Nim : 190106068
Kelas : VB
Metode Qira’ah atau membaca adalah cara menyajikan pelajaran dengan cara membaca
baik membaca dengan bersuara maupun membaca dalam hati. Memlalui metode ini, diharapkan
para peserta didik dapat melafalkan kata – kata dan kalimat – kalimat dengan fase dan benar
sesuai dengankaidah – kaidah yang telah ditentukkan.
Metode membaca yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu
mengutamakan membaca, yakni guru mula – mula membacakan topik – topik bacaan, kemudian
diikuti siswa anak didik. Tapi kadang – kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk
membacakan pelajaran tertentu, siswa lain memperhatikan dan mengikuti.
1
Abdul Hamid, Mengukur kemampuan berbahasa arab, malang, 2010, hal. 63.
2
Acep Hermawan,metodelogi pembelajaran bahasa arab, (bandung: PT.Remaja Rosda Karya,2014),hal.192.
Tekhnik metode membaca ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan
materi pelajaran dan siswa disuruh memperhatikan/mendengarkan bacaan – bacaan gurunya
dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah satu diantara siswa untuk membacanya, dengan
jalan berganti – ganti (bergiliran).
Setelah masing – masing siswa mendapat giliran membaca, guru mengulangi bacan itu
sekali lagi diikuti semua siswa, hal ini terutama pada tingkat – tingkat pertama. Kemudian guru
mencatatkan kata – kata sulit/baru yang belum diketahui siswa dipapan tulis untuk dicatat dibuku
catatan untuk memperkaya perbendaharaan kata – kata dan begitulah selanjutnya, hingga selesai
topik – topik yang diterapkan/ditentukan.
Jika dibandingkan dengan metode – metode lain, metode ini memiliki segi kelebihan antara
lain :
1. Siswa dapat lancar membaca dan memahamai bacaan – bacaan bahaasa asing dengan
fasih dan benar.
2. Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca
yang benar.
3. Tentu saja dengan pelajaran membaca, siswa diharapkan mampu menerjemahkan kata –
kata atau memahami kalimat – kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian
dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh.
4. Metode ini memungkinakan para pelajar dapat membaca bahasa baru dengan percepatan
wajar bersamaan dengan isi bahan bacaan tanpa harus dibebani dengn analisis gramatikal
mendalam dan tanpa penerjemahan.
5. Pelajar menguasai banyak kosa kata pasif dengan baik.
6. Pelajar bisa memahami aturan tata bahasa secara fungsional.
1. Pada metode membaca ini, untuk tingkat pemula terasa agak sukar diterapkan. Karna
siswa masih terbiasa asing untuk membiasakan. Sehingga, kadang – kadang harus
terpaksa berkali – kali menuntun dan mengulang – ulang kata dan kalimat yang sulit
ditiru lidah siswa yang bukan dan bahasa asing yang sedang diajarkan. Dengan demikian
metode ini relatif banyak menyita waktu.
2. Dilihat dari segi puasaan bahasa, metode membaca lebih meniti beratkan pada
kemampuan siswa untuk mengucapkan/melafalkan kata – kata dalam kalimat – kalimat
bahasa asing yang benar dan lancar. Adapun arti dan makana kata dan kalimat kadang –
kadang kurang diutamakan. Hal ini dapat berarti pengajaran selalu bersifat verbalisme.
3. Pengajaran sering terasa membosankan, terutama bila guru mengajar tidak
simpati/metode diterapkan secara tidak menarik bagi siswa. Dari segi suara punkadang –
kadang cukup menjenuhkan, karna masing – masing guru dan siswa terus menerus
membaca topik – topik pelajaran.
4. Pelajar lemah dalam keterampilan membaca nyaring (pelafalan, intonasi dan
sebagiannya)
5. Pelajar tidak terampil dalam menyimak dan berbicara karna yang menjadi perhatian
pertama adalah keterampilan membaca.
6. Pelajar kurang terampil dalam mengarang bebas.
7. Karna kosa kata yang dikenalkan hanya yang berkaitan dengan bacaaan, maka pelajar
lemah dalam memahami teks yang berbeda.
Karna metode ini memiliki kekurangan yang berarti, maka perlu diperhatikan hal – hal
berikut :
a. Hendaknya pokok – pokok materi yang akan disajikan senantiasa disesuaikan taraf
perkembangan kemampuan siswa pada tingkat tertentu. Pilih topik dan materi pelajaran
yang menarik hati bagi siswa/yang sesuai dengan keinginan jiwa mereka.
b. Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran, guru hendaknya
mengartikan/menerjemahkan kata – kata atau kalimat – kalimat yang belum
dimengerti/pahami siswa dalam – bacaan – bacaan tertentu.
c. Pada umumnya , alat peraga/media pengajaran berupa pengeras suara, radio, tape/kaset,
video dan alat – alat sangat membantu mempercepat/memperlancar lindah bagi siswa.
Disamping itu, dengan alat peraga, pengejaran menjadi menarik dan tidak membosankan.
d. Buku – buku bacaan dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa sehingga
menarik/menyenangkan siswa. Pada umumnya, bacaan novel, cerpen, pepatah, hikmah –
hikmah dalam bahasa asing, ilmu pengetahuan dan lain – lain sangat menarik untuk
bahan bacaan, terutama pada tingkat – tingkat pemula, pada tingkat – tingkat lanjutan,
bacaan – bacaan dapat diarahkan pada yang bersifat ilmiah/pemikiran.3
Setelah tahap tersebut para pelajar menguasai kosa kata, diajarkanlah bacaan
tambahan dalam bentuk cerita atau novel yang dipersingkat dengan harapan, penguasaan
pelajar terhadap kosa kata menjadi lebih mantap.4
1. Kosa kata bahasa arabsangat luas dan kaya. Tidak ada bahasa yang memiliki
kosa kata yang banyak seperti bahasa arab.
2. Tiap huruf dalam bahasa arab mempunyai simbol, tanda dan arti sendiri.
3. Bahasa arab dalam al – qura’an memiliki gaya penuturan yang sangat
kompleks, ada kalanya linear, lalu memutar balik dan jika dicermati saling
berhubungan membentuk jaringan makna.
4. Bahasa arab memiliki konsep – konsep, tekhnik , pola, dan strukturdan
hubungan yang khas seperti kafir, kuffar,kuffur, dan kaffarat. Masing –
masing memiliki tingkatan dan masing 0 masing memiliki hubungan.
5. Bahasa rab adalah bahasa yang satu – satunya bahasa yang paling banyak
diadopsi oleh bahasa – bahasa – bahasa lain.
6. Selain diadopsi kosa kata dalam bahasa arab, juga diperankan membentuk
struktur masyarakat dalam budaya tertentu.
3
Drs. H. Izzan Ahmad, M. Ag, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, 2015, Bandung, 149.
4
Wekke Ismail Suardi, Model Pembelajaran Bahasa Arab, 2014, Yogyakarta, 69.
7. Bahasa arab yang adalam al – qur’an ketika dibaca bisa membuat seseorang
menangis, mempengaruhi sisi psikologi walaupun sama sekali tidak mengerti
terjemahannya.
Jenis – jenis Qira’ah dilihat dri segi penyampainnya membaca terbagi menjadi
dua yaitu :
5
Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati,permainan edukatif Pendukung Pembelajaran Bahasa Arab (2),(yogyakarta:
Difa Press,2012),hlm.72-74.
1. Pembukaan : guru mengucapkan salam dengan dijawab oleh siswa
2. Mempersiapkan papan tulis : dengan menulis tanggal, pelajaran dan
nomor halaman.
3. Evaluasi : evaluasi pekerjaan rumah jika ada, atau pelajaran sebelumnya.
4. Pendahuluan pelajaran : mahasiswa mendiskusikan gambar yang disertai
dengan teks melalui pertanyaan – pertanyaan yang sudah ada jawabannya
dalam teks dan mereka menjawabnya dengan bantuan teks.
5. Kosa kata baru : pilih kosa kata baru yang sekiranya siswa belum tau
artinyan dan mencatatnya dipapan tulis.
6. Membaca dalam hati : untuk memhamainya siswa diarahka untuk
membaca teks dalam hati.
7. Latihan dan kemampuan kosa kata : setelah membaca dalam hati dipilih
sebagian siswa untuk membaca sebagian teks dengan bacaan yang nyaring
dan dipilih sebagian lagi.
8. Siswa diberi pekerjaan rumah (Pr).
b. Membaca ekstensif atau membaca cepat, jenis membaca ini mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1. Kegiatan membaca dilakukan diluar kelas
2. Tujuannya untuk meningkat pemahaman isi bacaan
3. Sebelum kegiatan dilakukan pengajar mengarahkan, menentukan materi
bacaan dan mendiskusikannya.
1. Siswa diberikan pandangan umum tentang materi teks dan mendorong siswa
untuk suka membaca
2. Mengarahkan siswa membca teks dirumah, mengisi latihan – latihan,
medorong mereka menggunakan kampus arab ketika mengalami kesukaran
dalam memahami.
3. Dalam jam pelajaran, tanyakan kepada siswa kesulitan yang dihadapi, dan
berusaha menghadapinya.
4. Meminta siswa mengisi latihan – latihan uji kemampuan dan kosa kata siswa
dengan metode yang ditunjukkan oleh buku guru.
5. Mendorong untuk memberi kesimpualn dengan suara yang keras
6. Sebagian siswa dipilih untuk membaca beberapa paragraf, setiap siswa
membaca satu paragraf.
c. Membaca rekreatif, tujuan membaca rekreatif adalah untuk memberikan
latihan kepada para siswa membaca cepat dan menikmati apa yang dibacanya.
Tujuan lebih jauh adalah untuk membina minat dan kesukan membaca. Bahan
bacaan yang cocok untuk jenis bacaan ini adalah bacaan yang populer seperti
cerpen atau novel yang sudah dipermudah bacaannya sesuai dengan
kemampuan siswanya.
d. Membaca analisis, tujuan utama membaca analisis adalah agar siswa memiliki
kemampuan mencari informasi dari teks bacaan, dan dapat menunjukkan
rincian informasi dan memperkuat ide utama yang disajikan penulis.
Mahasiswa dilatih berpikir logis, mencari hubungan dengan satu bagian
kalimat dengan kalimat lainnya, antara satu kejadian dengan kejadian lainnya,
dan menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplesif dalam bacaan.
a. Pelajaran dimulai dengan pemberi kosa kata dan istilah yan dianggap sulit dan
penjelasan maknanya dengan definisi dan contoh dalam kalimat.
b. Siswa membaca teks bacaan secara diam selama kurang lebih 25 menit.
Diskusi mengenai isi bacaan yang dapat berupa tanya jawab dengan
menggunakan bahasa ibu pelajar.
c. Pembicaraan mengenai tata bahasa secara singkat kalau dianggap perlu
d. Mengerjakan tugas – tugas yang ada dalam buku suplemen, yaitu menjawab
pertanyaan tentang isi bacaan, latihan menulis, dan sebagiannya.
e. Bahan bacaan perluasan dipelajari dirumah dan dilaporkan hasilnya, pada
pertemuan berikutnya.
Langkah penyajian yang mungkin dilakukan oleh guru dalam menggunakan
metode Qira’ah. Tetapi pada umumnya adalah :
a. Pendhuluan, berkaitan dengan berbagai hal tentang materi yang akan disajikan
baik berupa apresiasi, test awal tentang materi, atau yang lainnya.
b. Pemberian kosa kata dan istilah yang dianggap sukar. Ini diberikan dengan
definisi – definidi dan contoh – contoh dalam kalimat itu.
c. Penyajian teks bacaan tertentu. Teks ini dibaca secara lisan selama 10 – 15
menit atau disesuaikan dengan lokasi waktu yang tersedia. Biasa juga gru
menungaskan siswa untuk membaca teks ini dirumah masing – masing siswa
sebelum pertemuan berikutnya. Cara ini lebih menghemat waktu sehingga
guru lebih leluasa mengembangankan bacaan dalam kelas.
d. Diskusi mengenai isi bacaan. Langkah ini dapat berupa dialog dengan bahasa
siswa.
e. Pembicaraan atau penjelasan tentang tata bahasa secara singkat jika
diperluakan untuk membentuk pemahaman pelajar tentang isi bacaan.
f. Jika guru diawal belum memberikan penjelasan kosa kata yang dianggap
sukar dan meremehkan dengan materi pelajaran, maka pada langkah ini bisa
dilakukan.
g. Diakhir pertemuan guru, guru memberikan tugas kepda para siswa tentang isi
bacaan, misalhnya : membuat rangkuman tentang bahasa siswa, atau membuat
komentar tentang isi bacaan atau membuat diagram, atau yang lainnya. Jika
dipandang perlu, guru dapat memberikan tugas dirumah untuk membaca teks
yang akan diberikan pada pertemuan selanjutnya.