Referat Adenokarsinoma Gaster Fisol 2
Referat Adenokarsinoma Gaster Fisol 2
ADENOKARSINOMA GASTER
I. PENDAHULUAN
tumor, dan leiomiosarkoma. Hampir 95% dari seluruh tumor ganas pada gaster
Keganasan pada gaster merupakan salah satu penyebab utama kematian karena
kanker di seluruh dunia, menempati peringkat kedua setelah kanker paru. Walaupun
insidensi secara keseluruhan cenderung menurun karena adanya perubahan pada pola
makan dan tehnik penyiapan makanan, prognosisnya masih tetap buruk dengan
adenokarsinoma gaster.
1
II.1 Anatomi dan Histologi
II.1.1 Anatomi 3
Gaster dibagi menjadi 4 regio : cardia, fundus, body / corpus, antrum dan
pylorus. Cardia merupakan area teratas yang sempit yang berada tepat di bawah
sebelah kiri dan berkontak langsung dengan diafragma. Body / corpus merupakan
bagian tengah yang terluas, dan pylorus merupakan bagian terminal berbentuk
corong. Batas antara corpus dan antrum ditandai dengan takik pada sisi serosa di
muskulus sirkularis pada ujung pylorus dimana merupakan bagian yang bergabung
dengan usus kecil. Pylorus dalam bahasa Yunani berarti “penjaga gerbang” dimana
fungsinya adalah untuk mengatur pergerakan chyme ke dalam usus kecil dan
Gaster mempunyai dua permukaan dan dua batas. Permukaan yang melingkar
mengacu pada permukaan anterior dan posterior. Batas medial yang berbentuk konkaf
merupakan kurvatura mayor. Omentum mayor berada diantara kurvatura minor dan
II.1.2 Histologi 4
Dinding gaster terdiri dari empat tunika yang juga ditemukan di region GI
tract yang lain, dengan 2 modifikasi : (1) lapisan otot oblique di tunika muskularis,
(2) tunika mukosa terdiri dari banyak lipatan longitudinal yang disebut sebagai
2
Suplai darah pada gaster berasal dari aksis celiaca, arteri hepatica dan arteri splenika.
Gaster dipersarafi oleh saraf simpatik dari pleksus celiaca dan parasimpatik dari
nervus vagus.
spesifik, yaitu :
autokrin.
Mukosa terdiri dari dua kompartemen utama yaitu kompartemen foveolar dan
glandular. Regio anatomi memperlihatkan hubungan dengan tiga tipe mukosa gaster
secara mikroskopik : cardiac, fundic, dan pyloric (antral) dengan bentuk transisional
perbandingan diantara foveola dan bagian sekretori. Kelenjar pada cardia dan pylori
serupa : foveola memenuhi setengah bagian atas dan kelenjar sekretori mucus yang
bercabang memenuhi setengah bagian bawah. Susunan kelenjar yang lebih renggang
dan adanya kista occasional merupakan dua perbedaan mikroskopis pada kelenjar
pylori. Sitoplasma pada sel-sel pylori dapat bergelembung, bervakuola, granular, atau
glassy dan tidak boleh dibingungkan dengan signet ring adenocarcinoma. Sel bersilia
3
terkadang ditemukan di area pylori, dimana sel-sel ini lebih sering didapatkan pada
seperempat bagian ketebalan mukosa, dan distribusi kelenjar yang tersusun rapi, yang
terdiri dari chief (zymogenic) cells, parietal (acid-secreting) cells, endocrine cells,
Dua komponen mukosa yang lain adalah lamina propia dan muskularis
mukosa. Muskularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular pada bagian dalam dan
longitudinal pada bagian luar, yang berhubungan dengan fascia yang tipis dari otot
polos yang masuk ke lamina propia sampai ke epitel permukaan. Dalam kondisi
normal lamina propia terdiri dari sedikit atau tanpa folikel lymphoid. Lapisan lain
dari gaster adalah submucosa, muscularis propria, and serosa. Submukosa terdiri dari
jaringan ikat longgar yang berisi serat elastik, pleksus dari arteri, vena, limfatik dan
nervus Meissner. Muscularis propria terdiri dari tiga lapisan : longitudinal, sirkular,
berlokasi di kuadran kiri atas abdomen tepat di bawah diafragma. Secara tipikal
berbentuk seperti huruf J ketika kosong, pada area superior gaster berhubungan
4
gaster, makanan secara mekanik diaduk dengan sekresi gaster membentuk material
seperti pasta yang disebut sebagai chyme. Setelah terbentuk, chime akan dipindahkan
II.3 Epidemiologi
Kanker pada gaster meliputi 10% dari seluruh kanker di seluruh dunia.
yaitu > 60 per 100.000 laki-laki meliputi Asia Timur yaitu Republik Korea dan
Jepang, Eropa Timur dan Amerika Latin. Daerah dengan insidensi terendah yaitu <15
per 100.000 populasi diapatkan pada Amerika Utara, Eropa Utara, hampir seluruh
insidensi tinggi, sedangkan tipe difuse relatif lebih sering ditemukan pada daerah
dengan insidensi rendah. Insidensi dari karsinoma gaster menurun dalam 15 tahun
adenokarsinoma tipe tubular menurun terutama pada pasien dengan usia yang lebih
muda, sedangkan insiden adenokarsinoma tipe difuse cenderung meningkat. Hal ini
terutama di Jepang. 6
wanita lebih sering terkena dibandingkan laki-laki. Kurang dari 10% kanker gaster
5
muncul pada pasien dengan usia kurang dari 45 tahun (early onset gastric cancer).
Pada kelompok ini perbandingan laki-laki dan perempuan sama atau memperlihatkan
II.4 Etiologi
infeksi Helicobacter pylori, diet tinggi garam dan makanan yang diasap, merokok,
II.5 Patogenesis
peranan penting. Proses karsinogenesis meliputi progresi dari gastritis kronis menjadi
gastric carcinogenesis.5,6
Beberapa kondisi pra kanker yang diduga menjadi faktor predisposisi untuk
disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori atau autoimmune, ulkus gaster, polip
gaster, operasi gaster sebelumnya, dan Menetrier’s disease. Terdapat pula dugaan
6
hubungan agen lingkungan seperti bahan makanan dan pembentukan senyawa N-
metaplasia intestinal dengan kanker gaster terutama di daerah dengan insidensi tinggi.
Kondisi yang menjadi predisposisi kanker gaster seperti anemia pernisiosa dan
metaplasia intestinal. Dari ketiga tipe metaplasia intestinal, yang paling dihubungkan
dengan kanker gaster adalah metaplasia intestinal tipe III, yang merupakan tipe yang
paling jarang ditemukan dan ditandai dengan adanya sel kolumnar mucus yang berisi
gaster yang berhubungan dengan gastritis kronis adalah Sydney classification system,
Gastric Risk Index, OLGA (Operative Link for Gastritis Assessment) system, dan
Baylor system.5,6,8
kanker gaster, karena hampir semua kanker gaster non-cardiac berkembang dari
Walaupun demikian, hanya 20% dari seluruh kanker gaster yang positif untuk marker
7
Cytokines mengatur keparahan dari gastritis yang disebabkan oleh Helicobacter
pylori. Polimorfisme dari gen interleukin 1β (IL - 1β) menginisiasi dan amplifikasi
respon inflamasi dan reseptor IL-1 antagonis gen (IL-1RN) memodulasi inflamasi
keparahan dan inflamasi menetap dan dengan demikian meningkatkan resiko untuk
Diet
untuk karsinoma tipe intestinal. Asupan yang kurang dari buah-buahan segar dan
resiko terjadinya kanker, terutama pada individu yang terinfeksi Helicobacter pylori.
sendiri maupun kombinasi tidak terlalu berpengaruh dalam efek protektif terhadap
resiko kanker gaster. Walaupun demikian, pada penelitian yang lain memperlihatkan
bahwa konsentrasi carotenoids, retinol dan α-tocopherol yang tinggi di dalam plasma
Asupan yang tinggi dari makanan yang diasinkan dan atau makanan yang
diasap, semua daging, terutama daging merah dan daging yang diawetkan, merupakan
8
Helicobacter pylori. Diet Mediterian disinyalir dapat menurunkan resiko dari kanker
gaster.5
II.6 Lokasi
insidensi dari kanker gaster. Pada region dengan insidensi tinggi kanker gaster yaitu
Asia, Amerika Tengah dan Selatan, dan Eropa Timur, sekitar 80% dari kasus terjadi
di distal pada body/corpus, antrum dan atau pylorus, dengan lokasi predominan yaitu
pada antral-pylorus. Pada daerah dengan insidensi rendah yaitu Eropa Utara termasuk
di United Kingdom dan USA, 50 – 60% dari kanker gaster berlokasi di cardia dan
atau fundus. Di Jepang, insidensi karsinoma pada daerah proksimal gaster telah
meningkat dengan 18 – 22% dari semua kanker gaster muncul di daerah proksimal
gaster. Peningkatan insidensi kanker pada korpus gaster meningkat di USA dan
Netherlands.
anterior, dinding posterior, kurvatura minor dan kurvatura mayor. Sedangkan untuk
adenokarsinoma tipe difus, lokasi yang tersering biasanya muncul pada area
prepiloric. 8
(AJCC) membuat perubahan untuk staging kanker gaster. Yang pertama, hanya tumor
9
diklasifikasikan sebagai kanker gaster. Tumor yang berkembang di gastroesophageal
dengan Siewert tipe I-III tumor gastroesophageal junction. Siewert tipe III akan
esophagus.2,6,8
stadium yang lebih tinggi, gejala umum seperti dysphagia, asthenia, indigesti,
muntah, kehilangan berat badan, turunnya nafsu makan dan anemia sebagai akibat
dari perdarahan gaster dapat muncul. Ascites dan obstruksi usus dapat muncul
sekunder terhadap metastasis peritoneal dan merupakan indikasi klinis akan stadium
II.8 Patologi
II.8.1Makroskopis6
umum digunakan. Pada klasifikasi Bormann, kanker gaster terbagi menjadi empat
tipe : polypoid carcinoma (tipe I), fungating carcinoma (tipe II), ulcerating
carcinoma (tipe III), dan diffusely infiltrating carcinoma (tipe IV) atau linitis plastica
10
ketika melingkupi sebagian besar gaster. Tipe II merepresentasikan sebanyak 36%
dari semua karsinoma gaster, dan biasanya didapatkan pada antrum atau kurvatura
minor. Tipe I dan III masing-masing merepresentasikan sebanyak 25% dari kanker
gaster stadium lanjut, dan lebih umum didapatkan pada corpus, biasanya pada
kurvatura mayor.
II.8.2Mikroskopis
Adenocarcinoma
Tubular adenocarcinoma 8211/3
Parietal cell carcinoma 8214/3
Adenocarcinoma with mixed subtypes 8255/3
Papillary adenocarcinoma NOS 8260/3
Micropapillary carcinoma 8265/3
Mucoepidermoid carcinoma 8430/3
Mucinous adenocarcinoma 8480/3
Signet ring carcinoma 8490/3
Poorly cohesive carcinoma 8490/3
Medullary carcinoma with lymphoid stroma 8512/3
Hepatoid adenocarcinoma 8576/3
Paneth cell carcinoma
Sumber : WHO Classification of Tumours of The Digestive System 20191
Tubular Adenocarcinoma
Merupakan tipe tersering dengan frekuensi bervariasi dari 45% di Eropa sampai
64% di Jepang. Frekuensi lebih besar ditemukan sebanyak 72% pada pasien dengan
umur lebih tua di Jepang. Tipe ini terdiri dari sel tumor yang membentuk struktur
Didapatkan struktur acinar. Sel neoplasma individual dapat kolumnar, kuboidal, atau
mendatar dengan musin intraluminal yang menonjol atau sel debris. Dapat pula
11
ditemukan varian clear cell dengan predileksi pada cardia atau region
esophagogastrik. Tumor dengan struktur solid dan struktur tubuler yang sulit dikenali
Frekuensi dari tipe ini sebesar 6 – 22%. Tipe ini memperlihatkan dua atau lebih
dari komponen histologi berupa glandular (tubular / papillary) dan sel signet ring /
ditemukan. Pasien dengan karsinoma tipe ini mempunyai prognosis yang lebih buruk
Merupakan subtipe yang jarang dengan insidensi sekitar 2,7 – 9,9% dari seluruh
karsinoma gaster. Tipe ini biasanya memperlihatkan pola pertumbuhan yang eksofitik
membentuk seperti jari dilapisi epitel kolumnar atau kuboidal yang disokong oleh inti
jaringan ikat fibrovaskular. Beberapa tumor juga dapat membentuk struktur tubular
(tubulopapillary). Selain differensiasinya yang baik dengan tepi yang menonjol keluar
dengan frekuensi yang tinggi untuk metastasi ke hati dan kesintasan yang buruk.1,9,10
Micropapillary Adenocarcinoma
Subtipe ini ditandai dengan adanya klaster kecil dari sel tumor tanpa inti
fibrovascular menonjol keluar pada ruang yang bersih. Komponen ini didapatkan
pada 10 – 90% dari keseluruhan massa tumor, dan dapat bersama struktur tubular
12
atau papillary. Tipe mikropapillary adenocarcinoma mempunyai prognosis yang
kurang baik, dan pasien sering mengalami metastasis pada kelenjar getah bening. 1,10
Mucinous Adenocarcinoma
Tipe ini meliputi 2,1 – 8,1 % dari semua tipe karsinoma gaster. Tumor ini
terdiri dari sel tumor ganas berupa epitel dan kolam musin ekstraselular, dimana
kolam musin tersebut meliputi lebih dari 50% area tumor. Terdapat dua pola
pertumbuhan utama yang dapat terlihat : 1) struktur glandular atau tubular yang
dilapisi epitel dengan musin intertisial, dan 2) struktur seperti rantai, sarang, atau sel
tumor individual (sel signet ring dapat terlihat) yang dikelilingi oleh musin. 1,9,10
Subtipe Lainnya
PCC meliputi 20 – 54% dari semua kanker gaster, dengan frekuensi tertinggi
dilaporkan di Jepang. PCC terdiri dari sel-sel neoplasma yang terisolasi atau
membentuk agregrate kecil tanpa membentuk struktur kelenjar dengan baik. PCC
dapat berupa tipe signet-ring cell atau tipe non Signet Ring Cell (PCC-NOS). Tipe
signet ring cell secara predominan terdiri dari sel signet-ring, yang berkarakteristik
mempunyai musin sitoplasmik berupa globoid droplet yang terlihat jernih dan terletak
di tengah, dengan inti yang eksentrik. Sel signet ring dapat membentuk lace-like
mukosa). 1,10
lymphoid stroma
13
Tipe ini mempunyai insidensi sekitar 1 – 7% dari semua tipe kanker gaster.
membentuk lembaran irregular, trabekula, ill-define tubules atau sinsitia dari sel-sel
Pada tahap awal, tipe ini memperlihatkan pola seperti renda dengan struktur glandular
gaster dan pada gstric stump. Angka infeksi EBV pada tipe ini dilaporkan sebesar
22,5 – 100%, dan frekuensi terbesarnya (>80%) dapat dideteksi melalui EBER in situ
hybridization. 1,9,10
Hepatoid Adenocarcinoma
II.8.3Histokimia
intestinal mempunyai substansi asam, yang dengan mudah dapat dideteksi dengan
Mayer mucicarmine, alcian blue, atau pewarnaan colloidal iron dan mempunyai
gambaran yang sama dengan musin tipe intestinal. Sedangkan musin yang
14
disekresikan oleh tipe difus dan muncul pada sitoplasma dari sel signet ring
II.8.4Imunohistokimia
untuk tipe intestinal, MUC5AC untuk tipe difus, MUC2 untuk tipe mucinous dan
MUC5β untuk tipe lain. Terdapat hubungan yang menarik antara eksperi dari tipe
musin dan lokasi tumor. MUC5AC lebih cenderung didapatkan pada tumor yang
CDX2 terekspresikan pada 90% dari kasus adenokarsinoma gaster dan HepPar-
1 pada sekitar 80% kasus. Pola ekspresi CK7/CK20 pada kanker gaster dapat
dipertimbangkan, dimana hampir 70% dari semua kasus adalah CK7 + dan sebanyak
20% memberikan ekspresi CK20 +. Selain itu pada kanker stadium lanjut, α1-
merupakan suatu hal yang penting untuk dapat mengenali kasus-kasus dimana tidak
terlihat / kurangnya komponen mukosa yang menonjol, seperti pada linitis plastica,
sehingga biopsi masih tetap perlu dilakukan. Computed tomography (CT) dengan
15
kontras pada rongga dada, abdomen, dan pelvis dapat dilakukan untuk
II.10 Diagnosis
dari kelainan mukosa yang terlihat, seperti depresi yang dalam, nodul irregular, dan
atau amorphous surface. Reseksi mukosa endoskopi dan diseksi submukosa per
endoskopi digunakan untuk staging dan tatalaksana lesi superfisial seperti displasia
II.11 Staging
Terdapat staging system yang secara luas digunakan dalam praktik klinis dan
edisi ke-8.
16
AJCC/TNM Staging Sytem secara langsung mempengaruhi kemungkinan
submucosae
T1a Tumor invades lamina propia or muscularis mucosae
T1b Tumor invades submucosa
T2 Tumor invades muscularis propia*
T3 Tumor penetrates subserosal connective tissue without
17
invasion of visceral peritoneum or adjancent
structures**,***
T4 Tumor invades serosa (visceral peritoneum) or adjancent
structures**,***
T4a Tumor invades serosa (visceral peritoneum)
T4b Tumor invades adjancent structures/organs
Catatan :
tanpa perforasi dari peritoneum visceral yang menutupi struktur ini. Pada kasus
seperti ini, tumor diklasifikasikan sebagai T3. Jika ada perforasi ke peritoneum
visceral yang menutupi ligament gaster atau omentum, maka tumor harus
retroperitoneum
18
N2 Metastasis in 3-6 regional lymph nodes
N3 Metastasis in ≥ 7 regional lymph nodes
N3a Metastasis in 7 - 15 regional lymph nodes
N3b Metastasis in ≥ 16 regional lymph nodes
Regional lymph nodes : retropancreatic, para-aortic, portal, retroperitoneal, dan
mesenteric
Penyebutan pN0 harus digunakan jika seluruh lymph nodes yang diperiksa
negatif, diluar dari total lymph nodes yang diambil dan diperiksa
Tumor yang tebatas pada mukosa dan submukosa merujuk sebagai sebuah
early gastric cancer (EGC) tanpa melihat status kelenjar getah beningnya.2
19
3) gastric xanthoma, memiliki foamy sitoplasma yang menyerupai tipe difus
dari kanker gaster, positif pada pemeriksaan CD68, dan negatif untuk
cytokeratin.
II.13 Therapi
Paradigma tatalaksana operatif untuk kanker gaster belum berubah sejak dekade
untuk melokalisir penyakit. Perubahan penting muncul pda tahun 1990 dimana
terdapat laporan dari Jepang tentang efektivitas reseksi mukosa per endoskopi
pada kelenjar getah bening. Jika tumor telah menginfiltrasi ke submukosa dan
Research Society for The Study of Gastric Cancer telah menentukan standar untuk
diseksi kelenjar getah bening luas dan melabelinya sebagai D-resection (D1-4). 2
20
Untuk distant control dapat dilakukan terapi kemoradiasi adjuvant. Secara
umum, pilihan terapi pada pasien kanker gaster yang dapat direseksi meliputi :
atau
3) Kemoterapi adjuvant seperti oral S-1 (tegafur, sebuah obat pro 5-FU
Terapi paliatif dilakukan pada pasien dengan stadium IV atau yang sudah tidak
pada pasien yang memenuhi kriteria IHOP : Intractable pain, acute Hemorrhage,
Obstruction yang tidak dapat diatasi dengan intervensi non operatif, dan Perforation.
II.14 Prognosis
tahun pada 10.000 pasien yang diikuti adalah 46% untuk karsinoma stadium lanjut
dan 89% untuk EGC. Stadium anatomik merupakan indikator faktor prognosis
setidaknya 15 kelenjar getah bening merupakan hal yang penting. Status keterlibatan
prognosis. Parameter indikator prognosis yang lain adalah etnik Jepang, dan jenis
kelamin perempuan mempunyai prognosis yang lebih baik. Usia yang lebih muda
21
kemungkinan dikarenakan insidensi yang tinggi dari tipe difus pada pasien dengan
kelompok ini. Ukuran tumor yang lebih kecil memberikan prognosis yang lebih
baik.6,8
III. PEMBAHASAN
variants)
Mixed adenocarcinoma
Klasifikasi Lainnya
22
Terdapat beberapa klasifikasi lainnya untuk adenocarcinoma, yaitu
diantaranya menurut Lauren, Ming, dan menurut Tumor Cancer Genome Atlas.
precursor. Karsinoma gaster menurut Lauren dibagi menajdi dua tipe utama yaitu tipe
intestinal atau tipe difus. Tumor yang terdiri dari komposisi berimbang dari tipe
intestinal dan tipe difus disebut mixed carcinoma. Sedangkan carcinoma yang terlalu
ke dalam kategori indeterminate. Dari 1344 tumor yang dideskripsi oleh Lauren,
sebanyak 53% merupakan tipe intestinal dan 34% adalah tipe difus, dan sisanya
yang berbeda. Epitel kelenjar yang menyusunnya terdiri dari sel-sel pleomorfik
dengan inti yang hiperkromatis disertai mitosis. Sekresi musin bervariasi dan
didapatkan baik pada sitoplasma sel atau ekstraseluller pada lumen dari kelenjar
intestinal.
Tumor ini diklasifikasikan sebagai poorly cohesive cell yang secara difus
menginfiltrasi dinding gaster dengan sedikit atau tanpa formasi kelenjar. Sekresi
musin biasanya umum didapatkan dan dapat menyebar ke seluruh massa tumor.
23
Jaringan ikat desmoplastik biasanya lebih menonjol dibandingkan dengan tipe
Klasifikasi Ming6
Klasifikasi Ming berdasarkan pola pertumbuhan tumor dan invasi pada tepi
tumor, terbagi menjadi tipe expanding (sebanyak 67% dari semua karsinoma gaster)
terdiri dari berbagai varian nodul tumor dengan tepi yang mendesak / menonjol.
Sedangkan tipe infiltrative (sekitar 33% dari semua karsinoma gaster) ditujukan
untuk semua tumor dengan sel tumor yang menginfiltrasi secara luas disertai respon
Profil molekuler terbaru pada karsinoma gaster tidak hanya penting untuk
biomarker yang relevan secara klinis dan terapi target potensial di masa yang akan
datang. Terdapat empat subtipe dari karsinoma gaster berdasarkan TCGA yaitu :
stable.1
Tumor yang tebatas pada mukosa dan submukosa merujuk sebagai sebuah
early gastric cancer (EGC) tanpa melihat status kelenjar getah beningnya. 2,6,11
24
endoskopi di seluruh dunia, maka insidensi dari lesi ini terus meningkat. Di daerah
Barat, EGC merepresentasikan 15 – 21% dari semua kanker gaster yang baru
terdiagnosis, dimana angkanya di Jepang lebih besar yaitu sebesar lebih dari 50%.
Prevalensi yang lebih besar dari insidensi kanker gaster muncul pada evaluasi dengan
terutama laki-laki dengan usia lebih dari 50 tahun, dimana umur ini lebih muda
dimana nyeri epigastrik dan dyspepsia merupakan gejala yang paling sering
dilaporkan. Gejala ini biasanya muncul dalam beberapa bulan sebelum diagnosis
ditegakkan. Kebanyakan EGC berukuran kecil, diantar 2 sampai 5 cm, dan bisanya
berlokasi di kurvatura minor di sekitar region angularis. Pada 3 - 13% pasien, dapat
muncul lokasi primer multiple, dan berhubungan dengan prognosis yang lebih
buruk.2,6
Tipe I Protuding
Tipe II Superficial
IIa Elevated
IIb Flat
IIc Depressed
Tipe III Excavating
EGC tipe II merupakan tipe yang tersering meliputi 80% dari semua kasus
EGC dengan tipe IIc adalah yang tersering. Tipe IIb meliputi 58% dari insidensi EGC
25
pada lesi kurang dari 5 mm. EGC tipe IIa yang didefinisikan sebagai lesi dengan
ketebalan dua kali dari mukosa normal, dan tipe IIc yang menyerupai ulkus,
merupakan lesi yang sulit dideteksi secara endoskopi, dan oleh karena itu
diagnosis tambahan adalah adanya perdarahan dan permukaan yang irregulaer pada
mukosa di sekelilingnya.2,11
tubular dan papillary merepresentasikan sebanyak 52% dan 37% dari semua kasus,
dan mungkin sulit dibedakan dari displasia karena kurangnya invasi jaringan yang
sebanyak 26% dan 14% dari semua kasus, dan biasanya tampak sebagai lesi
depressed atau ulserasi (Tipe IIc dan III). Tipe difus dari EGC cenderung
lanjut dalam waktu 6 – 88 bulan. Dengan reseksi, prognosis dari EGC akan lebih
baik, dimana kesintasan 5 tahunnya lebih besar dari 90%. Endoscopic mucosal
resection (EMR) menjadi pilihan tatalaksana untuk EGC. Kriteria utama untuk
dilakukannya EMR pada EGC adalah : 1) lesi elevasi kurang dari 2 cm pada diameter
terbesarnya tanpa ulserasi, 2) depressed lesi kurang dari 1 cm dan tanpa ulserasi, 3)
tanpa adanya metastasis kelenjar getah bening. Pada sebuah penelitian yang
melibatkan 132 pasien dengan EGC yang telah dilakukan EMR dan eradikasi
Helicobacter pylori, tidak ditemukan munculnya kasus kanker gaster yang baru.2
26
IV. SIMPULAN
dari karsinoma gaster menurun dalam 15 tahun terakhir, tetapi ada pergeseran tipe
pasien dengan usia yang lebih muda, sedangkan insiden adenokarsinoma tipe difuse
Profil molekuler terbaru pada karsinoma gaster menurut TGCA tidak hanya
terlibat dalam karsinogenesis pada gaster, tetapi mungkin juga dapat membantu
mengidentifikasikan biomarker yang relevan secara klinis dan terapi target potensial
27
DAFTAR PUSTAKA
2019.p.85 – 95.
2. Chu QD, Gibbs JF, Zibari GB. Gastric Cancer. In : Surgical Oncology A
Willey-Blackwell.2013.p.180 – 222.
Tract, Liver, Billiary Tract and Pancreas. 3rd editon. Philadelphia : Elsevier;
8. Rosai J. Stomach. In: Rosai J, editor. Rosai and Ackerman's Surgical Pathology.
11th ed. St. Louis Missouri: Mosby Elsevier; 2011. p.528 - 59.
28
9. Young B, Stewart W, O’ Dowd G. Chapter 13. Gatrointestinal System, Disease
12. Montgomery EA, Green WM, Epstein JI. Differential Diagnoses in Surgical
20.
29