DI SUSUN :
NIM : PO7120120013
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian sistem saraf..................................................................................................... 3
2.2 Penyusun sel saraf............................................................................................................. 4
2.3 Fungsi sistem saraf............................................................................................................ 7
2.4 Pengelompokan sistem saraf............................................................................................ 7
2.5 Mekanisme penghantar implus........................................................................................ 13
2.6 Kelainan yang disebabkan oleh gangguan sistem saraf................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan
dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang
penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena
pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga
menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal
sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan
untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan
hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah
laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan
makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi
di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai
fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya
koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh
sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dibahas tentang sistem saraf.
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf
mengandung inti sel dan sitoplasma.
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit),
berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau
jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi
untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di
antara dua segmen disebut nodus ranvier.
6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson)
dan membantu regenerasi neurit (akson).
7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier
tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls
lebih cepat sampai pada tujuan.
8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di
sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson
terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut
neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi
dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang datang
kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan
meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek,
dan dendritnya panjang.
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf
dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai
dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum
tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau
meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
2.3 Fungsi Sistem Saraf
Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.
A. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
B. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan
memikirkannya.
C. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
D. Mengekspresikan emosi.
E. Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan organ
lain.
F. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi bahaya
dan mengingatkan aktivitas yang menyenangkan.1[5]
Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang semua kendali dan
juga pengaturan terhadap keseluruhan kerja dari bagian jaringan saraf sampai ke bagian sel
saraf. Sistem saraf pusat meliputi bagian atas otak besar, bagian otak kecil, bagian sumsum
lanjutan, dan juga bagian sumsum tulang belakang.
Otak besar mempunyai bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak lipatan, dan juga lebih
berminyak. Bagian ini di kelilingi oleh suatu cairan yang bernama cairan serebrospinal yang
mempunyai fungsi dalam membantu memberi makanan kepada otak dan juga memberikan
2
perlindungan terhadap otak dari dampak yang terjadi saat ada guncangan. Di bagian dalam
otak besar ditemukan banyak pembuluh darah yang mempunyai fungsi dalam membantu
menyuplai oksigen ke bagian otak besar.
a) Saraf Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk memacu
kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja organ tubuh.
Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak jantung, memperbesar pupil mata,
memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat kerja
alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.
b) Sistem Saraf Parasimpatik
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik.
Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung, memperkecil
pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi,
dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan,
makamengakibatkan keadaan yang normal.
3
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam
sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis
disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk
sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula
bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan
neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat
menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada
bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat
di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin
kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada
membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel
saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh
enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
BAB III
PENUTUP
4
3.1 kesimpulan
1. Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul
saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan
rangsangan.
2. Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat.
3. Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu Menerima berbagai sensasi dari
dalam dan luar tubuh .
4. Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem saraf tepi
(sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi bagian otak dan juga
bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem
saraf somatik dan juga bagian sistem saraf otonom.
5. Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf dan sinapsis.
6. Kelainan yang disebabkan karena gangguan sistem syaraf antara lain yaitu alzheimer,
amnesia, ataksia dan tumor sistem saraf pusat (SSP).
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami menyadari banyak
kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat sebagai bahan makalah ini. Sekian
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, John.2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.
Kalanjati, Al muqsith. 2012. Gambaran Mikroskopik dan Makroskopik Neoplasma Sistem Saraf
Pusat. Jurnal Majalah Biomorfologi. Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga. Vol.24 ,
No.1.
Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia.Jakarta : EGC.