Anda di halaman 1dari 18

3 Peranan Nasionalisme:

“paham untuk mencintai bangsa


Identitas, ideologi, pergerakan. Pengertian dan negara sendiri”

Pemahaman Nasionalisme “nasional”


Ir. Soekarno: Nation Building kesadaran dan semangat cinta
Moh. Hatta: State Building Etimologi tanah air
“isme”
Pengertian
kesetiaan tertinggi individu
Hans Kohn harus diserahkan kepada
negara kebangsaan

jiwa dan prinsip spiritual yang


menjadi ikatan bersama, baik
Ernest Renan dalam pengorbanan (sacrifice)
maupun dalam kebersamaan
(solidarity)

didasarkan pada nilai-nilai


Nasionalisme Pancasila Pancasila

setiap bangsa berhak memperjuangkan


Humaniter kesejahteraan bangsanya berdasarkan caranya
sendiri

nasionalisme demokratis, doktriner dan fanatik


Jacobin
terhadap bangsa lain

Jenis Tradisional
keunikan setiap bangsa dan mempertahankan
Nasionalisme tradisi dan sejarahnya

NASIONALISME setiap bangsa berhak menentukan nasibnya


Liberal
sendiri

kepentingan nasional ada di atas kepentingan


Integral
individu

Kebangkitan Nasional Budi Oetomo (1908)

Nasionalisme
Sumpah Pemuda (1928)
di Indonesia

Proklamasi
(1945)
Kemerdekaan

Amerika melawan sistem yang menindas


(Abad 18-19) diskriminatif terhadap ras tertentu

Revolusi Prancis
Prancis (mengganti kerajaan dengan
demokrasi)
Nasionalisme Eropa
di Dunia (Abad 18-19) Chauvinisme
Jerman (merasa sebagai
bangsa paling unggul)

Asia reaksi perlawanan terhadap


(Abad 20) kolonialisme dan imperialisme
7 Jenis / Tipologi Korupsi kesesuaian antara hati, ucapan,
(Syed Hussein Alatas): Pengertian dan tindakan dari seseorang.
- Korupsi Transaktif
- Korupsi Ekstroaktif Kejujuran
- Korupsi Investif
Pengertian
3 Dimensi Utama Konsistensi
- Korupsi Nepotistik
- Korupsi Autogenik Keberanian
- Korupsi Suportif
- Korupsi Defensif UU No. 31 Tahun 1999
(Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi)
Dreamtegrity: aktifitas bersama untuk
membangun impian yang dapat UU No. 20 Tahun 2001
dijadikan inspirasi dan penyemangat (Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999)
untuk memberantas korupsi. Peraturan
Perundang-
UU No. 28 Tahun 1999
Seeding of Integrity: upaya untuk Undangan
(Penyelenggara Negara yang Bersih dan
menanamkan pengaruh integritas Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
pada bawah sadar sehingga dapat
membentuk prilaku, kebiasaan, dan Pemberantasan UU No. 30 Tahun 2002
budaya integritas.
Korupsi (Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
di Indonesia Korupsi)

Kerugian keuangan negara


Suap-menyuap
Pemerasan
7 Bentuk
Korupsi: Perbuatan curang
Penggelapan dalam jabatan
Benturan kepentingan dalam pengadaan
Gratifikasi (hadiah)
INTEGRITAS
NASIONAL
Tugas dan Wewenang

Komisi Kepastian hukum


Pemberantasan Keterbukaan
Korupsi Asas KPK Akuntabilitas
(trigger Kepentingan Umum
mechanism) (aspratif, akomodatif, kolektif)
Proporsionalitas
Tugas KPK:
1. Koordinasi dengan instansi yang 2011-2015
berwenang melakukan 3 Fase Road 2015-2019
pemberantasan tindak pidana Map KPK
korupsi. 2019-2023
2. Supervisi terhadap instansi yang
berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana sistem yang berlaku secara nasional dalam
korupsi. rangka pemberantasan korupsi secara
Pengertian
3. Melakukan penyelidikan, terintegrasi yang melibatkan semua pilar
penyidikan, dan penuntutan penting bangsa
terhadap tindak pidana korupsi.
4. Melakukan tindakan-tindakan Pondasi politik, sosial, ekonomi, budaya
pencegahan tindak pidana
korupsi. badan legislatif, eksekutif,
5. Melakukan monitor terhadap kehakiman, sektor publik,
penyelenggaraan pemerintahan sektor keuangan, penegak
negara. 3 Bagian Pilar atau Tiang hukum, kpu, ombudsman,
Wewenang KPK: Utama Penyangga badan audit, organisasi
1. Mengkoordinasikan penyelidikan, antikorupsi, partai politik,
penyidikan, dan penuntutan media massa, masyarakat
tindak pidana korupsi. madani, dan dunia usaha
2. Menetapkan system pelaporan
dalam kegiatan pemberantasan Atap hasil akhir berupa integritas nasional
tindak pidana korupsi. Sistem
3. Meminta informasi tentang Integritas
kegiatan pemberantasan tindak Nasional Peran/kontibusi (Role)
pidana korupsi kepada instansi
Transparansi dan Akuntabilitas
yang terkait. 3 Dimensi Pilar SIN (Governance)
4. Melaksanakan dengar pendapat
atau pertemuan dengan instansi Kapasitas (Capacity)
yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana
korupsi. Budaya Organisasi Transparansi anggaran
5. Meminta laporan instansi terkait untuk membentuk Menghindarkan konflik kepentingan
mengenai pencegahan tindak SIN
pidana korupsi. Menghindari penyalahgunaan
wewenang atasan
Pasal 27 ayat (3) UUD 1945

Pasal 30 ayat (1) dan (2) UUD 1945


Dasar
Hukum Pasal 68 UU RI No. 39 tahun 1999 tentang HAM

Pasal 9 ayat (1) UU RI No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

Pendidikan kewarganegaraan

Pelatihan dasar militer secara wajib


Keikutsertaan
Warga Negara Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib

Pengabdian sesuai dengan profesi

Cinta terhadap tanah air

Sadar berbangsa dan bernegara


Nilai-Nilai
Yakin kepada Pancasila sebagai ideologi negara
Bela Negara
Rela berkorban untuk bangsa dan negara Indonesia

Memiliki kemampuan awal bela negara (fisik dan psikis)

Agresi

Spionase
BELA NEGARA Terorisme
Militer
Sabotase

Ancaman terhadap Pelanggaran Wilayah


Integritas NKRI Pemberontakan Bersenjata

Nonmiliter

Komponen Utama:
Tentara Nasional Indonesia

Komponen Cadangan:
Ancaman Militer Sumber Daya Nasional
(manusia, alam, buatan)
Sistem Komponen Pendukung:
Pertahanan Sumber Daya Nasional
Negara (manusia, alam, buatan))

Unsur Utama:
Ancaman Nonmiliter Lembaga Pemerintahan
Diluar Bidang Pertahanan

Kerakyatan
(diabdikan oleh dan untuk
kepentingan seluruh rakyat)
Sistem Pertahanan
Kesemestaan
dan Keamanan
(seluruh sumber daya
Rakyat Semesta
nasional didayagunakan)
(Sishankamrata)
Kewilayahan
(kekuatan pertahanan
dilaksanakan secara
Separatisme: menyebar di seluruh wilayah
usaha melepaskan diri dari kesatuan NKRI)
negara yang berdaulat.
Ideologi dasar bagi negara Indonesia
Sejarah Lahirnya Pancasila
1 Maret 1945 : pembentukan Dokuritsu Junbi Panca = lima
Cosakai (BPUPKI) Pengertian Sanskerta
Sila = prinsip / asas
28 Mei 1945 : pelantikan Radjiman
Wedyodiningrat dan anggota Five Moral Principles (Budha) dan Syair pujian Empu
Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei - 1 Juni 1945) Prapanca di Kitab Negarakertagama (sarga 53 bait ke-2):
> rumusan dasar Negara yg akan dibentuk Jangan membunuh, Jangan mencuri, Jangan Berzina,
> 3 pembicara : Moh. Yamin, Soepomo, Jangan berbohong, Janan mabuk.
Soekarno
22 Juni 1945 :
Moh. Yamin (29 Mei 1945)
Panitia Sembilan (Dokuritsu Zyunbi Tioosakay)
Pegangsaan Timur 56 Jakarta Dr. Soepomo (31 Mei 1945)
Pancasila
calon Mukadimah Hukum Dasar Ir. Soekarno (1 Juni 1945) > Hari Lahir Pancasila
= “Piagam Jakarta”
secara
Sidang Kedua BPUPKI (10-16 Juli 1945) Historis
Piagam Jakarta (22 Juni 1945)
> merumuskan rancangan Hukum Dasar
(1)Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
> 11 juli 1945 : membentuk 3 panitia kecil
pemeluk-pemeluknya.
1. Panitia Perancang UUD
diganti oleh Moh. hatta atas usulan A. A. Maramis.
2. Panitia Perancang Ekonomi & Keuangan
3. Panitia Perancang Pembela Tanah Air
Ketetapan MPR XX/MPRS/1966 dan
7 Agustus 1945 : pembubaran BPUPKI Pancasila Bagian UUD 1945
INPRES No. 12, 13 April 1968:
9 Agustus 1945 : dibentuk PPKI secara Konstitusi RIS Pengucapan, penulisan, dan rumusan
15 Agustus 1945 : Jepang menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu
Terminologis UUDS 1950 Pancasila yang sah dan benar adalah
Kalangan Masyarakat PEMBUKAAN UUD 1945.
17 Agustus 1945 : Proklamasi
18 Agustus 1945 : Sidang PPKI
> Mengesahkan UUD 1945 Organis : tidak dapat berdiri sendiri / satu kesatuan
> Memilih Presiden dan Wakil
Hirarkis Piramidal: urutan sila menunjukan rangkaian tingkat
Presiden pertama usul dari dalam luas dan isi sifatnya
Otto Iskandardinata Susunan Sila
MENJIWAI --->
> menetapkan berdirinya Pancasila 1-2-3-4-5
Komite Nasional Indonesia Pusat
<--------DIJIWAI
Saling Mengisi dan Mengkualifikasi: setiap sila terkandung nilai
keempat sila lainnya

Kausa Materialis (Bahan) > bangsa


PANCASILA Asal Mula
indonesia
Kausa Formalis (Bentuk) > Pidato Soekarno
Langsung Kausa Efisien (Karya) > PPKI melalui sidang BPUPKI
Kausa Finalis (Tujuan) > anggota BPUPKI dan
Pancasila sebagai panitia Sembilan
Ideologi Nasional
Sebelum Pancasila: Ketuhanan, Kemanusiaan,
Ir. Soekarno - kelima sila diperas jadi: Persatuan, Kerakyatan,
Trisila Asal Mula Keadilan
Pandangan Hidup: Adat Istiadat, Kebudayaan,
Tidak
- Sosio Nasionalisme Religius
Langsung
- Sosio Demokrasi Tri Prakara: Asas Kebudayaan, Asas Religius,
- Ketuhanan Asas Kenegaraan
Ekasila (Gotong Royong)

Panitia Sembilan:
Falsafah Hidup : keyakinan yang memiliki kebenaran
1. Soekarno (ketua)
2. Moh. Hatta Pedoman Hidup: pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku
3. Muh. Yamin Kedudukan Sistem Filsafat : harus dipahami secara totalitas, satu kesatuan
4. A.A. Maramis Pancasila berdasar hierarkis piramidal
5. Ahmad Soebardjo Perjanjian Luhur : dibuat oleh founding father bangsa Indonesia
6. H. Agoes Salim
Dasar Negara : dasar mengatur penyelenggaraan
7. KH A. Wahid Hasyim
ketatanegaraan negara
8. Abikusno Cokrosuryo
9. Abdul Kahar Muzakkir Sumber dari segala sumber tertib hukum

Jika Pancasila tidak dikaitkan dengan


sila-sila lainnya: Tidak boleh bersifat pragmatis
Sila 1 saja : Theokrasi Absolut Pembangunan Tidak boleh bersifat ideologis
Sila 2 saja : Kosmopolitanisme sesuai Harus menghormati HAM
Sila 3 saja : Chauvinisme
Sila 4 saja : Demokrasi Liberal
Pancasila Dilaksanakan secara demokratis
Sila 5 saja : Komunisme / Sosialisme Atheis Diprioritaskan pada penciptaan taraf minimum keadilan
sosial
Pancasila sebagai Sumber Nilai:
- Nilai Dasar : Cita-cita dan tujuan yang baik
D. realitas : bersumber dari nilai-nilai riil (budaya dan sejarah)
dan benar Dimensi Pancasila
- Nilai Instrumental : Penjabaran lebih lanjut D. Idealisme : ideologi tersebut harus memberikan harapan,
dari nilai dasar (UU, GBHN, dll)
sebagai cita-cita tentang masa depan yang lebih baik
- Nilai Praktis : Realisasi Nilai Instrumental Ideologi Terbuka
D. Fleksibilitas : memungkinkan adanya berbagai pengembangan
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari pemikiran baru

Kesatuan Subyek : Pemerintahan Republik Indonesia


Pancasila sebagai Kesatuan Asas Kerohanian : Pancasila
Sumber Tertib Hukum Kesatuan Waktu : sejak 18 Agustus 1945
Kesatuan Daerah : dari Sabang sampai Merauke
RANGKUMAN ISI 45 BUTIR PANCASILA

1. Sila ke-1 : “Ketuhanan Yang Maha Esa”


- Percaya dan takwa kepada Tuhan
- Percaya dan takwa sesuai agama masing-masing
BINTANG
- Menghormati dan kerjasama antar pemeluk agama
- Kerukunan hidup antar umat beragama
- Agama dan kepercayaan > hubungan pribadi dengan Tuhan
- Kebebasan menjalankan ibadah
- Tidak memaksakan agama dan keyakinan

2. Sila ke-2 : “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”


- Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat martabatnya
- Persamaan derajat, hak, dan kewajiban
RANTAI - Saling mencintai sesama
- Tenggang rasa
- Tidak semena-mena
- Menjunjung nilai kemanusiaan / HAM
- Melakukan kegiatan kemanusiaan
- Membela kebenaran dan keadilan
- Bangsa Indonesia bagian dari seluruh umat manusia
- Menghormati dan kerjasama dengan bangsa lain

3. Sila ke-3 : “Persatuan Indonesia”


- Kepentingan bersama di atas pribadi / golongan
- Rela berkorban untuk negara
POHON BERINGIN - Cinta tanah air
GARUDA PANCASILA - Bangga bangsa dan tanah air Indonesia
- Ketertiban dunia > kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial
JUMLAH BULU - Persatuan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
- 17 : Sayap - Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
- 8 : Ekor
- 19 : Kaki
- 45 : Leher 4. Sila ke-4 : “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
EMAS : Kejayaan Kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”
PERISAI : Kekuatan / Pertahanan - Warga negara > kedudukan, hak, kewajiban yang sama
KEPALA KE KANAN : Etika KEPALA BANTENG - Tidak memaksakan kehendak
GARIS TEBAL PADA PERISAI : Garis Khatulistiwa - Musyawarah > kepentingan bersama
- Musyawarah > mufakat > kekeluargaan
Pencetus : Sultan Hamid II - Menghormati keputusan musyawarah
Garuda : Kendaraan Dewa Wisnu
- Menerima dan melaksanakan hasil musyawarah
- Dalam musyawarah > kepentingan bersama
- Musyawarah > akal sehat dan hati nurani
- Keputusan > tanggung jawab moral, benar, adil, persatuan
- Percaya pada wakil rakyat melaksanakan permusyawaratan
BHINNEKA TUNGGAL IKA
“Rwâneka dhâtu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa 5. Sila ke-5: “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan - Perbuatan luhur > kekeluargaan dan gotong royong
Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana - Adil terhadap sesama
dharma mangrwa”
PADI DAN KAPAS - Seimbang antara hak dan kewajiban
- Memberi pertolongan
Bahasa Jawi Kuno
- Hak milik tidak untuk pemerasan
BHINNEKA : Beragam > realitas sosial
TUNGGAL : Satu > cita-cita kebangsaan - Hak milik tidak untuk pemborosan dan gaya hidup mewah
- Bekerja keras
IKA : Itu
- Menghargai hasil karya orang lain untuk kemajuan dan kesejahteraan
Kitab Sutasoma - Mpu Tantular - Kerajaan Majapahit - Melakukan kegiatan untuk kemajuan merata dan keadilan sosial
Abad XIV

Pencetus : Muh. Yamin

Dilanjutkan: Tan Hana Dharma Mangrwa


Oleh : I Gusti Bagus Sugriwa

Awalnya digunakan untuk mempersatukan umat Hindu


Siwa dan umat Budha selama masa kerajaan Majapahit.

Diresmikan sebagai semboyan negara :


- Tanggal 17/08/1950
- PP No 99/1951
- UUD 1945 PASAL 36A
Pembukaan
Konstitusi yang pernah berlaku:
1. UUD 1945 16 bab
(18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949) UUD 37 pasal
1. Konstitusi RIS 1949 SEBELUM Batang Tubuh 65 ayat
(27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950)
AMANDEMEN 4 pasal Aturan Peralihan
1. UUDS 1950
(17 Agustus 1950 - 5 Juli 1950) 2 ayat Aturan Tambahan
1. UUD 1945 (5 Juli 1959 - 1999) Penjelasan

19-10-1999
AMANDEMEN
18- 8-2000
(1999-2002)
9-11-2001
Oleh MPR
11- 8-2002

Pembukaa
UUD n
16 bab
SETELAH
37 pasal
AMANDEMEN
Pasal-Pasal 194 ayat
3 pasal Aturan Peralihan
2 pasal Aturan Tambahan

Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas


hukum (rechtsstaat)
Sistem Konstitusional.
Kekuasaan negara yang tertinggi ditangan MPR
TUJUH KUNCI
POKOK SISTEM Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara
yang tertinggi di bawah MPR
PEMERINTAHAN
INDONESIA Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri
UUD 1945 negara tidak bertanggung jawab kepada DPR
Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan


seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar
asas persatuan (SILA 3)

Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi


seluruh rakyat Indonesia (SILA 5)
POKOK PIKIRAN
PEMBUKAAN
Negara yang berkedaulatan rakyat,
UUD 1945 berdasarkan
atas kerakyatan dan permusyawaratan /
perwakilan (SILA 4)
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
Batang Tubuh / beradab (SILA 1 & 2)
Pasal-pasal UUD 1945:
1. HAL BENTUK NEGARA
2. HAL LEMBAGA NEGARA NILAI-NILAI Hukum Kodrat (alinea I) direalisasikan dalam alinea II
3. HAL WARGA NEGARA PEMBUKAAN
Hukum Tuhan dan Hukum Etis (alinea III)
UUD 1945 dijelmakan dalam alinea IV
Bab-Bab UUD 1945:
BAB I : BENTUK NEGARA
BAB II : MPR Alinea I, II, II tidak mempunyai hubungan dengan batang tubuh
BAB III : KEKUASAAN PEMERINTAHAN HUBUNGAN
BAB IV : DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG PEMBUKAAN Alinea IV mempunyai hubungan ‘kausal organis’
BAB V : KEMENTERIAN NEGARA - Undang-Undang Dasar ditentukan akan ada
DENGAN
BAB VI : PEMERINTAH DAERAH - Yang diatur dalam UUD, adalah tentang pembentukan
BAB VII : DPR BATANG TUBUH pemerintahan negara yang memenuhi persyaratan dan
BAB VIIA : DPD meliputi segala aspek penyelenggara negara
BAB VIIB : PEMILU - Negara Indonesia ialah berbentuk Republik yang
BAB VIII : HAL KEUANGAN berkedaulatan rakyat
BAB VIIIA : BPK - Ditetapkannya dasar negara
BAB IX : KEKUASAAN KEHAKIMAN
BAB X : WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
Sebelum Kemerdekaan : Alasan Merdeka
BAB XA : HAM
BAB XI : AGAMA HUBUNGAN
Menjelang Kemerdekaan : Proses Perjuangan
BAB XII : PERTAHANAN & KEAMANAN PEMBUKAAN
BAB XIII : PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN DENGAN Saat Kemerdekaan : Pernyataan Merdeka
BAB XIV : PEREKONOMIAN & KESEJAHTERAAN
BAB XV : BENDERA, BAHASA, LAMBANG, PROKLAMASI
Setelah Kemerdekaan : Mengisi Kemerdekaan
LAGU
BAB XVI : PERUBAHAN UUD
ATURAN PERALIHAN
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PEMBUKAAN
(Preambule)

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.

P A Kandungan P A Kandungan
BAB I : Bentuk dan Kedaulatan 8 1 Presiden mundur, digantikan wapres sampai habis
1 1 Indonesia = Negara Kesatuan = Republik 2 Wapres kosong → 2 calon dr Presiden → sidang MPR max 60
hari
2 Kedaulatan di tangan rakyat
3 Keduanya mangkat, tugas pres diisi oleh mendagri, menlu, dan
3 Indonesia = Negara hukum menhan.
BAB II : MPR 9 1 Sumpah/Janji Presiden/Wapres
2 1 MPR = DPR + DPD (Pemilu) 2 Jika tidak sidang → janji di hadapan MPR+MA
2 Sidang min. 1 x 5 thn di ibukota negara 10 Pres pemegang kekuasaan tertinggi AD, AL, AU
3 Putusan = suara terbanyak 11 1 Presiden menyatakan perang atas izin DPR
3 1 MPR berwenang mengubah UUD 2 Pres perjanjian internasional atas izin DPR
2 Melantik presiden dan wakil 3 Berikutnya diatur dalam UU
3 MPR dapat memberhentikan pres/wapres 12 Presiden menyatakan keadaan bahaya
BAB III : Kekuasaan Pemerintahan Negara 13 1 Presiden angkat duta dan konsul
4 1 Presiden memegang kuasa pemerintahan 2 Harus perhatikan pertimbangan DPR
2 Presiden dibantu 1 wapres 3 Menerima penempatan duta negara lain atas pertimbangan
5 1 Presiden boleh mengajukan RUU ke DPR DPR

2 Presiden menetapkan PP 14 1 Kasih grasi dan rehabilitasi atas pertimbangan MA


2 Kasih amnesty dan abolisi atas pertimbangan DPR
6 1 Calon presiden dan wapres harus WNI
15 Ketentuan memberi gelar dan tanda jasa, dan tanda lainnya
2 Syarat calon diatur dengan UU
16 Pembentukan dewan pertimbangan
6A 1 Presiden dan wapres dipilih 1 pasangan
langsung oleh rakyat BAB IV : Dewan Pertimbangan Agung (DIHAPUS)
2 Pasangan calon diusulkan oleh parpol peserta BAB V : Kementerian Negara
pemilu 17 1 Presiden dibantu menteri
3 Yg menang suara 50% lebih + 20% di setengah 2 Diangkat dan diberhentikan presiden
jumlah provinsi
3 Menteri membidangi urusan tertentu
4 Pemilu putaran 2
4 Pembentukan pengubahan & pembubaran kementrian diatur
5 Tata cara pemilu diatur dalam UU UU
7 Masa jabatan 5thn, dapat dipilih lagi 1X BAB VI : Pemerintah Daerah
7A MPR dapat memberhentikan presiden / wapres 18 1 Pemerintah daerah, otonomi seluas-luasnya
atas usul DPR
2
7B 1 Prosedur pemberhentian presiden / wapres
3
2
4
3
5
4
6
5
7
6
18A 1 Hubungan pusat & daerah memperhatikan keberagaman
7 daerah
7C Presiden tidak dapat membubarkan DPR 2 Hub. Keuangan, pelayanan, pemanfaatan SDA secara adil
18B 1 Negara mengakui dan menghormati satuan pemda khusus
2 Negara mengakui dan menghormati masy. Hukum adat
P A Kandungan P A Kandungan
BAB VII : DPR 4 Ketua/wakil MA dari/oleh Hakim Agung
19 1 Anggota DPR dipilih melalui pemilu 5 Lainnya diatur dlm UU
2 Susunan DPR diatur dlm UU 24B 1 KY mengusulkan hakim agung
3 Sidang DPR min 1x1thn 2 Setiap RUU dibahas oleh DPR
20 1 Punya kuasa untuk membentuk UU 3 Jika tidak disetujui, RUU bisa diajukan lagi
2 Setiap RUU dibahas oleh DPR 4 Presiden mengesahkan RUU > UU
3 Jika tidak disetujui, RUU bisa diajukan lagi 5 Pengesahan RUU > UU jk tdk disahkan presiden
4 Presiden mengesahkan RUU > UU 20A 1 Fungsi DPR
5 Pengesahan RUU > UU jk tdk disahkan presiden 2 Hak DPR
20A 1 Fungsi DPR 3 Hak anggota DPR
2 Hak DPR 4 Ketentuan selanjutnya dalam UU
3 Hak anggota DPR 21 Anggota DPR boleh ajukan RUU
4 Ketentuan selanjutnya dalam UU 22 1 Presiden bisa tetapkan PP
21 Anggota DPR boleh ajukan RUU 2 PP harus disetujui DPR
22 1 Presiden bisa tetapkan PP 3 Jika tidak disetujui, harus dicabut
2 PP harus disetujui DPR 22A Ketentuan berikutnya diatur UU
3 Jika tidak disetujui, harus dicabut 22B Anggota DPR dapat diberhentikan
22A Ketentuan berikutnya diatur UU BAB VIIA : DPD
22B Anggota DPR dapat diberhentikan 22C 1 Anggota DPD dipilih melalui pemilu
BAB VIIA : DPD 2 Jumlah anggota DPD = tidak > 1/3 jumlah DPR
22C 1 Anggota DPD dipilih melalui pemilu 3 Min. sidang 1x / 1 thn
2 Jumlah anggota DPD = tidak > 1/3 jumlah DPR 4 Susunan DPD diatur dalam UU
3 Min. sidang 1x / 1 thn 22D 1 Hak mengajukan RUU ttg otonomi daerah
4 Susunan DPD diatur dalam UU 2 Ikut membahas RUU otonomi daerah
22D 1 Hak mengajukan RUU ttg otonomi daerah 3 Kegiatan pengawasan DPD
2 Ikut membahas RUU otonomi daerah 4 Anggota DPD dapat diberhentikan
3 Kegiatan pengawasan DPD BAB VIIB : Pemilu
4 Anggota DPD dapat diberhentikan 22E 1 5 tahun sekali pemilu luber jurdil
BAB VIIB : Pemilu 2 Memilih DPR,DPD,DPRD,Pres,Wapres
22E 1 5 tahun sekali pemilu luber jurdil 3 Peserta pemilu DPR = parpol
2 Memilih DPR,DPD,DPRD,Pres,Wapres 4 Peserta pemilu DPD = individu
3 Peserta pemilu DPR = parpol 5 Sifat pemilu KPU nasional: tetap, mandiri
4 Peserta pemilu DPD = individu 6 Ketentuan berikutnya dlm UU
5 Sifat pemilu KPU nasional: tetap, mandiri BAB VIII : Hal Keuangan
6 Ketentuan berikutnya dlm UU 23 1 APBN tiap thn, terbuka, utk kemakmuran rakyat
BAB VIII : Hal Keuangan 2 RUU diajukan Presiden, dibahas DPR
23 1 APBN tiap tahun, terbuka, utk kemakmuran rakyat 3 Tidak setuju, pakai tahun lalu
2 RUU diajukan Presiden, dibahas DPR 23A PAJAK
3 Tidak setuju, pakai tahun lalu 23B MATA UANG
23A PAJAK 23C Keuangan duu
23B MATA UANG 23D BANK SENTRAL
23C Keuangan diatur UU BAB VIIIA : BPK
23D BANK SENTRAL 23E 1 Memeriksa PTJKN
BAB VIIIA : BPK 2 Hasil diserahkan DPR,DPRD,DPD
23E 1 Memeriksa PTJKN 3 Hasil ditindaklanjuti
2 Hasil diserahkan DPR,DPRD,DPD 23F 1 Anggota dipilih DPR, disahkan Presiden
3 Hasil ditindaklanjuti 2 Pimpinan dipilih anggota
23F 1 Anggota dipilih DPR, disahkan Presiden 23G 1 Kedudukan BPK : Pusat + Perwakilan
2 Pimpinan dipilih anggota 2 Ketentuan BPK lain dlm UU
23G 1 Kedudukan BPK : Pusat + Perwakilan BAB IX : Kekuasaan Kehakiman
2 Ketentuan BPK lain dlm UU 24 1 Merdeka menegakkan hukum/keadilan
BAB IX : Kekuasaan Kehakiman 2 MK + MA (Umum,Agama,Mil,TUN)
24 1 Merdeka menegakkan hukum/keadilan 3 Badan lain diatur dlm UU
2 MK + MA (Umum,Agama,Mil,TUN)
3 Badan lain diatur dlm UU
24A 1 MA : Kasasi, menguji peraturan trhdp UU
2 Hakim Agung Integritas,Profesional, Pengalaman
3 Calon hakim agung dari KY kpd DPR disahkan Pres
demos = rakyat
Prinsip Demokrasi Pancasila: Bahasa
- Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia Yunani kratos = kekuasaan
- Keseimbangan antara hak dan kewajiban
- Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab Pengertian Pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat
- Mewujudkan rasa keadilan sosial
- Pengambilan keputusan dengan musyawarah Negara demokrasi : negara yang diselenggarakan berdasarkan
- Mengutamakan persatuan dan kekeluargaan kehendak dan kemauan rakyat
- Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional

Perlindungan secara konstitusional atas hak-hak warga negara

Badan peradilan yang bebas dan tidak memihak


Rule of Law
(International Pemilu yang bebas
Commission of
Jurists - Bangkok Kebebasan menyatakan pendapat
1965)
Kebebasan berorganisasi dan beroposisi

Pendidikan kewarganegaraan

Pemilihan presiden secara langsung


Presidensial
Kekuasaan eksekutif sepenuhnya pada presiden
Bentuk
Demokrasi
Kepala eksekutif = perdana menteri
Kepala negara = ratu (inggris) / presiden (india)

Parlementer Liberal

DEMOKRASI Komunisme
INDONESIA

Demokrasi Material Menjunjung tinggi ekonomi (Blok Timur)

Tipe Demokrasi Formal Menjunjung tinggi politik (Blok Barat)


Demokrasi

Demokrasi Campuran Non-Blok

1945-1959 : Demokrasi Parlementer


Perkembangan 1959-1965 : Demokrasi
Demokrasi Terpimpin
di Indonesia 1966-1998 : Demokrasi Pancasila (Orde Baru)

1999-sekarang : D. Pancasila (Reformasi)

Kekuasaan di
Sebelum amandemen: tertinggi MPR
Tangan
Rakyat
Pemerintahan ditangan rakyat:
Eksekutif : Presiden
1. Dari rakyat
2. Oleh rakyat
3. Untuk rakyat
Demokrasi Pembagian Legislatif : Presiden, DPR, DPD
Menurut UUD 1945 Kekuasaan
Yudikatif : Mahkamah Agung
Unsur pemerintahan demokratis:
- Keterlibatan warga negara dalam Inspektif : BPK dan DPR
keputusan politik
- Tingkat persamaan warga negara
- Tingkat kebebasan yang diakui
Pembatasan
- Sistem perwakilan Mekanisme 5 tahunan
Kekuasaan
- Sistem pemilihan kekuasaan
“sekumpulan orang, menempati wilayah tertentu,
Pengertian
diorganisir oleh pemerintah yang sah, dan berdaulat”

Kedaulatan Tuhan

Kedaulatan Negara
Kedaulatan
Kedaulatan Hukum

Kedaulatan Rakyat

Negara
Rakyat

Pokok Wilayah
Syarat
Negara Pemerintahan yang Berdaulat

De facto
Deklaratif
De jure

Monakri : dikuasai 1 orang


Menurut
Oligarki : dikuasai beberapa orang
Heroditos
Bentuk Demokrasi : dikuasai rakyat
Negara Sifatnya “BAIK”

Tirani : dikuasai 1 orang


NEGARA Menurut
Aristokrasi : dikuasai beberapa orang
DAN Plato

KONSTITUSI Sifatnya “JELEK”


Okhlorasi : dikuasai rakyat

Tertulis : UUD
Hukum Dasar
Tidak tertulis : Konvensi / kebiasaan

Pengertian Constitution (Inggris) : Undang-Undang Dasar

Indonesia negara hukum


Konstitusi
Indonesia Sistem konstitusional

Kekuasaan tertinggi di tangan rakyat


7 Sistem
Pemerintahan Presiden penyelenggaraan negara yang
Negara menurut tertinggi di samping MPR dan DPR
UUD 45
Presiden tidak bertanggung jawab kepada
DPR
Menteri negara = pembantu presiden, tidak
bertanggung jawab kepada DPR
Kekuasaan kepala negara tidak tak-terbatas

Pengakuan dan perlindungan HAM

Ciri Negara Hukum Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan

Jaminan kepastian
hukum
1215 : Magna Charta oleh Raja John Lackland

1628 : Petition of Right oleh Raja Charles

1689 : Bill of Right oleh Raja Willem III

1776 : “Declaration of Independence” Amerika

Liberte (Kemerdekaan)
Sejarah
1789 : pada Revolusi Prancis Egalite (Kesamarataan)

Fraternite (Kerukunan)

Freedom of Speech

Abad 10 : Amerika Serikat oleh Freedom of Religion


Franklin D. Roosevelt
Freedom of Fear

Freedom of Want

10 Desember 1948 :
1948 : “Declaration of Human Right” “Universal Declaration of
oleh PBB
Human Right”

HAM dalam
Amandemen 2002 : BAB XA, pasal 28A sampai 28J
UUD 1945

HAK ASASI
MANUSIA Pasal 27 ayat 1, 2 3

Pasal 28
Hak dan Kewajiban
Pasal 29 ayat
Warga NEgara 2
Pasal 30 ayat
1
Pasal 31 ayat
1

Pengalaman sejarah perjuangan


RI
Kedudukan wilayah geografis yang strategis

Dasar Demografis yang besar


Bela Negara Kekayaan sumber daya alam

Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan

Kemungkinan timbulnya bencana perang

Ius-sanguinis : keturunan / hubungan darah


Ius-sanguinis (ditentukan oleh orangtuanya)
dan Ius-soli
Ius-soli : daerah kelahiran
Asas
Kewarganegaraan
Apatride (tidak memiliki status Bipatride : dwi kewarganegaraan
kewarganegaraan) jika seseorang
Bipatride dan
berasal dari negara yang menganut Apatride
asas Ius Soli (hak mendapatkan Apatride : tanpa kewarganegaraan
kewarganegaraan berdasarkan
tempat lahir) dan bertempat tinggal
serta melahirkan di negara yang
menganut asas Ius Sanguinis (hak
kewarganegaraan berdasarkan
kewarganegaraan ayah atau ibu
biologisnya)
Hukum Laut Internasional: Geopolitik : sistem politik dalam wujud kebijaksanaan dan strategi
- Res Nullius : laut tidak ada yang memiliki nasional yang didorong aspirasi nasional geografik suatu negara
- Res Cimmunis : laut milik masyarakat
dunia Universal Filosofis : transenden dan idealistik
- Mare Liberum : laut bebas untuk semua (aspirasi bangsa, pedoman hidup, pandangan hidup)
bangsa Bidang tugas manusia
- Mare Clausum : laut sepanjang pantai Sosial Politik : imanen dan realistis
yang dimiliki suatu negara (aturan hukum dan perundangan)
- Archipelagic State Principles : dasar
Konvensi PBB Pengertian
Kekuatan Indonesia : geografis strategis dan kaya sumber daya alam

Batas Astronomi Indonesia: Kelemahan Indonesia : wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat
Utara = 6”08 LU
Selatan = 111”15 LS
Barat = 94”45 LT
Timur = 141”05 LB
Wawas > Mawas > Wawasan = cara
Luas Indonesia = 5.193.250 km2 pandang
Daratan = 2.027.087 km2 Pengertian Nusa = pulau ; Antara = diapit di antara dua hal
Perairan = 3.166.163 km2
Wawasan Nusantara : cara pandang bangsa
Indonesia
Wawasan Nasional : cara pandang bangsa tentang diri dan lingkungannya
yang dijabarkan dari falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi
dan kondisi geografi negara untuk mencapai tujuan nasional

Negara kepulauan

Laut Teritorial : 12 mil dari garis pangkal


Wawasan
Garis Besar
Nusantara Indonesia
Perairan Pedalaman : sebelah dalam daratan

Zona Ekonomi Ekslusif : 200 mil dari garis pangkal

Landas Kontingen : dasar laut dan tanah dibawahnya


di luar laut teritorialnya

GEOPOLITIK
INDONESIA Geopolitik Indonesia Ketuhanan dan Kemanusiaan tertuang dalam Pembukaan UUD 1945

Geografi : 2 benua (Asia & Australia), 2 samudra (Pasifik & India)

Demografi : padat di utara (RRC & Jepang), jarang di selatan (Australia)

Ideologi : Pancasila (Indonesia), komunisme (utara), liberalisme (selatan)

Politik : Demokrasi Pancasila (Indo), demokrasi rakyat (utara), liberal (selatan)


Geostrategi
Ekonomi : Sosialis (utara), Kapitalis (selatan)

Sosial : sosialisme (utara), individualisme (selatan)

Budaya : budaya Timur (utara), budaya Barat (selatan)

Hankam : wawasan kekuatan kontinental (utara), maritim (selatan)

Wujud Wilayah : lautan di dalamnya terdapat gugusan ribuan


pulau saling dihubungkan oleh perairan.

Wadah Tata Inti Organisasi : UUD 1945


Utara Selatan
Tata Kelengkapan Organisasi : kesadaran politik dan
kesadaran bernegara harus dimiliki oleh rakyat.
Geografi Benua Asia Benua
Samudra Australia,
Pasifik Samudra India Cita- cita bangsa Indonesia : Pembukaan UUD 1945

Demograf padat jarang Unsur Dasar Asas keterpaduan berciri manunggal, utuh, menyeluruh
i Wawasan Isi - Kesatuan wilayah : daratan, perairan, dirgantara
Nusantara - Kesatuan politik : satu UUD, satu ideologi dan identitas
Ideologi komunisme liberalisme - Kesatuan sosial budaya : Bhinneka Tunggal Ika
- Kesatuan Ekonomi : ekonomi kerakyatan
Politik Demokrasi liberal
rakyat - Kesatuan Pertahanan : keamanan rakyat semesta
- Kesatuan kebijakan nasional : pemerataan pembangunan
Ekonomi sosialis kapitalis

Sosial sosialisme individualisme


Batiniah : sikap mental bangsa yang memiliki kekuatan batin
Budaya Timur Barat Tata Laku
Lahiriah : kemanunggalan kata dan karya
Hankam Kontinental Maritim
KERAJAAN HINDU BUDHA DI INDONESIA

NO KERAJAAN JENIS LOKASI RAJA PENINGGALAN


1 Kutai Hindu Kalimantan Timur (1)Kudungga, Mulawarman 7 Prasasti Yupa
2 Tarumanegara Hindu Jawa Barat (1)Jayasingawarman, 7 P : P. Ciaruteun, P. Kebon Kopi,
Purnawarman dll
3 Kalingga Hindu Jawa Tengah Ratu Shima P. Tukmas
4 Sriwijaya Budha Sumatera Selatan (1)Sri Jayanaga, C. Muara Takus, C. Biara Bahal
Balaputradewa
5 Mataram Kuno Hindu Jawa Tengah - Jateng: W.Sanjaya (H), W. C. Prambanan, C. Borobudur, C.
/ Medang - Jawa Timur Syailendra (B) Mendut, dll
Budha Jatim: W. Isyana (H)
6 Kahuripan Hindu Jawa Timur Airlangga

7 Kadiri Hindu Jawa Timur (1)Jayaswara, Jayabhaya C. Penatarana, dll

8 Singasari Hindu Jawa Timur (1)Ken Arok, Kertanegara C. Jago, C. Kidal, dll
(Wawasan Nusantara I)
9 Majapahit Hindu Jawa Timur (1)Raden Wijaya, Hayam C. Panataran, P. Kudadu, Kitab
Wuruk (Sumpah Palapa = Negarakertagama (Mpu Prapanca),
Wawasan Nusantara II) Kitab Sutasoma (Mpu Tatular)
10 Bali Hindu Bali Udayana

11 Sunda Hindu Jawa Barat Prabu Siliwangi

KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA KITAB-KITAB TERKENAL

NO KERAJAAN RAJA TERKENAL NO KITAB PENGARANG


1 Samudera Pasai (1) Sultan Malik Al Saleh 1 Mahabarata Resi Wijaya
2 Malaka Iskandar Syah (Parameswara) 2 Ramayana Mpu Walmiki
3 Aceh (1)Ali Mughayat Syah, Sultan 3 Arjuna Wiwaha Mpu Kanwa (Airlangga)
iskandar Muda
4 Smaradhana Mpu Darmaja (Kameswara)
4 Demak Raden Patah
5 Bharatayuda Mpu Sendok. Mpu Panuluh
5 Banten Fatahillah / Sunan Gunung Jati
6 Negarakertagama Mpu Prapanca (Majapahit)
6 Mataram Sutawijaya / Penembahan
Senopati, Antawirya / 7 Sutasoma Mpu Tantular (Majapahit)
Pangeran Diponogoro, Sultan
Agung (mengusir Belanda)
Bukti Masuknya Islam:
7 Ternate Sultan Baabulah
- Berita Arab : masuk pada abad 7 M
8 Tidore Sultan Nuku - Berita Eropa : marcopolo
- Berita Cina : Ma’Huan (penulis Laksamana Cheng Ho
9 Gowa -Tallo Sultan Hasanuddin - Berita India : pedagang dari Gujarat
- Makam wanita : Fatimah Binti Maimun di Leran Gresik
10 Banjar Pangeran Antasari - Proses masuk : perdagangan, pernikahan, kesenian,
pendidikan, tasawuf, politik
PERJANJIAN-PERJANJIAN BERSEJARAH

NO NAMA TANGGAL PIHAK - PIHAK ISI PERJANJIAN

1 Bongaya 18 Nov 1667 Sultan Hasanuddin (Gowa) Raja Hasanuddin (Makassar) menyerah kepada
Laksamana Cornelis Speelman VOC
2 Jepara 1976 Sultan Amangkurat II (Kartasura) Menyerahkan pesisir utara Jawa, jika VOC
Laksamana Cornelis Speelman berhasil menindas Pemberontakan Trunojoyo
3 Giyanti 13 Feb 1755 Sunan Pakubuwono III (Mataram) Kerajaan Mataram dibagi 2 : Surakarta &
Pangeran Mangkubumi Yogyakarta
VOC

4 Salatiga 1757 Raden Mas Said Surakarta dibagi 2 : Mangkunegaran &


Sunan Pakubuwono III Kasunanan
Sultan Hamengkubuwono I
VOC

5 Kalijati 8 Mar 1942 Belanda Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang
Jepang

6 Linggarjati 25 Mar 1947 Sutan Syahrir (Indonesia) - Belanda mengakui de facto RI : Jawa,
Wim Schermerhorn, H. J. van Mook Sumatera, Madura
(Belanda) - Belanda harus meninggalkan RI paling lambat
Lord Killearn (Inggris) 1 januari 1949
- Belanda Indonesia sepakat membentuk
negara RIS
- Dalam RIS, Indonesia harus tergabung dalam
Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan
mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni

7 Renville 17 Jan 1948 PM Amir Syarifuddin Harahap - Belanda hanya mengakui Jawa Tengah,
(Indonesia) Yogyakarta, Sumatera sebagai wilayah RI
Kolonel KNIL Abdulkadir - Garis demarkasi memisahkan wilayah
Widjojoatmodjo (Belanda) Indonesia dan pendudukan Belanda
Frank Porter Graham (AS) - TNI harus ditarik mundur dari wilayah
ditengahi Komisi Tiga Negara (KTN), pendudukan Jawa Barat dan Jawa Timur di
Committee of Good Offices for Yogyakarta
Indonesia (AS, Australia, Belgia)

8 Roem-Royen 7 Mei 1949 Mohammad Roem (Indonesia) - Angkatan bersenjata Indonesia menghentikan
Herman van Royen (Belanda) semua aktivitas gerilya
- RI akan menghadiri KMB
- RI dikembalikan ke Yogyakarta
- Angkatan bersenjata Belanda akan
menghentikan semua operasi militer dan
membebaskan semua tawanan perang
9 Konferensi 23 Agst 1949 - Hatta, Roem, Soepomo (Indo) - Belanda mengakui RIS
Meja Bundar 2 Nov 1949 Sultan Hamid II (BFO) - Pengakuan kedaulatan selambatnya 30 Des
(Den Haag, Mr. van Maarseveen (Belanda) 1949
Belanda) Chritchley (UNCI) - Irian Barat akan diadakan perundingan lagi
dalam waktu 1 tahun
- RIS dan Belanda diadakan hubungan Uni
Indonesia Belanda dikepalai Raja Belanda
- Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari
Indonesia dengan catatan beberapa korvet
akan diserahkan kepada RIS
- Tentara Belanda selekas mungkin ditarik
mundur, Tentara Kerajaan Hindia Belanda
(KNIL) akan dibubarkan dengan catatan
anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan
ke TNI

10 New York 15 Agst 1962 Adam Malik (Indonesia) - Belanda menyerahkan Irian Barat kepada
Dr. van Royen (Belanda) Indonesia melalui PBB
E. Bunker (AS) - Akan diadakan penentuan pendapat rakyat
Irian Barat

11 Bangkok 11 Agst 1966 RI menghentikan konfrontasi dengan Malaysia


Indonesia : Adam Malik
Malaysia : Tun
Abdul Rozak
Tokoh Singapura: S. Rajaratnam
Filipina : Narciso
Ramos
Thailand : Thanat
Khoman

Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial,


perkembangan kebudayaan Asia tenggara
Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional
Deklarasi Meningkatkan kerjasama dan membantu untuk kepentingan bersama
Bangkok dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, administrasi

Memelihara kerjasama yang erat di tengah organisasi regional dan


internasional yang ada
Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan,
penelitian di kawasan Asia Tenggara

Latar Persamaan nasib dan sejarah


Belakang Pernah dijajah asing, kecuali Thailand
Geografis berdekatan

Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand (pendiri)


Brunei Darussalam (7 Jan 1984)
Anggota Vietnam (28 Juli 1995)
ASEAN Laos (23 Juli 1997)
Myanmar (23 Juli 1997)
Bangkok, 8 Agustus 1967 Kamboja (16 Des 1998)

Mempercepat kemajuan ekonomi dan sosial


Tujuan Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional ASEAN
Meningkatkan kerjasama ekonomi, sosial, budaya, IPTEK, dll

Mempromosikan produk
Menyediakan cadangan pangan
Proyek pupuk Urea Amonia di Malaysia dan Aceh
Proyek pabrik Diesel Marine dan Vaksin di Singapura
Ekonomi
Proyek industri Tembaga dan Superphospat di
Filipina
Proyek pabrik Abusoda di Thailand
AFTA : penurunan tarif bea masuk

ASEAN bebas dari nuklir


Kerjasama ZOPFAN (perdamaian)
Politik
Latihan militer bersama
Perjanjian ekstradisi

Tukar-menukar misi kebudayaan dan


kesenian
Pesta olahraga 2 tahun sekali
Sosial Budaya Kerjasama pariwisata
Kerjasama menanggulangi narkoba
Pemerataan kesejahteraan masyarakat

Penanggulangan bencana
Indonesia : Ali Sastroamijoyo
India :
Jawaharlal
Srilangka Nehru
Tokoh : Sir Jhon
Kotelawala
Pakistan : moh.
Ali Jinna
Burma : U Nu

KONFERENSI
Menghormati hak-hak dasar manusia dengan piagam PBB
ASIA AFRIKA Menghormati kedaulatan wilayah setiap negara
Mengakui persamaan ras dan bangsa
Bandung, 18 April 1955 Tidak campur tangan soal dalam negeri
Gedung Merdeka &
Dasa Sila Menghormati hak tiap bangsa sesuai piagam PBB
Dwiwarna
Bandung Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain
Ketegangan Blok Barat & Tidak melakukan agresi terhadap negara lain
Blok Timur Menyelesaikan perselisihan dengan jalan damai
Pencetus : Ir. Soekarno Memajukan kerjasama ekonomi, sosial, budaya
Menghormati hukum dan kewajiban
Koordinator : Menlu Sunario internasional
Sastrowardoyo

Dihadiri 29 Negara : Ketegangan dunia akibat perang dingin berkurang.


23 Asia, 6 Afrika Bubarnya Blok Barat dan Blok Timur
Peranan
Politik Apartheid dihapuskan pada 1993

TETAP (5) : Cina, Prancis, Rusia, inggris, AS


Anggota (15)
TIDAK TETAP (10) : Bosnia & Herzegovina, Brazil,
Kolombia, Gabon, Jepang, Jerman, India, Lebanon,
Dewan Nigeria, Portugal, Afrika Selatan
Keamanan
Memelihara perdamaian dan keamanan antarnegara di dunia

PBB Tugas Menyelesaikan pertikaian internasional


Mengajukan usul yang akan dibahas dalam sidang umum
(United Nations)
24 Oktober 1945 UNESCO : pendidikan, ilmu pengetahuan,
New York, AS budaya
WHO : kesehatan
Indonesia anggota ke-60 ILO : buruh
28 September 1950 Lembaga
FAO : makanan & pertanian
IMF : dana keuangan
Syarat anggota : internasional
GATT : persetujuan tentang tarif &
- Negara merdeka
perdagangan
- Negara cinta damai
- Sanggup menyelenggarakan
piagam PBB
- Mendapat persetujuan dari Menjamin perdamaian dan keamanan internasional
Dewan Keamanan dan
Mengadakan kerjasama internasional dalam menyelesaikan masalah ekonomi,
Majelis Umum PBB
sosial, budaya, kemanusiaan

Menjunjung tinggi hak manusia dengan jalan tidak membedakan jenis kelamin,
Tujuan agama, dan bangsa
Mengembangkan hubungan persahabatan antarbangsa
Menjadikan PBB pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai tujuan bersama

Peran Indonesia dalam PBB


Daerah Konflik Tahun Nama Pasukan Kesatuan PBB
Sinai, Mesir 1957 Pasukan Garuda I UNEF
Kongo (Zaire) 1960 Pasukan Garuda II UNOC
Kongo (Zaire) 1962-1964 Pasukan Garuda III UNOC
Vietnam 1973 Pasukan Garuda IV, V, VI ICCS
Mesir 1973-1979 Pasukan Garuda VII, VIII UNEF
Bosnia Herzegovina 1992 Misi Kesehatan PBB -
Revolusi Prancis
Revolusi Amerika
Suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, dan
penjebolan terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya
Pengertian
Radikalisme BNPT : Suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan
bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada
secara drastis lewat kekerasan.

Menanggapi suatu kondisi dalam bentuk penolakan, perlawanan,


bahkan kekerasan
Melakukan penolakan dan menuntut perubahan drastis
Ciri-Ciri
Memiliki keyakinan yang kuat terhadap apa yang dijalani
Radikalisme
Tidak ragu menggunakan kekerasan

Berbeda pandangan = SALAH

ANTI
RADIKALISME
Intoleran aau tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan
orang lain
Fanatik atau selalu merasa pandangan diri sendiri paling
Ciri-Ciri benar dan yang lain salah
Penganut
Radikalisme Eksklusif atau membedakan diri dari olongan lainnya

Evolusioner atau cenderung menggunakan kekerasan dalam


mencapai tujuan

Meningkatkan pemahaman akan agama/kepercayaan

Membentuk komunitas pecinta damai


Cara
Mencegah Tidak menyebarkan berita hoax
Radikalisme Menjaga kesatuan dan persatuan NKRI

Meminimalkan kesenjangan sosial

Anda mungkin juga menyukai