Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Metode Latihan dan Power Lengan ...

1
Heri Yogo Prayadi, Hari Amirullah Rachman

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER LENGAN


TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS
THE INFLUENCE OF PRACTICE METHOD AND POWER
TOWARD THE ABILITY TO PERFORM SMASH IN A BADMINTON
GAME

Heri Yogo Prayadi, Hari Amirullah


Rachman PPs UNY, Universitas Negeri
Yogyakarta heri.yogo@yahoo.com, -

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan: (1) perbedaan pengaruh metode drill dan bermain ter-
hadap peningkatan kemampuan smash bulutangkis, (2) perbedaan peningkatan kemampuan smash bulu-
tangkis antara metode drill atlet yang memiliki power otot lengan tinggi dengan metode bermain atlet yang
memiliki power otot lengan tinggi, (3) perbedaan peningkatan kemampuan smash bulutangkis antara meto-
de drill atlet yang memiliki power otot lengan rendah dengan metode bermain atlet yang memiliki power
otot lengan rendah, (4) pengaruh interaksi antara metode latihan dan power lengan terhadap kemampuan
smash bulutangkis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2.
Populasi dalam penelitian ini adalah atlet PB. STIM YKPN Yogyakarta. Teknik sampling yang digunakan
adalah purposive random sampling, besarnya sampel yang diambil sebanyak 36 atlet. Teknik analisis data
dalam penelitian ini menggunakan desain faktorial. Uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji
normalitas (uji Liliefors dengan α = 0.05) dan uji homogenitas varians (Uji Bartlet dengan α = 0.05).Hasil
penelitian adalah sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode drill dan
metode bermain terhadap kemampuan dalam melakukan smash bulutangkis. Pengaruh metode drill lebih
baik dari pada metode bermain. (2) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode drill dengan
power otot lengan tinggi dengan metode bermain dengan power otot lengan tinggi. Peningkatan keteram-
pilan smash bulutangkis metode drill dengan power otot lengan tinggi lebih baik dari pada metode bermain
dengan power otot lengan tinggi. (3) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode drill power
otot lengan rendah dengan metode bermain power otot lengan rendah. Peningkatan keterampilan smash
bulutangkis metode bermain power otot lengan rendah lebih baik dibandingkan dengan metode drill power
otot lengan rendah, (4) Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dan power otot
lengan terhadap peningkatan smash bulutangkis.
Kata kunci: bulutangkis, kemampuan smash, power lengan.
Abstract
The purposes of this study are to reveal: (1) the difference in the effect of the drilling and playing on
the enhancement of badminton smash, (2) the difference in ability enhancement of badminton smash among
athletes who have high arm muscle power with drilling method and those who have high arm muscle power
with playing method, (3) the difference in ability enhancement between badminton athletes who have low
arm muscle power with drilling and playing methods, and (4) the interaction effect between training
methods and the arm power on badminton smash skill. This research used a 2x2 factorial experimental
design. The population in this study was athletes of PB STIM YKPN Yogyakarta. The sampling technique
used was purposive random sampling whereas, the number of sample taken was 36 athletes. The data
analysis techniques in this study was design factorial. The data analysis prerequisite test was using
normality test (Liliefors test with α = 0.05) and the test of homogeneity of variance (Bartlet Test with α =
0.05). The results are as follows: (1) There is a significant difference between the methods of drilling and
method of playing on the ability to perform badminton smash. The effect of drill method is better than that
of the method of playing. (2) There is a significant difference between the method of drilling with the high
arm muscle and that of playing with the high power arm muscle. The enhancement skill of badminton
smash with drilling method using high power arm muscle is better than the playing method using high
power arm muscle. (3) There is a significant difference between the drilling method with low arm muscle
power and playing method using low arm muscle power . The increased ability of badminton smash skill
using lower arm muscle power is better than using drilling method with low arm muscle, (4) There is a
significant interaction effect between the training methods and the arm muscle power on the increase of
the badminton smash.
Keywords: badminton smash ability, arm power .

Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 1, 2013


langsungnya permainan masing-masing pemain
Pendahuluan
harus berusaha agar shuttlecock tidak menyen-
Dalam bulutangkis ada beberapa latih- tuh lantai di daerah permainan sendiri. Apabila
an teknik yang harus dikuasai diantaranya: tek- shuttlecock jatuh di lantai atau menyangkut di
nik memegang raket, teknik memukul shuttle- net maka permainan berhenti (Subardjah, 2000,
cock, teknik pengusaan kerja kaki. Latihan p.13).
teknik ini diberikan setelah pemberian latihan Smash adalah pukulan overhead (atas)
fisik. Pada teknik memukul dibedakan menjadi yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan
pukulan overhead dapat berupa smash, lob, tenaga penuh. Pukulan ini identik sebagai pu-
drop shot, netting, pukulan side arm dapat beru- kulan menyerang. Karena itu tujuan utamanya
pa drive drop, drive clear, pukulan under arm untuk mematikan lawan. Pukulan smash adalah
dapat berupa under hand drop dan under hand bentuk pukulan keras yang sering digunakan
lob (Furqon, 2002, p.28). dalam permainan bulutangkis. Karakteristik pu-
Metode latihan adalah salah satu cara kulan ini adalah; keras, laju jalannya shuttle-
untuk meningkatkan prestasi olahraga. Salah cock cepat menuju lantai lapangan, sehingga
satunya adalah metode latihan drill dan metode pukulan ini membutuhkan aspek kekuatan otot
latihan dengan bermain. Dalam perkembang- tungkai, bahu, lengan, dan fleksibilitas perge-
annya metode latihan tersebut seringkali dite- langan tangan serta koordinasi gerak tubuh
rapkan dalam cabang olahraga tertentu. Dalam yang harmonis.
permainan bulutangkis, untuk meningkatkan Dalam praktek permainan, pukulan
ketepatan smash dapat menggunakan metode smash dapat dilakukan dalam sikap diam/berdi-
latihan drill dan bermain yang telah dimodifi- ri sambil loncat. Oleh karena itu pukulan smash
kasi demi perkembangan permainan bulutang- dapat berbentuk pukulan smash penuh, pukulan
kis. Dengan adanya kedua perbedaan dari ke- smash potong, pukulan smash backhand, pukul-
dua metode latihan tersebut, maka dalam mene- an smash melingkar di atas kepala. Teknik
rapkan kedua metode latihan ini pelatih perlu pukulan smash secara bertahap setiap pemain
mengetahui faktor-faktor pendukung lainnya, harus menguasainya dengan sempurna. Manfa-
salah satunya adalah power otot lengan. Namun atnya sangat besar, yaitu untuk meningkatkan
sampai sekarang belum ada pelatih yang mem- kualitas permainan.
bedakan penerapan kedua metode latihan yang Dengan kualitas smash yang baik ang-
dikaitkan dengan power otot lengan ini. Selama ka demi angka akan dapat diperoleh oleh setiap
ini semua atlet mendapatkan pelakuan yang sa- pemain bulutangkis, karena sebagian besar ang-
ma tanpa membedakan kemampuan dasar yang ka pada permainan bulutangkis didapatkan dari
dimiliki oleh atlet. Pada dasarnya setiap atlet pemain tersebut berhasil melakukan smash de-
mempunyai perbedaan yang perlu diperhatikan ngan baik.
untuk mendapatkan peningkatan prestasi secara
Hakikat Latihan
efektif sesuai dengan kemampuan dasar yang
dimiliki setiap atlet. Karena itu dirasa perlu ada- Menurut Sukadiyanto (2005, p.6) latih-
nya penelitian yang berkaitan dengan penggu- an adalah suatu proses penyempurnaan kemam-
naan metode latihan drill dan bermain serta se- puan berolahraga yang berisikan materi teori
berapa besar pengaruhnya terhadap kemampuan dan praktik, menggunakan metode, dan aturan,
pukulan smash bulutangkis. sehingga tujuan dapat tercapai tepat pada wak-
Untuk selanjutnya, penelitian ini akan tunya.
dikembangkan lebih jauh dengan mengambil Berkaitan dengan proses dan jangka
judul penelitian “Pengaruh Metode Latihan dan waktu latihan (Nossek, 1995, p.3) menyatakan
Power Lengan Terhadap Kemampuan Smash bahwa “Latihan adalah suatu proses atau di-
Bulutangkis” (Studi Eksperimen Latihan Drill nyatakan dengan kata lain, periode waktu yang
dan Bermain pada Klub PB. STIM YKPN). berlangsung selama beberapa tahun sampai atlet
tersebut mencapai standar penampilan yang
Hakikat Kemampuan Smash Bulutangkis
tinggi”.
Tujuan permainan bulutangkis adalah
Metode Latihan
berusaha untuk menjatuhkan shuttlecock di dae-
rah permainan lawan dan berusaha agar lawan Metode latihan merupakan prosedur
tidak dapat memukul shuttlecock dan menjatuh- dan cara yang direncanakan mengenai jenis-
kan di daerah permainan sendiri. Pada saat ber- jenis latihan dan penyusunannya berdasarkan
Pengaruh Metode Latihan dan Power Lengan ... 65
Heri Yogo Prayadi, Hari Amirullah Rachman

kadar kesulitan-kesulitan, kompleksitas dan ruhi proses latihan. Dengan demikian proses
beratnya beban (Nossek, 1995, p.5). latihan dilakukan secara tertutup (closed train-
ing), sehingga jenis keterampilan yang ditam-
Metode drill
pilan merupakan jenis keterampilan tertutup
Dalam hal ini Sugiyanto (2000, p.72) (closed skill). Jenis keterampilan tertutup adalah
menyatakan, “dalam metode drill atlet melaku- satu keterampilan yang ditampilkan dalam satu
kan gerakan-gerakan sesuai dengan apa yang kondisi lingkungan yang dapat diprediksi atau
diinstruksikan pelatih dan melakukan secara tetap sehingga memungkinkan individu untuk
berulang-ulang. Pengulangan gerakan ini di- menyusun rencana gerak secara baik (Schmidt,
maksudkan agar terjadi otomatisasi gerakan.” 2005, p.115).
Setiap awal pembelajaran gerak teknik,
Tabel 1. Kelemahan
diupayakan agar lingkungan tidak mempenga-
dan Kelebihan
Metode Drill
Kelemahan
Kurang efisien dari segi waktu terutama bagi atlet yang me- Tep
miliki kemampuan power otot lengan rendah. seps
Perlu perkenaan beban tugas pada atlet, sehingga memiliki Lati
beban latihan yang sama lami
Kondisi lingkungan tidak dapat diprediksi atau diperlukan Men
kemampuan individu untuk melakukan adaptasi. atlet
Dap
bert

Metode Bermain Berdasarka


Pada n cara bermain,
dasarnya model keterampil- an
pemrosesan in- dalam smash
formasi bersumber dengan metode
dari model input bermain dapat
proses- output. Pada dikategorikan
teknik smash input sebagai jenis
(masukan) berupa keterampilan ter-
semua gerakan yang buka (open skill).
dilakukan oleh Menurut Schmidt
lawan (pengumpan) (2005, p.132)
sampai terjadi keterampilan
gerakan memukul. terbuka adalah
Setelah informasi keteram- pilan
atau masukannya motorik yang
diterima, maka ditampilkan dalam
terjadilah proses suatu kondisi
antara latihan lain lingkungan yang
mengidentifikasi tidak dapat
stimulus, memilih diprediksi atau
res- pons, dan diperlukan
memprogramkan kemampuan
respons. Adapun individu untuk
output melakukan
(keluarannya) adaptasi terhadap
berupa gerak yang respons motorik
sesuai dengan dengan kondisi
perintah pelatih lingkungan yang
(Schmidt, 2005, selalu dina- mis.
p.77). Adapun proses
pembelajaran
keterampil- an
Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 1, 2013
66 - Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 1, 2013

terbuka (open (process-


skill) berorientasi orientated
pada proses approach).
Tabel 2.
Kelemahan dan
Kelebihan Metode
Bermain
Kelemahan
Kurang waktu recovery, sehingga atlet cepat Tepat bagi atlet yang memiliki kemampuan persepsi gerak
mengalami kelelahan yang kurang baik
Variasi latihan sedikit, sehingga atlet mudah Tepat untuk penguatan memori terhadap setiap gerak teknik
mengalami kebosanan. yang diajarkan sehingga untuk pembentukan gerak teknik
dapat dilakukan dengan cepat.
Pengulangan gerak yang terus menerus membuat Jatuhnya
daya pikir dan kreativitas atlet dalam latihan memungkinkan atlet untuk menyusun rencana gerak secara
tidak berkembang. baik.
Bila sarana dan prasarana kurang memadai, Bermanfaat untuk mengadaptasi beban latihan yang relatif
proses latihan menjadi tidak efektif. berat.

Prinsip-prinsip city, (3) principle


Dasar Latihan of progression, (4)
Prinsip- principle of
prinsip latihan diminishing return,
menurut Bucher (5) principle of
(2009, pp.267-269) variati- on, (6)
adalah sebagai principle of
berikut: (1) reversibility, (7)
principle of principle of
overload, (2) individuality, (8)
principle of specifi- principle of
recovery, (9) prin-
ciple of safety.
Smash lompat tinggi dan gerakan lainnya yang ber-
sifat eksplosive. Serabut otot yang ada dalam
“Badminton shoot selection is a skill deve- otot akan memberikan respon apabila dikena-
loped from practice experience. The deci- kan beban dalam latihan. Respon ini akan mem-
sion to make a power ful shot is one that buat otot lebih efisien dan mampu memberikan
considers the possibility of scoring a near- respon lebih baik kepada sistem urat syaraf
uncontested point, while not placing you in pusat.
a position to prevent a possible return. Menurut Bompa (1999, p.17) “Power
Gene- rating power from a badminton shot is the product two abilities, strength and speed,
is about proper body control and technique” and is considered to be the ability to perform
(Error! Hyperlink reference not valid. maximum force in the shortest period of time”.
ixzz2M8mjt2Zp). Dalam hal ini telah dinyatakan bahwa power
otot merupakan hasil perkalian antara kekuatan
Pukulan smash hanya dapat dilakukan
dan kecepatan. Jadi power merupakan penam-
dari posisi overhead, yaitu pukulan yang dila-
pilan fungsi kerja otot maksimal persatuan
kukan terhadap bola yang melambung di atas
waktu. Menurut Ismaryati (2006, p.59) power
kepala (Grice, 2007, p.85). Smash yakni pukul-
menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi
an overhead (atas) yang diarahkan ke bawah
otot yang dinamis dan eksplosif serta melibat-
dan dilakukan dengan tenaga penuh. Pukulan
kan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal
ini identik sebagai pukulan menyerang. Tujuan
dan secepat-cepatnya.
utamanya adalah mematikan lawan. Pukulan
smash adalah bentuk pukulan keras yang sering Metode
digunakan dalam permainan bulutangkis. Ka-
Jenis dan Desain Penelitian
rakter pukulan ini adalah keras dan laju shuttle-
cock cepat menuju lantai lapangan. Pukulan ini Penelitian ini adalah penelitian ekspe-
membutuhkan kekuatan otot tungkai, bahu, le- rimen yang bertujuan untuk membandingkan
ngan, fleksibilitas pergelangan tangan, serta dua perlakuan yang berbeda kepada subjek
koordinasi gerak tubuh yang harmonis. penelitian dengan menggunakan teknik desain
faktorial. Menurut Sudjana (2002, p.148) eks-
Power Lengan
perimen faktorial adalah eksperimen yang
semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau
Beberapa pendapat tentang power di-
disilangkan dengan semua taraf tiap faktor
sampaikan oleh banyak ahli sebagai berikut:
lainnya yang ada dalam eksperimen.
Sukadiyanto (2011, p.198) power adalah hasil
kali antara kekuatan dan kecepatan. Dalam hal Desain Penelitian
ini dapat dikemukakan bahwa, daya ledak atau
Data dalam penelitian ini disusun suatu
power = kekuatan atau force X kecepatan atau
kerangka desain penelitian dengan rancangan
velocity (P = F x T) seperti dalam tolak peluru,
faktorial 2x2 :
Tabel 3. Kerangka
Desain Penelitian
Variabel
Manipulatif
Variabel Atribut Drill (A1
Power Otot LenganTinggi (B1) A1B1
Power Otot LenganRendah (B2) A1B2
Keterangan:
A1B1 : kelompok atlet yang memiliki power otot lengan ti
A2B1 : kelompok atlet yang memiliki power otot lengan ti
A1B2 : kelompok atlet yang memiliki power otot lengan re
A2B2 : kelompok atlet yang memiliki power otot lengan re

Tempat dan Waktu STIM YKPN sebagai


Penelitian tempat la-
Penelitian
ini dilaksanakan di
Hall Bulutangkis
tihan dan
dilaksanakan
selama dua bulan
di- mulai tanggal
1 Oktober 2012
sampai dengan
23 November
2012, dengan
frekuensi
pertemu- an tiga
kali seminggu.
Pengaruh Metode Latihan dan Power Lengan ... 67
Heri Yogo Prayadi, Hari Amirullah Rachman

Populasi dan Sampel Penelitian Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Populasi dalam penelitian ini adalah Tes Power Otot Lengan
atlet usia 11-13 (atlet junior) tahun yang meng-
ikuti latihan di Klub PB. STIM YKPN Yogya- Tes power otot lengan diukur dengan
karta. Oleh karena keterbatasan penelitian, ma- menggunakan neraca pegas (Spring Scale) dan
ka untuk pengambilan sampel pada penelitian kemudian dicari validitas face validity dengan
ini dilakukan secara bertahap dan berdasarkan dilakukan uji coba tes, proses face validity de-
kriteria yang ditetapkan. ngan menggunakan metode tes ulang (test
Menentukan sampel secara purposive. retest method). Teknisnya dilakukan tes power
Menentukan sampel berdasarkan tujuan, sam- otot lengan yang sama diberikan dua kali kepa-
pel masih berada pada kriteria atlet junior usia da uji coba yang sama dengan jarak waktu ter-
11-13 tahun. Diperoleh 36 orang masuk dalam tentu. Hasil tes pertama menunjukkan keseja-
kriteria yang ditentukan. jaran dengan hasil tes yang kedua maka diper-
Tahap berikutnya adalah mengadakan oleh reliabilitas sebesar 0,5216 hasil uji coba
tes power otot lengan yang merupakan variabel tes power otot lengan masih tergolong rendah
atribut dalam penelitian ini. Pertama, urutkan dikarenakan jumlah uji cobanya kurang dari 15
skor hasil tes dari yang tertinggi sampai yang atlet, jeda waktu tes terlalu singkat sehingga
rendah, kedua, tentukan skor bagian atas deng- uji coba cenderung masih mengingat keteram-
an menggunakan 33% atas dan 33% bawah pilan ataupun jenis tesnya sehingga ada ke-
dari skor total tes (Miller, 2002, p.68). Selan- mungkinan hasil tes yang kedua lebih baik
jutnya diperoleh pembagian kelompok metode daripada hasil tes pertama. Artinya power otot
latihan sebagai berikut: lengan yang terukur tidak memiliki keajegan
atau konsistensi (menggambarkan kemampuan
Tabel 4. Desain Kelompok Penelitian
power yang sesungguhnya).
Latihan Latihan
Kemampuan Smash Bulutangkis
dengan dengan
18x33% = 5,94 = 6
Metode Metode
Drill Bermain Tes kemampuan smash bulutangkis
Power otot lengan tinggi diukur dengan menggunakan instrumen dalam
6 orang 6 orang penelitian (Anasir, 2010, pp.26-28) yang ber-
(33%)
Power otot lengan rendah judul Hubungan antara Ketepatan Pukulan
6 orang 6 orang Smash Penuh dan Kemampuan Bermain Bulu-
(33%)
Total Sampel 24 orang tangkis pada siswa kelas atas SD Puri Nitikan.
Validitas sebesar 0,87 dan reliabilitas sebesar
Variabel Penelitian 0,907.
Variabel dalam penelitian ini terdiri Teknik Analisis Data
dari 2 variabel bebas (independent) dan satu
variabel terikat (dependent) dengan rincian Teknik analisis data yang digunakan
yaitu: adalah teknik analisis varian (anava) dua jalur
dengan faktorial pada α = 0,05. Jika nilai F
Variabel Bebas (Independent) yang diperoleh (Fo) signifikan analisis dilanjut-
kan dengan uji rentang Newman Keuls
Variabel manipulatif yaitu metode la-
(Sudjana, 2004, p.36). Untuk memenuhi asum-
tihan yang terdiri dari dua taraf yaitu: (1)
si dalam teknik anava, maka dilakukan uji
latihan drill, (2) latihan bermain. Variabel be-
normalitas (Uji lilliefors) dan uji Homogenitas
bas atributif dalam penelitian ini yaitu: (1) po-
Varians (dengan uji Bartlett) (Sudjana, 2002,
wer otot lengan tinggi, (2) power otot lengan
pp. 261-264).
rendah.
Hasil Penelitian
Variabel Terikat (Dependent)
Deskripsi Data
Dalam penelitian ini variabel terikat- Deskripsi hasil analisis data hasil tes
nya yaitu peningkatan kemampuan smash kemampuan teknik smash bulutangkis yang di-
bulutangkis. lakukan sesuai dengan kelompok yang diban-
dingkan disajikan sebagai berikut:

Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 1, 2013


Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Smash Bulutangkis
Tingkat Power Hasil Tes Hasil Tes
Perlakuan Otot Lengan Statistik Peningkatan
Awal Akhir
Metode Drill Tinggi ∑X 249 399 150
41.50 66.50 25.00
SD 1.049 1.049 1.095
Rendah ∑X 247 327 80
41.17 54.50 13.33
SD 1.169 0.837 1.751
Metode Bermain Tinggi ∑X 243 352 109
40.50 58.67 18.17
SD 1.643 2.251 1.835
Rendah ∑X 242 342 100
40.33 57.00 16.67
SD 1.366 1.673 1.366
Keterangan:
∑X = jumlah skor
= rata-rata skor kemampuan smash
SD = Standard Deviasi

Analisis Data
Uji Normalitas
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Kelompok
N M SD Lhitung Ltabel Kesimpulan
perlakuan
KP 1 6 25.00 1.095445115 0.1894 0,319 Berdistribusi normal
KP 2 6 13.33 1.751190072 0.0406 0,319 Berdistribusi normal
KP 3 6 18.17 1.834847859 0.0618 0,319 Berdistribusi normal
KP 4 6 16.67 1.366260102 0.0436 0,319 Berdistribusi normal
Keterangan :
KP 1 : Kelompok metode drill power otot lengan tinggi.
KP 2 : Kelompok metode bermain power otot lengan tinggi.
KP 3 : Kelompok metode drill power otot lengan rendah.
KP 4 : Kelompok metode bermain power otot lengan rendah.
Pengaruh Metode Latihan dan Power Lengan ... 69
Heri Yogo Prayadi, Hari Amirullah Rachman

Uji Homogenitas
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data
∑ Kelompok Ni SD2 gab Χ2 tabel 5 % Kesimpulan
Χ20
4 6 3.25 4.06 7,81 Varians homogen

Dari hasil uji homogenitas diperoleh varians yang homogen, artinya ada perbedaan
nilai χ2o = 4.06. Sedangkan K-1 = 4-1 = 3, yang terjadi pada uji statistik parametrik (mi-
angka χ2 tabel 5% = 7,81, yang ternyata bahwa salnya uji t, ANAVA, MANCOVA maupun
nilai χ2 = 3.25 lebih kecil dari χ2tabel 5% = MANOVA) benar-benar tejadi akibat adanya
7,81. Sehingga dapat disimpulkan bahwa anta- perbedaan antar kelompok, bukan sebagai
ra kelompok dalam penelitian ini memiliki akibat perbedaan dalam kelompok.
Uji Hipotesis
Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls
A1B2 A2B2 A2B1 A1B1
KP
(2) (4) (3) (1) RST
Rerata 13.33 16.67 18.17 25.00
A1B2
(2) 13.33 3.33* 4.83* 11.67* 2.17
A2B2
16.67 1.50 8.33* 2.63
(4)
A2B1
18.17 6.83* 2.91
(3)
A1B1
25.00
(1)
Keterangan: Yang bertanda * signifikansi pada P ≤ 0,05.

terhadap kemampuan dalam melakukan smash


Pembahasan
bulutangkis. Pengaruh metode drill lebih baik
Pembahasan hasil penelitian ini mem- daripada metode bermain.
berikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai Ada perbedaan pengaruh yang signifi-
hasil-hasil analisis data yang telah dikemuka- kan antara metode drill dengan power otot le-
kan. Berdasarkan pengujian hipotesis telah ngan tinggi dengan metode bermain dengan
menghasilkan yaitu: (1) Ada perbedaan penga- power otot lengan tinggi. Peningkatan kete-
ruh yang bermakna antara faktor-faktor utama rampilan smash bulutangkis metode drill de-
penelitian metode drill dan metode bermain ngan power otot lengan tinggi lebih baik dari-
terhadap kemampuan smash bulutangkis; (2) pada metode bermain dengan power otot le-
Ada perbedaan peningkatan kemampuan ngan tinggi.
smash bulutangkis antara metode drill power Ada perbedaan pengaruh yang signifi-
otot lengan tinggi dengan metode bermain po- kan antara metode drill power otot lengan ren-
wer otot lengan tinggi; (3) Ada perbedaan dah dengan metode bermain power otot lengan
peningkatan kemampuan smash bulutangkis rendah. Peningkatan keterampilan smash bulu-
antara metode drill power otot lengan rendah tangkis metode bermain power otot lengan
dengan metode bermain power otot lengan ren- rendah lebih baik dibandingkan dengan metode
dah; (4) Ada interaksi yang bermakna antara drill power otot lengan rendah.
faktor-faktor utama dalam bentuk interaksi dua Terdapat pengaruh interaksi yang sig-
faktor, antara metode latihan dan power otot nifikan antara metode latihan dan power otot
lengan terhadap peningkatan kemampuan lengan terhadap peningkatan smash bulutang-
smash bulutangkis. kis.
Kesimpulan dan Saran Atlet yang memiliki power otot lengan
tinggi lebih cocok jika diberikan dengan me-
Simpulan tode drill. Atlet yang memiliki power otot le-
Ada perbedaan pengaruh yang signifi- ngan rendah lebih cocok jika diberikan metode
kan antara metode drill dan metode bermain bermain.

Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 1, 2013


Implikasi an ini belum dapat digeneralisasikan secara na-
sional; (2) Selama pelaksanaan penelitian sam-
Berdasarkan kesimpulan dalam peneli-
pel tidak diasramakan, sehingga faktor yang
tian ini, memberikan implikasi bahwa dalam
akan mempengaruhi hasil penelitian, seperti
merancang program latihan, khususnya dalam
faktor gizi, istriahat, dan pengalaman lainnya
menentukan metode latihan yang akan diguna-
diduga akan mempengaruhi hasil penelitian
kan untuk meningkatkan keterampilan teknik
ini; (3) Penelitian ini masih menggunakan ins-
dasar smash bulutangkis, para pelatih perlu
trumen penelitian untuk anak sekolah dasar
memperhatikan pilihan-pilihan metode, teknik
karena faktor umur atlet yang paling dekat
dan strategi secara tepat, metode atau bentuk
dengan sampel yang digunakan; (4) Instrumen
latihan yang digunakan dalam proses latihan
pada variabel atributif yaitu power lengan un-
harus dipertimbangkan efektifitas dan efisiensi
tuk reliabilitasnya masih tergolong rendah oleh
dari metode tersebut dalam mencapai hasil la-
peneliti dipakai karena variabel atributif hanya
tihan yang maksimal. Hal tersebut juga dise-
untuk membedakan 4 kelompok perlakuan dan
suaikan dengan karakteristik latihan yang akan
menggambarkan kemampuan power yang se-
diajarkan. Hasil penelitian ini menunjukkan
sungguhnya artinya power yang terukur tidak
bahwa metode drill memperoleh hasil yang
memiliki konsistensi atau lemah; (5) Kurang-
lebih baik dan optimal bagi atlet yang mem-
nya kontrol terhadap unsur-unsur lain yang da-
punyai power otot lengan tinggi dan metode
pat mempengaruhi keterampilan teknik smash
bermain memperoleh hasil yang lebih baik dan
bulutangkis, seperti unsur kondisi fisik selain
optimal bagi atlet yang memiliki power otot
kekuatan otot, faktor kualitas psikis dan juga
lengan rendah, kebaikan metode latihan ini da-
kemampuan motorik tidak diperhitungkan se-
pat dipergunakan sebagai solusi bagi pengajar
hingga variabel-variabel tersebut akan dapat
dan pelatih supaya meningkatkan kemampuan
mempengaruhi hasil penelitian.
smash dalam permainan bulutangkis.
Dalam proses latihan kemampuan Saran
smash bulutangkis, karakteristik pemain yang
Para pelatih dalam melatih keterampil-
perlu diperhatikan menjadi dasar untuk menen-
an teknik dasar bulutangkis tanpa mengkesam-
tukan metode latihan atau bentuk latihan yang
pingkan efektifitas keberhasilan dalam penca-
akan digunakan adalah power otot lengan. At-
paian tujuan latihan.
let yang memiliki power otot lengan tinggi
Penerapan penggunaan metode latihan
akan lebih mudah menguasai gerakan keteram-
untuk meningkatkan keterampilan teknik
pilan teknik smash bulutangkis, sehingga atlet
smash bulutangkis, perlu memperhatikan po-
yang mempunyai power otot lengan tinggi le-
wer otot lengan.
bih cocok menggunakan metode drill sedang-
Para pelatih bulutangkis dalam mela-
kan atlet yang memiliki power otot lengan
tih keterampilan teknik smash bulutangkis da-
rendah lebih cocok menggunakan metode ber-
pat menggunakan metode drill dan bermain
main. Dalam penjelasan di muka maka perbe-
yang disesuaikan dengan power otot lengan.
daan atlet dalam hal power otot lengan akan
Atlet yang memiliki power otot lengan tinggi
membawa implikasi bagi pelatih dalam menen-
lebih efektif menggunakan metode drill, se-
tukan metode latihan yang tepat dalam proses
dangkan atlet yang memiliki power otot lengan
latihan keterampilan teknik dasar bulutangkis.
rendah lebih efektif menggunakan metode
Keterbatasan Penelitian bermain.
Para peneliti lain yang akan menga-
Dalam penelitian ini, baik dalam me-
dakan penelitian sejenis dengan penelitian ini
nyusun kajian teori, melaksanakan program
dapat menggunakan penelitian ulang dengan
latihan, maupun pengambilan data di lapangan
jumlah sampel yang lebih banyak dan jangka
dan berbagai upaya ini telah dilakukan agar
waktu yang lebih lama.
hasil penelitian benar-benar sesuai dengan tu-
juan yang ingin dicapai, tetapi dengan adanya Daftar Pustaka
beberapa faktor yang tidak dapat dikendalikan
Anasir, Saleh. (2010). Hubungan antara kete-
sehingga hasil penelitian ini memiliki beberapa
patan pukulan smash penuh dan ke-
kelemahan diantaranya: (1) Penelitian ini ha-
mampuan bermain bulutangkis pada
nya dilakukan di PB STIM YKPN, dengan
siswa kelas atas SD Piri Nitikan Yog-
sampel yang relatif terbatas sehingga peneliti-
Pengaruh Metode Latihan dan Power Lengan ... 71
Heri Yogo Prayadi, Hari Amirullah Rachman

yakarat tahun 2010. Skripsi: FIK Schmidt, Richard A. (2005). Motor control
Universitas Negeri Yogyakarta. and learning, a behavioral emphasis.
Champaign, II.: Human Kinetics
Bompa, Tudor O. (1999). Theory and metho-
Publishers, Inc.
dology of training. Toronto: Mosaic
Press. Subardjah, Herman. (2000). Bulutangkis.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Bucher, Charles A. (2009). Foundation of
Kebudayaan: Direktorat Jendral Pendi-
physical education exercise science,
dikan Dasar dan Menengah Bagian
and sport. New York: Mc. Graw-Hill
Proyek Penataran Guru SLTP Setara
Book Company.
DIII.
Furqon, M., Kunto S.P., Sugiarto I. 2002.
Sudjana, (2002). Desain dan analisis eksperi-
Total Badminton. Solo. CV Setyaki
men. Bandung: Transito.
Eka Anugerah.
Sugiyanto. (2000). Pengaruh metode latihan
Grice, Tony. (2007). Bulu tangkis: petunjuk
dan koordinasi terhadap kemampuan
praktis untuk pemula dan lanjut. Ja-
lob bulutangkis. Tesis Surakarta: Pro-
karta: PT. Rajagrafindo Persada
gram Pascasarjana Universitas Sebelas
Miller, David K. (2002). Measurement by the Maret Surakarta.
physical educator: why and how. New
Sukadiyanto. (2005). Pengantar teori dan
York: Avenue of the Americas.
metodologi melatih fisik. Yogyakarta:
Nossek, J. (1995). General theory of training. FIK Universitas Negeri Yogyakarta.
Lagos. Pan African Press Ltd.

Jurnal Keolahragaan, Volume 1 – Nomor 1, 2013

Anda mungkin juga menyukai