Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGENALAN METODE PENETAPAN KLASIFIKASI IKLIM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah AGROKLIMATOLOGI

Dosen Pengampu:

Bapak Choirul Umam S. TP. MT

Disusun oleh:

1. Putri Ayu Khumairoh (200311100062)


2. Ahmad Azril Ihza A. (200311100067)
3. Pradina Paramitha R. (200311100068)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2021
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis klasifikasi iklim yang mana


digunakan di Indonesia secara umum dan kesesuaian masing-masing jenis iklim
pertumbuhan tanaman. Klasifikasi iklim dapat dibuat hanya dengan menggunakan
satu zat iklim atau lebih. Klasifikasi terkemuka di Indonesia adalah Schimdt ±
Ferguson sistem dan sistem Oldeman. Sistem klasifikasi Schmidt ± Ferguson
cocok untuk tanaman berhutan / perkebunan dan pertumbuhan hutan, sedangkan
Sistem Oldeman sesuai dengan tanaman semusim seperti padi atau musim
kemarau tanaman-tanaman. Iklim yang cocok merupakan salah satu produksi
yang optimal faktor-faktor yang ditentukan.

ABSTRACT

This studies purposed to analyze climate classification which is used in


Indonesia commonly and the suitability each climate type for plant¶s growth. The
climate classification can be made by using only one climate substance or more.
The prominent classifications in Indonesia are Schimdt ± Ferguson system and
Oldeman system. Schmidt ± Ferguson classification system appropiate to wooded
plant / plantation and forest growth, while Oldeman system appropiate to
seasonal plants like rice or dry season crops. The suitable climate is one of the
optimal production determined factors.

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
untuk dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Tanpa adanya berkat dan rahmat Allah SWT tidak mungkin rasanya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agroklimatologi


tentang Pengenalan Metode Penetapan Klasifikasi Iklim. Makalah ini disusun
berdasarkan pengetahuan yang kami miliki.

Terlebih penulis ingin mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
mendukung dan membantu penulis untuk menyelesaikan makalah khususnya
Bapak Choirul Umam S. TP. MT yang telah membimbing dan membekali dalam
membuat makalah ini yang berjudul “PENGENALAN METODE
PENETAPAN KLASIFIKASI IKLIM”

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan partisipasi pembaca untuk
memberikan masukan baik berupa kritikan maupun saran untuk membuat
makalah ini menjadi lebih baik dari segi isi baik segi yang lainnya. Penulis mohon
maaf bila ada hal yang kurang berkenan dalam penulisan makalah ini. Akhir kata,
penulis ucapkan terima kasih dan selamat membaca.

Bangkalan , 18 Mei 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

ABSTRAC .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Tujuan.................................................................................................. 2

1.3 Manfaat ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

2.1 Klasifikasi Iklim di Indonesia ............................................................ 3

2.2 Metode Penetapan Klasifikasi Iklim ................................................... 4

2.3 Kesesuaian Tipe Iklim Terhadap Pertumbuhan Tanaman .................. 6

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 7

3.2 Saran .................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 8

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan iklim dari waktu ke waktu menjadi masalah bagi semua


kalangan manusia di bumi ini. Menurut Susandi (2002) perubahan iklim
global telah dan akan terus terjadi sejalan dengan peningkatan aktivitas
manusia. Perbedaan jenis iklim antara daerah satu dengan daerah lain juga
akan mengakibatkan perbedaan pada aktivitas manusianya misalnya saja
dalam pertanian, perkebunan hingga aktivitas transportasi. Iklim merupakan
salah satu faktor penentu tercapainya pertumbuhan/ produksi tanaman yang
optimal. Oleh karena itu adanya klasifikasi iklim diharapkan dapat membantu
mengoptimalisasikan pertumbuhan /produksi tanaman, baik tanaman
perkebunan, tanaman kehutanan maupun pertanian.

Pemanfaatan informasi iklim di Indonesia sangat sedikit untuk sektor


pertanian yang sebagian mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani.
Pengetahuan tentang iklim berupa karakteristik dan pendugaannya sangat
diperlukana agar para petani dapat menentukan tanaman apa yang tepat untuk
ditanam, waktu penanaman serta pengolahannya. Menurut Lakitan (1997:38),
sistem pertanian di Indonesia menggunakan klasifikasi iklim sebagai dasar
penentuan pola tanam. Sistem klasifikasi iklim ini digunakan untuk
mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan budidaya sesuai
dengan ketersediaan air bagi tanaman.

Dengan kemajuan teknologi, proses identifikasi iklim wilayah telah


dipadupadankan dengan sistem informasi geografis (SIG) sehingga data-data
zona iklim dapat ditampilkan dalam bentuk keruangan berupa zona-zona tipe
iklim wilayah. Hal itu dilakukan untuk mempermudah pembacaan dan
penginterpretasian data-data tersebut.

Dari uraian di atas perlu kiranya dikaji keterkaitan antara klasifikasi iklim
dan kesesuaian iklim untuk pertumbuhan tanaman.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam klasifikasi iklim di Indonesia ?
2. Metode apa saja yang bisa digunakan untuk penetapan klasifikasi iklim ?
3. Bagaimana kesesuaian masing-masing tipe iklim terhadap pertumbuhan
tanaman ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan yang akan
dicapai pada makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan macam-macam klasifikasi iklim di Indonesia
2. Untuk menjelaskan metode yang digunakan untuk klasifikasi iklim
3. Untuk menjelaskan kesesuaian tipe iklim terhadap pertumbuhan tanaman

1.4 Manfaat
Berdasarkn tujuan penelitian diatas maka manfaat penulisan yang akan
dicapai pada makalah ini adalah :
1. Menambah wawasan mengenai macam-macam klasifikasi iklim
2. Memberi informasi mengenai metode penetapan klasifikasi iklim
3. Mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan budidaya
tanaman.

2
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi iklim di Indonesia

Iklim adalah suatu keseluruhan dari keadaan atmosfir dalam jangka waktu
panjang dan berbeda-beda di setiap tempat. Iklim meliputi keadaan-keadaan
ekstrim dari tiap-tiap unsur cuaca seperti suhu maksimum minimum, kelembaban
nisbi udara, dan sebagainya. Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat
penting bagi kehidupan manusia karena iklim mempunyai peranan yang besar
terhadap kehidupan dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah pada bidang
pertanian, sehingga kondisi iklim seperti suhu, curah hujan dan pola musim sangat
menentukan kecocokan dan optimalisasi pembudidayaan tanaman pertanian.

Namun naiknya suhu permukaan bumi menyebabkan terjadinya kekacauan


pola musim, khususnya di Indonesia. Di mana cuaca yang tidak menentu
membuat para petani sulit dalam memperkirakan waktu untuk mengelola lahan
dan memanen. Akibat perubahan iklim (climate change) ini, Indonesia memiliki
fenomena musim hujan cenderung lebih pendek. Di sisi lain, musim kemarau
yang lebih panjang telah meningkatkan berbagai ancaman bencana bagi sektor
pertanian. Ancaman bencana yang paling sering menghantui para petani adalah
hidrometeorologi (banjir, kekeringan dan angina puting beliung). Hal ini akan
memiliki dampakserius terhadap lingkungan, produktivitas pertanian dan
ketahanan pangan nasional.

Berdasarkan klasifikasi iklim global, wilayah kepulauan Indonesia


sebagian besar tergolong dalam zona iklim tropika basah dan sisanya masuk zona
iklim pegunungan atau tropika. Variasi suhu udara di kepulauan Indonesia
bergantung pada ketinggian tempat, semakin tinggi tempat maka suhu udara akan
semakin rendah. Sektor pertanian masih merupakan sumber mata pencaharian
sebagian besar penduduk indonesia. Oleh sebab itu dapat dipahami jika klasifikasi
iklim lebih ditekankan pemanfaatannya di bidang budidaya pertanian.

3
2.2 Metode penetapan klasifikasi iklim

Pada dearah tropika seperti Indonesia, suhu udara jarang menjadi faktor
pembatas kegiatan produksi pertanian. Ketersediaan air merupakan hal yang
sering membatasi kegiatan produksi pertanian. Tanaman tidak dapat tumbuh baik
dan memberikan hasil yang baik pula jika ketersediaan air tidak mencukupi
kebutuhan tanaman.

1. Iklim Mohr

Klasifikasi iklim yang pertama di Indonesia yang didasarkan atas


curah hujan diusulkan oleh E.C. Mohr pada tahun 1933. Klasifikasi iklim
Mohr didasarkan atas jumlah bulan basah dan bulan kering dalam sehatun.
Bulan basah dalam klasifikasi iklim Mohr adalah bulan dengan total curah
hujan kumulatif lebih dari 100 mm, sedangkan bulan kering memiliki total
curah hujan kumulatif kurang dari 60 mm.

Zona Jumlah bulan basah Jumlah bulan kering


Ia 12 0
Ib 7-11 0
II 4-11 1-2
III 4-9 2-4
IV 4-7 4-6
V 4-5 6-7

2. Iklim Schmidt – Ferguson

Menurut Rafi’i (1995) klasifikasi Schmidt– Ferguson memiliki


beberapa klasifikasi iklim antara lain sangat basah, basah, agak basah, sedang,
agak kering, kering, sangat kering, dan luar biasa kering. Klasifikasi iklim
Oldeman tergolong klasifikasi yang baru di Indonesia. Klasifikasi ini cukup
berguna terutama dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di
Indonesia. Oldeman membuat dan menggolongkan tipe-tipe iklim di Indonesia
berdasarkan pada kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering secara
berturut-turut. Dengan iklim yang berganti ganti pada suatu wilayah maka
dengan klasifikasi Oldeman ini wilayah tersebut dapat menentukan tindakan

4
dan waktu kapan petani dapat menanam padi dan kapan juga petani dapat
menanam tanaman palawija.

Dengan kemajuan teknologi, proses identifikasi iklim wilayah telah


dipadukan dengan sistem informasi geografis (SIG) sehingga data-data zona
iklim dapat ditampilkan dalam bentuk keruangan berupa zona-zona tipe iklim
wilayah. Hal itu dilakukan untuk mempermudah pembacaan dan
penginterpretasian data-data tersebut. Selain itu menurut Federal Geographic
Data Committee (2003) pemanfaatan SIG didasarkan pada analisis keputusan
yang membutuhkan sistem referensi geografi dunia nyata terlalu kompleks
untuk dikembangkan sehingga harus disederhanakan. Penyederhanaan ini
dalam bentuk pemetaan suatu wilayah dimana data spasial dan informasi
atribut diintregasikan dengan berbagai tipe data dalam suatu analisis.

Zona Bulan kering Nilai Q Kondisi iklim


A <1,5 <0,14 Sangat basah
B 1,5-3,0 0,14-0,33 Basah

C 3,0-4,5 0,33-0,60 Agak basah


D 4,5-6,0 0,60-1,00 Sedang
E 6,0-7,5 1,00-1,67 Agak kering
F 7,5-9,0 1,67-3,00 Kering
G 9,0-10,5 3,00-7,00 Sangat kering
H >10,5 >7,00 Luar biasa kering

3. Iklim Oldeman

Dengan mempertimbangkan fakta bahwa padi merupakan tanaman


pangan yang paling penting di Indonesia, maka L.R. Oldeman pada tahun 1974
menyusun klasifikasi iklim Indonesia berdasarkan jumlah bulan basah yang
berlangsung secara berturut-turut. Dalam klasifikasi Oldeman, penentuan bulan
basah dan bulan keringnya berbeda dengan Mohr. Berikut kriteria bulan basah
dan bulan kering dalam klasifikasi Oldeman:

Bulan Basah (BB) : Bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm
Bulan Lembab (BL) : Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm
Bulan Kering (BK) : Bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm.

5
2.3 Kesesuaian tipe iklim terhadap pertumbuhan tanaman
a. Klasifikasi Schmidt-Ferguson

Sistem klasifikasi Schmidt-Ferguson cukup luas dipergunakan khususnya


untuk tanaman keras/tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan. Hal ini kiranya
cukup beralasan karena dengan sistem ini orang kurang tahu yang sebenarnya
kapan bulan kering atau kapan bulan basah terjadi. Apakah berturutan atau
berselang seling. Sebagai contoh kalu ada suatu wilayah mempunyai dua bulan
kering yang terjadi tidak berturutan. untuk tanaman keras yang berakar dalam
mungkin tidak akan menimbulkan kerugian yang berarti, akan tetapi kalau hal itu
untuk keperluan tanaman semusim atau yang berakar dangkal dapat sangat
merugikan. Selain itu kriteria bulan basah dan bulan kering untuk beberapa
wilayah terlalu rendah

b. Klasifikasi Tipe Iklim Oldeman

Sebagaimana telah disebutkan dimuka bahwa sistem ini terutama


diarahkan untuk tanaman pangan padi dan palawija . Dibandingkan dengan cara
sebelumnya cara ini sudah lebih maju karena secara tidak langsung sekaligus
mempertimbangkan unsur cuaca yang lain seperti radiasi matahari dikaitkan
dengan kebutuhan air tanaman

6
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Iklim adalah suatu keseluruhan dari keadaan atmosfir dalam jangka waktu
panjang dan berbeda-beda di setiap tempat. Berdasarkan klasifikasi iklim global,
wilayah kepulauan Indonesia sebagian besar tergolong dalam zona iklim tropika
basah dan sisanya masuk zona iklim pegunungan atau tropika. Variasi suhu udara
di kepulauan Indonesia bergantung pada ketinggian tempat, semakin tinggi tempat
maka suhu udara akan semakin rendah. Metode penetapan klasifikasi iklim terdiri
atas klasifikasi iklim Mohr, klasifikasi Iklim Schmidt – Ferguson yang cukup luas
dipergunakan khususnya untuk tanaman keras/tanaman perkebunan dan tanaman
kehutanan, dan Oldeman yang diarahkan untuk tanaman pangan padi dan
palawija.

3.2. Saran

Dari makalah di atas kita bisa mengetahui bahwa klasifikasi penetapan


iklim berpengaruh terhadap tanaman. Klasifikasi iklim yang tepat untuk bertanam
akan menghasilkan produksi tanaman yang baik, sehingga kondisi iklim seperti
suhu, curah hujan dan pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi
pembudidayaan tanaman pertanian. Maka dari itu alangkah baiknya kita perlu
memahami penetapan iklim agar mengetahui tata cara bertanam yang baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Tunggul, Alexander, dkk. Analisis Spasial Penentuan Iklim Menurut Klasifikasi


Schmidt-Ferguson dan Oldeman di Kabupaten Ponorogo. Malang:
FP Universitas Brawijaya.
Dewi. N. K. Kesesuaian Iklim Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Semarang:
Jurnal Biologi UNNES Vol. 1 No. 2, 2005 : Hal 1-15.
Kamala, Rifqi. 2015. Analisis Agihan Iklim Klasifikasi Oldeman Menggunakan
Sistem Informasi Geografi di Kabupaten Cilacap. Surakarta: Fakultas
Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sari, Novita. 2015. Klasifikasi Sub Tipe Iklim Oldeman: Studi Kasus di UPT
PSDAWS Sampean Baru. Jember: Fakultas Teknologi Pertanian UNEJ.

Anda mungkin juga menyukai