Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

RUPTUR TENDON

DISUSUN OLEH

NAMA : WINDA LESTARI

TINGKAT : III.A

NIM : PO.71.20.2.19.035

DOSEN PEMBIMBING : SURYANDA, S.Pd, M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN BATURAJA

TAHUN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
RUPTUR TENDON

A. PENGERTIAN
Tendon adalah jaringan fibrosa yang melekat otot ke tulang dalam tubuh manusia.
Pasukan diterapkan pada tendon mungkin lebih dari 5 kali berat badan Anda. . Dalam
beberapa kasus yang jarang terjadi, tendon dapat snap atau pecah . Kondisi yang membuat
pecah lebih mungkin termasuk suntikan steroid ke dalam tendon, penyakit tertentu (seperti
gout atau hiperparatiroidisme).
Meskipun terbilang jarang, sebuah pecah tendon bisa menjadi masalah serius dan dapat
mengakibatkan mengerikan sakit dan cacat permanen jika tidak diobati. Setiap jenis pecah
tendon memiliki tanda-tanda dan gejala sendiri dan bisa diobati baik operasi atau medis
tergantung pada beratnya pecah dan kepercayaan dari ahli bedah .
Tendon adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di bagian belakang
pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.. Tendon adalah
struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Otot rangka dalam tubuh
bertanggung jawab untuk menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan untuk berjalan,
melompat, angkat, dan bergerak dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, hal itu menarik
pada tulang menyebabkan gerakan ini. Struktur yang memancarkan kekuatan kontraksi otot
ke tulang disebut tendon. Ruptur tendon adalah robek, pecah atau terputusnya tendon

B. FUNGSI TENDON
1. Membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang
2. Membawa pasukan kompresi ketika membungkus tulang seperti katrol
3. Menekuk dan meregangkan (flex) semua sendi dan otot untuk menahan tulang. Tanpa
tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan besar di satu bidang dan tidak akan
bisa bergerak.
4. Tendon yang menghubungkan otot dengan tulang.
5. Hal ini juga memungkinkan tendon untuk menyimpan dan memulihkan energi pada
efisiensi yang tinggi. Sebagai contoh, selama langkah manusia, Achilles tendon
peregangan sebagai dorsiflexes sendi pergelangan kaki. Pada bagian terakhir langkahnya,
sebagai kaki plantar-flexes (jari-jari kaki menunjuk ke bawah), yang disimpan energi
elastis dilepaskan. Lebih jauh, karena meregangkan tendon, otot dapat berfungsi dengan
kurang atau bahkan tidak ada perubahan panjang, yang memungkinkan otot untuk
menghasilkan kekuatan yang lebih besar.
6. Ketika otot gastrocnemius (di betis) kontraksi (lebih pendek), tendon yang melekat dari
otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak.

7. Sebagai memperpendek otot, tendon bergerak ketitik ke bawah kaki. Ini adalah tindakan
yang memungkinkan seseorang untuk berdiri di ataskaki seseorang, berlari, melompat,
berjalan normal, dan untuk naik dan turun tangga.

C. LOKASI RUPTUR TENDON


Empat daerah yang paling umum tempat terjadinya ruptur tendon, antara lain :
1. Qudriceps
Sebuah kelompok dari 4 otot, yang vastus lateralis, medialis vastus, intermedius
vastus, dan rektus femoris, datang bersama-sama tepat di atas tempurung lutut (patella)
untuk membentuk tendon patella . Sering disebut quad, kelompok otot ini digunakan
untuk memperpanjang kaki di lutut dan bantuan dalam berjalan, berlari , dan melompat.
2. Achilles
Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan
otot plantaris. Pada manusia, letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Tendon Achilles
adalah tendon tertebal dan terkuat pada tubuh manusia. Panjangnya sekitar 15 sentimeter,
dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian strukturnya kian mengumpul dan
melekat pada bagian tengah-belakang tulang calcaneus. Tendon ini sangat penting untuk
berjalan, berlari dan melompat secara normal. Cidera karena olahraga dan karena trauma
pada tendon Achilles adalah biasa dan bisa menyebabkan kecacatan.
3. Rotator cuff
Rotator cuff terletak di bahu dan terdiri dari 4 otot: supraspinatus (yang umum
tendon paling pecah), infraspinatus, teres minor, dan m. subskapularis. Kelompok otot ini
berfungsi untuk mengangkat tangan ke samping, membantu memutar lengan, dan
menjaga bahu keluar dari soket tersebut.
4. Bisep
Otot bisep fungsi sebagai fleksor lengan dari siku. Otot ini membawa tangan ke
arah bahu dengan menekuk siku.

D. ETIOLOGI
1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes
2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan
risiko pecah
3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis,
basket dan sepak bola
4. Trauma benda tajam atau tumpul.

E. GEJALA
1. Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki atau
betis

2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan

3. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang tumit

4. Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik


F. PATOFISIOLOGI
Kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau tidak langsung
(overloading). Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang
berlebihan atau ketika terjadi kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles
(otot pada kunci paha),hamstring (otot paha bagian bawah),dan otot guadriceps. Fleksibilitas
otot yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pergerakan otot, jika pergerakan tersebut lemah atau tidak ada maka dicurigai cedera
tendon.
2. Musculoskeletal ultrasonografi dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon,
karakter, dan kehadiran air mata. Ia bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat
tinggi dari suara melalui tubuh. Beberapa suara yang dipantulkan kembali dari ruang
antara cairan interstitial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar tercermin dapat
dianalisis dan dihitung ke dalam gambar. Gambar-gambar diambil secara real time dan
dapat sangat membantu dalam mendeteksi gerakan tendon dan memvisualisasikan
kemungkinan cedera atau air mata. Perangkat ini membuatnya sangat mudah untuk
melihat kerusakan struktural pada jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk
mendeteksi jenis cedera. Pencitraan ini modalitas murah, tidak melibatkan radiasi
pengion dan, di tangan ultrasonographers terampil, mungkin sangat handal.
3. Pemeriksaan dengan sinar-X.

H. PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan ke keadaan normal dan memungkinkan
pasien untuk melakukan apa yang dapat dilakukan sebelum cedera.Tindakan pembedahan
dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus disambungkan kembali dengan teknik
penjahitan. Tindakan pembedahan dianggap paling efektif dalam penatalaksanaan tendon
yang terputus.
Tindakan non pembedahan dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut
biasanya dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya menolak
untuk dilakukan tindakan operasi.
I. KOMPLIKASI
Komplikasi rupture tendon yaitu infeksi. infeksi adalah adanya suatu organisme pada
jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan gejala klinis, masuk dan berkembang biaknya
bibit penyakit atau parasit, mikroorganisme kedalam tubuh manusia. Penyakit yang
disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti bakteri, virus, jamur dan lain-lainnya.
      
J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. ANALISA DATA

NAMA KLIEN UMUR NO. REGISTER RUANGAN/NO


BED
TN . S 37 16-93-12

DATA FOKUS PROBLEM ANALISIS


(SUBJEKTIF, OBJEKTIF)

DS : klien mengeluh nyeri Nyeri akut Agen cedera fisikn(trauma


pada luka robek di lengan tendon)
bawah
- Klien mengatakan
nyeri yang terasa
tajam dan berat
- Klien mengatakan
nyeri bertambah saat
tangan nya
digerakkan
P : nyeri apabila di gerakkan
Q:nyeri terasa tajam dan
berat
R: terdapat nyeri di lengan
bawah sebelah kanan luka
robek yang mengalami
pendarahan
S:skala nyeri 6
T: keluhan nyeri hebat sejak
sebelum masuk rumah sakit
dan terus menerus
DO: - klien tampak meringis
- TD : 110/70mmHg
- N:84x/mnt
- S:36
- RR:22
DS : Klien mengatakan Ansietas Khawatir Mengalami
merasa cemas karena akan Kegagalan
menjalani tindakan operasi
- Klien mengatakan
cemas dengan
kondisinya saat ini
- Klien mengatakan
takut untuk
melakukan operasi

Data Objektif :
Ttv : TD : 110/70mmHg
RR : 22x/menit
N : 84x/menit
T : 36°C
- Pasien tampak
gelisah
- Pasien tampak tegang

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (trauma tendon)
2. Ansietas b.d khawatir mengalami kegagalan

3. PERENCANAAN

No Tgl dan Luaran dan kriteria hasil Perencanaan Rasional


jam
DX 29/11/21 Setelah dilakukan tindakan O: - R: Untuk
1 09.00 keperawatan 2x24 jam  Identifikasi skala nyeri mengetah
diharapkan nyeri teratasi ui skala
dengan kriteria hasil: T: nyeri
1. Keluhan nyeri berkurang  Berikan teknik
dengan nilai 5 nonfarmakologis untuk - R: Untuk
2. Meringis berkurang mengurangi rasa nyeri menguran
dengan nilai 5 E: gi nyeri
3. Frekuensi nadi membaik  Ajarkan teknik tanpa
dengan nila : 5 nonfarmakologis untuk meggunak
mengurangi rasa nyeri an obat
K:
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu - R: Agar
pasien
mampu
menguran
gi nyeri
secara
mandiri

- R: Untuk
menguran
gi nyeri
secara
optimal
DX 29/11/21 Setelah dilakukan tindakan O: R: Untuk
2 09.00 keperawatan 1x24 jam - Identifikasi saat mengetahui
diharapkan tingkat ansietas tingkat ansietas tingkat ansietas
pada pasien menurun dengan berubah pasien
kriteria : T:
1. Perilaku gelisah - Ciptakan suasana R: Untuk
berkurang dengan nilai teurapetik untuk membererikan
5 menumbuhkan hubungan saling
2. Perilaku tegang kepercayaan percaya antara
berkurang dengan nilai - Motivasi perawat dan
5 mengmengidentifikasi pasien
situasi yang memicu R: Untuk
kecemasan membuat pasien
E: semagat dengan
- Anjurkan keluarga kondisinya saat
untuk tetap bersama ini
pasien, jikaperlu R: Untuk
K: memberikan
1. Kolaborasipemberiano kenyamanan dan
bat anti anxietas, support kepada
jikaperlu pasien

4.IMPLEMENTASI

No Tgl dan Tindakan keperawatan Respon pasien Tanda


jam tanga
n
DX 29/11/21 O:  S:
1 10.00 - Mengidentifikasi skala nyeri Pasien mengatakan
merasakan nyeri

P:
pasien mengatakan nyeri
nya akibat operasi
Q:
pasien megatakan nyeri
nya nyeri perih seperti
tersayat-sayat
R:
pasien
mengatakan nyeri nya
dibagian paha kiri bekas
operasi
T:
pasien mengatakan nyeri
nya sakit sewaktu-waktu

O : TD : 130/80mmHg
RR : 24x/menit
N : 88x/menit
T : 37,1°C
Pasien tampak meringis
S:7
T:
- Memberikan teknik S : pasien mengatakan mau
nonfarmakologis untuk mengurangi untuk diberikan teknik
rasa nyeri nonfarmakologis\
O :pasien tampak bersedia
untuk diberikan teknik
nonfarmakologis

E:  S:
- Mengajarkan teknik pasien mengerti cara
nonfarmakologis untuk melakukan teknik
mengurangi rasa nyeri nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
K: O:
- Berkolaborasi pemberian analgetik, pasien tampak melakukan
jika perlu teknik nonfarmakologis
saat nyeri yang dirasakan
nya terulang kembali
 S:
pasien mengatakan mau
untuk diberikan obat
O : pasien diberikan obat
- IVFD RL GTT 20
- Inj . keterolac

DX 29/11/21 O: S : pasien mengatakan


2 10.30 - Mengidentifikasi saat tingkatan merasakan cemas pada
ansietas berubah dirinya
O : pasien tampak gelisah
dan sedikit tegang

T: S : pasien merasa percaya


- Menciptakan suasana teurapetik kepada perawat
untuk menumbuhkan kepercayaan O : pasien tampak leluasa
memceritakan kondisinya
saat ini pada perawat

- Memotivasi sisituasi yang memicu S: pasien mengatakan


kecemasan kecemasan nya sudah mulai
berkurang
O : pasien tampak lebih
tenang dari sebelumnya
E:
- Menganjurkan keluarga untuk tetap  S : keluarga pasien
bersama pasien, jika perlu mengatakan akan tetap
bersama pasien
O : keluarga pasien tampak
selalu menemani pasien

5.EVALUASI

No Tgl dan jam Respon perkembangan (S,O,A,P) Tanda tangan

DX 29 NOV 2021 S : Klien mengatakan nyeri pada luka robek


1 13.00 dilengan bagian bawah
- Klien mengatakan nyeri yang terasa
tajam dan berat
- Klie mengatakan nyeri bertambah
saat tangan nya digerakkan
O: - Klien tampak meringis
- Skala nyeri 6
- TD : 110/70mmHg
- N : 84x/mnt
- S: 36
- RR:22x/mnt
A: masalah belum teratasi
P : Itervensi dilanjutkan
O: Identifikasi skala nyeri
T:Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
E:Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
K:Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
DX 29 N0V 2021 S : Pasien mengatakan masih merasa rasa
2 13.30 cemas

O: klien tampak gelisah


- TD : 110/70mmHg
- N : 84x/mnt
- S: 36
- RR:22x/mnt

A: Masalah belum teratasi


P: Intervensi di lanjutkan
O: Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
T:
- Ciptakan suasana teurapetik untuk
menumbuhkan kepercayaan
- mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
E:Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jikaperlu
K:Kolaborasipemberianobat anti anxietas,
jikaperlu

DX 30 NOV 2021 S : Klien mengatakan nyeri pada luka robek


1 11.00 dilengan bagian bawah mulai berkurang
O: - Klien tidak tampak meringis
- Klien tampak tenang
- Skala nyeri 3
- TD : 110/70mmHg
- N : 84x/mnt
- S: 36
- RR: 22x/mnt
A: masalah teratasi sebagian
P : Itervensi dihentikan
DX 30 NOV 2021 S : Pasien mengatakan rasa cemas nya sudah
2 11.30 berkurang

O: Pasien mulai merasa tenang dan tidak


lagi gelisah
- TD : 110/70mmHg
- N : 84x/mnt
- S: 36
- RR: 22x/mnt
A: masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai