Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Pendekatan Dalam Manajemen Kelas

(Pendekatan Proses Kelompok & Pendekatan Sosio-Emosional)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Kelas Yang Diampu Oleh
Bapak Dr. Mohammad Thoha M.Pd.I

Disusun Oleh:

Adelia Trisana Dewi

(19381042063)

PROGRAM STUDI MANEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikumWarahmatullahiWabarakaatuh

Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala yang dengan segala kasih
sayang dan menyeru hambanya mengikuti petunjuk yang benar, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Kepemimpinan
Pendidikan yang diampu oleh Bapak Dr. Mohammad Thoha M.Pd.I dengan judul
“Pendekatan Dalam Manajemen Kelas”

Shalawat serta salam atas Nabi Muhammad sallallahu’alaihi wassalam,


Rasul Allah yang telah mencucurkan keringat jihad sebanyak – banyaknya dalam
mendakwahkan kebenaran dan mengamalkan kebajikan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari teman – teman, dan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Telepas dari itu semua, kami menyarankan sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki maklah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini memberikan manfaat maupun aspirasi terhadap pembaca.

Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Pamekasan, 16 Maret 2021

Penyusun

Adelia Trisana Dewi

ii
DAFTAR ISI

Cover ...................................................................................................................i

Kata pengantar ....................................................................................................ii

Daftar isi .............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................2
C. Tujuan ...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendekatan Proses Kelompok......... ......................................................3


B. Pendekatan Sosio Emosional...................................... ..........................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................9
B. Saran ......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelas merupakan tempat untuk belajar yang di dalamnya terdapat
siswa dengan berbagai latar belakang, karakter, kepribadian, tingkah laku,
dan emosi yang berbeda beda. Karena itu perlu adanya pengelolaan dalam
kelas untuk mempermudah tugas manajemen itu sendiri.
Guru adalah tenaga profesional. Guru berperan sebagai pengelola
aktivitas yang bekerja berdasar pada kerangka acuan pendekatan
manajemen kelas. Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat
penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
menarik. Itu karena secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus
masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas. Tugas sekaligus
masalah pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu
murid dalam mencapai tujuan pembelajaran.1
Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pembelajaran
yang utama dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan
guru adalah menciptakan serangkaian tingkah laku yang berkaitan yang
dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan
perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuan
pembelajaran. Untuk mewujudkan hal itu di butuhkan manajemen
pengelolaan kelas yang baik oleh guru.2 Pengelolaan kelas merupakan
salah satu keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang guru demi
mewujudkan suasana kelas yang nyaman, kondusif yang diharapkan dapat
memperoleh proses belajar mengajar yang efektif. Pengelolaan kelas
diartikan sebagai suatu upaya pendayagunaan potensi kelas, yang berupa
pemberian kesempatan yang seluas luasnya pada setiap peserta didik untuk
kreatif dan kesempatan pada setiap personal pendidik untuk menciptakan

1
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), 423
2
Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas, (Bandung: UPI Press, 2006), 1

1
kedisiplinan serta kondisi kelas yang terarah dengan menggunakan kelas
sebagai sarana utama.3
Dalam mengajar seorang guru biasanya menjumpai siswa yang
tidak bersemangat dalam belajar, dikarenakan beberapa hal yang menjadi
kendala dalam proses belajar, begitupun dalam pelajaran-pelajaran tertentu
yang dianggap remeh. Salah satunya adalah mata pelajaran Fikih dan ini
merupakan suatau masalah yang perlu diperhatikan.4
.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan proses kelompok?
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan sosio emosional?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pendekatan proses kelompok.
2. Untuk mengetahui pendekatan sosio emosional.

BAB II

PEMBAHASAN
3
Abuddin Nata, Prespektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), 339.
4
Abdul Aziz Wahab, Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, (Bandung:
Alfabeta, 2007),13.

2
A. Pendekatan Proses Kelompok

Pendekatan proses kelompok adalah usaha mengelompokkan anak


didik ke dalam beberapa kelompok dengan berbagai pertimbangan
individual sehingga tercipta kondisi kelas yang bergairah dalam belajar.5

Yang menjadi dasar dari pendekatan proses kelompok ini adalah


psikologi sosial dan dinamika kelompok yang mengemukakan dua asumsi
sebagai berikut:

a. Pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks sosial.


b. Tugas guru yang terutama dalam manajemen kelas adalah
pembinaan dan memelihara kelompok yang produktif dan efektif.

Asumsi pertama berarti guru harus mengutamakan kegiatan yang


dapat mengikut sertakan seluruh personal dikelas. Dengan kata lain,
kegiatan kelas harus diarahkan pada kepentingan bersama. Sedangkan
pada asumsi kedua berarti guru harus mampu membentuk dan
mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan guru
sebagai kelompok antara lain dapat diwujudkan berupa regu mengajar
(team teaching) yang bertugas membantu kelompok belajar.

Pendekatan proses kelompok (group process approach) disebut


juga pendekatan sosio-psikologis yang merupakan pendekatan yang
mengutamakan pengaturan dan pengoptimalan interaksi antar peserta didik
dalam suatu kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
Pendekatan ini dipilih berdasarkan prinsip psikologi sosial dan dinamika
kelompok. Pendekatan proses kelompok memiliki beberapa latar belakang
antara lain sebagai berikut.

a. Kenyataan bahwa kegiatan pembelajaran berlangsung dalam


kelompok yang berbasis kelas.

5  
Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2002), 7.

3
b. Salah satu tugas guru adalah menciptakan dan
mempertahankan situasi kelompok kelas agar tetap efektif,
efisien, dan produktif.
c. Kelompok kelas merupakan sistem sosial yang memiliki
prinsip-prinsip pengelolaan yang berlandaskan pendekatan
kelompok.

Pendekatan kelompok agar memiliki suatu ikatan yang kuat


memerlukan beberapa unsur yaitu tujuan kelompok, aturan, dan
pemimpin. Adapun penjelasan dari ketiga unsur tersebut adalah sebagai
berikut:6
1.  Tujuan kelompok
Pada tujuan kelompok ini tugas guru adalah mengarahkan
para siswa ke tujuan kelas, khususnya tujuan pelajaran. Oleh
karena itu, guru perlu merumuskan tujuan yang jelas dan
mengkomunikasikan dengan para siswa.
2. Aturan
Aturan yang mampu mengikat siswa menjadi kelompok
adalah aturan yang dibuat oleh guru dan siswa, atau minimal
disetujui oleh siswa.
3.  Pemimpin
Sebagai pemimpin, hal utama yang harus dilakukan adalah
menjelaskan tujuan kelompok. Selain itu dalam rangka
menciptakan dan memelihara suasana kerja kelompok yang
sehat, diantaranya adalah mendorong dan memeratakan
partisipasi, mengusahakan kompromi, mengurangi ketegangan,
dan memperjelas partisipasi serta menerapkan sanksi.7
Kelebihan dan kekurangan dari pendekatan proses
kelompok yaitu :
1. Kelebihan:
6
Hasibuan, J.J. dan Mudjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung:  Rosdakarya, 1995), 177.
7
Ibid, 177.

4
a. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi
dalam sikap dan perbuatan.
b. Menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong
anggota kelompok untuk tampil sebagai
kelompok yang terbaik.
c. Kemungkinan terjadi adanya transfer
pengetahuan antar sesama kelompok.
d. Timbul rasa kesetiakawanan sosial antar
kelompok.
e. Dapat meringankan tugas guru atau pimpinan
sekolah
2. Kekurangan:
a. Melalui metode kerja kelompok memerlukan
persiapan dan perencanaan yang matang.
b.  Persaingan yang tidak sehat akan terjadi
manakala guru tidak dapat memberikan
pengertian kepada siswa.     
c. Bagi siswa yang tidak memiliki disiplin diri dan
pemalas terbuka kemungkinan untuk pasif
dalam kelompoknya.
d. Sifat dan kemampuan individual kadang-kadang
terasa diabaikan.
e. Jika tugas yang diberikan kepada kelompok
masing-masing kemudian tidak diberi batas-
batas waktu tertentu, maka cendrung tugas
tersebut diabaikan atau terabaikan.
f. Tugas juga dapat terbengkalai manakala tidak
mempertimbangkan segi psikologis dan didaktis
anak didik.8

8
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakaarya. 2001), 109

5
 Misalnya : Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja
samadengan kelompok sehingga akan menyadari bahwa dirinya ada
kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau
membantu mereka yang kekurangan. Sebaliknya mereka yang mempunyai
kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai
kelebihan tanpa rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi di kelas
dalam  rangka untuk mencapai prestasi belajar yang optimal serta anak
didik menjadi aktif, kreatif dan mandiri.
 Penerapan Pendekatan kelompok Dalam Pembelajaran Daring
Model pembelajaran kelompok adalah strategi pembelajaran Yang
melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk Saling
berinteraksi. Dengan sistem pembelajaran ini Memungkinkan
gurumengelola kelas dengan lebih efektif dan Siswa saling berinteraksi
sesama siswa lainnya. Dalam Pembelajaran iniakan tercipta sebuah
interaksi yang lebih luas yaitu Interaksi dan komunikasi yang dilakukan
antara guru dengan siswa, Siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru.9
Penerapan pembelajaran dalam jaringan (daring) Pada anak usia
dini selama pandemi virus Covid-19 dalam pendekatan kelompok
dilakukan melalui tahapan perumusan tujuan Pembelajaran yaitu
memberikan hak belajar kepada peserta didik selama Pandemi Covid-19
untuk belajar dari rumah, memantau perfoma peserta Didik secara
kontinue, memberikan kegiatan pemebelajaran yang lebih Fleksible
kepada peserta didik, dan memfasilitasi orang tua untuk sharing Ilmu
teradap perkembangan anak. Perencanaan pembelajaran daring yang Berisi
dengan persiapan pembelajaran yang meliputi persiapan, Pemberitahuan,
mengunduh Aplikasi WA dan kesepakatan guru dan Orang tua. Materi
pembelajaran daring yang berisi tentang Pengembangan Karakter,
Pengembangan FM, NAM, Bahasa, Sosem, Kognitif, dan Seni.
Pelaksanaan pembelajaran daring yang meliputi Kegiatan
pembukaan, kegiatan inti, teknik tampilan dan sharing ilmu. Dan yang

9
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2017), 203

6
terakhir tahapan evaluasi pembelajaran daring yang berisi Penilaian
terhadap hasil kegiatan anak yang dikirim melalui video, foto, Dan
voicenote dan digunakan sebagai dasar penilaian harian, mingguan,
Bulanan, dan akhir semester.Kendala-kendala yang dihadapi dalam
penerapan pembelajaran dalam pendekatan kelompok adalah keterbatasan
orang tua dalam Kepemilikan hp android, pengetahuan orang tua dengan
teknologi Informasi , jaringan sinyal yang susah, dan keaktifan orang tua
dalam Peran sertanya mendampingi anak dalam belajar. Pembelajaran
daring Sebagai upaya dalam pemenuhan hak belajar anak dan orang tua.10
B. Pendekatan Sosio-Emosional
Kata pendekatan sering di sinonimkan dengan kata approach yang
berasal dari bahasa Inggris. Pendekatan sendiri secara bahasa berasal dari
kata dekat yang berarti pendek, tidak jauh, hamper, akrab, dan menjelang.
Sementara pendekatan secara bahasa dapat diartikan sebagai proses atau
cara perbuatan mendekati.11 Memang secara bahasa, pendekatan
merupakan proses atau cara perbuatan mendekati. Tetapi secara istilah,
pendekatan bersifat aksiomatis dan menyatakan suatu pendirian, filsafat,
keyakinan atau paradigm terhadap subject matter.12 Jadi, pada dasarnya
dapat dikatakan bahwa pendekatan merupakan cara pandang seseorang
terhadap suatu subjek.
Sosio merupakan proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu
kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerjasama. 13 Sedangkan emosi
merupakan hasil informasi antara faktor subjektif (proses kognitif), faktor
lingkungan (hasil belajar) dan faktor biologi (proses hormonal).

10
Atmoko Nugroho.2017 “Pengembangan Model Pembelajaran JarakBerbas Berbasis WEB”.
Skripsi. Fakultas Teknologi dan Komunikasi,Universitas Semarang.
11
Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 246.

Novan Ardy Wiyani, Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep Pendidikan
12

MonokhotomikHolistik, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012),185.

Yusuf, Syamsu L.N. dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : PT.
13

RajaGrafindo Persada, 2011) ,.122.

7
Pendekatan Sosio-Emosional ini manajemen kelas merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan iklim sosio-emosional
yang positif di dalam kelas. Sosio-emosional yang positif berarti ada
hubungan positif antara pendidik dan peserta didik dan peserta didik
dengan peserta didik lainnya. Dalam pendekatan ini guru menjadi kunci
dalam pembentukan hubungan pribadi dan peranannya adalah
menciptakan hubungan pribadi yang sehat.14
Ciri - ciri Pendekatan Sosio Emosional Hubungan guru - siswa
dikatakan adanya iklim Sosio Emosional yang baik, apabila hubungan itu
memiliki sifat-sifat seperti yang dikatakan Thomas Gordon.15
a. Keterbukaan, sehingga baik guru maupun siswa saling bersikap
jujur dan terbuka diri satu sama lain.
b. Tanggap, bilamana seseorang tahu bahwa dia dinilai orang lain.
c. Saling ketergantungan, antara satu dengan yang lain.
d. Kebebasan, yang mernperbolehkan setiap orang tumbuh dan
mengembangkan keunikannya, kreatifitasnya dan kepribadiannya.
e. Saling memenuhi kebutuhan, sehingga tidak ada kebutuhan satu
orang pun yang terpenuhi.
Adapun kelebihan dari pendekatan Sosio-emosional, yaitu :
1. Kelebihan:
a. Siswa merasa nyaman di kelas karena terjalin hubungan
yang baik dengan guru.
b. Penyelesaian suatu masalah dipecahkan bersama
melalui pertemuan kelas.
c. Pelajaran diyakini akan lebih mudah diterima karena
siswa merasa nyaman, tentram, dan aman dengan
situasi yang ada.
d. Terbinanya sikap demokratis.

14
Novan Ardy Wiyani, Manajemen kelas, (Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2013), 119-120
15
Thomas Gordon, Guru Yang Efektif, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990), 29

8
e. Selalu ada penghargaan, jadi setiap kegagalan tidak
akan membunuh motivasi siswa.
f. Siswa belajar untuk saling menghargai teman ataupun
guru.16
2. Kelemahan:
a. Apabila hubungan siswa terlalu dekat dengan guru atau
guru terlalu baik akan menimbulkan sikap siswa yang
terlalu bebas.
b. Sulit untuk memahami karakter emosi setiap siswa di
kelas, maka diperlukan keterampilan guru yang lebih
baik untuk membuat iklim sosio emosional yang
kondusif.17
 Misalnya : Pendekatan iklim sosio-emsional berakar dari pandangan yang
mengutamakan hubungan guru-siswa yang penuh empati dan saling
menerima.Apabila siswa bertingkahlaku menyimpang maka guru
bertindak memisahkan kesalahan dengan orang yang berbuat salah, artinya
guru tetap menerima siswa yang bersangkutan sambil sekaligus menolak
perbuatan yang menyimpang itu.
 Penerapan Pendekatan Sosio-emosional Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan kecerdasan emosional.
Kemampuan siswa untuk berinteraksi dengan guru, antar siswa,
kemampuan untuk mengelola emosi sangat dibutuhkan untuk menghindari
masalah dalam belajar sehingga dapat tercapai prestasi yang optimal.
Kesadaran diri dalam belajar menjadikan siswa mengetahui potensi yang
dimilikinya sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
Pengaturan diri yang baik menjadikan siswa dapat mengelola emosi dan
desakan hati yang merusak agar tidak mengganggu aktivitas belajar dan
lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang ada. Motivasi dalam
kegiatan belajar adalah sebagai dorongan untuk berprestasi. Empati dan

16
Euis Karwati dan Doni Juni Priansa. Manajemen Kelas. (Bandung: Alfabeta, 2015), 93
17
Usman Uzer, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006), 109

9
keterampilan sosial dibutuhkan untuk menjaga hubungan baik dengan
orang lain agar tidak terjadi permasalahan yang mengganggu kegiatan
belajar siswa.
Belajar dengan menggunakan kecerdasan emosional tidak hanya
sebatas teori namun juga dipraktekkan yang harus dilakukan secara terus
menerus. Kecerdasan emosional harus dilakukan secara berulang-ulang
sehingga menjadi suatu kebiasaan dan kemudian berubah menjadi karakter
yang diharapkan.18
Pembelajaran jarak jauh berdampak kepada kesiapan siswa dalam
menerima pembelajaran secara virtual dan berorientasi terhadap
penugasan. Di periode transisi sekarang ini dengan mewabahnya pandemi
Covid 19, peserta didik dihadapkan dengan situasi yang terpaksa harus
mengikuti pembelajaran secara online. Konsekuensianya yaitu beberapa
siswa mungkin merasa pembelajaran semakin mudah dilaksanakan,
menarik, dan menyenangkan. Namun di sisi lain,banyak terjadi siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran bahkan
mengalami stres. Berdasarkan data melalui Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) dengan responden siswa dan guru pada 13-21 April
2020. Survei dilakukan di 20 provinsi dan 54 kabupaten/kota di Indonesia.
"Stres dengan pembelajaran jarak jauh belajar di rumah terbukti
ditunjukkan. Ternyata 79,9 persen anak mengatakan bahwa proses
pembelajaran jarak jauh tanpa interaksi," papar Komisioner KPAI Bidang
Pendidikan Retno Listyarti. Lebih lanjut Retno Listyarti menjelaskan
bahwa dala guru hanya memberikan tugas dan menagih tugas, tanpa ada
interaksi belajar, seperti tanya jawab langsung atau guru menjelaskan
materi. Hanya 20,1 persen saja yang menyatakan, ada interaksi interaksi
antara guru sama siswa. Jadi, kerjanya guru adalah memberi tugas tanpa
interaksi inilah yang memicu anak kelelahan.

Agustian, Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ
18

Emotional Spiritual Quotient), (Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2002), 345.

10
Fenomena diatas menunjukkan bahwa peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran jarah jauh diharapkan mampu untuk memiliki
kesadaran akan tugas dan tanggung jawab, motivasi yang tinggi,
pengaturan diri yang baik, serta rasa empati. Kontrol guru dalam
pembelajaran jarak jauh sangat terbatas kepada keaktifan peserta didik,
sehingga beberapasiswa saja yang mampu merasakan pengaruh positif dari
pembelajaran jarak jauh. Peserta didik yang mampu untuk mengatur waktu
belajar dan memiliki motivasi belajar yang tinggi akan mampu menerima
dan mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan baik. Melihat banyak
keterbatasan dalam pembelajaran jarak jauh misalnya, koneksi jaringan
internet yang belum baik, sarana pembelajaran jarak jauh yang belum
sepenuhnya dimiliki oleh peserta didik (smartphone, laptop), kontribusi
orang tua yang minim kontrol terhadap perilaku dan kebiasaan belajar
anak. 19
Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa kecerdasan emosional
memiliki peran yang sangat penting bagi terlaksananya pembelajaran jarak
jauh. Siswa yang memiliki kecakapan pribadi terdiri dari kesadaran diri
akan peran sebagai pelajar, sadar akan tugas dan tanggung jawab pelajar,
serta menyadari konsekuensi dari keputusan yang dilakukan. Pengaturan
diri dalam mengontrol tindakan untuk mendukung pembelajaran jarak
jauh, mampu mengendalikan emosi agar tidak mudah stres dan bisa
memanajemen waktu dengan baik.
Motivasi yang tinggi dalam belajar, mencari materi tabahan dan
memperbanyak kegiatan belajar mandiri untuk memudahkan dalam
memahamai materi pelajaran.
Peserta didik diharapkan mampu memiliki kecapakan sosial dalam
pembelajaran jarak jauh melalui rasa empati dan ketrampilan sosial dalam
mengontrol emosi. Mampu memposisikan diri untuk memahami kondisi
19
Daud, Firdaus, Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo. (Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 2019), 2

11
dan perasaan orang lain, dalam pembelajaran jarak jauh siswa akan
berinteraksi dengan peserta lain meskipun melalui whatsapp para siswa
akan berdiskusi untuk saling tukar informasi dan berupaya untuk
membantu satu sama lain. Siswa diharapkan memiliki ketrampilan sosial
menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain,
berkomunikasi yang baik dalam aktivitas pembelajaran.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa


di dalam pendekatan proses kelompok yaitu usaha mengelompokkan
peserta didik sehingga tercipta kondisi kelas yang bergairah dalam belajar,
dan pengalaman belajar peserta didik juga dapat diperoleh dari kegiatan
kelompok ini, dimana dalam kelompok tersebut terdapat norma-norma

12
yang harus ditaati oleh anggotanya, terdapat tujuan yang ingin dicapai, dan
adanya hubungan timbal balik antar anggota kelompok untuk mencapai
tujuan, serta memelihara kelompok yang produktif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan Sosio-Emosional


yaitu menekankan pentingnya hubungan interpersonal. Hubungan antara
pribadi yang baik yang berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut
meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar siswa. Di
dalam hal ini, guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, terimakasih atas segala perhatian
dan tentunya akan banyak sekali kekurangan, kesalahan dan kehilafan.
Oleh karena itu kami selaku pemakalah memohon maaf serta mengharap
maklum, dan kesudian teman mahasiswa serta para pembaca atau
pendengar untuk memberi kritik beserta saran yang membangun kita untuk
terus menjadi lebih baik. Terutama dari dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Kelas demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan


Emosi dan Spiritual (ESQ Emotional Spiritual Quotient), (Jakarta: Arga
Wijaya Persada, 2002).

Alwi, Hasan dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai


Pustaka, 2002).
Daud, Firdaus, Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan
Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri
Kota Palopo. (Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 2019).

13
Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar
Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002).
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1999).
Homas Gordon, Guru Yang Efektif, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990).
J.J, Hasibuan, dan Mudjiono, Proses Belajar
Mengajar, (Bandung:  Rosdakarya, 1995).
Karwati, Euies dan Doni Juni Priansa. Manajemen Kelas.
(Bandung: Alfabeta, 2015).
Nata, Abuddin, Prespektif Islam tentang Strategi Pembelajaran,
(Jakarta: Kencana, 2009).
Novan Ardy Wiyani, Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun
Konsep Pendidikan MonokhotomikHolistik, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media,
2012).
Novan Ardy Wiyani, Manajemen kelas, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
media, 2013).
Rukmana, Ade dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas, (Bandung:
UPI Press, 2006).
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Gravindo
Persada, 2017).
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja
Rosdakaarya. 2001).
Wahab, Abdul Aziz, Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu
Pengetahuan Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2007).
Yusuf, Syamsu L.N. dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan
Peserta Didik, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2011) .

14

Anda mungkin juga menyukai