Anda di halaman 1dari 6

Pengertian

Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan
kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan
secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek
pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja

B.  Visi dan Misi Puskesmas

1.    Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya


Kecamatan Sehat menuju terwujudnya  Indonesia  Sehat.

Indikator Kecamatan Sehat:

a.    lingkungan sehat

1)   perilaku sehat

2)   cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

3)   derajat kesehatan penduduk kecamatan

2.    Misi Puskesmas

a.    Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya

b.    Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya

c.    Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan


yang diselenggarakan

d.   Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta


lingkungannya

C.  Peran Puskesmas
peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional
secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit

D.  Fungsi Puskesmas

1.    Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.

2.    Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan
untuk hidup sehat.

3.    Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

4.    masyarakat di wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:

1.    Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka


menolong dirinya sendiri.

2.    Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan


sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

3.    Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan
kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.

4.    Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

5.    Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program

E.  Struktur Organisasi

1.    Kepala Puskesmas

2.    Unit Tata Usaha:

3.    Data dan Informasi,

4.    Perencanaan dan Penilaian,

5.    Keuangan, Umum dan Kepegawaian

6.    Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:

7.    UKM / UKBM
8.    UKP

9.    Jaringan pelayanan Puskesmas:

10.     Unit Puskesmas Pembantu

11.     Unit Puskesmas Keliling

12.     Unit Bidan di Desa/Komunitas

F.   Tata Kerja

1.    Kantor Camat → koordinasi

2.    Dinkes → UPT → bertanggung jawab ke Dinkes

3.    Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagi mitra

4.    Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat → sebagai pembina

5.    Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan →kerjasama

6.    Lintas sektor → koordinasi

7.    Masyarakat → perlu dukungan/partisipasi →BPP (Badan Penyantun Puskesmas)

G.  Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas

Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat. Hal ini
dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal). Standar Pelayanan Minimal
adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan
kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang
mencakup : jenis pelayanan, indikator, dan nilai (benchmark). Pelaksanaan Urusan Wajib dan
Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM) diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1457/MENKES/SK/X/2003  dibedakan atas : UW-SPM yang wajib
diselenggarakan oleh seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik yang
hanya diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat. UW-SPM wajib
meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat, penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular, penyelenggaraan promosi
kesehatan, dll. Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
dan pemberantasan penyakit malaria, dll. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standard
Pelayanan Minimal.

H.  Program Pokok Puskesmas

Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya,


karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian kegiatan
pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1.        Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )

2.    Keluarga Berencana

3.    Usaha Peningkatan Gizi

4.    Kesehatan Lingkungan

5.    Pemberantasan Penyakit Menular

6.    Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan

7.    Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

8.    Usaha Kesehatan Sekolah

9.    Kesehatan Olah Raga

10.     Perawatan Kesehatan Masyarakat

11.     Usaha Kesehatan Kerja

12.     Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut

13.     Usaha Kesehatan Jiwa

14.     Kesehatan Mata

15.     Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )

16.     Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan

17.     Kesehatan Usia Lanjut

18.     Pembinaan Pengobatan Tradisional


Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok
Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
( PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti
tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal
demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat
bersama Pemerintah Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya
karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi kejadian
darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain.

I.     Masalah-Masalah mutu pelayanan kesehatan yang Muncul di Lingkup Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan


kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam memberikan
pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dikenal
murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi
masyarakat, namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih memilih pelayanan
kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas kesehatan praktek lainnya.

Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif dari masyarakat terhadap pelayanan
Puskesmas, misalnya anggapan bahwa mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya
Puskesmas tidak cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dilihat
dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk
menunjang kegiatannya sehari-hari. Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat itu tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan.

Misalnya: sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas, yang
dikeluhkan masyarakat. Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis yang
dinilai cenderung arogan, berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada puskesmas telah
menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada apotik. Di samping itu, ketika
membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat mengikuti kegiatan perkampungan
pemuda, kemudian warga yang lain mengantarnya ke Puskesmas, pasien itu tidak dilayani
dengan baik bahkan mereka (perawat-red) mengaku telah kehabisan stok obat.

Hal tersebut, tentu telah merusak citra Puskesmas sebagai pemberi layanan kesehatan
kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu dalam memberikan pertolongan pertama
yang sesuai dengan standar pelayanan kesehatan. Selain itu, tidak berjalannya tugas edukatif di
Puskesmas yang berkaitan dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus berkaitan dengan
tugas promotif. Menurut masyarakat, petugas puskesmas sangat jarang berkunjung, kalaupun
ada, yaitu ketika keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami
gizi buruk atau penderita TB.

Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif dibanding upaya promotif.
Kemudian, perawat / bidan  puskesmas biasanya aktif dalam BP, puskesmas keliling, dan
puskesmas pembantu. Jelas dalam tugas tersebut, perawat / bidan melakukan pemeriksaan
pasien, mendiagnosa pasien, melakukan pengobatan pada pasien dengan membuat resep pada
pasien. Namun, ketika melakukan tugas tersebut  tidak ada supervisi dari siapapun, khususnya
penanggung jawab dalam tindakan pengobatan/medis. Tenaga perawat / bidan seolah-olah tidak
menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri, karena mungkin tugas kuratif lebih penting. Hal
ini berdampak kepada status kesehatan masyarakat, status gizi, penyakit infeksi menular dan
mungkin upaya kesehatan ibu dan anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga
berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat. Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di
Puskesmas lebih banyak ke arah kuratif, maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah
sakit karena Rumah Sakit akan memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik.

Tapi kalaulah Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif
maka tugas eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan, dan puskesmas menjadi bagian dari unit
Dinas kesehatan, atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur
program-programnya, sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator, pemberi dana dan
pengadaan petugas, untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada Puskesmas, atau
pelayanan kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta. Tidak hanya hal-hal yang telah
diungkapkan di atas, lebih dari itu, masih ada permasalahan yang muncul di lingkup puskesmas.

misalnya: Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat hanya sampai jam 14.00 WIB,
kemampuan keuangan daerah yang terbatas, puskesmas yang kurang memiliki otoritas untuk
memanfaatkan peluang yang ada, puskesmas belum terbiasa mengelola kegiatannya secara
mandiri, serta kurangnya kesejahteraan karyawan yang berpengaruh terhadap motivasi dalam
melaksanakan tugas di puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai