Disusun Oleh:
Bismillahirrahmannirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga dengan ridho-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Nyeri Akut Pada Pasien Nstemi di Ruang ICU RS PKU Mumammadiyah
Gombong”.
Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat sehingga saya
bisa menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.
2. Kedua orang tua (Bapak Solih dan Ibu Sri Andayani) yang selalu
meberikan selalu memberikan dukungan baik materil, moral dan spiritual.
3. Hj. Herniyatun, M.Kep.,Sp.Mat. selaku Ketua Sekolah Tinggi
KesehatanMuhammadiyah Gombong.
4. Eka Riyanti, M.Kep.,Sp.Mat. selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
5. Barkah Waladani, M.Kep. selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
selalu memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Isma Yuniar, M.Kep. selaku Dosen Penguji yang memberikan bimbingan
dan pengarahan agar sempurnanya tugas akhir ini.
7. Teman-teman freshgraduate yang selalu memberikan dukungan, motivasi
dan semangat untuk dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.
8. Seluruh rekan-rekan perjuangan Profesi Ners Keperawatan Reguler B13
kelas Kebumen, Cilacap dan Wonosobo.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan
berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Penulis
ABSTRAK
Latar belakang, Asuhan keperawatan nyeri akut pada Non ST-segment Elevation
Myocardial Infarct (NSTEMI). Nyeri timbul akibat iskemia, nyeri merupakan bentuk
ketidaknyamanan yang dapat dialami oleh setiap orang. Manajemen nyeri non
farmakologi dengan melakukan teknik relaksasi non-farmakologi menggunakan terapi
Guided Imagery.
Tujuan umum, Menjelaskan asuhan keperawatan dengan pemberian terapi Guided
Imagery pada pasien Nstemi dengan masalah keperawatan nyeri akut di ICU RS PKU
Muhammadiyah Gombong
Hasil asuhan keperawatan, Pengkajian dilakukan kepada tiga pasien Nstemi secara
alloanamnesa dan auto-anamnesa, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik serta
penunjang. Dari analisa data yang didapatkan penulis menarik kesimpulan masalah
keperawatan prioritas adalah nyeri akut. Setelah dilakukan tindakan intervensi dan
implementasi terapi Guided Imagery selama 3x24 jam didapatkan pasien merasa aman
dan nyaman serta ada penurunan skala nyeri sedang menjadi ringan.
Kesimpulan, Terapi Guided Imagery dapat mengurangi nyeri pada pasien Nstemi.
Rekomendasi, Pemberian terapi Guided Imagery pada pasien dengan gangguan rasa
aman dan nyaman terbukti dapat digunakan untuk mengurangi skala nyeri, menenangkan
pasien terhindar dari rasa cemas/khawatir. Pada prinsipnya terapi Guided Imagery
sebaiknya dilakukan secara kontinyu dan mandiri sehingga pasien yang mengalami
gangguan rasa aman dan nyaman dapat teratasi.
Keterangan:
1)
Mahasiswa Profesi Ners STIKes Muhammadiyah Gombong
2)
Dosen Pembimbing Program Studi Profesi Ners STIKes Muhammadiyah Gombong
ABSTRACT
Information:
1)
Student of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
2)
Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
1
2
ini di dapatkan ada ada 9 orang pasien yang mengalami penurunan nyeri
dari nyeri yang sedang menjadi ringan dan 3 orang pasien yang di berikan
intervensi tidak mengalami penurunan nyeri. dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh teknik relaksasi imajinasi terbimbing (Guided Imagery) terhadap
penurunan nyeri pasien pasca serangan jantung di ruang Flamboyan
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
Penelitian yang dilakukan oleh Isnanto (2016), tentang Pengaruh
pemberian Relaksasi Guided Imagery Terhadap Nyeri pada pasien pasca
Apendiktomi Di RSUD WIROSABAN, hasil penelitian menyimpulkan
bahwa Guided Imagery berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri
pada pasien pasca Apendiktomi.
Hasil survey yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah
Gombong, di ruang ICU tercatat angka kejadian nstemi dalam tiga bulan
terakhir di ruang ICU sebanyak 14 kasus. Pasien nstemi mengalami nyeri
akut disebabkan oleh gangguan sistem cardiovaskuler. Pada saat studi
pendahuluan di dapatkan data bahwa pasien Nstemi yang mengalami nyeri
sebagian besar diberikan terapi farmakologis dan teknik nafas dalam untuk
menurunkan nyeri. Pasien Nstemi belum pernah dilakukan teknik guided
imagery. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis merasa tertarik
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai efektifitas teknik relaksasi guided
imagery terhadap penurunan nyeri pada pasien nstemi di RS PKU
Muhammadiyah Gombong.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk menjelaskan
hasil Analisis asuhan keperawatan nyeri akut pada pasien Nstemi Di
ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong.
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian keperawatan nyeri akut pada pasien
Nstemi Di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong
b. Memaparkan hasil analisa data keperawatan nyeri akut pada pasien
Nstemi Di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong.
c. Memaparkan hasil intervensi keperawatan nyeri akut pada pasien
Nstemi Di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong.
d. Memaparkan hasil implementasi keperawatan nyeri akut pada
pasien Nstemi Di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong.
e. Memaparkan hasil evaluasi keperawatan nyeri akut pada pasien
Nstemi Di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong.
f. Memaparkan hasil analisis inovasi keperawatan (sebelum dan
sesudah tindakan) keperawatan nyeri akut pada pasien Nstemi Di
ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Keilmuan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk mahasiswa
yang berkaitan dengan Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan
rasa nyaman nyeri pada pasien nstemi dan penanganan nonfarmakologi
untuk mengatasi nyeri.
2. Manfaat Aplikatif
a. Penulis
Menambah pengetahuan dan menerapkan tindakan
nonfarmakologis pada Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan
rasa nyaman nyeri dengan guided imagery pada pasien Nstemi.
b. Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat menambah informasi tambahan tentang
cara menangani masalah nyeri pada pasien Nstemi.
c. Pasien dan Keluarga
Dapat menambah pengetahuan serta wawasan pasien Dan keluarga
tentang cara menangani rasa nyeri pada pasien Nstemi.
Alwi, I., (2009). Infark Miokard Akut Dengan Elevasi ST . In: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: Internapublishing
American Heart Association. (2012). Understand your risk for heart failure.
Andarmoyo, S., & Suharti. (2013). Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan, Konsep
dan Aplikasi Manajemen Nyeri Persalinan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Anderson JL, Adams CD, Antman EM, Bridges CR, Califf RM, & Casey DEl.
(2012) ACCF/AHA Focused Update Incorporated Into the ACCF/AHA
2007 Guidelines for the Management of Patients With Unstable
Angina/Non–ST-Elevation Myocardial Infarction A Report of the
American College of Cardiology Foundation/American Heart Association
Task Force on Practice Guidelines. Diunduh dari
http://circ.ahajournals.org/
Bowman, G., Watson, R., Beasty, A.T. (2009). Primary Emotions In Patients
After Myocardial Infarction. Journal of Advanced Nursing.
Danny, S.S, et.al., (2009), Factors Influencing Major Cardiovascular Event Post
Acute Myocardial Infarction in Woman, Jurnal Kardiologi Indonesia, Vol.
30, No. 1 Departement of Cardiology and Vascular Medicine, Faculty of
Medicine,University of Indonesia National Cardiovascular Center
“Harapan Kita”, Jakarta, Indonesia.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2013). Profil Kesehatan Profinsi Jawa
Tengah tahun 2013. http://www.depkes.go.id/
Hidayat, A.A. (2007), Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Data,.
Penerbit Salemba medika
Kaplan H.I, & Sadock B.J. (2010). Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Terjemahan Widjaja
Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara
Nurulita A., Bahrun U., & Arif M., (2011). Perbandingan Kadar Apolipoprotein
dan Fraksi Lipid Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. JST
Kesehatan.
Patastik, CK. (2013). Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Guided
Imagery Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio
Caesare Di Irna D Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Potter, P.A & Perry, A.G (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan
(Konsep,proses,dan praktik). Jakarta: EGC.
Pratiwi. (2012). Komplikasi Pada Klien Infark Miokard Akut ST-Elevasi (STEMI)
Yang Mendapat Maupun Tidak Mendapat terapi Reperfusif. Semarang:
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Pugsley, M.K. (2009). Cardiac Drug Development Guide. Springer: New Jersey
Rahmayanti, Y.N (2010). Pengaruh guided imagery terhadap tingkat kecemasan
pada pasien skizofrenia di RSJD Surakarta.
Rendy dan Margareth. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rosdahl, C. B., & Kowalski, M. T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Edisi
10. Jakarta: EGC.
Sudoyo, Aru W. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.
Wang J, Ko DT, Atzema CL, Donovan LR, Graham MM, Huynh T, So DY.
(2011). Rescue percutaneous coronary interventions for failed fibrinolytic
therapy in ST-segmen elevation myocardial infarction: a population-based
study. American Heart Journal
Peneliti,
Gombong ,.......................2018
Responden
(.......................................... )
Skala Pengkuran intensitas nyeri
Keterangan :
1-2 : ringan
4-6 : sedang
7-9 : berat
10 : extreme
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Guided Imagery