Anda di halaman 1dari 30

PETUNJUK PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSIS

Penyusus :
Atik Hidayati, S.Si., Apt
Saepudin, S.Si., Apt
Asih Triastuti, S.F., Apt

JURUSAN FARMASI FMIPA


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2008
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, buku petunjuk praktikum Farmakognosi ini berhasil


disusun. Petunjuk ini disusun sebagai sarana untuk memudahkan
mahasiswa dalam pelaksanaan praktikum Farmakognosi Jurusan Farmasi
Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia.
Buku petunjuk ini merupakan penyempurnaan buku petunjuk praktikum
farmakognosi-fitokimia II, yang disusun berdasarkan pada materi kuliah
farmakognosi dengan mengacu pada buku-buku standar dan perkembangan
obat alam.
Akhir kata, buku petunjuk ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk membantu penyernpurnaan
praktikum ini agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya Farmakognosi-Fitokirnia.

Yogyakarta, Agustus 2005

Penyusun
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................ i


Daftar Isi ..................................................................................... ii
Unit 1 .......................................................................................... 1
Unit 2 .......................................................................................... 9
Unit 3 .......................................................................................... 18
Unit 4 .......................................................................................... 25
Unit 5 .......................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

UNIT I DAFTAR PUSTAKA


PEMERIKSAAN BAHAN NABATI
Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departernen Kesehatan
Tujuan praktikum Republik Indonesia, Jakarta
Dengan melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu
memahami isi dan maksud deskripsi simplisia di dalarn buku Materia Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid II. Departemen Kesehatan
Medika Indonesia (MMI) dan buku-buku lain yang terkait. Republik Indonesia. Jakarta

Pendahuluan Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departernen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
Laboratorium farmakognosi mempunyai tugas antara lain
mengevaluasi simplisia nabati dan kandungan kimianya. Identifikasi Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan
diantaranya dapat dilakukan terhadap simplisia baik dalam keadaan tunggal Republik !ndonesia, Jakarta
maupun campuran dari bahan utuh / rajangan ataupun serbuk.
Dalam ruang lingkup obat tradisional (OT) dan fitofarmaka Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan
pertimbangan utama yang harus diperhatikan adalah tujuan dilakukannya Republik Indonesia, Jakarta
analisis, macam kandungan tanaman pengganggu dan ketersediaan alat.
Masalah aktual yang banyak memerlukan ketepatan pemilihan metode Anoi.irn, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan
analisis adalah pembuktian kebenaran komposisi dan standarisasi kadar Republik Indonesia, Jakarta
kandungan aktif atau zat identitas sediaan.
Pemeriksaan mutu simplisia umumnya diawali begitu sampai pada Bettolo, G.B.M., Nicoletti, M. and Patamia, M., 1981, Plant Screening by
tahap akhir proses penyimpanan simplisia, yaitu setelah dilakukan sortasi Chemical and Chromatographic Procedurs Under Field
kering. Untuk memeriksa mutu simplisia sudah ada pedoman resmi dari Condition, J. of Chromatog., p. 213
Departemen Kesehatan RI yaitu monografi-monografi yang tertera dalam
Farmakope Indonesia (FI), Ekstra farmakope Indonesia (EFI), dan Materia Claus, E.P., 1970, Pharmacognosy, Lea & Febiger, Philadelphia
Medika Indonesia(MMI). Pengujian mutu simplisia meliputi pemeriksaan
a. Organoleptis Stahl, E.,……, Drug Analysis by Chromnatography and Microscopy, Ann
b. kebenaran jenis simplisia, yang dapat ditentukan secara Arbor Science Publisher Inc., Michigan
1. makroskopik dan mikroskopik
2. kimia, identifikasi komponen kimiawi dominan dalam simplisia Wagner, H., Bladt, S. and Zgainski. E.M., 1984, Plant Drug Analysis A
secara kualitatif dan kuantitatif Thin Layer Chromatography Atlas, Jilid I, Departemen
c. kadar air dan susut pengeringan dengan metode resmi yang berlaku Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
atau metode lain yang sesuai
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

Larutan D dan larutan E d. kemurnian sari yang terlarut dalam etanol, batas bahan organik
Fase gerak : sikloheksan-dietilamina (2:7) v/v asing dan kadar abu
Fase diam : Silika gel GF234 e. pemeriksaan aktivitas farmakologi
Deteksi : pereaksi semprot Dragendorf dilanjutkan dengan NaNO2 f. untuk simplisia asal kultur jaringan dilakukan pemeriksaan cemaran
pestisida (apabila diperlukan)
Larutan F
Fase gerak : heksana-etil asetat (96:4), pengembangan 2x Metode mikroskopi merupakan salah satu cara yang dapat
Fase diam : Silika gel GF254 digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pemalsuan simplisia, namun
Deteksi : sinar UV 254, anisaldehid asam sulfat terbatas pada segi kualitatif saja. Untuk maksud ini, penganalisis harus
memahami betul ciri khas dari setiap simplisia secara mikroskopi.
Catatan : Untuk mendapatkan kromatogram yang baik, sari yang diperoleh Yang dirnaksud haksel adalah simplisia dalam bentuk rajangan,
dari penyarian perlu dipekatkan, dan residu dilarutkan dalam pelarut irisan, fragmen atau utuh yang biasanya terdapat dalam ramuan atau
organik yang sesuai. sediaan (haksel tidak berbentuk serbuk).
Pertelaan atau deskripsi yang diperlukan dalarn mendeskripsikan
Pembanding sang digunakan suatu simplisia melipuii tumbuhan atau tanaman asal, suku atau familia,
- Flavonoid : Larutan rutin 0,05% dalam metanol bentuk sediaan dan pertelaan secara organoleptis, ciri khas (bila ada),
- Antrakinon : Larutan Rhei radix (0,5 g) dipanaskan dalam ukuran bila perlu, serta gambar dari contoh simplisia yang dideskripsikan.
methanol (5 ml) selama 5 menit, saring, filtrat
diuapkan sampai 0,5 ml. Totolkan 20 µl.
- Saponin : Larutan daging buah Sapindus rarak (2 g serbuk
direfluks dengan 10 ml etanol 70% selama 10
menit)
- Kumarin : Larutan Rutae Herba (0,5 g serbuk dipanaskan
sambil diaduk dalam 5 ml metanol selama 30
menit, saring, filtrat diuapkan sampai 0,5 ml).
Totolkan 20 µl.
- Tanin : Larutan asam tannat 0,05% dalam etanol 70%
sebanyak 10
- Kardenolida : Larutan digoksin, lanatosida C (5 mg serbuk
dalam 2 ml metanol pada 60°C)
- Alkaloida : Larutan piperin 1% dan kofein dalam etanol
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

PERCOBAAN I  Larutan A : untuk uji antrakinon, senyawa fenolat, flavonoid,


IDENTIFIKASI AMILUM SECARA KIMIAWI DAN kumarin dan steroid
MIKROSKOPI  Larutan B : untuk uji antrakinon, glikosida, saponin dan tanin
 Larutan C : untuk uji kardenolida, saponin, glikosida antrakinon
I. TUJUAN PERCOBAAN dan glikosida flavc:ioid
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa  Larutan D : untuk uji alkaloid tertier
mengetahui dan dapat membedakan macam-macam amilum yang  Larutan E : untuk uji alkaloid kuartener
umum digunakan dalam sediaan farmasi.  Larutan F : untuk uji terpenoid

II. BAHAN UJI Sistern KLT yang digunakan adalah sebagai berikut :
- Amilum oryzae (pati beras) Larutan A
- Amilum tritici (pati gandum) / maezena  jagung Fase gerak : etil asetat-kloroforrn (9:11)
- Amilum manihot (pati tapioca) Fase diam : Silika gel GF254.
- Amilum marantae (pati garut) Deteksi : FeCl3, garam fast blue atau vanillin asam sulfat
- Amilum solani (pati kentang)
Larutan B
III. PEREALSI DAN ALAT Fase gerak : 1. etilasetat-metanol-air (100:13,5:10)
Pereaksi yang digunakan : Fase diam : 1. Silika gel
- Aquadest 2. Silika gel GF254
- Larutan iodium Deteksi : 1. Besi (III) klorida
2. Sitroborat
Alat yang digunakan : 3. KOH etanolis
- Gelas obyek
- Gelas penutup Larutan C
- Mikroskop Fase gerak : 1. n-butanol-asam asetat-air (5:1:4) v/v fase atas
- Beker glass 2. Kloroform-metanol-air (64:50:10) v/v 20°C
- Pipet tetes Fase diam : 1. Silika gel GF254
- Tabung reaksi kecil 2. Silika gel GF254
Deteksi : 1. Lieberrnann Burchard
2. Vanilin-asam sulfat
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

2. Skema penyarian alkaloida IV. CARA KERJA


1. Pemeriksaan amilum dengan larutan iodiurn
Masukkan larutan amilum 1% (Ingat, apa arti %?) untuk
Serbuk Simpleks (2-3 g)
semua jenis amilum yang diperiksa dalam tabung reaksi.
Tambahkan beberapa tetes larutan iodium. Catat warna yang
Disari dengan petroleum eter 10 ml,
50oC, 5 menit
terjadi untuk masing-masing jenis amilum yang diperiksa.
2. Pemeriksaan amilum secara mikroskopi
Ambil sedikit amilum (secukupnya). Letakkan di atas gelas
Sisa
Fraksi petroleum eter obyek, tetesi dengan sedikit air dan tutup dengan gelas
(larutan F)
penutup. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah
Disari dengan HCl 1% 10 ml, (12,5 x 10) dan perbesaran kuat (12,5 x 40). Analisis bentuk
50oC, 5 menit
amilum dari masing-masing spesies tanaman.

V. TUGAS
Sisa dibuang Fraksi HCl
1. Gambar hasil pengamatan yang anda peroleh pada kertas
gambar. Tunjukkan bagian-bagian amilum hasil pengamatan
anda, dan jelaskan perbedaan bagian-bagian untuk setiap jenis
Uji dengan pereaksi Dragendorf, bila positif + amilum yang anda periksa.
NaHCO3 1 M ad. PH 8-9 disari dengan
CHCL3 10 ml 2. Sebutkan tanaman asal beserta familia untuk masing-masing
amilum yang anda periksa.
Lapisan atas

Lapisan bawah
Dinetralkan dengan
CH3COOH

Disari dengan HCl 1%


Larutan E

Lapisan bawah Lapisan atas


(disingkirkan) (larutan D)
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

PERCOBAAN II 1. Skema pembuatan larutan percobaan untuk KLT


PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa
dapat mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan mikroskop
serta dapat menyebutkan ciri khas simplisia yang diperiksa.

II. BAHAN UJI


- Simplisia daun
1. Daun digitalis
2. Daun the
3. Daun tempuyung
4. Daun dewa
- Simplisia kulit butang
1. Kulit manis jangan
2. kulit kina
- Simplisia akar dan rimpang
1. Akar kelembak
2. Akar ipekak
3. Rimpang jahe
4. Rimpang temu lawak
5. Rimpang kunyit

III. PEREAKSI DAN ALAT


Pereaksi yang digunakan
- Larutan kloralhidrat

Alat yang diperlukan


- Gelas obyek - Lampu spiritus
- Gelas penutup - Penjepit
- Mikroskop - Kertas dan pensil
- Pipet tetes
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

9. Identifikasi glikosida sianogen IV. CARA KERJA


- Identifikasi dilakukan terhadap potongan batang atau daun 1. Ambil sedikit serbuk simplisisa yang akan diperiksa, letakkan
yang masih segar. di atas gelas obyek. Hangatkan di atas lampu spiritus, dan
- Kertas pikrat dibuat dengan mencelupkan potongan kertas dijaga agar jangan sampai mendidih. Tutup dengan gelas
saring ke dalarn larutan asarn pikrat jenuh (0,05 M) dalam penutup.
air, yang sebelumnya dinetralkan dengan NahCO3 dan 2. Amati masing-masing simplisia yang telah diperlakukan sesuai
disaring. Setelah dikeringkan, kertas dapat disimpan lama. dengan cara pada point 1. Gunakan perbesaran lemah dan
- Beberapa potongan helai bahan uji yang masih segar perbesaran kuat.
ditempatkan dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan setetes
atau dua tetes air dan toluena, kemudian dilumatkan V. TUGAS
dengan menggunakan batang pengaduk. Tabung kemudian 1. Gambarlah hasil pengamatan yang telah anda peroleh pada
ditutup sampai kedap dengan gabus yang digantungi kertas kertas yang telah anda sediakan. Tunjukkan bagian-bagian
pikrat. Inkubasi dilakukan selama 2 jam pada suhu 40°C. atau fragmen-fragmen sel yang anda temukan pada
Adanya asam sianida yang dibebaskan akan pengamatan untuk masing-mamg simplisia. Bandingkan
mengakibatkan terjadinya perubaaan warna pada kertas dengan gambar yang ada pada buku standar (MMI)
pikrat dari kuning menjadi coklat kemerahan. Apabila 2. Sebutkan tanaman asal untuk masing-masing simplisia yang
reaksi negatif, tabung tersebut tetap disimpan selama 2 hari anda periksa, dan sebutkan pula kegunaan masing-masing
untuk diamati lagi. Setelah 2 hari, diamati apakah asam simplisia secara empiris di masyarakat maupun aplikasinya
sianida dibebaskan atau tidak. dalam dunia farmasi.
10. Identifikasi secara KLT
Skema pembuatan larutan percobaan untuk KLT (Lihat pada
halaman herikut)
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

PERCOBAAN III 7. Uji kardenolida


PEMERIKSAAN HAKSEL Sebanyak 2 g serbuk simpleks diLambah 10 ml air, dipanaskan
di atas penangas air mendidih selama 30 menit. Disaring,
I. TUJUAN PERCOBAAN sebanyak 2 ml filtrat yang diperoleh ditambah dengan asam
Sesudah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan 3,5-dinitro benzoat sebanyak 0,4 ml dan KOH IN sebanyak 0,6
dapat melakukan identifikasi beberapa macam haksel yang biasa ml dalam metanol. Terjadinya warna biru-ungu menunjukkan
digunakan dalam ramuan untuk pengobatan atau tersedia di adanya kardenolida (glikosida jantung). Untuk penegasan lebih
apotek. lanjut, fltrat yang lain sebanyak 2 ml dicampur dengan
kloroform sebanyak 2 mnl. Lapisan atas diambil dengan pipet.
II. BAHAN DAN ALAT Lapisan bawah ditambah dengan asam 3,5 dinitrobenzoat
Bahan uji yang diperiksa yaitu simplisia yang berasal dari daun, sebanyak 0,5 ml. Terjadinya warna biru-ungu menunjukkan
kulit batang, akar dan rimpang : adanya kardenolida.
- Melaleuca Fructus (Merica bolong)
- Curcuma aeruginosa Rhizoma (Rimpang Temu lawak) 8. Identifikasi Saponin
- Curcuma longae Rhizoma ( Rimpang Kunyit) Sebanyak 100 mg serbuk simpleks ditambah dengan 10 ml air
- Abri Folium (Daun Saga) di dalam tabung reaksi, tutup dan, kocok kuat-kuat selama 30
- Calami Rhizoma ( Dringo) detik. Biarkan iabung reaksi dalam posisi tegak selama 30
- Guazumae Folium (Daun Jatilanda) menit. Apabila buih yang berbentuk seperti sarang lebah
- Languatis Rhizoma (Rimpang Lengkuas) setinggi kurang lebih 3 cm dari permukaan cairan terbentuk,
- Parkiae Semen (Biji Kedawung) menunjukkan adanya saponin. Uji lain dilakukan dengan pipa
- Phyllanthi Herba (Herba Meniran) kapiler diameter 1 mm dan panjang 12,5 mm. Larutan hasil
- Usneae Thallus ( Kayu angin) pemanasan serbuk simpleks sebanyak 2 g dalam 10 ml air
- Sappan Lignum (Kayu Secang) selama 30 menit dan telah disaring, dimasukkan ke dalam pipa
- Orthosiphonis Folium (Daun Kumis Kucing) kapiler penuh-penuh. Pipa kapiler diletakkan dalam posisi
- Andrographis Folium (Daun Sambiloto) tegak, kemudian cairan dibiarkan mengalir bebas. Tinggi
- Tinosporae Caulis (Batang Brotowali) cairan yang tertinggal dibandingkan dengan tinggi air suling
- Amomi Fructus (Buah Kapulaga) yang diperlakukan sarna seperti filtrat. Bila tinggi cairan filtrat
- Piper relrofractum fructus (buah cabe jawa) setengah atau kurang dari tinggi air suling maka adanya
- Morinda citrifolia fructus (buah mengkudu) saponin dapat diperhitungkan.
- Foeniculum vulgare fructus (buah adas)
- Parameria barbata lignum (kayu rapat)
- Alstonis scholaris korteks (kulit batang pule)
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

4. Adentifikasi Antrakinon. Alat Yang digunakan :


Sebanyak 300 mng serbuk simpleks dididihkan selama 2 menit - Kaca pembesar (loup)
dengan 10 ml KOH 0,5N dan 1 ml larutan hidrogen peroksida. - Pensil
Setelah dingin, suspensi disaring melalui kapas. Filtrat - Kertas Gambar
sebanyak 5 ml ditambah dengan asam asetat sebanyak 10 tetes
sampai pH 5 kemudian ditambah toluena sebanyak 10 ml. III. CARA PEMERIKSAAN
Lapisan atas sebanyak 5 ml dipindahkan dengan pipet dan Ambil sedikit contoh yang dapat mewakili (representatif) simplisia
dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambah KOH yang akan diperiksa. Deskripsikan wujudnya secara umum, dan
0,5N. Warna merah yang terjadi pada lapisar air (basa) sebutkan ciri-ciri khas / spesifik yang mungkin dimiliki. Lakukan
menunjukkan adanya senyawa antrakinon. uji secara organoleptis (warna, bau, dan rasa), jika perlu haksel
dapat dirobek, dipatahkan atau dirernuk.
5. Identifikasi Senyawa Polifenol
Sebanyak 2 g serbuk simpleks dipanaskan dengan air sebanyak IV. TUGAS
10 ml selama l0 menit diatas penangas air mendidih. Disaring 1. Gambarlah contoh simplisia yang telah anda periksa sehingga
panas-panas, setelah dingin ditambah pereaksi besi (III) anda dapat mengingatnya.
klorida febanyak 3 tetes. Terjadinya warna hijau-biru 2. Sebutkan tanaman asal dari simplisia yang anda periksa
menunjukkan adanya polifenolat. Uji diulang dengan filtrat beserta khasiatnya dalarn pengobatan.
hasil pendidihan serbuk simpleks dengan etanol 80% selama
10 menit di atas penangas air.

6. Identifikasi Tanin
Sebanyak 2 g serbuk simpleks dipanaskan dengan air sebanyak
10 ml selama 30 menit di atas panangas air. Disaring, filtrat
sebanyak 5 m1 ditambah dengan natrium klorida 2% sebanyak
1 ml. Bila terjadi suspensi atau endapan, disaring melalui
kertas saring. Filtrat kemudian ditambah dengan larutan
gelatin 1% sebanyak 5 ml. Terbentuknya endapan
menunjukkan adanya tanin atau zat samak.
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

UNIT 2 gugus hidrofilik (gugus gula, asam, fenolat, dsb.). Pada


MINYAK ATSIRI penambahan KOH (3 tetes) warna larutan menjadi lebih
intensif.
Minyak atsiri merupakan senyawa minyak yang berasal dari bahan
tumbuhan dengan beberapa sifat, antara lain : sangat mudah menguap 3. Identifikasi Alkaloid
apabila dibiarkan pada udara terbuka, memiliki bau khas seperti pada Serbuk tumbuhan (2 g) dipanaskan dalam tabung reaksi besar
tumbuhan aslinya, umumnya tidak berwarna tetapi semakin lama menjadi dengan asam klorida 1% sebanyak 10 ml selama 30 menit
gelap karena mengalami oksidasi dan pendamaran. Karena sifatnya yang dalam penangas air mendidih. Suspensi disaring dengan kapas
mudah menguap, minyak atsiri sering pula disebut sebagai minyak ke dalam tabung reaski A dan tabung reaksi B sama banyak.
menguap (volatile oil) atau minyak eteris. Larutan pada tabung A dibagi dua sama banyak, kemudian
Di dalam tumbuhan, minyak atsiri terutama terdistribusi pada daun kedalam larutan dalam tabung A-1 ditambahkan pereaksi
dan bunga. Berdasarkan kategori familianya, minyak atsiri terakumulasi Dragendorf sebanyak 3 tetes, dan kepada larutan dalam tabung
pada bagian khusus, misalnya pada trikoma glanduler (Lamiaceae), pada A-2 ditambahkan pereaksi Mayer 3 tetes. Terbentuknya
sel parenkim yang termodifikasi (Piperaceae), pada sel minyak / vittae endapan dengan kedua pereaksi pengendap alkaloid tersebut
(Apiaceae), pada kelenjar minyak (Rutaceae, Pinaceae). Pada tumbuhan menunjukkan adanya alkaloid. Adanya alkaloid dari basa-basa
dengan familia Coniferaceae, minyak atsiri terdapat hampir pada seluruh tersier atau kuarterner dapat ditunjukkan dengan penambahan
jaringan. Pada familia Rosaceae minyak atsiri terutama terdapat pada petala serbuk natrium karbonat sampai pH 8 - 9, kernudian dicampur
bunga, sedangkan pada tumbuhan genus Cinnamon minyak atsiri terdapat dengan 4 ml kloroform, aduk pelan-pelan. Setelah kloroform
pada batang dan juga daun. Pada familia tumbuhan yang lain, minyak atsiri memisah, diambil dengan pipet dan ditambah dengan asam
mungkin terakumulasi pada tempat-tempat tertentu yang berlainan. asetat sampai pH 5. Aduk dan pisahkan lapisan atas dengan
Minyak atsiri dapat terjadi langsung dari aktivitas protoplasma, pipet. Tambahkan 5 tetes pereaksi Dragendorf pada lapisan
dekomposisi lapisan resigen dinding sel atau dari hidrolisis senyawa atas yang diperoleh. Terbentuknya endapan menunjukkan
tertentu. Komposisi minyak atsiri sangat beragam dan terdiri dari beberapa adanya alkaloid dari basa kuarterner. Kemudian lapisan bawah
komponen yang sangat kompleks. ditambah asam klorida 1% sebanyak 10 tetes, diaduk dan
pisahkan lapisan atas. Tambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorf.
Komponen minyak atsiri dapat berupa : Terbentuknya endapan menunjukkan adanya alkaloida dari
1. Hidrokarbon basa tersier.
Monoterpena (C10H16) terdapat dalam hampir semua minyak atsiri.
Seskuiterpena (C20H32) terdapat dalam banyak minyak atsiri.
Diterpena (C20H32) hanya terdapat pada beberapa minyak atsiri.
Terpena merupakan komponen utama minyak atsiri,
misalnya : Fellandren (Piperis nigri Fructus) dan Kadinen (Piper
cubebae Fructus)
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

PERCOBAAN XII 2. Alkohol


SKRINING FITOKINIIA Terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya alkohol alifatik, asiklik,
dan dapat pula dalarn bentuk esternya. misalnya : menthol (Oleum
I. TUJUAN PERCOBAAN Menthae piperitae) dan d-borneol (Oleum Cardamomi).
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu
mengidentifikasi senyawa golongan flavonoid, antrakinon, 3. Aldehida
saponin, alkaloid dan senyawa golongan fenolikpolifenol dalarn Terdapat dalam minyak atsiri dalam bentuk alifatik, asiklik,
suatu bahan. heterosiklik dan aromatik. Contoh : Sinamil aldehida, (Oleum
Cinnamomi).
II. BAHAN UJI
Serbuk simplisia yang akan diperiksa 4. Keton
Terdapat dalarn minyak atsiri dalam bentuk alifatik, asiklik,
III. CARA KERJA heterosiklik dan aromatik. Contoh : Carvon (Oleum Sinapis dan
1. Pembuatan serbuk simpleks Oleum Menthae piperitae)
Pengumpulan bahan simpleks (seluruh tumbuhan atau bagian
tumbuhan tertentu) dilakukan dari daerah tertentu, pada bulan 5. Fenol
tertentu, berasal dari tumbuhan tertentu yang berada dalam Bersifat sebagai antiseptik, misalnya : Eugenol (Oleum
masa tertentu. Bahan yang sudah dikumpulkan tersebut dicuci Carryophylli) dan timol (thymi herba)
dengan air mengalir, kemudian dikeringkan dengan cepat.
Pengeringan dapat dilakukan dengan jalan diangin-anginkan 6. Eter fenolat
dalam suhu kamar, dipanaskan dalam almari pemanas yang Anetol (Oleum Anisi) dan Safrol (Oleum Sassafras) metoksi safrol
dilengkapi dengan kipas angin, atau dijemur dibawah sinar atau miristin (Oleum Myristicae).
matahari langsung dengan ditutupi kain hitam. Setelah
simpleks kering dan mudah dihancurkan, diserbuk dengan cara 7. Oksida Sineol atau Eukaliptol
digiling atau cara lain, diayak, sehingga diperoleh serbuk Oleurn Eucalypti dan Oleum Cayuputi.
simpleks yang kering yang siap untuk diteliti.
8. Lain-lain
2. Uji pendahuluan Asam, ester, turunan furan, lakton dan lain-lain.
Serbuk simpleks kering dipanaskan dengan air sebanyak 10 ml
selama 30 menit di atas penangas air mendidih. Larutan yang
terjadi disaring melalui kapas. Suatu larutan yang benwarna
kuning sampai merah. Menunjukkan adanya senyawa yang
mengandung kromofor (flavonoid, antrakinon, dsb.), dengan
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

Meskipun minyak atsiri memiliki keragaman kimiawi yang cukup Aduk selama 5 menit, saring. Filtrat ditambah larutan
besar, namun sifat-sifat fisiknya satusama lain sangat mirip, yaitu bau khas, KOH 5% dalam etanol 96%. Identifikasi positif bila
indeks refraksi yang tinggi, umumnya bersifat optis aktif dan nilai rotasi terjadi warna ungu tua.
yang spesifik, tidak larut dalam air tetapi larut dalam eter, alkohol dan
kebanyakan pelarut organik. Sifat-sifat minyak atsiri tersebut perlu - Menurut Duquenois-Levine
diketahui dan dipahami dengan benar karena sangat penting untuk analisis 500 mg serbuk ganja disari dengan 8 - 10 ml petroleum
minyak atsiri dan menganalisis adanya pemalsuan dalam suatu sediaan. eter. Bila yang diperiksa dalam bentuk rokok, maka
sebatang rokok diperkolasi dengan petroleum eter sama
banyak. Perkolasi dilakukan dengan jalan menjepit
rokok pada bibir tabung dengan penjepit, kemudian
ditetesi dengan petroleum eter. Tambahkan 2 ml
perekasi Duquenois-Levine, putar tabung reaski dan
amati warna yang terjadi. Kemudian tambahkan 2 ml
HC1 aduk dan biarkan 10 menit. Amati warna yang
terjadi. Akhirnya tambahkan 3 ml kloroform, gojog,
biarkan terpisah menjadi 2 lapisan, amati warna lapisan
kloroform. Uji positif bila terjadi warna ungu sampai
ungu kemerahan pada lapisan kloroform.

7. Identifkasi alkaloid secara kromatogrufi lapis tipis


Lakukan uji alkaloida piperin dalam serbuk merica secara
kromatografi lapis tipis sebagai berikut :
 Fase diam : Silika gel GF
 Fase gerak : Toluena : Etil asetat ( 70 : 30 )
 Cuplikan : 1 g serbuk disari dengan 10 ml etanol selama 10
menit (direfluks), lalu disaring. Filtrat yang diperoleh
dipekatkan sampai 3 ml.
 Deteksi Diamati dibawah sinar UV, atau jika ada disemprot
dengan pereaksi vanilin-asam sulfat pekat.
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

6. Identifkasi Ganja (hanya untuk pengetahuan) PERCOBAAN IV


a. Identifikasi secira inikroskopi PEMERIKSAAN MINYAK ATSIRI
Ambil sedikit serbuk yang diduga mengandung ganja,
tempatkan pada gelas obyek, tambahkan 1 - 2 tetes I. TUJUAN PERCOBAAN
kloralhidrat, campur baik-baik dengan batang pengaduk. Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan
Panaskan hati-hati diatas lampu spiritus, sampai larutan mengetahui sifat-sifat minyak atisir dan dapat melakukan cara-
berwarna pucat. Perhatikan jangan sampai mendidih, bila cara untuk mengidentifikasi bahan alami nabati yang mengandung
perlu dapat ditambahkan kloralhidrat lagi. Tutup gelas minyak atsiri baik secara organoleptik, mikroskopi, maupun
obyek dengan gelas penutup sedemikian rupa, sehingga kimiawi.
tidak ada gelembung udara. Periksa di bawah mikroskop
dengan pembesaran lemah, bila diperlukan dengan II. BAHAN UJI
perbesaran kuat. Amati cystolith yang terdapat pada Bahan yang diperiksa :
rambut penutup, tambahkan HCl 6 N. Perhatikan juga  Minyak cengkeh ( Oleum Caryophilli)
fragmen-fragmen yang lain. cocokkan dengan pustaka  Minyak mentha (Oleum Menthae piperitae)
yang ada.  Minyak kayu manis (Oleum Cinnamomi)
 Minyak kayu putih (Cajuputi oil)
b. Uji kanabinoid  Oleum Anisi
- Menurut Ghamrawy (p-DAB-asam sulfat)  Minyak goreng (coconut oil)
5 mg serbuk yang diduga mengandung ganja diektraksi  Minyak jagung (corn oil)
dengan menggunakan 5 ml metanol, saring dan uapkan  Minyak kedelai
dengan ditambah sedikit pasir sampai kering. Residu
disari dengan petroleum eter, saring, cuci berturut-turut III. PEREAKSI DAN ALAT
dengan 2 ml natriun karbonat 5%, 2 ml asam sulfat 5%, Bahan yang digunakan :
dan 2 ml air. Bila perlu dapat ditambahkan norit untuk  Larutan Ferri klorida
menghilangkan warna. Saring, uapkan flitrat di atas  Natrium klorida jenuh
penangas air. Selanjutnya pada residu tambahkan sedikit  Petroleum eter
kristal p-dimetil amino benzaldehida (pDAB) dan 3  Kloroform
tetes asam sulfat pekat. Identifikasi dikatakan positif  Etanol
bila terjasi warna merah ungu kecoklatan.  Natrium nitrit
 Fenilhidrazin hidroklorida
 Asam asetat glacial
- Menurut Beam (KOH etanolis 5%)  Natrium hidroksida
100 mg serbuk ganja disari dengan l ml etanol 96%.
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

Alat yang digunakan : IV. CARA KERJA


- Gelas obyek - Mikroskop 1. Identifikasi Mikrokimiawi untuk Kinina
- Gelas penutup - Tabung reaksi besar Maserasi sebanyak kurang lebih 200 mg serbuk Chinae Cortex
dengan 20 ml air dan 2 tetes asam sulfat encer selama 1 jam.
IV. CARA KERJA Maserat berwarna coklat muda, disaring. Pada filtrat
A. Identifikasi minyak atsiri secara umum ditambahkan 2 tetes asam sulfat encer, didihkan sebentar,
1. Teteskan satu tetes minyak atsiri pada permukaan air, maka tambahkan 50 mg arang penyerap. Cairan akan menjadi
minyak atsiri akan menyebar dan air tidak akan menjadi bening, dan apabila dilihat dibawah lampu UV akan terjadi
keruh. Bandingkan dengan minyak lemak. fluoresensi biru jelas.
2. Identifikasi Mikrokimiawi untuk Nikotin
2. Teteskan satu tetes minyak atsiri pada sepotong kertas Sedikit serbuk daun Nicotiana tabacum (Tembakau).
saring. Bila dibiarkan, maka minyak atsiri akan menguap dimikrosublimasi. Sublimat yang diperoleh yang berupa cairan
dengan sempurna tanpa meninggalkan noda transparan. kental, ditetesi dengan asam pikrat LP dan diamati bentuk
Banfingkan dengan minyak lemak. kristalnya.
3. Identifikasi mikrokimiawi untuk Piperin
3. Kocoklah 1 ml minyak atsiri dengan 1 ml larutan natrium Beberapa tetes sari kloroform dari serbuk Piper nigrum pada
klorida jenuh dalam tabung reaksi, biarkan memisah obyek glass ditambah dengan 1 tetes asam klorida pekat dan
kembali. Volume lapisan air tidak boleli bertambah. kristal kadmium sulfat. Akan terjadi kristal piperin kadmium
sulfat yang dapat dilihat dengan jelas di bawah rnikroskop.
4. Ukurlah kelarutan minyak atsiri dalam etanol, petroleum 4. Identifikasi mikrokimiawi untuk Emetin
eter, dan kloroform. Hitung berapa tetes pelarut yang Hasil penyarian serbuk Ipecac radix dengan kloroform amonia
diperlukan untuk melarutkan dengan sempurna satu tetes alkalis pada obyek glass ditetesi dengan larutan asam pikrat
minyak atsiri. 3% dalam asam klorida encer, maka akan terjadi kristal atau
masa amorf.
5. Deteksi adanya senyawa fenol dalam minyak atsiri. Cara : 5. Identifikasi mikrokimiawi untuk Kofein
ke dalam 2 rnl larutan minyak atsiri (25% dalam etanol Sedikit serbuk kopi dimikrosublimasi. Sublimat yang
95% netral) tambahkan setetes larutan Ferri klorida. Amati diperoleh dilarutkan dalam beberapa tetes air (bila perlu
warna yang terjadi. dipanaskan supaya larut), kemudian ditetesi dengan larutan
Raksa (II) klorida, diamati bentuk kristalnya. Percobaan juga
6. Deteksi terjadinya reduksi volume minyak atsiri yang dilakukan terhadap serbuk daun teh.
mengandung fenol dan turunannya.
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

PERCOBAAN XI Cara : ke dalam 2 ml minyak atsiri, tambahkan larutan


IDENTIFIKASI KHUSUS UNTUK ALKALOIDA Natrium hidroksida. Kocok pelan-pelan dan amati apakah
terjadi reduksi volume.
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat
melakukan identifikasi khusus untuk beberapa jenis senyawa B. Identifikasi komponen Khusus dalam Minyak atsiri
alkaloida yang banyak digunakan. 1. Uji Osazon untuk Oleum Cinnamomi.
Sari 50 mg Cinnamomi Cortex dengan 1 ml kloroform.
II. BAHAN UJI Sari dibiarkan mengering di atas gelas obyek, kemudian
 Serbuk Batang kina dicampur dengan 2 tetes larutan fenilhidrazin hidroklorida
 Serbuk Daun tembakau dalam air. Amati kristal yang terbentuk di bawah
 Serbuk Merica mikroskop.
 Serbuk Akar ipekak 2. Uji terhadap adanya eugenol dalam Oleum Caryophylli.
 Serbuk Biji kopi Setetes minyak diteteskan masing-masing pada dua buah
gelas obyek. Pada salah satu gelas obyek ditambahkan
III. BAHAN PEREAKSI DAN ALAT setetes larutan natrium hidroksida 3% dijenuhi dengan
Alat yang digunakan : kalium bromida. Amati kristal natrium eugenolat yang
- Tabung reaksi terbentuk di bawah mikroskop. Pada gelas obyek yang lain
- Beker glass ditambah 2 tetes larutan besi (III) klorida, amati warna
- Pipet tetes yang terjadi.
- Gelas obyek 3. Uji perbedaan Cubeba Fructus dan Piperis nigri Fructus.
- Mikroskop Teteskan setetes asam sulfat pekat pada serbuk Cubeba
- Corong Fructus dan Piperis nigri Fructus pada gelas obyek. Amati
- Seperangkat alat KLT warna yang terjadi dengan latar belakang putih.
Bahan Pereaksi yang digunakan : 4. Uji adanya Felandren.
- Asam sulfat encer Kocoklah 100 mg serbuk Piperis nigri Fructus dalam 5 ml
- Asam pikrat petroleum eter, saring. Filtrat di campur dengan 5 ml
- Arang penyerap natrium nitrit (dibuat dan 5 g natrium nitrit dalam 8 ml air),
- Kloroform kemudian tambahkan 5 ml asam asetat glacial sedikit demi
- Amoniak sedikit. Tunggu selama 10 menit sampai terbentuk kristal.
- Raksa (II) Klorida Amati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop.
- Asam klorida pekat
- Kadmium sulfat
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

V. TUGAS B. Reaksi Warna


1. Jelaskan perbedaan antara minyak atsiri dan minyak lemak? 1. Pembuatan Larutan Percobaan
2. Sebutkan metode untuk memperoleh minyak atsiri? Penyarian dilakukan dengan campuran eter-kloroform
3. Sebutkan kegunaan minyak atsiri? seperti pada reaksi pengendapan. Beberapa ml filtrat
dipindahkan ke cawan porselen dan diuapkan.

2. Reaksi identifikasi
Lakukan reaksi identifikasi dengan menggunakan
pereaksi-pereaksi warna yang tersedia (Asam sulfat P,
asam nitrat P, Frohde LP, Erdman LP).

V. Tugas
Tulislah semua hasil identifikasi yang diperoleh baik dari reaksi
pengendapan maupun reaksi warna, sajikan hasil yang diperoleh
dalam bentuk tabel !
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

IV. CARA KERJA PERCOBAAN V


A. Reaksi Pengendapan PEMERIKSAAN MINYAK ATSIRI SECARA KROMATOGRAFI
1. Pembuatan larutan percobaan
Kurang lebih 500 mg serbuk simplisia, ditambah 1 ml I. TUJUAN PERCOBAAN
HCI 2N dan 9ml air, dipanaskan di atas penangas air Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat
selama 2 menit, dinginkan dan saring. melakukan pemeriksaan minyak atsiri dengan metoda
kromatografi lapis tipis dan ~nampu mengidentifikasi komponen
2. Reaksi Pengendapan yang terdapat dalam minyak atsiri yang diperiksa.
Ambil 3 tetes larutan percobaan, letakkan pada gelas
arloji. Reaksikan dengan pereaksi Bouchardat LP atau II. BAHAN UJI
dengan Mayer LP. Jika tidak terjadi endapan, maka serbuk Bahan yang diperiksa :
yang diperiksa tidak mengandung alkaloid. Jika terjadi  Oleum menthae piperitae
endapan, ada kemungkinan terdapat alkaloid (dengan  Oleum caryophyli
Bouchardat LP terjadi endapan coklat hinga hitam, dengan  Oleurn anisi
Mayer LP terjadi endapan putih menggumpal yang larut  Oleum cayuputi
dalam etanol). Jika terdapat endapan dengan salah satu
pereaksi pengendap di atas, percobaan dilanjutkan dengan III. BAHAN DAN ALAT
mengocok filtrat di dalam corong pisah dengan Bahan dan alat yang digunakan :
ditambahkan 3 ml amonia pekat dan 10 ml campuran 3  Fase diam : Silika Gel GF 254
bagian volume eter P dan 1 bagian volume kloroform P  Fase gerak : Heksana : Etil asetat (96 :4)
(dikocok pelan agar tidak terbentuk emulsi). Pisahkan  Bejana kromatografi
lapisan pelarut organik, tambahkan natrium sulfat anhidrat  Pipa kapiler
P, saring. Filtrat diuapkan di atas penangas air, sisa  Alat semprot untuk deteksi
penguapan dilarutkan dengan sedikit HCl 2N. Larutan  Lampu UV254
percobaan digunakan untuk 4 golongan uji pengendapan.
Serbuk dikatakan mengandung alkaloid, jika reaksi yang IV. CARA KERJA
positif membentuk endapan sekurang-kurangnya 2 reaksi 1. Jenuhkan bejana krornatografi dengan larutan fase gerak yang
dari golongan reaksi pengendapan yang dilakukan. akan digunakan dengan menggunakan sehelai kertas saring.
Jangan membuka bejana kromatografi selama penjenuhan
berlangsung.

2. Buatlah larutan minyak atsiri 1 % dalarn toluene.


Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

3. Buatlah larutan pembanding timol 0,1 % dalam toluene. PERCOBAAN X


IDENTIFIKASI UMUM ALKALOID
4. Totolkan larutan percobaan dan larutan pembanding masing-
masing sebanyak 5 µl pada fase diam silika gel GF254 dengan I. TUJUAN PERCOBAAN
menggunakan pipa kapiler. Buatlah totolan sekecil mungkin Setelah selesai praktikum diharapkan mahasiswa dapat melakukan
dengan jalan menotolkan larutan sedikit demi sedikit. Jarak identifikasi umum untuk alkaloid dalam tumbuhan.
antara totolan yang satu dengan yang lain minimal 1 cm.
II. BAHAN UJI
5. Masukkan fase diam silika gel yang sudah ditotoli dengan - Serbuk biji kopi
larutan percobaan dan larutan pembanding ke dalam bejana - Serbuk daun the
kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak, tunggu - Serbuk coklat
sampai fase gerak mencapai jarak yang sudah ditentukan. - Serbuk tembakau
- Serbuk pala
6. Angkat fase diam dari bejana kromatografi, keringkan dengan - Serbuk kayu manis
pemanasan pada suhu 105° C selama 5 menit. Amati warna
bercak yang terjadi di bawah lampu UV. catat warna masing- III. ALAT DAN BAHAN PEREAKSI
masing bercak. Alat :
- Tabung reaksi
7. Semprot bercak pada fase diam dengan pereaksi penampak - Beker glass
bercak vanillin-asam sulfat atau anisaldehida asam sulfat. - Penangas air
Keringkan dengan pemanasan pada suhu 105° C selama 5 - Corong
menit. Amati warna bercak yang terjadi di bawah lampu UV. - Kapas
- Pipet tetes
8. Gambar kromatogram yang telah didapat pada kertas gambar.
Hitung harga Rf masing-masing bercak, Tentukan Bahan Pereaksi
kemungkinan komponen untuk masing-masing minyak atsiri - Pereaksi alkaloid golongan I, II, III, dan IV.
yang diperiksa berdasarkan harga Rf yang diperoleh. - HCl 2N
- Eter
- Kloroform
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

Untuk reaksi identifikasi alkaloida dapat dilakukan dengan cara : UNIT 3


a. Reaksi pengendapan MINYAK LEMAK, LEMAK DAN LILIN
b. Reaksi warna
Minyak lemak, lemak dan lilin dikelompokkan dalam kelompok
Sebelum dilakukan reaksi tersebut, diadakan pemisahan / isolasi yang yang sama karena memiliki kesamaan komposisi kimia. Semuanya
antara lain dapat dilakukan dengan cara : merupakan ester asam lemak yang memiliki bobot molekul yang tinggi dan
- Penyekatan dengan pelarut organik memiliki rantai karbon yang panjang baik yang jenuh maupun yang tak
- Penyekatan air-asam jenuh.
- Mikrosublimasi Minyak lemak dan lemak menghasilkan gliserol bila disabunkan
(reaksi saponifikasi), sedangkan lilin tidak dapat tersabunkan. Lilin
merupakan alkohol rantai panjang sehingga tidak larut dalam air. Pada
tanaman, lilin terdapat pada dinding luar lapisan epidermis, biasanya pada
buah dan daun. Minyak lemak dan lemak diperoleh dari tumbuhan maupun
hewan. Pemisahan kedua bahan tersebut dapat dilakukan dengan
pemerasan secara dingin maupun dengan pemanasan.
Perbedaan yang nyata antara minyak lemak dengan lemak adalah
bahwa minyak lemak berbentuk cair pada suhu kamar, sedangkan lemak
berbentuk padat. Lilin memiliki kepadatan yang lebih besar daripada lemak
dan bersifat rapuh, hal ini antara lain karena lilin merupakan hidrokarbon
rantai panjang.
Contoh bahan-bahan yang tergolong minyak lemak, lemak dan lilin
yang banyak digunakan di bidang farmasi adalah :
 Minyak lemak : Oleum sesami, oleum lini, oleum cocos
 Lemak : Oleum cacao, adeps lanae
 Lilin : Cera alba, cera flava, cetaceum.
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

PERCOBAAN VI UNIT 5
IDENTIFIKASI MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN ALKALOIDA

I. TUJUAN PERCOBAAN Alkaloida adalah senyawa yang mempunyai gusus dengan atom
Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi minyak lemak, nitrogen, kebanyakan bersifat basa, biasanya terdapat dalam tumbuhan dan
lemak dan lilin, secara fisika dan kimia terutama untuk minyak umumnya mempunyai aksi farmakologis tertentu.
lemak, lemak, dan lilin yang sering digunakan dalam bidang Alkaloida hanya terdapat pada tumbuhan dengan familia tertentu, di
farmasi. antaranya : Rubiaceae, Leguminosae, Pavaperaceae, Ranunculaceae, dan
Solanaceae.
II. BAHAN UJI Berdasarkan struktur kimianya, alkaloid dapat digolongkan sebagai :
1. Minyak kelapa (Oleum Cocos) 1. Alkaloida golongan Piridina; Misalnya Arecolin (pada Areca
2. Minyak jagung (Oleum Maydis) catechu), Nikotin (pada Nicotiana tabacum).
3. Minyak kacang (Oleum Arachidis) 2. Alkaloida golongan Tropane; Misalnya Hyosciamina,
4. Minyak biji kapas (Oleum Gossipol) Scopolamina (Atropa belladonna, Hyosciamus niger, Datura
5. Kacang tanah stramonium).
6. Kemiri 3. Alkaloida golongan Quinoli; Misalnya kinina, kinidina (Chincona
succirubra).
III. PEREAKSI DAN ALAT 4. Alkaloida golongan Isoquinolina; Misalnya Hydrastin (Hydrastis
Pereaksi Yang digunakan : canadensis), Emetin (Cephaelis ipecacuanhae), Morfin dan Codein
 Eter (Pavaper somniferum).
 Petroleum eter 5. Alkaloida golongan Indol; Misalnya Ergotamin (Secale
 Kloroform cornutum), Strichnina dan Brussina (Stryhnos nux vomica),
 Etanol Reserpin (Rauwolvia serpentina).
 Aquadest 6. Alkaloida golongan Amina; Misalnya Ephedrin (Ephedra sinica),
 HCl 2N Colchicin (Colchicum autumnale).
 NaOH 2N 7. Alkaloida golongan Steroida; Acanitin (pada Aconitum napellus).
 KCI 2% 8. Alkaloida golongan Purine; Misalnya Coffein (Cola nitida,
 Air Sabun Camelia sinensis) Theofilin (Camelia sinensis), Theobromina
 Raksa(II)Klorida (Theobroma cacao).
 Iodium
 Kalium hidrogen sulfat
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

 Cuplikan : 1 gram serbuk bahan disari dengan 10 ml Alat yang digunakan :


metanol hangat selama 5 menit. Dinginkan dan saring,  Tabung Reaksi
kemudian langsung ditotolkan.  Pipet tetes
 Lampu spiritus
 Penangas air

IV. CARA KERJA


1. Uji Noda Lemak
Teteskan minyak lemak pada kertas saring, biarkan
mengering. Amati noda lemak yang jernih dan transparan.
Untuk bahan nabati, lakukan penyarian dengan eter, kemudian
teteskan sari eter pada kertas saring. Amati noda lemak yang
jernih.

2. Uji Kelarutan
Ambillah satu tetes minyak dan tambahkan salah satu pelarut
bertetes-tetes sampai tepat larut. Catat berapa tetes pelarut
yang digunakan.

3. Uji Pembentukan Emulsi


Kocok satu tetes minyak kelapa dalam tabung reaksi dengan 5
ml air. Amati apa yang terjadi. Ulangi percobaan tersebut
dengan penambahan sedikit air sabun.

4. Pembentukan Sabun
Didihkan 1 ml minyak lemak dalam 2 ml larutan Natrium
hidroksida 2N, tambahkan 3 ml air. Amati apa yang terjadi.
Bagi larutan menjadi 3 bagian. Netralkan satu bagian larutan
dengan HCl 2N, satu bagian yang lain ditambah dengan
kalium klorida, dan sisanya ditambah dengan magnesium
sulfat. Amati apa yang terjadi.
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

5. Uji Ketidakjenuhan 4. Reaksi Taubeck tint uk.flavonoid


Siapkan 2 buah tabung reaksi. Masukkan ke dalam masing- Ambil larutan percobaan sebanyak kira-kira 1 ml, uapkan
masing tabung 0,2 ml minyak beserta pasangannya (misalnya hingga kering dan sisanya dibasahi dengan aseton, tambahkan
minyak jagung dengan minyak kelapa), tambahkan 10 ml sedikit serbuk asam borat dan asam oksalat. Panaskan hati-hati
kloroform, lalu tambahkan pereaksi Hubl sampai warna di atas penangas air, hindari panas yang berlebihan. Ke dalam
iodium dalam iodoform tetap, yaitu ungu. Catat volume sisa ini ditambahkan eter. Pengamatan dilakukan di bawah
pereaksi Hubl yang digunakan. Kesimpulan apa yang dapat sinar UV366. Akan terjadi warna kuning jika terdapat flavonoid
anda ambil !
5. Reaksi Wilson untuk flavonoid
6. Uji Khusus Minyak Biji Kapas Ambil larutan percobaan sebanyak kira-kira 1 ml, uapkan
Minyak biji kapas sering digunakan untuk memalsu minyak hingga kering dan sisanya dibasahi dengan aseton. Tambahkan
lemak maupun sebagai campuran dalam minyak atsiri. sedikit serbuk asam borat dan asam sitrat. Panaskan hati-hati
Minyak biji kapas mengandung gosipol (senyawa fenolat). di atas penangas air, hindari panas yang berlebihan. Ke dalam
Lakukan uji fenol dengan larutan besi (III) Klorida terhadap sisa di tambahkan aseton. Adanva flavonoid akan ditunjukkan
minyak biji kapas, amati warna yang terjadi. dengan terjadinya warna kuning namun tidak berfluoresensi.

6. Reaksi lain untuk flavonoid


Uapkan sebanyak kira-kira 1 ml larutan percobaan hingga
kering, larutkan sisanya dalam 2 ml etanol 95%. Lakukan
reaksi warna atau pengendapan dengan pereaksi berikut, dan
amati warna atau endapan yang terjadi :
 Larutan FeCl3 2% dalam air
 Larutan Pb asetat 25% dalam air
 Larutan NaOH 0,2N

7. Identifikasi glikosida flavonoid dengan kromatografi Lapis


tipis
 Fase diam : Silika gel GF254
 Fase gerak : Etil asetat : asam formiat : air (10:2:3) v/v
 Deteksi : Dilihat di bawah sinar UV sebelum dan sesudah
diuapi ammonia
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

IV. CARA KERJA PERCOBAAN VII


1. Pembuatan Larutan Percobaan PEMERIKSAAN MINYAK LEMAK DENGAN METODE KLT
0,5 gram serbuk disari dengan 10 ml metanol selama 10 menit
di atas penangas air, dicegah agar pelarut tidak banyak I. TUJUAN PERCOBAAN
menguap, saring selagi pelarut masih panas dengan Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pemeriksaan / uji
menggunakan kertas saring kecil berlipat. Encerkan filtrat kualitatif minyak lemak dengan metode kromatografi lapis tipis,
dengan 10 ml air dan dipindah ke corong pisah, tambahkan 5 terutama untuk minyak lemak yang sering digunakan dalam
ml petroleum eter, kocok hati-hati. Setelah didiamkan sediaan farmasi.
beberapa saat, pisahkan fase metanol. Uapkan fase metanol
hingga kering, dan residu yang tersisa dilarutkan dalam 5 ml II. BAHAN UJI
etil asetat. Ambil bagian yang jernih untuk larutan percobaan  Minyak kelapa
 Minyak jagung
2. Uji glikosida 3- flavonol  Minyak kacang tanah
Ambil larutan percobaan sebanyak kira-kira 1 ml, uapkan  Minyak zaitun
hingga kering, sisa dilarutkan dalam 2 ml etanol 95%, dan  Kacang tanah
tambahkan logam Zn, 2 ml HCl 2N, diamkan selama 1 menit.  Kemiri
Kemudian tambahkan HCI pekat, jika dalam waktu 2 sampai 5
menit terjadi perubahan warna, menunjukkan adanya glikosida III. BAHAN DAN ALAT
3-flavonol. Bahan yang digunakan :
 Fase diam : Lempeng silika gel G, diaktifkan pada suhu 110°C
3. Uji shinoda selama 30-45 menit, lalu didinginkan. Celupkan dalam larutan
Ambil larutan percobaan sebanyak kira-kira 1 ml, uapkan paraffin cair 6% (v/v) dalam petroleum eter pada suhu 40-60°C
hingga kering dan sisa dilarutkan kembali dalam 1 ml etanol sampai naik 15 cm, biarkan petroleum eternya menguap.
95%. Selanjutnya ditambahkan logam magnesium dan 10 ml  Fase gerak : Asam asetat glasial p.a.
HCl pekat. Jika terjadi perubahan warna merah sampai merah  Reagen penampak bercak
ungu, menunjukkan adanya flavonoid, sedangkan jika terjadi o Uap iodium kemudian disemprot dengan larutan
warna kuning jingga, menunjukkan adanya flavon, kalkon, dan amilum 4%
auron. o Pereaksi semprot asam fosfomolibdat.
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

Alat yang digunakan : PERCOBAAN IX


 Bejana kromatografi IDENTIFIKASI GLIKOSIDA FLAVONOID
 Pipa kapiler
 Beker glass I. TUJUAN PERCOBAAN
 Lampu UV Setelah praktikum diharapkan mahasiswa dapat melakukan
identifikasi glikosida flavonoid dalam suatu sediaan simplisia.
IV. CARA KERJA II. BAHAN UJI
1. Pembuatan larutan cuplikan  serbuk Sonchii Folium
Bahan nabati, dilakukan penyarian dengan mengocok biji yang  serbuk Orthosiphonis Folium
dilumatkan dengan 1 ml kloroform selama 6 menit. Minyak  serbuk Datura Folium
lemak atau lemak dibuat larutan 1 % dalam kloroform.  Serbuk Elepanthopi Folium
 Serbuk Andrographis Folium
2. Totolkan masing-masing cuplikan yang akan diperiksa pada 
lempeng silika sebanyak 5 µl unrtuk larutan cuplikan dari 
bahan nabati dan 1 µl untuk larutan cuplikan minyak lemak.
III. ALAT DAN BAHAN
3. Totolkan larutan pembanding (jika ada) sebanyak 1 ul. Sebagai Alat :
larutan pembanding dapat digunakan larutan asam stearat, asam  Tabung reaksi
palmitat atau asam oleat 1% dalam kloroform.  Corong
 Beker glass
4. Lakukan KLT dengan metode menaik, satu arah dengan jarak  Pipet tetes
rambat 14 cm.  Kertas saring
 Lempeng silica untuk KLT
5. Deteksi lempeng silika gel G yang telah selesai dielusi dengan  Bejana kromatografi
pereaksi penampak bercak setelah sebelumnya dikeringkan
pada suhu 105°C selama 5 menit. Amati bercak yang terbentuk Bahan :
di bawah sinar tampak dan di bawah sinar UV.  Methanol - Asam borat
 Etanol 95% - Asam oksalat
6. Hitung harga hRf dan hRx (jika ada pembanding) untuk setiap  Logam Zn - Asam sitrat
bercak yang terdeteksi. Gambarlah kromatogram yang didapat  HCl 2 N - Larutan FeCl3 2%
pada kertas gambar.  HCl pekat - Larutan Pb asetat 25% dalam air
 Aseton - NaOH 0,2 N
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

4. Uji dengan Pereaksi Legal V. PERTANYAAN


Ambil sari kloroform secukupnya, encerkan dengan metanol 1. Sebutkan jenis-jenis minyak lemak!
3-5 kali lipat volume asal, kemudian tambahkan perekasi 2. Dari kromatogram yang anda dapatkan, kesimpulan apa yang
Legal. Terjadinya perubahan warna larutan setelah beberapa dapat anda ambil!
menit menjadi merah jingga menunjukkan adanya glikosida
dengan aglikon kardenolida.

5. Uji dengan Pereaksi Raymond


Ambil sari kloroform secukupnya, encerkan dengan metanol
3-5 kali lipat volume asal, kemudian tambahkan pereaksi
Raymond. Terjadinya warna ungu setelah beberapa menit
menunjukkan adanya glikosida dengan aglikon Kardenolida.

6. Identifikasi Glikosida Jantung dengan Metode KLT


Lakukan pemeriksaan glikosida jantung dengan metode KLT
dengan mengunakan :
 Fase diam : Silika Gel GF254
 Fase gerak : Etil asetat : Metanol : air ( 100 : 13,5 : 10)
 Deteksi : Pereaksi SbCl3 dipanaskan 110°C, diamati
dibawah sinar UV.
 Cuplikan : 1 g bahan dilarutkan dalam 10 ml campuran
kloroform : metanol (1:1) v/v, aduk sambil
dihangatkan di atas penangas air selama 10
menit. Dinginkan dan saring, filtrat
diuapkan sampai kering. Residu dilarutkan
dalam 2 ml campuran kloroform : metanol
(1:1) v/v untuk ditotolkan.
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

UNIT 4 IV. CARA KERJA


GLIKOSIDA 1. Penyiapan cuplikan
Sebanyak 10 gram (kurang lebih seujung batang pengaduk)
Glikosida adalah suatu senyawa apabila terhidrolisa akan bahan yang akan diperiksa dimaserasi selama 1 jam
menghasilkan gugus aglikon (genin) dan molekul gula (glikon). Bagian menggunakan penyari alkohol 70%. Setelah maserasi selesai,
gula yang terdapat pada glikosida dapat berupa gula yang tidak spesifik saring dan filtratnya ditambah larutan Pb asetat pekat sampai
(misalnya glukosa) atau gula yang spesifik (misalnya digitoksosa, pengendapan terjadi sempurna. Pisahkan endapan melalui
sarmentosa). pemusingan, dan supernatan yang jernih ditambah dengan
Molekul gula yang sering terdapat pada glikosida lazimnya adalah larutan natrium sulfat 6,3%. Apabila terjadi endapan,
β-D-glukosa, tetapi kadang-kadang ditemukan juga gula jenis lain yaitu pusingkan lagi dan supernatan yang jernih diambil. Supernatan
ramnosa, digitoksosa, simarosa dan lain-lain. Bila ikatan glikosidik terjadi yang didapat kemudian disari dengan kloroform sebanyak 2
dengan molekul glukosa maka disebut glukosida, sedangkan bila berikatan kali masing-masing dengan 15 ml, sari yang didapat kemudian
dengan gula yang lain (bukan glukosa) disebut glikosida. dipekatkan sampai tinggal 5 ml.
Dari segi biologi, ada senyawa glikosida yang menunjukkan
beberapa macam aktivitas biologik, misalnyya sebagai zat pengatur 2. Uji Keller-Kiliani
tumbuh, protektif, fungisida, memacu atau menghambat kerja enzim dan Ke dalam sebuah tabung, 1-2 ml sari kloroform dilarutkan
sebagainya. dengan 3 ml larutan FeCl3 3,5% dalam asam asetat glasial,
Beberapa glikosida yang menunjukkan aktivitas biologik yang biarkan selama 1 menit. Kemudian secara hati-hati
spesifik pada manusia antara lain ditambahkan asam sulfat pekat melalui dinding tabung sampai
1. Mempengaruhi kerja otot jantung. Sebagai contoh yaitu glikosida terjadi dua lapisan yang berwarna. Pada pertemuan dua lapisan
yang terdapat pada daun digitalis. terjadi warna coklat, sementara cairan bagian atas
2. Bersifat sebagai laksatif (pencahar), misalnya pada glikosida menunjukkan warna hijau.
emodina dan antrakinon yang terkandung dalam Senae Folium,
Rhei Radix, Rhamni frangulae Cortex. 3. Uji dengan Pereaksi Baljet
3. Bersifat sebagai lokal iritan, seperti pada glikosida Sinigrin yang Ambil sari kloroform secukupnya, encerkan dengan metanol
terkandung dalam Sinapis Semen (Black Mustard), jika terhidrolisis 3-5 kali lipat volume asal, kemudian tambahkan pereaksi
secara enzimatik akan menghasilkan alil-isotiosianat yang bersifat Baljet. Terjadinya perubahan warna larutan setelah beberapa
sebagai lokal iritan. menit menjadi jingga menunjukkan adanya glikosida dengan
4. Bersifat sebagai analgetikum, seperti pada Gaulterin dari tumbuhan aglikon kardenolida.
Gaultheria sp. yang pada hidrolisis secara enzimatik akan
menghasilkan metil salisilat yang bersifat sebagai analgetikum.
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

PERCOBAAN VIII Glikosida pada umumnya larut dalam air, sedangkan aglikonnya
IDENTIFIKASI GLIKOSIDA JANTUNG tidak larut dalam air. Oleh karena itu cara ekstraksinya akan berbeda.
Berdasarkan jenis aglikonnya, glikosida dikelompokkan menjadi :
I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Glikosida Antrakinon; Senyawa ini bersifat purgatif, mempunyai
Setelah selesai praktikum mahasiswa diharapkan gugus fenolik pada posisi atom C-1 dan C-8, serta gugus keto pada
mengetahui dan mampu melakukan identifikasi glikosida jantung posisi C-9 dan C-10. Kadang-kadang pada atom C-3 terdapat gugus
dari suatu bahan. metil , oksimetil atau karboksil, atau pada atom C-6 terdapat gugus
hidroksi dan metoksi. Contoh glikosida antrakinon misalnya :
II. BARAN UJI Emodin (dalam Rhei Radix, Rhamni frangulae/ Rhamni purshianae
 Serbuk Digitalis Folium Cortex), Aloe emodin (dalam Aloe Folium) Sennoside A dan
 Serbuk Nerii Folium Sennoside B (dalam Sennae Folium).
2. Glikosida Saponin; Senyawa ini terdiri dari turunan triterpen
III. ALAT DAN BAHAN dengan sejumlah kecil steroid (saponin steroid, sapogenin steroid).
Alat : Kelompok gula yang terikat pada gugus hidroksil tunggal
 Tabung reaksi (umumnya atom C-3 hidroksi) dari aglikon, disebut sebagai saponin
 Kapas monodesmosida, sedangkan gula yang terikat lebih dari satu
 Penangas air biasanya pada gugus hidroksi dan gugus karboksil, disebut sebagai
 Pipet tetes saponin bis-dismosida. Kebanyakan saponin mempunyai sistem
cincin Oleanan, banyak diantaranya bersifat asam karena adanya
Bahan : gugus karboksil, baik pada aglikon maupun pada lingkungan
 Alkohol 70% gulanya. Jenis gula yang lazim terikat pada saponin adalah
 Larutan Pb asetat umumnya unit 1-6 monosakarida, seperti glukosa, galaktosa,
 Natrium sulfat ramnosa, arabinosa, fruktosa, xilosa, asam glukoronat, dan asam
 Kloroform galaktoronat. Seluruh saponin triterpen dan kelompok saponin
 Asam asetat glacial monodesmosida mempunyai aktivitas menghemolisis darah,
 FeCl3 3,5% sedangkan saponin bis-desmosida tidak. Contoh-contoh saponin
 Asam sulfat pekat antara lain : Giycirhizin (pada Liquiritae Radix) Sarsapogenin (pada
 Pereaksi Baljet Smilax Radix) Diosgenin (pada Dioscorea bulbus), Sarmentogenin
 Pereaksi Legal (pada Strophantus semen).
 Etil asetat
 Metanol
 Vanilin-asam sulfat
 Lempeng silika
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005

3. Glikosida Flavonoid; Misalnya Rutin (pada Citrus Fructi Cortex), 7. Glikosida Fenolat; Misalnya Arbutin (pada Ovae ursi Folium).
Luteolin-7-0-glukosida (pada Sonchi Herba) Liquiritine (pada Umumnya berbentuk hidrokinon β-O-glukosida yang berada
Liquiritae Radix). bersama-sama dengan metilarbutin dan sejumlah kecil 2-O-
4. Glikosida Jantung; Senyawa ini mengandung glikosida steroid galoilarbutin, 6-O-asetilarbutin dan hidrokinon bebas.
dengan efek spesifik, yaitu mempengaruhi irama pergerakan kerja 8. Glikosida alkohol; Misalnya Salisin (pada Salix purpurea)
jantung. Steroid ini strukturnya merupakan turunan sistem cincin 9. Glikosida aldehida; Misalnya glukovanilin (pada Vanilla
tetrasiklik, yaitu 10'-13 dimetilsiklo pentano perhidro phenantrena, planifolia)
yang mempunyai lingkaran γ - lakton disebut Kardenolida, 10. Glikosida lakton; Misalnya glikosida kumarin (dalam
sedangkan yang mempunyai lingkaran δ - lakton disebut Anthoxantum odoratum, Melliatus albus, Trifolium pratense),
Bufadienolida, keduanya terletak pada posisi atom C-17. Contoh glikosida Psoralen (pada Ammi majus).
glikosida jantung yaitu Digitoksin (pada Digitalis Folium),
Oleandrin (pada Nerii Folium), Strophantoside (pada Strophantii
semen).
5. Glikosida Sianogenin; Pada umumnya deteksi glikosida sianogen
didasarkan pada keberadaan gas HCN yang dibebaskan oleh hasil
hidrolisis glikosida sianogen baik secara kimiawi maupun enzim
endogen dalam sistem tertutup. Glikosida sianogenik dapat di
isolasi dan dimurnikan dengan cara umum yang digunakan untuk
glikosida tumbuhan lain, namun selama proses isolasi penting untuk
menonaktifkan enzim glikosidase yang ada bersama dalam jaringan
tumbuhan. Glikosida sianogen ini antara lain terdapat sebagai
Laurocerasin (pada Laurocerasii Folium), amigdalin (pada
Amigdalae Semen), Prunasin (dalam Prunus sp.), juga terdapat
dalam kubis (Brassica oleraceae), sawi (Brassica nigra).
6. Glikosida alil-isotiosianat; Senyawa ini selalu .berada dalam
bentuk glukosinolate (S-glukosinolat). Apabila sel tanaman dirusak
atau jaringan tumbuhan didestilasi uap, naka senyawa tersebut akan
dipecah atau diuraikan oleh enzim myrosine (β-thioglikosidase).
Contoh senyawa ini antara lain : Sinigrin (dalam Sinigris Semen)
juga terdapat Allii sativi bulbus, Sinapis Nigri Semen, Sinapis Albi
Semen.

Anda mungkin juga menyukai