PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.5 Manfaat
Hasil praktikum ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
penyakit pada tanaman kedelai agar dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan
dalam mengelola dan pengendalian penyakit pada tanaman kedelai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Tanaman Kedelai
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr.
Akar
Tanaman kedelai muncul dari belaha kulit biji yang ada di sekitar misofil.
Calon akar akan tumbuh dengan cepat kedalam tanah, sedangkan kotiledon terdiri
dari dua kepingterdapat di permukaan atanh akibat pertumbuhan yang cepat dari
hipokotil.
Perakaran pada tanaman kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang
dan akan sekunder ( serabut. Pertumbuhan akar tunggang ini mencapai 2 m
bahkan lebih sesuai dengan pertumbuhan kedelai, dan menembuh bagian tanah
dengan kedalaman 30-50 cm. Sedangkan akar serabut mencapai kedalaman 20-30
cm. perkecambahan akar kedelai ini tumbuh dengan baik sekitar 3-4 hari
Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar
misofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah,
sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan
tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil. Sistem perakaran kedelai
terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang (Suprapto, 1998).
Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar
tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada
akar – akar cabang banyak terdapat bintil – bintil akar berisi bakteri Rhizobium
japonicum, yang mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari
udara yang kemudian dipergunakan untuk menyuburkan tanah (Andrianto, 2004).
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar
cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah.
Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat
menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40
cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat
bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman
kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar (Sumarno, 1997).
Batang
Batang pada tanaman kedelai terdiri dari dua tipe, yaitu determinate dan
inderterminate. Batang tipe determinate batang yang tidak tumbuh lagi saat
tanaman mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang ytipe indeterminate di
tandai dengan pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun sudah
mulai berbunga. Batang kedelai normal memiliki buku-buku berkisar 15-30 buah.
Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe
determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini
didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe
determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman
mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila
pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai
berbunga. Disamping itu, ada varietas hasil persilangan yang mempunyai tipe
batang mirip keduanya sehingga dikategorikan sebagai semi-determinate atau
semi-indeterminate (Kanisus, 1989).
Jumlah buku pada batang tanaman dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang
dan periode panjang penyinaran pada siang hari. Pada kondisi normal, jumlah
buku berkisar 15-30 buah. Jumlah buku batang indeterminate umumnya lebih
banyak dibandingkan batang determinate (Hidayat, 1985).
Waktu tanaman kedelai masih sangat muda, atau setelah fase menjadi
kecambah dan saat keping biji belum jatuh, batang dapat dibedakan menjadi dua.
Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas disebut hipokotil,
sedangkan bagian di atas keping biji disebut epikotil. Batang kedelai tersebut
berwarna ungu atau hijau (Bertham, 2002).
Daun
Daun tanaman kedelai memiliki bentuk bulat oval dan lancip, kedua bentuk
daun ini dapat di pengaruhi faktor genetik. Secara umumnya bentuk daun kedelai
ini mempunyai bentuk yang daun lebar, memiliki stomata dan berjumlah 190-320
buah/m2. Daun memiliki bulu dengan warna cerah dan jumlahnya bervariasi.
Panjang bulu ini bisa mencapai 1 mm bahkan lebih dan memiliki lebar 0,0025 mm
tergantung dengan varietes yang di gunakan.
Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip
(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk
daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi
biji. Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat
cocok untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar. Daun
mempunyai stomata, berjumlah antara 190-320 buah/m2 (Danarti dkk, 1995).
Pada buku pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang
daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk
selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun
bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval,
tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus pada kedua sisi. Tunas
atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun
menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang
(Andrianto, 2004).
Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip
(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk
daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi biji.
Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah tinggi sangat cocok
untuk varietas kedelaiyang mempunyai bentuk daun lebar. Daun mempunyai
stomata antara 190-320 buah/m² (Irwan, 2006).
Bunga
Bunga tanaman kedelai adalah bunga sempurna, bunga tanaman kedelai ini
memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai tunas.
Benang sari pada tanaman kedelai ini memiliki 10 buah, 9 buah diantarnya
bersatu yang terdapat di bagian pangkal yang membentuk seludang yang
mengelilingi putik. Bunga kedelai ini tumbuh di ketiak daun yang membentuk
rangkaia bunga yang terdiri dari 3 – 15 buah bunga di setiap tangkainya. Bunga
kedelai ini memiliki warna kemerahan, dan keunguan.
Buah
Buah pada tanaman kedelai adalah buah polong ( kacang – kacangan ).
Memiliki warna hijau jika masih mudah, dan warna coklat, kehitaman jika sudah
tua. Jumlah biji setiap polong 1 – 5 buah, dengan permukaan bulu yang rapat ,
dan ada juga yang berbulu jarang. Bentuk buah kedelai 1-2 cm dengan memiliki
bembatas di bagian polong dan biji yang terdapat di buah kedelai.
Biji
Biji tanaman kedelai memiliki bentuk, ukuran dan warna yang sangat
bervariasi tergantung dengan varietesnya. Bentuk biji bulat lonjong, bulat dan
bulat agak pipih. Warna biji berwarna putih, kuning, hijau , cokelat hingga
berwarna kehitaman. Ukuran biji kedelai memiliki ukuran kecil, sedang, dan
besar. Namun, di bebeberapa negara memiliki ukuran sekitar 25 gram/ 100 biji,
sehingga di katakan biji dengan kategori berukuran besar.
2.4. Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis
dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok
bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung.
Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab (Sumarno,
1987).
Menurut (Suprapto, 1997) tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah
yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk
mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara
100-200 mm/bulan.
Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 0C, akan tetapi suhu
optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 0C. Pada proses
perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 0C. Saat
panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim
hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil
(Irwan, 2006).
Tanah
Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu
persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam
pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan
menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis
tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik (Danarti, 1995).
Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan
andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung
banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi
tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup (Arsyad dan Syam
1998).
Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan
organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan
juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan
membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman (Adisarwanto, 2005).
Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH=
5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5
pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan
bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau
proses pembusukan) akan berjalan kurang baik ((Sumarno, 1987).
Ketinggian Tempat
Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan
ketinggian 0,5-300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok
ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan
tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl (Suprapto, 1997).
BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM
I.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini di laksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Jambi, Kampus Pinang Masak Mendalo. Kecamatan Jambi Luar Kota,
Kabupaten Muaro Jambi. Praktikum ini di laksanakan pada hari jum’at dimulai
awal bulan Oktober sampai awal bulan Desember 2016.
3.3.2 Pemupukan
Pemupukan dengan pupuk organik di lakukan 1 minggu sebelum benih
ditanam, dengan tujuan agar unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang
tersebut terlebih dahulu tercampur dengan tanah sehingga dapat dengan mudah
untuk diserap oleh tanaman.
Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan tambahan unsur
hara pada tanah yang akan digunakan sebagian nutrisi bagi tanaman. Adapun cara
pemberian kotoran ayam tersebut dapat dilakukan dengan cara disebarkan di
atas permukaan tanah kemudian dicampur hingga merata ataupun dimasukkan
ke dalam lubang tanam.
3.3.3. Penanaman Benih
Penanaman benih dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakn
tugal yang terbuat dari kayu yang ujungnya diruncingkan. Membuat lubang tanam
dengan tugal juga harus diperhatikan terutama kedalaman lubangnya. Kedalaman
lubang yang baik untuk tanaman kedelai adalah sekitar 2-5 cm, karena apabila
lubang tanam terlalu dalam maka dapat menyebabkan benih tidak tumbuh dan
akan membusuk di dalam tanah. Kemudian benih dimasukkan ke dalam lubang
tanam sebanyak 2 biji per lubang tanam, kemudian ditutup kembali dengan tanah
gembur di sekitar lubang.
3.3.4. Pemeliharan
Penyiraman
Pada praktikum ini penyiraman dilakukan secara kontinu setiap sore hari
kecuali jika turun hujan.
Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau tumbuh
namun tidak normal pertumbuhannya. Dalam kenyataannya tidak semua benih
yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat
ketidakseragaman. Untuk menjaga agar produksi tanaman kacang kedelai yang
tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan tanaman yang baru dimana telah
disediakan tanaman cadangan sebagai pengganti. Waktu penyulaman yang baik
adalah pada sore hari, ini agar menghindari cahaya matahari yang terik atau suhu
yang tinggi.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan setiap minggu saat terlihat gulma yang tumbuh di
sekitar tanaman kacang kedelai. Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara
mencabut gulma yang tumbuh dengan tangan.
Pengamatan
Pengamatan terhadap parameter pertumbuhan dilakukan sebanyak 7 kali
yaitu umur 7 hari setelah tanam, sedangkan untuk parameter hasil dilakukan pada
saat panen. Adapun peubah yang diamati adalah Tinggi tanaman (cm), diamati
mulai pangkal batang hingga daun tertinggi. Jumlah daun (helai), dihitung semua
daun yang terbentuk.
No Gejala pada minggu setelah tanam
sampel
1 2 3 4 5 6 7
1 benih kedelai tanaman tumbuh tampak daun beberapa bintik bintik coklat setelah bercak- bercak bercak lebih
yang mulai secara tidak mulai daun mulai nampak di permukaan bercak berkembang besar dan bersatu
berkecambah normal dan menguning keriput bawah daun menjadi pustul menjadi coklat bahkan
mengalami cenderung kerdil hitam seperti karat.
rebah
kecambah
2 benih kedelai tanaman mulai tampak daun beberapa bintik bintik coklat setelah bercak- bercak bercak lebih
mulai tumbuh dan layu mulai daun mulai nampak di permukaan bercak berkembang besar dan bersatu
berkecambah pada batang menguning keriput bawah daun menjadi pustul menjadi coklat bahkan
hitam seperti karat.
3 Benih kedelai tanaman masih tampak daun beberapa bintik bintik coklat setelah bercak- bercak bercak lebih
tidak tumbuh tumbuh normal mulai daun mulai nampak di permukaan bercak berkembang besar dan bersatu
menguning keriput bawah daun menjadi pustul menjadi coklat bahkan
hitam seperti karat.
4 benih kedelai tanaman masih tampak daun beberapa bintik bintik coklat setelah bercak- bercak bercak lebih
mulai tumbuh normal mulai daun mulai nampak di permukaan bercak berkembang besar dan bersatu
berkecambah menguning keriput bawah daun menjadi pustul menjadi coklat bahkan
hitam seperti karat.
5 benih kedelai tanaman masih tampak daun beberapa bintik bintik coklat setelah bercak- bercak bercak lebih
mulai tumbuh normal mulai daun mulai nampak di permukaan bercak berkembang besar dan bersatu
berkecambah menguning keriput bawah daun menjadi pustul menjadi coklat bahkan
hitam seperti karat.
6 benih kedelai tanaman masih tampak daun beberapa bintik bintik coklat setelah bercak- bercak bercak lebih
mulai tumbuh normal mulai daun mulai nampak di permukaan bercak berkembang besar dan bersatu
berkecambah menguning keriput bawah daun menjadi pustul menjadi coklat bahkan
hitam seperti karat.
7 benih kedelai tanamanmasih tampak daun beberapa bintik bintik coklat setelah bercak- bercak bercak lebih
mulai tumbuh normal mulai daun mulai nampak di permukaan bercak berkembang besar dan bersatu
berkecambah menguning keriput bawah daun menjadi pustul menjadi coklat bahkan
hitam seperti karat.
8 benih kedelai tanaman masih tampak daun beberapa bintik bintik coklat setelah bercak- bercak bercak lebih
mulai tumbuh normal mulai daun mulai nampak di permukaan bercak berkembang besar dan bersatu
berkecambah menguning keriput bawah daun menjadi pustul menjadi coklat bahkan
hitam seperti karat.
9 benih kedelai tanaman tumbuh tampak daun beberapa bintik bintik coklat setelah bercak- bercak bercak lebih
yang mulai secara tidak mulai daun mulai nampak di permukaan bercak berkembang besar dan bersatu
berkecambah normal dan menguning keriput bawah daun menjadi pustul menjadi coklat bahkan
mengalami cenderung kerdil hitam seperti karat.
rebah
kecambah
10 benih kedelai tanaman tumbuh tampak daun beberapa bintik bintik coklat setelah bercak- bercak bercak lebih
yang mulai secara tidak mulai daun mulai nampak di permukaan bercak berkembang besar dan bersatu
berkecambah normal dan menguning keriput bawah daun menjadi pustul menjadi coklat bahkan
mengalami cenderung kerdil hitam seperti karat.
rebah
kecambah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tanaman Kedelai 1
Diketahui : N = 9 daun
V=4
Penyelesaian :
a. Disease severity
Σnt . vt
KpP= × 100 %
N.V
( 1× 4 )+ ( 4 × 2 )+(1 ×4 )
KpP= ×100 %
9×4
4 +8+ 4
KpP= × 100 %
36
16
KpP= × 100 %
36
KpP=44,44 %
b. Kejadian penyakit
Diketahui : N = 9 daun
V=5
Penyelesaian :
a. Disease severity
Σnt . vt
KpP= × 100 %
N.V
( 0 ×2 ) + ( 1 ×5 ) + ( 1 ×4 ) +(1 ×5)
KpP= × 100 %
9 ×5
0+5+ 4+5
KpP= ×100 %
45
14
KpP= ×100 %
45
KpP=31,10 %
b. Kejadian penyakit
Diketahui : N = 14 daun
V=3
Penyelesaian :
a. Disease severity
Σnt . vt
KpP= × 100 %
N.V
( 3 ×0 ) + ( 8 ×1 )+ (2 ×2 )+(1× 3)
KpP= ×100 %
14 ×3
0+8+ 4+3
KpP= ×100 %
42
15
KpP= × 100 %
42
KpP=35,71 %
b. Kejadian penyakit
Diketahui : N = 13 daun
V=3
Penyelesaian :
a. Disease severity
Σnt . vt
KpP= × 100 %
N.V
( 3 ×0 ) + ( 1 ×7 )+ ( 2 ×2 ) +(1× 3)
KpP= ×100 %
13 ×3
0+7+ 4+3
KpP= ×100 %
39
14
KpP= × 100 %
65
KpP=35,89 %
b. Kejadian penyakit
Diketahui : N = 16 daun
V=3
Penyelesaian :
a. Disease severity
Σnt . vt
KpP= × 100 %
N.V
( 3 ×0 ) + ( 9 × 1 )+ (3 × 2 )+(1 ×3)
KpP= ×100 %
16 ×3
0+9+ 6+3
KpP= × 100 %
48
18
KpP= ×100 %
48
KpP=37,5 %
b. Kejadian penyakit
Diketahui : N = 12 daun
V=3
Penyelesaian :
a. Disease severity
Σnt . vt
KpP= × 100 %
N.V
( 5× 0 ) + ( 4 ×1 ) + ( 1 ×2 ) + ( 2 ×3 )
KpP= × 100 %
12× 3
0+ 4+2+6
KpP= ×100 %
36
12
KpP= × 100 %
36
KpP=33,33 %
c. Kejadian penyakit
Diketahui : N = 9 daun
V=3
Penyelesaian :
a. Disease severity
Σnt . vt
KpP= × 100 %
N.V
( 2× 0 ) + ( 4 ×1 ) + ( 2× 2 ) +(1 ×3)
KpP= × 100 %
9 ×3
0+ 4+ 4+3
KpP= ×100 %
27
11
KpP= × 100 %
27
KpP=40,74 %
b. Kejadian penyakit
Σnt . vt
KpP= × 100 %
N.V
KpP=( 3 ×0 )+( 4 ×1)+(3 ×2) ¿+(1 ×3) ¿ ×100 %
11 × 3
0+ 4+6+ 3
KpP= ×100 %
33
13
KpP= ×100 %
33
KpP=39,39 %
b. Kejadian penyakit
Diketahui : N = 9 daun
V=2
Penyelesaian :
a. Disease severity
Σnt . vt
KpP= × 100 %
N.V
( 3 ×0 ) + ( 5 ×1 ) + ( 1 ×2 )
KpP= × 100 %
9 ×2
0+5+2
KpP= × 100 %
18
7
Kp P= ×100 %
18
KpP=38,88 %
b. Kejadian penyakit
Diketahui : N = 10 daun
V=2
Penyelesaian :
a. Disease severity
Σnt . vt
KpP= × 100 %
N.V
( 4 × 0 ) + ( 5 ×1 ) + ( 1 ×2 )
KpP= ×100 %
10 ×2
0+5+2
KpP= × 100 %
20
7
KpP= ×100 %
20
KpP=35,00 %
b. Kejadian penyakit
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Danarti dan Najati, 1995. Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penebar
Swadaya Jakarta.
Hakim, N, dkk. 1986.. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung.
Haverkort. 1992. Pertanian Masa Depan. Kanisius. Jakarta.
Gambar 1 Gambar 2