Anda di halaman 1dari 12

Kevin Brandon Nababan | 1932064 | Seminar Audit

Earnings Predictability

Earnings Management

Firm Value

Audit Report Lag


Kualitas audit
firm's technological
innovation
Opini Audit Going Concern

Cost of Capital

Financial Performance
Cost of Equity

Market Price per Share

Cost of Debt

DeAngelo (1981) mengartikan kualitas audit sebagai probabilitas gabungan dari auditor untuk
dapat mengetahui dan melaporkan kesalahan material dari suatu laporan keuangan yang disajikan.
(Carson et al., 2013) Menjelaskan bahwa kualitas audit merupakan kompetensi dari seorang auditor
untuk menganalisis, mengidenttifikasi, dan menyampaiakan kesalahan yang telah dilakukan oleh
perusahaan disertai dengan bukti-bukti yang ditemukan.
1. Earnings Management
Penelitian ini menjelaskan bagaimana kualitas audit berpengaruh terhadap earnings management.
Dijelaskan bahwa Earnings Management terjadi ketika manajer mencoba untuk melakukan manuver
transaksi yang dapat mempengaruhi hasil disajikan dalam laporan keuangan untuk menyembunyikan
kinerja ekonomi riil perusahaan atau untuk mempengaruhi beberapa hasil kontrak. Adanya perhatian
oleh regulator karena manajer sering memanipulasi agar laba perusahaan menjadi besar. Menurut
(Fields et al., 2001), manajemen laba dimulai dari fleksibilitas pilihan akuntansi yang diberikan oleh
Prinsip Akuntansi, memungkinkan manajer untuk memilih prosedur pelaporan yang tepat dan
memilih asumsi dan estimasi yang sesuai untuk masing-masing lingkungan bisnis. Memberi manajer
dengan perilaku oportunistik kesempatan untuk memilih prosedur pelaporan tertentu yang membantu
mereka memaksimalkan kekayaan mereka (Watts & Zimmerman, 1990). Oleh karena itu, Pemangku
Kepentingan merasa sulit untuk mengenali kekayaan bersih dan ekonomi yang tepat nilai perusahaan,
karena laporan keuangan tidak mencerminkan kinerja perusahaan yang sebenarnyaDalam penelitian
ini kualitas audit direfleksikan menggunakan ukuran audit firm, spesialisasi auditor, dan audit tenur.
(Yasser & Soliman, 2018) menjelaskan bahwa kualitas audit yang direfleksikan melalui ukuran dari
audit firm dan spesialisasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba.
Dalam penelitiannya, kualitas audit di proxikan dengan ukuran KAP, spesialisasi auditor, dan
audit tenur. Dalam mengukur ukuran KAP, penulis menggunakan KAP Big4 sebagai proxinya dengan
asumsi KAP yang lebih tinggi akan menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi. Juga sebaliknya.
Penelitian ini mengukur spesialisasi industry auditor dengan number-of-clients-based. Audit tenur
menggunakan variable dummy 1 untuk Ketika klien menggunakan KAP yg sama lebih dari 3 tahun
dan 0 untuk yang kurang dari 3 tahun. Sedangkan earnings management peneliti mengukurnya dengan
discretionary accruals. Peneliti mengatakan bahwa earnings management tidak dapat diamati, Namun
discretionary accruals lah yang sangat umum digunakan karena karena manajer lebih memilih untuk
mempraktikkan manajemen laba melalui pengelolaan accruals karena teknik ini kurang dapat
dideteksi dan pengguna eksternal financial statement tidak dapat membedakan salah saji dengan
mudah. Peneliti menggunakan Modified Jones model. Sebenarnya banyak cara untuk
menghitung/mengestimasi discretionary accruals, Namun model ini terbukti lebih baik dalam
mendeteksi earnings management karena lebih sedikit eror dibandingkan model sebelumnya.
NDAt = β1(1/At-1) + β2[(∆REVt - ∆RECt) / At-1) + β3(PPEt / At-1)
∆REVt = revenues in year t less revenues in year t-1;
∆RECt = net receivables in year t-1.
PPEt = gross property plant and equipment at the end of year t;
A t-1 = total assets at the end of year t-1;
β1, β2, β3 = firm-specific parameters (estimated using a different model).
Total accruals dihitung dengan:
TACt= NIt – CFOt
Dimana:
TACt: total accruals in year t ;NIt: net income in year t ;CFOt: cash flows from operating activities in
year t
Semua variabel diskalakan dengan total aset tahun sebelumnya untuk mengurangi heteroskedastisitas
regresi.
Peneliti juga menggunakan beberapa variable control yang akan memperkuat temuan pada studi
earnings management(Dechow et al., 2012). Yaitu firm size yang diukur sebagai logaritma natural
dari total aset, firm’s financial leverage diukur dengan total debt ratio, cash flow from operation
(CFO) yang diukur sebagai net cash flow yang diskalakan oleh beginning book value of total assets,
dan variable control terakhir ialah data. Populasinya ialah perusahaan yang terdaftar di bursa efek
mesir (EGX). Penelitian ini menggunakan perusahaan yang termasuk dalam indeks Mesir EGX100
sebagai sampelnya, indeks ini paling banyak melacak kinerja 100 perusahaan aktif di Mesir. Studi ini
mencakup periode keuangan selama 5 tahun dari 2011 hingga 2016. Data sekunder diambil dari
laporan tahunan dan laporan keuangan nonkonsolidasi perusahaan yang termasuk dalam indeks Mesir
EGX100 pada tanggal 31 Desember 2016. Namun, perusahaan keuangan dan asuransi dikeluarkan
karena mereka telah praktik dan operasi tertentu, penelitian sebelumnya menyarankan bahwa
perusahaan keuangan dan asuransi memiliki insentif untuk menerapkan praktik akuntansi yang
menyebabkan kesulitan dalam menangkap oportunistik manajemen manipulasi, jadi 20 perusahaan
dikeluarkan yang meninggalkan kita dengan 80 perusahaan. Akhirnya, 10 perusahaan adalah
dihilangkan karena kurangnya data yang cukup, mengurangi ukuran sampel menjadi 70 perusahaan,
yang meninggalkan kami dengan sampel 350 pengamatan.
2. Audit Report Lag
Factor berikutnya yang terdampak oleh kualitas audit ialah Audit Report Lag. Audit report lag
diukur sebagai perbedaan antara tahun buku dan kapan laporan keuangan itu dipublikasi.
Keterlambatan laporan audit telah digambarkan sebagai jumlah hari dari akuntansi akhir tahun
perusahaan dan tanggal laporan audit independent (Durand, 2019). Dengan demikian, keterlambatan
laporan audit mengacu pada durasi penyelesaian audit atas suatu laporan keuangan perusahaan. Ini
sangat penting indikator karena perusahaan, regulator, dan investor sangat bergantung padanya untuk
membuatkeputusan mereka .Dalam penelitian yang dilakukan (Ukoma, 2020) mendapatkan bahwa
kualitas Audit memiliki pengaruh negative signifikan terhadap audit report lag. Dalam hal ini kualitas
audit di proxikan menggunakan Big-4. penggunaan salah satu perusahaan audit Big-4 cenderung
untuk mengurangi keterlambatan dalam audit karena kemampuan mereka untuk memperoleh sumber
daya manusia yang diperlukan dan sumber daya material yang dibutuhkan untuk melaksanakan
latihan audit dan menghasilkan audit laporan sesuai jadwal. Tentunya hal ini menjawab isu yang
dibawa oleh penulis, bagaimana keterlambatan ini sangat mempengaruhi kepercayaan investor.
Dalam penelitian ini penulis mengukur audit quality dengan variable dummy, dimana perusahaan
yang menggunakan Big4 sebagai auditornya akan diberi kode 1 dan yang tidak menggunakan diberi
kode 0. Sedangkan audit report lag dihitung dengan perbedaan tahun buku dan laporan keuangan itu
dipublikasi beserta audit reportnya. Desain penelitian yang dilakukan meggunakan ex-post facto untuk
mendapatkan data. Empat belas perusahaan manufaktur dipilih untuk penelitian ini dari sektor barang
industri. Jeda laporan audit diukur sebagai perbedaan antara tahun buku dan kapan laporan keuangan.
Independensi audit adalah diukur dengan biaya audit yang dibayarkan untuk masing-masing tahun
untuk masing-masing perusahaan dipelajari. Analisis Regresi dilakukan untuk mengetahui pengaruh
kualitas Audit dan Auditor independensi pada lag laporan audit perusahaan manufaktur di Nigeria.
Model empiris berikut ini ditentukan dan diuji secara ekonometrik:
ARL = f(ARQ)
ARL = α0+ α1ARQ + α2AI +µ
Dimana:
ARL=Audit report lag;
ARQ=Audit report quality;
Audit independence; α0=Constant; α1,2=Coefficient; µ =error term
3. Opini audit going concern
Banyaknya perusahaan yang delisting karena going concern perusahaan diragukan hal tersebut
menunjukkan jika entitas yang belum bisa mempertahankan keberlangsungan usahanya. Dikatakan
oleh peneliti bahwa Opini audit going concern ialah pendapat yang diinformasikan oleh auditor
terkait laporan keuangan entitas mengenai tinjauan auditor jika ada ketidakmampuan ataupun
keraguan signifikan mengenai kelangsungan hidup suatu entitas dalam melaksanakan operasional
usahanya. Menurut (Akbar & Ridwan, 2019) going concern opinion yang diterima oleh perusahaan
bisa dipengaruhi oleh faktor eksternal atau faktor internal entitas tersebut. Auditor memiliki
kewajiban bukan hanya sebatas memeriksa pada laporan keuangan saja, namun auditor perlu
memperhatikan kondisi yang berkesempatan dapat membuat keberlangsungan hidup suatu entitas
berakhir. Dalam penelitian (Syarif et al., 2021) menemuka bahwa kualitas audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian-penelitian sebelumnya
menemukan bahwa kualitas audit dapat mempengaruh penerimaan opini audit going concern. Peneliti
ini berfokus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2017-
2019.
mengukur kualitas audit menggunakan variable dummy. Jika perusahaan yang menggunakan jasa
Big4 diberi kode 1 dan 0 untuk yang tidak menggunakannya. Peneliti beralasan bahwa KAP yang
berafiliasi dengan big4 memiliki kehati-hatian yang lebih tinggi dalam melaporkan tingkat going
concern entitas tsb. Populasi dalam penelitian ini ialah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2017-2019. Penentuan sampel dalam penelitian ini dipilih dengan cara Cluster
Sampling (Area Sampling). Prosedur pengambilan sampelnya melalui tahapan sebagai berikut. Dari
182 populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2017-2019 terdapat tiga sektor
besar didalamnya yaitu, Industri Dasar Dan Kimia, Industri Barang Konsumsi, dan Aneka Industri.
Dari ketiga sektor industi tersebut telah diketahui populasinya pada tahun 2017-2019 yaitu:
1. lndustri dasar dan kimia = 78 perusahaan
2. Aneka industri = 50 perusahaan
3. lndustri barang konsumsi = 54 perusahaan
Dari masing-masing sektor tersebut akan diambil sampel dan dalam pengambilan sampel peneliti
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan sebesar 15%. Dalam penelitian yang
dilaksanakan ini, peneliti menggunakan pada teori Spearman yang membatasi jumlah sampel minimal
sebanyak 30 data. Maka total perusahaan yang dijadikan sebagai sampel sebanyak 36 perusahaan
dengan periode laporan keuangan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu 3 tahun, yaitu dari
tahun 2017 hingga 2019 sehingga diperoleh sampel akhirnya yaitu 108 laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI.

4. Financial Performance
Variable berikutnya yang terdampak oleh kualitas audit ialah Financial Performance. Pada
penelitian ini, penulis berangkat dari isu dan kasus-kasus pemilik bisnis dan investor yang meragukan
akuntabilitas yang dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Didukung
dengan banyaknya perusahaan yang gagal dan salah saji yang dilakukan oleh pihak perusahaan.
Peneliti-peneliti sebelumnya menemukan bahwa kebenaran suatu laporan tergantung pada kualitas
audit eksternal perusahaan. Kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas bersama yang dinilai
pasar bahwa auditor tertentu akan menemukan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien dan
melaporkan pelanggaran tersebut (DeAngelo, 1981). Dalam upaya untuk mengembalikan kepercayaan
dan minat berinvestasi, perusahaan sangat memerlukan auditor eksternal. Kinerja keuangan dapat
disamakan dengan seberapa baik kinerja organisasi perusahaan dalam mencapai target keuangannya
dan harapan pemegang saham. Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat sebagai tingkat kinerja dari
sebuah organisasi pada satu periode waktu. (IIiemena & Okolocha, 2019) dalam penelitiannya
menghubungkan bagaimana performa keuangan dapat dipengaruhi oleh kualitas audit.
Dengan auditor yang baik akan menghasilkan kualitas audit yang baik pula, maka dari itu dapat
dipastikan juga informasi yang tepat tersampaikan kepada pengguna laporan keuangan. Peneliti
menggunakan audit firm rotation (AFR) dan audit fees (AUF) untuk mewakili Kualitas Audit dan
Financial Performance menggunakan return on asset (ROA). Dari penelitian ini ditemukan bahwa
rotasi audit firm dan audit fee berpengaruh positif signifikan terhadap performa keuangan. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kualitas audit maka semakin tinggi pula financial
performance. Populasi dan sampel studi terdiri dari dua puluh empat perusahaan barang industri yang
terdaftar di lantai Bursa Efek Nigeria pada 4 th September 2019. Data untuk penelitian ini dikumpulkan
dari laporan tahunan perusahaan-perusahaan ini untuk periode 2012 – 2018. Untuk tujuan analisis
empiris, penulis menggunakan regresi linier sebagai teknik statistik yang mendasari. Variabel terikat
adalah Kinerja Keuangan (FP) sedangkan variabel independen adalah Kualitas Audit. Mereka
mengadopsi model deskriptif dan ex-post facto untuk tujuan penelitian ini, dengan model regresi: FP=
BO + B1 AFR + B2 AUF + £
1. FP = Financial Performance.
2. BO =Intercept coefficient,
3. B1 = Coefficient for each proxy of the independent variable,
4. AFR = Audit firm rotation,
5. AUF = Audit Fees,
6. £ = Error term.

5. Market Price Per Share


Penelitian berikutnya ialah mengenai bagaimana kualitas audit berpengaruh terhadap Market
Price Per Share. Market price per share (MPS) adalah harga dimana suatu saham dapat dengan
mudah dibeli atau dijual di pasar-pasar saat ini (Francis et al., 1999). Penelitian ini berlatar belakang
skandal yang terjadi dimana terdapat manipulasi-manipulasi terhadap laporan keuangan yang
menyebabkan kerugian bagi pemangku kepentingan dan juga kehancuran bagi perusahaan. Di Nigeria
sendiri banyak skandal keuangan terutama pada sector perbankan dan melalui inilah peneliti
mempertanyakan apakah kebangkrutan perusahaan-perusahaan itu hasil dari kualitas audit yang buruk
dan ketidak mampuan auditor menjalankan fungsinya untuk mengetahui kesalahan dalam laporan
keuangan. Dalam (Mansur et al., 2020), Peneliti menjelaskan kualitas audit dapat menjadi fungsi dari
kemampuan auditor untuk mendeteksi salah saji material dan melaporkan kesalahan, kedua definisi
tersebut diletakkan menekankan pada dua aspek yang paling signifikan dari kualitas audit, khususnya
kemampuan auditor atau upaya auditor, dan independensi auditor. Audit Firm Size, Audit Fees,
Auditor Tenure and Audit industry specialization menjadi indicator kualitas audit dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukan bahwa audit firm size, audit tenur dan spesialisasi auditor memberikan
pengaruh positif signifikan terhadap MPS. Sedangkan audit fee tidak berpengaruh terhadap MPS. Ini
berarti bahwa variabel-variabel tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi
perilaku harga saham di sektor perbankan Nigeria.
Audit Firm Size (jika diaudit oleh big4=1, dan jika non-big4=0), Audit Fees, Auditor Tenure
(kode 1 jika hubungan lebih dari 3 tahun dan kode 0 untuk sebaliknya) dan Audit industry
specialization (1 untuk perusahaan yang diaudit dengan auditor dengan spesialisasi industry, 0 untuk
non specialist auditor) menjadi proxi dari kualitas audit. Sedangkan MPS dilihat dari
www.cashcraft.com pada 14 bank (DBMs) dan mencakup periode 2012-2018. Penelitian ini
mengadopsi deskriptif ex post facto. Data sekunder diekstraksi dari rekening tahunan bank selama
periode penelitian. Studi ini menggunakan penggunaan teknik regresi berganda untuk menganalisis
data dengan bantuan STATA versi13. Model dari penelitian disebutkan di bawah ini.
MPSit= β0+β1AFit+β2AISit+ β3ATit+ β4AFSt+ β5BKZit+ β6LEVit+ eit
Dimana:
MPS= Market Price Per Share
AF= Audit Fees
AI= Auditor industry Specialization
AT= Audit Tenure
AFS= Audit Firm Size
BKZ= Bank Size (Variabel control)
LEV= Leverage (Variabel control)
β0= is theintercept
β1-β4= arethe parameters estimate or coefficients in equation
μ= error
6. Earnings predictability
Earnings predictability didefinisikan dengan sejauh mana investor dapat memprediksi masa
depan perubahan pendapatan suatu perusahaan (atau sekelompok perusahaan). Investor menggunakan
informasi akuntansi untuk mempelajari kinerja saat ini dari perusahaan tertentu yang diminati dan
kemudian untuk memprediksi prospek masa depan. Oleh karena itu, pengungkapan berkualitas tinggi
harus memungkinkan investor dan analis keuangan untuk mengantisipasi prospek masa depan
perusahaan dengan lebih baik. Tentunya hal ini berkaitan dengan disclosure quality. Penelitian ini
menggunakan big4 sebagai indicator dari kualitas audit. Dengan hadirnya auditor dengan kualitas
yang baik maka akan mengurangi asimetri informasi dan salah saji atas laporan keuangan dan akan
meningkatkan “disclosure quality”. (Hussainey, 2009)menemukan bahwa investor dapat lebih
mengantisipasi pendapatan masa depan ketika keuangan laporan diaudit oleh empat kantor akuntan
besar. Namun, temuan ini tidak berlaku untuk perusahaan yang tidak menguntungkan.
Penelitian ini mengukur kualitas audit dengan variable dummy, dimana jika laporan keuangan
diaudit oleh big4 maka akan diberi ‘1’ dan jika diluar dari itu akan diberi ‘0’. Ini menghasilkan
berikut model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian:

Penghasilan masa depan koefisien respon adalah ukuran earnings predictability. Penelitian ini
juga menggunakan model penelitian returns-earnings regression. Earnings predictability diukur sejauh
mana investor dapat mengantisipasi perubahan pendapatan di masa depan dengan lebih baik ketika
laporan keuangan diaudit oleh empat kantor akuntan besar. Makalah ini menggunakan model dari
(Collins et al., 1994) pengembalian-regresi pendapatan masa depan model untuk mengukur
prediktabilitas laba dan untuk menguji hipotesis penelitian. Namun, hanya dua variabel pertumbuhan
pendapatan masa depan yang dimasukkan dalam regresi (N=2 dan k =1,2) daripada tiga tahun
mendatang. Selain itu, dalam menentukan pertumbuhan pendapatan variabel, perubahan pendapatan
diturunkan oleh harga dan bukan oleh pendapatan tertinggal. Yang terakhir penyesuaian dibuat untuk
mempertahankan jumlah maksimum pengamatan untuk analisis. Penyesuaian ini menghasilkan model
modifikasi berikut:
7. Firm Value
Factor lain yang dipengaruhi oleh kualitas audit ialah Firm Value. Adanya pengaruh asimetri
informasi dan efek interferensi, informasi keuangan perusahaan sering muncul perbedaan yang
signifikan, yang mempengaruhi kinerja perusahaan dan investor. Audit laporan keuangan adalah alat
penting untuk mengurangi asimetri informasi untuk menjaga informasi bisnis secara efektif dan pasar
finansial. Selanjutnya, audit telah terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
perusahaan pengambilan keputusan keuangan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Ha & Tran
Dang Thanh Minh, 2020) menjelaskan hubungan antara kualitas audit dan nilai perusahaan disebutkan
pada aspek pengungkapan informasi dan mempengaruhi keputusan investasi investor serta manajer.
kualitas audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal itu terjadi karena informasi perusahaan
diungkapkan melalui laporan keuangan, dan mereka banyak digunakan oleh investor dan pengguna
laporan keuangan Oleh karena itu, jika suatu perusahaan diaudit oleh auditor yang berkualifikasi
tinggi, pasar modal menciptakan efek positif dan meningkatkan keandalan laporan keuangannya.
Studi ini menganalisis apakah eskalasi nilai pasar terkait dengan audit kualitas sampel dari 392
perusahaan yang terdaftar di pasar saham Vietnam selama periode tersebut selama 8 tahun, dari tahun
2011 sampai dengan tahun 2018, dengan 3.136 observasi. Studi ini menghilangkan perusahaan di
sektor keuangan, seperti bank, jasa keuangan, asuransi, dan perusahaan sekuritas karena mereka
mengandung struktur modal yang berbeda dibandingkan dengan yang lain. Kemudian, penelitian ini
terus menghapus sejumlah perusahaan yang memiliki informasi yang tidak lengkap atau telah dihapus
dari daftar market share di Vietnam. Dimana kualitas audit diproxikan dengan reputasi dan ukuran
KAP (big4 dan non-big4) dan model ini disusun sebagai berikut
𝐹𝑉𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝐴𝑄𝑖𝑡 + 𝛽2𝐿𝐸𝑉𝑖𝑡 + 𝛽3𝑅𝑂𝐴𝑖𝑡 + 𝛽4𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡 + 𝛽5𝐴𝐺𝐸𝑖𝑡 + 𝜀it
Firm value diukur dengan Tobin’s Q dihitung dengan rasio dari total capital’s market value
terhadap total assets’ book value. Tobin’sQ dihitung dengan rasio capital’s market value terhadap
nilai buku dari aset. Variabel independen adalah kualitas audit (AQ). Studi sebelumnya diuji pengaruh
kualitas audit dengan mengkategorikan perusahaan menjadi diaudit oleh Big 4 dan non-Big 4. Ukuran
ini didasarkan pada ukuran dan reputasi perusahaan audit, yang mengkodekan AQ sebagai 1 jika
perusahaan tersebut diaudit oleh Big 4, atau 0 jika sebaliknya. financial leverage (LEV), firm's size
(SIZE), financial performance (ROA) and firm's age (AGE) adalah variable untuk mengontrol firm
value
Rasio utang (LEV) dihitung dengan rasio total utang terhadap total aset; sedangkan kinerja keuangan
perusahaan (ROA) merupakan indikator fundamental berdasarkan rasio return on aset. Ukuran
perusahaan (SIZE) diukur dengan logaritma natural dari total aset, dan umur perusahaan (AGE)
dihitung dengan jumlah tahun sejak perusahaan didirikan sampai dengan waktu yang ditentukan.
Variable ini digunakan dalam penelitian sebelumnya seperti (Wang & Huang, 2014), (Cano
Rodríguez & Sánchez Alegría, 2012).

8. firm's technological innovation


Dalam penelitian ini, peneliti berangkat dari adanya kesenjangan dari penelitian sebelumnya
dimana tidak ada pembahasan secara khusus menganai kualitas audit terhadap inovasi perusahaan
firm's technological innovation. (Nguyen et al., 2020) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa
investor lebih bersedia memberikan modal bagi perusahaan untuk memanfaatkan peluang inovasi.
Hipotesis pertama memprediksi bahwa perusahaan dengan kualitas audit yang lebih tinggi memiliki
output inovasi yang lebih tinggi. Hal ini karena kualitas pelaporan keuangan dapat mengurangi biaya
investasi dalam inovasi yang terkait dengan asimetri informasi. Inovasi perusahaan adalah proses
investasi jangka panjang multi-tahap yang berisiko, tidak pasti, dan membawa probabilitas tinggi
untuk kegagalan (Holmstrom, 1989). Ukuran pertama kami dari inovasi perusahaan adalah jumlah
paten yang diterapkan perusahaan pada tahun tertentu yang akhirnyadiberikan, yang mewakili
kuantitas produksi inovasi. Ukuran kedua adalah jumlah jumlah kutipan non-pribadi yang diterima
untuk setiap paten yang diberikan pada tahun tertentu selama periode sampel peneliti, itu mewakili
kualitas inovas perusahaan. peneliti menggunakan audit fees, industry specialists, and going-concern
opinion sebagai cerminan dari kualitas audit. Peneliti menemukan efek negatif yang mengejutkan dari
kualitas audit pada inovasi perusahaan. peneliti juga mengidentifikasi analis keuangan dan investor
institusional non-dedicated, yang cenderung mengerahkan tekanan pada manajer untuk memenuhi
target pendapatan jangka pendek, sebagai kemungkinan pendorong di balik efek kualitas audit yang
tidak diinginkan. Secara keseluruhan, bukti baru menunjukkan bahwa kualitas audit yang tinggi,
sebagai dimensi kualitas pelaporan keuangan, dapat merugikan inovasi perusahaan.
Peneliti memperoleh data dari berbagai sumber publik. Data tentang inovasi perusahaan diperoleh
dari kumpulan data yang dikumpulkan oleh Kogan dkk. (2017), yang berisi informasi tentang lebih
dari empat juta paten yang dikeluarkan untuk perusahaan AS dari tahun 1926 hingga 2009. Data
tentang kualitas audit berasal dari AuditAnalytics, yang memberikan informasi tentang detail riwayat
auditor, perubahan auditor, dan biaya auditor diungkapkan oleh pendaftar SEC sejak Januari 2000.
Data diekstraksi terutama dari pernyataan proxy 14A, 10Ks, 20Fs, 40Fs, dan pengajuan N-CSR.
Periode sampel peneliti adalah dari tahun 2000 hingga 2009 karena data AuditAnalytics hanya
tersedia mulai tahun 2000 dan seterusnya dan data inovasi perusahaan tersedia hingga 2009. Peneliti
mengumpulkan data akuntansi dari Compustat Annual Files, kepemilikan institusional dari Thomson
Reuters Institutional Holdings (13f), cakupan analis dari basis data Sistem Estimasi Pialang
Institusional (I/B/E/S), harga saham dari Pusat Penelitian Harga Keamanan (CRSP), dan klasifikasi
investor institusional dari situs web Bushee.7 Kami mengecualikan perusahaan di industri keuangan
(kode SIC dua digit 60 hingga 69) dan utilitas publik (kode SIC dua digit 49) karena mereka sangat
diatur. Sampel akhir kami memiliki 35.460 pengamatan tahun perusahaan dengan 7.482 perusahaan
unik.
Kualitas audit diukur dengan variable dummy, dimana 1 untuk perusahaan yang menggunakan
big4 sebagai auditor dan 0 untuk sebaliknya dan peneliti menggunakan audit fees, industry specialists,
and going-concern opinion sebagai cerminan dari kualitas audit juga. Sedangkan untuk firm
innovation peneliti menggunakan jumlah paten yang diterapkan perusahaan pada tahun tertentu yang
akhirnyadiberikan, yang mewakili kuantitas produksi inovasi. Ukuran kedua adalah jumlah jumlah
kutipan non-pribadi yang diterima untuk setiap paten yang diberikan pada tahun tertentu selama
periode sampel peneliti, itu mewakili kualitas inovas perusahaan. Model penelitian nya ialah
Descriptive statistics.
. Variabel kontrol termasuk berikut: MV, diukur dengan log kapitalisasi pasar perusahaan untuk
ukuran perusahaan; ROA, pengembalian aset untuk profitabilitas; RD, Pengeluaran R&D yang
diskalakan berdasarkan total aset; PPE, properti bersih, pabrik dan peralatan yang diskalakan
berdasarkan total aset untuk wujud aset; LEV, rasio leverage dari total utang terhadap total aset;
CAPEX, belanja modal yang diukur berdasarkan total aset; INST, rata-rata empat kepemilikan
institusional triwulanan yang diukur berdasarkan saham perusahaan yang beredar; ANA, log satu
ditambah jumlah rata-rata perkiraan pendapatan selama 12 bulan ke cakupan analis proxy; Likuiditas
ILLIQ, (Amihud, 2002); HHI, indeks Herfindahl berdasarkan penjualan tahunan untuk mengukur
persaingan pasar produk; Q, Q Tobin; KZ, indeks KZ sebagai a proxy untuk kendala keuangan; dan
AGE, log satu ditambah jumlah tahun perusahaan terdaftar di Compustat. Peneliti juga termasuk
indeks Herfindahl kuadrat, HHISQ

9. Cost of Capital
Pada penelitian berikutnya, kali ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh kualitas audit terhadap
Cost of Capital. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Coffie et al., 2018) didukung dengan peneliti-
peneliti sebelumnya bahwa pengadopsian IFRS pada system akuntansi dapat meningkatkan kualitas
informasi akuntansi sehingga principal dan agen terhindar dari asimetris informasi. Setelah terjadinya
peningkatan transparansi dan kualitas pelaporan maka akhirnya menurunkan Cost of Capital. Hasil
penelitian-penelitian yang dipaparkan dalam jurnal ini pun mendukung credibility theory dimana
kualitas audit yang meningkat kredibilitas laporan keuangan dan akan mengurangi Cost of Capital.
Secara teoritis dan empiris untuk sejauh mana, kualitas audit yang tinggi dari auditor eksternal akan
menyebabkan risiko perusahaan yang lebih rendah, informasi asimetri dan selanjutnya, biaya modal
yang lebih rendah.
Cost of Capital = WACC = (1-T) x kd x (D/V) + ke x (E/V)
model ekonometrika:

10. Cost Of Equity

Dikatakan dalam penelitina (Coffie et al., 2018) bahwa higher audit quality leads to more credible
and reliable financial information and improves the accuracy of a firms’ earnings and reduces
information risk which reduces the Cost Of Equity. (Krishnan et al., 2013) menyatakan bahwa ketika
investor tidak mengetahui informasi, mereka akan menuntut lebih tinggi tingkat pengembalian untuk
menghargai mereka atas risiko penggunaan sumber daya mereka oleh manajer.
DPS+1
Cost of Equity = +g
P
model ekonometrika:

11. Cost of Debt

Cost of Debt. Dalam penelitian (Coffie et al., 2018) berpendapat bahwa auditor Big 4
meningkatkan kredibilitas laporan keuangan perusahaan swasta dan perusahaan muda yang
mengakibatkan penurunan biaya pemantauan utang dan akhirnya pengurangan dalam tingkat bunga.
Oleh karena itu, mereka menyarankan agar pemberi pinjaman menghargai kehadiran auditor lebih dari
pilihan auditor.
INTEREST exp
Cost of Debt = ( 1−T ) ×
INTEREST −BEARING DEBT

model ekonometrika:
Populasi penelitian ini terdiri dari semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Ghana
untuk periode 2008 dan 2013 dan Ghana Club 100 perusahaan untuk periode 2008 hingga 2013 tahun
keuangan. Data diperoleh dari laporan tahunan perusahaan. Data pada perusahaan yang terdaftar
diperoleh dari perpustakaan Bursa Efek Ghana, sedangkan tahunan laporan untuk Klub 100 diperoleh
dari Dewan Promosi Investasi Ghana (GIPC). Ghana Club 100 (GC 100) adalah kompilasi tahunan
dari 100 teratas (yaitu 100 terbanyak perusahaan yang sukses berdasarkan ukuran, profitabilitas dan
pertumbuhan) perusahaan di Ghana untuk memberikan hak pengakuan untuk perusahaan yang sukses
dan diluncurkan pada tahun 1998 oleh Dewan Promosi Investasi Ghana (GIPC). Empat puluh
perusahaan dengan data yang cukup tersedia secara terus menerus untuk enam tahun digunakan dalam
penelitian ini. Di antara 40 perusahaan yang digunakan untuk penelitian ini, 20 (50 persen) adalah
hanya terdaftar di Bursa Efek Ghana, 8 (20 persen) perusahaan hanya Club 100 anggota dan 12 (30
persen) keduanya adalah anggota Klub 100 dan terdaftar di Bursa Ghana. Semua perusahaan
menggunakan hutang dan modal ekuitas. Secara total, 240 perusahaan-tahun pengamatan diperoleh
selama periode 2008-2013.
Daftar Pustaka

Akbar, R., & Ridwan, R. (2019). Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan Perusahaan Dan Reputasi Kap Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, 4(2), 286–303.
https://doi.org/10.24815/jimeka.v4i2.12239
Amihud, Y. (2002). Illiquidity and stock returns: Cross-section and time-series effects. Journal of
Financial Markets, 5(1), 31–56. https://doi.org/10.1016/S1386-4181(01)00024-6
Cano Rodríguez, M., & Sánchez Alegría, S. (2012). The value of audit quality in public and private
companies: Evidence from Spain. Journal of Management and Governance, 16(4), 683–706.
https://doi.org/10.1007/s10997-011-9183-4
Coffie, W., Bedi, I., & Amidu, M. (2018). The effects of audit quality on the costs of capital of firms
in Ghana. Journal of Financial Reporting and Accounting, 16(4), 639–659.
https://doi.org/10.1108/JFRA-03-2017-0018
Collins, D. W., Kothari, S. P., Shanken, J., & Sloan, R. G. (1994). Accounting & Economics
association. Journal of Accounting and Economics, 18, 289–324.
DeAngelo, L. E. (1981). Auditor size and audit fees. Journal of Accounting and Economics, 3(3),
183–199.
Dechow, P. M., Hutton, A. P., Kim, J. H., & Sloan, R. G. (2012). Detecting Earnings Management: A
New Approach. Journal of Accounting Research, 50(2), 275–334.
https://doi.org/10.1111/j.1475-679X.2012.00449.x
Durand, G. (2019). The determinants of audit report lag: a meta-analysis. Managerial Auditing
Journal, 34(1), 44–75. https://doi.org/10.1108/MAJ-06-2017-1572
Fields, T. D., Lys, T. Z., & Vincent, L. (2001). Empirical research on accounting choice. Journal of
Accounting and Economics, 31(1–3), 255–307. https://doi.org/10.1016/S0165-4101(01)00028-3
Francis, J. R., Maydew, E. L., & Sparks, H. C. (1999). The role of Big 6 auditors in the credible
reporting of accruals. Auditing, 18(2), 17–34. https://doi.org/10.2308/aud.1999.18.2.17
Ha, N. T. T., & Tran Dang Thanh Minh. (2020). Does audit quality influence firm value? An
empirical evidence from listed firms in Vietnam. International Conference on Finance,
Accounting and Auditing (ICFAA 2020, 1264–1279. https://www.researchgate.net/profile/Dang-
Thu-Ha/publication/351709957_Influences_of_Non-
_Financial_Factors_on_Financial_Performance_at_Vietnam’s_Hospitality_Companies_beyond_
Profitable_Measures/links/60a5ead0299bf106134136ab/Influences-of-Non-Financial-F
Holmstrom, B. (1989). Agency costs and innovation. Journal of Economic Behavior and
Organization, 12(3), 305–327. https://doi.org/10.1016/0167-2681(89)90025-5
Hussainey, K. (2009). The impact of audit quality on earnings predictability. Managerial Auditing
Journal, 24(4), 340–351. https://doi.org/10.1108/02686900910948189
IIiemena, R. O. C., & Okolocha, C. B. (2019). Effect of Audit Quality on Financial Performance:
Evidence from a Developing Capital Market. International Journal of Recent Research in
Commerce Economics and Management, 6(3), 191–198.
Krishnan, J., Li, C., & Wang, Q. (2013). Auditor Industry Expertise and Cost of Equity. Journal of
International Accounting Research, 27(4), 667–691.
Mansur, I., Olushola, F. K., Timothy, U., OJO, T., & Olatunji, L. (2020). Effect of Audit Quality on
Market Price Per Share of Quoted Deposit Money Banks (Dmbs) in Nigeria. International
Journal of Social Science and Economic Research, 5(12), 3921–3944.
https://doi.org/10.46609/ijsser.2020.v05i12.014
Nguyen, L., Vu, L., & Yin, X. (2020). The undesirable effect of audit quality: Evidence from firm
innovation. British Accounting Review, 52(6). https://doi.org/10.1016/j.bar.2020.100938
Syarif, R. M., Saebani, A., & Julianto, W. (2021). Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default Dan
Kondisi Keuangan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Jurnal Akuntansi
Dan Investasi, 9(2), 197–207. https://journal.umy.ac.id/index.php/ai/article/view/1108
Ukoma, A. P. (2020). THE EFFECT OF AUDIT QUALITY ON AUDIT REPORT LAG OF
INDUSTRIAL GOODS COMPANIES IN NIGERIA. Journal of African Studies and
Sustainable Development, 3(2017), 54–67. http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf
Wang, Y.-F., & Huang, Y.-T. (2014). How Do Auditors Increase Substantially Firm Value?
International Journal of Economics and Finance, 6(10), 76–82.
https://doi.org/10.5539/ijef.v6n10p76
Watts, R. L., & Zimmerman, J. L. (1990). Positive Accounting Theory: A Ten Year Perspective. The
Accounting Review, 65(1), 131–156.
Yasser, S., & Soliman, M. (2018). The effect of Audit Quality on Earnings Management in
Developing Countries : The Case of Egypt. International Research Journal of Applied Finance,
IX(April), 216–232.

Anda mungkin juga menyukai