KATA PENGANTAR
i
KURIKULUM PENDIDIKAN
yang sangat penting dalam mengelola pasien perioperatif, manajemen nyeri, gawat darurat,
dan terapi intensif.
MADE WIRYANA
NIP. 19540504 1981031004
KATA PENGANTAR
Mari kita panjatkan puji syukur kehadadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Hyang
Widhi Wasa atas terbitnya Buku Kurikulum Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi
FK UNUD ini.
Tantangan era globalisasi mengharuskan kita untuk mempersiapkan diri
menghadapi perubahan-perubahan yang sangat cepat khususnya dalam Ilmu Pengetahuan
ii
KURIKULUM PENDIDIKAN
dan Teknologi Kedokteran. Tantangan tersebut kita hadapi melalui pembinaan dan
pendidikan, khususnya PPDS Anestesiologi dan Reanimasi dengan sebaik-baiknya agar
dapat menghasilkan lulusan Dokter Spesialis Anestesi yang profesional dan bermutu yang
dapat bersaing dengan lulusan spesialis dari luar negeri.
Buku Kurikulum Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi ini merupakan
salah satu sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk memandu pelaksanaan proses
pendidikan yang baik dan benar. Hal ini sejalan dengan visi dan misi FK UNUD dalam
menjawab tantangan masa depan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kedokteran yang sangat pesat.
Pada kesempatan ini perkenankan kami atas nama Pimpinan Fakultas
menyampaikan selamat dan penghargaan kepada Program Studi Anestesiologi dan
Reanimasi FK UNUD beserta Staf atas terbitnya Buku Kurikulum Program Studi ini.
Semoga Buku Kurikulum Program Studi ini dapat dimanfaatkan sebaik baiknya
untuk kelancaran pendidikan.
PUTU ASTAWA
NIP. 19530131 198003 1 004
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan perkenaanNya maka Buku Kurikulum Program Pendidikan Dokter Spesialis ini telah
berhasil disusun.
iii
KURIKULUM PENDIDIKAN
Saya sangat mendukung dengan terbitnya Buku Kurikulum Pendidikan ini, karena
seperti kita ketahui dalam proses belajar mengajar harus ada suatu buku panduan
pelaksanaan kurikulum yang dipakai untuk kelancaran dalam kegiatan proses belajar.
Kebutuhan akan buku kurikulum pendidikan ini sangat penting karena akan
mempengaruhi standard dan kriteria lulusan khususnya dokter Spesialis Anestesiologi dan
Terapi Intensif yang akan bekerja di sebuah rumah sakit.
Terakhir melalui kesempatan ini saya sampaikan penghargaan dan ucapan
terimakasih kepada Tim Penyusun dan semua pihak atas tersusunnya Buku Kurikulum
Pendidikan ini.
Direktur Utama
Rumah Sakit Sanglah Denpasar
iv
KURIKULUM PENDIDIKAN
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................ i
Kata Sambutan................................................................................................................ iv
Daftar Isi......................................................................................................................... v
Daftar Singkatan............................................................................................................. vii
Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan................................................................................. viii
v
KURIKULUM PENDIDIKAN
vi
KURIKULUM PENDIDIKAN
DAFTAR SINGKATAN
vii
KURIKULUM PENDIDIKAN
TENTANG
viii
KURIKULUM PENDIDIKAN
MEMUTUSKAN :
KEDUA : Segala biaya yang timbul akibat dikeluarkannya Keputusan Rektor ini
dibebankan pada anggaran yang tersedia untuk itu.
Ditetapkan di Denpasar
Pada tanggal 1 Pebruari 2016
a.n REKTOR,
DEKAN,
PUTU ASTAWA
NIP. 19530131 198003 1 004
Tembusan :
1. Rektor Unud;
2. KPS Anestesiologi dan Reanimasi FK Unud;
3. Yang Bersangkutan;
4. Arsip..
ix
KURIKULUM PENDIDIKAN
VISI
Uraian dari unggul, mandiri, profesional dan berbudaya adalah sebagai berikut.
Unggul :
SDM yang profesional memiliki kompetensi tinggi, daya saing dan bijaksana dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk meningkatkan martabat
bangsa dan negara serta kemanusiaan pada umumnya (cakra widya prawartana).
Mandiri :
SDM yang memiliki integritas kepribadian, kuat & tangguh & tahan uji dan kemampuan
siap berdiri sendiri berinteraksi dengan lingkungan yang berkembang secara dinamis.
Profesional :
SDM yang mampu memberikan pelayanan sesuai dengan kompetensi dan standar
prosedur operasional di bidang anestesiologi dan terapi intensif.
Berbudaya :
SDM yang mengembangkan budaya, etika, sopan santun, memiliki kepekaan dan
ketajaman nurani serta mampu memanfaatkan nilai-nilai luhur budaya lokal yang bersifat
universal untuk berinteraksi di masyarakat.
MISI
Misi yang akan diemban dalam mewujudkan visi mengenai tugas, kewajiban, tanggung
jawab, dan rencana tindakan adalah :
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia sehingga memiliki
kemampuan akademik dan profesional di bidang anestesiologi dan terapi
intensif yang terstandarisasi dan mampu mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi.
x
KURIKULUM PENDIDIKAN
3. Meningkatkan jumlah penelitian dan publikasi ilmiah oleh tenaga pendidik dan
peserta didik di bidang anestesiologi dan terapi intensif yang bertaraf nasional,
regional dan internasional berdasarkan perkembangan ilmu dan teknologi
terkini.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Berdasarkan visi, misi dan tujuan umum yang akan dicapai dalam menyelenggarakan
pendidikan dokter spesialis Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi adalah:
1. Menghasilkan dokter spesialis anestesiologi dan terapi intensif yang bermutu serta
berkompentensi tinggi dengan peran dan ciri sebagai : Care Provider,
Communicator, Decision Maker, Manager, Community Leader, ditambah
Researcher.
2. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik yang menjadi konsultan dan atau lulusan
S3 serta meningkatkan sarana prasarana pendidikan tinggi yang memadai,
berkualitas untuk mendukung penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi yang
bermutu dan berdaya saing nasional dan internasional
xi
KURIKULUM PENDIDIKAN
xii
KURIKULUM PENDIDIKAN
Care Provider
Communicator
Decision Maker
Manager
Community Leader
Researcher
Profil Karakter
xiii
KURIKULUM PENDIDIKAN
1. Care Provider
Lulusan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi mampu memberikan layanan anestesi
paripurna baik secara Fisik, Psikologis, Sosial, Kultural, Spiritual dan aman berstandar nasional
dan internasional.
2. Communicator
Lulusan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi mampu menjalin komunikasi medis
persuasif antar individual baik dengan pasien, keluarga pasien, komunitas/masyarakat,
paramedis dan sejawat intra / multidisiplin / institusional dalam rangka mengutamakan
kesehatan penderita.
3. Decision maker
Lulusan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi menjadi pengambil keputusan yang terbaik
untuk keselamatan dan keamanan penderita dengan tetap mempertimbangkan aspek sosial,
spiritual dan kultural saat dihadapkan dengan suatu pilihan yang sulit dan keterbatasan sarana
dan prasarana.
4. Manager
Lulusan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi memiliki kemampuan manajerial sehingga
mampu mengelola suatu sistem kerjasama multidisiplin yang konstruktif dalam penentuan
keputusan medis yang terbaik bagi individual, komunitas dan institusi.
5. Community Leader
Lulusan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi mempunyai kemampuan sebagai
pemimpin layanan anestesi dan reanimasi yang baik terutama dalam hal pencegahan, terapi,
rehabilitasi, dan pengembalian fungsi sebagai individu seutuhnya, sehingga mampu mendorong
membuat suatu sistim pelayanan lebih baik.
6. Researcher
Lulusan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi mampu menghasilkan penelitian yang
berkualitas, bermanfaat dan manusiawi dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan pelayanan anestesi.
1
KURIKULUM PENDIDIKAN
1. Model Kurikulum
Isi kurikulum harus berorientasi pada rumusan capaian pembelajaran dengan pendekatan
menguasai teori dan aplikasi bidang anestesiologi dan terapi intensif yang bersifat kumulatif
dan/atau integratif. Kurikulum dituangkan kedalam bahan kajian yang distrukturkan dalam
bentuk mata kuliah dan modul pembelajaran. Kurikulum harus bersifat interaktif, integratif,
saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa.
Isi kurikulum harus meliputi kedokteran perioperatif, anestesiologi, perawatan intensif,
kedokteran gawat darurat, manajemen nyeri, dan metodologi penelitian. Kurikulum inti Progam
Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana mengacu pada
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 37 tahun 2015 tentang Standar Pendidikan
Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif dan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia
Nomor 38 tahun 2015 tentang Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi
Intensif.
Mengacu pada Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 37 tahun 2015, Kurikulum
Pendidikan dokter spesialis Anestesi dilaksanakan dalam waktu 8 semester yang terdiri dari
88.8% kurikulum inti dari KKI dan Kolegium Anestesi dan Terapi Intensif ( KATI) serta 11.2%
kurikulum institusional setempat. Kurikulum Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana terdiri dari 46 mata ajaran untuk mencapai 3
kompetensi yang terbagi atas kompetensi umum, kompetensi dasar, dan kompetensi lanjut
dengan beban studi total 135 SKS.
2
KURIKULUM PENDIDIKAN
3) 1 sks profesi = 1 sks praktikum, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat
sebanyak 170 menit/minggu/semester = 68 jam/semester/6 bulan
Mata Ajaran dengan beban studi profesi dilakukan secara terintegrasi dengan melakukan stase /
rotasi di subdivisi yang ada di Bagian Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana – RS Sanglah Denpasar dan melakukan tugas jaga di luar jam kerja pagi.
Kurikulum harus dilaksanakan dengan pendekatan/strategi SPICES (Student-centred, Problem-
based, Integrated, Community-based, Elective, Systematic/Structured).
Kurikulum yang merupakan pedoman penyelenggaraan Program Studi Anestesiologi dan
Reanimasi, memuat proses pembelajaran yang disusun pada setiap mata kuliah dan disajikan
dalam rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh divisi bidang
minat berbentuk modul. Mata kuliah inti yang dikembangkan pada setiap semester dan/atau
tahap pendidikan wajib mengampu dari modul yang telah ditetapkan oleh KATI.
Tabel 1.Garis Besar Struktur Kurikulum Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi
3
KURIKULUM PENDIDIKAN
Jumlah beban studi peserta didik adalah 135 sks, dengan 44 modul.
4
KURIKULUM PENDIDIKAN
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pendidikan Program Studi Anestesiologi dan
Reanimasi. Dalam tahap ini, peserta program diharapkan mampu merubah pola pikir serta
kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilannya agar dapat menjalani masa studi pada
tahap-tahap pendidikan berikutnya.
Pencapaian pada tahap ini meliputi sebagian dari kompetensi utama, dan/atau kompetensi
pendukung dan khusus/lain. Mata kuliah dalam tahap ini dapat berupa materi akademik dan/atau
materi profesi. Tahap ini memiliki beban studi total 63 (enam puluh tiga) sks sebagai bagian dari
kurikulum inti yang terbagi menjadi 4 (empat) semester.
2. MKDK (Mata Kuliah Dasar Keahlian): yaitu mata kuliah yang dirancang untuk memberikan
pengetahuan dasar (basic sciences) yang diperlukan untuk spesialis anestesiologi dan terapi
intensif, yang melandasi keterampilan yang dipersyaratkan.
3. Mata Kuliah Keahlian dan keterampilan (MKK) merupakan pengalaman belajar yang
didapatkan dari teori, pengalaman klinis, dan pengalaman meneliti.
4. Mata Kuliah Lain : yaitu mata kuliah yang dirancang untuk mencapai kompetensi pendukung
dan kompetensi khusus/lain.
Pada tahap ini diajarkan pengetahuan dan keterampilan memberi penguasaan jalan napas,
kedokteran perioperatif, penanganan nyeri akut dan kronik, anestesi umum, anestesi regional,
anestesi pada bedah ortopedi besar (tidak termasuk leher dan tulang punggung), THT, bedah
darurat,obstetric ginekologi, Pediatri kasus toddler, post anesthesia care unit (PACU) ,
resusitasi, peripheral nerve block basic, anestesi bedah abdominal bawah dan atas (pada pasien
tanpa kelainan endokrin), urologi sedang, onkologi sederhana, disertai dengan tatalaksana
prabedah dan pascabedah, dan penyulit yang mungkin timbul. Semuanya diterapkan baik pada
pembedahan elektif maupun darurat. Semuanya disertai dengan tata laksana pra dan pasca
bedah. Penanganan kasus ICU tidak terlalu kompleks,pemberian nutrisi enteral dan parenteral
(termasuk pemasangan CVC, PICC dan lain-lain), dan pengalaman dasar-dasar terapi intensif
(tahap 1).
Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
5
KURIKULUM PENDIDIKAN
Regional anestesi ;
o Tingkat 1.2. Melakukan tindakan anestesi regional blok spinal dengan jarum
spinal penuntun dengan wajib didampingi konsulen
o Tingkat > 1.3. Melakukan tindakan anestesi regional blok spinal dengan jarum
spinal penuntun dengan wajib didampingi konsulen atau chief residen
o Tingkat 1.3. melakukan tindakan anestesi blok saraf tepi dasar dengan
menggunakan nerve stimulator, wajib didampingi oleh konsulen
o Tingkat 1.4. melakukan tindakan anestesi regional epidural / caudal, wajib
didampingi oleh konsulen.
Peserta didik harus mendapatkan minimal 3 kali bimbingan skill dengan konsulen dan
tercatat dalam buku log sebelum diijinkan untuk mengerjakan tindakan dengan
pendampingan chief residen
Pada awal tahap ini dilakukan evaluasi pre-test untuk mengetahui pengetahuan yang telah
dimiliki peserta didik. Selama menjalani tahap ini, akan dilakukan bimbingan dan penilaian
harian dengan sistem case based discussion ( CBD ) dan sebelum mengakhiri setiap rotasi stase
sebagai pelaksanaan setiap tahap pendidikan akan dilakukan evaluasi Direct observational
procedural skill ( DOPS ) dan Anesthesia Clinical Evaluation Exercise (A-CEX) yang akan
disesuaikan dengan jadwal rotasi/stase peserta didik bersangkutan.
Setelah menyelesaikan pendidikan tahap 1, diharapkan peserta didik:
1. Mampu menjelaskan proses pembelajaran klinis multidisiplin dengan benar, filsafat ilmu
dengan benar, metodologi riset dan statistik dengan benar, epidemiologi klinik dengan benar,
biologi molekuler dengan benar dan imunologi dengan benar
3. Mampu menjelaskan prinsip anestesi elektif tingkat awal dengan benar dan melakukan
6
KURIKULUM PENDIDIKAN
4. Mampu menjelaskan prinsip anestesi pada bedah emergency tingkat awal dengan benar dan
melakukan prinsip anestesi pada bedah emergency tingkat awal dengan benar
5. Mampu menjelaskan prinsip bantuan hidup dasar dan lanjutan tingkat awal dengan benar,
melakukan penatalaksanaan bantuan hidup dasar dan lanjutan tingkat awal dengan benar
6. Mampu menjelaskan perawatan intensif dasar dengan benar, melakukan perawatan intensif
dasar dengan benar, menjelaskan dasar perawatan pasca henti jantung dengan benar dan
melakukan perawatan pasca henti jantung
7. Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri akut dan nyeri kronik perioperatif dan analgesia
preemptif secara farmakologik, blok neuroaksial atau kombinasi, melakukan penatalaksanaan
nyeri akut dan nyeri kronik perioperatif dan analgesia preemptif secara farmakologik dan, blok
neuroaksial atau kombinasi.
8. Mampu menjelaskan anatomi, fisiologi dan farmakologi yang berkaitan dengan tindakan
anestesi regional spinal, epidural/caudal dan blok saraf tepi dasar serta prinsip dasar anestesi
regional dengan benar.
9. Mampu menjelaskan identifikasi dan penanganan dengan benar efek samping dan komplikasi
anesthesia regional, antara lain total spinal, high block, Local Anesthetic systemic toxicity
( LAST )
10. Mampu membuat dan mempresentasikan karya ilmiah berupa 1 laporan kasus, 1 jurnal
reading dan 1 publikasi ilmiah nasional / international minimal berupa poster ilmiah pada
pertemuan ilmiah tingkat nasional/international.
11. Mampu melakukan prosedur berikut dengan baik yang akan dinilai dengan sistem Direct
observational procedural skill ( DOPS ) :
I. GA IV napas spontan
II. GA- Face Mask
III. GA – LMA
IV. GA – OTT mallampati 1-2, cormack I-II
V. GA OTT-RSI
VI. RA-BSA non complicated ( Abdominal bawah dan ekstremitas )
VII. Pain Management PCA
VIII. PNB Basic
12. Mampu mencapai standar minimal kompetensi sebagai prasyarat kenaikan tingkat dengan
mengerjakan kasus sebagai berikut :
Jumlah semua tindakan anestesi bedah elektif dan darurat : 455 kasus
Jumlah anestesi umum : 420 kasus
Jumlah Anestesi / analgesi regional : 60
7
KURIKULUM PENDIDIKAN
Pada akhir tahap ini dilakukan evaluasi pembelajaran berupa ujian lokal dalam bentuk ujian
tertulis dengan sistem computerized based test ( CBT ) dan ujian Objective Structure Clinical
Examination (OSCE) yang dilakukan oleh Tim Pelaksana Penjamin Mutu (TPPM). Peserta didik
dapat mengikuti ujian lokal kenaikan tingkat bila telah memenuhi semua persyaratan yang telah
ditetapkan dan telah mendapatkan nilai pada mata ajar seminar anestesiologi dan terapi intensif I
( 1 laporan kasus + 1 jurnal reading + 1 poster ilmiah).
Ujian CBT dilakukan pada minggu ke-22 semester 4 dan ujian OSCE dilakukan pada minggu ke
23-24 semester 4. Peserta didik harus lulus ujian CBT terlebih dahulu baru diperkenankan
mengikuti ujian OSCE. Peserta didik yang tidak lulus ujian CBT maupun OSCE akan diberikan
kesempatan remedi 1x sebelum waktu pelaksanaan yudisium. Bila setelah remedi 1x tetap
dinyatakan tidak lulus, maka peserta didik tersebut tidak boleh melanjutkan ke tahap pendidikan
berikutnya dan diberikan waktu 1 bulan untuk remedi ke-2 / ke-3 ujian CBT dan OSCE sampai
dinyatakan lulus. Setelah lulus ujian remedi CBT dan OSCE, akan dilakukan yudisium susulan
dan peserta didik boleh melanjutkan ke tahapan pendidikan berikutnya. Peserta didik yang
belum yudisium tidak diperkenankan naik ke tahap pendidikan selanjutnya.
Evaluasi dan penilaian peserta didik menggunakan pola : Pretest ( 10% ), Multi Source
Feedback/MSF ( 10% ), A-Cex / DOPS( 10% ), CBT ( 35% ), OSCE ( 35% ).
Pada akhir tahap ini juga akan dilakukan evaluasi nasional berupa ujian tulis nasional / Ujian
Board.
Tahap ini merupakan tahap pendalaman yang bertujuan untuk memberi bekal kepada peserta
didik agar pada akhir tahap ini mempunyai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
tahapan yang diharapkan. Pengalaman klinis meliputi tatalaksana anestesi, pengelolaan pasien
gawat yang memerlukan pembedahan, pengelolaan pasien gawat yang memerlukan terapi dan
terapi intensif, peripheral nerve block intermediate, antisipasi dan penanganan penyulit yang
mungkin timbul.
Pencapaian pada tahap ini meliputi sebagian dari kompetensi utama, dan/atau kompetensi
pendukung dan khusus/lain. Mata kuliah dalam tahap ini dapat berupa sebagian besar materi
profesi dan atau sebagian kecil materi akademik. Tahap ini memiliki beban studi total minimal
36 (tiga puluh enam) sks sebagai bagian dari kurikulum inti yang terbagi menjadi 2 (dua)
semester.
8
KURIKULUM PENDIDIKAN
2. Mata Kuliah Lain : yang salah satu materi tentang penyusunan karya ilmiah
Pada awal tahap ini dilakukan evaluasi pre-test untuk mengetahui pengetahuan yang telah
dimiliki peserta didik. Selama menjalani tahap ini, akan dilakukan bimbingan dan penilaian
harian dengan sistem case based discussion ( CBD ) dan sebelum mengakhiri setiap rotasi stase
sebagai pelaksanaan setiap tahap pendidikan akan dilakukan evaluasi Direct observational
procedural skill ( DOPS ) dan Anesthesia Clinical Evaluation Exercise (A-CEX) yang akan
disesuaikan dengan jadwal rotasi/stase peserta didik bersangkutan.
Pada tahap ini diajarkan pengetahuan dan keterampilan dalam KKSD dan KKSL berupa
tatalaksana anestesi bedah mata, bedah paru, bedah saraf perifer,anestesi di luar kamar operasi,
Pediatri neonates dan infant, urologi komplek, onkologi komplek, bedah plastic, pasien elektif
dengan status fisik ASA tinggi, pasien geriatri terapi intensif tahap 2 (pemberian ventilasi buatan
dengan berbagai mesin, nutrisi, terapi gagal ginjal akut, trauma ganda, sepsis, dan lain-lain).
Peserta didik juga diajarkan cara pembuatan laporan kasus dan laporan ilmiah lainnya serta
mulai melakukan publikasi ilmiah di tingkat nasional, minimal berupa poster.
3. Mampu menjelaskan prinsip anestesi elektif tingkat lanjut dengan benar dan melakukan
keterampilan anestesi elektif tingkat lanjut dengan benar
4. Mampu menjelaskan prinsip anestesia kasus khusus dengan benar, dan melakukan
keterampilan anestesi kasus khusus dengan benar
5. Mampu menjelaskan prinsip anestesi pada bedah darurat tingkat lanjut dengan benar dan
melakukan anestesi pada bedah darurat tingkat lanjut dengan benar
6. Mampu menjelaskan prinsip bantuan hidup dasar dan lanjutan tingkat lanjut dengan benar,
melakukan penatalaksanaan bantuan hidup dasar dan lanjutan tingkat lanjut dengan benar dan
menjelaskan dasar-dasar manajemen bencana dengan benar
7. Mampu menjelaskan perawatan intensif pada kasus khusus dengan benar dan melakukan
9
KURIKULUM PENDIDIKAN
8. Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri pada pediatri dan geriatri dan melakukan
penatalaksanaan nyeri paliatif dengan benar
9.Mampu menjelaskan dan melakukan anestesi blok saraf tepi intermediate dengan
menggunakan panduan ultrasonografi ( USG ) dan atau nerve stimulator.
10. Mampu melakukan dan memberikan pelayanan anestesi dan terapi intensif di RS jejaring
dengan supervisi oleh spesialis anestesi di RS jejaring tersebut.
11. Mampu melakukan prosedur berikut dengan baik yang akan dinilai dengan sistem Direct
observational procedural skill ( DOPS ) :
i. RA BSA Laparotomi
ii. GA FM Neonatus-infant
iii. GA OTT Neonatus-Infant
iv. GA LMA pediatri
v. IV Line Neonatus
vi. RA Lumbar Epidural
vii. RA Caudal Pediatri single shot
viii. CVC Jugularis dengan USG Guide
ix. Arteri Line
x. TIVA manual
12. Mampu mencapai standar minimal kompetensi sebagai prasyarat kenaikan tingkat dengan
mengerjakan kasus sebagai berikut ( hanya jumlah kasus yang dikerjakan pada tahap 2, bukan
akumulasi dari jumlah kasus tahap 1 ) :
Jumlah semua tindakan anestesi bedah elektif dan darurat : 300 kasus
Jumlah anestesi umum : 270 kasus
Jumlah Anestesi / analgesi regional : 50 kasus
o Teknik anestesi / analgesi subarachnoid : 35 kasus
o Teknik anestesi / analgesi epidural / caudal : 5 kasus
o Teknik anestesi / analgesi blok saraf tepi intermedite : 10 kasus
Pada akhir tahap ini dilakukan evaluasi pembelajaran berupa ujian local kenaikan tingkat dalam
bentuk ujian tertulis dengan sistem computerized based test ( CBT ) dan ujian OSCE yang
dilakukan oleh TPPM. Peserta didik dapat mengikuti ujian lokal kenaikan tingkat bila telah
memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan dan telah mendapatkan nilai pada mata ajar
seminar anestesiologi dan terapi intensif II ( 1 Tinjuan pustaka + 1 poster ilmiah) .
Ujian CBT dilakukan pada minggu ke-22 semester 6 dan ujian OSCE dilakukan pada minggu ke
23-24 semester 6. Peserta didik harus lulus ujian CBT terlebih dahulu baru diperkenankan
mengikuti ujian OSCE. Peserta didik yang tidak lulus ujian CBT maupun OSCE akan diberikan
10
KURIKULUM PENDIDIKAN
kesempatan remedi 1x sebelum waktu pelaksanaan yudisium. Bila setelah remedi 1x tetap
dinyatakan tidak lulus, maka peserta didik tersebut tidak boleh melanjutkan ke tahap pendidikan
berikutnya dan diberikan waktu 1 bulan untuk remedi ke-2 dan selanjutnya ujian CBT dan
OSCE sampai dinyatakan lulus. Setelah lulus ujian remedi CBT dan OSCE, akan dilakukan
yudisium susulan dan peserta didik boleh melanjutkan ke tahapan pendidikan berikutnya.
Peserta didik yang belum yudisium tidak diperkenankan naik ke tahap pendidikan selanjutnya.
Evaluasi dan penilaian peserta didik menggunakan pola : Pretest ( 10% ), Multi Source
Feedback/MSF (10% ), A-Cex / DOPS( 10% ), CBT ( 35% ), OSCE ( 35% ).
Peserta didik dapat mengikuti ujian lokal kenaikan tingkat bila telah memenuhi semua
persyaratan yang telah ditetapkan dan telah mendapatkan nilai pada mata ajar seminar
anestesiologi dan terapi intensif II
Merupakan tahap pemantapan dari capaian pembelajaran sikap, pengetahuan dan keterampilan
sesuai yang diinginkan. Selain kemampuan medis, juga dilatih kemampuan nonmedik dengan
melaksanakan tugas-tugas manajerial sebagai chief-resident, melakukan tugas pengaturan
ketenagaan peserta PPDS (di bawah supervisi KPS/SPS), tugas sebagai pembimbing residen
yang lebih muda, mahasiswa, dan paramedik), serta tata laksana konsultasi antar disiplin ilmu.
Pencapaian kompetensi pada tahap ini meliputi seluruh komponen pada kompetensi utama,
kompetensi pendukung dan kompetensi khusus. Materi pembelajaran dalam tahap ini berupa
materi profesi dan materi akademik dengan proporsi yang sesuai. Beban studi pada tahap ini 36
(tiga puluh enam) sks yang harus dicapai dalam 2 (dua) semester.
Mata kuliah pada tahap 3 dapat terdiri dari :
1. Mata Kuliah Keahlian (MKK)
2. Mata Kuliah Lain : yang salah satu materi tentang pembuatan karya ilmiah/penelitian
Pada awal tahap ini dilakukan evaluasi pre-test untuk mengetahui pengetahuan yang telah
dimiliki peserta didik. Selama menjalani tahap ini, akan dilakukan bimbingan dan penilaian
harian dengan sistem case based discussion ( CBD ) dan sebelum mengakhiri setiap rotasi stase
sebagai pelaksanaan setiap tahap pendidikan akan dilakukan evaluasi Direct observational
procedural skill ( DOPS ) dan Anesthesia Clinical Evaluation Exercise (A-CEX) yang akan
disesuaikan dengan jadwal rotasi/stase peserta didik bersangkutan.
Pada tahap ini diajarkan pengetahuan dan keterampilan penatalaksanaan pasien ICU (tahap 3),
bedah saraf (trauma kepala), bedah thoraks dan kardiovaskular, pengetahuan dan kesempatan
asistensi bedah jantung terbuka dan tertutup. Pada akhir tahap ini peserta didik diharuskan
menyelesaikan penelitian yang telah dimulai pada awal semester 7.
11
KURIKULUM PENDIDIKAN
Pada akhir semester 7 dilakukan ujian kenaikan tingkat menjadi Chief Ibs berupa ujian tulis
dengan system CBT dan dilakukan yudisium sebagai pertanda kenaikan menjadi Chief Ibs.
Peserta didik yang belum yudisium tidak diperkenankan naik menjadi Chief IBS.
Masa chief residen dapat diakhiri bila peserta didik telah lulus ujian OSCE Anesthesia Crisis
Management (ACM) dan telah melakukan tugas Chief IBS selama paling sedikit 24 minggu.
Ujian Osce ACM dapat diikuti bila peserta didik tersebut telah menyelesaikan dan
mempresentasikan tugas jurnal reading 2 dan minimal telah menjalani masa chief IBS selama 16
minggu.
Tahap ini diakhiri dengan ujian akhir nasional yang menyertakan penguji dari IPDS lain yang
ditunjuk oleh Komisi Ujian Nasional (KUN).
Pada akhir pendidikan tahap ini, peserta didik diharapkan :
1.Mampu menghasilkan karya ilmiah / penelitian dengan benar
7. Mampu membuat dan mempresentasikan karya ilmiah berupa jurnal reading 2 dengan baik
8. Mampu melakukan prosedur berikut dengan baik yang akan dinilai dengan sistem Direct
observational procedural skill ( DOPS ) :
i. Balance Anesthesia status fisik ASA ≥ 3
ii. CVC Subclavia tanpa USG Guide
iii. One Lung Ventilation-Double Lumen Tube
iv. TIVA-TCI
v. GA OTT Intubasi sulit
vi. Awake Intubation
vii. Fiberoptic Intubation
viii. PNB Intermediate
ix. Caudal Kontinyu
x. RA Epidural Thorakal
xi. Setting Ventilator ICU
9. Mampu mencapai standar minimal kompetensi yang telah ditetapkan oleh Program Studi
Anestesiologi dan Reanimasi FK Unud, mengacu pada peraturan konsil kedokteran Indonesia
no 38 tahun 2015.
12
KURIKULUM PENDIDIKAN
UJIAN CBT OIP FISIOLOGI, FARMAKOLOGI ANESTESI, DASAR ANESTESI TIM TPPM REMEDI
13
KURIKULUM PENDIDIKAN
Ket : * Mata Ajar 1-7, Peserta PPDS berhak memakai PIN Kompetensi merah
* Mata Ajar 8-21, Peserta PPDS berhak memakai PIN Kompetensi kuning
Lama
Pendidikan Tahap 1.3 – Semester 3 Stase pembelajaran
( minggu )
Kelompok
Beban Studi
Mata
Kode Jenis
Nomor (sks) kuliah Ketua Tim
No Mata Ajaran Mata Kompetensi
Modul Wajib/ Pengampu
Ajar Akad Pro Utama
Keterampil
emi fesi an klinis
dr. Gede
Manajemen Nyeri ATI MKK /
13 4 1 3 Dasar Budiarta, APS Junior
Akut 301 KKSD
SpAn KMN 4 minggu
dr. Kadek 20 minggu :
Emergency ATI 6,11,19 MKB / Agus
14 2 2 Dasar Resusitasi 4
medicine I 302 ,31 KKSD Heryana P,
minggu,
SpAn
Orthopedi senior 20 minggu
dr. IGP.
& PNB Basic 4
Emergency KKA MKB / Sukrana
15 12,21 - 4 Dasar minggu, Obgyn
medicine II 303 KKSD Sidemen,
SpAn KAR senior 4 minggu,
14
KURIKULUM PENDIDIKAN
Ket : * Setelah dilakukan Yudisium kenaikan tingkat 2, Peserta PPDS berhak memakai PIN
Kompetensi hijau untuk menempuh mata ajaran 22-34.
15
KURIKULUM PENDIDIKAN
Pembelajaran Prof.Dr.dr.
ATI 8,9,17,
26 Anestesiologi 2 - Umum MKB Made Wiryana, Kolaborasi kolaborasi
601 22,31
Klinik SpAn KIC
Bedah saraf
Keterampilan 8,9,17, dr. Pontisomaya Junior 4
Klinik KKA 18,22, MPB / Parami, SpAn minggu, 4
27 - 3 Dasar 8 minggu
Anestesiologi dan 602 24,26, KKSL MARS minggu
Terapi Intensif III 27, 35 Rotasi :
CathLab, PS
16
KURIKULUM PENDIDIKAN
ASA tinggi
Keterampilan operasi
18.19, dr. I Ketut
Klinik KKA MPB / urologi
28 23,27, - 3 Dasar Wibawa Nada,
Anestesiologi dan 603 KKSL mayor,
35,36 SpAN KAKV
Terapi Intensif IV geriatri,
digestif, mata,
orthopedi,
obgyn, odc,
Dr.dr.
operasi
ATI 31,41, MKK,MK Tjok.G.A.
29 PNB Intermediate 1 1 Lanjut airway,
604 43, B / KKSL Senapathi,
uncommon
SpAn KAR
ds, PNB
Intermediate
pediatri
Keterampilan senior 4
28,29, MKB, dr. I Putu
Klinik KKA minggu, 2
30 32,33, - 3 Lanjut MPB / Kurniyanta, 6 minggu
Anestesiologi dan 605 minggu rotasi
34 KKSL SpAN
Terapi Intensif V : geriatri +
uncommon ds
RS Jejaring
dr. IGP. supervisi 4 minggu
Kegawatdaruratan
KKA MPB, MBB Sukrana SpAn
33 Anestesiologi dan 12,18 - 3 Lanjut
608 / KKSL Sidemen, SpAn
Terapi Intensif IV
KAR
Ket : * Setelah dilakukan Yudisium kenaikan tingkat 3, Peserta PPDS berhak memakai PIN
Kompetensi biru untuk menempuh mata ajaran 35-46.
17
KURIKULUM PENDIDIKAN
dr. I Putu
KKA MKB / Pramana S, BEDAH SARAF
35 Anestesi VI 35,36 - 3 Lanjut
701 KKSL SpAn KMN Senior
KNA 4 minggu
BTKV dan Chief
dr. I Md. IRD
KKA MKB / 2 minggu
36 Anestesi VII 38,39 - 3 Lanjut Subagiartha,
702 KKSL
SpAn KAKV IPJT
2 minggu
dr. I Ketut
KKA MPB / ICU Senior &
37 Intensive care III 13 - 4 Lanjut Sinardja, 4 minggu
703 KKSL Chief IRD
SpAn KIC
Keterampilan
dr. I Md. Gd.
klinik KKA MPB /
38 3,35,36 - 3 Lanjut Widnyana,
Anestesiologi dan 704 KKSL
SpAn KAR
terapi intensif VI
Keterampilan
dr. Tjahya CHIEF IRD,--
klinik KKA 31,37,3 MPB /
39 - 3 Lanjut Aryasa EM, Poliklinik
Anestesiologi dan 705 8 KKSL
SpAn Anestesi,
terapi intensif VII
Koordinasi bedah
SARAF, High PS
8 minggu
ASA, Cath
Lab,spine, operasi
Keterampilan jantung, luka
dr. IGN
Klinik ATI 4,31,40, MKK, MKB bakar --, RS
40 1 2 Lanjut Mahaalit A,
Interventional 706 42 / KKSL Jejaring Mandiri
SpAn KAR
Pain Management
Dr.dr. Tjok
Anesthesia Crisis ATI 14,21,2 MKK, MKB G.A.
41 1 2 Lanjut
Management 707 9,31,44 / KKSL Senapathi,
SpAn KAR
dr. Made
Kegawatdaruratan
KKA MBB / Agus Kresna
42 anestesiologi dan 12,19 - 3 Lanjut
801 KKSL Sucandra,
terapi Intensif V
SpAn
Dr.dr.Tjok Gde
Seminar
Agung JURNAL Syarat Ujian
44 Anestesiologi dan ATI 803 31 1 - Umum MKB
Senapathi, READING 2 OSCE ACM
Terapi Intensif III
SpAn KAR
Minggu 16-20
UJIAN OSCE ANESTHESIA CRISIS MANAGEMENT TIM TPPM Chief IBS Remedi
Prof.Dr.dr.
ATI Umu Made
45 Manajemen Klinik 31 2 1 MKB -- 4 minggu
804 m Wiryana,
SpAn KIC
18
KURIKULUM PENDIDIKAN
Dr.dr. I Putu
ATI Umu Pramana S,
46 Penelitian 37 4 - MKB --
805 m SpAn KMN
KNA
UJIAN NASIONAL OSCE
UJIAN NASIONAL LISAN
Ket : *Peserta PPDS boleh mengajukan usulan penelitian setelah memakai PIN
kompetensi biru dan sudah boleh melakukan penelitian apabila syarat sudah
dipenuhi dan berstatus CHIEF IBS.
*Peserta PPDS boleh mengajukan diri mengikuti ujian nasional OSCE dan ujian
nasional lisan bila sudah menyelesaikan penelitian dan tesis.
19
KURIKULUM PENDIDIKAN
TIMELINE ROTASI STASE
TIMELINE PENDIDIKAN PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNUD 2016 - TAHAP 1
TAHAP 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
SKILL LAB
DIGESTIF
ONKOLOGI
DASAR ANESTESI DAN GAWAT DARURAT
ANESTESI I, KETERAMPILAN KLINIK MATA
ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF I
UROLOGI
OBSGIN
PEDIATRI
ORTOPEDI JUNIOR
THT JUNIOR
PACU
PEDIATRI JUNIOR
RESUSITASI
THT SENIOR
DIGESTIF SENIOR
KEGAWATDARURATAN ANESTESIOLOGI DAN
ONKOLOGI JUNIOR
TERAPI INTENSIF II
UROLOGI JUNIOR
20
KURIKULUM PENDIDIKAN
TIMELINE PENDIDIKAN PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNUD 2016 - TAHAP 2
TAHAP 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
MATA
PEDIATRI MADYA
ANESTESI IV
GERIATRI
KETERAMPILAN KLINIK ANESTESIOLOGI DAN CATH LAB , PASIEN ASA TINGGI, UROLOGI
TERAPI INTENSIF III & IV, PNB INTERMEDIATE MAYOR, GERIATRI, DIGESTIF, MATA,
ORTOPEDI, OBSGIN, ODC, AIRWAY SURGERY,
UNCOMMON DISEASE, PNB INTERMEDIATE
21
KURIKULUM PENDIDIKAN
TIMELINE PENDIDIKAN PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNUD 2016 - TAHAP 3
TAHAP 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
KETERAMPILAN KLINIK ATI VI & VII, CHIEF IRD, PASIEN ASA TINGGI, CATH LAB,
KETERAMPILAN KLINIK INTERVENTIONAL NEURO & SPINE SURGERY, OPEN HEART,
PAIN MANAGEMENT, ACRM BURN, MANDIRI
22
KURIKULUM PENDIDIKAN
MKDU diselenggarakan oleh Tim Koordinasi Pelaksana (TKP) PPDS – 1 FK Unud dengan
materi sebagai berikut.
1. Metodologi penelitian
2. Statistik
3. Biomolekuler
4. Filsafat ilmu
5. Evidence-based Medicine
23
KURIKULUM PENDIDIKAN
2. Fisiologi
24
KURIKULUM PENDIDIKAN
3. Farmakologi
a. Farmakologi obat-obat untuk penanganan patologi
jalan napas
b. Farmakologi obat-obat untuk penanganan patologi
paru dan organ napas
c. Farmakologi obat-obat untuk penanganan patologi
jantung, pembuluh darah dan darah
d. Farmakologi obat-obat untuk penanganan patologi
otak, medula spinalis dan saraf perifer baik sensoris,
motoris maupun otonom
25
KURIKULUM PENDIDIKAN
menghentikan
resusitasi dan/atau merujuk pasien ke ICU
pasca resusitasi.
26
KURIKULUM PENDIDIKAN
27
KURIKULUM PENDIDIKAN
28
KURIKULUM PENDIDIKAN
29
KURIKULUM PENDIDIKAN
bobot penilaian)
14 Ketua Tim Pengampu dr. I Putu Kurniyanta, SpAn.
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ.
2013.Clinical Anaesthesiology, 4th ed. New York:
Lange Medical Books/McGraw-Hill Chestnut, D.H.
2014. Chestnut`s Obstetric Anesthesia : Principles
and Practice. Fifth Ed. Saunders. Philadelphia.
2. Palmer, C.M.; D`Angelo, R.; Palmer C.M. 2011.
Obstetric Anesthesia. Second Ed. Oxford University
Press. New York.
3. Suresh MS. 2013. Shnider and Levinson : Anesthesia
for Obstetrics. 5th edition. Philadelphia : Lippincot
William and Wilkins.
4. Robert K. Stoelting, Simon C. Hiller. 2012.
15 Referensi Pharmacology & Physiology in Anesthesic Practice.
Fourth Edition. Lippicott Williams & Wilkins,
Philadelphia, USA
5. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK.
2012. Clinical Anaesthesia, 5th ed.
Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins
4. Miller,RD. 2009. Miller’s Anesthesia 6th ed
5. Gillman,J. 1998. Perioperative Medicine
6. Stone,DJ. 2004. Perioperative Care
7. Katzung, BG. 2004. Basic & Clinical Pharmacology
9th ed
8. Practice Guidelines for Postanesthetic Care.
Anesthesiology 2002; 96(3)
1 Nama Mata Ajaran 12. Keterampilan Klinik anestesiologi dan terapi intensif II
2 Kode Mata Ajaran KKA 202
3 Modul 2,515,18,25
4 Beban Studi 4 sks profesi
Semester / Tahap
5 Semester 2 /Tahap 1
Pendidikan
6 Capaian Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran semester ini peserta didik
akan memiliki kemampuan untuk melakukan penatalaksanan
anestesi pada pasien
pembedahan obstetri- ginekologi, pembedahan darurat dan
pembedahan THT dalam dengan PS 1,2, dan melakukan
30
KURIKULUM PENDIDIKAN
31
KURIKULUM PENDIDIKAN
32
KURIKULUM PENDIDIKAN
33
KURIKULUM PENDIDIKAN
1. gawat napas
2. gawat sirkulasi
3. gawat kesadaran
34
KURIKULUM PENDIDIKAN
35
KURIKULUM PENDIDIKAN
36
KURIKULUM PENDIDIKAN
9th ed
8. Practice Guidelines for Postanesthetic Care.
Anesthesiology 2002; 96(3)
37
KURIKULUM PENDIDIKAN
38
KURIKULUM PENDIDIKAN
Medical Books/McGraw-Hill
2. Robert K. Stoelting, Simon C. Hiller. 2012.
Pharmacology & Physiology in Anesthesic Practice.
Fourth Edition. Lippicott Williams & Wilkins,
Philadelphia, USA
3. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. 2012. Clinical
Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott
Williams & Wilkins
4. Miller,RD. 2009. Miller’s Anesthesia 6th ed
5. Gillman,J. 1998. Perioperative Medicine
6. Stone,DJ. 2004. Perioperative Care
7. Katzung, BG. 2004. Basic & Clinical Pharmacology
9th ed
8. Practice Guidelines for Postanesthetic Care.
Anesthesiology 2002; 96(3)
1 Nama Mata Ajaran 19. Managemen Nyeri kronis, kanker dan intervensi nyeri
2 Kode Mata Ajaran ATI 402
3 Modul 4,7,40
4 Beban Studi 1 sks akademik , 3 sks profesi
Semester / Tahap
5 Semester 4 /Tahap 1
Pendidikan
Setelah mengikuti pembelajaran semester ini peserta didik
akan memiliki kemampuan untuk melakukan anestesi pada
pembedahan emergensi dan membuat laporan tentang kasus
6 Capaian Pembelajaran yang telah ditangani secara komprihensif dengan disajikan
secara seminar
39
KURIKULUM PENDIDIKAN
40
KURIKULUM PENDIDIKAN
41
KURIKULUM PENDIDIKAN
42
KURIKULUM PENDIDIKAN
43
KURIKULUM PENDIDIKAN
44
KURIKULUM PENDIDIKAN
45
KURIKULUM PENDIDIKAN
46
KURIKULUM PENDIDIKAN
47
KURIKULUM PENDIDIKAN
48
KURIKULUM PENDIDIKAN
49
KURIKULUM PENDIDIKAN
50
KURIKULUM PENDIDIKAN
51
KURIKULUM PENDIDIKAN
52
KURIKULUM PENDIDIKAN
pasien
Stategi/Metode Kuliah, Diskusi, Tugas, bed side teaching
11
Pembelajaran dan praktek lapangan
12 Media Pembelajaran LCD, pelayanan kesehatan di rumah sakit
Penilaian Hasil Belajar
Pretest ( 10% ), MSF ( 10% ), A-Cex / DOPS( 10% ), CBT (
13 (kriteria, indikator, dan
35% ), OSCE ( 35% )
bobot penilaian)
14 Ketua Tim Pengampu dr. I Ketut Wibawa Nada, SPAn.KAKV
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. 2013.
Clinical Anaesthesiology, 4th ed. New York: Lange
Medical Books/McGraw-Hill
2. Robert K. Stoelting, Simon C. Hiller. 2012.
Pharmacology & Physiology in Anesthesic Practice.
Fourth Edition. Lippicott Williams & Wilkins,
Philadelphia, USA
3. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. 2012. Clinical
15 Referensi Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott
Williams & Wilkins
4. Miller,RD. 2009. Miller’s Anesthesia 6th ed
5. Gillman,J. 1998. Perioperative Medicine
6. Stone,DJ. 2004. Perioperative Care
7. Katzung, BG. 2004. Basic & Clinical Pharmacology
9th ed
8. Practice Guidelines for Postanesthetic Care.
Anesthesiology 2002; 96(3)
53
KURIKULUM PENDIDIKAN
54
KURIKULUM PENDIDIKAN
9th ed
11. Practice Guidelines for Postanesthetic Care.
Anesthesiology 2002; 96(3)
55
KURIKULUM PENDIDIKAN
56
KURIKULUM PENDIDIKAN
Berpikir kritis
10 Atribut Soft Skills
57
KURIKULUM PENDIDIKAN
58
KURIKULUM PENDIDIKAN
Philadelphia, USA
3. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. 2012. Clinical
Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott
Williams & Wilkins
4. Miller,RD. 2009. Miller’s Anesthesia 6th ed
5. Gillman,J. 1998. Perioperative Medicine
6. Stone,DJ. 2004. Perioperative Care
7. Katzung, BG. 2004. Basic & Clinical Pharmacology
9th ed
8. Practice Guidelines for Postanesthetic Care.
Anesthesiology 2002; 96(3)
59
KURIKULUM PENDIDIKAN
bobot penilaian)
14 Ketua Tim Pengampu dr. IGP. Sukrana Sidemen, SpAn., KAR.
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. 2013.
Clinical Anaesthesiology, 4th ed. New York: Lange
Medical Books/McGraw-Hill
2. Robert K. Stoelting, Simon C. Hiller. 2012.
Pharmacology & Physiology in Anesthesic Practice.
Fourth Edition. Lippicott Williams & Wilkins,
Philadelphia, USA
3. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. 2012. Clinical
15 Referensi Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott
Williams & Wilkins
4. Miller,RD. 2009. Miller’s Anesthesia 6th ed
5. Gillman,J. 1998. Perioperative Medicine
6. Stone,DJ. 2004. Perioperative Care
7. Katzung, BG. 2004. Basic & Clinical Pharmacology
9th ed
8. Practice Guidelines for Postanesthetic Care.
Anesthesiology 2002; 96(3)
60
KURIKULUM PENDIDIKAN
pasien
Stategi/Metode Kuliah, Diskusi, Tugas, bed side teaching
11
Pembelajaran dan praktek lapangan
12 Media Pembelajaran LCD, pelayanan kesehatan di rumah sakit
Penilaian Hasil Belajar
Pretest ( 10% ), MSF ( 10% ), A-Cex / DOPS( 10% ), CBT (
13 (kriteria, indikator, dan
35% ), OSCE ( 35% )
bobot penilaian)
14 Ketua Tim Pengampu dr. I Wayan Aryabiantara, SpAn., KIC
1. Bersten AD, Soni N. 2014. Oh’s Intensive Care
Manual. Elsevier.
2. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. 2013.
Clinical Anaesthesiology, 4th ed. New York: Lange
Medical Books/McGraw-Hill
3. Robert K. Stoelting, Simon C. Hiller. 2012.
Pharmacology & Physiology in Anesthesic Practice.
Fourth Edition. Lippicott Williams & Wilkins,
Philadelphia, USA
15 Referensi 4. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. 2012. Clinical
Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott
Williams & Wilkins
5. Miller,RD. 2009. Miller’s Anesthesia 6th ed
6. Gillman,J. 1998. Perioperative Medicine
7. Stone,DJ. 2004. Perioperative Care
8. Katzung, BG. 2004. Basic & Clinical Pharmacology
9th ed
9. Practice Guidelines for Postanesthetic Care.
Anesthesiology 2002; 96(3)
61
KURIKULUM PENDIDIKAN
62
KURIKULUM PENDIDIKAN
9th ed
12. Practice Guidelines for Postanesthetic Care.
Anesthesiology 2002; 96(3)
63
KURIKULUM PENDIDIKAN
64
KURIKULUM PENDIDIKAN
65
KURIKULUM PENDIDIKAN
terapi intensif VI
2 Anestesi III KKA 704
3 Modul 3,35,36
4 Beban Studi 3 sks profesi
Semester / Tahap
5 Semester 7 / Tahap 3
Pendidikan
Setelah menyelesaikan semester ini peserta didik akan
memiliki kemampuan untuk anestesi pembedahan saraf,
6 Capaian Pembelajaran anestesi pembedahan multitrauma, gangguan multiorgan,
pasca bedah neuro dan pasca bedah jantung sesuai dengan
SOP yang ada.
7 Jenis Kompetensi Kompetensi Lanjut
8 Elemen Kompetensi MPB/KKSL
Pembelajaran Keterampilan Klinik
Anestesiologi dan Terapi intensif VI
9 Silabus membahas tentang
1) Anestesi bedah saraf I,
2) Anestesi bedah saraf II.
Berpikir kritis, kerjasama, sikap terhadap
10 Atribut Soft Skills
pasien
Stategi/Metode Kuliah, Diskusi, Tugas, bed side teaching
11
Pembelajaran dan praktek lapangan
12 Media Pembelajaran LCD, pelayanan kesehatan di rumah sakit
Penilaian Hasil Belajar
Pretest ( 10% ), MSF ( 10% ), A-Cex / DOPS( 10% ), CBT (
13 (kriteria, indikator, dan
35% ), OSCE ( 35% )
bobot penilaian)
14 Ketua Tim Pengampu dr. I Made Gede Widnyana, SpAn., M.Kes., KAR.
15 Referensi 1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. 2013.
Clinical Anaesthesiology, 4th ed. New York: Lange
Medical Books/McGraw-Hill
2. Robert K. Stoelting, Simon C. Hiller. 2012.
Pharmacology & Physiology in Anesthesic Practice.
Fourth Edition. Lippicott Williams & Wilkins,
Philadelphia, USA
3. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. 2012. Clinical
Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott
Williams & Wilkins
4. Miller,RD. 2009. Miller’s Anesthesia 6th ed
5. Gillman,J. 1998. Perioperative Medicine
66
KURIKULUM PENDIDIKAN
67
KURIKULUM PENDIDIKAN
Medical Books/McGraw-Hill
2. Robert K. Stoelting, Simon C. Hiller. 2012.
Pharmacology & Physiology in Anesthesic Practice.
Fourth Edition. Lippicott Williams & Wilkins,
Philadelphia, USA
3. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. 2012. Clinical
Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott
Williams & Wilkins
4. Miller,RD. 2009. Miller’s Anesthesia 6th ed
5. Gillman,J. 1998. Perioperative Medicine
6. Stone,DJ. 2004. Perioperative Care
7. Katzung, BG. 2004. Basic & Clinical Pharmacology
9th ed
8. Practice Guidelines for Postanesthetic Care.
Anesthesiology 2002; 96(3)
68
KURIKULUM PENDIDIKAN
69
KURIKULUM PENDIDIKAN
70
KURIKULUM PENDIDIKAN
71
KURIKULUM PENDIDIKAN
72
KURIKULUM PENDIDIKAN
& Wilkins
4. Miller,RD. 2009. Miller’s Anesthesia 6th ed
5. Gillman,J. 1998. Perioperative Medicine
6. Stone,DJ. 2004. Perioperative Care
7. Katzung, BG. 2004. Basic & Clinical Pharmacology
9th ed
8. Practice Guidelines for Postanesthetic Care.
Anesthesiology 2002; 96(3)
73
KURIKULUM PENDIDIKAN
74
KURIKULUM PENDIDIKAN
Pembelajaran
12 Media Pembelajaran LCD
Penilaian Hasil Belajar
13 (kriteria, indikator, dan MSF ( 20% ), A-Cex / DOPS( 30% ) OSCE ( 50% )
bobot penilaian)
14 Ketua Tim Pengampu Prof.Dr.dr. Made Wiryana, SpAn.KIC.KAO
1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. 2013.
Clinical Anaesthesiology, 4th ed. New York: Lange
Medical Books/McGraw-Hill
2. Robert K. Stoelting, Simon C. Hiller. 2012.
Pharmacology & Physiology in Anesthesic Practice.
Fourth Edition. Lippicott Williams & Wilkins,
Philadelphia, USA
3. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. 2012. Clinical
15 Referensi Anaesthesia, 5th ed. Philadelphia:Lippincott
Williams & Wilkins
4. Miller,RD. 2009. Miller’s Anesthesia 6th ed
5. Gillman,J. 1998. Perioperative Medicine
6. Stone,DJ. 2004. Perioperative Care
7. Katzung, BG. 2004. Basic & Clinical Pharmacology
9th ed
8. Practice Guidelines for Postanesthetic Care.
Anesthesiology 2002; 96(3)
75
KURIKULUM PENDIDIKAN
2) Epidemiologi klinik
3) Statistika dan EBM
4) Penulisan Karya Ilmiah
10 Atribut Soft Skills Berpikir kritis, Kerjasama
Stategi/Metode
11 Tutorial, Tugas
Pembelajaran
12 Media Pembelajaran LCD
Penilaian Hasil Belajar
13 (kriteria, indikator, dan Ujian Proposal dan Ujian Tesis
bobot penilaian)
14 Ketua Tim Pengampu Dr.dr. I Putu Pramana Suarjaya, SpAn. M.Kes. KMN.KNA
1. M Sopiudin Dahlan. 2011. Statistik Untuk
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika
2. M Sopiudin Dahlan. 2011. Besar sampel dan Cara
Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Kedokteran
15 Referensi dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
3. M Sopiudin Dahlan. 2011. Langkah – langkah
Membuat Proposal Penelitian Bidang kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
4. Sastroasmoro S. 2011. Dasar-dasar metodologi
penelitian klinis, edisi ke-4. Jakarta : Sagung Seto
76
KURIKULUM PENDIDIKAN
MODUL PENDIDIKAN
Nomor
Modul Judul Modul
Modul 11 Traumatologi I
Modul 12 Traumatologi II
77
KURIKULUM PENDIDIKAN
78
KURIKULUM PENDIDIKAN
Modul 37 Penelitian
Capaian Kompetensi adalah capaian jumlah kasus minimal yang pernah ditangani atau
dikerjakan selama masa pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, baik
dikerjakan secara mandiri atau dalam supervisi/bimbingan sesuai dengan level kompetensi
atau tingkat kemampuan yang ditentukan dalam Standar Kompetensi ini. Kasus yang
dimaksud dapat berupa jenis tindakan, jenis penyakit, atau kondisi/komorbid khusus yang
merupakan bagian dari keahlian minimal yang harus dikuasai. Pada akhir tahap 3, jumlah
kasus harus tercapai sesuai tabel dibawah sebagai standar kompetensi. Peserta didik
Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
79
KURIKULUM PENDIDIKAN
diperbolehkan mengikuti ujian nasional apabila syarat kompetensi tersebut sudah dicapai.
Level kompetensi adalah tingkat kemampuan yang harus dicapai. Level kompetensi dibagi
menjadi 4 tingkat kemampuan, antara lain :
1. Tingkat Kemampuan 1 (Knows) : mengetahui dan menjelaskan
2. Tingkat Kemampuan 2 (Knows How) : pernah melihat atau pernah didemonstrasikan.
3. Tingkat Kemampuan 3 (Shows) : pernah melakukan atau pernah menerapkan dibawah
supervisi.
4. Tingkat Kemampuan 4 (Does) : mampu melakukan secara mandiri.
80
KURIKULUM PENDIDIKAN
Pencapaian Tingkat
KOMPETENSI LANJUT Kompetensi Kompetensi
(jumlah Kasus)
Anestesi Bedah Saraf 35
Trauma kepala 15 1 2 3 4
Perdarahan intracranial non- 5 1 2 3 4
trauma
Tumor intrakranial 5 35 1 2 3 4
Ventricular drainage (VP shunt, 5 1 2 3 4
EVD)
Medula spinalis 5 1 2 3 4
Anestesi Bedah Thoraks Non 10 1 2 3 4
Jantung dan Jantung Terbuka
Anestesi pada Kondisi khusus 35
Kelainan jantung pada operasi non 15 1 2 3 4
jantung
COPD / asma 5 1 2 3 4
DM 5 35 1 2 3 4
Tiroid 5 1 2 3 4
Geriatri 3 1 2 3 4
Obesitas 2 1 2 3 4
Mengelola pasien ICU (10 variasi 50 1 2 3 4
kasus)
Melakukan resusitasi di luar 30 1 2 3 4
kamar bedah dan ICU
Memasang kateter intra-arterial 10 1 2 3 4
dan pungsi intra-arterial
81
KURIKULUM PENDIDIKAN
Keterangan : Warna hijau adalah level kompetensi yang harus dikuassai oleh peserta didik.
LAMPIRAN1
82
KURIKULUM PENDIDIKAN
83
KURIKULUM PENDIDIKAN
84
KURIKULUM PENDIDIKAN
85
KURIKULUM PENDIDIKAN
86
KURIKULUM PENDIDIKAN
87
KURIKULUM PENDIDIKAN
88