Anda di halaman 1dari 11

PENENTUAN AMBANG BATAS TEKANAN AIR PORI

TERHADAP STABILITAS BENDUNGAN BAJULMATI

PROPOSAL TESIS

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kelulusan


Program Magister Teknik Sipil

Oleh:

RAHMAN HAKIM ARDIANSYAH


NIM : 21010120413080

MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
BAB III
DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Umum
Bendungan Bajulmati membendung Sungai Bajulmati yang terletak di Desa Watukebo,
Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis,
Bendungan Bajulmati berkoordinat di 0754’43,63” LS dan 11421’31,19” BT. Untuk
menuju ke lokasi bendungan dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 dari Kota
Banyuwangi ke arah utara sejauh 38 Km atau dari Kota Surabaya ke arah Timur sejauh 250
Km. Lokasi bendungan secara detail disajikan dalam Gambar 3.1. sebagai berikut:

Gambar 3.1. Peta akses lokasi Bendungan Bajulmati (Google Earth, 2020)
Pembangunan Bendungan Bajulmati diawali dengan studi survey penyelidikan geologi
teknik dan mekanika tanah oleh CV. Adi Cipta Consultant pada tahun 1980 yang dilanjutkan
dengan kegiatan feasibility study oleh CV. Banyumukti pada tahun 1981. Dari hasil kegiatan
feasibility ditindaklanjuti dengan studi detail design waduk bajulmati oleh PT. Geohidro
pada tahun 1986. Sedangkan pada tahun 2002 – 2004 telah dilakukan review detail design
bendungan dan irigasi oleh konsultan PTSL-II-Nippon Koei Co.Ltd. Pelaksanaan konstruksi
Bendungan Bajulmati dimulai pada tahun 2006 sampai dengan 2015 yang dibagi menjadi 4
tahap. Tahap I dikerjakan oleh kontraktor PT. Adhi Karya dan konsultan supervisi oleh
Nippon Koei Co.Ltd. Sedangkan tahap II sampai dengan IV dikerjakan oleh PT. Brantas
Abipraya dan konsultan supervisi oleh PT. Indra Karya. Pelaksanaan pengisian awal waduk
dilakukan pada tanggal 3 Desember 2015 dan telah melimpas melalui mercu pelimpah pada

III-1
III-2

tanggal 3 Januari 2017. Manfaat dari pembangunan Bendungan Bajulmati adalah


peningkatan penyediaan air irigasi untuk menunjang intensifikasi dan ekstensifikasi
pertanian seluas 1.800 ha dengan rincian 1.322 ha di Kabupaten Banyuwangi dan 478 ha di
Kabupaten Situbondo. Selain itu sebagai penyediaan air baku untuk air bersih sebesar 110
lt/detik yang terdiri dari kebutuhan air bersih sebesar 50 lt/detik untuk 18.000 KK dan
sebesar 60 lt/detik untuk Pelabuhan Meneng dan Industru di sekitar Banyuwangi. Manfaat
yang lainnya adalah mempunyai potensi pembangkit mickro hydropower sebesar 340 kW
dan pariwisata. Bendungan Bajulmati saat ini dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai
Brantas yang berkedudukan di Surabaya, Jawa Timur.

3.2. Data Teknis Bendungan Bajulmati


Bendungan Bajulmati terdiri atas bendungan utama berupa tubuh bendungan serta beberapa
bangunan pelengkap seperti bangunan pelimpah, bangunan pengambilan, terowongan
pengelak, serta instrumen untuk pemantauan perilaku bendungan. Ringkasan mengenai data
teknis Bendungan Bajulmati dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1. Data teknis Bendungan Bajulmati (PT. Indra Karya, 2017)
No. Uraian Nilai Satuan
A. Waduk
1. Daerah Aliran Sungai 98,43 km2
2. Elevasi Puncak Tubuh Bendungan +91,8 m
3. Muka Air Tertinggi (HWL) +90,75 m
4. Muka Air Normal (NWL) +87,6 m
5. Muka Air Rendah/Mati (LWL) +73,4 m
6. Kapasitas Tampungan Bruto 10 juta m3
7. Kapasitas Tampungan Effektif 7,5 juta m3
8. Kapasitas Tampungan Mati 2,5 juta m3
9. Luas Daerah Genangan 91,93 Ha
10. Curah Hujan Rancangan
- R 20th 108 mm
- R 100th 241 mm
- R 1000th 525 mm
- PMP 733 mm
11. Debit Banjir Rencana
- Q 100th 465 m3/det
- Q 1000th 1.011 m3/det
- Q PMF 1.411 m3/det
III-3

No. Uraian Nilai Satuan


B. Tubuh Bendungan
1. Tipe Urugan zonal dengan inti tegak
2. Elevasi Puncak +91,8 m
3. Elevasi Dasar Bendungan +45 m
4. Tinggi Bendungan 46,8 m
5. Lebar Puncak 8,5 m
6. Panjang Puncak 250 m
7. Kemiringan Lereng
- Hulu 1 / 3,45
- Hilir 1 / 2,30

C. Sistem Pengelakan Sungai


1. Tipe Saluran Terowongan berbentuk tapal kuda
2. Diameter Saluran 4 m
3. Panjang Saluran 172 m
4. Desain Banjir (Q20th) 255 m3/det
5. Tinggi Cofferdam 9 m

D. Bangunan Pelimpah
1. Pelimpah Utama
- Tipe Pelimpah samping tanpa pintu
- Elevasi Mercu +87,6 m
- Lebar Mercu 90 m
- Debit Desain (Q200 outflow) 477 m3/det
- Debit Desain (QPMF outflow) 1.056 m3/det
2. Pelimpah Darurat
- Tipe Fuse dike
- Elevasi Mercu +89,46 m
- Lebar Mercu 190 m
- Desain Banjir 406 m3/det

E. Instrumentasi
1. Penumatic Piezometer 38 buah
2. Open Standpipe Piezometer 5 buah
3. Observation Hole 3 titik
4. V-Notch 3 buah
5. Multilayer Settlement 12 plat
6. Crest Settlement Survey Point 5 buah
7. Slope Settlement Survey Point 10 buah
III-4

3.3. Kondisi Geologi Bendungan Bajulmati


Berdasarkan peta geologi regional Bendungan Bajulmati terdiri dari beberapa formasi
antara lain:
 Alluvium (Q2) tersebar di sepanjang sungai Bajulmati dan pada mulut sungai membentuk
pebble hingga boulder dengan variasi gravelly sand dan sandy clay.
 Formasi Batuan Vulkanik Baluran (Qhvb) berumur Holosen yang terdiri dari batuan lava
basalt, vulkanik breccias dan material lahar.
 Formasi Batuan Vulkanik Merapi (Qvm) berumur Holosen yang terdiri dari perselingan
breksi vulkanik dan tuf pasiran dengan sisipan lava dan material lahar.
 Formasi Batuan Vulkanik Ijen Tua (Qpvi) berumur Plistosen yang terdiri dari breksi
vulkanik, breksi batuapung, tuf, dan lava basal.
Secara umum, kondisi geologi lokal pada Bendungan Bajulmati didominasi oleh dua
produk endapan, yaitu endapan vulkanik muda gunungapi Baluran yang terdiri dari material
laharik dan breksi vulkanik; dan endapan vulkanik gunungapi Ijen tua yang terdiri dari lapilli
tuf dan lava. Pada tapak bendungan, kondisi batuan fondasi dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:
 Perlapisan atas, terdiri dari: (1) Lapilli tuff yang berwarna kuning keabuan, agak keras
(CL), pelapukan sedang, massa dasar tufa pasiran dengan fragmen andesit sedikit,
pumice, ringan dan mudah rusak bila terpapar pada udara terbuka (slaking), moist,
Permeabilitas sedang. (2) Tufaceous sand yang berwarna abu-abu terang, agak lunak,
fresh, padat, massa dasar tuffa-pasiran dengan fragmen andesit, obsidian. Permeabilitas
sedang. (3) Alterated of lapilli tuff yang berwarna coklat kemerahan, medium hard (CL-
CM), fresh, masa dasar tufa - pasiran dengan fragmen andesit, obsidian, masive, sebagian
mineral terubah menjadi lempung, banyak dijumpai lensa-lensa pasir. Permeabilitas
sedang-tinggi.
 Perlapipsan tengah, terdiri dari Laharic gravelly sand yang berwarna hitam gelap, padat,
fresh, ukuran butir krakal – krikil, heterogeneous material, lepas, poorly cemented.
Tersusun oleh batuan andesit – basalt. Permeabilitas rendah
 Perlapisan bawah, terdiri dari (1) Lapilli tuff yang berwarna abu-abu terang, lunak (CL),
fresh, masa dasar tufaan dengan massa dasar andesit sedikit pumice. Permeabilitas
sedang-tinggi. (2) Silty tuff yang berwarna abu-abu terang, lunak (D-CLL), fresh, masa
dasar tufaan dengan fragmen pumice, ringan, mudah hancur apabila terpapar di udara
terbuka (slaking). Permeabilitas rendah.
III-5

Stratigrafi batuan fondasi pada tapak bendungan ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Penampang geologi memanjang sumbu tubuh bendungan (PT. Indra Karya,
2015)

Kondisi geohidrologi pada Bendungan Bajulmati ditandai dengan munculnya sumber-


sumber air tanah di bagian dasar (invert) terowongan pengelak dengan debit pengaliran
mencapai ±50 lt/detik, di kolam olak bangunan pelimpah mencapai ±50 lt/detik dan di galian
fondasi bendungan utama mencapai ±40 lt/detik. Hal ini muncul seiring makin
tersingkapnya kondisi geologi bawah permukaan oleh progres pekerjaan galian fondasi.
Beberapa akifer yang dapat dikelompokkan diantaranya:
 Akifer bebas/tak terkekang di kedua tumpuan dengan muka air tanah bebas tergolong
dalam ± 35 m di bawah rencana HWL bendungan.
 Akifer pengisi lembah (valley fill aquifer).
Dijumpai di alur sungai Bajulmati sekarang dengan lebar lembah mencapai 100 m dengan
tebal mencapai 30 m. Aliran dasar (base flow) tergolong konstan sepanjang musim
(perennial) dengan debit pengaliran berkisar 1,50 ~ 4,50 m3/dtk atau rerata = 3,00 m3/dtk.
 Akifer terkekang (confined aquifer)
Stratigrafi endapan vulkanis dari kedua gunung api Ijen Tua dan Baluran membentuk
lapisan pembawa air tanah, baik sebagai akifer terkekang (confined aquifer) maupun
semi-terkekang (semi-confined aquifer). Beberapa sumber air (spring) oleh potensi artesis
dengan muka piezometrik positif maupun negatif.
III-6

3.4. Tubuh Bendungan Bajulmati


Tubuh bendungan berupa urugan zonal dengan inti tegak dengan shoulder berupa urugan
batu. Zonasi timbunan yang menyusun tubuh bendungan terdiri dari zona 1 berupa kedap air
(inti), Zona 2 berupa filter, Zona 3 berupa transisi (random), dan Zona 4 berupa batu.

Gambar 3.3. Tipikal potongan melintang tubuh Bendungan Bajulmati (PT. Indra
Karya, 2015)

Material timbunan zona 1 kedap air berupa tanah berbutir halus diambil dari beberapa
lokasi borrow area di Desa Watukebo Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi.
Zona 2 filter berupa river deposit yang diambil dari beberapa lokasi sungai di daerah
genangan, di Kecamatan Banyu Putih Kabupaten Situbondo, dan di daerah Lumajang. Zona
3 transisi berupa soft rock menggunakan material dari hasil galian fondasi bangunan
pelimpah. Zona 4 urugan batu menggunakan material batu dari quarry Bajulmati yang
terletak di daerah genangan pada sandaran kiri ke arah hulu dari bangunan pengambilan.
Parameter material timbunan dari hasil uji laboratorium masing-masing material timbunan
disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Parameter material timbunan (PT. Indra Karya, 2015)
Inti Filter Soft Rock Cors Rock
No. Parameter Satuan
Zona - 1 Zona - 2 Zona - 3 Zona - 4
1. Water Content W % 34.23 5.50 1.04 4.10
2. Spec .gravity Sg gr/cc 2.528 2.681 2.426 2.692
3. Dry density γd gr/cc 1.301 1. 597 1.279 1. 589
4. Wet density γt gr/cc 1.747 1.685 1.330 1.655
5. G.Saturated γsat gr/cc 1.762 1.978 1.775 2.041
III-7

6. G.Submergd. γsub gr/cc 0.762 0.978 0.775 1.041


7. Void Ratio e - 0.905 0.591 0.345 0.626
8. Porocity n - 0.475 0.372 0.824 0.385

3.5. Instrumentasi pada Bendungan Bajulmati


Bendungan Bajulmati dilengkapi dengan instrument yang dipasang pada timbunan dan
fondasi serta di sektiar bendungan untuk memantau perilaku bendungan meliputi tekanan air
pori, rembesan, dan deformasi. Jenis dan jumlah serta lokasi pemasangan dijelaskan dalam
Tabel 3.3. Sedangkan status kondisi kinerja dari instrument piezometer dari mulai
pemasangan saat pelaksanaan konstruksi sampai dengan Juni 2018 disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.3. Jenis dan Jumlah Instrumen di Bendungan Bajulmati (PT. Indra Karya, 2017)
Parameter
No. Instrumen Jumlah Keterangan
yang dipantau
1. Pneumatic Tekanan air pori 38 buah Terletak pada pondasi, zona inti,
Piezometer (3 STA) filter, dan random tanah.
2. Open Stand Pipe Tekanan air pori 5 buah Terletak pada bern lereng tubuh
Piezometer bendungan hilir
3. Obsevation Hole Muka air tanah 3 titik - 2 titik pada akhir saluran
peluncur
- 1 titik untuk rembesan kaki
bendungan
4. Seepage Rembesan 3 buah - 2 buah untuk rembesan tubuh
Measuring Device bendungan
(V-Notch) - 1 buah untuk rembesan kaki
bendungan
5. Multilayer Penurunan 12 plat 1 Sta terdiri dari 4 plat magnetik
Settlement bendungan magnetic
(3 STA)
6. Crest Settlement Penurunan dan 5 buah Terletak pada puncak
Survey Point pergerakan bendungan
bendungan
7. Slope Settlement Penurunan dan 10 buah Terletak pada lereng hilir
Survey Point pergerakan (2 row) bendugnan
bendungan

Tabel 3.4. Status kondisi instrumen piezometer (PT. Indra Karya, 2017)
Elevasi Tanggal Berfungsi/
No STA Tip Lokasi Keterangan
(+ m) Pemasangan Tidak
1 Kemungkinan disebabkan
tekanan yang diberikan
Tidak
kurang besar, karena
STA Pondasi berfungsi
PF-3 36,656 01 Juni 2014 terdapat respon pada
14 (u/s) mulai
indikator tekanan balik
13/09/2016
(bola merah) meskipun
lemah
III-8

Elevasi Tanggal Berfungsi/


No STA Tip Lokasi Keterangan
(+ m) Pemasangan Tidak
Pondasi
PF-4 37,164 01 Juni 2014 Berfungsi
(d/s)
PP-12 Inti (u/s) 50 27 Juni 2014 Berfungsi
PP-13 Inti (d/s) 50 27 Juni 2014 Berfungsi
Filter
PP-14 55 20 Juli 2014 Berfungsi
(u/s)
Kemungkinan terjadi
kebocoran pada jalur twin
Tidak tubing atau sambungan ke
Filter berfungsi tip piezometer karena tidak
PP-15 55 05 Agustus 2014
(d/s) mulai dijumpai respon tekanan
30/09/2014 balik pada indikator bola
merah saat gas nitrogen
dirilis
Random
PP-16 Tanah 60 25 Agustus 2014 Berfungsi
(u/s)
PP-17 Inti (u/s) 60 25 Agustus 2014 Berfungsi
PP-18 Inti (d/s) 60 25 Agustus 2014 Berfungsi
04 November
PP-19 Inti (u/s) 70 Berfungsi
2014
04 November
PP-20 Inti (d/s) 70 Berfungsi
2014
PP-21 Inti (u/s) 80 01 Januari 2015 Berfungsi
PP-22 Inti (d/s) 80 01 Januari 2015 Berfungsi
2 Kemungkinan tip
piezometer dipengaruhi
Tidak
cairan material grouting
Pondasi 01 Desember berfungsi
PF-1 38,58 karena saat pemasangan
(u/s) 2013 mulai
bersamaan dengan
19/08/2014
pelaksanaan pekerjaan
grouting
Pondasi 01 Desember
PF-2 38,44 Berfungsi
(d/s) 2013
Kemungkinan terjadi
kebocoran pada jalur twin
Tidak tubing atau sambungan ke
berfungsi tip piezometer karena tidak
PP-1 Inti (u/s) 50 27 Juni 2014
mulai dijumpai respon tekanan
02/02/2015 balik pada indikator bola
merah saat gas nitrogen
dirilis
PP-2 Inti (d/s) 50 27 Juni 2014 Berfungsi
STA
Kemungkinan terjadi
17
kebocoran pada jalur twin
Tidak tubing atau sambungan ke
Filter berfungsi tip piezometer karena tidak
PP-3 55 20 Juli 2014
(u/s) mulai dijumpai respon tekanan
23/01/2017 balik pada indikator bola
merah saat gas nitrogen
dirilis
Kemungkinan terjadi
kebocoran pada jalur twin
Tidak tubing atau sambungan ke
Filter berfungsi tip piezometer karena tidak
PP-4 55 23 Juli 2014
(d/s) mulai dijumpai respon tekanan
07/03/2015 balik pada indikator bola
merah saat gas nitrogen
dirilis
Random
PP-5 Tanah 60 22 Agustus 2014 Befungsi
(u/s)
III-9

Elevasi Tanggal Berfungsi/


No STA Tip Lokasi Keterangan
(+ m) Pemasangan Tidak
PP-6 Inti (u/s) 60 25 Agustus 2014 Befungsi
PP-7 Inti (d/s) 60 25 Agustus 2014 Befungsi
04 November
PP-8 Inti (u/s) 70 Befungsi
2014
04 November
PP-9 Inti (d/s) 70 Befungsi
2014
PP-10 Inti (u/s) 80 01 Januari 2015 Befungsi
PP-11 Inti (d/s) 80 01 Januari 2015 Befungsi
3 Pondasi
PF-5 38,225 01 Mei 2014 Berfungsi
(u/s)
Pondasi
PF-6 34,511 07 Mei 2014 Berfungsi
(d/s)
Kemungkinan terjadi
kebocoran pada jalur twin
Tidak tubing atau sambungan ke
berfungsi tip piezometer karena tidak
PP-23 Inti (u/s) 50 29 Juni 2014
mulai dijumpai respon tekanan
28/02/2017 balik pada indikator bola
merah saat gas nitrogen
dirilis
Kemungkinan terjadi
kebocoran pada jalur twin
Tidak tubing atau sambungan ke
berfungsi tip piezometer karena tidak
PP-24 Inti (d/s) 50 29 Juni 2014
mulai dijumpai respon tekanan
12/12/2014 balik pada indikator bola
merah saat gas nitrogen
dirilis
Kemungkinan terjadi
kebocoran pada jalur twin
STA Tidak tubing atau sambungan ke
20 Filter berfungsi tip piezometer karena tidak
PP-25 55 21 Juli 2014
(d/s) mulai dijumpai respon tekanan
30/11/2014 balik pada indikator bola
merah saat gas nitrogen
dirilis
Kemungkinan terjadi
kebocoran pada jalur twin
Tidak tubing atau sambungan ke
Random
berfungsi tip piezometer karena tidak
PP-26 Tanah 60 23 Agustus 2014
mulai dijumpai respon tekanan
(u/s)
03/04/2015 balik pada indikator bola
merah saat gas nitrogen
dirilis
PP-27 Inti (u/s) 60 23 Agustus 2014 Berfungsi
PP-28 Inti (d/s) 60 25 Agustus 2014 Berfungsi
04 November
PP-29 Inti (u/s) 70 Berfungsi
2014
04 November
PP-30 Inti (d/s) 70 Berfungsi
2014
30 Desember
PP-31 Inti (u/s) 80 Berfungsi
2014
30 Desember
PP-32 Inti (d/s) 80 Berfungsi
2014
4 01 Desember
STA 5 OP-1 92,749 Berfungsi
2015
STA 01 Desember
OP-2 Puncak 92,72 Berfungsi
14 2015
Bendun
STA 01 Desember
OP-3 gan 92,799 Berfungsi
17 2015
STA 01 Desember
OP-4 92,575 Berfungsi
20 2015
III-10

Elevasi Tanggal Berfungsi/


No STA Tip Lokasi Keterangan
(+ m) Pemasangan Tidak
STA 01 Desember
OP-5 92,718 Berfungsi
25 2015

Beberapa pneumatic piezometer yang telah dipasang dijumpai tidak memberikan respon
atau tidak berfungsi. Piezometer yang rusak sebagian mulai dari awal pemasangan atau masa
konstruksi. Demikian juga terdapat piezometer yang terjadi kerusakan pada masa pengisian
awal waduk. Pembacaan piezometer telah dilakukan secara rutin oleh petugas bendungan
bersamaan dengan pembacaan instrumen lainnya.

Anda mungkin juga menyukai