FARMAKOGNOSIS
Penyusus :
Atik Hidayati, S.Si., Apt
Saepudin, S.Si., Apt
Asih Triastuti, S.F., Apt
KATA PENGANTAR
Penyusun
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005
DAFTAR ISI
Pendahuluan Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departernen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
Laboratorium farmakognosi mempunyai tugas antara lain
mengevaluasi simplisia nabati dan kandungan kimianya. Identifikasi Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan
diantaranya dapat dilakukan terhadap simplisia baik dalam keadaan tunggal Republik !ndonesia, Jakarta
maupun campuran dari bahan utuh / rajangan ataupun serbuk.
Dalam ruang lingkup obat tradisional (OT) dan fitofarmaka Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan
pertimbangan utama yang harus diperhatikan adalah tujuan dilakukannya Republik Indonesia, Jakarta
analisis, macam kandungan tanaman pengganggu dan ketersediaan alat.
Masalah aktual yang banyak memerlukan ketepatan pemilihan metode Anoi.irn, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan
analisis adalah pembuktian kebenaran komposisi dan standarisasi kadar Republik Indonesia, Jakarta
kandungan aktif atau zat identitas sediaan.
Pemeriksaan mutu simplisia umumnya diawali begitu sampai pada Bettolo, G.B.M., Nicoletti, M. and Patamia, M., 1981, Plant Screening by
tahap akhir proses penyimpanan simplisia, yaitu setelah dilakukan sortasi Chemical and Chromatographic Procedurs Under Field
kering. Untuk memeriksa mutu simplisia sudah ada pedoman resmi dari Condition, J. of Chromatog., p. 213
Departemen Kesehatan RI yaitu monografi-monografi yang tertera dalam
Farmakope Indonesia (FI), Ekstra farmakope Indonesia (EFI), dan Materia Claus, E.P., 1970, Pharmacognosy, Lea & Febiger, Philadelphia
Medika Indonesia(MMI). Pengujian mutu simplisia meliputi pemeriksaan
a. Organoleptis Stahl, E.,……, Drug Analysis by Chromnatography and Microscopy, Ann
b. kebenaran jenis simplisia, yang dapat ditentukan secara Arbor Science Publisher Inc., Michigan
1. makroskopik dan mikroskopik
2. kimia, identifikasi komponen kimiawi dominan dalam simplisia Wagner, H., Bladt, S. and Zgainski. E.M., 1984, Plant Drug Analysis A
secara kualitatif dan kuantitatif Thin Layer Chromatography Atlas, Jilid I, Departemen
c. kadar air dan susut pengeringan dengan metode resmi yang berlaku Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
atau metode lain yang sesuai
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005
Larutan D dan larutan E d. kemurnian sari yang terlarut dalam etanol, batas bahan organik
Fase gerak : sikloheksan-dietilamina (2:7) v/v asing dan kadar abu
Fase diam : Silika gel GF234 e. pemeriksaan aktivitas farmakologi
Deteksi : pereaksi semprot Dragendorf dilanjutkan dengan NaNO2 f. untuk simplisia asal kultur jaringan dilakukan pemeriksaan cemaran
pestisida (apabila diperlukan)
Larutan F
Fase gerak : heksana-etil asetat (96:4), pengembangan 2x Metode mikroskopi merupakan salah satu cara yang dapat
Fase diam : Silika gel GF254 digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pemalsuan simplisia, namun
Deteksi : sinar UV 254, anisaldehid asam sulfat terbatas pada segi kualitatif saja. Untuk maksud ini, penganalisis harus
memahami betul ciri khas dari setiap simplisia secara mikroskopi.
Catatan : Untuk mendapatkan kromatogram yang baik, sari yang diperoleh Yang dirnaksud haksel adalah simplisia dalam bentuk rajangan,
dari penyarian perlu dipekatkan, dan residu dilarutkan dalam pelarut irisan, fragmen atau utuh yang biasanya terdapat dalam ramuan atau
organik yang sesuai. sediaan (haksel tidak berbentuk serbuk).
Pertelaan atau deskripsi yang diperlukan dalarn mendeskripsikan
Pembanding sang digunakan suatu simplisia melipuii tumbuhan atau tanaman asal, suku atau familia,
- Flavonoid : Larutan rutin 0,05% dalam metanol bentuk sediaan dan pertelaan secara organoleptis, ciri khas (bila ada),
- Antrakinon : Larutan Rhei radix (0,5 g) dipanaskan dalam ukuran bila perlu, serta gambar dari contoh simplisia yang dideskripsikan.
methanol (5 ml) selama 5 menit, saring, filtrat
diuapkan sampai 0,5 ml. Totolkan 20 µl.
- Saponin : Larutan daging buah Sapindus rarak (2 g serbuk
direfluks dengan 10 ml etanol 70% selama 10
menit)
- Kumarin : Larutan Rutae Herba (0,5 g serbuk dipanaskan
sambil diaduk dalam 5 ml metanol selama 30
menit, saring, filtrat diuapkan sampai 0,5 ml).
Totolkan 20 µl.
- Tanin : Larutan asam tannat 0,05% dalam etanol 70%
sebanyak 10
- Kardenolida : Larutan digoksin, lanatosida C (5 mg serbuk
dalam 2 ml metanol pada 60°C)
- Alkaloida : Larutan piperin 1% dan kofein dalam etanol
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005
II. BAHAN UJI Sistern KLT yang digunakan adalah sebagai berikut :
- Amilum oryzae (pati beras) Larutan A
- Amilum tritici (pati gandum) / maezena jagung Fase gerak : etil asetat-kloroforrn (9:11)
- Amilum manihot (pati tapioca) Fase diam : Silika gel GF254.
- Amilum marantae (pati garut) Deteksi : FeCl3, garam fast blue atau vanillin asam sulfat
- Amilum solani (pati kentang)
Larutan B
III. PEREALSI DAN ALAT Fase gerak : 1. etilasetat-metanol-air (100:13,5:10)
Pereaksi yang digunakan : Fase diam : 1. Silika gel
- Aquadest 2. Silika gel GF254
- Larutan iodium Deteksi : 1. Besi (III) klorida
2. Sitroborat
Alat yang digunakan : 3. KOH etanolis
- Gelas obyek
- Gelas penutup Larutan C
- Mikroskop Fase gerak : 1. n-butanol-asam asetat-air (5:1:4) v/v fase atas
- Beker glass 2. Kloroform-metanol-air (64:50:10) v/v 20°C
- Pipet tetes Fase diam : 1. Silika gel GF254
- Tabung reaksi kecil 2. Silika gel GF254
Deteksi : 1. Lieberrnann Burchard
2. Vanilin-asam sulfat
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005
V. TUGAS
Sisa dibuang Fraksi HCl
1. Gambar hasil pengamatan yang anda peroleh pada kertas
gambar. Tunjukkan bagian-bagian amilum hasil pengamatan
anda, dan jelaskan perbedaan bagian-bagian untuk setiap jenis
Uji dengan pereaksi Dragendorf, bila positif + amilum yang anda periksa.
NaHCO3 1 M ad. PH 8-9 disari dengan
CHCL3 10 ml 2. Sebutkan tanaman asal beserta familia untuk masing-masing
amilum yang anda periksa.
Lapisan atas
Lapisan bawah
Dinetralkan dengan
CH3COOH
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa
dapat mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan mikroskop
serta dapat menyebutkan ciri khas simplisia yang diperiksa.
6. Identifikasi Tanin
Sebanyak 2 g serbuk simpleks dipanaskan dengan air sebanyak
10 ml selama 30 menit di atas panangas air. Disaring, filtrat
sebanyak 5 m1 ditambah dengan natrium klorida 2% sebanyak
1 ml. Bila terjadi suspensi atau endapan, disaring melalui
kertas saring. Filtrat kemudian ditambah dengan larutan
gelatin 1% sebanyak 5 ml. Terbentuknya endapan
menunjukkan adanya tanin atau zat samak.
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005
Meskipun minyak atsiri memiliki keragaman kimiawi yang cukup Aduk selama 5 menit, saring. Filtrat ditambah larutan
besar, namun sifat-sifat fisiknya satusama lain sangat mirip, yaitu bau khas, KOH 5% dalam etanol 96%. Identifikasi positif bila
indeks refraksi yang tinggi, umumnya bersifat optis aktif dan nilai rotasi terjadi warna ungu tua.
yang spesifik, tidak larut dalam air tetapi larut dalam eter, alkohol dan
kebanyakan pelarut organik. Sifat-sifat minyak atsiri tersebut perlu - Menurut Duquenois-Levine
diketahui dan dipahami dengan benar karena sangat penting untuk analisis 500 mg serbuk ganja disari dengan 8 - 10 ml petroleum
minyak atsiri dan menganalisis adanya pemalsuan dalam suatu sediaan. eter. Bila yang diperiksa dalam bentuk rokok, maka
sebatang rokok diperkolasi dengan petroleum eter sama
banyak. Perkolasi dilakukan dengan jalan menjepit
rokok pada bibir tabung dengan penjepit, kemudian
ditetesi dengan petroleum eter. Tambahkan 2 ml
perekasi Duquenois-Levine, putar tabung reaski dan
amati warna yang terjadi. Kemudian tambahkan 2 ml
HC1 aduk dan biarkan 10 menit. Amati warna yang
terjadi. Akhirnya tambahkan 3 ml kloroform, gojog,
biarkan terpisah menjadi 2 lapisan, amati warna lapisan
kloroform. Uji positif bila terjadi warna ungu sampai
ungu kemerahan pada lapisan kloroform.
2. Reaksi identifikasi
Lakukan reaksi identifikasi dengan menggunakan
pereaksi-pereaksi warna yang tersedia (Asam sulfat P,
asam nitrat P, Frohde LP, Erdman LP).
V. Tugas
Tulislah semua hasil identifikasi yang diperoleh baik dari reaksi
pengendapan maupun reaksi warna, sajikan hasil yang diperoleh
dalam bentuk tabel !
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005
PERCOBAAN VI UNIT 5
IDENTIFIKASI MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN ALKALOIDA
I. TUJUAN PERCOBAAN Alkaloida adalah senyawa yang mempunyai gusus dengan atom
Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi minyak lemak, nitrogen, kebanyakan bersifat basa, biasanya terdapat dalam tumbuhan dan
lemak dan lilin, secara fisika dan kimia terutama untuk minyak umumnya mempunyai aksi farmakologis tertentu.
lemak, lemak, dan lilin yang sering digunakan dalam bidang Alkaloida hanya terdapat pada tumbuhan dengan familia tertentu, di
farmasi. antaranya : Rubiaceae, Leguminosae, Pavaperaceae, Ranunculaceae, dan
Solanaceae.
II. BAHAN UJI Berdasarkan struktur kimianya, alkaloid dapat digolongkan sebagai :
1. Minyak kelapa (Oleum Cocos) 1. Alkaloida golongan Piridina; Misalnya Arecolin (pada Areca
2. Minyak jagung (Oleum Maydis) catechu), Nikotin (pada Nicotiana tabacum).
3. Minyak kacang (Oleum Arachidis) 2. Alkaloida golongan Tropane; Misalnya Hyosciamina,
4. Minyak biji kapas (Oleum Gossipol) Scopolamina (Atropa belladonna, Hyosciamus niger, Datura
5. Kacang tanah stramonium).
6. Kemiri 3. Alkaloida golongan Quinoli; Misalnya kinina, kinidina (Chincona
succirubra).
III. PEREAKSI DAN ALAT 4. Alkaloida golongan Isoquinolina; Misalnya Hydrastin (Hydrastis
Pereaksi Yang digunakan : canadensis), Emetin (Cephaelis ipecacuanhae), Morfin dan Codein
Eter (Pavaper somniferum).
Petroleum eter 5. Alkaloida golongan Indol; Misalnya Ergotamin (Secale
Kloroform cornutum), Strichnina dan Brussina (Stryhnos nux vomica),
Etanol Reserpin (Rauwolvia serpentina).
Aquadest 6. Alkaloida golongan Amina; Misalnya Ephedrin (Ephedra sinica),
HCl 2N Colchicin (Colchicum autumnale).
NaOH 2N 7. Alkaloida golongan Steroida; Acanitin (pada Aconitum napellus).
KCI 2% 8. Alkaloida golongan Purine; Misalnya Coffein (Cola nitida,
Air Sabun Camelia sinensis) Theofilin (Camelia sinensis), Theobromina
Raksa(II)Klorida (Theobroma cacao).
Iodium
Kalium hidrogen sulfat
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005
2. Uji Kelarutan
Ambillah satu tetes minyak dan tambahkan salah satu pelarut
bertetes-tetes sampai tepat larut. Catat berapa tetes pelarut
yang digunakan.
4. Pembentukan Sabun
Didihkan 1 ml minyak lemak dalam 2 ml larutan Natrium
hidroksida 2N, tambahkan 3 ml air. Amati apa yang terjadi.
Bagi larutan menjadi 3 bagian. Netralkan satu bagian larutan
dengan HCl 2N, satu bagian yang lain ditambah dengan
kalium klorida, dan sisanya ditambah dengan magnesium
sulfat. Amati apa yang terjadi.
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005
PERCOBAAN VIII Glikosida pada umumnya larut dalam air, sedangkan aglikonnya
IDENTIFIKASI GLIKOSIDA JANTUNG tidak larut dalam air. Oleh karena itu cara ekstraksinya akan berbeda.
Berdasarkan jenis aglikonnya, glikosida dikelompokkan menjadi :
I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Glikosida Antrakinon; Senyawa ini bersifat purgatif, mempunyai
Setelah selesai praktikum mahasiswa diharapkan gugus fenolik pada posisi atom C-1 dan C-8, serta gugus keto pada
mengetahui dan mampu melakukan identifikasi glikosida jantung posisi C-9 dan C-10. Kadang-kadang pada atom C-3 terdapat gugus
dari suatu bahan. metil , oksimetil atau karboksil, atau pada atom C-6 terdapat gugus
hidroksi dan metoksi. Contoh glikosida antrakinon misalnya :
II. BARAN UJI Emodin (dalam Rhei Radix, Rhamni frangulae/ Rhamni purshianae
Serbuk Digitalis Folium Cortex), Aloe emodin (dalam Aloe Folium) Sennoside A dan
Serbuk Nerii Folium Sennoside B (dalam Sennae Folium).
2. Glikosida Saponin; Senyawa ini terdiri dari turunan triterpen
III. ALAT DAN BAHAN dengan sejumlah kecil steroid (saponin steroid, sapogenin steroid).
Alat : Kelompok gula yang terikat pada gugus hidroksil tunggal
Tabung reaksi (umumnya atom C-3 hidroksi) dari aglikon, disebut sebagai saponin
Kapas monodesmosida, sedangkan gula yang terikat lebih dari satu
Penangas air biasanya pada gugus hidroksi dan gugus karboksil, disebut sebagai
Pipet tetes saponin bis-dismosida. Kebanyakan saponin mempunyai sistem
cincin Oleanan, banyak diantaranya bersifat asam karena adanya
Bahan : gugus karboksil, baik pada aglikon maupun pada lingkungan
Alkohol 70% gulanya. Jenis gula yang lazim terikat pada saponin adalah
Larutan Pb asetat umumnya unit 1-6 monosakarida, seperti glukosa, galaktosa,
Natrium sulfat ramnosa, arabinosa, fruktosa, xilosa, asam glukoronat, dan asam
Kloroform galaktoronat. Seluruh saponin triterpen dan kelompok saponin
Asam asetat glacial monodesmosida mempunyai aktivitas menghemolisis darah,
FeCl3 3,5% sedangkan saponin bis-desmosida tidak. Contoh-contoh saponin
Asam sulfat pekat antara lain : Giycirhizin (pada Liquiritae Radix) Sarsapogenin (pada
Pereaksi Baljet Smilax Radix) Diosgenin (pada Dioscorea bulbus), Sarmentogenin
Pereaksi Legal (pada Strophantus semen).
Etil asetat
Metanol
Vanilin-asam sulfat
Lempeng silika
Jurusan : Farmasi Modul ke : 01 Jurusan : Farmasi Modul ke : 01
Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005 Nama MP : Farmakognosi mulai berlaku : 01 September 2005
3. Glikosida Flavonoid; Misalnya Rutin (pada Citrus Fructi Cortex), 7. Glikosida Fenolat; Misalnya Arbutin (pada Ovae ursi Folium).
Luteolin-7-0-glukosida (pada Sonchi Herba) Liquiritine (pada Umumnya berbentuk hidrokinon β-O-glukosida yang berada
Liquiritae Radix). bersama-sama dengan metilarbutin dan sejumlah kecil 2-O-
4. Glikosida Jantung; Senyawa ini mengandung glikosida steroid galoilarbutin, 6-O-asetilarbutin dan hidrokinon bebas.
dengan efek spesifik, yaitu mempengaruhi irama pergerakan kerja 8. Glikosida alkohol; Misalnya Salisin (pada Salix purpurea)
jantung. Steroid ini strukturnya merupakan turunan sistem cincin 9. Glikosida aldehida; Misalnya glukovanilin (pada Vanilla
tetrasiklik, yaitu 10'-13 dimetilsiklo pentano perhidro phenantrena, planifolia)
yang mempunyai lingkaran γ - lakton disebut Kardenolida, 10. Glikosida lakton; Misalnya glikosida kumarin (dalam
sedangkan yang mempunyai lingkaran δ - lakton disebut Anthoxantum odoratum, Melliatus albus, Trifolium pratense),
Bufadienolida, keduanya terletak pada posisi atom C-17. Contoh glikosida Psoralen (pada Ammi majus).
glikosida jantung yaitu Digitoksin (pada Digitalis Folium),
Oleandrin (pada Nerii Folium), Strophantoside (pada Strophantii
semen).
5. Glikosida Sianogenin; Pada umumnya deteksi glikosida sianogen
didasarkan pada keberadaan gas HCN yang dibebaskan oleh hasil
hidrolisis glikosida sianogen baik secara kimiawi maupun enzim
endogen dalam sistem tertutup. Glikosida sianogenik dapat di
isolasi dan dimurnikan dengan cara umum yang digunakan untuk
glikosida tumbuhan lain, namun selama proses isolasi penting untuk
menonaktifkan enzim glikosidase yang ada bersama dalam jaringan
tumbuhan. Glikosida sianogen ini antara lain terdapat sebagai
Laurocerasin (pada Laurocerasii Folium), amigdalin (pada
Amigdalae Semen), Prunasin (dalam Prunus sp.), juga terdapat
dalam kubis (Brassica oleraceae), sawi (Brassica nigra).
6. Glikosida alil-isotiosianat; Senyawa ini selalu .berada dalam
bentuk glukosinolate (S-glukosinolat). Apabila sel tanaman dirusak
atau jaringan tumbuhan didestilasi uap, naka senyawa tersebut akan
dipecah atau diuraikan oleh enzim myrosine (β-thioglikosidase).
Contoh senyawa ini antara lain : Sinigrin (dalam Sinigris Semen)
juga terdapat Allii sativi bulbus, Sinapis Nigri Semen, Sinapis Albi
Semen.