Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

APENDIKSITIS

DISUSUN OLEH :

NAMA : MURSADA
NIM : 09.IK.024

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2010
LAPORAN PENDAHULUAN
APPENDIKSITIS

2.1 Pengertian

Appendiksitis merupakan kondisi dimana terjadi infeksi di umbai


cacing atau usus buntu. Apendiksitis adalah radang apendiks, suatu
tambahan seperti kantung yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior
dari sekum yang disebabkan oleh fekalit (masa keras dari feces), tumor atau
benda asing dalam tubuh dan juga parasit E. Histolytica.

2.2 Etiologi

Penyebab dari Appendiksitis dapat ditimbulkan oleh beberapa hal


diantaranya adalah :
 Fekalit atau masa fekal padat karena konsumsi diet rendah serat.
 Tumor apendiks
 Cacing ascaris
 Erosi mucosa apendiks
 Hiperplasia jaringan limfe.
 Hiperflasia folikel limfoid.
 Benda asing.
 Striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya.
 Neoplasma.
 Parasit
2.3 Patofisiologi

Masa, tinja atau benda


asing

Obstruksi lumen
apendiks

Sekresi mukus tidak dapat


keluar

Peradangan Pembengkakkan
jaringan limfoid

Peregangan
apendiks

Tekanan intra luminal Suplai darah


meningkat terhganggu

Hipoksia jaringan
Mual muntah

Nyeri

Resiko kekurangan
cairan
2.4 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala dari apendiksitis adalah sebagai berikut :


 Kram didaerah periumbilikus menjalar ke kuadran kanan bawah
 Anoreksia
 Mual muntah
 Demam ringan diawal penyakit
 Nyeri
 Malaise
 Spesme otot dinding abdomen
 Bising usus menurun atau tidak ada sama sekali
 Konstipasi
 Diare
 Disuria
 Iritabilitas

2.5 Komplikasi

 Perforasi.
 Peritonitis.
 Infeksi luka.
 Abses intra abdomen.
 Obstruksi intestinum.

2.6 Penatalaksanaan Medis

Berikut ini adalah beberapa penanganan yang dlakukan pada pasien


denagan apendiksitis yaitu:

 Melakukan pembedahan untuk mengurangi perforasi


 Pemberian antibiotik
 Pemasangan IV line untuk pemudahan pemberian obat –obatan dan nutrisi
yang diberikandan
 Pemberian analgesik
 Mengajarkan dan melatih batuk efektif
 Anjurkan puasa makan dan minum sebelum operasi selama 6 – 8 jam
 Pemasangan NGT untuk pemberian nutrisi
 Anjurkan klien untuk tidur pada posisi nyaman (miring dengan menekuk
lutut kanan).
 Kompres es pada daerah sakit untuk mengurangi nyeri.
 Beri posisi semi fowler atau ½ duduk untuk mengurangi penyebaran infeksi
pada abdomen.

2.7 Penatalaksanaan Keperawatan.

2.7.1 Pengkajian

a. Identitas

b. Riwayat penyakit sekarang

Klien dengan post appendiktomy mempunyai keluhan utama nyeri


yang disebabkan insisi abdomen.

c. Riwayat penyakit dahulu

Meliputi penyakit apa yang pernah diderita oleh klien seperti


hipertensi, operasi abdomen yang lalu, apakah klien pernah masuk
rumah sakit, obat-abatan yang pernah digunakan apakah
mempunyai riwayat alergi dan imunisasi apa yang pernah diderita.

d. Riwayat penyakit keluarga

keluarga yang pernah menderita penyakit diabetes mellitus,


hipertensi, gangguan jiwa atau penyakit kronis lainnya uapaya yang
dilakukan dan bagaimana genogramnya.

e. Pola Fungsi Kesehatan


 Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

Adakah kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan, alkohol


dan kebiasaan olah raga (lama frekwensinya), bagaimana status
ekonomi keluarga kebiasaan merokok dalam mempengaruhi
lamanya penyembuhan luka.

 Pola Tidur dan Istirahat


Insisi pembedahan dapat menimbulkan nyeri yang sangat
sehingga dapat mengganggu kenyamanan pola tidur klien
 Pola Aktivitas
Aktifitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak karena
rasa nyeri luka operasi, aktivitas biasana terbatas karena harus
bedrest beberapa waktu setelah pembedahan

2.7.2 Pemeriksaan penunjang


a. Pemeriksaan darah rutin
b. Pemeriksaan foto abdomen

2.7.3 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dengan kasus
apendiksitis
 Pre Operasi
- Nyeri akut b.d proses penyakit
- Ketidak seimbangan Nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d
mual muntah dan anoreksia
 Post Operasi
- Nyeri b.d terputusnya inkontuinitas jaringan
- Resiko kekurangan volume cairan b.d asupan cairan yang tidak adekuat

Pre Operasi

Dx I. Nyeri akut b.d proses penyakit.


Tujuan :Nyeri dapat berkurang atau hilang.

Kriteria Hasil :

 Nyeri berkurang
 Ekspresi nyeri lisan atau pada wajah
 Kegelisahan atau keteganganotot
 Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 0-10.
 Menunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk mencapai
kenyamanan.

Intervensi

 Lakukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi lokasi,


keparahan, factor presipitasinya.
 Observasi ketidaknyamanan non verbal.
 Gunakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat
pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara:
masase, perubahan posisi, berikan perawatan yang tidak terburu-
buru.
 Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
pasien terhadap ketidaknyamanan.
 Anjurkan pasien untuk istirahat.
 Libatkan keluarga dalam pengendalian nyeri pada anak.
 Kolaborasi medis dalam pemberian analgesic.

Dx II. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d


mual,muntah, anoreksia.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nutrisi


pasien adekuat.

Kriteria Hasil :

 Mempertahankan berat badan.


 Toleransi terhadap diet yang dianjurkan.
 Menunjukan tingkat keadekuatan tingkat energi.
 Turgor kulit baik.

Intervensi

 Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan


nutrisi.
 Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.
 Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana memenuhinya.
 Minimalkan faktor yang dapat menimbulkan mual dan muntah.
 pertahankan higiene mulut sebelum dan sesudah makan.

Post Operasi

Dx. I. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri


dapat berkurang atau hilang.

Kriteria Hasil :

 Nyeri berkurang
 Ekspresi nyeri lisan atau pada wajah
 Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 0-10.
 Menunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk mencapai
kenyamanan.

Intervensi

 Lakukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi lokasi,


keparahan.
 Observasi ketidaknyamanan non verbal
 Gunakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat
pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara:
masase, perubahan posisi, berikan perawatan yang tidak terburu-
buru.
 Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
pasien terhadap ketidaknyamanan.
 Anjurkan pasien untuk istirahat dan menggunakan tenkik
relaksai saat nyeri.
 Libatkan keluarga dalam pengendalian nyeri pada anak.
 Kolaborasi medis dalam pemberian analgesic.

Dx II. Resiko kekurangan volume cairan b.d asupan cairan yang


tidak adekuat.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan


keseimbangan cairan pasien normal dan dapat mempertahankan
hidrasi yang adekuat.

Kriteria Hasil :

 Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine


normal, HT normal.
 Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.
 Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas, turgor kulit, membran
mukosa lembab.
 Tidak ada rasa haus yang berlebihan.

Intervensi

 Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.


 Monitor vital sign dan status hidrasi.
 Monitor status nutrisi
 Awasi nilai laboratorium, seperti Hb/Ht, Na+ albumin dan waktu
pembekuan.
 Kolaborasikan pemberian cairan intravena sesuai terapi.
 Atur kemungkinan transfusi darah

Anda mungkin juga menyukai