Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN. S YANG DIRAWAT DI R. BOUGENVILE RSUD MAJENANG


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT : POST OP TVP ( BPH )
Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah ( KMB )

Disusun Oleh :
Kristy Vanda Novathyka
A12019053

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG


2021
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan
Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut : Post Op TVP ( BPH )

A. PENGERTIAN
Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan
individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terkadang dialami
individu. Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri itu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang
merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada seorang pasien di rumah sakit (Perry
& Potter, 2009).
Nyeri diartikan berbeda-beda antar individu, bergantung pada persepsinya.Walaupun
demikian, ada satu kesamaan mengenai persepsi nyeri. Secara sederhana, nyeri dapat diartikan
sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang
berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga individu
merasa tersiksa, menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis, dan
lain-lain (Perry & Potter, 2009).
Menurut PPNI (2016) Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Jadi nyeri merupakan suatu rasa tidak nyaman yang dirasakan seseorang setelah mengalami
cedera yang disebabkan oleh agen pencedera fisiologis, kimiawi, maupun fisik.
B. BATASAN KARAKTERISTIK
Batasan karakteristik nyeri akut menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) pada data mayor,
subjektif : mengeluh nyeri, objektif : tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi
nadi meningkat, dan sulit tidur. Pada data minor, objektif : tekanan darah meningkat.
C. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
1) Agen pencedera fisiologis
2) Agen pencedera kimiawi
3) Agen pencedera fisik
D. PATHWAY
E. FOKUS PENGKAJIAN
1) Identitas Pasien
Meliputi nama, alamat, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, no.
RM, tanggal masuk RS.
2) Keluhan Utama
Nyeri
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri, tidak bisa BAK
4) Riwayat Penyakit Terdahulu
Tidak ada
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
6) Pemeriksaan Fisik
 Kesehatan Umum
Keadaan pasien dengan memeriksa keadaan kesadaran, tinggi badan, BB, GCS, GDS /
GDP dan TTV ( TD, suhu, nadi, SPO2, RR ).
TD : 120/70 mmHg, suhu 360C, RR 20 x/mnt, SPO2 97%, nadi 82 x/mnt, GCS 15, skala
nyeri (5), GDS 170.
 Ekstremitas Atas, Ektremitas Bawah, Kepala, dan Leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, ada tidaknya limfadenopati, edema pada
ekstremitas atas dan bawah, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, dan
gangguan pengecap.
 Sistem Integumen
Kaji turgor kulit, ada tidaknya jejas/luka, kelembaban dan suhu kulit.
 Sistem Pernapasan
Ada tidaknya sesak, batuk, sputum, nyeri dada. Cara pengkajian menggunakan IPPA
yang dilakukan pada jantung dan paru-paru.
7) Diagnosa Yang Mungkin Muncul
 ( D. 0077 ) Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik
 ( D. 0054 ) Gangguan Moblitas Fisik b.d Nyeri
F. FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx. Keperawatan SIKI Rasionalisasi
.
1. ( D. 0077 ) ( I.08238 ) Manajemen Nyeri : Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman
Nyeri Akut b.d Agen 1. Identifikasi lokasi, kaarkteristik, durasi, sensorik atau emosional yang berkaitan
Pencedera Fisik frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dengan kerusakan jaringan atau fungsional
2. Identifikasi skala nyeri dengan onset mendadak atau lambat dan
3. Identifikasi respons nyeri non verbal berintensitas ringan hingga berat dan
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan konstan.
memperingan nyeri
5. Berikan terapi nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
7. Anjurkan strategi meredakan nyeri secara
mandiri
8. Kolaborasi pemberian analgenik
2. ( D. 0054 ) ( I.05173 ) Dukungan Moblisasi : Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan
Gangguan Moblitas Fisik b.d 1. Identifikasi toleransi fisik melakukan aktivitas pergerakan fisik.
Nyeri pergerakan
2. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
darah sebelum moblisasi
3. Monitor kondisi umum selama melakukan
melakukan mobilisasi
4. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
bantu
5. Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakan
6. Ajarkan moblisasi sederhana

G. DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif. (2015). NANDA Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta: Media Action.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai