Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN PENANGGULANGAN

KEBAKARAN

PERISTIWA KEBAKARAN INDUSTRI

Kelompok 2

(Kelas D)

1. Reza Fadilah Romadlon (R0221113)

2. Richa Anastanya M (R0221114)

3. Rika Setyowati (R0221115)

4. Rita Susmita (R0221116)

5. Rizka Nisa Intania (R0221117)

6. Rofi Shiddieq Putranto (R0221118)

7. Sagita Nur Fitriana (R0221119)

PROGRAM STUDI D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta, 2021
PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN PENANGGULANGAN


KEBAKARAN

PERISTIWA KEBAKARAN INDUSTRI

Kelompok 2

Telah disahkan pada :

Hari Senin Tanggal 30 Agustus 2021

Dosen Pengampu Pembimbing Praktikum

Maria Paskanita Widjanarti S.K.M., M.Sc. Maria Paskanita Widjanarti S.K.M.,


M.Sc.

NIP : 1980040620160101 NIP : 1980040620160101

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB 1. PENDAHULUAN ..........................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................1

B. Tujuan ..........................................................................................1

C. Manfaat ........................................................................................2

BAB II. LANDASAN TEORI .....................................................................3

A. Tinjauan Pustaka .........................................................................3

B. Peraturan Perundangan ................................................................5

BAB III. HASIL ...........................................................................................7

A. Analisis Tetrahedron of Fire .......................................................7

B. Kelas Kebakaran ..........................................................................7

C. Metode Pemadaman ....................................................................7

BAB IV. PEMBAHASAN ...........................................................................9

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .........................................................10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebakaran gudang polytron di PT. HIT (Hartono Istana Teknologi) yang


terletak di Demak terjadi pada selasa 1 September 2020. Kebakaran tersebut
menyebabkan gudang terbakar dengan hebat. Menurut sumber, kebakaran dipicu
karena konsleting listrik. Konsleting listik yang merupakan sumber api dapat
menyebabkan kebakaran apabila bertemu dengan bahan yang mudah terbakar dan
ditambah dengan adanya unsur O2 di udara. Kebakaran tersebut melahap gudang
polytron yang merupakan gudang penyimpanan aksesoris dan gudang return yang
mana terdapat alat-alat elektronik yang mudah terbakar.

Kebakaran yang terjadi di gudang polytron diklasifikasikan kedalam


kebaran kelas C. Hal itu karena sumber daari kebakaran yang terjadi berasal dari
aliran listrik. Untuk mencegah kebakaran yang kian meluas, diperlukan tindakan
cepat untuk upaya pemadaman api tersebut. Pemadaman dilakukan dengan
berbagai metode, mulai dari pendinginan, isolasi, dilusi, pemisahan bahan bakar
mudah terbakar, dan pemutusan rantai reaksi. Selain itu, berbagai alat juga
digunakan untuk upaya pemadaman antara lain, truk pemadam kebakaran, apar,
dan alat-alat lainnya.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi segitiga api penyebab kebakaran pada gudang polytron.
2. Mengetahui macam kelas/jenis kebakaran.

1
2

3. Mengetahui metode pemadaman yang dapat dipakai dalam mengatasi


kebakaran.
4. Mengetahui peraturan perundangan yang dipakai terkait dengan kebakaran.

C. Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab kebakaran di gudang polytron.

2. Mahasiswa mengetahui cara menanggulangi kebakaran di gudang polytron


dengan baik dan benar.

2. Mahasiswa dapat mengantisipasi terjadinya kebakaran.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Kebakaran merupakan salah satu peristiwa yang tidak diinginkan dan


terkadang tidak dapat dikendalikan. Kebakaran juga merupakan suatu ancaman
bagi keselamatan dan kesehatan manusia. Selain mengganggu keselamatan dan
kesehatan manusia, kebakaran juga menimbulkan kerugian salah satunya kerugian
materil. Perkembangan zaman yang semakin meningkat dan perkembangan
peralatan industri yang semakin canggih, juga dapat menyebabkan meningkatnya
suatu kebakaran.

Dengan demikian kebakaran dianggap membahayakan dan mengganggu


kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, kebakaran dikategorikan sebagai suatu
bencana. Bencara menurut BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.

Kebakaran sendiri dapat diidentifikasi dan dibedakan menjadi beberaapa


macam kelas atau jenis. Berikut ini ada beberapa jenis kelas kebakaran yaitu:

1. Kebakaran Klas A

Kebakaran kelas A adalah kebakaran yang menyangkut benda-benda padat


kecuali logam. Contoh : Kebakaran kayu, kertas, kain, plastik, dsb. Alat/media

3
4

pemadam yang tepat untuk memadamkan kebakaran klas ini adalah dengan : pasir,
tanah/lumpur, tepung pemadam, foam (busa) dan air .

2. Kebakaran Klas B

Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar. Contoh :
Kerosine, solar, premium (bensin), LPG/LNG, minyak goreng. Alat pemadam
yang dapat dipergunakan pada kebakaran tersebut adalah Tepung pemadam (dry
powder), busa (foam), air dalam bentuk spray/kabut yang halus.

3. Kebakaran Klas C

Kebakaran instalasi listrik bertegangan. Seperti : Breaker listrik dan alat


rumah tangga lainnya yang menggunakan listrik. Alat Pemadam yang
dipergunakan adalah : Carbondioxyda (CO2), tepung kering (dry chemical).
Dalam pemadaman ini dilarang menggunakan media air.

4. Kebakaran Klas D

Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum,


alumunium, natrium, kalium, dsb. Alat pemadam yang dipergunakan adalah : pasir
halus dan kering, dry powder khusus.

Cara menganalisis kebakaran untuk menentukan metodenya adalah


dengan penerapan segitiga api. Segitiga api adalah elemen-elemen pendukung
terjadinya kebakaran dimana elemen tersebut adalah panas, bahan bakar dan
oksigen. Namun, dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran belum terjadi
dan hanya menghasilkan pijar. Untuk berlangsungnya suatu pembakaran,
diperlukan komponen keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain
reaction). Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau Tetrahedron. Rantai reaksi
kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling bereaksi secara
kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau
peristiwa pembakaran.
5

CH4 + O2 + (x) panas —-> H2O + CO2 + (Y) panas

Upaya pemadaman kebakaran dapat dilakukan dengan cara gotong


royong, selain itu juga dapat menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
beberapa macam APAR yakni APAR Kimia Kering (Dry Chemical Powder),
APAR Carbon Dioksida (CO2), APAR Busa (Foam), APAR Gas Liquid Halon
Non CFC. Bahkan kita juga dapat memanfaatkan tenaga pemadam kebakaran
kalau apinya sudah mulai membesar dan tidak dapat dikendalikan.

B. Peraturan Perundangan

Setiap kegiatan di Indonesia pasti memiliki peraturan yang mengatur dan


dijadikan sebagai dasar aturan pelaksanaannya. Tak terkecuali dengan kebakaran.
Peraturan yang mengatur tentang kebakaran ini dibedakan menjadi peraturan yang
mengatur tentang kebakaran itu sendiri dan peraturan tentang energi yang digunakan
dan berkaitan dengan terjadinya kebakaran tersebut.

Beberapa peraturan yang mengatur tentang kebakaran dan energi di Indonesia


antara lain pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. :
Kep.186/Men/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja
Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, Bab 1 Ketentuan Umum pasal 2 yang
berisi tentang :

1. Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi, dan memadamkan


kebakaran latihan penanggulangan kebakaran di tempat kerja.

2. Kewajiban mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran di tempat


kerja.
6

3. Pengendalian setiap bentuk energi, penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam


kebakaran dan sarana evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan
gas.

4. Buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran.

Selain itu ada juga Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2009
tentang Standar Kualifikasi Aparatur Pemadam Kebakaran di Daerah, Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan
Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Sub Urusan Kebakaran Daerah
Kabupaten.Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1619), dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran padaa Bangunan Gedung daan Lingkungan.
BAB III

HASIL

A. Analisis Tetrahedron of fire

1. Bahan : aksesoris produk polytorn, alat-alat elektronik (tv, ac)

2. Sumber : Konsleting Listrik

3. Adanya O2 di udara

B. Kelas Kebakaran

Kebakaran yang terjadi di gudang polytron ini termasuk pada jenis


kebakaran Kelas C.

C. Metode Pemadaman

Metode prinsip pemadaman api/kebakaran dibagi menjadi 5 jenis, yaitu:

1. Pendinginan

Metode pendinginan bertujuan unutk menghilangkan unsur panas dari


suatu kebakaran. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media dengan
berbahan dasar air. Namun, tidak disarankan untuk melakukan pemadaman
kebakaran kelas c menggunakan air karena bisa menimbulkan sengatan listrik.

7
8

2. Isolasi

Metode isolasi dilakukan dengan menutup permukaan benda yang


terbakar dengan tujuan untuk menghalangi unsur O2 sebagai faktor yang dapat
meningkatkan nyala api. Media yang dapat digunakan antara lain berupa media
serbuk ataupun busa (foam).

3. Dilusi

Metode delusi dilakukan dengan meniupkan gas inert yang berguna


untuk menghalangi unsur O2 yang mempengaruhi nyala api. Media atau
APAR yang dapat digunakan adalah jenis carbondioxyde (CO2).

4. Pemisahan Bahan Mudah Terbakar

Salah satu metode yang juga bisa digunakan dalam mengatasi


kebakaran adalah dengan memisahkan bahan-bahan yang mudah terbakar jauh
dari jangkauan api. Hal tersebut dilakukan untuk membatasi wilayah panas
dan menghindari api yang menjalar ke wilayah yang lebih luas lagi.

5. Pemutusan Rantai Reaksi

Metode pemutusan rantai reaksi dapat dilakukan dengan menggunakan


bahan-bahan tertentu yang berfungsi untuk mnegikat radikal bebas sebagai
pemicu rantai reaksi api. Bahan yang dapat digunakan untuk pemutusan ini
antara lain menggunakan bahan yang mengandung Halon. Namun,
penggunaan Halon ini dilarang karena dapat menimbulkan efek rumah kaca.
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan pada hasil yang didapat dari mengidentifikasi kebakaran yang


terjadi di gudang polytron, kebakaran terjadi karena adanya konsleting listrik di
dalam area gudang. Konsleting listrik tersebut menimbulkan percikan api dan
langsung menyambar barang-barang yang mudah terbakar di sekitarnya.
Ditambah lagi dengan adanya udara yang mengandung unsur O2 membuat api
semakin membesar dan menghanguskan 3 gudang yang berisi produk elektronik.
Oleh sebab itu, karena kebakaran yang terjadi bersumberkan pada arus listrik yang
mana terjadi konsleting listrik tersebut, maka kebakaran ini dapat dikategorikan
dalam jenis kebakaran kelas C.

Metode yang dapat digunakan dalam pemadaman kebakaran dapat


meliputi pendinginan, isolasi, dilusi, pemisahan bahan mudah terbakar, dan
pemutusan rantai reaksi. Namun, untuk memadamkan kebakaran kelas C ini tidak
bisa dilakukan dengan seluruh metode yang tersedia. Metode pemadaman yang
paling efektif untuk digunakan adalah dengan mematikan sumber arus listrik
terlebih dahulu, metode isolasi, dilusi, dan pemisahan bahan mudah terbakar. Hal
itu karena pemadaman yang paling aman adalah dengan menggunakan
media/APAR dengan jenis carbondioxyde (CO2), jenis tepung kimia (dry
powder), dan juga menjauhkan bahan yang mudah terbakar untuk menghindari
meluasnya kobaran api. Selain itu, penggunaan air sangat tidak disarankan untuk
memadamkan jenis kebakaran ini karena air dapat menghantarkan arus listrik yang
mana akan menimbulkan sengatan bagi orang yang memadaamkannya.

9
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan laporan diatas dapat disimpulkan bahwa konsleting listrik


pada peralatan elektronik berpotensi menimbulkan kebakaran. Untuk itu
diperlukan suatu upaya penanggulanagan yang dapat dilakukan dengan beberapa
metode yang tersedia seperti pendinginan, isolasi,dilusi, pemindahan bahan bakar
dan pemutusan rantai reaksi. Selain itu, kita juga harus dapat mengidentifikasi
kelas-kelas kebakaran yang terjadi agar bisa menentukan penggunaan metode
yang tepat agar tetap menjaga keselamatan baik diri sendiri maupun orang di
sekitar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Damkar. 2020. Faktor Penyebab Kebakaran Yang Wajib Kamu Ketahui.


http://repository.unair.ac.id/21128/17/5.%20BAB%20II.pdf. Diakses 30
Agustus 2021.

Damkar. 2021. Penyebab Kebakaran dan Klasifikasi Jenis Kebakaran.


https://damkar.paserkab.go.id/detailpost/penyebab-kebakaran-dan-
klasifikasi-jenis-kebakaran. Diakses 30 Agustus 2021.

Dinasdamkar. Teori Segitiga Api.


https://dinasdamkar.sukabumikab.go.id/2017/12/15/teori-segitiga-api/.
Diakses 30 Agustus 2021.

Republik Indonesia. 1999. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia


No. : Kep.186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja. Jakarta : Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia.

Sarana, PT. Mitra Jaya. 2021. 4 Jenis Alat Pemadam Api Ringan atau Fire
Extinguisher. https://www.mjs-quickfire.com/post/jenis-dan-macam-
macam-fire-extinguisher/. Diakses 30 Agustus 2021.

11

Anda mungkin juga menyukai