KLP 1 Dasar Askes
KLP 1 Dasar Askes
OLEH :
KELOMPOK 4
DOSEN :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah
yang berjudul “Penyelenggaraan JKN”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Dasar-dasar Asuransi Kesehatan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami selaku penulis maupun pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1 Pelayanan........................................................................................................6
2.2 Pengorganisasian.............................................................................................6
2.4 Review..........................................................................................................10
BAB III........................................................................................................................12
PENUTUP...................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Program jaminan sosial yang telah beroperasi mulai 1 Januari 2014 adalah
program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Program ini ditangani oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. BPJS Kesehatan
merupakan perubahan dari PT ASKES (Persero) yang dulunya menangani
asuransi kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). JKN di Indonesia
merupakan bagian dari SJSN melalui sistem asuransi kesehatan yang bersifat
wajib. Tujuannya untuk melindungi seluruh masyarakat agar terlindungi
dalam sistem asuransi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan masyarakat yang layak.
BPJS Kesehatan memiliki perwakilan di setiap kabupaten/kota. BPJS
Kesehatan di setiap daerah juga berkewajiban untuk melakukan sosialisasi
program jaminan kesehatan ini. Hal ini dimaksudkan agar JKN bisa berjalan
merata di setiap daerah. BPJS Kesehatan di kabupaten Temanggung pun turut
berperan dalam pelaksanaan JKN di Kabupaten Temanggung. Hari
kesembilan (9 Januari 2014) sejak dilaksanakannya JKN, masyarakat di
Kabupaten Temanggung yang mendaftar baru sebanyak 300 orang. Jumlah
pendaftar baru tersebut masih tergolong sangat rendah, rata-rata pendaftar
hanya mencapai 50-60 orang setiap harinya. 2 Jumlah penduduk Temanggung
mencapai 733.148 orang, yang telah terdaftar secara otomatis sebagai peserta
JKN adalah 411.654 orang. Kelompok tersebut di antaranya adalah peserta
Askes tahun 2013, Jamkesmas, Jamsostek, Jamkesda, dan asuransi TNI dan
Polri. Rendahnya angka pendaftaran JKN di Kabupaten Temanggung ini
dipicu oleh kurangnya sosialisasi secara teknis kepesertaan JKN. Sosialisasi
JKN akan terus gencar dilakukan oleh BPJS Kesehatan Kabupaten
Temanggung untuk menjamin kebutuhan kesehatan masyarakat. BPJS
Kesehatan Temanggung bekerja sama dengan Dinas Kesehatan kabupaten
Temanggung untuk terus melakukan sosialisasi JKN. Proses sosialisasi JKN
yang telah berlangsung di tahun 2014 menjadi kajian menarik untuk
dievaluasi, sehingga dapat diketahui kefektifan sosialisasi yang telah
5
dilaksanakan. Evaluasi ini juga dapat memberikan masukan positif terhadap
pemerintah agar program jaminan sosial dapat berjalan dengan baik.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
kriteria emergensi sehingga pasen hanya ditanggung di Klinik atau Puskesmas?
Bagaimana jika Klinik atau Puskesmas tutup, haruskah pasen menunggu keesokan
harinya atau kriteria emergensi dapat diberlakukan sehingga pasen dapat berobat di
rumah sakit dan biayanya dapat dibayar oleh JKN? Hingga saat ini belum ada
informasi rinci yang menjelaskan kriteria dan prosedur pelayanan
kegawatdaruratan.JKN menanggung biaya pelayanan kesehatan sepanjang pelayanan
diberikan di jaringan fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Ketentuan ini mengubah pola pencarian pelayanan kesehatan yang berlaku puluhan
tahun di masyarakat. Peserta tidak sepenuhnya bebas menentukan sendiri pilihan
klinik atau rumah sakit yang dikehendakinya. Untuk tiga bulan pertama, para Peserta
JKN yang berasal dari peralihan Program JPK-Jamsostek, Program Askes Sosial,
Program Jamkesmas dan Pelayanan Kesehatan TNI dan POLRI tetap terdaftar pada
fasilitas kesehatan primer yang lama. Peserta baru JKN diperkenankan untuk
memilih sendiri fasilitas kesehatan primer yang diinginkannya. Peserta diwajibkan
memilih fasilitas kesehatan primer yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan
terletak dekat dengan tempat tinggalnya. Bila tidak berkenan dengan pelayanannya,
peserta diperbolehkan mengganti pilihan fasilitas kesehatan primer setelah tiga bulan.
Peraturan Presiden tentang Jaminan Kesehatan (PerPres JK) lahir tiga hari
menjelang penyelenggaraan JKN dan pengoperasian BPJS Kesehatan. Terlambat
satu tahun dari jadwal yang ditetapkan oleh UU BPJS atau terlambat lima tahun dari
jadwal yang ditetapkan oleh UU SJSN. Oleh karenanya berbagai keriuhan di
lapangan dapat dimaklumi.Pengalaman mantan peserta Jamsostek di awal artikel ini
menggambarkan dengan jelas ketidak pahaman publik dan fasilitas kesehatan atas
penyelenggaraan JKN. Lebih lanjut, pengalaman urun biaya sebesar lebih dari 80%
tagihan mengindikasikan adanya penyimpangan dalam pelayanan JKN.
8
Diseminasi informasi secara masif dengan diiringi edukasi publik dan fasilitas
kesehatan tak dapat ditunda lagi. Informasi akan semakin jelas dan mudah dipahami
bila seluruh Peraturan teknis JKN telah tersedia lengkap.
9
a. melakukan pengawasan atas kebijakan pengelolaan BPJS dan kinerja
Direksi
10
1) Direksi berfungsi melaksanakan penyelenggaraan kegiatan operasional
BPJS yang menjamin Peserta untuk mendapatkan Manfaat sesuai dengan
haknya.
d. menetapkan ketentuan dan tata cara pengadaan barang dan jasa dalam
rangka penyelenggaraan tugas BPJS dengan memperhatikan prinsip
transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas
11
e. melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS paling banyak
Rp100.000.000.000 (seratus miliar rupiah) dengan 35 Buku Pegangan
Sosilaisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan
Sosial Nasional persetujuan Dewan Pengawas
a. Dewan pengawas
12
b. Satuan pengawas internal. Sedangkan Pengawasan eksternal dilakukan
oleh:
a. DJSN
5. Tempat dan kedudukan BPJS Kantor Pusat BPJS berada di ibu kota
Negara, dengan jaringannya di seluruh kabupaten/kota.
13
pihak lain yang menerima kuasa untuk mewakilinya, paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sejak pengadu menerima pelayanan.
2.4 Review
Hambatan lain yang dihadapi yakni jarak demografi tempat sosilaisasi yang
sulit untuk dicapai. Disamping itu Peserta masih sulit menerima perubahan
prosedur dari peserta PT Askes dan eks JPK Jamsostek menjadi peserta BPJS
Kesehatan.Sosialisasi merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan JKN
mengingat tingkat kepesertaan jaminan kesehatan saat ini relatif rendah.
Sosialisasi yang baik akan memberikan pemahaman dan kesadaran kepada
peserta dan pemberi kerja akan hak dan kewajibannya. Dengan pemasaran
yang memadai, kepesertaan JKN yang berbasis asuransi sosial ini dapat
mencapai target yang diharapkan dan pemberi kerja dapat mendapatkan
manfaat yang besar pula dari terlindunginya kesehatan para pekerja.
Sosialisasi diperlukan tidak hanya dari kepesertaan, namun juga untuk
mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang terkait untuk peningkatan
kualitas layanan kesehatan baik di pusat, daerah, swasta, maupun unsur
masyarakat lainnya
14
Untuk mencapai tujuan itu maka ada empat hal yang harus diperhatikan
dalam strategi komunikasi yaitu: a) mengenal khalayak; b) menyusun pesan;
c) menetapkan metode; d) seleksi dan penggunaan media8 . Hendaknya dalam
meningkatkan efesiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang
dilakukan oleh pihak BPJS Kesehatan dapat berkerjasama dengan berbagai
pihak seperti Perguruan Tinggi, Perusahaan, Organisasi Kemasyarakatan dan
lain sebagainya agar pelaksanaan sosialisasi dapat berjalan dengan lebih luas.
Disamping itu kegiatan sosialisasi juga harus dilakukan dengan
memanfaatkan media elektronik dan cetak. Evaluasi pada proses implementasi
program JKN Salah satu dimensi yang penting untuk diperhatikan dalam
pelaksanaan program JKN adalah mengenai manajemen obat. (Irwandy, 2016)
15
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jaminan Kesehatan Nasional merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme asuransi yang sifatnya
wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang
SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat
yang layak diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayarkan oleh pemerintah.
3.2 Saran
Untuk menambah referensi terkait dengan pembayaran kapitas, para pembaca bisa
membaca lebih banyak referensi penyelenggaraan JKN
DAFTAR PUSTAKA
Irwandy. (2016). Kajian Literature : Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional Di Indonesia. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia :
JKKI, 05(03), 110–114.
17