Anda di halaman 1dari 9

IDENTIFIKASI Trichomonas vaginalis PADA REMAJA DI

KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR

IDENTIFICATION OF Trichomonas vaginalis In ADOLESCENTS IN


THE SUB-DISTRICT OF MAGGALA MAKASSAR CITY

Wa kasriani La Sudara1, Awaluddin1, Kasman Sinring1, Ennycke Sari1

Wa Kasriani La Sudara: Programstudi DIII Teknologi Laboratorium Medis Fakultas


Teknologi kesehatan Universtas Megarezky, Jl. Antang Raya No. 43 Makassar, Sulawesi
Selatan-90245
Email : kasrianiwa123@gmail.com

ABSTRAK
Infeksi Menular seksual (IMS), merupakan infeksi yang ditularkan memlalui hubungan seksual salah satunya
adalah penyakit trikomoniasis. Trikomoniasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
Trichomonas vaginalis adalah protozoa parasit yang menginfeksi saluran genitourinari pada manusia.
Dikalangan remaja mudah terinfeksi IMS hal ini disebabkan secara biologis sel-sel organ reproduksi belum
matang dan remaja kebanyakan kurang memperhatikan kebersihan terutama di area urogenital Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi Trichomonas vaginalis pada Remaja di Kecamatan Manggala Kota Makassar.
Jenis Penelitian ini adalah observasi laboratorium dengan desain deskriptif dan hasil yang diperoleh kemudian
dihitung persentasenya. Hasil penelitian didapatkan dari 12 sampel yang diperiksa terdapat 3 (25%) sampel
yang positif terdapat Trichomonas vaginalis dan 9 (75%) sampel yang negatif.

Kata kunci: IMS, Remaja , Trikomoniasis, Trichomonas vaginalis.

ABSTRACT
Relationship between sexual behavior and cleanliness of external reproductive devices with the incidence of
sexually transmitted diseases (STDs) in adolescents in the working area of the Palu City Health Center Talise.
Sexually transmitted diseases (STDs) Is a disease that is transmitted primarily through sexual intercourse, the
highest incidence of adolescent STDs in the hammer city area, namely the Talise Health Center totaling 1,172
cases. Only 417 cases were treated. The purpose of this study was to analyze the relationship between
sexual behavior and cleanliness of external reproductive devices in adolescence in the working area of the
Talise Health Center in Palu City. This type of research is a case control research design. The number of
samples was 84 respondents. Accidental sampling technique for sampling.Data analysis using Chy Square.
The relationship of sexual behavior with the incidence of sexually transmitted diseases (STDs) in adolescents
added a p value of 0.006 (α = 0.005). The relationship between the cleanliness of external reproductive
devices with the incidence of sexually transmitted diseases (STDs) in adolescents is added to the value of p
value 0.016 (α = 0.005). The conclusion of this study is that there is a relationship between sexual behavior
and cleanliness of external reproductive devices with the incidence of sexually transmitted diseases (STDs) in
adolescence in the working area of the Palu City Talise Health Center. Suggestions for related institutions to
improve the planning and implementation of reproductive health programs

Keywords: sexual behavior, cleanliness of external reproductive devices.


Pendahuluan

Infeksi Menular seksual (IMS) merupakan infeksi yang ditularkan memlalui hubungan
seksual, yang dikenal dengan penyakit kelamin. Penyebab infeksi tersebut diantaranya adalah
bakteri misalnya gonore, sifilis, jamur, virus misalnya herpes, HIV (Human
Immunodeficiency Virus), atau parasit misalnya kutu, trikomoniasis, diantara penyebab IMS
tersebut adalah protozoa Trichomonas vaginalis. penyakit ini bias menyerang pria maupun
wanita.
Trikomoniasis merupakan suatu IMS yang penyebabnya adalah protozoa Trichomonas
vaginalis, Gejala klinis trikomoniasis pada laki–laki bisa berupa urethritis, epididimitis, dan
prostatitis, namun kadang tidak khas atau asimptomatik pada laki–laki. namun pada
perempuan gejalanya berupa vaginitis, servisitis, keputihan yang keluar berwarna kuning atau
kehijauan, sangat kental, berbuih, memiliki bau yang tidak sedap, nyeri berkemih dan nyeri
daerah supra pubis.
Trichomonas vaginalis merupakan parasit bergerak mengunakan flagella yang
menempel pada costa yang terletak diseparuh badan bagian anterior. dengan masa inkubasi 4-
28 hari. Pada perempuan, Trichomonas vaginalis dapat di isolasi dari vagina, uretra, cervix,
kelenjar Bartholini dan kandung kemih.
Faktor resiko trikomoniasis diantaranya memiliki riwayat penyakit menular seksual
lainnya, kontak seksual dengan banyak pasangan seksual, tidak pakai kondom, pekerja seks
komersial, dan kadar pH vagina yang tinggi, higiene perorangan yang buruk, status ekonomi
yang rendah, rendahnya tingkat pendidikan.
Remaja merupakan kelompok dengan risiko yang sangat tinggi untuk terjangkit
penyakit menular seksual, hal ini disebakan secara biologis sel-sel organ reproduksi remaja
belum matang. Pada tubuh remaja putri akan mengalami perubahan yang dramatis. karena
tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempegaruhi pertumbuhan
dan perkembangan sistem reproduksi.
Menurut Sarwono ada beberapa faktor yang dianggap menimbulakn permasalahan
seksual pada remaja. diantaranya perubahan hormon estrogen dan progesteron hal ini dapat
berdampak terhadap perkembangan organ reproduksi baik pada laki-laki maupun perempuan
karena adanya perubahan ini biasa berdampak pada perilaku remaja dimana kita ketahui
bahwa remaja memiliki sifat ingin tau sesuatu yang sangat kuat.
Berdasarkan data dari organisasi kesehatan dunia WHO. angka kejadian untuk infeksi
saluran reproduksi didunia pada usia remaja (35%-42%) dan dewasa muda (27%-33%).
Pravalensi kejadian ISR pada remaja yaitu: Kandidiasis (25%-50%), vaginosis Bacterial
(20%-40%), dan trikomoniasis (15%-15%).
Di Indonesia angka kejadian resiko ISR pada remaja putri merupakan kejadian
tertinggi, yakni 35-42%. Jumlah kasus ISR dijawa timur yang tinggi pada remaja putri
sebanyak 86,5% ditemukan di Surabaya dan malang. Di Indonesia kejadian tertinggi
mencapai 70% remaja mengalami leukorea yang disebakan oleh infeksi jamur dan parasit
seperti candida albicans dan Trichomonas vaginalis (Pramita & Badar, 2019). angka kejadian
Trikomoniasis sekitar 5-20% dari kasus infeksi vagina.
Infeksi oleh Trichomonas vaginalis juga dapat menyebabkan kelahiran prematur,
penyakit radang panggul pada perempuan, dan infertilitas pada perempuan maupun laki–laki.

Metode Penetilian
Jenis penelitian ini adalah peneitian observasi laboratorium dengan desain deskriptif
kategorik, Populasi pada penelitian ini adalah semua Remaja yang berada di Kecamatan
Manggala Kota Makassar, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekret vagina
remaja di Kecamatan Manggala Kota Makassar, teknik/intrumen alat yang digunakan pada
penelitian ini antara lain Mikroskop, pipet tetes. Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain
Cat Giemsa, Aquadest, Methanol, gelas objek, cover gelas, kapas lidi steril, dan sekret vagina.
Prosedur analisis, penelitian dilakukan dengan pewarnaan giemsa dimulai dengan dibuat
discharge apusan tipis pada gelas objek, Dikeringkan sediaaan kemudian dilakukan fiksasi dengan
methanol pada bagian apusan tunggu selama 2 menit, Sebelum dilakukan pengecetan sedian dengan
giemsa diencerkan pengenceran terlebih dahulu 1: 9 (1 mL Giemsa + 9 mL Aquades), Kemudian
sediaan dicat dengan giemsa dan ditunggu 10 menit, Lalu dicuci dengan Aquades dan dikeringkan,
Selanjutnya diperiksa menggunakan mikroskop dengan pembesaran 100x mengunakan minyak
imersi.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara pemeriksaan mikroskop
dilakukan dengan mencari organisme kecil berbentuk oval mempunyai 1 inti sel, dan memiliki
flagella, analisis data pada penelitian ini data yang didapatkan kemudian dihitung prosentasenya.
Perhitungan prosentase sebagai berikut.
a. Jumlah sekret vagina yang positif Trichomonas vaginalis yaitu:
Prosentase sekret vagina yang positif =
Jumlah sampel positif Trichomas vaginalis x100%
Jumlah sampel
a. Jumlah sekret vagina yang negatif Trichomonas vaginalis yaitu:
Prosentase sampel negatif =
Jumlah sampel negatif Trichomana vaginalis x100%
Jumlah sampel
Hasil
Berdasarkan hasil penelitian dari 12 sampel sekret vagina yang diperiksa dijabarkan
pada tabel 1.4 sebagai berikut:

Tabel. 1. Hasil Penelitian Identifikasi Trichomonas vaginalis pada remaja di Kecamatan


Manggala Kota Makassar
No Kode sampel Usia Hasil Keterangan

1 A 20 Positif Terdapat Trichomonas vaginalis


2 B 21 Negatif Tidak terdapat Trichomonas vaginalis
3 C 20 Negatif Tidak terdapat Trichomonas vaginalis
4 D 20 Negatif Tidak terdapat Trichomonas vaginalis
5 E 22 Negatif Tidak terdapat Trichomonas vaginalis
6 F 21 Negatif Tidak terdapat Trichomonas vaginalis
7 G 21 Positif Terdapat Trichomonas vaginalis
8 H 21 Negatif Tidak terdapat Trichomonas vaginalis
9 I 21 Negatif Tidak terdapat Trichomonas vaginalis
10 J 21 Positif Terdapat Trichomonas vaginalis
11 K 21 Negatif Tidak terdapat Trichomonas vaginalis
12 L 21 Negatif Tidak terdapat Trichomonas vaginalis
Sumber: Data primer, september 2020

Tabel 1.4 di atas diketahui dari 12 sampel sekret vagina yang diteliti, terdapat 3 sampel
yang positif terdapat Trichomonas vaginalis, dan 9 sampel tidak Terdapat
Trichomonas vaginalis.

Gambar 1. Hasil pengamatan mikroskopik kode sampel A terdapat Trichomonas


vaginalis pada sekret vagina
Gambar 2. Hasil pengamatan mikroskopik kode sampel G terdapat Trichomonas
vaginalis pada sekret vagina

Gambar 2. Hasil pengamatan mikroskopik kode sampel J terdapat Trichomonas


vaginalis pada sekret vagina

Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk
mengidentifikasi Trichomonas vaginalis pada Remaja di Kecamatan Manggala Kota
Makassar. Pada penelitian ini di harapkan dapat menjadi informasi bagi remaja bahaya
infeksi Trichomonas vaginalis.
Pada penelitian ini digunakan sampel sekret vagina pada remaja usia 12-24 tahun
sebanyak 12 responden, menempati kost yang bercampur antara laki-laki dan perempuan dan
mengalami keputihan. Menurut Nari Jois (2015) Remaja adalah kelompok dengan risiko yang
sangat tinggi untuk terjangkit Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti bakteri, jamur dan
parasit, yang disebakan sel-sel organ reproduksi belum matang karena terjadi perubahan-
perubahan hormon estrogen dan progesteron.
Kepada 12 responden sebelum dilakukan pengambilan sekret disampaikan bahwa
identitas dirahasiakan, kemudian menjelaskan manfaat yang diperoleh yaitu sebagai
informasi tentang berbahayanya penyakit trikomoniasis dan cara pencegahannya.
Berdasarkan hasil penelitian dari 12 sampel yang di teliti didapatkan 3 (25%) sampel
positif Trichomonas vaginalis. Hasil pengamatan mikroskopik yang didapat pada
pembesaran 100x yaitu berbentuk oval, memiliki inti dan memiliki flagella pada bagian
anterior (gambar dapat dilihat pada lampiran 6). Hal ini didukung oleh Kochan P dan
Pietrzyk (2019) bahwa ciri-ciri dari Trichomonas vaginalis berbentuk lonjong, bulat,
berukuran 7-30 x 5-12 um, dan memiliki flagella.
berdasarkan kuesioner diketahui ketiga subjek tersebut memiliki ciri-ciri mengalami
keputihan dan rasa gatal di area kewanitaan. Namun belum belum menunjukan gejala
trikomoniasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Miranti dan Murtiastutik (2014) yang
menyatakan bahwa keluhan simtomatis pada wanita yaitu adanya keputihan yang disertai
rasa iritasi atau gatal pada vulva, keputihan yang berbau.
Sementara 9 (75%) sampel yang menunjukan hasil yang negatif, berdasarkan
kuesioner juga mengalami keputihan, ada yang merasakan gatal dan tidak pada bagian
kewanitaan namun tidak terindetifikasi adanya Trichomonas vaginalis. Hal ini sesuai
dengan penelitian Miranti dan Murtiastutik (2014) yang menyatakan terdapat pasien tanpa
keluhan (asimtomatik) hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa hanya
20-50% saja wanita dengan infeksi Trichomonas vaginalis yang mempunyai keluhan
Kejadian Trikomoniasis dapat dipicu karena kebiasaan buruk remaja dalam menjaga
kebersihan genitalia. Menurut pernyataan dari Nurhidayanti dan Rismawati (2020) bahwa
perilaku buruk remaja yang tidak menjaga kebersihan genitalia seperti menggunakan air
kotor, menggunakan pembersih vagina yang berlebihan, menggunakan celana dalam yang
tidak menyerapa keringat dan ketat, jarang mengganti celana dalam, jarang mengganti
pembalut saat menstruasi, serta status sosial ekonomi dapat memicu adanya kejadian infeksi
Trichomonas vaginalis.
Menurut Kochan dan Pietrzyk (2019) Jumlah populasi Trichomonas vaginalis sangat
bervariasi dengan siklus menstrusi dan perubahan hormonal. Ini mungkin dapat menjelaskan
kasus infeksi ringan atau asimtomatik tertentu pada wanita. Pada pria, kebanyakan tidak
bergejala. Dalam literatur medis saat ini, infeksi tanpa gejala pada pria dan wanita tercatat
antara 75-85% kasus.
Kejadian trikomoniasis dapat dicegah dengan menjaga kebersihan terutama diarea
kewanitaan, menjaga kebersihan pakaian dalam, tidak bertukar handuk, menghindari celana
ketat, tidak mengunakan pemberisih vagina secara berlebih, mencuci tangan sebelum
menyentu area kewanitaan, sering menganti pembalut dan jangan mandi air yang
terkontaminas Trichomonas vaginalis, tidak mengunakan pembersih vagina secara berlebihan
kerana akan membuat pH vagina menjadi basa, dan segerah memeriksakan diri di fasilitas
kesehatan apabila mengalami kelainan berupa keluarnya keputihan yang berbau dan berubah
warna menjadi kekuningan yang berasal dari alat kelamin.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari 12 sampel sekret vagina remaja dapat
diketahui bahwa terdapat 3 (25%) sampel positif Trichomonas vaginalis dan 9 (75%) sampel
negatif Trichomonas vaginalis.
ReferensiXAlfari, N., Kapantow, M. G., & Pandaleke, T. (2016). Profil trikomoniasis di
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari
2011 – 31 Desember 2015. E-CliniC, 4(2). https://doi.org/10.35790/ecl.4.2.2016.14478

Dahlan, M. S. (2010). Besar Sampel dan cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3 Seri Evidence Based Medicine 2.

Dan, T. (2016). Konkurensi Kandidiasis vaginal ,.

Diii, P., Laboratorium, T., & Rezky, S. M. (2018). Parasitologi Ii.

Elnazir, P., Jagiellonian, U., Kochan, P., Jagiellonian, U., Johansen, J., Jagiellonian, U.,
Krager, E., & Jagiellonian, U. (2019). Atlas Tema : Trichomonas vaginalis Apa
sebenarnya yang harus diketahui oleh seorang dokter modern Trichomonas vaginalis
Piotr Kochan Eirik Krager Jacob Johansen Kuba Kupniewski.

Farida. (2020). No Title Determinan Perilaku Seks Bebas Pada Kalangan


Mahasiswa/Mahasiswi Di Tempat Kos-Kosan Di Kota Makassar. 8, 53–68.

Harahap, S. W. (2017). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja tentang Penyakit


Menular Seksual Trikomoniasis di SMA Taman Siswa Binjai Tahun 2017. Jurnal
Maternal Dan Neonatal, 2(2), 20–25. http://e-journal.sari-
mutiara.ac.id/index.php/6/article/download/455/427/

Hayati Palesa, Ni Wayan Sridani, R. A. (2019). No Title Hubungan Prilaku Seksual Dan
Kebersihan Alat Reproduksi Eksternal Dengan Kejadian Penyakit Menular Seksual
Pada Usia Remaja Di Wilayah Kerja Puskesmas Talise Kota Palu. 6, 48–64.

Jehee, I., van der Veer, C., Himschoot, M., Hermans, M., & Bruisten, S. (2017). Direct
detection of Trichomonas vaginalis virus in Trichomonas vaginalis positive clinical
samples from the Netherlands. Journal of Virological Methods, 250(May), 1–5.
https://doi.org/10.1016/j.jviromet.2017.09.007

Khusniyah, N., Studi, P., Kesehatan, D. A., Kesehatan, F. I., & Budi, U. S. (2017).
Pemeriksaan Trichomonas vaginalis Pada Urin Ibu Rumah Tangga Di Permukiman.
Krismi, A., Brahmanti, H., & Pudjiati, S. R. (2015). Pada Perempuan Hamil Trimester
Kedua ( Laporan Kasus ) Multiple Sexually Transmited Diseases In 2 Nd Trimester
Pregnancy ( A Case Report ) Department of Dermatovenerology Medical Faculty of
Gadjah Mada University. 1(1), 42–49.

Mutiarasari, D. (2019). Medika Tadulako , Jurnal Ilmiah Kedokteran , Vol . 1 No . 2. Jurnal


Ilmiah Kedokteran, 1(2), 36–44.

Nari, J., Shaluhiyah, Z., & Nugraha, P. (2015). nalisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian IMS Pada Remaja Di Klinik IMS Puskesmas Rijali Dan Passo Kota
Ambon, 10(2), 131–143. https://doi.org/10.14710/jpki.10.2.131-143

Nugroho, M. B. (2013). 済 無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and


Modeling, 53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Nurhidayati, N. R. (2020). No Titlehubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Leukore.


01, 1–110.

Ozpinar, H., Ozpinar, N., & Eruygur, N. (2019). Effect of Viscum album L. ssp. austriacum
(WİESP.) Vollman on metronidazole resistant and sensitive strains of Trichomonas
vaginalis. South African Journal of Botany, 125, 81–85.
https://doi.org/10.1016/j.sajb.2019.07.008

Pramita, D., & Badar, M. (2019). Hubungan Hygienitas Vagina Dengan Kejadian
Candidiasis Vaginalis Pada Remaja Di Puskesmas Tanjung Sengkuang Kota Batam
Tahun 2018. Prosiding SainsTeKes, 1(1), 58–64.

Salakos, E., Korb, D., Morin, C., & Sibony, O. (2018). A case of non-treated Trichomonas
vaginalis infection and severe preterm labor with positive obstetrical outcome. Journal
of Gynecology Obstetrics and Human Reproduction, 47(4), 171–173.
https://doi.org/10.1016/j.jogoh.2018.01.006

Sari, M. P. (2017). Metode Diagnostik Trikomoniasis vagina. Jurnal Kedokteran Meditek,


23(63), 57–61.

Tuntun, M. (2018). Faktor Resiko Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS). Jurnal
Kesehatan, 9(3), 419. https://doi.org/10.26630/jk.v9i3.1109

Wolfman, L. S. B. A. (2013). No Title. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),


1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Xu, J. B., Zhang, Y. L., Huang, J., Lu, S. J., Sun, Q., Chen, P. X., Jiang, P., Qiu, Z. E., Jiang,
F. N., Zhu, Y. X., Lai, D. H., Zhong, W. De, Lun, Z. R., & Zhou, W. L. (2019). Increased
intracellular Cl− concentration mediates Trichomonas vaginalis-induced inflammation
in the human vaginal epithelium. International Journal for Parasitology, 49(9), 697–
704. https://doi.org/10.1016/j.ijpara.2019.04.005

Yudia, S. M., Cahyo, K., Kusumawati, A., Pendidikan, B., & Perilaku, I. (2018). Perilaku
Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Kost (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi Di
Wilayah Jakarta Barat). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1), 819–825.

Anda mungkin juga menyukai