Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN BEDAH JURNAL

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

DisusunOleh :
Ayu Christine Erika (191148201070)

DOSEN PEMBIMBING :
Maria ElvinaTeresia ButarBut,M.Fram

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan menyelesaikan laporan bedah jurnal
formulasi sediaan steril Jika ditemukan adanya kesamaan isi/materi laporan dengan teman
sekelas yang ditandai oleh adanya minimal 2 buah kalimat berurutan yang sama persis, maka
saya bersedia dipanggil oleh Dosen Pembimbing dan menerima kemungkinan terburuk yaitu
nilai laporan diturunkan 50% dari nilai yang seharusnya diperoleh.
No. Nama AnggotaKelompok NIM Tanda Tangan

1 Ayu Christine Erika 191148201070

Tanggal Terima Laporan Nilai Tanda Tangan Dosen Pembimbing


Formulation Development of Sustained Release Epidural Injection in Analgesic Drug

Agen
tonisitas

Zat aktif Polimer


Bahan

Uji stabilitas
dipercepat

Uji in-vitro
Formulasi Injeksi
Epidural
Uji sterilitas Sustained
Release
Preparasi
Estimasi kadar
obat Metode
Pembuatan
Evaluasi Sediaan
Syringabilitas
Penampakan
Viskositas dan pH

Kekuatan gel Suhu


gelatinisasi
Teknik
aseptik

Formulasi sediaan parenteral injeksi epidural sustained release dilakukan untuk pengobatan
nyeri punggung bawah kronis. Pasien dengan penyakit ini umumnya membutuhkan
pengobatan yang sering karena kekambuhan terjadi dalam jangka waktu panjang sehingga
untuk memberikan kenyamanan penggunaan sebaiknya dilakukan pengobatan sekali untuk
jangka panjang.

Bahan yang digunakan terdiri atas zat aktif natrium diklofenak sebagai obat analgesik,
pluronic F127, NaCl sebagai agen tonisitas, serta kopolimer HPMC K1000M dan HPMC
K4M untuk sustained release dengan optimasi 32 desain faktorial.

Preparasi formulasi untuk membuat basis gel dilakukan dengan penambahan polimer
termoresponsif secara perlahan dengan pengadukan berkala dalam aquades dingin. Kemudian
dilakukan penambahan zat aktif secara perlahan. Formulasi optimal diperoleh melalui
pembandingan hasil evaluasi dan formula dengan menggunakan uji statistik metode
ANOVA. Larutan hasil disimpan dalam lemari es pada suhu 5ºC selama 24 jam untuk
melarutkan secara sempurna zat aktif dalam gel atau gelatinisasi. Teknik aseptik dilakukan
untuk menjaga sterilitas dari bahan dan proses pembuatan, namun tidak dijabarkan secara
rinci terkait pemakaian kelas ruang steril, keberadaan laminar air flow, dan proses sterilisasi
alat dan bahan menggunakan oven ataupun autoklaf.

Evaluasi yang dilakukan meliputi


1. Penampakan dan pH, dimana formula memiliki penampakan berupa gel kental, jernih,
tidak berwarna, steril, dan dapat disuntikan dengan ukuran 18 gauge, stabil pada suhu
37ºC hingga 5ºC dalam lemari es selama sebulan, serta memiliki kekuatan gel 9,67
g/cm. Pengukuran pH dilakukan dengan pH meter terstandardisasi, dengan hasil pH
7,1-7,4 pada suhu ruang yang sesuai dengan suhu fisiologis rute epidural.
2. Suhu gelatinisasi, dimana penentuan dillakukan dengan teknik Miller dan Doravan
termodifikasi, dimana 3 ml larutan aliquot dipindahkan ke tabung uji dalam pemanas
air kriostatik 20ºC dan ditutup oleh alumunium foil. Suhu gelatinisasi diketahui pada
saat tidak terjadi perubahan sudut meniskus hingga 90º. Selatinisasi terbaik ditemukan
pada suhu 37ºC, dimana pada suhu tersebut terukur kadar Pluronic sebesar 20%.
Diketahui juga dengan peningkatan kadar polimer akan menurunkan suhu gelatinisasi.
Namun perlu dipahami juga bahwa peningkatan kadar polimer ini juga akan
meningkatkan agregasi micell sehingga dapat membuat gel tidak stabil.
3. Kekuatan gel, menggunakan uji Surimi dengan alat Texture Analyzer. Diperoleh
bahwa kekuatan teroptimasi gel ini adalah 9,67 g/cm yang diperoleh melalui efek
sinergik HPMC K100M dan HOMC K4M.
4. Viskositas, dilakukan dengan viskometer Brookfield RV dengan spindle no. 21 dan
S21. Sebagai suatu larutan, formula ini memiliki viskositas sebesar 110cP dan pada
sediaan gel memiliki viskositas 11180cP. Viskositas ini cocok dengan keadaan
fisiologis rute pemberian karena untuk menjaga kenyamanan administrasi perlu
dilakukan pada viskositas yang tepat.
5. Syringabilitas, dengan ukuran needle 18 s.d. 22gauge dan diperoleh bahwa ukuran
syringe yang memungkinkan adalah 18 gauge.
6. Estimasi kadar obat, formula dengan kadar natrium diklofenak 50 mg diambil dan
dikocok pada labu volumetrik berisi 60 ml metanol. Sebanyak 5 ml larutan campuran
tersebut dilarutkan dalam 100 ml untuk dipreparasi dalam melakukan analisa
spektrofotometer dan HPLC. Kadar obat terukur dalam sediaan adalah 98,62% yang
menunjukkan pengurangan sedikit dan masih berada dalam rentang batas kadar obat
yang diperbolehkan. Dalam artikel ini, tidak diketahui validasi evaluasi ini karena
tidak dijabarkan berapa jumlah sampel yang digunakan.
7. Uji sterilitas, dimana formula diinkubasi tidak kurang dari 14 hari pada suhu 30-35ºC
dalam kondisi anaerobik dengan medium tioglikolat atau pada suhu 20-25ºC dalam
kondisi aerobik dengan medium kasein soyabean digest untuk mengetahui
pertumbuhan bakteri dan jamur. Hasil menunjukkan bahwa tidak ditemukan
pertumbuhan pada kontrol negatif dan sampel yang dibandingkan dengan adanya
pertumbuhan pada kontrol positif. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa proses
formulasi telah memenuhi teknik aseptik disarankan untuk melakukan sterilisasi
dengan autoklaf pada suhu 121ºC pada 15 psi selama 20 menit.
8. Uji in-vitro pelepasan obat, melalui inkubator Orbital Shaking model REMI pada
suhu 37ºC dengan agitasi pada 30 rpm yang sebanding dengan kondisi 3 hari dalam
kondisi fisiologis. Medium larutan yang digunakan adalah buffer fosfat dan dilakukan
penggantian aliquot dalam interval tertentu. Analisa menggunakan spektrofotometer
dilakukan untuk mengetahui kurva kalibrasi dari pelepasan obat. Pelepasan diketahui
terjadi sebesar 98,13% dalam 3 hari, dengan pelepasan yang mengikuti mekanisme
erosi dan difusi. Polimer berperan penting sebagai penjaga pelepasan obat.
9. Uji stabilitas dipercepat, sesuai dengan penuntun yang tertulis pada ICH, dimana
dilakukan penyimpanan pada suhu ruang, lemari es, dan kondisi dipercepat selama 1
bulan. Setelah 1 bulan dilakukan evaluasi penampakan, pH, kekeruhan, suhu
gelatinisasi, % kadar obat, dan in vitro pelepasan obat. Uji stabilitas menunjukkan
bahwa tidak terjadi perubahan bermakna dalam 1 bulan penyimpanan. Oleh karena
itu, diketahui bahwa penyimpanan obat ini aman pada suhu ruang dan lemari es.

Penelitian ini memberikan alternatif yang baik untuk menurunkan penggunaan obat terus
menerus yang dapat menimbulkan berbagai efek samping. Walau demikian, perlu
diperhatikan bahwa hasil pengujian formulasi yang baik tidak menjamin proses pengujian
klinis yang memiliki hasil baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian lebih jauh terkait
pengujian klinis dari obat sehingga dapat segera dipasarkan untuk membantu meringankan
nyeri punggung bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Mirajkar, R. N., Dhavale, K. P., & Madgulkar, A. R. (2019). Formulation Development of
Sustained Release Epidural Injection of Analgesic Drug. Journal of Drug Delivery
and Therapeutics, 9(4-s), 540-546.
Link: http://dx.doi.org/10.22270/jddt.v9i4-s.3292

Anda mungkin juga menyukai