pasien Nstemi secara
alloanamnesa dan auto-anamnesa, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik serta
penunjang. Dari analisa data yang didapatkan penulis menarik kesimpulan masalah
keperawatan prioritas adalah nyeri akut. Setelah dilakukan tindakan intervensi dan
implementasi terapi Guided Imagery selama 3x24 jam didapatkan pasien merasa aman
dan nyaman serta ada penurunan skala nyeri sedang menjadi ringan.
Kesimpulan, Terapi Guided Imagery dapat mengurangi nyeri pada pasien Nstemi.
Rekomendasi, Pemberian terapi Guided Imagery pada pasien dengan gangguan rasa
aman dan nyaman terbukti dapat digunakan untuk mengurangi skala nyeri, menenangkan
pasien terhindar dari rasa cemas/khawatir. Pada prinsipnya terapi Guided Imagery
sebaiknya dilakukan secara kontinyu dan mandiri sehingga pasien yang mengalami
gangguan rasa aman dan nyaman dapat teratasi.

Kata Kunci ; Guided Imagery, NSTEMI, Nyeri Akut

Keterangan:
1)
Mahasiswa Profesi Ners STIKes Muhammadiyah Gombong
2)
Dosen Pembimbing Program Studi Profesi Ners STIKes Muhammadiyah Gombong

viii STIKES Muhammadiyah Gombong


Bachelor of Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Minithesis, June 2019
Dhimas Bagus Sanjaya1), Barkah Waladani2)
Sanjaya.wxid@gmail.com

ABSTRACT

“NURSING CARE ACUTE PAIN IN PATIENTS NSTEMIIN ICU ROOM


OF PKU MUHAMMADIYAHGOMBONG HOSPITAL”

Background, Nursing care for acute pain in Non-ST-segment Elevation Myocardial


Infarct (NSTEMI). Pain arises due to ischemia, pain is a form of discomfort that can be
experienced by everyone. Non-pharmacological pain management by performing non-
pharmacological relaxation techniques using Guided Imagery therapy.
Objective, Explaining of nursing care by giving Guided Imagery therapy to Nstemi
patients with acute pain nursing problems in the ICU Room of PKU Muhammadiyah
Gombong Hospital.
Result, The assessment was carried out on three patients Nstemi in alloanamnesa and
auto-anamnesa, then physical and supporting examinations were carried out. From the
data analysis obtained by the author drawing conclusions priority, nursing problems are
acute pain. After the intervention was carried out and the implementation of Guided
Imagery therapy for 3x24 hours, the patient felt safe and comfortable and there was a
decrease in the scale of pain being mild.
Conclusion, Therapy Guided Imagery can reduce pain in Nstemi patients.
Recommendations, Provision Guided Imagery therapy in patients with impaired safety
and comfort can be proven to be used to reduce the scale of pain, soothe patients to avoid
anxiety/worry. In principle, the treatment of Guided Imagery should be carried out
continuously and independently so that patients who experience impaired safety and
comfort can be overcome.

Keywords ; Acute Pain, Guided Imagery, NSTEMI

Information:
1)
Student of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
2)
Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

ix STIKES Muhammadiyah Gombong


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS......................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... . iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................ 4
C. Manfaat Penelitian............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis................................................................................... 6
1. Pengertian..................................................................................... 6
2. Etiologi......................................................................................... 6
3. Manifestasi klinis.......................................................................... 8
4. Patofisiologi.................................................................................. 8
5. Penatalaksanaan............................................................................ 10
B. Konsep Dasar Masalah Keperawatan ............................................... 12
1. Pengertian..................................................................................... 12
2. Batasan karakteristik.................................................................... 13
3. Faktor penyebab........................................................................... 14
C. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori ......................................... 14
1. Fokus pengkajian.......................................................................... 14
2. Diagnosa keperawatan.................................................................. 16
3. Intervensi (berdasarkan penelitian terkini dan buku teks)............ 16
4. Implementasi keperawatan............................................................ 18

x STIKES Muhammadiyah Gombong


5. Evaluasi keperawatan................................................................... 18
D. Penerapan Guided Imagery............................................................... 19
E. Kerangka Konsep.............................................................................. 21
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Jenis /Desain KIA-N menggunakan Desain Studi Kasus Deskriptif 22
B. Subjek Studi Kasus........................................................................... 22
C. Fokus Studi Kasus............................................................................ 23
D. Definisi Operasional......................................................................... 23
E. Instrumen Studi Kasus..................................................................... 24
F. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 24
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus........................................................ 25
H. Analisis Data dan Penyajian Data.................................................... 25
I. Etika Studi Kasus............................................................................. 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Lahan Praktik.......................................................................... 28
1. Visi dan misi RS PKU Muhammadiyah Gombong.................... 28
2. Gambaran Ruang ICU................................................................ 29
3. Jumlah kasus............................................................................... 30
4. Upaya pelayanan dan penanganan Penyakit.............................. 30
B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan (3 Pasien).......................... 31
1. Pasien Pertama............................................................................ 31
2. Pasien Kedua.............................................................................. 35
3. Pasien Ketiga.............................................................................. 39
C. Hasil Penerapan Tindakan Keperawatan.......................................... 44
D. Pembahasan...................................................................................... 45
1. Analisis karakteristik klien /pasien............................................. 45
2. Analisis masalah keperawatan.................................................... 47
3. Analisis tindakan keperawatan pada diagnosa keperawatan
Utama......................................................................................... 48
4. Analisis tindakan keperawatan sesuai dengan hasil penelitian... 48

xi STIKES Muhammadiyah Gombong


BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 51
B. Saran................................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii STIKES Muhammadiyah Gombong


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Hasil ......................................................................................... 16


Tabel 3.1 Definisi operasional .............................................................................. 23
Tabel 4.1 Distribusi 10 Besar Penyakit tertinggi Di Ruang ICU .......................... 30
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Nilai Skor Awal Dan Akhir ....................... 45

xiii STIKES Muhammadiyah Gombong


DAFTAR BAGAN

Gambar 2.1Kerangka Konsep ............................................................................... 21

xiv STIKES Muhammadiyah Gombong


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 : Lembar Informed Consent


Lampiran 2 : Lembar Asseement Nyeri
Lampiran 3 : Lembar SPO Guided Imagery
Lampiran 4 : Askep Pasien 1
Lampiran 5 : Askep Pasien 2
Lampiran 6 : Askep Pasien 3
Lampiran 7 : Jurnal
Lampiran 8 : Lembar Bimbingan

xv STIKES Muhammadiyah Gombong


BAB I
PENDAHULUAN
`
A. Latar Belakang
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan istilah untuk kumpulan
gejala yang muncul akibat iskemia miokard akut (Black & Hawk, 2009).
Hal ini bisa disebabkan oleh adanya penyempitan kritis arteri koroner
karena aterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli/trombus
yang disebut dengan infark miokard. Penurunan suplai darah ke otot
jantung menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen sehingga sel otot jantung mengalami kematian
(Rochmawati, 2011). Penyebab tersering terjadinya SKA adalah ruptur
plak aterosklerosis dipembuluh darah koroner dan kemudian terjadi lagi
pembentukan trombus intrakoroner. Telah banyak faktor-faktor seperti
usia, jenis kelamin, riwayatmerokok, hipertensi, hiperkolesterolemia,
diabetes mellitus, obesitas, dan gayahidup yang telah dilaporkan
berhubungan dengan terjadinya SKA (Wang et al,2011).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015 mengumumkan bahwa
penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan
diperkirakan 17,5 juta orang meninggal karena penyakit jantung pada
tahun 2012, mewakili 31% dari seluruh kematian global. Di Indonesia
Penyakit jantung saat ini menduduki urutan pertama penyebab kematian,
sekitar 25% dari seluruh kematian hampir disebabkan oleh gangguan
kelainan jantung (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2013 yang dikeluarkan oleh badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI pada 1 Desember
2013, prevalensi gagal jantung pernah di diagnosa dokter di Indonesia
sebesar 0,13 persen, dan berdasarkan diagnosa dokter atau gejala sebesar
0,13 persen.

1
2

Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013


menunjukkan bahwa kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah
sebesar 69,51% (743.204 kasus) dan sebanyak 28.596 kasus merupakan
kasus dekompensasio cordis. Penyakit jantung dan pembuluh darah
merupakan penyakit tidak menular yang menjadikan penyebab utama
kematian selama periode tahun 2009-2013 (Dinas Kesehatan ProvinsiJawa
Tengah, 2013). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen tahun
2014 Kabupaten Kebumen merupakan daerah yang menempati urutan
kedua kasus penyakit jantung setelah semarang dengna jumlah 2.345 kasus
jumlahkejadian penyakit jantung dan pembuluh darah sebanyak 13.603
kasus dan sebanyak 266 kasus merupakan penyakit Sindrom Koroner Akut
(Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen, 2014).
Sindrom Koroner Akut diklarifikasikan menjadi dua yaitu ST-
segment Elevation Myocardial Infarct (STEMI) yaitu oklusi total dari
arteri koroner yang menyebabkan area infark yang lebih luas meliputi
seluruh ketebalan miokardium, yang ditandai dengan adanya elevasi
segmen ST, dan Non ST-segment Elevation Myocardial Infarct (NSTEMI)
yaitu oklusi sebagian dari arteri koroner tanpa melibatkan seluruh
ketebalan miokardium, sehingga tidak ada elevasi segmen ST pada EKG.
Trombosis akut pada arteri koroner diawali dengan ruptur plak yang tidak
stabil. Ruptur plak menyebabkan terjadinya nekrosis pada miokard. Pada
unstable angina, belum terjadi nekrosis sel otot jantung sementara pada
NSTEMI sudah ada. angina yang tidak tertangani dapat berkembang
menjadi NSTEMI hingga STEMI. Jika sumbatan terjadi secara total,
iskemia yang terjadi akan semakin berat dan nekrosis juga semakin luas.
Hal ini dapat menyebabkan manifestasi peningkatan segmen ST pada
STEMI (Pratiwi, 2012).
Gambaran klinis iskemia umumnya berupa nyeri dada substernum
yang terasa berat, menekan, seperti diremas-remas dan terkadang menjalar
ke leher,rahang epigastrium, bahu, atau lengan kiri, atau hanya rasa tidak
enak di dada akibat dari penurunan suplai O2 ke miokard, terjadi

STIKES Muhammadiyah Gombong


3

peningkatan hipoksia jaringan miokardium, dan menyebabkan perubahan


metabolisme miokardium sehingga menimbulkan nyeri dada. Sebagian
kecil pasien (20% sampai 30%) tidak menimbulkan nyeri dada. Silent
infark miocard ini terutama terjadi pada pasien dengan dibetes melitus dan
hipertensi serta pada pasien usia lanjut (Muttaqin, 2014).
Dampak dari kerusakan otot jantung menimbulkan gangguan
pompa jantung yang akan mempengaruhi tubuh secara sistemik
(Rohmawati, 2011). Selain itu dampak dari sindrom koroner akut menurut
Andra (2013), yaitu timbulnya rasa nyeri yang menyebar ke salah satu atau
kedua tangan, leher, atau punggung. Gangguan kebutuhan dasar rasa aman
dan nyaman pada pasien jantung akan menimbulkan masalah keperawatan,
salah satunya adalah nyeri.
Intervensi keperawatan yang dilakukan perawat untuk mengurangi
atau menghilangkan nyeri dilakukan dengan pendekatan farmakologis dan
nonfarmakologis. Intervensi nonfarmakologis merupakan terapi pelengkap
untuk mengurangi nyeri dan bukan sebagai pengganti utama terapi
analgesik yang telah diberikan. Manajemen nyeri non farmakologi dengan
melakukan teknik relaksasi, yang merupakan tindakan eksternal yang
mempengaruhi respon internal individu terhadap nyeri. Manajemen nyeri
dengan tindakan relaksasi mencakup relaksasi otot, nafas dalam, massase,
meditasi dan perilaku(Smeltzer, Bare, Hinkle & Cheever, 2010).
Menurut Patasik (2013) penanganan nyeri dengan tindakan
relaksasi mencakup teknik relaksasi nafas dalam dan guided imagery.
Guided imagery merupakan teknik yang menggunakan imajinasi
seseorang untuk mencapai efek positif tertentu.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizka dan Winta
(2017) dengan judul “Teknik relaksasi imajinasi terbimbing (guided
imagery) menurunkan nyeri pasca serangan jantung” Hasil penelitian yang
dilakukan kepada 12 responden pemberian teknik relaksasi imajinasi
terbimbing (guided imagery) ratarata nyeri sebelum dilakukan intervensi
yaitu 4,17 dan rata-rata setelah di berikan intervensi 3,25. Pada penelitian

STIKES Muhammadiyah Gombong


4

ini di dapatkan ada ada 9 orang pasien yang mengalami penurunan nyeri
dari nyeri yang sedang menjadi ringan dan 3 orang pasien yang di berikan
intervensi tidak mengalami penurunan nyeri. dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh teknik relaksasi imajinasi terbimbing (Guided Imagery) terhadap
penurunan nyeri pasien pasca serangan jantung di ruang Flamboyan
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
Penelitian yang dilakukan oleh Isnanto (2016), tentang Pengaruh
pemberian Relaksasi Guided Imagery Terhadap Nyeri pada pasien pasca
Apendiktomi Di RSUD WIROSABAN, hasil penelitian menyimpulkan
bahwa Guided Imagery berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri
pada pasien pasca Apendiktomi.
Hasil survey yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah
Gombong, di ruang ICU tercatat angka kejadian nstemi dalam tiga bulan
terakhir di ruang ICU sebanyak 14 kasus. Pasien nstemi mengalami nyeri
akut disebabkan oleh gangguan sistem cardiovaskuler. Pada saat studi
pendahuluan di dapatkan data bahwa pasien Nstemi yang mengalami nyeri
sebagian besar diberikan terapi farmakologis dan teknik nafas dalam untuk
menurunkan nyeri. Pasien Nstemi belum pernah dilakukan teknik guided
imagery. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis merasa tertarik
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai efektifitas teknik relaksasi guided
imagery terhadap penurunan nyeri pada pasien nstemi di RS PKU
Muhammadiyah Gombong.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk menjelaskan
hasil Analisis asuhan keperawatan nyeri akut pada pasien Nstemi Di
ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong.

STIKES Muhammadiyah Gombong


5

2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian keperawatan nyeri akut pada pasien
Nstemi Di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong
b. Memaparkan hasil analisa data keperawatan nyeri akut pada pasien
Nstemi Di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong.
c. Memaparkan hasil intervensi keperawatan nyeri akut pada pasien
Nstemi Di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong.
d. Memaparkan hasil implementasi keperawatan nyeri akut pada
pasien Nstemi Di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong.
e. Memaparkan hasil evaluasi keperawatan nyeri akut pada pasien
Nstemi Di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong.
f. Memaparkan hasil analisis inovasi keperawatan (sebelum dan
sesudah tindakan) keperawatan nyeri akut pada pasien Nstemi Di
ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Keilmuan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk mahasiswa
yang berkaitan dengan Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan
rasa nyaman nyeri pada pasien nstemi dan penanganan nonfarmakologi
untuk mengatasi nyeri.
2. Manfaat Aplikatif
a. Penulis
Menambah pengetahuan dan menerapkan tindakan
nonfarmakologis pada Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan
rasa nyaman nyeri dengan guided imagery pada pasien Nstemi.
b. Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat menambah informasi tambahan tentang
cara menangani masalah nyeri pada pasien Nstemi.
c. Pasien dan Keluarga
Dapat menambah pengetahuan serta wawasan pasien Dan keluarga
tentang cara menangani rasa nyeri pada pasien Nstemi.

STIKES Muhammadiyah Gombong


DAFTAR PUSTAKA

Alwi, I., (2009). Infark Miokard Akut Dengan Elevasi ST . In: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: Internapublishing

American Heart Association. (2012). Understand your risk for heart failure.

Andarmoyo, S., & Suharti. (2013). Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan, Konsep
dan Aplikasi Manajemen Nyeri Persalinan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Anderson JL, Adams CD, Antman EM, Bridges CR, Califf RM, & Casey DEl.
(2012) ACCF/AHA Focused Update Incorporated Into the ACCF/AHA
2007 Guidelines for the Management of Patients With Unstable
Angina/Non–ST-Elevation Myocardial Infarction A Report of the
American College of Cardiology Foundation/American Heart Association
Task Force on Practice Guidelines. Diunduh dari
http://circ.ahajournals.org/

Ardhana. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses Edisi Revisi.


Jakarta : Rineka Cipta.

Asmadi. ( 2008 ), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC

Black, J., & Hawk, H. (2009). Medical-Surgical Nursing: Clinical Management


For Positive Outcome, (7thed). St Louis : Elsevier Saunders.

Bowman, G., Watson, R., Beasty, A.T. (2009). Primary Emotions In Patients
After Myocardial Infarction. Journal of Advanced Nursing.

Brannon, L., & Feist, J., Updegraff, J. (2014). Health Psychology: An


Introduction to Behavior and Health 8th Edition. Boston: Wadsworth,
Cengage Learning.

Carpenito, L.J.(2012). Buku saku Diagnosis keperawatan. Jakarta : EGC

Danny, S.S, et.al., (2009), Factors Influencing Major Cardiovascular Event Post
Acute Myocardial Infarction in Woman, Jurnal Kardiologi Indonesia, Vol.
30, No. 1 Departement of Cardiology and Vascular Medicine, Faculty of
Medicine,University of Indonesia National Cardiovascular Center
“Harapan Kita”, Jakarta, Indonesia.

STIKes Muhammadiyah Gombong


Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka
Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publising.

Deswani. (2009). Asuhan keperawatan dan Berfikir Kritis. Jakarta: Salemba


Medika
Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. (2014). Profil Kesehatan Kabupaten
Kebumen tahun 2014. www.pusdatin.kemkes.go.id/resources/3305-
Jateng-Kab-Kebumen/2014

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2013). Profil Kesehatan Profinsi Jawa
Tengah tahun 2013. http://www.depkes.go.id/

Hart, J. (2008). Guided Imagery. Mary Ann Liebert, INC,

Herdman, T . H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis KeperawatanDefinisi &


Klasifikasi2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.

Hidayat, A.A. (2007), Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Data,.
Penerbit Salemba medika

Isnanto. (2016). Pengaruh pemberian Relaksasi Guided Imagery Terhadap Nyeri


pada pasien pasca Apendiktomi Di RSUD WIROSABAN.

Kaplan H.I, & Sadock B.J. (2010). Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Terjemahan Widjaja
Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara

Kasron. (2012). Kelainan dan Penyakit Jantung, Yogyakarta: Nuha Medika.

Kemenkes Ri. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS.


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdf

Kwekkeboom, K.L. & Lisa C. B. (2016). A Systematic Review of Relaxation,


Meditation, and Guided Imagery Strategies for Symptom Management in Heart
Failure : J Cardiovasc Nurs

Lilly, L S., (2011). Pathophysiology of Heart Disease: Edisi 5. Lippincott


Williams&Wilkins

Mubarak. W. I. (2011). Promosi kesehatan. Jogyakarta : Graha ilmu.

Muttaqin, A. (2014). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta

STIKes Muhammadiyah Gombong


Nursalam.(2011). Manajemen Keperawatan.edisi 3.Jakarta :Salemba Medika

Nurulita A., Bahrun U., & Arif M., (2011). Perbandingan Kadar Apolipoprotein
dan Fraksi Lipid Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. JST
Kesehatan.

Packard, R.R., Libby, P. (2008). Inflammation In Atherosclerosis: From Vascular


Biology To Biomarker Discovery And Risk Prediction. Clinical Chemistry.

Patastik, CK. (2013). Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Guided
Imagery Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio
Caesare Di Irna D Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

Potter, P.A & Perry, A.G (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan
(Konsep,proses,dan praktik). Jakarta: EGC.

Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta :


Graha Ilmu.

Pratiwi. (2012). Komplikasi Pada Klien Infark Miokard Akut ST-Elevasi (STEMI)
Yang Mendapat Maupun Tidak Mendapat terapi Reperfusif. Semarang:
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Pugsley, M.K. (2009). Cardiac Drug Development Guide. Springer: New Jersey
Rahmayanti, Y.N (2010). Pengaruh guided imagery terhadap tingkat kecemasan
pada pasien skizofrenia di RSJD Surakarta.

Rendy dan Margareth. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.

Rochmawati. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup


Klien Penyakit Jantung Koroner Di Rumah Sakit Pelni Jakarta.

Rosdahl, C. B., & Kowalski, M. T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Edisi
10. Jakarta: EGC.

Sudoyo, Aru W. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfabeta

STIKes Muhammadiyah Gombong


Sukmadinata, N. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.

Sunaryo, T. (2015). Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Skala


Nyeri Dada Kiri Pada Pasien Acute Myocardial Infarc Di Rs Dr
Moewardi Surakarta.

Udjianti, W. J. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika.

Wang J, Ko DT, Atzema CL, Donovan LR, Graham MM, Huynh T, So DY.
(2011). Rescue percutaneous coronary interventions for failed fibrinolytic
therapy in ST-segmen elevation myocardial infarction: a population-based
study. American Heart Journal

Yusuf, A. M. (2014). Metode Penelitian :Kuantitatif, Kualitatifd an Penelitian


Gabungan, Edisi Pertama. Jakarta.

STIKes Muhammadiyah Gombong


LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
(Informed)

Assalamualaikum Wr. Wb.


Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi Ners
STIKes Muhammadiyah gombong:
Nama : Dhimas Bagus Sanjaya
NIM : A31801114
Judul :Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Pasien Nstemi di Ruang
ICU RS PKU Mumammadiyah Gombong
Bermaksud mengadakan terapi nonfarmakologis guided imagery untuk
mengurangi nyeri dengan judul. Untuk terlaksananya kegiatan tersebut, Saya mohon
kesediaan Saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Kerahasiaan semua
tindakan yang telah dilakukan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan
asuhan keperawatan dan akademik.Apabila Saudara berkenan mengikuti, mohon
kiranya Saudara terlebih dahulu bersedia menandatangani lembar persetujuan
menjadi responden.
Demikianlah permohonan Saya, atas perhatian serta kerjasama Saudara dalam
kegiatan ini, Saya ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Peneliti,

(Dhimas Bagus Sanjaya)


PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : ........................................................................................................
Umur : ........................................................................................................
Jenis Kelamin : ........................................................................................................
Alamat : ........................................................................................................
Pekerjaan : ........................................................................................................
Dengan ini menyatakan telah mendapatkan penjelasan penelitian dan bersedia
untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Dhimas Bagus Sanjaya,
mahasiswa Program Studi Ners STIKes Muhammadiyah gombong. Saya mengerti
dan memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap saya, oleh
karena itu saya bersedia untuk menjadi responden pada penelitian ini.

Gombong ,.......................2018
Responden

(.......................................... )
Skala Pengkuran intensitas nyeri

1. Pasien mennunjuk angka nyeri yang dirasakan berdasarkan skala nyeri


2. Mengukur tingkat nyeri yang dirasakan sebelum dan setelah dilakukan
intervensi
3. Menggunakan skala nyeri untuk mengukur tingkat nyeri

Keterangan :

0 : tidak ada nyeri

1-2 : ringan

4-6 : sedang

7-9 : berat

10 : extreme
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Guided Imagery

A. Pengertian Guided Imagery adalah sebuah teknik yang


menggunakan imajinasi dan visualisasi untuk
membantu mengurangi stres, nyeri dan mendorong
relaksasi.
B. Tujuan Mengarahkan secara lembut seseorang ke dalam
keadaan dimana pikiran mereka tenang dan tetap
rileks
C. Manfaat 1) Mengurangi stress dan kecemasan
2) Mengurangi nyeri
3) Mengurangi tekanan darah tinggi
4) Mengurangi level gula darah (diabetes)
5) Mengurangi alergi dan gejala pernapasan
6) Mengurangi sakit kepala
7) Meningkatkan penyembuhan luka
D. Persiapan Ruangan yang tenang dan nyaman (minimalisir
Lingkungan stimulus)
E. Tahap Pre 1) Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan
Interaksi kecemasan diri sendiri
2) Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri
perawat sendiri
3) Mengumpulkan data tentang pasien
4) Merencanakan pertemuan pertama dengan klien
F. Tahap 1) Berikan salam, tanyakan nama pasien dan
Orientasi perkenalkan diri
2) Menjelaskan prosedur dan tujuan kepada klien
atau keluarga klien
G. Tahap Kerja 1) Memberi kesempatan klien untuk bertanya
2) Menjaga privasi klien
3) Mencuci tangan (Dengan prinsip 7 langkah
benar)
4) Dimulai dengan proses relaksasi pada umumnya
yaitu meminta kepada klien untuk perlahan-
lahan menutup matanya dan fokus pada nafas
mereka
5) Klien didorong untuk relaks, mengosongkan
pikiran dan memenuhi pikiran dengan bayangan
yang membuat damai dan tenang
6) Klien dibawa menuju tempat spesial dalam
imajinasi mereka. Klien dapat merasa aman dan
bebas dari segala gangguan.
7) Pendegaran difokuskan pada semua detail dari
pemandangan tersebut, pada apa yang terlihat,
terdengar dan tercium dimana mereka berada di
tempat special tersebut (Bila keadaan klien
memungkinkan)
8) Dalam melakukan teknik ini, dapat juga
digunakan audiotape dengan musik yang lembut
atau suara-suara alam sebagai background,
waktu yang digunakan 10-20 menit.
H. Terminasi 1) Mengevaluasi perasaan klien
2) Menyimpulkan hasil kegiatan
3) Mengakhiri kegiatan
4) Membereskan lingkungan
5) Mencuci tangan
I. Dokumentasi 1) Mencatat tanggal dan jam dilakukan kegiatan
2) Mencatat kondisi klien sesudah dilakukan
kegiatan

Anda mungkin juga menyukai