Anda di halaman 1dari 10

Sistematika Penulisan Laporan Program BulananTA.

2021
Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD)
Kab/Kota

Halaman Cover
Kata Pengantar
Halaman Daftar isi
Ringkasan Eksekutif

BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Dasar Hukum
1.3. Tujuan P3MD
1.4. Target P3MD

BAB II: PROFIL UNIT KERJA


1.1. Dukungan Sumber Daya Manusia
dijelaskan jumlah, jenis tenaga ahli di kab/kota sesuai posisi, PDP, PDTI dan PLD.
1.2. Tugas dan Tanggung Jawab Personil Tenaga Ahli P3MD Kab/Kota
yang dimaksud adalah uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing tenaga ahli
berdasarkan kerangka acuan dan panduan-panduan lain.

BAB III: CAPAIAN KERJA PER-BIDANG


3.1. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa
3.2. Bidang Infrastruktur Desa
3.3. Bidang Pelayanan Sosial Dasar
3.4. Bidang Pengelolaan Pengembangan Ekonomi Lokal
3.5. Bidang Pengelolaan Pembangunan Partisipatif
Secara umum pembangunan secara partisipatif sudah berjalan di kota Lhokseumawe,
baik dengan semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
perencanaan,pelaksanaan dan pengawasan, juga semakin tingginya animo masyarakat
dalam keterlibatannya dalam musyawarah-musyawarah desa. Disamping itu sarana
informasi seperti Pemajangan baliho APB Desa di tempat-tempat umum serta keaktifan
papan informasi sebagai sarana publikasi dan kemudahan akses informasi bagi
masyarakat sudah semakin baik, dan juga rasa memiliki dan sifat kegotongroyongan
masyarakat dalam pembangunan semakin tumbuh.
3.6. Bidang Teknologi Tepat Guna

BAB IV: PROGRES CAPAIAN KEGIATAN


4.1. Pengelolaan Perencanaan Pembangunan Desa
a. Partisipasi Masyarakat Desa secara Kab/Kota
Secara umum partisipasi masyarakat dalam keterlibatanya dalam pembangunan
pembangunan desa sangat menggembirakan, baik dalam
perencanaan,pelaksanaan dan pengawasan, bahkan keterlibatan pihak perempuan
dan kaum marginal semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pengawasan secara
partisipatifpun semakin mengembirakan, hal ini dibuktikan dengan banyaknya
permasaalahan terjadi di desa dan diselesaikan secara partisipatif melalui
mekanisme musyawarah desa.
b. Gambaran Umum RKP Desa secara Kab/Kota
Untuk RKPG per 30 November 2021, sudah disahkan sebanyak 68 desa,

Gambaran Umum APB Desa secara Kab/Kota


Untuk Dokumen APB Desa per 30 November 2021 sudah disahkan sebanyak 68
Desa, dan 68 Desa sudah salur ke RKD untuk Tahap I, sedang untuk Tahap II
sudah cair ke RKD sebanyak 68 desa, dan Tahap III sudah masuk RKD sebanyak
40 Desa

4.2. Pengelolaan Dana Desa


a. Pagu dan Realisasi
disusun per Kab/Kota (rekap kecamatan) dan dilengkapi dengan data rekap per
kecamatan tahun 2015 – 2020
Alokasi TA 2015 Rp 19.510.027.000, realisasi Rp 19.510.027.000 (100%)
Alokasi TA 2016 Rp 43.793.965.000, realisasi Rp 43.793.965.000 (100%)
Alokasi TA 2017 Rp 55.667.967.000, realisasi Rp 55.667.967.000 (100%)
Alokasi TA 2018 Rp 54.102.499.000, realisasi Rp 53.475.677.315 (98.84%)
Alokasi TA 2019 Rp 58.773.330.000, realisasi Rp 58.773.330.000 (100%)
Alokasi TA 2020 Rp 60.285.819.000, realisasi Rp 57.951.528.988 (96%)

b. Penggunaan Dana Desa


Sesuai kategori penggunaan dalam aplikasi SIPEDE dan diuraikan secara jelas
tentang output yang dihasilkan maupun gambaran umum tentang outcome
(dampak) yang dihasilkan dari adanya dana desa

Penggunana DD TA 2020 sbb (dalam prosentase):


untuk desa aman covid sebesar 6.38%, BLT DD sebesar 51.77 %, PKTD 16.45 %,
dan kegiatan lainnya 25,87 %.
Output yang dihasilkan adalah masyarakat bisa keluar dari dampak krisis Covid 19,
sedang outcamenya adalah desa bisa menyelesaikan permasaalahannya secara
mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya.

dst…… yang berhubungan dengan dana desa

4.3. Pengelolaan Kegiatan Pembangunan Desa


a. Mekanisme Pengadaan Kegiatan
dijelaskan apakah swakelola atau melalui pihak ketiga? Berapa % swakelola dan
berapa % pihak ketiga?Apakah semua Kab/Kota sudah menerbitkan Perbub
tentang Pengadaan Baranag dan Jasa di Desa?Apa peran tenaga Pendamping
Profesional pada proses ini?
b. Swadaya Masyakat Desa
dijelaskan tentang sejauhmana masyarakat berpartisipasi dalam seluruh kegiatan
pembangunan di desa secara partisipatif melalui swadaya, dan akan lebih baik jika
nilai swadaya dapat dikonversi ke dalam bentuk biaya (rupiah)
c. Mekanisme Pengupahan Tenaga Kerja Lokal Desa
dijelaskan tentang bagaimana system pengupahan tenaga kerja di desa pada
seluruh kegiatan pembangunan di desa dan sejauhmana peran Tenaga
Pendamping Profesional memfasilitasi proses ini?

4.4. Pengelolaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa


a. Analisa pelaksanaan pendampingan oleh TPP dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat Desa
b. Tingkat Partisipasi masyarakat Desa
c. Data dan Informasi kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa

4.5. Pengelolaan Hukum, Penanganan Pengaduan dan Masalah


a. Analisa pelaksanaan pendampingan oleh TPP dalam bidang hukum, penanganan
pengaduan dan masalah
b. Data dan Informasi pengelolaan hukum, penanganan pengaduan dan masalah

4.6. Pengelolaan Kegiatan Kewirausahaan dan Ekonomi Lokal


a. Analisa pelaksanaan pendampingan oleh TPP dalam kewirausahaan dan ekonomi
lokal
b. Data dan Informasi kegiatan pengelolaan kegiatan kewirausahaan dan ekonomi
lokal

4.7. dll ….. dapat ditambahkan

BAB V: CAPAIAN PROGRAM PRIORITAS


5.1. SDGs Desa
5.2. Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD)
5.3. Padat Karya Tunai (PKTD)
5.4. Bumdesa/Bumdesa Bersama
5.5. Penanganan Stunting
5.6. Indeks Desa Membangun (IDM)
5.7. Dll

BAB VI:Monitoring dan Evaluasi Pendampingan P3MD


6.1. Panduan monitoring dan evaluasi pendampingan di kecamatan dan desa
6.2. Laporan dan analisa hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi di kecamatan
dan desa
6.3. Masalah dan rekomendasi hasil kegiatan monitoring dan evaluasi di kecamatan dan
desa
BAB VII: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
7.1. Kesimpulan
7.2. Rekomendasi

LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Dokumentasi
2. dst…………..

Catatan:
Penulisan laporan dilakukan dengan ketentuan:
1. Jenis kertas : A4
2. Jenis huruf : Arial
3. Ukuran font isi laporan : 12
4. Spasi isi laporan :1
5. Warna isi : Hitam Putih
6. Laporan ditandatangani oleh seluruh tim TPP Kab/Kota
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN
TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN
PROGRAM PEMBANGUNAN
DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (P3MD)

Kabupaten : ……….
Bulan : …..... 2021

Sekretariat TAPM Kab ….


Jl. ………………………………………
Kata Pengantar
Halaman Daftar isi
Ringkasan Eksekutif
BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Diberlakukannya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
menegaskan komitmen politik bahwa negara melindungi dan memberdayakan
desa agar menjadi kuat, maju, mandiri dan demokratis sehingga dapat
menciptakan landasan yang kokoh dalam melaksanakan pemerintahan dan
pembangunan. Pengaturan desa juga dimaksudkan untuk mempersiapkan desa
dalam merespon proses modernisasi, globalisasi, dan demikratisasi yang terus
berkembang tanpa kehilangan jati dirinya. Penguatan dan pemberdayaan
masyarakat desa tersebut sejalan dengan nawacita ketiga yaitu “membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa”.

1.2. Dasar Hukum


Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagaimana yang tertulis dalam BAB I, Pasal 1
Penjelasan 12, Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, adalah upaya
mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta
memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan dan
pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan
masyarakat Desa.
Kota lhokseumawe yang telah menjadi sebuah kota otonom sejak tahun 2001 dan juga
mendapatkan manfaat dari lahirnya Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Kota Lhokseumawe mempunya 4 (empat) kecamatan Yaitu Kecamatan Banda Sakti,
Kecamatan Muara satu, kecamatan Muara dua dan Kecamatan Blang Mangat telah
bisa menata pembangunan mulai dari desa dengan dengan memberdayakan
masyarakat desa .
Dimana, dalam Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa pada BAB XIV, pasal
112 ayat 3 juga disebutkan bahwa Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memberdayakan masyarakat Desa dengan:
 Menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi tepat
guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat Desa;
 Meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa melalui pendidikan,
pelatihan, dan penyuluhan; dan
 Mengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah ada di masyarakat
Desa.

1.3. Tujuan P3MD


Pemberdayaan masyarakat Desa bertujuan memampukan Desa dalam melakukan aksi
bersama sebagai suatu kesatuan tata kelola Pemerintahan Desa, kesatuan tata kelola
lembaga kemasyarakatan Desa dan lembaga adat serta kesatuan tata ekonomi dan
lingkungan. Pemberdayaan masyarakat Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa,
Badan Permusyawaratan Desa, forum musyawarah Desa, lembaga kemasyarakatan
Desa, lembaga adat Desa, BUM Desa, badan kerja sama antar Desa, forum kerja sama
Desa, dan kelompok kegiatan masyarakat lain yang dibentuk untuk mendukung
kegiatan pemerintahan dan pembangunan pada umumnya.
Dalam bangunan kerangka pikir pemberdayaan masyarakat Desa, penerapan Undang-
undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa ini harus dikawal oleh tenaga pendamping
profesional yang bertugas mensosialisasikannya kepada masyarakat Desa.
Pendampingan dan pelatihan dari pendamping kepada masyarakat Desa ini diharapkan
mempercepat proses internalisasi Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
sebagai sebuah proses pembiasaan sosial dalam diri masyarakat Desa. Selain itu,
tenaga pendamping profesional juga bertugas mendampingi warga Desa meningkatkan
daya tawar dalam mengakses sumberdaya yang dibutuhkan masyarakat Desa
sehingga program dan kegiatan pembangunan mampu dikelola masyarakat Desa itu
sendiri.

1.4. Target P3MD


Salah satu agenda besarnya adalah mengawal implementasi UU Desa dengan
pendampingan. Penempatan pendamping desa ini tercermin dalam Program
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) yang diadopsi sejak
tahun 2014. P3MD adalah program untuk mempercepat penanggulangan
kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan demi meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pendekatan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
(P3MD) adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok
rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan
kebersamaan dan partisipasi masyarakat.

BAB II: PROFIL UNIT KERJA


1.1. Dukungan Sumber Daya Manusia
Untuk saat ini kota Lhokseumawe yang memiliki 68 Desa dengan 4 Kecamatan
memiliki 4 (Empat) Tenaga Ahli, 7 (Tujuh) PDP (Pendamping Desa Pemberdayaan),
2(Dua) PDTI (Pendamping Desa Teknik Infrastruktur) dan 18 (Delapan belas) PLD
(Pendamping Lokal Desa).
Jika di;ihat dari Kuota kebutuhan Pnedamping, Kota Lhokseumawe masih kekurangan
2 (Dua ) PDTI dan 1 (Satu) PLD.

1.2. Tugas dan Tanggung Jawab Personil Tenaga Ahli P3MD Kab/Kota
Tugas utama Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat mencakup bantuan teknis
keahlian bidang manajemen, kajian, keuangan, pelatihan dan peningkatan kapasitas,
kaderisasi, infrastruktur perdesaan, dan regulasi. Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam hal teknis pemberdayaan
masyarakat Desa, dapat dibantu oleh Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat ini.
Adapun rincian tugasnya adalah :
Membantu Pemerintah, Pemerintah provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam melakukan fasilitasi perumusan kebijakan dan peraturan terkait pemberdayaan
dan pendampingan masyarakat Desa.
Membantu Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dalam melakukan asistensi, menyusun rancangan pelatihan dan
fasilitasi pelatihan terhadap Pendamping Desa, Pendamping Teknis, Kader
Pemberdayaan Masyarakat Desa dan pihak ketiga.
Membantu Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dalam hal melaksanakan pengendalian pendampingan dan evaluasi
pendampingan Desa.

BAB III: CAPAIAN KERJA PER-BIDANG


3.1. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa
SesuaiPemendagri 114 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa, maka pada
Bulan Januari tahun 2021 Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa diarahkan
kepada peningkatan kapasitas Aparatur Gampong dalam bentuk sosialisasi peraturan
Menteri Keuangan Nomor. PMK-222/PMK.07/2020 Tentang Pengelolaan Dana Desa
dan sosialisasi Permendes no 13 tahun 2020 tentang Perioritas Penggunnan Dana
Desa Tahun 2021 sebagai Turunan Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 Tentang
Desa.

Selain kegiatan Sosialisasi kedua Peraturan menteri diatas, TA PM Kota Lhokseumawe


ikut membantu Pemrintah Daerah dalam proses penyusunan Peraturan Walikota
tentang Perioritas Pengunaan Dana Desa Kota Lhokseumawe dan Peraturan Walikota
tentang Tatacara Pembagian dan penetapan Rincian Dana Desa Setiap Gampong
dalam Wilayah Kota Lhoseumawe.

3.2. Bidang Infrastruktur Desa


Dalam upaya mendorong terlaksanannya tata kelola Gampong yang partisipatif,
Transparan dan akuntabel pada bulan januari tahun 2021 untuk kegiatan Infrastruktur
desa, TAPM Kota Lhokseumawe lebih dititik beratkan pada Monitoring Kegiatan
Pembagunan Infrasstruktur tahun anggaran 2020.

3.3. Bidang Pelayanan Sosial Dasar


Untuk Kegiatan Sosial dasar di Kota Lhokseumawe, Pada Bulan januari 2021 Fokus
pada Kegiatan Sosialisasi Nomor. PMK-222/PMK.07/2020 Tentang Pengelolaan Dana
Desa dan sosialisasi Permendes no 13 tahun 2020 tentang Perioritas Penggunnan
Dana Desa Tahun 2021 yang dititik beratkan pada penekanan agar setiap gampong
dalam Kota Lhokseumawe agar mengalokasikan Dana Desa untuk Kegiatan
Penanganan pencegahan Stunting.

3.4. Bidang Pengelolaan Pengembangan Ekonomi Lokal


Program Pengembangan Ekonomi Lokal telah dilakukan di Kota Lhokseumawe,
program ini telah berjalan dari tahun 2017 dengan membentuk BUMDesa dengan
dukungan modal dari Dana Desa yang bertujuan untuk menjadi pemicu pertumbuhan
ekonomi di Desa. Pasang surut pengembangan BUMdesa di Kota Lhokseumawe

3.5. Bidang Pengelolaan Pembangunan Partisipatif


Sesuai dengan surat tugas yang dikeluarkan oleh Badan Pengembangan Sumber daya
manusia dan Pemberdayaan masyarakat Desa daerah tertinggal dan Trasmiggrasi
Kementerian Desa PDTT nomor 01/KP.05.01/2021 maka Pengelolaan Pembangunan
Partisipatif pada bulan Januari 2021 dititik beratkan pada kegiatan Percepatan
Pencairan Dana Desa tahap I.

3.6. Bidang Teknologi Tepat Guna


Untuk kegiatan Program Pengembangan Teknologi Tepat Guna di Kota Lhokseumawe
telah melakukan beberaa langkah dalam pelaksanaan program, diantaranya telah
melakukan fasilitasi tentang pentingnya pemanfaatan teknologi dalam upaya
peningkatan ekonomi masyarakat. Program ini telah berjalan di bebrapa desa di kota
lhokseumawe. salah satu desa yang telah merapkan pengembangan Teknologi Tepat
guna dalam pelaksanaan Kegaian BUMDesa yaitu desa Blang weu Baroh kecamatan
Blang Mangat dalam kegiatan Usaha BUMdes Peternakan sapi terpadu. konsep
peternakan sapi terpadu ini dikelola dengan pemanfaatan Potensi Desa dan
pemanfaatan Teknologi tepat guna dalam Bidang pakan dan juga akan dikembangkan
dalam bidang pengolahan Kotoran sapi untuk dijadikan pupuk organik
Untuk pembentukan Lembaga Desa yang begerak dibidang pengembangan teknologi
tepa guna juga sudah dilakukan di Kota Lhokseumawe.Untuk sekarang ini sudah ada
dua Posyantekdes yang terbentuk dan telah berperan dalam meningkatkan ekonomi
masyarakat.

BAB IV: PROGRES CAPAIAN KEGIATAN


4.8. Pengelolaan Perencanaan Pembangunan Desa
a. Partisipasi Masyarakat Desa secara Kab/Kota
b. Gambaran Umum RKP Desa secara Kab/Kota
c. Gambaran Umum APB Desa secara Kab/Kota

4.9. Pengelolaan Dana Desa


a. Pagu dan Realisasi
disusun per Kab/Kota (rekap kecamatan) dan dilengkapi dengan data rekap per
kecamatan tahun 2015 – 2020
b. Penggunaan Dana Desa
Sesuai kategori penggunaan dalam aplikasi SIPEDE dan diuraikan secara jelas
tentang output yang dihasilkan maupun gambaran umum tentang outcome
(dampak) yang dihasilkan dari adanya dana desa
c. dst…… yang berhubungan dengan dana desa

4.10. Pengelolaan Kegiatan Pembangunan Desa


a. Mekanisme Pengadaan Kegiatan
dijelaskan apakah swakelola atau melalui pihak ketiga? Berapa % swakelola dan
berapa % pihak ketiga?Apakah semua Kab/Kota sudah menerbitkan Perbub
tentang Pengadaan Baranag dan Jasa di Desa?Apa peran tenaga Pendamping
Profesional pada proses ini?
b. Swadaya Masyakat Desa
dijelaskan tentang sejauh mana masyarakat berpartisipasi dalam seluruh kegiatan
pembangunan di desa secara partisipatif melalui swadaya, dan akan lebih baik jika
nilai swadaya dapat dikonversi ke dalam bentuk biaya (rupiah)
c. Mekanisme Pengupahan Tenaga Kerja Lokal Desa
dijelaskan tentang bagaimana system pengupahan tenaga kerja di desa pada
seluruh kegiatan pembangunan di desa dan sejauhmana peran Tenaga
Pendamping Profesional memfasilitasi proses ini?

4.11. Pengelolaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa


a. Analisa pelaksanaan pendampingan oleh TPP dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat Desa
b. Tingkat Partisipasi masyarakat Desa
c. Data dan Informasi kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa

4.12. Pengelolaan Hukum, Penanganan Pengaduan dan Masalah


a. Analisa pelaksanaan pendampingan oleh TPP dalam bidang hukum, penanganan
pengaduan dan masalah
b. Data dan Informasi pengelolaan hukum, penanganan pengaduan dan masalah

4.13. Pengelolaan Kegiatan Kewirausahaan dan Ekonomi Lokal


a. Analisa pelaksanaan pendampingan oleh TPP dalam kewirausahaan dan ekonomi
lokal
b. Data dan Informasi kegiatan pengelolaan kegiatan kewirausahaan dan ekonomi
lokal

4.14. dll ….. dapat ditambahkan

Anda mungkin juga menyukai