Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/341479572

Pengaruh Konflik Antar Kelompok Terhadap Kerja Sama dalam Kelompok


pada Siswa SMA yang Mengikuti Organisasi

Article · May 2020

CITATIONS READS

0 196

1 author:

Annisa Rizkyah
Universitas Pembangunan Jaya
5 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pengaruh Konflik Antar Kelompok Terhadap Kerja Sama dalam Kelompok pada Siswa SMA yang Mengikuti Organisasi View project

All content following this page was uploaded by Annisa Rizkyah on 19 May 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pengaruh Konflik Antar Kelompok Terhadap Kerja Sama dalam
Kelompok pada Siswa SMA yang Mengikuti Organisasi
Annisa Rizkyah Sari
Program Studi Psikologi, Universitas Pembangunan Jaya
Annisa.RizkyahSari@student.upj.ac.id

Abstrak
Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang membutuhkan orang lain dan lingkungan
sosial sebagai sarana bersosialisasi. Dalam diri manusia terdapat dorongan untuk berinteraksi
dengan orang lain dan kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain seperti
mengikuti organisasi. Organisasi adalah suatu kelompok untuk melakukan kerja sama dengan
cara tertentu demi menggapai tujuan dan cita-cita bersama. Dalam melakukan kerja sama di
suatu organisasi tentu terdapat konflik. Menurut Soerjono Soekanto (dalam Malik, 2017)
konflik adalah suatu proses sosial yang dilakukan individu atau kelompok untuk memenuhi
tujuan dengan menentang pihak lawan, disertai dengan ancaman dan kekerasan. Dalam suatu
organisasi perbedaan pendapat merupakan salah satu penyebab terjadinya konflik antar
kelompok. Konflik antar kelompok muncul karena memiliki keingininan untuk saling
menguasai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konflik antar kelompok
terhadap kerja sama dalam kelompok pada siswa SMA yang mengikuti organisasi. Strategi
penelitian yang dilakukan adalah eksperimental, yaitu melakukan tindakan khusus dengan
memberikan manipulasi vignette. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah randomized two group design - posttest only. Skala alat ukur yang digunakan adalah
Skala Likert 7 poin (1 = Sangat Tidak Setuju , 7 = Sangat Setuju), menggunakan ilustrasi
kejadian sehari-hari dengan 3 pertanyaan tentang kerja sama.
Kata kunci : Organisasi, Kerja sama, Konflik antar kelompok
Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang membutuhkan orang lain dan
lingkungan sosial sebagai sarana bersosialisasi. Dalam diri manusia terdapat dorongan untuk
berinteraksi dengan orang lain dan kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang
lain. Kesamaan ciri atau kepentingan merupakan dasar yang membuat manusia hidup
berkelompok seperti mengikuti organisasi (Puspitasari, 2017).
Dengan mengikuti organisasi maka kebutuhan sosial manusia untuk hidup
berkelompok akan terpenuhi. Pada dasarnya organisasi terbentuk karena adanya hambatan
pada individu untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya organisasi, maka diharapkan
hambatan tersebut dapat diatasi (SOS, 2015). Organisasi adalah suatu kelompok untuk
melakukan kerja sama dengan cara tertentu demi menggapai tujuan dan cita-cita bersama.
Menurut Mr. Chester J. Bernard (dalam Malik, 2017) organisasi adalah suatu pekerjaan yang
dilakukan bersama dengan dua orang atau lebih, suatu komposisi, bentuk aktivitas atau energi
yang dimiliki setiap orang yang sudah dikordinasikan. Organisasi merupakan salah satu tempat
untuk melakukan kerja sama dengan baik dan benar (Malik, 2017).
Dalam suatu organisasi kerja sama merupakan hal yang sangat diperlukan untuk
mencapai suatu tujuan. Jika dalam suatu organisasi tidak ada kerja sama maka organisasi
tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Kerja sama adalah sesuatu yang dilakukan manusia
dengan saling membantu satu sama lain dalam melaksanakan suatu kegiatan untuk mencapai
tujuan bersama (Putri, 2020). Menurut Pamudji (dalam Putri, 2020) kerja sama adalah suatu
pekerjaan dengan melakukan interaksi antar individu yang melakukan kerjasama, dilakukan
oleh dua orang atau lebih sehingga tercapai tujuan yang dinamis. Dalam melakukan kerja sama,
tentu akan timbul beberapa masalah yang bisa menjadi penghambat diraihnya suatu tujuan
organisasi. Masalah tersebut bersinergi dalam sebuah konflik (Widodo, 2018).
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang artinya saling memukul. Menurut
sosiologis, konflik adalah suatu proses sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih untuk
saling menyingkirkan satu sama lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya
(MA, 2020). Menurut Soerjono Soekanto (dalam MA, 2020) konflik adalah suatu proses sosial
yang dilakukan individu atau kelompok untuk memenuhi tujuan dengan menentang pihak
lawan, disertai dengan ancaman dan kekerasan. Konflik terbentuk karena adanya perbedaan
tujuan atau pendapat dalam berorganisasi sehingga terjadi ketidaknyamanan yang
menimbulkan konflik antar kelompok. Konflik tidak selalu bersifat negatif, konflik juga dapat
menimbulkan semangat kerja, ide-ide baru dan dapat meningkatkan kerja sama antar kelompok
dalam memecahkan suatu masalah yang timbul di dalam organisasi (Widodo, 2018).

Konflik antar kelompok adalah konflik yang terjadi karena memiliki perbedaan tujuan
dan keinginan (MA, 2020). Konflik antar kelompok disebabkan oleh perbedaan pendapat,
kepentingan, tujuan dan ketidaksesuaian antara harapan dan realita (Agung, 2011). Konflik
antar kelompok muncul karena memiliki keinginan untuk saling menguasai, yang mayoritas
merasa lebih berhak menjadi pemimpin. Sedangkan, yang minoritas berpikir bahwa semua
memiliki hak yang sama dan berhak atas perlakuan dan keadilan yang sama (Sunarta, 2010).
Masalah Penelitian
Apakah ada pengaruh konflik antar kelompok terhadap kerja sama dalam kelompok
pada siswa SMA yang mengikuti organisasi?

Hipotesis
Ha : Ada pengaruh konflik antar kelompok terhadap kerja sama dalam kelompok pada
siswa SMA yang mengikuti organisasi.
H0 : Tidak ada pengaruh konflik antar kelompok terhadap kerja sama dalam kelompok
pada siswa SMA yang mengikuti organisasi.

Metode Penelitian
Strategi dan Desain Penelitian
Strategi penelitian yang dilakukan adalah eksperimental, yaitu melakukan tindakan
khusus dengan memberikan manipulasi vignette. Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah randomized two group design - posttest only, karena peneliti membuat dua
kondisi berbeda pada dua kelompok dengan memberikan manipulasi vignette (konflik kuat dan
konflik lemah) kemudian dilakukan randomisasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
ada pengaruh konflik antar kelompok terhadap kerja sama dalam kelompok pada siswa SMA
yang mengikuti organisasi.

Responden
Karakteristik responden adalah siswa SMA yang mengikuti organisasi. Kelas X
sebanyak 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan, kelas XI sebanyak 4 siswa laki-laki dan 6
siswa perempuan, kelas XII sebanyak 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.

Variabel
Terdapat 3 variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas, variabel terikat dan
variabel sekunder. Situasi konflik antar kelompok merupakan variabel bebas, kerja sama dalam
kelompok merupakan variabel terikat, perbedaan situasi konflik dan tingkatan kelas merupakan
variabel sekunder.
Vignette
Konflik antar kelompok yaitu : (1) Dua tim basket bersaing memperebutkan hak untuk
menggunakan lapangan; dan (2) Kelompok presentasi dalam kelas bersaing untuk
mendapatkan nilai tugas tertinggi. Dalam setiap ilustrasi, ditekankan bahwa kekalahan akan
menimbulkan risiko bagi semua anggota kelompok. Selain itu, dorongan untuk bebas memilih
juga ditekankan dengan menunjukkan peristiwa yang diinginkan secara pribadi terjadi pada
saat yang sama dengan konflik antar kelompok (misalnya, Anda datang pada akhir pekan untuk
menambah jumlah pemain atau Anda pergi mengunjungi teman di luar kota). Dengan
demikian, partisipan menghadapi dilema antara kepentingan kelompok dan pribadi.
Manipulasi konflik antar kelompok
Peneliti akan memberikan manipulasi vignette ilustrasi kejadian sehari-hari. Dalam
kondisi konflik lemah, partisipan diberitahu bahwa kekalahan akan mengakibatkan sedikit
risiko (misal, jika tim lain terkumpul lebih banyak pemain dari tim Anda pada akhir pekan,
Anda harus mencari tempat berlatih lain di akhir pekan). Dalam kondisi konflik kuat, partisipan
diberitahu bahwa kekalahan akan mengakibatkan lebih banyak risiko (misal, tim Anda tidak
dapat berlatih di lapangan indoor (gor) dan Anda tidak bisa mengikuti latihan besok karena
sudah memiliki janji untuk pergi mengunjungi teman di luar kota).
Alat Ukur
Skala alat ukur yang digunakan adalah Skala Likert 7 poin (1 = Sangat Tidak Setuju ,
7 = Sangat Setuju), menggunakan ilustrasi kejadian sehari-hari dengan 3 pertanyaan tentang
kerja sama. Pertanyaan 1 adalah saya mau bekerja sama dalam tim, bahkan jika saya harus
membatalkan acara pribadi, pertanyaan 2 adalah jika saya melihat tim lain memiliki kerja sama
yang tinggi, maka saya akan meningkatkan kerjasama dengan tim saya, pertanyaan 3 adalah
Saya mau bekerja sama dalam tim di setiap permasalahan.

Prosedur
Partisipan diminta untuk mengisi identitas diri, selanjutnya diberikan ilustrasi kejadian
sehari-hari berupa konflik antar kelompok (konflik kuat dan konflik lemah). Peserta diminta
untuk menilai bagaimana mereka akan berperilaku menggunakan skala likert.

Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan independent sample test yang dibantu dengan JASP 0.12.2
untuk menganalisis pengaruh konflik antar kelompok terhadap kerja sama dalam kelompok.

Hasil dan Pembahasan


Tabel 1 : Jumlah frekuensi konflik berdasarkan tingkatan kelas

Valid Cumulative
Konflik Kelas Frequency Percent
Percent Percent

Lemah 10 6 40.000 40.000 40.000

11 3 20.000 20.000 60.000

12 6 40.000 40.000 100.000

Missing 0 0.000

Total 15 100.000

Kuat 10 4 26.667 26.667 26.667

11 7 46.667 46.667 73.333

12 4 26.667 26.667 100.000

Missing 0 0.000

Total 15 100.000
Tabel 2 : Independent sample test

t df p

Jumlah 1.059 28 0.299 ᵃ

Berdasarkan hasil t-test dengan alpha (0.05) di peroleh t-hitung sebesar (1.059) dengan
df sebesar (28) dan p sebesar (0.229). Dengan hasil tersebut maka dapat di interpretasikan
bahwa p (0.229) lebih besar dibandingkan alpha (0.05), maka H0 dapat diterima. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh konflik antar kelompok terhadap tingkat kerja
sama dalam kelompok pada siswa SMA yang mengikuti organisasi.

Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah ada pengaruh konflik antar
kelompok terhadap kerja sama dalam kelompok pada siswa SMA yang mengikuti organisasi.
Dengan menggunakan skala likert 7 poin, hasil menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh konflik
antar kelompok terhadap kerja sama dalam kelompok pada siswa SMA yang mengikuti
organisasi.
Referensi
Agung, I. (2011). Konflik Antar Kelompok: Perspektif Psikologi Sosial (Conflict Intergroup:
Social Psychological Perspective). 1-10.

MA, A. (2020, April 7). Materi Pelajaran Sosiologi Konflik Sosial “Lengkap”. Retrieved
from alihamdan: https://alihamdan.id/konflik-sosial/

Malik. (2017, Agustus 24). Satu Jam. Retrieved from Apa Itu Organisasi? Pengertian,
Definisi, Arti Organisasi: https://satujam.com/apa-itu-organisasi/

Puspitasari, R. (2017). Manusia Sebagai Makhluk Sosial. 1-9.

Putri, A. S. (2020, Januari 28). Kerja Sama: Pengertian, Bentuk dan Faktor Pendorong.
Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/28/070000869/kerja-sama--pengertian-
bentuk-dan-faktor-pendorong?page=all

SOS, A. (2015, April 5). Makalah Pentingnya Mempelajari Organisasi. Retrieved from
Armadinsos.wordpress: https://armadinsos.wordpress.com/2015/04/05/makalah-
pentingnya-mempelajari-organisasi-armadin-sos/

Sunarta. (2010). Konflik dalam Organisasi (Merugikan Sekaligus Menguntungkan). 56-72.

Widodo, A. (2018). Pengaruh Konflik dan Kerja Sama Antar Unit Kegiatan Mahasiswa
Terhadap Kinerja Unit Kegiatan Mahasiswa. Skripsi, 1-61.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai