Anda di halaman 1dari 9

Nama : sulistia safitri akhdianti

Nim : 190106068

Kelas : VB

Kemampuan membaca merupakn salah satu keterampilan berbahasa yang sangat


penting, tanpa membaca kehidupan seseorangn akan statis. “dalam pembelajaran bahasa secara
umum, termasuk bahasa arab urgensi keterampilan membaca tidak dapat diragukan lagi,
pengajaran membaca merupakan salah satu kegiatan mutlak yang harus diperhatikan.1

Metode Qira’ah atau membaca adalah cara menyajikan pelajaran dengan cara membaca
baik membaca dengan bersuara maupun membaca dalam hati. Memlalui metode ini, diharapkan
para peserta didik dapat melafalkan kata – kata dan kalimat – kalimat dengan fase dan benar
sesuai dengankaidah – kaidah yang telah ditentukkan.

Metode membaca yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu
mengutamakan membaca, yakni guru mula – mula membacakan topik – topik bacaan, kemudian
diikuti siswa anak didik. Tapi kadang – kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk
membacakan pelajaran tertentu, siswa lain memperhatikan dan mengikuti.

Menurut Acep Hermawan, mengemukkan : metode langsung pada awal abad ke – 20


yang digunakan disekolah – sekolah menegah dikawasan eropa meulai berkurang. Yang muncul
pada waktu itu penggunaan metode langsung yang telah mengalami revisi. Usaha revisi ini
menghasilkan versi – versi yang menyatukan teknik – teknik metode langsung dengan aktivitas –
aktivitas terpimpin berdasarkan ketata bahasaan. Populeritas persi tertentu pada abad itu
memberi inspirasi kepada para ahli linguistik terapan di amerika serikat untuk mencoba
mengembangkan satu versi yang resmi di sekolah – sekolah menengah di negeri itu.2

1
Abdul Hamid, Mengukur kemampuan berbahasa arab, malang, 2010, hal. 63.
2
Acep Hermawan,metodelogi pembelajaran bahasa arab, (bandung: PT.Remaja Rosda Karya,2014),hal.192.
Tekhnik metode membaca ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan
materi pelajaran dan siswa disuruh memperhatikan/mendengarkan bacaan – bacaan gurunya
dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah satu diantara siswa untuk membacanya, dengan
jalan berganti – ganti (bergiliran).

Setelah masing – masing siswa mendapat giliran membaca, guru mengulangi bacan itu
sekali lagi diikuti semua siswa, hal ini terutama pada tingkat – tingkat pertama. Kemudian guru
mencatatkan kata – kata sulit/baru yang belum diketahui siswa dipapan tulis untuk dicatat dibuku
catatan untuk memperkaya perbendaharaan kata – kata dan begitulah selanjutnya, hingga selesai
topik – topik yang diterapkan/ditentukan.

Jika dibandingkan dengan metode – metode lain, metode ini memiliki segi kelebihan antara
lain :

1. Siswa dapat lancar membaca dan memahamai bacaan – bacaan bahaasa asing dengan
fasih dan benar.
2. Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca
yang benar.
3. Tentu saja dengan pelajaran membaca, siswa diharapkan mampu menerjemahkan kata –
kata atau memahami kalimat – kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian
dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh.
4. Metode ini memungkinakan para pelajar dapat membaca bahasa baru dengan percepatan
wajar bersamaan dengan isi bahan bacaan tanpa harus dibebani dengn analisis gramatikal
mendalam dan tanpa penerjemahan.
5. Pelajar menguasai banyak kosa kata pasif dengan baik.
6. Pelajar bisa memahami aturan tata bahasa secara fungsional.

Kekurangan metode membaca :

1. Pada metode membaca ini, untuk tingkat pemula terasa agak sukar diterapkan. Karna
siswa masih terbiasa asing untuk membiasakan. Sehingga, kadang – kadang harus
terpaksa berkali – kali menuntun dan mengulang – ulang kata dan kalimat yang sulit
ditiru lidah siswa yang bukan dan bahasa asing yang sedang diajarkan. Dengan demikian
metode ini relatif banyak menyita waktu.
2. Dilihat dari segi puasaan bahasa, metode membaca lebih meniti beratkan pada
kemampuan siswa untuk mengucapkan/melafalkan kata – kata dalam kalimat – kalimat
bahasa asing yang benar dan lancar. Adapun arti dan makana kata dan kalimat kadang –
kadang kurang diutamakan. Hal ini dapat berarti pengajaran selalu bersifat verbalisme.
3. Pengajaran sering terasa membosankan, terutama bila guru mengajar tidak
simpati/metode diterapkan secara tidak menarik bagi siswa. Dari segi suara punkadang –
kadang cukup menjenuhkan, karna masing – masing guru dan siswa terus menerus
membaca topik – topik pelajaran.
4. Pelajar lemah dalam keterampilan membaca nyaring (pelafalan, intonasi dan
sebagiannya)
5. Pelajar tidak terampil dalam menyimak dan berbicara karna yang menjadi perhatian
pertama adalah keterampilan membaca.
6. Pelajar kurang terampil dalam mengarang bebas.
7. Karna kosa kata yang dikenalkan hanya yang berkaitan dengan bacaaan, maka pelajar
lemah dalam memahami teks yang berbeda.

Karna metode ini memiliki kekurangan yang berarti, maka perlu diperhatikan hal – hal
berikut :
a. Hendaknya pokok – pokok materi yang akan disajikan senantiasa disesuaikan taraf
perkembangan kemampuan siswa pada tingkat tertentu. Pilih topik dan materi pelajaran
yang menarik hati bagi siswa/yang sesuai dengan keinginan jiwa mereka.
b. Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran, guru hendaknya
mengartikan/menerjemahkan kata – kata atau kalimat – kalimat yang belum
dimengerti/pahami siswa dalam – bacaan – bacaan tertentu.
c. Pada umumnya , alat peraga/media pengajaran berupa pengeras suara, radio, tape/kaset,
video dan alat – alat sangat membantu mempercepat/memperlancar lindah bagi siswa.
Disamping itu, dengan alat peraga, pengejaran menjadi menarik dan tidak membosankan.
d. Buku – buku bacaan dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa sehingga
menarik/menyenangkan siswa. Pada umumnya, bacaan novel, cerpen, pepatah, hikmah –
hikmah dalam bahasa asing, ilmu pengetahuan dan lain – lain sangat menarik untuk
bahan bacaan, terutama pada tingkat – tingkat pemula, pada tingkat – tingkat lanjutan,
bacaan – bacaan dapat diarahkan pada yang bersifat ilmiah/pemikiran.3

Metode membaca sesuai dengan namanya, metode ini diperuntukkan bagi


pelajaran yang bertunjuan mengajarkan kemahiran membaca dalam bahasa asing. Materi
pelajaran terdiri dari bacaan yang dibagi – bagi menjadi sesi – sesi pendek. Setiap sesi
atau bagian ini didahului dengan senare kata – kata yang maknannya diajarkan melalui
kaitannya atau konteks dalam ayat, terjemahan atau gambar – gambar.

Setelah tahap tersebut para pelajar menguasai kosa kata, diajarkanlah bacaan
tambahan dalam bentuk cerita atau novel yang dipersingkat dengan harapan, penguasaan
pelajar terhadap kosa kata menjadi lebih mantap.4

Menurut Fatur Mujib mengemukakan : bahasa mengalami perkembangan pesat


selain karna pengaruh penyebaran islam dalam sejarh nabi juga disebabkan oleh isi dan
muatan alam bahasa arab Al – Qur’an itu sendiri, karakteristik tersebut antara lain :

1. Kosa kata bahasa arabsangat luas dan kaya. Tidak ada bahasa yang memiliki
kosa kata yang banyak seperti bahasa arab.
2. Tiap huruf dalam bahasa arab mempunyai simbol, tanda dan arti sendiri.
3. Bahasa arab dalam al – qura’an memiliki gaya penuturan yang sangat
kompleks, ada kalanya linear, lalu memutar balik dan jika dicermati saling
berhubungan membentuk jaringan makna.
4. Bahasa arab memiliki konsep – konsep, tekhnik , pola, dan strukturdan
hubungan yang khas seperti kafir, kuffar,kuffur, dan kaffarat. Masing –
masing memiliki tingkatan dan masing 0 masing memiliki hubungan.
5. Bahasa rab adalah bahasa yang satu – satunya bahasa yang paling banyak
diadopsi oleh bahasa – bahasa – bahasa lain.
6. Selain diadopsi kosa kata dalam bahasa arab, juga diperankan membentuk
struktur masyarakat dalam budaya tertentu.
3
Drs. H. Izzan Ahmad, M. Ag, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, 2015, Bandung, 149.
4
Wekke Ismail Suardi, Model Pembelajaran Bahasa Arab, 2014, Yogyakarta, 69.
7. Bahasa arab yang adalam al – qur’an ketika dibaca bisa membuat seseorang
menangis, mempengaruhi sisi psikologi walaupun sama sekali tidak mengerti
terjemahannya.

Metode membaca ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca


bahasa asing (arab) dan memahaminya dengan sangat mudah, menghasilkan
kalimat – kalimat yang benar ketika menulis dan mendapat ucapan – ucapan yang
benar ketika berbicara dengan bahasa tersebut, kebiasaan membaca tanpa analisa
dan terjemah teks yang dibacanya, setelah itu mampu mengkonsentrasikan bacaan
secara diam, cepat dan bertahan dari mudah sampai yang sukar, dari bentuk aktif
sampai ke bentuk pasif.

Macam – Macam Metode Qiroah.

Metode qira’h secara umum memiliki beberapa macam,diantarannya yaitu :

a. Metode Harfiah,guru memulai pelajaran dengan mengajarkan huruf hijaiyah satu


per satu. Sedangkan siswa di sini membacanya dengan lambat karena cenderung
membacanya huruf per huruf bukan kesatuan kata. Contoh, huruf sya di ajarkan
dengan huruf syin.
b. Metode shauthiyah , yaitu pengajaran yang di mulaindarii huruf,kemudian sukun
kata,lalu kata.hal ini berbeda dengan metode harfiyah dalam cara pengajaran
hurufnya. Urutan shauthiyah dimulai dengan mengajarkan huruf berharokat
fathah, dhomah , kasra, kemudian sukun. Setelah itu, beralih ke huruf yang
berharokat fathatain,dhomahtain,kasrotain.
c. Metode suku kata yaitu siswa terlebih dahulu belajara suku kata,kemudian
merangkai suku kata menjadi kata. Selain itu di ajarkan pada huruf mad.
d. Metode kata, yaitu belajar dari kata kemudian belajar huruf-huruf yang
membentuk kata tersebut. Dalam mengimplementasikan metode ini,seorang guru
menampilkan sebuah kata dengan gambar yang sesuai,kemudian mengucapkan
kata itu berulang-ulang dan di ikuti oleh siswa.
e. Metode kalimat, yaitu guru menampilkan sebuah kalimat pendek di kartu atau
papan tulis,kemudian membacanya beberapa kali,dan siswa menirukan.
Lalu,menambahkan 1 kata baru,kemudian membacanya di ikuti oleh siswa. Guru
membandingkan dua kalimat tersebut sehingga diketahui perbedaan dan
persamaannya.
f. Metode gabungan,yaitu merampung semua metode dengan memperhatikan sisi
baiknya,dan tidak terpaku pada metode tertentu. Sebab,semua metode memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing.5

Jenis – jenis Qira’ah dilihat dri segi penyampainnya membaca terbagi menjadi
dua yaitu :

a. Membaca nyaring, yaitu membaca dengan menenkankan kepada aktivitas


anggota berbicara : lisan, bibi, dan tenggorokan untuk mengeluarkan bunyi.
b. Membaca dalam hati, yaitu membaca dengan melihat huruf dan memahami
makna bacaan tanpa aktivitas organ bicara.

Sedangkan menurut bentuknya membaca tebagi menjadi 4 yaitu :

a. Membaca intensif, jenis membaca ini mempunyai karakteristik sebagai


berikut :
1. Dilakukan dikelas bersama pengajar
2. Tujuannya untuk meingkat keterampilan utama dalam membaca dan
memperkaya perbendaharaan kata serta menguasai kuwait yang
dibutuhkan dalam membaca.
3. Pelajar mengawasi dan membimbing kegiatan itu serta memantau
kemajuan peserta didik.

Langkah – langkah metode membaca intensif yaitu :

5
Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati,permainan edukatif Pendukung Pembelajaran Bahasa Arab (2),(yogyakarta:
Difa Press,2012),hlm.72-74.
1. Pembukaan : guru mengucapkan salam dengan dijawab oleh siswa
2. Mempersiapkan papan tulis : dengan menulis tanggal, pelajaran dan
nomor halaman.
3. Evaluasi : evaluasi pekerjaan rumah jika ada, atau pelajaran sebelumnya.
4. Pendahuluan pelajaran : mahasiswa mendiskusikan gambar yang disertai
dengan teks melalui pertanyaan – pertanyaan yang sudah ada jawabannya
dalam teks dan mereka menjawabnya dengan bantuan teks.
5. Kosa kata baru : pilih kosa kata baru yang sekiranya siswa belum tau
artinyan dan mencatatnya dipapan tulis.
6. Membaca dalam hati : untuk memhamainya siswa diarahka untuk
membaca teks dalam hati.
7. Latihan dan kemampuan kosa kata : setelah membaca dalam hati dipilih
sebagian siswa untuk membaca sebagian teks dengan bacaan yang nyaring
dan dipilih sebagian lagi.
8. Siswa diberi pekerjaan rumah (Pr).
b. Membaca ekstensif atau membaca cepat, jenis membaca ini mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1. Kegiatan membaca dilakukan diluar kelas
2. Tujuannya untuk meningkat pemahaman isi bacaan
3. Sebelum kegiatan dilakukan pengajar mengarahkan, menentukan materi
bacaan dan mendiskusikannya.

Langkah – langkah membaca Ektensif :

1. Siswa diberikan pandangan umum tentang materi teks dan mendorong siswa
untuk suka membaca
2. Mengarahkan siswa membca teks dirumah, mengisi latihan – latihan,
medorong mereka menggunakan kampus arab ketika mengalami kesukaran
dalam memahami.
3. Dalam jam pelajaran, tanyakan kepada siswa kesulitan yang dihadapi, dan
berusaha menghadapinya.
4. Meminta siswa mengisi latihan – latihan uji kemampuan dan kosa kata siswa
dengan metode yang ditunjukkan oleh buku guru.
5. Mendorong untuk memberi kesimpualn dengan suara yang keras
6. Sebagian siswa dipilih untuk membaca beberapa paragraf, setiap siswa
membaca satu paragraf.
c. Membaca rekreatif, tujuan membaca rekreatif adalah untuk memberikan
latihan kepada para siswa membaca cepat dan menikmati apa yang dibacanya.
Tujuan lebih jauh adalah untuk membina minat dan kesukan membaca. Bahan
bacaan yang cocok untuk jenis bacaan ini adalah bacaan yang populer seperti
cerpen atau novel yang sudah dipermudah bacaannya sesuai dengan
kemampuan siswanya.
d. Membaca analisis, tujuan utama membaca analisis adalah agar siswa memiliki
kemampuan mencari informasi dari teks bacaan, dan dapat menunjukkan
rincian informasi dan memperkuat ide utama yang disajikan penulis.
Mahasiswa dilatih berpikir logis, mencari hubungan dengan satu bagian
kalimat dengan kalimat lainnya, antara satu kejadian dengan kejadian lainnya,
dan menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplesif dalam bacaan.

Langkah – langkah pnyajian metode Qira’ah dalam pembelajaran bahasa arab,


diantaranya sebagai berikut :

a. Pelajaran dimulai dengan pemberi kosa kata dan istilah yan dianggap sulit dan
penjelasan maknanya dengan definisi dan contoh dalam kalimat.
b. Siswa membaca teks bacaan secara diam selama kurang lebih 25 menit.
Diskusi mengenai isi bacaan yang dapat berupa tanya jawab dengan
menggunakan bahasa ibu pelajar.
c. Pembicaraan mengenai tata bahasa secara singkat kalau dianggap perlu
d. Mengerjakan tugas – tugas yang ada dalam buku suplemen, yaitu menjawab
pertanyaan tentang isi bacaan, latihan menulis, dan sebagiannya.
e. Bahan bacaan perluasan dipelajari dirumah dan dilaporkan hasilnya, pada
pertemuan berikutnya.
Langkah penyajian yang mungkin dilakukan oleh guru dalam menggunakan
metode Qira’ah. Tetapi pada umumnya adalah :

a. Pendhuluan, berkaitan dengan berbagai hal tentang materi yang akan disajikan
baik berupa apresiasi, test awal tentang materi, atau yang lainnya.
b. Pemberian kosa kata dan istilah yang dianggap sukar. Ini diberikan dengan
definisi – definidi dan contoh – contoh dalam kalimat itu.
c. Penyajian teks bacaan tertentu. Teks ini dibaca secara lisan selama 10 – 15
menit atau disesuaikan dengan lokasi waktu yang tersedia. Biasa juga gru
menungaskan siswa untuk membaca teks ini dirumah masing – masing siswa
sebelum pertemuan berikutnya. Cara ini lebih menghemat waktu sehingga
guru lebih leluasa mengembangankan bacaan dalam kelas.
d. Diskusi mengenai isi bacaan. Langkah ini dapat berupa dialog dengan bahasa
siswa.
e. Pembicaraan atau penjelasan tentang tata bahasa secara singkat jika
diperluakan untuk membentuk pemahaman pelajar tentang isi bacaan.
f. Jika guru diawal belum memberikan penjelasan kosa kata yang dianggap
sukar dan meremehkan dengan materi pelajaran, maka pada langkah ini bisa
dilakukan.
g. Diakhir pertemuan guru, guru memberikan tugas kepda para siswa tentang isi
bacaan, misalhnya : membuat rangkuman tentang bahasa siswa, atau membuat
komentar tentang isi bacaan atau membuat diagram, atau yang lainnya. Jika
dipandang perlu, guru dapat memberikan tugas dirumah untuk membaca teks
yang akan diberikan pada pertemuan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai