Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak benua India, sebelum terpecah menjadi India, Pakistan, dan Bangladesh
adalah sebuah wilayah yang terletak di kawasan Asia Selatan yang mencakup luas kira-
kira 2.075 mil dari Utara ke Selatan dan 2.120 mil dari Timur ke Barat. Di sebelah Utara,
wilayah ini berbatasan dengan wilayah Tibet (Cina) dan Afganistan; sedangkan di sebelah
Selatan berbatasan dengan laut (Samudera Indonesia); di sebelah Timur berbatasan
dengan Burma, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Persia (Iran). 1
Kawasan Asia Selatan, merupakan wilayah yang memiliki kesatuan geografis tetapi
dalam sejarahnya penuh dengan pertentangan. Hal ini disebabkan kenyataan bahwa
masyarakat di wilayah tersebut terdiri dari berbagai golongan dan ras yang memiliki
keturunan, bahasa, kebudayaan, dan kepercayaan yang berbeda. Dengan kata lain tidak
pernah terjadi kesatuan politik. Kondisi ini mengakibatkan wilayah ini mudah
ditundukkan oleh kekuatan lain, termasuk Islam.2
Islam diperkenalkan di anak benua India dalam bentuk sebuah peradaban yang
telah berkembang yang diwarnai dengan budaya pertanian (agrikultural), urbanisasi, dan
keagamaan yang terorganisir secara mapan. Sementara itu peradaban India diwarnai
dengan sistem kasta, Hinduisme Brahmanik, dan keyakinan Budha, dan diwarnai dengan
dominasi elite Rajput dan elite politik Hindu lainnya. Penaklukan Muslim melahirkan
sebuah elite baru dan sebuah tingkat intregasi politik, dan menandai awal proses
berkembangnya sebuah peradaban Muslim yang khas.3
Sebelum masuknya Islam ke kawasan anak benua India, sekitar 6000-5000 SM
datang sebuah bangsa dari Asia Barat, yaitu bangsa Dravida yang memiliki kepercayaan
kepada Tuhannya secara abstrak. Pada abad ke-6 SM, bangsa Arya datang dan menguasai
daerah Punjab dan Benaras dengan kepercayaan kepada Tuhannya secara nyata.
Kemudian pada tahun 599 SM lahir Mahawir yang mempelopori lahirnya agama Jaina.
Pada tahun 557 SM lahir Gautama Budha di Kapilabastu di kaki gunung Himalaya dan
menjadi pelopor lahirnya agama Budha.4

1
Ajid Thohir, dkk, Islam di Asia Selatan Melacak Perkembangan Sosial Politik Umat Islam di
India, Pakistan, dan Bangladesh (Bandung: Humaniora, 2006), hlm. 43.
2
Dudung Abdurrahman, dkk, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern
(Yogyakarta: LESFI, 2004), hlm. 183.
3
Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian Kesatu dan Dua (Jakarta: PT
RajaGrafindo, 2000), hlm. 671.
4
Abdurrahman, op.cit., hlm. 165.
Islam bukan merupakan kekuatan luar pertama yang masuk dan menduduki
kawasan ini. Sebelumnya bangsa Arya pada abad ke-VI SM sudah menaklukkan India.
Islam baru masuk secara resmi pada tahun 711 M yang kemudian disusul Inggris pada
tahun 1757 M. Meskipun datang kemudian, Islam mampu memberi warna pada
kebudayaan setempat. Peradaban Islam mampu mengakar dan memberikan kontribusi
yang besar bagi kemajuan masyarakat. Hal ini karena Islam sebagai kekuatan sosial dan
politik pernah memerintah negeri ini selama kurang lebih tiga abad melalui Dinasti
Mughal (1526-1857).5
Dinasti Mughal merupakan salah satu dari tiga kerajaan besar Islam periode
pertengahan. Dinasti ini berhasil menguasai wilayah yang mayoritas penduduknya
menganut agama Hindu sementara umat Islamnya minoritas. Mughal bukan kekuasaan
Islam yang pertama kali di India, melainkan kekuasaan Islam yang terakhir di India.
Tetapi, sebelum Mughal sudah ada beberapa kerajaan dengan upaya memperjuangkan
Islam di India.
Menjelang masuknya Islam, agama Jaina tidak populer dan agama Budha sedang
menurun karena sedang mendapatkan tekanan dari penguasa Hindu. Sementara di antara
penganut Agama Hindu sendiri sedang terjadi perebutan kekuasaan. Pada saat itulah
Islam masuk ke anak benua India. 6 Proses masuk dan berkembangnya agama Islam ke
anak benua India memliki sesuatu yang diperdebatkan bagaimana cara/strategi dakwah
Islam. Selama ini timbul kesan bahwa agama Islam masuk dengan cara peperangan. Ada
juga terdapat fakta dakwah Islam di India dengan cara damai. 7 Sejarah awal masukknya
Islam di anak benua India dapat dibagi dalam empat periode yaitu: Masa Nabi Muhammad
SAW, Dinasti Umayyah, Ghaznawi, dan Ghuri.8
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal masuknya Islam ke kawasan anak benua India.
2. Bagaimana sejarah Dinasti Mughal di India.
3. Bagaimana pengaruh Islam di India.

BAB II
5
Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 183.
6
Ibid., hlm. 166.
7
Suwarno, Dinamika Sejarah Asia Selatan (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2018), hlm. 65.
8
Abdurrahman, loc.cit.
PEMBAHASAN
2.1 Awal Masuknya Islam ke Anak Benua India
Sejarah awal masuknya Islam ke anak benua India terbagi menjadi 4 periode.
2.1.1 Masa Nabi Muhammad SAW
Sejak zaman Nabi SAW, India telah memiliki sejumlah pelabuhan sehingga terjadi
interaksi antara India dengan Nabi SAW. Oleh karena itu, dagang dan dakwah menyatu
dalam satu kegiatan. Pedagang-pedagang Arab yang telah menganut Islam juga sudah
berhubungan erat dengan dunia Timur melalui pelabuhan-pelabuhan India tersebut.
Sehingga raja Kadangalur, Cheraman Perumal, memeluk agama Islam dan mengganti
namanya menjadi Tajuddin, dan Ia sempat bertemu dengan Nabi SAW. 9 Inilah sejarah awal
masuknya Islamke India.
2.1.2 Masa Dinasti Umayyah
Pada zaman Umar ibn Khattab, Mughira berusaha menaklukkan Sind, tapi
usahanya gagal (643-644 M).10 Pada tahun itu Abdullah ibn Amar Rabbi sampai ke Mekran
untuk menyiarkan Islam dan memperluas daerah kekuasaan Islam. Pada masa Usman ibn
Affan dan Ali ibn Abi Thalib, dikirim utusan ke wilayah India untuk menyelidiki adat
istiadat dan jalan-jalan menuju India. Inilah awal mula Islam menyebar ke India melalui
jalur darat. Pada masa Mu’awiyah I, angkatan perang pimpinan al-Muhallab melewati
Kabul sampai ke Multan, diikuti Ziad dan putranya, Abbas, tetapi belum sampai ke tengah-
tengah anak benua India. Pada masa Abdul Malik (685-705 M), Hajjaj ibn Yusuf menjabat
Gubernur Jenderal di wilayah Timur (al-Masyriq).11
Pada masa Khalifah Al-Walid ibn Abdul Malik (705-715), pasukan tentara Islam di
bawah panglima Muhammad ibn al-Qasim ats Tsaqafi berhasil menaklukkan wilayah Sind
dan Punjab bagian bawah/Selatan untuk dimasukkan ke dalam kekuasaan dinasti
Umayyah. Penaklukan ini terjadi pada 711, bersamaan dengan usaha Jenderal Thariq ibn
Ziad untuk menguasai Andalusia (Spanyol). Muhammad ibn al-Qasim menjadikan Al-
Maltan sebagai ibu kota pemerintahan Islam yang pertama di India. 12 Al-Qasim menjadi
Gubernur yang menjalankan pemerintahan dengan rasa kemanusiaan yang tinggi.
Riwayatnya berakhir tragis akibat pertikaian politik dengan Hajjaj dan Sulaiman.
Penggantinya Yazid al-Suksuki hanya bertahan 18 hari akibat rakyat memberontak. Habib

9
Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam: Sebuah Ringkasan (Bandung: Pustaka Bani
Quraisy, 2005), hlm. 209-210.
10
Ibid., hlm. 210.
11
Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 166-167.
12
Suwarno, Dinamika Sejarah Asia Selatan, hlm. 65.
al-Muhallaf hanya dapat menguasai daerah Alor. Setelah itu ada 9 orang gubernur tetap
berkuasa di wilayah itu sampai datangnya dinasti Ghazni. 13
2.1.3 Masa Dinasti Ghazni (Dinasti Ghaznawiyyah/Ghaznawi)
Sejarah Islam yang sebenarnya, dalam pengertian politis, di India dimulai pada
masa Dinasti Ghaznawiyyah (977-1186) yang memerintah di Afganistan. Adalah Sultan
Yamin ad-Dawlah Mahmud (998-1030) yang memprakarsai ekspedisi militer besar-
besaran pada 1000-1026 untuk menguasai India. Di bawah Jenderal Abdul Razaq
(Panglima perang dari Sultan Mahmud), kekuatan Islam tidak hanya mengambil alih
wilayah Sind yang diperintah oleh kaum Qarmati Ismailiyah, tetapi juga menumbangkan
dinasti-dinasti setempat.Hampir seluruh India Utara jatuh ke tangan Sultan Mahmud. 14 Ia
melakukan penyerangan dan penaklukan sebanyak 17 kali ke daerah Lahore, Delhi, Ajmir,
Qanauj, Gawaliur, Kalinjar, Ujjain, Nagarakot, dan Doab yang semuanya dimenangkan.
Pada tahun 1024-1025 M diserang dan ditaklukkan pula Gujarat dan dihancurkannya
berhala Samonath yang terkenal besar dan megah di India.15
Prestasi Gemilang Sultan Mahmud dari Ghazna merupakan momok bagi para
penguasa Hindu dan bencana bagi para pemuja berhala Hindu, meskipun sultan bukan
seorang yang fanatik, dalam arti suka memaksakan kehendak bagi orang-orang Hindu
yang telah ditaklukkan untuk memeluk Islam. Kepentingan Dinasti Ghaznawiyyah di India
Utara lebih bersifat finansial. Artinya India Utara lebih dipandang sebagai sumber
kekayaan dan budak yang sangat menguntungkan untuk diperjualbelikan. 16 Mahmud
kemudian digantikan oleh putranya Muhammad. Tetapi Muhammad tidak lama
memerintah, lalu digantikan oleh saudaranya, Mas’ud ibn Mahmud. Mas’ud memperluas
kekuasaannya dengan menaklukkan Negeri Oudh (Ayudda) dan Benaras. Sepeninggal
Mas’ud tidak ada lagi pengganti yang kuat.17
2.1.4 Dinasti Ghuri
Dinasti yang meletakkan sendi-sendi pemerintahan Islam secara kokoh di India
Utara adalah Dinasti Ghuri. Namun keberhasilan mereka sebenarnya telah dipermudah
oleh Dinasti Ghaznawiyyah yang memerintah Punjab. Dinasti Ghuri adalah penguasa di
wilayah Afganistan Tengah dan Khurasan. Tokoh yang terkenal dalam sejarah adalah
Sultan Muhammad Abul-Muzaffar ibn al-Husain al-Ghori (Muhammad Ghuri). Sultan
Muhammad Ghuri menjadikan Punjab sebagai awal untuk menguasai India Utara.

13
Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 167.
14
Suwarno, Dinamika Sejarah Asia Selatan, hlm. 66.
15
Abdurrahman, op.cit., hlm. 168.
16
Suwarno, loc.cit.
17
Abdurrahman, loc.cit.
Kemudian ia menguasai seluruh wilayah yang pernah dikuasai oleh Dinasti Ghaznawiyyah.
Pada tahun 1192 M ia memenangkan peperangan Tarain II melawan persekutuan raja-raja
India dan berhasil menguasai Delhi, Merat, dan Agra. Pada tahun 1193 M berhasil
menaklukkan Qanauj dan menunjuk panglima perangnya, Quthubuddin Aibak sebagai
wakil tetap di India berpusat di Delhi. Aibak menaklukkan Oudh dan Benares pada tahun
1194 M. Berlanjut tahun 1195 M ke Guwaliur, 1196 M ke Gujarat, dan 1201 M ke Kalinjar.
Selain itu, Bakhtiar Khilji, salah seorang hamba sahaya dari Muhammad Ghuri berhasil
menaklukkan negeri Bihar dan Bangla/Benggala pada tahun 1194 M. 18
Sultan mempercayakan daerah kekuasaan Dinasti Ghuri di India kepada
Quthubuddin Aibak dan menjalankan pemerintahan di Delhi. Dia menguasai Punjab,
wilayah Doab (antara Sungan Gangga dan Jumna) hingga Gujarat. 19 Setelah meninggal,
Muhammad Ghuri digantikan oleh Quthubuddin Aibak dikarenakan Muhammad Ghuri
tidak memiliki anak laki-laki. Quthubuddin Aibak naik tahta menjadi sultan pada tahun
1206 M. Sejak itu, bedirilah Kesultanan Delhi: Dinasti Mamluk (1206-1290 M), Dinasti
Khalji (1290-1320 M), Dinasti Thuluq (1329-1414 M), Dinasti Sayyid (1414-1451 M), dan
Dinasti Lodi (1452-1526 M).20
Ada tiga pola hubungan interaksi antara Islam dengan Hindu di India. Pertama
adalah pola terorisme, bahwa penakluk-penakluk Muslim yang menyerbu India hanya
membawa kerugian/ kehancuran. Pola ini diterapkan contohnya oleh Sultan Mahmud dari
Dinasti Ghaznawiyyah. Kedua adalah pola penaklukan, perkampungan, dan pembentukan
kerajaan di India bagian barat dan utara. Pola ini dijalankan oleh Muhammad ibn al-Qasim
yang menaklukkan Maltan. Ketiga adalah pola yang ditunjukkan oleh Dinasti Mughal yang
tidak hanya mampu menaklukkan sebagian besar wilayah India, tetapi juga mampu
memantapkan administrasi yang stabil dan terpusat dari Lahore, Delhi, dan Agra. Ciri khas
pola ini adalah mengintegrasikan seluruh potensi masyarakat India yang heterogen dan
kompleks dalam satu kesatuan yang bulat, antara laindari semangat toleransinya yang
sangat tinggi.21
Di samping melalui jalan perang/kekerasan, islamisasi rakyat India juga melalui
cara yang damai, yaitu dakwah Islam yang disebarkan melalui jalur perdagangan. Cara
yang kedua inihasilnya lebih baik dalam mengislamkan rakyat India. Islamisasi dengan
cara yang damai khususnya terjadi di kawasan India Selatan tepatnya Pantai Malabar
(Gujarat). Dakwah secara damai juga dilakukan oleh para muballigh Islam secara
18
Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 168.
19
Suwarno, Dinamika Sejarah Asia Selatan, hlm. 67.
20
Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 210-211.
21
Suwarno, op.cit., hlm. 68-69.
perorangan, misalnya para Sufi dan muballigh Syiah Ismailiyah. Dengan demikian, dakwah
Islam di India menggunakan tiga cara/strategi sekaligus, yaitu: war (perang), trade
(berdagang), dan teaching (pengajaran dari para muballigh).
2.2 Dinasti Mughal di India
Peradaban Islam di India tidak bisa dipisahkan dari keberadaan Dinasti Mughal.
Selama tiga abad (932-1274 H/1526-1857 M) dinasti ini telah mampu memberi warna di
negeri yang mayoritas beragama Hindu ini. Setidaknya agama Islam menjadi tersebar di
seluruh penjuru India.22 Dinasti Mughal merupakan kelanjutan dari Kesultanan Delhi,
sebab ia menandai puncak perjuangan panjang untuk membentuk sebuah imperium India
yang memusat, puncak dari usaha untuk membentuk sebuah kultur Islam yang didasarkan
pada sebuah sintesa antara warisan bangsa Persia dan bangsa India, dan puncak dari
pergumulan antara identitas Persi-Indian dan identitas Islam bagi negara dan
masyarakat.23
Mughal merupakan kekuasaan Islam yang terakhir di India. Didirikan oleh
Zainuddin Babur, seorang keturunan Timur Lenk. Sepeninggal ayahnya, Umar Mirza, ia
menggantikannya sebagai penguasa di Farghana. Ia terus melakukan ekspansi hingga
berhasil memasuki wilayah India yang saat itu di bawah kekuasaan Dinasti Lodi yang
sedang dalam masa krisis. Punjab ditaklukkan pada 1525 M, selanjutnya Ia berhasil
memasuki kota Delhi, dan kemudian mendirikan kerajaan di kota itu pula pada 1526 M.
Kekuatan Hindu sebenarnya menolak kehadiran kekuatan Mughal, tetapi hal tersebut
dapat dipatahkan oleh Babur.24
Penguasa Mughal setelah Zainuddin Babur adalah Nashiruddin Humayun atau
lebih dikenal dengan Humayun (1530-1540 dan 1555-1556 M), putranya sendiri.
Sepanjang pemerintahannya kondisi negara tidak stabil, karena banyak terjadi
perlawanan dari musuh-musuhnya. Pada tahun 1540 terjadi pemberontakan yang
dipimpin oleh Sher Khan di Qanuj. Dalam pertempuran ini Humayun kalah dan melarikan
diri ke Qahandar dan kemudian ke Persia. Atas bantuan Raja Persia ia menyusun
kekuatannya kembali. Setelah merasa kuat Ia melakukan pembalasan dan kembali
menguasai India pada tahun 962 H/1555 M.25
Sepeninggal Humayun (1556 M), putranya Akbar menggantikan tahtanya. Waktu
itu Ia masih berusia 14 tahun, sehingga pemerintahannya dipercayakan kepada Bairam
Khan, seorang penganut Syi’ah. Di periode pertama, Akbar menghadapi berbagai
22
Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 184.
23
Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, hlm. 694.
24
Moh. Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam (Malang: UMM Press, 2004), hlm. 147-148.
25
Abdurrahman, loc.cit.
pemberontakan. Di Punjab, Sher Khan melancarkan pemberontakan setelah menggalang
sisa-sisa pengikutnya. Di Agra pemberontakan kaum Hindu dipimpin oleh Hemu, berhasil
menguasai kota itu dan Delhi. Di wilayah barat lahir gerakan yang dipimpin oleh saudara
seayah dengan Akbar, Mirza Muhammad Hakim. Kasmir, Multan, Bengala, Sind, Gujarat,
Bijapur dan lain-lain berusaha melepaskan diri dari kekuasaan Mughal. 26
Namun, setelah Akbar berumur dewasa, Ia dapat mengembalikan wilayah-wilayah
yang pernah melepaskan diri, dan memperluas wilayah-wilayah baru secara gemilang.
Strateginya, pertama, Ia menyingkirkan Bairam Khan karena terlalu memaksakan paham
Syi’ah. Kedua, melancarkan serangan kepada para penguasa yang menyatakan merdeka.
Ketiga, memperkuat militer dan mewajibkan pejabat sipil mengikuti latihan militer.
Keempat, membuat kebijakan Shalahul (toleransi universal). Kebijakan ini memberikan
hak persamaan kepada semua penduduk, mereka tidak dibedakan berdasarkan etnis
maupun agama. Bahkan, Ia menawarkan konsep penyatuan agama-agama menjadi satu
bentuk agama yang disebut Din Ilahi. Dengan strategi ini, wilayah Mughal menjadi sangat
luas, sehingga dua kota penting sebagai pintu gerbang ke luar, Kabul dan Kandahar
berhasil dikuasai.27
Pemerintahan Mughal dijalankan oleh sebuah elite militer dan politik yang pada
umumnya terdiri dari pembesar-pembesar Afghanistan, Iran, Turki, dan Muslim asli India.
Meskipun elite pemerintah secara resmi adalah warga Muslim, namun terdapat sekitar
20% warga Hindu sebagai aristrokrasi Mughal, kebanyakan mereka adalah Hindus Rajput
dan Marathas. Warga Hindu juga cukup banyak yang menjabat sebagai pembesar-
pembesar militer, pejabat administratif, pejabat keuangan, pedagang, dan pemilik tanah.
Para pejabat Hindu pada umumnya mengambil pola kultur Persia dari Muslim sejawat
mereka.28
Usaha lain Akbar adalah membentuk Mansabdharis, yaitu lembaga public service
yang berkewajiban menyiapkan segala urusan kerajaan, seperti menyiapkan sejumlah
pasukan tertentu. Lembaga ini merupakan satu kelas penguasa yang terdiri dari berbagai
etnis yang ada, yaitu Turki, Afghanistan, Persia, dan Hindu. 29 Mansabdharis merupakan
sebuah sistem di mana masing-masing pejabat memiliki dua kedudukan-kedudukan
sebagai zat yang menyatakan posisinya dalam sistem hirarki tersebut dan kedudukan
sebagai sawar yang menyatakan jumlah tentara yang harus dikerahkannya ke medan
pertempuran. Pejabat mansabdharis digaji baik secara tunai atau dengan pemberian
26
Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam, hlm. 148.
27
Ibid., hlm. 148-149.
28
Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, hlm. 695.
29
Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 185.
sebudang tanah yang dinamakan jagir, yang serupa dengan iqtha’ di Timur Tengah. Jagir
tersebut diberikan kepada pejabat-pejabat militer kaisar, penguasa lokal, Rajput, dan
kepada kepala-kepala suku. Sekitar 7/8 tanak wajib pajak di Dinasti Mughal
didistribusikan kepada para pejabat militer dan 1/8 sisanya diserahkan sebagai tanah
pribadi sang penguasa.30
Mansabdharis bertanggung jawab atas pengumpulan pendapatan negara dan atas
tunjangan tentara, tetapi beberapa pejabat lainnya sebagian menangani masalah hukum
dan ketertiban lokal. Masing-masing bangsawan membawahi sebuah administrasi yang
terdiri dari sebuah kontingen militer, staf urusan finansial dan administratif, staf urusan
rumah tangga, seorang harem, dan sejumlah pembantu. Keluarga seorang bangsawan
dibentuk sedemikian mirip dengan keluarga sang penguasa. Bangsawan Mughal juga
mengemban tanggung jawab membangun masjid, jembatan, caravansaries dan atas
berkembangnya kegiatan ilmiah dan sastra.31
Jehangir, Syah Jihan, dan Auranzeb adalah sultan-sultan besar yang mampu
meneruskan keberhasilan pendahulunya, Akbar. Ketiga sultan ini didukung oelh militer
yang sangat kuat. Maka, semua pemberontakan dapat dipatahkan, sehingga rakyat hidup
dengan aman dan damai. Syah Jihan pernah mengusir seorang pedagang Portugis yang
menyalahgunakan kepercayaannya, ia menarik pajak kepada rakyat dan menyebarkan
agama Kristen kepada anak-anak. Auranzeb membuat kebijakan berupa penghapusan
sejumlah pajak, menurunkan harga makanan, dan berjuang keras memberantas korupsi.
Selain itu sebagai seorang cendikiawan, ia merancang penyusunan buku Fattawa Alamgiri
yang berisi ketentuan-ketentuan hukum Islam yang dijadikan pedoman bagi peradilan di
India.32
Setelah meninggal, Aurangzeb digantikan oleh sultan yang lemah-lemah. Dan
akhirnya, Mughal diserang oleh Ahmad Syah Durani dari Afghanistan. Secara perlahan-
lahan Mughal lenyap dari India, terutama setelah sultan Mughal terakhir, Bahadur Syah
diusir dari istana oleh Inggris.33
2.3 Pengaruh Islam di India
Pengaruh Islam terhadap India mencakup hampir seluruh segi kehidupan
masyarakat. Dalam bidang politik, kehadiran Islam di anak benua India telah memperkuat
organisasi kenegaraan disana, khususnya ketika Dinasti Mughal berkuasa yang sistem
administrasi pemerintahan telah disusun dengan sangat rapi. Kebijakan bidang ekonomi
30
Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam, hlm. 696.
31
Ibid.
32
Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam, hlm. 149.
33
Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 213.
yang diberikan para penguasa Muslim, seperti perdagangan, pengaturan bea-cukai,
pemasukan uang negara dari pajak/penghasilan tanah, berlakunya sistem mata uang, dan
lain-lain juga telah tersusun secara rapi.34
Penaklukan Islam atas India juga telah memperkaya bidang sosial-budaya. Telah
lahir bahasa-bahasa baru dari campuran bahasa Sansekerta dengan Persia dan Arab, yaitu
bahasa Urdu, bahasa Sind, bahasa Hindi dan sebagainya. Hal ini juga berpengaruh kepada
ditolaknya sistem kasta dalam Islam, sistem pendidikan Islam, gaya berpakaian, makanan,
dan lain-lain. Dalam bidang kesenian juga tampak pada seni arsitektur dan seni lukis.
Dapat dilihat pada bangunan Masjid Quwwatul Islam di Delhi, Benteng Agra, dan Taj
Mahal.35
Ketika penyebaran agama Islam terjadi secara cepat dan meluas, timbul
kekhawatiran di kalangan umat Hindu bahwa ajaran agama Hindu akan lenyap. Maka
timbullah Gerakan Bhakti yang dimaksudkan untuk membendung cepatnya penyebaran
agama Islam. Pelopor Gerakan Bhakti ini adalah Shankarachariya (788-820 M). Gerakan
ini dikembangkan oleh Ramanand, tokoh terbesar dalam Gerakan Bhakti, abad 14 M.
Ajaran yang dibawa nya terdiri atas 80% ajaran Islam, sisanya dari intisari Hindu dan
Budha. Muridnya, Kabir adalah orang pertama di India yang berusaha menyatukan Islam
dan Hindu. Guru Nanak adalah salah satu tokoh dalam gerakan ini. Ia banyak belajar
dengan ulama-ulama Islam dan pengaruh Islamlah yang lebih dominan dalam dirinya. 36
Guru Nanak adalah pendiri agama baru yang disebut Sikhisme (Agama Sikh) yang
merupakan pencampuran antara Agama Islam dengan Agama Hindu. 37

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah dipaparkan, didapatlah kesimpulan sebagai
berikut:

34
Suwarno, Dinamika Sejarah Asia Selatan, hlm. 71.
35
Ibid., hlm. 71-72.
36
Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 180-181.
37
Suwarno, op.cit., hlm. 73.
Awal masuknya Islam ke anak benua India sudah dimulai sejak zaman Rasulullah
SAW. Di India terdapat pelabuhan-pelabuhan sehingga terjadi ineraksi dagang dan
dakwah. Menjelang masuknya Islam, Agama Jaina yang ada di India pada saat itu tidak
populer dan Agama Budha sedang menurun karena menghadapi tekanan dari penguasa
Hindu. Sedangkan di antara penganut Agama Hindu sendiri dengan terjadi perebutan
kekuasaan, pada saat inilah Islam masuk ke India. Masuknya Islam ke India dapat dibagi
menjadi empat periode yaitu: Masa Nabi Muhammad SAW, Dinasti Umayyah, Dinasti
Ghaznawi, dan Dinasti Ghuri.
Dinasti Mughal adalah kekuasaan Islam terakhir di India yang masyarakatnya
mayoritas penganut Hindu dan minoritas umat Islam, tetapi Mughal dapat berkuasa
selama tiga abad. Pada masa Dinasti Mughal, puncak kejayaan diraih pada saat Akbar
memimpin dengan strateginya. Pertama, Ia menyingkirkan Bairam Khan seseorang yang
terlalu memaksakan paham Syi’ah. Kedua, melancarkan serangan kepada para penguasa
yang menyatakan merdeka. Ketiga, memperkuat militer dan mewajibkan pejabat sipil
mengikuti latihan militer. Keempat, membuat kebijakan Shalahul (toleransi universal).
Pengaruh Islam terhadap rakyat India mencakup hampir seluruh segi kehidupan
masyarakat. Dapat dilihat pengaruh Islam dalam bidang politik yang berhasil mengatur
sistem administrasi pemerintahan, dalam bidang ekonomi seperti pemasukan uang negara
dan sistem mata uang resmi, dalam bidang sosial-budaya yaitu lahirnya bahasa baru yang
berasal dari pencampuran bahasa Sansekerta dengan bahasa Persia dan Arab, serta
bidang kesenian yang dalam seni arsitektur seperti yang terlihat pada Taj Mahal. Selain hal
itu, juga melahirkan agama baru yaitu Agama Sikh.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. Dkk. 2004. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga
Modern. Yogyakarta: LESFI.
Lapidus. Ira. M. 2000. Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian Kesatu dan Dua. Jakarta: PT
RajaGrafindo.
Mubarok, Jaih. 2005. Sejarah Peradaban Islam: Sebuah Ringkasan. Bandung: Pustaka Bani
Quraisy.
Nurhakim, Moh. 2004. Sejarah dan Peradaban Islam. Malang: UMM Press.
Suwarno. 2018. Dinamika Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Thohir, Ajid. Dkk. 2006. Islam di Asia Selatan Melacak Perkembangan Sosial Politik Umat
Islam di India, Pakistan, dan Bangladesh. Bandung: Humaniora.

AWAL MASUK SAMPAI KEKUASAAN TERAKHIR ISLAM DI ASIA SELATAN


HASBALLAH ARIFULFARHAN
190706045

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019

Anda mungkin juga menyukai