Anda di halaman 1dari 42

KONSEP TERAPI BERMAIN

OLEH ASMARITA JASDA, S.Kep,M.Si.Med


Pengertian
Bermain merupakan kegiatan
yang dilakukan secara suka
rela untuk memperoleh
kesenangan dan bermain
merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual,
emosional dan social.
(Depdikbud, 1983)
Fungsi Bermain

1. Perkembangan sensorik motorik


Pada saat melakukan permainan, aktifitas motorik mrpk
komponen terbesar yang digunakan anak dan
bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
fungsi otot.
2. Perkembangan intelektual
Anak melakukan ekplorasi dan manipulasi thp segala
sesuatu yg ada di ling sekitarnya, terutama mengenal
warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan
objek.
Pada saat bermain anak akan melatih diri dan
memecahkan masalah.
Sambungan….
3. Perkembangan sosial.
Perkbg sosial ditandai dgnkemampuan berinteraksi dgn
lingkungannya.
Bermain dgn orla akan membantu anak utk mengembangkan
hub sosial dan belajar memecahkan masalah dari hub tersebut.
Anak belajar berinteraksi dgn teman, memahami bahasa lawan
bicara, dan belajar ttg nilai sosial yang ada pd kelompok.
4. Kemampuan utk menciptakan sesuatu dan mewujudkan ke dlm
bentuk objek dan atau kegiatan yang dilakukannya.
5. Perkembangan kesadaran diri.
Anak akan mengembangkan kemampuannya dlm mengatur t.l.
 Anak akan belajar mengenal
kemampuannya dan membandingkan
dgn orla dan menguji kemampuannya
dgn mencoba peran baru dan
mengetahui dampak t.l terhadap orla.
6. Perkembangan moral
 Anak mempelajari nilai benar dan salah
dari ling, terutama dari ortu dan guru.
 Anak akan mendapatkan kesempatan utk
menerapkan nilai-nilai sehingga dapat diterima
di ling dan dpt menyesuaikan diri dgn aturan yg
ada dikelompoknya.
 Anak belajar bertanggung jawab atas segala
tindakan yg akan dilakukan.
7. Terapi
 Pada saat dirawat di RS anak akan mengalami
berbagai perasaan yg sangat tidak
menyenangkan, seperti marah,takut,cemas,
sedih dan nyeri, sehinggaanak –anak akan
dapat mengalihkan rasa sakitnya dlm bentuk
permainan.
Tujuan Bermain
 Dapat melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan yang normal
 Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan
dan fantasi melalui permainan
 Dapat mengembangkan kratifitas melalui
pengalaman bermain yang tepat
 Dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress karena sakit dan dirawat di rumah sakit.
Faktor yang mempengaruhi
Bermain
Tahap perkembangan
Status Kesehatan
Jenis Kelamin
Lingkungan
Alat permainan yang cocok
KLASIFIKASI BERMAIN

a. Menurut isinya
 Sosial affective play : hub interpersonal yg
menyenangkan antara anak dgn orla (EX :
ciluk-baa).
 Sense of pleasure play : permaianan yg
sifatnya memberikan kesenangan pada anak
(EX : main air dan pasir).
 Skiil play : permainan yg sifatnya
memberikan keterampilan pada anak (EX:
naik sepeda).
 Dramatik Role play : anak bermain
imajinasi/fantasi (EX : dokter dan
perawat).
 Games : permaianan yg menggunakan
alat tertentu yg menggunakan
perhitungan / skor (EX : ular tangga).
 Un occupied behaviour: anak tidak
memainkan alat permainan tertentu, tapi
situasi atau objek
 yang ada disekelilingnya , yg digunakan
sebagai alat permainan(EX : jinjit-jinjit,
bungkuk-bungkuk, memainkan kursi,
meja dsb).
 b. Karakter sosial
 Onlooker play : anak hanya mengamati
temannya yg sedang bermain, tanpa ada
inisiatif utk ikut berpartisifasi dlm
permainan(EX : Congklak).
 Solitary play : anak tampak berada dlm klp
permaianan, tetapi anak bermain sendiri dgn
alat permainan yg dimilikinya.
 Parallel play : anak menggunakan alat
permaianan yg sama, tetapi antara satu anak
dgn anak lain tidak terjadi kontak satu sama
lain sehingga antara anak satu dgn lainya tida
ada sosialisasi.
 Associative play : permeianna ini sudah terjadi
komunikasi antara satu anak dgn anak lain,
tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin
 dan tujuan permaianan tidak jelas (EX bermain
boneka,masak-masak).
 Cooperative play : aturan permainan dlm klp
tampak lebih jelas pada permaiann jenis ini,
dan punya tujuan serta pemimpin (EX : main
sepak bola).
Karakteristik Bermain Sesuai Tahap
Perkembangan
Bayi
 Tumbuh kembang pesat  berikan permainan
yang berbeda  bermain yang menonjol 
affective play dan sense of pleasure play.
1 bulan
 Visual Melihat jarak jauh  gantungkan
benda yg terang
 Auditory Bicara/menyanyi dengan bayi
musik, radio, jam
 Tactile Dipeluk/digendong
 Kinetic  diayun, kereta untu jalan-jalan
2 – 3 bulan
 Visual Beri objek warna terang, bawa bayi ke ruang berbeda,
letakkan bayi agar dapat memandang sekitar
 Auditory bicara dengan bayi, beri mainan yang berbunyi, ikut
sertakan dalam pertemuan keluarga
 Tactil  Belai waktu mandi, sisir rambut dengan lembut, gosok
dengan lotion/bedak, berikan pengurutan.
 Kinetic  jalan jalan dengan kereta, gerakan berenang
4 – 6 Bulan
 Visual beri cermin, bawa nonton TV, beri mainan warna terang
 Auditory ajak bicara, ualangi suara yang dibuatnya, panggil
nama, remas kertas dekat telinga, letakkan mainan yang berbunyi
dekat telinganya.
 Tactile Beri mainan berbagai tekstur lembut, kasar, bermain air,
masukkan dalam bak mandi saat mandi.
 Kinetic bantu telungkup, sokong saat duduk
7 – 9 Bulan
 Visual Beri mainan warna terang, bergerak, bunyi yang lebih
besar, beri cermin, ciluk baa, Bero bola diikat
 Audotory Panggil namanya, nama bagian bagian tubuh, beri
tahu apa yang anda lakukan, ajarkan tepuk tangan, beri perintah
sederhana.
 Tactile meraba bahan dengan berbagai textur, main air mengalir.
 Kinetic Letakkan bayi dilantai, berdirikan untuk menahan BB,
letakkan mainan agak jauh dan suruh untuk mengambilnya

10 – 12 Bulan
 Visual Perlihatkan gambar terang, bawa ke tempat berbeda,
mis : Super market, kebun binatang, tunjukkan bangunan yang
agak jauh, bermain bola
 Auditory Kenalkan suara binatang tiruan, tunjukkan bagian
tubuh dan sebutkan
 Tactile Beri makanan yang dapat dipegang, kenalkan dingin
panas.
 Kinetic beri mainan yang dapat ditarik dan didorong
Toddler
 Mainan yang dapat didorong
 Crayon dan kertas
 Alat alat masak
 Balok dgn bermacam bentuk
 Malam/lilin
 Gambar gambar dlm buku
 Boneka/Bola
 Telepon
Prasekolah
 Peralatan Rumah tangga
 Buku dengan kata-kata simpel
 Sepeda roda tiga
 Alat-alat olah raga
 Lilin/Boneka
 Kapal terbang, mobil truk
Usia Sekolah
 6 – 8 Tahun
 Kartu - Alat Olah raga
 Boneka - Buku-buku
 Alat-alat untuk menulis - Sepeda

 8-12 tahun
 Buku
 Mengumpulkan perangko
 Main Kartu
 Olah raga (Renang, sepeda, sepatu roda, pingpong)
Remaja
 Sepak bola
 Basket
 Mendengan Musik
 Bulutangkis
 Buku
Bermain di Rumah Sakit
Keuntungan bermain di Rumah Sakit
Meningkatkan hubungan P – K di RS
Dapat mengekspresikan perasaan
tidak enak
Memulihkan rasa mandiri pada anak

Meningkatkan penguasaan
pengalaman
Membina tingkah laku yang positif

Alat komunikasi P – K
Kegiatan yang Kreatif untuk anak
di RS
 Role play
 Bercerita
 Pantomin
 Melukis, menggambar
 Pengalaman sensori
 Menulis cerita tentang RS
Alat Bermain Untuk RS
 Boneka sbg keluarga & staf RS

 Kertas

 Perlengkapan rumah

 Pensil

 Baju RS

 Block

 Alat kedokteran dan perawatan

 Miniatur RS
Prinsif Bermain di RS
 Tidak membutuhkan energi
 Permainan simple
 Kegiatan yang singkat waktunya
 Mempertimbangkan keamanan (luka, infeksi
silang)
 Kelompok umur yang sama
 Melibatkan orang tua
 Permaianan tidak bertentangan dengan
pengobatan
 Semua alat bermain Harus dapat dicuci dan
didesinfeksi.
LATAR BELAKANG TERAPI BERMAIN

 Diawali dengan pendapat Sigmund Freud bahwa


suatu pendekatan pendidikan dan merupakan
teknik-teknik penyembuhan dengan cara bermain
dan dapat dilihat melalui analisa kejiwaan.
 Terapi berasal penyembuhan, pengobatan
jasmani.
 Caplan tahun 1974 : terapi permainan bisa
dilakukan dengan cara menggunakan alat yang
tidak berbahaya, misal : Buku cerita yang dapat
digunakan untuk menumbuhkan pola komunikasi
antara siswa dengan gurunya.
Konsep

Terapi permainan merupakan terapi kejiwaan namun


dalam pelaksanaannya faktor ekspresi-gerak menjadi
titik tumpuan bagi analisa terapeutic dengan
medianya adalah bentuk-bentuk permainan yang
dapat menimbulkan kesenangan, kenikmatan dan
tidak ada unsur paksaan serta menimbulkan motivasi
dalam diri sendiri yang bersifat spontanitas, sukarela
dan mempunyai pola atau aturan yang tidak mengikat.
• Bermain bagi anak merupakan kebutuhan
sebagaimana makan, minum, kasih sayang,
dsb.
• Bermain harus seimbang antara bermain
aktif (kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat) dan bermain pasif (kesenangan
diperoleh dari orang lain).
Bermain perlu:

 Energi ekstra
 Waktu
 Alat permainan
 Ruang
 Pengetahuan cara bermain
 teman
Permainan disini merupakan suatu
kesibukan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari dari diri anak berkebutuhan
khusus dan berguna bagi dirinya dalam
kehidupannya yang mandiri kelak.
Pengertian terapi bermain
1. Teknik penyembuhan terhadap anak berkebutuhan khusus, dengan
menggunakan media berbagai macam bentuk permainan, baik tanpa
maupun memakai alat yang tidak membahayakan dirinya, dan dapat
dilaksanakan di alam terbuka sepanjang membantu program
pembelajaran.
2. Semula terapi bermain diterapkan berdasarkan ajaran dan pola kerja dari
sigmund freud dengan titik tolaknya pada analisa kejiwaan sebagai alat
untuk kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan :
berbicara, rasa interest, kebenaran mengungkapkan “perasaan diri”.
3. Terapi bermain berkembang menjadi suatu terapi yang menitik beratkan
pada gerak seseorang (psychomotor performance) dengan alatnya
berbagai bentuk permainan. Bentuk permainan ini pun diharapkan dapat
memacu anak yang bersangkutan dapat melakukan kegiatan sehari-hari.
Misalnya : kegiatan toilet training.
Terapi bermain disusun untuk
menunjang :
Keterampilan mengurus diri sendiri (Self
help skills)
Kemampuan untuk melakukan kegiatan
tertentu (psycho-motor performance)
Penyesuaian diri terhadap lingkungannya
(social adaptation)
Keterampilan diri bagi kesiapan kerja di
masyarakat (prevocational skills)
Melepas ketegangan-ketegangan yang menghimpit hatinya
Melatih keterampilan melalui panca inderanya atau sensomotorik
Dilakukan dengan gembira, bahagia dengan fantasinya dapat
berkembang
Kebebasan memilih dan menentukan alat bermainnya
Membantu melancarkan dan mengembangkan fungsi faal tubuhnya
(fisiologi) Misal : pernafasan, peredaran darah dan pencernaan
makanan (psikomotorik)
Mampu mengembangkan kemampuan diri anak semaksima
mungkin sesuai dengan prestasi dirinya.
Tujuan Terapi permainan untuk mengembangkan aspek :
1. Fisik meliputi perkembangan kekuatan organ tubuh, peningkatan
ketahanan otot-otot dan organ tubuh, pencegahan dan perbaikan
sikap tubuh yang kurang baik.
2. Intelektual meliputi kemampuan berkomunikasi, menghitung
angka dalam suatu permainan sehingga dapat dikatakan menang
atau kalah dll.
3. Emosi : penerimaan atas pimpinan orang lain, bagaimana ia
memimpin dll.
4. Sosialisasi : bagaimana dapat bermain bersama, meningkatkan
hubungan yang sehat dalam kelompok.
Peran dan Fungsi Terapi Bermain Dalam Permainan
1. Fungsi : untuk membantu kelancaran belajar dengan kegiatan dalam
bentuk permainan yang menyenangkan dan tidak membosankan.
2. Peran dalam pendidikan ;
a. Sarana pencegahan : tidak menambah permasalahan baru dan
menghmbat proses belajarnya.
b. Sarana penyembuhan : dapat disembuhkan atau dilatih sebagai sarana
belajar melalui bentuk-bentuk permainan yang ber7an mengembalikan
fungsi fisik,psiko-terapi,modifikasi perilaku, mengembangkan fungsi
sosial, melatih bicara, mempertajam atau latihan visual, latihan auditif,
latihan taktil, dll.
c. Sarana penyesuaian diri : anak-anak sulit beradaptasi, oleh karena itu
dilatih bekelompok dalam permainan.
d. Sarana untuk mengembangkan ketajaman penginderaan : untuk
menjernihkan penglihatan (visual) misal ; permainan warna, bentuk, jarak
dll.
e. Sarana mengembangkan kepribadian : anak dapat bergerak dengan
bebas dan aktif melakukan berbagai kegiatan dengan perasaan gembira
dan menyenangkan.
f. Sarana untuk latihan aktifitas sehari-hari : permainan memasak,
berdagang, rumah-rumahan dll.
Permainan sebagai terapi
Bermain : setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir,
dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau
tekanan dari luar atau kewajiban.
Pengaruh bermain bagi perkembangan anak ;
1. Perkembangan fisik mengembangkan oto dan melatih seluruh
bagian tubuhnya.
2. Dorongan berkomunikasi dengan sesama agar dapat bermain
bersama.
3. Penyaluran energi emosional yang terpendam
4. Penyaluran kebutuhan dan keinginan
5. Sebagai sumber belajar
6. Rangsangan bagi kreatifitas
7. Perkembangan wawasan diri
8. Belajar bermasyarakat
9. Standar moral
10. Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin
11. Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan
Sasaran Terapi Bermain
1. Anak gangguan mental dengan penyerta gangguan psikis, sosial emosi
dan komunikasi, sasaran pada mental, psikologi, sosial emosional dan
komunikasinya.
2. Anak berkesulitan belajar dengan gangguan penyerta psikologis, sosial
emosional, gerak kurang koordinasi, tremor, kelayuhan atau kaku.
3. Anak gangguan perilaku atau emosi
4. Anak gangguan bahasa penyertanya psikis, sosial emosional dan ada
kalanya terbelakang mental.
5. Anak gangguan pendengaran penyertanya berbahasa atau bicara, psikis,
sosial emosional, dan terkadang mental.
6. Anak gangguan penglihatan penyerta psikis dan sosial emosional.
7. Anak gangguan fisik dan kesehatan penyertanya psikis, sosial emosional.
8. Anak cacat ganda penyerta majemuk seperti sensorik, psikis, sosial
emosional, komunikasi dan kadang penyimpangan perilaku.
9. Anak dengan kecerdasan luar biasa atau berbakat, efeknya psikologis dan
sosial emosional.
Materi Terapi Bermain
 Permainan dengan berbagai alat atau benda misal; pasir,
tanah liat, bola dll
 Permainan dengan berbagai bentuk gerakan, seperti :
jongkok, berdiri, loncat, jalan, lari, merangkak, melempar
dll.
 Permainan dengan berbagai macam ketepatan arah atau
sasaran seperti : kelereng, halma, catur, bola sodok,
karambol, panahan, baseball dll
 Permainan dengan memerlukan keberanian seperti :
meniti papan, loncatan, lari mundur dll.
 Aktifitas kesenian seperti : menari, menyanyi, melukis,
deklamasi, drama atau sandiwara dll.
DESAIN TERAPI BERMAIN
Perlu memperhatikan :
• Tujuan terapi
• Jenis kelainan anak serta penyimpangan atau
gangguan dan potensi yang masih dapat
dikembangkan
• Media yang diperlukan
• Jenis permainan yang disediakan
• Desain alat evaluasi
• Revisi bahan pelajaran
Model Dick and Carrey yang diterapkan terapi bermain :

1. Mengidentifikasi tujuan umum pengajaran


2. Melaksanakan analisis pengajaran
3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dari
karakteristik siswa
4. Merumuskan tujuan performansi
5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
6. Mengembangkan strategi pengajaran
7. Mengembangkan dan memilih material pengajaran
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Merevisi bahan pengajaran
10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif
Contoh Program Terapi Bermain :
I. Tujuan Umum : Memperbaiki fungsi organ tubuh tertentu yang menyimpang
agar mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari seoptimal mungkin.
II. Tujuan Khusus :
1. Mengalihkan pemusatan pikiran/perhatian anak yang selalu tertuju pada dirinya.
Menunjang Penyembuhan unsur psikologis/fisik/sosial/komunikasi
2. Meningkatkan derajat gerak fungsi sendi siku
III. Materi Kegiatan :
1. Memberikan kesibukan tangan yang mengutamakan gerakan fungsi sendi siku :
a. Menyikat tali rapia dengan sikat kawat
b. Menangkap dan melempar bola
c. Memukul dengan palu
d. Memukul dengan alat musik (perkusi,drum,gong)
2. Kelompok terapi bersama untuk motivasi latihan :
a. Bermain musik bersama (musik terapi)
b. Permainan menarik beban dengan tangan
c. Senam irama dengan alat beban pada tangan (pilih salah satu yang cocok)
IV. Waktu Kegiatan :
Antara 30 menit-40 menit setiap pertemuan
V. Urutan Kegiatan :
1. Relaksasi/penenangan
2. Pelatihan merupakan observasi/evaluasi kemampuan yang
telah dimiliki anak
3. Pelaksanaan latihan : berapa kali anak harus melakukan gerakan
sendi siku diberikan bertahap : misal untuk pertemuan 1 :10X,
pertemuan2 : 15X dstnya. Berapa kali anak harus melakukan
kegiatan dengan dua belah tangan. Berapa pertemuan anak
harus melakukan pengulangan yang sama. Alat-alat apa yang
dapat digunakan atau perlu dimodifikasi
4. Evaluasi :tes perbuatan.
5. Peninjauan kembali latihan
Hendaknya setiap anak punya satu buku catatan perkembangan.
Dalam terapi bermain Guru,terapis, instruktur perlu :
1. Merancang tujuan umum dan khusus yang akan
dicapai setelah pembelajaran berakhir
2. Menganalisis materi pembelajaran sebagai bahan
yang akan diproses dalam mencapai tujuan
3. Memahami karakteristik siswa sebagai subyek yang
akan diberi pembelajaran terapi bermain agar dapat
melakukan kegiatan terapi dengan lancar.
4. Guru, terapis, instruktur dapat merumuskan tujuan
yang dapat dilakukan anak dan merancang strategi
pembelajaran terapi bermain serta mendesain
evaluasi formatif /sumatif.

Anda mungkin juga menyukai