Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ESAI PROJEK SEJARAH

Nama : Muhammad Naufan Sabriansyah

Kelas : X-4

No. absen : 18

Perjalanan Pendidikan dari SD hingga SMA

Muhammad Naufan Sabriansyah

Sebelum itu, izinkan saya memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Perkenalkan
nama saya Muhammad Naufan Sabriansyah, saya lahir di Gresik, tanggal 29
September 2005. Saya anak kedua dari dua bersaudara. Saya hidup sederhana
bersama dengan kedua orang tua saya, paman, bibi, kakek, dan nenek.

Perjalanan pendidikan di sekolah dasar

Saat duduk di bangku SD, saya bersekolah di SD Muhammadiyah 2


Gresik. Prestasi akademik saya waktu di bangku sekolah dasar sangat tidak
konsisten. Kadang masuk 10 besar, kadang juga tidak masuk. Tetapi saat
memasuki kelas 5 semester 1, saya mulai konsisten bersaing di 10 besar sampai
kelas 6 semester 1. Pendidikan saya waktu di sekolah dasar sangat didukung
penuh oleh keluarga saya. Dan waktu saya duduk di bangku kelas 6, saya mulai
dipantau penuh oleh ibu saya. Setiap setelah pulang sekolah, saya diberi
pertanyaan-pertanyaan ringan oleh ibu saya tentang materi yang telah didapat
waktu sekolah tadi. Dan setiap selesai sholat maghrib saya mulai mengikuti les
tambahan pelajaran secara rutin. Dan syukurnya dengan kegiatan rutin yang saya
lakukan setiap pulang sekolah tersebut, dapat membuahkan hasil yang
memusakan seperti mendapatkan nilai yang memuaskan saat waktu ujian
nasional.

Perjalanan pendidikan di sekolah menengah pertama

Dengan hasil nilai yang bagus saat ujian nasional, saya sangat optimis
untuk masuk SMP negeri favorit di Gresik. Salah satunya yaitu SMP Negeri 1
Gresik. Akan tetapi, ibu saya tidak memilih SMP Negeri 1 Gresik sebagai pilihan
pertama dalam PPDB waktu itu. Dan ibu saya lebih memilih SMP Negeri 2
Gresik yang jaraknya lebih dekat dengan rumah saya. Di waktu kelas 1 SMP, nilai
saya tetap bagus seperti waktu di jenjang sekolah dasar. Saya selalu
menyelesaikan tugas tugas dan PR dengan baik di semua mata pelajaran yang ada
di sekolah. Saya selalu memperhatikan guru ketika menerangkan suatu materi
pembelajaran. Dan tiba di waktu penilaian akhir semester 1, hasilnya sangat
memuaskan bagi saya dan alhasil saya diberi hadiah berupa smartphone oleh
kedua orang tua saya waktu itu karena nilai yang bagus di penilaian akhir
semester. Dengan hadiah yang sudah diberikan oleh kedua orang tua tersebut,
saya menjadi terpacu untuk giat lagi dalam belajar dan mengurangi waktu bermain
bersama teman-teman. Dan waktu di kelas 1 semester 2, saya tidak menepati janji
saya ketika mendapatkan hadiah smartphone. Yang awalnya saya berjanji untuk
giat lagi dalam belajar dan mengurangi waktu bermain bersama teman-teman,
nyatanya saya malah sering bermalas-malasan, sering nunda untuk mengerjakan
tugas dan PR yang sudah diberikan, bermain smartphone sepanjang hari, dan
sering bermain hingga larut malam di warung kopi bersama teman-teman. Dan
dari kebiasaan buruk itu, alhasil nilai saya waktu penilaian akhir semester 2 sangat
tidak memuaskan bagi saya dan kedua orang tua saya sangat kecewa waktu itu.

Dan saat di kelas 2 semester 1 dan 2, saya tidak berubah dari yang
sebelum-sebelumnya. Yaitu sering menunda untuk mengerjakan tugas dan PR,
menghabiskan waktu bermain game online seharian, dan bermain di warung kopi
hingga larut malam. Dan dengan kebiasaan buruk yang sering saya lakukan
tersebut, tidak kaget bila nilai saya sangat buruk di penilaian akhir semester. Saya
sering sekali diperingatkan oleh bapak/ibu guru di sekolah untuk jangan bermalas-
malasan dalam mengerjakan tugas yang sudah diberikan. Akan tetapi peringatan
itu tidak mempan bagi saya.

Lalu di waktu kelas 3, sekolah waktu itu dilakukan secara daring dari
rumah karena waktu itu dilanda virus pandemi Covid-19 yang melanda seluruh
belahan dunia. Dan saya waktu itu meniatkan hati untuk giat lagi dalam belajar
dan tidak menunda-nunda dalam mengerjakan tugas yang sudah diberikan dan
mengurangi bermain gawai seharian. Alhasil dari kebiasaan itu, nilai saya di
penilaian akhir semester 1 sudah cukup memuaskan bagi saya. Tiba di waktu
semester 2, saya mulai jenuh dengan sekolah secara daring dari rumah
dikarenakan materi yang diberikan oleh bapak/ibu guru di sekolah tidak
maksimal. Alhasil saya mulai bermalas-malasan lagi dan sering menunda untuk
mengerjakan tugas. Tetapi saya teringat kedua orang tua saya yang rela
mengorbankan tenaganya dalam bekerja demi membiayai sekolah saya. Dan
akhrinya saya memutuskan untuk giat lagi dalam belajar dan mengerjakan tugas
walaupun sekolah dilakukan secara daring dari rumah yang membuat materi yang
diberikan oleh bapak/ibu guru tidak maksimal. Lalu kedua orang tua saya
berbicara kepada saya untuk menanyakan akan melanjutkan SMA di mana. Waktu
itu saya sangat bimbang ketika ditanyai hal tersebut karena jika saya memilih
SMA swasta, saya takut membebani kedua orang tua karena biaya yang sangat
mahal. Dan jika saya memilih SMA negeri, saya merasa pesimis untuk diterima di
sekolah negeri waktu itu karena nilai saya yang tidak meuaskan selama di SMP.
Tetapi kedua orang tua saya tetap memberi semangat dan dukungan pada saya
untuk belajar lebih giat lagi agar dapat diterima di SMA negeri. Dan tiba di
penilaian akhir semester, hasilnya cukup memuaskan bagi saya walaupun nilai
tersebut tidak cukup memuaskan bagi kedua orang tua saya. Akan tetapi waktu di
PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) SMA waktu itu, syukurnya saya dapat
diterima di SMA negeri favorit di Kota Gresik, yaitu SMA Negeri 1 Gresik. Saya
awalnya terkejut dan tidak percaya ketika melihat hasil pengumuman tersebut
karena awalnya saya pesimis dapat diterima di SMA negeri waktu itu. Berkat
dukungan dan do’a dari kedua orang tua saya lah yang membuat saya dapat
diterima di SMA Negeri 1 Gresik ini.

Perjalanan pendidikan waktu di sekolah menengah atas

Di bangku kelas 1 SMA, saya bertekad untuk lebih lagi dalam belajar
maupun mengerjakan tugas apapun yang diberikan oleh bapak/ibu guru. Dan saya
juga mengejar SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang
notabenenya dinilai dari nilai di SMA mulai dari Semester 1 sampai semester 5.
Maka dari itu saya bertekad untuk memberikan nilai yang bagus pada tiap
pelajaran di awal kelas 1 ini. Di kelas 1 SMA ini, saya belum cukup mendapatkan
banyak teman maupun kenalan karena kebanyakan teman saya di waktu SMP
banyak yang tidak masuk di SMA Negeri 1 Gresik. Hal itu membuat saya harus
mencari teman baru dari berbagai kalangan suku, agama, ras, dan antar golongan.
Yang membuat saya sulit mendapatkan teman waktu di awal masuk SMA ini
adalah sekolah saat itu masih daring dari rumah karena wabah Covid-19 ini masih
belum hilang dari Indonesia. Itulah alasan mengapa saya sulit mendapatkan teman
baru karena tidak dapat berkenalan secara langsung atau tatap muka. Tetapi
seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit saya mulai mendapatkan teman
baru terutama teman sekelas maupun teman yang beda kelas.

Anda mungkin juga menyukai