Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah “Perawatan Pasca Operasi” dengan baik.
Makalah ini disusun dalam rangka memberikan gambaran dan penjelasan tentang handling
fear atau penanganan ketakutan. Diharapkan makalah ini benar-benar mampu membantu para
pembacanya yang masih belum paham mengenai Perawatan Pasca Operasi.
Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu
tersusunnya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
sumbangan wawasan yang bermanfaat bagi para pembacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan
demi perbaikan penyusunan di masa-masa yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
Luka yang sering di temukan adalah luka yang bersih tanpa kontaminasi,misal
luka insisi yang tertutup, luka-luka yang melibatkan saluran kemih, misal cecio
caesaria dibawah sekmenbawah. Oleh karena itu bidan harus pula mengetahui dan
terampil dalam melakukan perawatanluka pasca operasi. Dalam pengkajian luka harus
memperhatikan kondisi klinis ibu, waktu dantempat operasi serta tampilan perawatan
luka. Keputusan untuk membalut luka kembali jugaharus mencakup keputusan apakah
kebersihan luka merupakan tindakan yang di identifikasi. Bilaluka perlu di bersihkan
dan dibalut ulang perawatan harus dilakukan dengan teknik bersih denganair atau
normal salin. Bila luka tampak terinfeksi perlu dilakuakan rujukan.
ISI
Pemeriksaan dalam suatu laboratorium yang dilakukan terhadap sel jaringan dan
cairan yang berasal dari tubuh manusia, menggunakan metoda tertentu untuk menegakkan
diagnosis kelainan oleh seorang ahli PA. Ilmu Patologi Anatomi yaitu bidang ilmu
pengetahuan mempelajari kelainan struktur dan fungsi pada penyakit dan hubungan kelainan
dengan gejala klinis, menelaah morfologi (struktur) sel, jaringan dan organ (alat tubuh) pada
penyakit., metode makroskopik & mikroskopik sarana diagnostik, dasar tindakan/pengobatan
klinis
Arti dan peran patologi dalam bidang kedokteran :
Patologi
Yunani – Pathos : penyakit - Logos : ilmu
Ilmu sains penyakit meliputi penyebab, mekanisme, manifestasi penyakit, progresifitas
dan sequelenya.
Ilmu Patologi dibagi menjadi :
Histopatologi
Sitopatologi
Molekuler Patologi
Patologi dibagi menjadi:
a. Patologi Umum
Reaksi dasar yang terjadi pada sel dan jaringan terhadap suatu kondisi abnormal.
b. Patologi Khusus/ Sistemik
Respon spesifik organ dan jaringan tertentu terhadap keadaan abnormal.
Histokimia, Immunopatologi
Untuk Pengenalan Histokimia :
sel-sel tertentu ( misalnya pewarnaan Sudan III untuk mengenal sel lemak)
bahan tertentu dalam jaringan atau produknya (pewarnaan Periodic Acid Schift (PAS)
untuk musin atau glikogen)
mikroorganisme tertentu dalam jaringan, misalnya pewarnaan Campbell untuk basil TB
c. Mobilisasi
Mobilisasi ialah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. (Mubarak & Cahyatin, 2008).
Mobilisasi berpengaruh pada proses penyembuhan luka, karena dengan mobilisasi dini dapat
memperbaiki tonus otot, meningkatkan mobilisasi sendiri memperbaiki toleransi otot untuk
latihan, mungkin meningkatkan masa otot pada sistem toleransi otot, membantu proses
penyembuhan ibu yang telah melahirkan secara sectio caesarae. (Lahal, Muzakkir & Muhtar,
2018).
Mobilisasi ialah kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,mudah, serta
teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan
kesehatannya. Mobilisasi dini merupakan faktor yang mendukung proses penyembuhan atau
pemulihan pasca bedah dengan cepat. Dengan mobilisasi dini maka vaskularisasi menjadi
semakin baik sehingga akan mempengaruhi proses penyembuhan luka post operasi karena
luka membutuhkan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel
(Sumarah, 2013) Menurut Sihotang & Yulianti (2018) mobilisasi dini berpengaruh terhadap
penyembuhan luka sectio caesarea karena dengan melakukan mobilisasi dini peredaran darah
menjadi lancar sehingga darah dapat menyalurkan oksigen ke jaringan yang mengalami luka.
d. Diabetes Melitus
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti "mengalirkan atau mengalihkan"
(siphon). Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketiadaan
absolut insulin atau penurunan relatif insensititas sel terhadap insulin. Berdasarkan bukti
epidemiologi terkin jumlah penderita diabetes di seluruh dunia saat ini mencapai 200 juta dan
diperkirakan meningkat lebih dari 330 juta pada tahun 2025. Alasan peningkatan ini termasuk
meningkatkan angka harapan hidup dan pertumbuhan populasi yang tinggi dua kali lipat
disertai peningkatan angka obesitas yang dikaitkan dengan urbanisasi dan ketergantungan
terhadap makanan olahan. Di Amerika Serikat, 18,2 juta individu pengidap diabetes (6,3%
dari populasi), hampir satu per tiga tidak menyadari bahwa mereka memiliki diabetes.
(Corwin, 2009).
Diabetes melitus berpengaruh besar dalam penyembuhan luka, salah satu tanda DM
ialah tingginya kadar gula darah yang biasa di sebut hiperglikemi. Hiperglikemi dapat
menghambat leukosit melakukan fagositosis sehingga rentan terhadap infeksi maka orang
yang mengalami hiperglikemi akan mengalami penyembuhan luka yang sulit dan
berlangsung lama. (Puspitasari, Ummah, & Sumarsih, 2011).
e. Anemia
Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin
kurang dari normai. (Proverawati, 2011). Kadar hemogiobin normal umumnya berbeda pada
laki-laki dan perempuan Untuk pría, anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar
hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita sebagai hemoglobin kurang dari
120 gram/100ml. Anemia adalah gejala kekurangan (defisuisiensi) sel darah merah karena
kadar hemoglobin yang rendah, atau dalam medis 20 bisa di artika kadar hemoglobin atau sel
darah merah dalam tubuh rendah.anemia dapat digolongkan sebagai berikut :
1). Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
2). Hb 7-8 gr : Anemia sedang
3). Hb < 7 gr% : Anemia berat
f. Obesitas
Obesitas memiliki resiko kesehatan yang serius kelebihan berat badan termasuk dalam
obesitas mengalami peningkatan penyakit jantung, hipertensi, Diabetes Melitus tipe 2.
(Black, & Hawks, 2014). Obesitas juga menyebabkan jaringan lemak kekurangan suplai
darah untuk melawan infeksi bakteri dan untuk mengirimkan nutrisi serta elemen seluler yang
berguna dalam penyembuhan luka. (Potter, & Perry, 2006).
g. Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat mempengaruhi penyembuha luka post operasi adalah jenis
obat obatan yang mengandung Steroid. Steroid menurunkan respon imflamasi dari
memperlambat sintesis kolagen, obat obatan anti inflamasi menekan sintesis protein,
kontraksi luka, epitalisasi dan imflamasi. Penggunaan antibiotik dalam waktu lama dapat
meningkatkan resiko terjadinya superinfeksi. Obat-obatan kemoterapi dapat menekan fungsi
sum-sum tulang, menurunkkan jumlah leukosit, dan mengganggu respon imflamasi. h. Stres
luka Muntah distensi abdomen dan usaha pernafasan dapat menimbulkan stres,pada jahitan
operasi dan merusak lapisan luka. Tekanan mendadak yang tidak terduga pada luka insisi
akan menghambat pembentukan sel endotel dan jaringan kolagen.
2) Prosedur Pelaksanaan
a) Memberi tahu dan menjelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
b) Mendekatkan alat ke dekat pasien
c) Membantu pasien mengatur posisi sesuai kebutuhan, sehingga luka mudah dirawat
d) Perawat mencuci tangan
e) Meletakkan set angkat jahit di dekat pasien atau di daerah yang mudah dijangkau
f) Membuka set angkat jahitan secara steril
g) Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan di masukkan kedalam kantong balutan
kotor
h) Bekas-bekas plester dibersihkan dengan kapas bensin
i) Mendesinfeksi sekitar luka operasi dengan alkohol 70 % dan mengolesi luka operasi
dengan betadhin solution 10 %
j) Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan cara : menjepit simpul jahitan
dengan pinset sirurgis dan ditarik sedikit ke atas kemudian menggunting benang tepat
dibawah simpul yang berdekatan dengan kulit atau pada sisi lain yang tidak ada simpul.
k) Mengolesi luka dan sekitarnya dengan bethadin solution 10 %
l) Menutup luka dengan kasa steril kering dan di plester
m) Merapikan pasien
n) Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
o) Perawat mencuci tangan
p) Mencatat pada catatan perawatan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses penyembuhan luka adalah salah satu hal terpenting dalam pelaksanaan pasien
pasca pembedahan yakni meyatukan kedua tepi luka berdekatan dan saling berhadapan,
jaringan yang dihasilkan sangat sedikit biasanya dalam waktu 10 sampai 14 hari, repitalisasi
secara normal sudah sempurna dan biasanya hanya menyisahkan jaringan paruh tipis yang
dengan cepat memudar dengan warna merah muda menjadi putih (Morison, 2004).
Menurut Potter & Perry 2006 faktor faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
ialah :
Nutrisi
Usia
Mobilisasi
Diabetes Miletus
Anemia
Obesitas
Obat -Obatan
Perawatan luka dalam praktik kebidanan pada dasarnya sama dengan perawatan luka
pada umumnya. Lebih jelasnya akan dijelaskan pada poin ketiga tentang perawatan luka
operasi. Hal yang berbeda adalah perlakuan pada kasus luka gores (lacerated wound): luka
pada uterus, cerviks, mukosa 5 vagina dan perineum, yang meliputi teknik penjahitan yang
dilakukan dan perawatan luka. Pada bahasan ini, tidak akan dijelaskan perawatan luka secara
spesifik pada kasus luka/robekan pada uterus, cerviks, mukosa vagina dan perineum, karena
akan dibahas lebih terperinci pada mata kuliah Asuhan Kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik dan
Bedah. Jakarta, EGC.
Kozier, Barbara. 1995. Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth
edition, Menlo Park, Calofornia.
Potter. 2000. Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester
Monica.
Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Samba, Suharyati. 2005. Buku Ajar Praktik
Kebidanan. Jakarta, EGC
Potter, Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Kusyati, Eni & tim. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC