Anda di halaman 1dari 10

JURNAL KEPERAWATAN

HUBUNGAN BEBAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN


KELUARGA MERAWAT PASIEN PERILAKU
KEKERASAN DI RUMAH SAKIT JIWA
PROF.Dr.V.L.RATUMBUYSANG
MANADO

Sumiyati Taher
1514201400

Program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan


Universitas Pembangunan Indonesia (UNPI)

RINGKASAN
Keluarga merupakan sistem pendukung yang utama dalam memberikan perawatan
langsung pada setiap keadaan sehat sakit penderita. Umumnya keluarga meminta bantuan tenaga
kesehatan jika mereka tidak sanggup lagi merawat klien (Yosep dkk 2010). Kemampuan
keluarga merupakan gabungan pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat penderita yang
mengalami gangguan jiwa.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu analitik deskriptif dengan rancangan cross
sectional study. Dengan responden sebanyak 55 keluarga yang memiliki anggota keluarga
dengan perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado. Alat
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan uji statistik chi
square, selanjutnya, data diolah menggunakan program SPSS dan analisis dengan menggunakan
uji descriptif statistik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari 55 (100%) responden, yang merasa terbebani
sebanyak dua puluh delapan dan yang merasa mampu sebanyak tiga puluh sembilan responden.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan uji Fisher’s exact di peroleh nilai p=0.002 maka
terdapat hubungan antara beban keluarga dengan kemampuan keluarga merawat pasien perilaku
kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado.
Kesimpulan penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara beban keluarga dengan
kemampuan keluarga merawat pasien perilaku kekerasan Di Rumah Sakit Jiwa
Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado.

Kata kunci : Beban Keluarga, Dukungan Keluarga, Perilaku Kekerasan

PENDAHULUAN Orang dengan gangguan jiwa


yang disingkat dengan ODGJ yaitu orang klien gangguan jiwa akan mempengaruhi
yang mengalami gangguan dalam pikiran, kualitas hidupnya, sehingga menjadi
perilaku, dan perasaan yang termanifestasi perhatian khusus karena dampak yang
dalam bentuk sekumpulan gejala atau diakibatkan tidak hanya pada klien tetapi
perubahan perilaku yang bermakna, serta juga berdampak pada keluarga dan
dapat menimbulkan penderitaan dan masyarakat (Undang Undang Kesehatan
hambatan dalam menjalankan fungsi sebagai Jiwa No. 36, 2014).
manusia (Undang Undang Kesehatan Jiwa Prevalensi gangguan jiwa menurut WHO
No. 36, 2014). Hambatan yang dialami oleh tahun 2013 mencapai 450 juta jiwa diseluruh

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO 1


JURNAL KEPERAWATAN

dunia, dalam satu tahun sesuai jenis kelamin ( mondar-mandir, ketidakmampuan untuk
sebanyak 1,1 wanita, pada pria sebanyak 0,9 diam, tangan mengepal dan meninju, rahang
sementara jumlah yang mengalami mengatup, pernafasan meningkat, tiba-tiba
gangguan jiwa seumur hidup sebanyak 1,7 menghentikan aktifitas mototrik, merusak
wanita dan 1,2 pria. Menurut National benda dan melukai orang lain), aspek
Institute of Mental Health (NIMH) verbalisasi (mengancam ke arah objek nyata
berdasarkan hasil sensus penduduk Amerika meminta perhatian yang mengganggu, suara
Serikat, diperkirakan 26,2% penduduk yang keras dan tertekan, ada isi pikir delusi dan
berusia 18 tahun atau lebih mengalami paranoid), efek (marah, permusuhan, sangat
gangguan jiwa (Trigoboff, 2013). cemas, mudah tersinggung, senang
Prevalensi klien perilaku kekerasan berlebihan atau tidak sesuai dengan emosi
diseluruh dunia di derita kira-kira 24 juta labil), tingkat kesedaran (sadar, tiba-tiba,
orang. Lebih dari 50% klien perilaku perubahan status mental, disorientasi,
kekerasan tidak mendapatkan penanganan, gangguan daya ingat, ketidakmampuan
di Amerika Serikat terdapat 300 ribu pasien mengikuti petunjuk) (Stuart & Laraia,
skizofrenia akibat perilaku kekerasan yang 2006).
mengalami episode akut setiap tahun. Berdasarkan data yang di peroleh dari
Menurut penelitian di Finlandia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.V.L
University of Helsinki dan University Ratumbuysang Manado untuk dua bulan
Helsinki Central Hospital Psychiatry terakhir Januari dan Febuari Tahun 2019
Centre, dari 32% penderita Skizofrenia pasien Perilaku Kekerasan berjumlah 120
melakukan tindakan kekerasan, dan 16% orang, pada bulan Januari pasien dengan
dari perilaku kekerasan pada klien perilaku kekerasan yang baru masuk
mengakibatkan kematian, dari 1.210 klien berjumlah 21 orang, laki-laki berjumlah 8
(Virkkunen, 2009) orang untuk pasien perempuan berjumlah 13
Data Riskesdas tahun 2013 menunjukan orang, sedangkan pada bulan Febuari pasien
Prevalensi Nasional Gangguan Jiwa Berat baru yang masuk yaitu berjumlah 40 orang,
yaitu Skizofrenia sebesar 0,46%, atau sekitar pasien laki-laki berjumlah 26 orang dan
1,1 juta orang atau 5,2% dari jumlah perempuan berjumlah 14 orang.
penderita Skizofrenia di seluruh dunia. Pada Berdasarkan latar belakang diatas dapat
penduduk Indonesia 1,7 per mil atau 1-2 di rumuskan masalah dalam penelitian ini
orang dari 1.000 warga di indonesia yang adalah hubungan beban keluarga dengan
mengalami gangguan jiwa berat yang kemampuan keluarga merawat pasien
berjumlah 1.728 orang (Riskesdas, 2013). perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa
Menurut data Departemen Kesehatan Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado ?
Republik Indonesia tahun 2010, jumlah
penderita gangguan jiwa di Indonesia METODE PENELITIAN
mencapai 2,5 juta yang terdiri dari pasien Jenis penelitian yang
perilaku kekerasan. Diperkirakan sekitar digunakan adalah penelitian
60% menderita perilaku kekerasan di kuantitatif dengan
Indonesia. Angka gangguan jiwa di sulawesi menggunakan desain deskriptif
utara pada tahun 2013 sampai dengan 2018 analitik dengan rancangan
yaitu sebanyak 1,3% (Riskesdas, 2018). cross-sectional study yaitu
Tanda dan gejala yamg muncul dalam studi data yang dikumpulkan
perilaku kekerasan dapat dilihat dari secara simultan, sesaat atau
beberapa aspek antara lain : aspek motorik satu kali saja dalam waktu

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO 2


JURNAL KEPERAWATAN

bersamaan (Putri, 2016). dengan pasien perilaku kekerasan yang


Tempat penelitian ini akan dilakukan di bertanggung jawab dalam pengobatan dan
Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. perawatan sehari-hari. Kriteria ekslusi dalam
Ratumbuysang Manado. Penelitian akan penelitian ini adalah : Keluarga pasien yang
dilakukan pada bulan oktober 2019. tidak menjadi responden

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang


Populasi dalam penelitian ini adalah
digunakan untuk mengumpulkan data,
keluarga dan orang terdekat pasien yang
dalam penelitian ini digunakan kuesioner
merawat pasien perilaku kekerasan yang
sebagai intrumen penelitian. Kuesioner atau
sedang rawat jalan di poliklinik jiwa Rumah
daftar pertanyaan adalah suatu cara
Sakit Prof. Dr. V.L Ratumbuysang Manado
pengumpulan data yang dilakukan dengan
pada bulan februari berjumlah 120 orang.
mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa
Sampel dalam penelitian ini
formulir kepada responden. Kuesioner
adalah karakteristik
terbagi 2 jenis yaitu Kuesioner dengan
sampel yang dimasukan atau yang layak
kemampuan keluarga yang terdiri atas 24
untuk diteliti. Pengambilan sampel dengan
pertanyaan dengan opsi pilihan Selalu diberi
menggunakan cara purposive sampling,
nilai (3), Sering (2), Jarang (1) dan Tidak
dengan menggunakan rumus penelitian
pernah (0). Sedangkan untuk kuesioner
(Murdiyanti, 2016).
Beban Keluarga terdiri atas 14 pertanyaan
n=N dengan pilihan Sangat Setuju diberi nilai (3),
Setuju (2), Tidak Setuju (1) dan Sangat
Tidak Setuju (0).
Keterangan :
n = jumlah sampel HASIL DAN PEMBAHASAN
N = jumlah populasi Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden
d = tingkat kepercayaan yang Berdasarkan Umur Di Rumah Sakit Jiwa
diinginkan Prof .Dr.V.L.Ratumbuysang Manado.
Jumlah sampel n = N
Umur n Persentasi
1 + N (d2 )
43-48 13 20,3 %
n= 120 49-54 21 32,8 %
1+120 (0,1)2
55-60 16 25,0 %
n= 120 61-79 2 3,1 %
2,2
68-73 3 4,7 %
n= 55 Total 55 100 %
Jadi, sampel dalam penelitian ini
berjumlah 55 responden
Dari tabel 5.1 diatas menunjukan bahwa dari
55 responden di Rumah Sakit Jiwa
Kriteria inklusi : Bersedia menjadi
Ratumbuysang Manado terbanyak dengan
responden Keluarga dan orang terdekat
dengan pasien dan tinggal satu rumah

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO 3


JURNAL KEPERAWATAN

kelompok umur 49-60 tahun dengan jumlah Rumah Sakit Jiwa


21 responden (32,8%) Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado.
a. Distribusi berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Hubungan
n Persentase
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dengan klien
Di Rumah Sakit Jiwa Orang tua 21 38,2 %
Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado. istri 13 23,6 %
Anak 16 29,1 %
Jenis kelamin n Persentase Saudara 5 9,1 %
Laki-laki 27 49,1 % Total 55 100 %
Perempuan 28 50,9 % Dari tabel 5.5 menunjukan bahwa dari 55
Total 55 100 % responden di Rumah Sakit Jiwa
Ratumbuysang Manado responden dengan
kelompok berdasarkan hubungan dengan
Dari tabel 5.2 menunjukan bahwa dari 55 klien terbanyak yaitu kelompok orang tua
responden di Rumah Sakit Jiwa sebanyak 21 responden (38,2%).
Ratumbuysang Manado respoden dengan
kelopok jenis kelamin terbanyak yaitu 1. Hasil analisis univariat
kelompok perempuan sebanyak 28 a. Distribusi berdasarkan beban keluarga
responden (50,9%). Distribusi repondent berdasarkan
beban keluarga di Rumah Sakit Jiwa
b. Distribusi berdasarkan pendapatan Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado
perbulan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden
Responden Berdasarkan pendapatan Berdasarkan Beban Keluarga Klien Di
Perbulan Di Rumah Sakit Jiwa Rumah Sakit Jiwa
Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado. Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado.
Beban
n Persentase
Pendapatan keluarga
n Persentase
perbulan Tidak
27 49,1 %
3 juta 22 40,0 % terbebani
2 juta 6 10,9 % terbebani 28 43,8 %
1 juta 27 49,1 % Total 55 100 %
Total 55 100 %
Dari tabel 5.6 diatas menunjukan bahwa di
Dari tabel 5.3 menunjukan bahwa dari 55 Rumah Sakit Jiwa Ratumbuysang Manado
responden di Rumah Sakit Jiwa responden yang merasa terbebani terbanyak
Ratumbuysang Manado responden dengan dengan total 28 responden (49,1%) dan
kelompok pendapatan perbulan terbanyak responden yang merasa tidak terbebani total
yaitu kelompok 1 juta dengan 27 responden 27 responden (43,8%)
(49,1%). b. Distribusi berdasarkan kemampuan
c. Distribusi responden berdasarkan keluarga.
hubungan dengan klien Distribusi repondent berdasarkan
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden kemampuan keluarga di Rumah Sakit
Berdasarkan Hubungan Dengan Klien Di Jiwa Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO 4
JURNAL KEPERAWATAN

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden tidak mampu berjumlah 16 responden


Berdasarkan Kemampuan Keluarga Klien Di (25,0%)
Rumah Sakit Jiwa
Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado. Untuk mengetahui hubungan antara
Kemampuan n Responden Beban Keluarga Dengan Kemampuan
keluarga Keluarga Merawat Pasien Dengan
Tidak 16 25,0 % Perilaku Kekerasan hasil penelitian
mampu dianalisa dengan Fisher’s Exact
Mampu 39 60,9 % menggunakan program SPSS diperoleh
Total 55 100 % nilai kemaknaan p=0.002<0.05, berarti
H0 ditolak maka ada hubungan antara
Dari tabel 5.7 diatas menunjukan bahwa Beban keluarga dengan kemampuan
sebagian besar responden di Rumah Sakit keluarga merawat pasien dengan perilaku
Jiwa Ratumbuysang Manado merasa mampu kekerasan.
merawat pasien dengan perilaku kekerasan
dengan total 39 responden (60,9%) dan yang
merasa tidak mampu memiliki total 16
responden (25,0%)
Pembahasan
2. Hasil analisis bivariat
1. Analisa univariat
Tabel 5.8 Hubungan beban keluarga
a. Beban keluarga dalam merawat pasien
dengan kemampuan keluarga merawat
perilaku kekerasan
pasien dengan perilaku kekerasan
Variabel
Responden dalam penelitian ini
independ Variabel dependen adalah keluarga yang memiliki
en P- anggota keluarga yang mengalami
Total valu gangguan jiwa dengan perilaku
Kemampuan keluarga
e kekerasan di Rumah Sakit Jiwa
Beban Tidak
mampu Ratumbuysang Manado.
keluarga mampu
n Berdasarkan hasil penelitian ini
% n % n %
menunjukan bahwa beban keluarga sebagian
Tidak besar termasuk dalam ketegori merasa
51,9 100
terbeban 13 48,1% 14 27 terbebani, secara obyektif pada hasil
% %
i
0.002 pernyataan dari 55 responden dalam mengisi
Terbeba 89,3 100
ni
3 10,7% 25
%
28
%
kuesioner 28 responden atau 43,8%
70,9 100 diantaranya menjawab setuju pada item
Total 16 29,1% 39 55 pertanyaan merasa terbebani dalam masalah
% %
finansial, merasakan ketidaknyamanan
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukan stigma dimasyarakat dan merasa terganggu
keluarga yang merasa terbebani sebanyak secara emosional dalam merawat anggota
28 responden (43,8%) namun yang keluarga yang mengalami gangguan jiwa,
merasa masih mampu merawat anggota sedangkan 27 responden (49,1%) lainya
keluarga yang mengalami gangguan jiwa memilih tidak merasa terbebani.
dengan perilaku kekerasan sebanyak 39 Menurut Fontaine (2010) mengatakan
responden (60,9%), sedangkan yang bahwa beban keluarga adalah tingkat
merasa tidak terbebani berjumlah 27 pengalaman distress keluarga sebagai efek
responden (49,1%) dan yang merasa dari kondisi anggota keluarganya. Kondisi

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO 5


JURNAL KEPERAWATAN

ini dapat meningkatkan stres emosional dan suport atau dorongan dalam kehidupan
ekonomi dari keluarga. sehari-hari.
Sedangkan menurut teori Friedman (2010) Seperti yang dikatakan dalam friedman
mengatakan bahwa beban keluarga obyektif (2013) menyatakan bahwa dimana dukungan
meliputi beban keluarga dalam pelaksanaan support, penghargaan dan perhatian dapat
merawat salah satu anggota keluarga yang membantu meningkatkan strategi-strategi
mengalami gangguan jiwa termasuk dalam alternatif berdasarkan pengalaman yang
beban keluarga obyektif ini adalah beban berfokus pada aspek-aspek yang positif.
biaya finansial, untuk perawatan dan Menurut yusdi ( 2010) kemampuan adalah
pengobatan, tempat tinggal, makanan dan kecakapan, kekuatan manusia untuk
tranportasi. Dukungan instrumental keluarga berusaha dengan diri sendiri. Kemampuan
merupakan fungsi ekonomi dan fungsi (ability) adalah kecakapan atau potensi
perawatan kesehatan yang diterpakan seorang individu untuk menguasai keahlian
keluarga terhadap anggota keluarga yang dalam melakukan atau mengerjakan
sakit. beragam tugas dalam suatu pekerjaan suatu
Hal ini sejalan dengan penelitian yang penilaian atas tindakan seseorang.
dilakukan oleh Fanggi (2018) yang Penelitian sebelumnya yang dilakukan
menyatakan bahwa ada hubungan signifikan Widya Dkk (2020) menunjukan adanya
antara beban keluarga dengan sikap keluarga hubungan kemampuan keluarga dalam
dalam merawat pasien perilaku kekerasan merawat pasien dengan perilaku kekerasan
dipoliknik Rumah Sakit Jiwa Atma Husada dengan nilai P-value=0,030.
Samarinda dengan P-value yaitu 0,00<0,01 Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nureanah
analisis dan teori diatas beban yang sering dkk (2012) tentang hubungan dukungan
dihadapi oleh keluarga dalam merawat keluarga dan beban keluarga dalam merawat
pasien dengan perilaku kekerasan adalah anggota keluarga dengan riwayat perilaku
masalah yang berkaitan dengan beban kekerasan di RS. Jiwa Islam Klender Jakarta
obyektif hal ini dikarenakan biaya Timur. Hasil penelitian menunjukan bahwa
perawatan yang tinggi, selain itu, ada hubungan yang signifikan antara
pendapatan keluarga yang rendah dukungan informasional dengan beban
berpengaruh terhadap kondisi kehidupan keluarga.
seperti pemenuhan kebutuhan nutrisi yang Asumsi peneliti berpendapat bahwa
tidak adekuat, rendahnya pemenuhan dengan adanya hubungan kekeluargaan,
kebutuhan perawatan untuk anggota keluarga akan selalu merasa mampu dalam
keluarga. merawat anggota keluarga yang menderita
b. Kemampuan keluarga dalam merawat gangguan jiwa hal ini didukung dengan
pasien dengan perilaku kekerasan adanya dukungan serta kemampuan yang
Dari hasil penelitian ini yang dilakukan baik dalam lingkungan sosial maupun dalam
pada 55 responden sebagian besar 39 mengatasi suatu permasalahan dalam
reponden atau 60,9% keluarga merasa lingkungan anggota keluarga.
mampu dalam merawat anggota keluarga 2. Hubungan beban keluarga dengan
yang menderita gangguan jiwa hal ini kemampuan keluarga merawat pasien
ditunjukan dengan sebagian reponden dengan perilaku kekerasan
memilih selalu dalam item pertanyaan Hasil uji statistik menggunakan spearman
bertekad mendampingi anggota keluarga rank diperoleh nilai p-value=0,002 dimana
sampai keadaanya lebih baik serta memberi nilai 0,002 tersebut lebih kecil dari 0,05.

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO 6


JURNAL KEPERAWATAN

Yang berarti H0 ditolak maka dapat memahami bahwa pasien merupakan bagian
disimpulkan bahwa ada hubungan beban dari anggota keluarganya.
keluarga dengan kemampuan keluarga
dalam merawat pasien dengan perilaku Kesimpulan
kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Dari hasil penelitian yang dilakukan pada
Ratumbuysang Manado. keluarga di Rumah Sakit Jiwa
Sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Ratumbuysang Manado sebagian responden
Duval dalam Logam (Effendi,2010) yang cenderung merasa terbebani dengan anggota
mengatakan bahwa keluarga adalah keluarga yang menderita gangguan jiwa
sekumpulan orang dengan ikatan dengan perilaku kekerasan, Dari hasil
perkawinan, kelahiran, dan adopsi mereka penenilitan yang dilakukan pada keluarga di
saling berinteraksi dan mempunyai peran Rumah Sakit Jiwa Ratumbuysang Manado
masing-masing dalam menciptakan serta diketahui sebagian besar keluarga mampu
mempertahankan suatu budaya serta untuk merawat klien dengan gangguan jiwa
meningkatkan perkembangan fisik, mental, perilaku kekerasan, Terdapat hubungan
emosional, serta sosial dari tiap anggota antara beban keluarga dengan kemampuan
keluarga. keluarga merawat pasien dengan perilaku
Menurut Friedman (2010) keluarga adalah kekerasan di Rumah Sakit Jiwa
dua atau lebih dari dua individu yang Ratumbuysang Manado.
bergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam DAFTAR PUSTAKA
perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan. Ahmed., et.al. (2014). Effect of brand trust
and customer satisfaction on brand
Hal ini sejalan dengan dengan penelitian loyalty in Bahawalpur. Journal of
Suryaningrum (2013) dengan judul Sociological Research. ISSN 1948-
“Hubungan Beban Keluarga Dengan
Kemampuan Keluarga Merawat Pasien 5468 2014. Vol. 5, No. 1.
Dengan Perilaku Kekerasan Di Poliklinik
Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor,” Azeem, Muhammad Waqar Et Al.
dengan jumlah responden 103 orang hasil 2011. ―Effectiveness Of Six
yang didapat adalah terdapat hubungan Core Strategies Based On Trauma
antara beban keluarga dengan dengan Informed Care In Reducing
kemampuan keluarga merawat pasien Seclusions And Restraints At A
dengan perilaku kekerasan dengan diperoleh
Child And Adolescent
hasil nilai (P Value<0,05).
Asumsi peneliti berpendapat bahwa sesuai Psychiatric Hospitaljcap.‖ Journal
dengan hipotesis mengatakan adanya Of Child And Adolescent Psychiatric
hubungan antara beban keluarga dengan Nursing 24(1): 11–15.
kemampuan keluarga dalam merawat pasien
dengan perilaku kekerasan. Ini dikarenakan Chlan, L., & Savik, K. (2011). NIH
keluarga saling memberikan dukungan Public Access : Pattern of anxiety
meskipun keluarga merasa terbebani secara in critically ill patients receiving
emosional dan finansial namun keluarga
mechanical ventilatory support,
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO 7
JURNAL KEPERAWATAN

60(Mv), 1–17. http://doi. Geriani, Disha, Kochukarottil Satish Babu


org/10.1097/N NR.0b013e Savithry, Seemanthini Shivakumar,
318216009c.Pattern And Tanuj Kanchan. 2015.
―Burden Of Care On Caregivers
Damayanti R, Thahir A, Fitri A,T 2012. Of Schizophrenia Patients: A
Pengaruh familly psychoeducation Correlation To Personality And
islamic terapi terhadap beban dan Coping.‖ Journal Of Clinical And
kemampuan keluarga dalam merawat Diagnostic Research 9(3): VC01-
klien gangguan jiwa VC04.
Dorlan. Wan. (2012). Kamus Kedokteran
Hamid. (2013). Asuhan Keperawatan
Dorlan. Editor Hunawati Hartanto.
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Penerbit
Edisi 29. Jakarta. EGC
Buku Kedokteran
Effendi, N. (2010) Dasar-dasar keperawatan
Hasmila Sari (2009) Pengaruh Family
kesehatan masyarakat edisi II.
Psikcoducation Therapi Terhadap
Jakarta EGC.
Beban dan kemampuan Keluarga
dalam merawat Klien Pasung.

Heri S, Budi A, K., Ice Y, W., (2015) Tanda


Friedman, Marilyn M., Bowden, V.R., &
Gejala Dan Kemampuan Mengontrol
Jones, E.G.(2010). Buku Ajar
Perilaku Kekerasan Dengan Terapi
KeperawatanKeluargaRiset, Teori
Musik Dan Rational Emotive
Dan Praktik.Alih Bahasa, AchirYani
Cognitif Behavior Therapy, Jurnal
S. Hamid, dkk; Editor Edisi Bahasa
Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015
Indonesia, EstuTiar. – Ed.5th
Jakarta: EGC.11111
Keliat, Budi Anna, dkk. (2011).
Keperawatan Kesehatan Jiwa
Fanggi Ripangga (2018) “Hubungan beban
Komunitas. Jakarta. EGC.
keluarga dengan sikap keluarga
dalam merawat pasien scizofrenia di Kemenkes, 2016. Situasi DBD di Indonesia
poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah
Atma Husada” Komariah, Karlin, & Suryani 2014. Persepsi
Keluarga Terhadap Skizofrenia
Fontaine, K.L (2010) Mental Health Notoatmodjo. (2010). Metodologi
Nursing. New Jersey: Pearson Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Education Inc. RinekaCipta.

G Edo, (2016) Psikoedukasi keluarga Nuraenah, Mustikasari, Putri. Y.S.E. 2012.


terhadap klien dan kemampuan klien Hubungan dukungn keluarga dan
perilaku kekerasan dan kemampuan beban keluarga dalam merawat
keluarga dalam merawat di rumah
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO 8
JURNAL KEPERAWATAN

pasien sczicofrenia dengan gejala Nursing, 8th edition. St. Louis:


halusinasi. Mosby Book Inc

Rafiyah, Imas. 2011. ―Review: Burden On Stuart, G. W. (2013). Buku Saku


Family Caregivers Caring For Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Patients With Schizophrenia And Its
Related Factors.‖ Nurse Media Townsend, C.M.(2014). Essentials of
Journal Of Nursing 1(1): Psychiatric Mental Health Nursing.6
29–41. th ed. Philadelphia: F.A Davis
Http://Ejournal.Undip.Ac.Id/Index.P Company.
hp/Medianers/Article/View/745.
Twistiandayani R, 2016, Dukungan
Riskesdas, 2018, Kementrian Kesehatan Keluarga Dalam Merawat Klien
Badan Penelitian dan Pengembangan Menurunkan Resiko Kekambuhan
Kesehatan. Perilaku Kekerasan (Familly Support
In caring For Clients Decrease Risk
Sefrina F, Latipun 2016, Hubungan Of Recarrence Violent.
Dukungan Keluarga Dan
Keberfungsian Sosial Pada Pasien Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Skizofrenia Rawat Jalan. 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Jiwa.
Suryenti, 2017, Dukungan Beban Keluarga
Varcarolis, E.M. 2010. Foundation of
Dengan Kemampuan Keluarga
Psychiatric Mental Health Nursing :
Merawat Pasien Resiko Perilaku
a clinical approach. 6th ed. Canada :
Kekerasan Di Klinik Rumah Sakit
Elsevier Inc.
Jiwa.
Varcarolis, E. M. & Halter, M. J. (2010).
Sutejo. 2016. Keperawatan Jiwa.
Foundation of Psychiatric Mental
Yogyakarta : Pustaka Baru.
Health Nursin: a Clinical Approach.
Louis: Missouri.
Suryaningrum & Yuliawardhani 2013).
Hubungan Antara Beban Keluarga
Varlinda & Hastuti 2017. Hubungan
Dengan Kemampuan Keluarga
Pengetahuan Keluarga Tentang
Merawat Pasien Perilaku Kekerasan
Personal Hygiene Dengan
Di Poliklinik Rumah Sakit Marzoeki
Kemampuan Keluarga Merawat
Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan
Anggota Keluarga Yang Mengalami
Jiwa
Gangguan Jiwa Profesi.
Stuart, G. W. & Laraia, M. T. 2009.
Virkunen. ( 2009 ). Violence Of
Principles and Practice of Psychiatric
Schizoprhenia. Psych Central,
diunduh pada 15 Maret 2019.
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO 9
JURNAL KEPERAWATAN

Volavka, J. (2012). Violence in Yusdi Milman. 2010 “Kamus Umum Bahasa


schizophrenia and bipolar disorder. Indonesia”. Jakarta: Pustaka Sinar
Psychiatria danubina, 2013; vol. 25, Harapan
no. 1, pp 24-33
Wulandari Y.Y,Herawati,Setyowati
Volavka, J & Citrome, L. (2011). Pathways A,(2016). Dukungan Sosial
to Aggression in Schizophrenia Keeluarga Dengan Tingkat Stres
Affect Results of Treatment. Oxford Anggota Keluarga Yang Merawat
Journal. (Yosep & Iyus 2010). Pasien Gangguan Jiwa.
Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika
Aditama Widya dkk 2020 “Kemampuan keluarga
dalam merawat pasien perilaku
kekerasan”.

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO 10

Anda mungkin juga menyukai