Anda di halaman 1dari 46

HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

HUBUNGAN MASYARAKAT SEKOLAH


DI SMAN 12 BANDUNG
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah Pengelolaan Pendidikan

Dosen Pengampu
Dr. Diding Nurdin, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 9
1. Destriana Azkiah 1907742
2. Erika Apriyani 1901643
3. Hananda Hildzan M. 1903073
4. Nenden Siti R 1907638
5. Rela Sofiatunnisa 1900350

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Hasil Observasi dan Wawancara mengenai Hubungan
Masyarakat Sekolah di SMAN 12 Bandung” ini tepat pada waktunya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pengelolaan Pendidikan, selain itu makalah ini dibuat untuk
memperdalam pemahaman tentang implementasi kepemimpinan yang ada di
lingkungan pendidikan dengan baik dan benar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Diding Nurdin, M.Pd,
selaku Dosen mata kuliah Pengelolaan Pendidikan yang telah memberikan
bimbingan dan dorongan sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak SMAN 12 Bandung
khususnya Bapak Drs. Asep Hidayat sebagai Wakasek Humas. sebagai
narasumber yang telah menerima kami dan mengizinkan kami untuk melakukan
observasi di SMAN 12 Bandung.
Penulis menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan para pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan saran dan kritik
dari berbagai pihak yang membangun.

Cirebon, 5 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................. 4
A. Pengertian Hubungan Masyarakat...........................................................4
B. Asas-Asas Humas.....................................................................................5
C. Prinsip-Prinsip Humas Pendidikan...........................................................7
D. Peran Hubungan Masyarakat.................................................................11
E. Tujuan Hubungan Masyarakat................................................................12
F. Tugas Hubungan Masyarakat.................................................................12
G. Aplikasi Humas dalam Dunia Pendidikan.............................................13
H. Ruang Lingkup Humas Pendidikan.......................................................14
I. Jenis Kegiatan Humas Pendidikan...........................................................14
K. Upaya dalam Mengatasi Kendala...........................................................16
L. Bentuk Hubungan Masyarakat...............................................................17
M. Pelaksana Fungsi Humas Pendidikan....................................................18
N. Proses Hubungan Masyarakat................................................................19
O. Media Hubungan Masyarakat................................................................19
P. Peran Humas dalam Rangka Membangun Citra Positif Sekolah...........20
BAB III HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA........................................21
A. Hasil Observasi......................................................................................21
B. Hasil Wawancara....................................................................................23
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................27
BAB V PENUTUP.................................................................................................28
A. Kesimpulan............................................................................................28
B. Saran.......................................................................................................29

ii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
LAMPIRAN...........................................................................................................31
A. CV Penulis.............................................................................................31
B. Dokumentasi Kegiatan...........................................................................36
C. Surat Observasi.......................................................................................38

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam berjalannya pelaksanaan kegiatan pendidikan didalam satuan


pendidikan diperlukan suatu fungsi manajemen yang tersistematis dan
terencana untuk membantu dalam memperbaiki layanan-layanan organisasi
pendidikan, divisi yang menjalankan hal ini disebut dengan Humas.
bergantung pada proses komunikasi dua arah yang komprehensif pada dan
dari publik internal dan eksternal, dengan tujuan mengembangkan
pemahaman yang lebih baik terhadap peran, sasaran, dan pencapaian serta
kebutuhan organisasi.
Didalam program pelaksanaannya humas didalam pendidikan berfungsi
untuk menafsirkan sikap public, dan juga dapat mengidentifikasi dan
membantu dalam perumusan kebijakan dan juga prosedur dalam kepentingan
publik, selain itujuga humas didalam satuan pendidikan memiliki fungsi yang
sangat penting yakni dalam kegiatan penyebaran infromasi lembaga dan
kegiatan apa saja yang dapat mendorong keterlibatan yang dapat
menghasilkan suatu hal yang positif dan mendorong dukungan dan
pemahaman public dalam menerima infromasi tersebut.
Lalu mengapa Humas didalam sekolah sangat penting dalam terlaksananya
program pendidikan ? Dalam era globalisasi saat ini membutuhkan
komunikasi baik internal maupun eksternal sekolah secara dramais. Maka
dari itu diperlukan kemampuan yang professional untuk mengembangkan dan
menjalankan rencana komunikasi yang baik melalui tatap muka, melalui
media elektronik maupun media cetak agar terjalin hubungan yang baik, baik
didalam maupun diluar satuan pendidikan. Urgensi Humas didalam sekolah
harus diketahui dan dipahami oleh pendidik dan calon pendidik agar dapat
melaksanakan fungsi manajemen didalam sekolah dengan baik, maka dari itu
penulis mengangkat judul “Hubungan Masyarakat Sekolah” didalam makalah

1
ini yang berisikan pembahasan serta hasil observasi dari pelaksanaan Humas
didalam sekolah.

2
2

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Hubungan Masyarakat Sekolah?


2. Sebutkan asas-asas Humas!
3. Apa saja prinsip-prinsip Humas Pendidikan?
4. Bagaimana peran Hubungan Masyarakat?
5. Sebutkan tujuan Hubungan Masyarakat!
6. Apa saja tugas Humas Pendidikan?
7. Bagaimana aplikasi Humas dalam dunia Pendidikan?
8. Apa saja ruang lingkup Humas Pendidikan?
9. Sebutkan jenis kegiatan Hubungan Masyarakat!
10. Apa saja hambatan dalam Humas?
11. Sebutkan upaya dalam menghadapi kendala pada Humas!
12. Apa saja bentuk Hubungan Masyarakat?
13. Siapa pelaksana Humas Pendidikan?
14. Bagaimana proses Hubungan Masyarakat?
15. Apa saja media Hubungan Masyarakat?
16. Sebutkan peran humas dalam rangka membangun citra positif sekolah!
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Humas sekolah


2. Untuk mengetahui asas-asas Humas
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Humas
4. Untuk mengetahui peran Humas
5. Untuk mengetahui tujuan Humas
6. Untuk mengetahui tugas Humas
7. Untuk mengetahui aplikasi Humas dalam dunia pendidikan
8. Untuk mengetahui ruang lingkup Humas
9. Untuk mengetahui jenis kegiatan Humas
10. Untuk mengetahui hambatan dalam humas
11. Untuk mengetahui upaya dalam menghadapi kendala pada Humas
12. Untuk mengetahui bentuk Humas
3

13. Untuk mengetahui pelaksana Humas


14. Untuk mengetahui proses Hubungan Masyarakat
15. Untuk mengetahui media Humas
16. Untuk mengetahui peran humas dalam rangka membangun citra positif
sekolah
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Hubungan Masyarakat

Menurut Haris Munandar (1992: 9) menerjemahkan definisi humas dari


Franks Jefkins yaitu “ humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan
komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu
organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan
spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. “ Sedangkan R. Sudiro
Muntahar (1985: 5) mengartikan “ humas sebagai suatu kegiatan usaha yang
berencana yang menyangkut itikad baik, rasa simpati, saling mengerti, untuk
memperoleh pengakuan, penerimaan dan dukungan masyarakat melalui
komunikasi dan sarana lain (media massa) untuk mencapai manfaat dan
kesepakatan bersama.” Dari dua pendapat diatas pada dasarnya mempunyai
dua pengertian yang sama tentang humas yaitu humas merupakan komunikasi
yang terencana dengan menggunakan media kepada khalayaknya dan
digunakan untuk mencapai tujan bersama dalam sebuah organisasi.
Berikut adalah beberapa pengertian tentang Public Relations (Hubungan
Masyarakat) menurut para pakar, diantaranya:
1. Wahjosumidjo Hubungan masyarakat adalah suatu proses pengembangan
hubungan. lembaga pendidikan dengan masyarakat yang bertujuan
memungkinkan orang tua dan warga wilayah perpartipasi aktif dan penuh
arti didalam kegiatan pendidikan di sekolah
2. Onong Uchjana Efendi Hubungan masyarakat adalah kegiatan berencana
untuk menciptakan membina dan memelihara sikap budi yang
menyenangkan bagi organisasi di satu pihak dan publik di pihak lain,
untuk mencapainya yaitu dengan jalan komunikasi yang baik dan luas
secara timbal balik.

4
Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkap
terhadap masyarakat yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaru atau
penerang. Dikatakan fungsi layanan karena ia melayani kebutuhan-kebutuhan

5
5

masyarakat, dan disebut fungsi pemimpin sebab ia memimpin masyarakat


disertai dengan penemuan-penemuannya untuk memajukan kehidupan
masyarakat. Hubungan kerja sama lembaga dengan masyarakat, mengikuti
perubahan-perubahan lingkungan dengan pendekatan situasional,
memungkinkan lembaga itu tetap berdiri. Sebab ia berada dan hidup bersama
masyarakat dan sekaligus menjadi penerang atau inovator bagi masyarakat.
Inilah yang perlu diusahakan oleh para manajer pendidikan.

Setiap aktivitas pendidikan, terutama yang bersifat inovatif, sepatutnya


dikomunikasikan terlebih dahulu kepada warga masyarakat atau orang tua.
Agar mereka sebagai salah satu penanggung jawab lembaga tahu dan
memahami mengapa aktivitas tersebut diadakan. Pemahaman ini akan
menghindarkan suasana tegang pada lingkungan belajar, yaitu lembaga
pendidikan dan masyarakat sekitarnya. Seperti dilakukan oleh beberapa
sekolah dalam menentukan besar sumbangan pembangunan gedung misalnya,
selalu didahului oleh komunikasi antara sekolah dengan para orang tua siswa
disertai dengan deskripsi kegunaannya.
B. Asas-Asas Humas

Dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya, humas perlu memperhatikan


asas-asas sebagai berikut (Syamsi dalam Suryosubroto, 2012):
1. Pemberitaan yang resmi dan objektif.
2. Keberesan intern instansi.
3. Mempertimbangkan dan mengusahakan dukungan public.
4. Melangsungkan hubungan.
5. Memperhatikan opini public.

Peningkatan mutu dan kegiatan Humas bukan merupakan layanan lip


service, informasi yang dimunculkan harus merupakan informasi yang resmi
dan apa adanya serta tidak dilebih-lebihkan atau dikurangi. Keresmian
informasi/berita dapatdibuktikan dengan adanya persetujuan dari pimpinan
terhadap informasi yang akan disebarkan kepa. da publik.
6

Keberesan intern instansi bermakna bahwa humas harus didukung dengan


integritas kelembagaan yang baik, sebagai contoh perilaku pegawai yang
beretika, struktur tugas yang jelas, disiplin dan peraturan yang ditegakkan dan
prosedur pekerjaan yang jelas dan mudah dipahami. Dengan demikian tata
kelola lembaga dan tata kelola bidang/unit humas harus baik dan tertib.

Selanjutnya asas mempertimbangkan dan mengusahakan hubungan publik


yakni bahwa segala bentuk kegiatan humas tidak boleh mengabaikan
kepentingan publik dan ditujukan utamanya untuk menjalin hubungan dengan
publik. Sebagai contoh dalam pelaksanaan kegiatan humas perlu
memperhatikan kepentingan publik, apakah akan menyebabkan gangguan
atau dampak negatif. Bilamana ada resiko munculnya dampak negatif maka
tenaga humas perlu menempuh cara untuk meminimalisirnya atau bahkan
mengeliminirnya dan mengganti dengan kegiatan lain.

Asas keempat melangsungkan hubungan, yang berarti bahwa hubungan


kerjasama antara lembaga dengan publik internal/eksternal dapat berjalan
secara konkrit. Hubungan kerjasama diimplementasikan secara operasional
dan lebih baik lagi jika terukur. Sebagai contoh implementasi surat perjanjian
kerjasama dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan riil dan dapat diukur
keberhasilannya dengan indikator-indikator yang ditetapkan sebelumnya.
Singkatnya, asas ini bermakna bahwa hubungan yang sudah terjalin antar
lembaga atau lembaga dengan masyarakat dapat terus langgeng.

Asas kelima yakni memperhatikan opini publik. Istilah opini berakar kata
dari bahasa latin yaitu “onis” yang berarti harapan. Dari kata onis kemudian
terdapat pengembangan kata “opinari” yang berarti berpikir atau menduga.
Istilah ini kemudian bersanding dengan “publicus” yang bermakna milik
masyarakat luas. Opini publik penting untuk diperhatikan karena respon
publik adalah bagian dari indikator keberhasilan humas.

Petugas humas juga dapat meraba pandangan masyarakat tentang apa yang
seharusnya diupayakan lembaga pendidikan dari opini publik yang
7

berkembang. Tidak semua pengambilan keputusan lembaga selalu sejalan


dengan opini publik, terutama jika kebijakan bertentangan dengan kemauan
publik. Tugas humas dalam hal ini bukanlah memaksakan publik tunduk
terhadap kehendak lembaga namun memberikan pengertian sejelas-jelasnya
agar publik mengubah pandangannya. Terbentuknya opini publik berproses
dari adanya konsensus individu-individu. Konsensus ini terbentuk dari
opiniopini pribadi, dan opini pribadi tersebut dipengaruhi oleh belief
(kepercayaan tentang sesuatu), attitude (sikap atau apa yang
dirasakan/dipikirkan seseorang) dan perception (persepsi). Persepsi sendiri
terbentuk dari pengalaman masa lalu, latar belakang budaya, nilai-nilai yang
dianut, juga berita terkini yang berkembang.

Opini publik dapat tersusun dengan natural, namun juga dapat


dikembangkan. Untuk mengetahui opini publik, petugas humas dapat
mengobservasi melalui media massa, dengan cara meneliti, melalui
wawancara, atau angket. Opini publik dapat dipengaruhi oleh keberadaan
propaganda, yaitu upaya oleh seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi
opini atau tindakan orang lain dengan cara memasukan ide atau pesan melalui
media komunikasi massal, mulut ke mulut, dan penggunaan opinion leader
atau yang di abad informasi ini dikenal dengan influencer.

Asas keenam yaitu peningkatan mutu dan kegiatan bermakna bahwa


kegiatan humas harus selalu diupayakan terjadi peningkatan kualitas dan
kuantitas. Ukuran kualitas dapat dilihat dari proses kegiatan humas dan
bagaimana manfaat hasil kegiatan humas secara kualitatif, sedangkan secara
kuantitas semisal dapat ditinjau dari penambahan mitra, penambahan ruang
lingkup kerjasama, dan besaran dana atau dukungan materiil yang diberikan.

C. Prinsip-Prinsip Humas Pendidikan


Prinsip yang mesti ditegakkan dalam penyelenggaraan kegiatan humas
pada lembaga pendidikan, yaitu:
1. Keterpaduan
8

Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan


hubungan sekolah dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti apa
yang dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat
harus informasi yang terpadu antara informasi kegiatan akademik
maupun informasi kegiatan yang bersifat non akademik. Biasanya
sering terjadi sekolah tidak menginformasikan atau menutupi sesuatu
yang sebenarnya menjadi masalah sekolah dan perlu bantuan atau
dukungan orang tua murid.

Oleh sebab itu sekolah harus sedini mungkin mengantisipasi


kemungkinan adanya salah persepsi, salah interpretasi tentang
informasi yang disajikan dengan melengkapi informasi yang akurat
dan data yang lengkap, sehingga dapat diterima secara rasional oleh
masyarakat. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan penilaian dan
kepercayaan masyarakat atau orang tua murid terhadap sekolah, atau
dengan kata lain transparansi sekolah sangat diperlukan, lebih-lebih
dalam era reformasi dan abad informasi ini, masyarakat akan semakin
kritis dan berani memberikan penilaian secara langsung tentang
sekolah.
2. Berkelanjutan
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah
dengan masyarakat, harus dilakukan secara terus menerus. Jadi
pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat tidak hanya
dilakukan secara insedental atau sewaktu-waktu, misalnya satu kali
dalam satu tahun atau sekali dalam satu semester, hanya dilakukan
oleh sekolah pada saat akan meminta bantuan keuangan kepada orang
tua atau masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat selalu
beranggapan apabila ada panggilan sekolah untuk datang ke sekolah
selalu dikaitkan dengan uang. Akibatnya mereka cenderung untuk
tidak menghadiri atau sekedar mewakilkan kepada orang lain untuk
menghadiri undangan sekolah. Apabila ini terkondisi, maka sekolah
9

akan sulit mendapat dukungan yang kuat dari semua orang tua murid
dan masyarakat.
Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah,
permasalahan-permasalahan sekolah bahkan permasalahan belajar
siswa selalu muncul dan berkembang setiap saat, karena itu maka
diperlukan penjelasan informasi yang terus menerus dari sekolah untuk
masyarakat atau orang tua murid, sehingga mereka sadar akan
pentingnya keikutsertaan mereka dalam meningkatkan mutu
pendidikan putra-putrinya.
3. Kesederhanaan
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah
dengan masyarakat yang dilakukan baik komunikasi personal maupun
komunikasi kelompok pihak pemberi informasi (sekolah) dapat
menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada
masyarakat. Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui
pertemuan langsung maupun melalui media hendaknya disajikan
dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik
pendengar (masyarakat setempat). Prinsip kesederhanaan ini juga
mengandung makna bahwa: informasi yang disajikan dinyatakan
dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah dimengerti.
Banyak masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah yang sangat
ilmiah, oleh sebab itu penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan
dengan tingkat pemahaman masyarakat.
4. Ketercakupan

Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan


mencakup semua aspek, faktor atau substansi yang perlu disampaikan
dan diketahui oleh masyarakat, misalnya program ekstra kurikuler,
kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan. Prinsip ini
juga mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya:
10

a. Lengkap, artinya tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau


disimpan, padahal masyarakat atau orang tua murid mempunyai
hak untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan sekolah dimana
anaknya belajar. Oleh sebab itu informasi kemajuan sekolah,
masalah yang dihadapi sekolah serta prestasi yang dapat dicapai
sekolah harus dinformasikan kepada masyarakat.
b. Akurat, artinya informasi yang diberikan memang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, dalam kaitannya ini juga berarti
bahwa informasi yang diberikan jangan dibuat-buat atau informasi
yang obyektif.
c. Up to date, berarti informasi yang diberikan adalah informasi
perkembangan, kemajuan, masalah dan prestasi sekolah terakhir.
5. Konstruktivitas
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya
konstruktif dalam arti sekolah memberikan informasi yang konstruktif
kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan memberikan
respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti dan memahami
secara detail berbagai masalah yang dihadapi sekolah. Apabila hal
tersebut dapat mereka mengerti, akan merupakan salah satu faktor
yang dapat mendorong mereka untuk memberikan bantuan kepada
sekolah sesuai dengan permasalahan sekolah yang perlu mendapat
perhatian dan pemecahan bersama. Hal ini menuntut sekolah untuk
membuat daftar masalah yang perlu dikomunikasikan secara terus
menerus kepada sasaran masyarakat tertentu. Prinsip ini juga berarti
dalam penyajian informasi hendaknya obyektif tanpa emosi dan
rekayasa tertentu, termasuk dalam hal ini memberitahukan kelemahan-
kelemahan sekolah dalam memacu peningkatan mutu pendidikan di
sekolah.
Penjelasan yang konstruktif akan menarik bagi masyarakat dan
akan diterima oleh masyarakat tanpa prasangka tertentu, hal ini akan
mengarahkan mereka untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan
11

sekolah. Untuk itu informasi yang ramah, obyektif berdasarkan data-


data yang ada pada sekolah. 6. Kesesuaian dengan kondisi

Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya


disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut.
Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian terhadap aktivitas,
kebiasaan, budaya (culture) dan bahan informasi yang ada dan berlaku
di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan pelaksanaan kegiatan
hubungan dengan masyarakat pun harus disesuaikan dengan kondisi
masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian yang setiap
pagi bekerja di sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan
(home visit) pada pagi hari. Dari uraian-uraian di atas dapat dikatakan
bahwa asas dan prinsip humas mengatur tentang bagaimana aktivitas
humas seharusnya, yang tidak hanya harus sistematis dalam bekerja
namun juga mampu menyesuaikan diri dengan norma dan nilai/etika
yang dianut publik.

D. Peran Hubungan Masyarakat

Berbicara mengenai peran hubungan masyarakat sangat erat hubungannya


dengan fungsi humas. Menurut F. Rachmadi ( 1992 : 21 ) “Fungsi utama
humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara
lembaga / organisasi dengan publiknya, intern maupun ektern dalam rangka
menamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam
upaya menciptakan Iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan
lembaga atau organisasi.“
Selanjutnya Rosady Ruslan ( 2005 : 10) menjelaskan secara rinci empat
peran utama humas adalah sebagai berikut :
1) Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau
lembaga yang diwakili dengan publiknya;
2) Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif
dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya;
12

3) Peranan back up Pariwisata,yakni sebagai pendukung dalam fungsi


Pariwisata organisasi atau perusahaan.
4) Membentuk corporate image, artinya peranan humas berupaya
menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. Dalam berbagai
situasi dan kondisi yang penuh tantangan di era globalisasi humas
mempunyai peran utama yaitu bertindak sebagai komunikator,
mediator dan bertindak sebagai pendukung Pariwisata.

Dari pendapat di atas, fungsi utama dari hubungan masyarakat adalah


menumbuhkan hubungan baik dengan publiknya baik intern maupun ekstern
sehingga tercipta opini publik yang menguntungkan lembaga / organisasi
terkait.
E. Tujuan Hubungan Masyarakat

Pada tahap perencanaan program humas, hal yang pertama yangharus


dilakukan adalah penetapan tujuan. Frida Kusumastuti (2002: 20) merupakan
tujuan humas adalah sebagai berikut :
1) Terpeliharanya saling pengertian

2) Menjaga dan membentuk saling percaya

3) Memelihara dan menciptakan kerjasama

Dari pendapat tersebut tujun humas pada intinya adalah menciptakan dan
memelihara hubungan saling percaya dengan publik dalam rangka menjalin
kerjasama yang baik.
F. Tugas Hubungan Masyarakat

Menurut F. Rachmadi ( 1992 : 23 ) dijelaskan beberapa tugas humas


adalah:
1) Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian
informasi / pesan secara lisan, tertulis atau melalui gambar ( visual )
kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang hal
13

ikhwal perusahaan atau lembaga, segenap tujuan serta kegiatan yang


dilakukan.
2) Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum / masyarakat.
3) Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan
perusahaan / lembaga, maupun segala macam pendapat ( public
acceptance dan nonn – acceptance ).
4) Penyelenggaraan hubungan baik dengan masyarakat dan media massa
untuk memperoleh penerimaan publik ( public favour ), pendapat
umum ( public opinion ) dan perubahan sikap.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa tugas pokok dari


humas adalah bertanggung jawab atas segala informasi yang diberikan kepada
publiknya kemudian menganalisi reksi publik terhadap suatu lembaga atau
organisasi.
G. Aplikasi Humas dalam Dunia Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu sektor publik yang bersifat strategis untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam Undang-Undang no 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diatur tentang peran serta
masyarakat dalam pendidikan. Sejatinya keberadaan pendidikan tidak dapat
terpisah dari masyarakat. Kebijakan-kebijakan pemerintah tentang pendidikan
membutuhkan pengertian dan dukungan publik. Begitu jugadengan program-
program sekolah, yang tidak dapat dijalankan dengan optimal tanpa adanya
dukungan dari stakeholder terkait. Oleh karena itu fungsi Public Relations
dianggap penting dalam pendidikan. Fungsi humas dalam pendidikan
setidaknya mencakup tujuh point di bawah ini:
1. Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek
pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
2. Untuk dapat menetapkan, bagaimana haeapan masyarakat terhadap
sekolah dan apa harapan-harapanya mengenai tujuan pendidikan di
sekolah.
14

3. Untuk memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat kepada


sekolahnya, baik finansial, materiil maupun moril.
4. Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap kualitas
pendidikan.
5. Mengikutsertakan masyarakat secara kooperatif dalam usaha
memecahkan persoalan pendidikan dan meningkatkan kerjasama
antara sekolah dengan masyarakat.
6. Memperkokoh tujuan serta peningkatan kualitas hidup dan
penghidupan masyarakat.
7. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
Dengan demikian fungsi humas pada pendidikan erat sekali kaitannya
dengan peran serta masyarakat dalam pendidikan atau yang
selanjutnya disebut juga dengan partisipasi masyarakat dalam
pendidikan.

H. Ruang Lingkup Humas Pendidikan


Humas pendidikan adalah aplikasi humas dalam bidang pendidikan,
khususnya yaitu upaya lembaga dalam mengelola hubungannya dengan
masyarakat agar tujuan-tujuan lembaga tercapai. Humas pendidikan dapat
juga dimaknai segala aktivitas yang diwujudkan untuk menciptakan
kerjasama yang harmonis antara lembaga pendidikan dengan publik melalui
usaha memperkenalkan lembaga pendidikan beserta seluruh kegiatannya
kepada masyarakat untuk memperoleh simpati dan pengertian mereka.
Perbedaan mencolok humas pendidikan dengan humas di bidang lainnya
adalah pada kultur edukatif yang melekat pada aktivitas-aktivitas kehumasan
lembaga pendidikan. Humas pendidikan bahkan juga turut mengedukasi
publik selain mengefektikan komunikasi lembaga pendidikan dengan
masyarakat. Bidang kerja humas pendidikan berkaitan dengan urusan
lembaga pendidikan baik yang bersifat akademik maupun administratif. Oleh
karena itu kegiatan humas pendidikan praktis selalu terkait dengan
kebijakankebijakan akademik maupun administratif lembaga pendidikan
seperti sosialisasi layanan pendidikan, penyampaian kebijakan kurikulum
15

atau keuangan, mengupayakan kerjasama dengan mitra potensial, dan


penyelenggaraan seremoni atau protokoler lembaga pendidikan.

I. Jenis Kegiatan Humas Pendidikan


Beberapa contoh kegiatan humas pendidikan oleh lembaga pendidikan
adalah sebagai berikut:
1. Hubungan sekolah dengan orang tua murid, yaitu
a. Mengadakan pertemuan antara pihak sekolah dengan wali murid.
b. Pihak sekolah mengunjungi orangtua.
c. Pihak sekolah mengirim surat ke orangtua siswa.
d. Melibatkan orang tua siswa dalam hal merencanakan kurikulum
kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain
2. Hubungan guru/tenaga pendidik dengan masyarakat, yaitu :
a. Guru dapat menjadi sponsor pada kegiatan yang menguntungkan
seperti kegiatan pengumpulan dana bagi masyarakat yang tertimpa
musibah.
b. Ikut berpartisipasi bersama masyarakat untuk kerja bakti bersih-
bersih lingkungan atau membuat perpustakaan keliling.
c. Mengembangkan sebuah kegiatan yang untuk para sesepuh yang
ada di lingkungan persekolahan dan lain-lain.
3. Hubungan komunikasi antara siswa dengan masyarakat, yaitu :
a. Presentasi musik.
b. Menampilkan drama.
c. Pergi ke tempat-tempat yang menarik, seperti musium, air port, dan
lain-lain.
d. Ikut perlombaan olah raga.
e. Wisuda penerimaan ijazah.
f. Program bekerja sambil belajar seperti dilapangan bisnis, industri,
dan semacamnya.
4. Hubungan sekolah dengan Komite Sekolah, yaitu :
a. Memberikan pengertian Komite Sekolah tentang tanggung
jawabnya.
16

b. Pemeliharaan hubungan yang baik antara sekolah dengan Komite


Sekolah.
c. Menyusun rencana kerja Komite Sekolah.
d. Menampung saran, pendapat Komite Sekolah untuk sekolah.
5. Hubungan sekolah/lembaga dengan instansi lainnya, yaitu :
a. Menjalin kerja sama dengan instansi lainnya, baik instansi
pemerintah maupun swasta.
b. Mengkoordinasikan kepentingan sekolah dengan pihak lainnya.
c. Ikut menyukseskan program-program pemerintah.

Dari penjelasan diatas, maka secara umum kegiatan humas dapat


dikategorikan menjadi dua, yaitu kegiatan eksternal dan internal. Kategorisasi
ini dibedakan atas dasar publik yang menjadi sasarannya. Humas eksternal
menyasar publik di luar lembaga sedangkan humas internal ditujukan pada
warga lembaga seperti peserta didik dan tenaga pendidik/kependidikan.

J. Hambatan Hubungan Masyarakat


1. Kendala / hambatan Hubungan Masyarakat Dalam menjalin hubungan
antara sekolah dengan masyarakat ada beberapa kendala mendasar yaitu :
a. Kurangnya pemahaman masyarakat tetang pendidikan dan juga
pemahaman warga sekolah tentang apa dan bagaimana harusnya
pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun.
b. Kurangnya Komunikasi ntara warga sekolah dan warga masyarakat ,
sehingga tercipta komunikasi satu arah antara sekolah dan warga
masyarakat / wali murid dan pada akhirnya sekolah tidak tahu
keinginan masyarakatnya tetapi memaksakan keinginannya pada
masyarakat atau wali murid yang pada saat itu hanya terlibat pada
aspek pembiayaan saja.
K. Upaya dalam Mengatasi Kendala

Upaya – upaya dalam mengatasi kendala – kendala yang kemungkinan


terjadi adalah sebagai berikut :
17

1) Sekolah harus memberikan informasi yang terpadu kepada masyarakat,


sehingga masyarakat mau mengetahui seluruh program – program
yang diadakan di sekolah.
2) Hubungan sekolah dengan masyarakat harus dilakukan secara terus
menerus, sehingga masyarakat tidak akan beranggapan bahwa mereka
hanya dibutuhkan pada saat pembiaayaan saja.
3) Setiap program yang diadakan oleh sekolah harus menyesuaikan
karakteristik masyarakat dengan cara mengkonsultasikan dengan tokoh
masyarakat.
4) Dalam melaksanakan hubungan tersebut, tidak hanya membahas
financial sekolah melainkan membahas secara komplek masalah
pendidikan yang terkait dengan pengembangan sekolah secara akurat
dan up to date.

Dari uraian tersebut di atas telah dijelaskan bahwa dalam menjalin


hubungan antara sekolah dengan masyarakat, ada beberapa kendala mendasar
yang juga sangat berdampak pada keharmonisan hubungan tersebut sehingga
hubungan antar sekolah dengan masyarakat menjadi tidak lancar.Serta
dijelaskan pula upaya mengatasi kendala tersebut, agar hambatan / kendala
yangmengganggu hubungan yang terjalin antara sekolah dengan masyarakat
dapat dihindari.
L. Bentuk Hubungan Masyarakat

Oemi Aburrachman (1995:34) membagi hubungan masyarakat ke dalam


dua bentuk yaitu :
1) Internal Humas
2) External Humas

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2008:362)


menjelaskan bentuk – bentuk hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai
berikut :

1) Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan warga masyarakat


18

2) Hubungan sekolah dengan alumni


3) Hubungan sekolah dengan dunia usaha / dunia kerja
4) Hubungan sekolah dengan instansi lain
5) Hubungan dengan lembaga / badan – badan pemerintah swasta

Selanjutnya dijelaskan kegiatan humas eksternal dan kegiatan humas


internal oleh B. Suryosubroto (2004:163) sebagai berikut :

1) Kegiatan Eksternal
a. Secara langsung ( tatap muka )
b. Secara tidak langsung ( melalui media )
2) Kegiatan Internal
a. Secara langsung ( tatap muka )
b. Secara tidak langsung ( melalui media tertentu )

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat diketahui bahwa hubungan


masyarakat dalam suatu lembaga pendidikan (sekolah ) dapat berupa
hubungan dengan publik eksternal maupun hubungan dengan publik internal,
serta kegiatan yang dilakukan humas dalam menjalankan tugasnya mencakup
kegiatan internal yang merupakan kegiatan publisitas kedalam, sasarannya
orang – orang yang berbeda di dalam suatu badan atau organisasi dan
kegiatan eksternal yang merupakan kegiatan publisitas keluar yang
sasarannya adalah mayarakat di luar organisasi.
M. Pelaksana Fungsi Humas Pendidikan
Siapakah pelaksana fungsi humas pada lembaga pendidikan? Pada sekolah
menengah atas di Indonesia terdapat wakil kepala sekolah bidang Humas,
begitu juga pada perguruan tinggi terdapat wakil rektor Bidang kerjasama
yang menaungi unit atau departemen humas. Sayangnya belum semua
lembaga pendidikan di Indonesia beruntung dalam hal ketenagaan bidang
humas karena keterbatasan lembaga atau masih sederhananya kebutuhan
lembaga. Sekolah dasar sebagai contoh, banyak yang menganggap kebutuhan
akan humas pendidikan belum merata karena kompleksitas kebutuhan yang
19

beragam di antara sekolah dasar. Dalam hal ini Kepala Sekolah berperan
multi tasking, termasuk dalam dimensi tugas kehumasan.
Sejatinya semua warga lembaga pendidikan mengemban misi humas,
karena setiap warga lembaga menyandang nama lembaga. Untuk itu semua
warga sekolah/lembaga pendidikan wajib menjaga nama baik lembaga. Lain
halnya pada lini struktural/birokrasi, pemerintah telah menetapkan
keberadaan petugas khusus bidang humas yang disebut dengan Pranata
Humas pada instansi-instansi tertentu, termasuk diantaranya Dinas
Pendidikan di Kabupaten/Kota. Posisi ini adalah jabatan fungsional yang
mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, wewenang, untuk Secara
lebih spesifik, fungsi humas pendidikan di sekolah mencakup tujuh pokok
berikut:
a. Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek
pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
b. Untuk dapat menetapkan, bagaimana haeapan masyarakat terhadap
sekolah dan apa harapan-harapanya mengenai tujuan pendidikan di
sekolah.
c. Untuk memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat kepada
sekolahnya, baik finansial, materiil maupun moril.
d. Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap kualitas
pendidikan.
e. Mengikutsertakan masyarakat secara kooperatif dalam usaha
memecahkan persoalan pendidikan dan meningkatkan kerjasama
antara sekolah dengan masyarakat.
f. Memperkokoh tujuan serta peningkatan kualitas hidup dan
penghidupan masyarakat.
g. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah

N. Proses Hubungan Masyarakat

Menurut F. Rachmadi (1992:111) yang mengutip pendapat dari Cultip dan


Center kegiatan humas dilakukan melalui proses sebagai berikut :
20

1) Penemuan Fakta ( fact finding )


2) Perencanaan ( planning )
3) Komunikasi ( communicating )
4) Evaluasi ( evaluation )

Dari pendapat tersebut dijelaskan tentang tahapan – tahapan proses humas,


pada intinya hubungan masyarakat ( humas ) merupakan penemuan fakta dan
perencanaa untuk mengetahui situasi dan opini publik dengan cara
berkomunikasi kemudian mengevaluasinya untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap publik.
O. Media Hubungan Masyarakat

Menurut F. Rachmadi (1992:87)menjelaskan tentang media komunikasi


yang digunakan oleh organisasi humas meliputi :

1) Media berita ( news media )

2) Media siaran ( broadcast media )

3) Media komunikasi tatap muka atau komunikasi tradisional

Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2008:364) ada


beberapa media yang dapat digunakan yaitu :

1) Media langsung
a. Rapat – rapat formal
b. Pekan pendidikan
c. Hari ulang tahun sekolah
d. Karya wisata atau widya wisata
e. Kunjungan rumah anak
2) Media tidak langsung
a. Media cetak
b. Media elektronik
21

Dari dua pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa pada intinya media
komunikasi merupakan saluran media komunikasi secara langsung maupun
secara tidak langsung.
P. Peran Humas dalam Rangka Membangun Citra Positif Sekolah
Sekolah merupakan system terbuka dan untuk bertahan tergantung
pada pengaruh elemen-elemen lingkungan (Nurdin & Sibaweh, 2019). Untuk
mendapatkan citra positif dari lingkungan para pelaksana humas memiliki
peranan sebagai berikut :

1) Memperbesar dorongan mawas diri


2) Memudahkan / meringankan beban sekolah dalam membangun serta
meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah.
3) Memungkinkan upaya peningkatan profesi mengajar guru
4) Opini masyarakat tentang sekolah akan lebih positif / benar
5) Masyarakaat akan ikut serta memberikan kontrol / koreksi terhadap
sekolah sehingga sekolah akan lebih hati – hati.
6) Dukungan moral masyarakat akan tumbuh terhadap sekolah sehingga
memudahkan mendapatkan bantuan material.
BAB III
HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

A. Hasil Observasi
1. Profil SMAN 12 BANDUNG
Nama Sekolah : SMAN 12 BANDUNG
NPSN : 20219241
Status Sekolah : Negeri
Akreditasi :A
Alamat : Jalan Sekejati IV No. 36
Kelurahan : Sukapura
Kecamatan : Kiaracondong
Kabupaten/Kota : Bandung
Provinsi : Jawa Barat
Kode Pos : 40285
Telepon dan Faksimil : 0227310256
Situs Web : www.sman12bandung.sch.id
Surel : sman12bandung@yahoo.co.id
2. VISI MISI SMAN 12 BANDUNG
a. VISI
Mewujudkan Sekolah Unggul, Kompetitif, Berakhlak Mulia,
Berbudaya Lingkungan Yang Berbasis Agamais
b. MISI :
1. Meningkatkan layanan prima dalam tata kelola pendidikan dan
pengajaran
2. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya yang kompetitif, berjiwa
profesional dalam belajar dan bekerja
4. Meningkatkan kreativitas dan produktivitas dalam berkarya
5. Meningkatkan perilaku religius, yaitu dapat mengamalkan dan
menghayati agamanya secara nyata

21
22

6. Meningkatkan dan mengembangkan Penguatan Pendidikan


Karakter hingga terbentuk perilaku Akhlak Mulia sehingga
menjadi teladan
7. Mengembangkan budaya cinta sesama, tanah air dan lingkungan
yang terintegrasi dalam pembelajaran dan pembiasaan
8. Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan
9. Menjadikan nilai agama sebagai rujukan berperilaku, berbudaya,
berkompetisi dan berkarya
3. Sarana dan Prasarana SMAN 12 BANDUNG
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, SMAN 12 Bandung
menyediakan beberapa Fasilitas. Fasilitas tersebut antara lain:
 Kantin
 Kelas
 Laboratorium Bahasa
 Laboratorium Biologi
 Laboratorium Fisika
 Laboratorium Kimia
 Laboratorium Komputer
 Masjid Nurul Hidayah
 Masjid Noer Hidayah
 Lapangan Olahraga
 Padepokan Seni
 Green House
 Gudang Fisika, Kimia, Biologi dan Olahraga
 Perpustakaan
 Ruang Multimedia
 Toilet Guru, Siswa, dan Siswi
 Ruang-ruang pengembangan diri (ekstrakurikuler)
 Taman Sekolah
 Saung
23

 Teras Baca
B. Hasil Wawancara
1. Daftar Pertanyaan
Topik : Pengelolaan Humas Sekolah
Narasumber : Drs. Asep Hidayat
Hari, tanggal : Kamis, 27 Februari 2020
Tempat : SMAN 12 BANDUNG
Pertanyaan :
1) Sebagai jembatan penghubung antara masyarakat dan sekolah.
Diperlukannya Public Relations atau HUMAS dalam sekolah.
Apakah disekolah ini ada yang bertanggung jawab atas ini ? jika ada
siapa dan tugas nya apa saja ?
2) Apakah disekolah ini terdapat HUMAS internal dan eksternal ?
dimana HUMAS internal yang mengurus komunikasi antar warga
dalam sekolah dan eksternal diluar sekolah. Jika ada apakah ada
pembagian tugasnya ?
3) Bagaimana proses penyampaian informasi dari sekolah, kepada
HUMAS sekolah dan akhirnya sampai kepada masyarakat ?
(misalnya : surat kabar, bulletin sekolah, open house, home visit)
4) Dalam penyampaian infomasi yang dilakukan oleh sekolah kepada
masyarakat kadang dalam komunikasi sering terjadi miss
komunikasi atau masalah. Apakah pernah sekolah ini mengalami hal
tersebut ?
5) Manfaat apa saja dari terciptanya komunikasi yang baik dari pihak
masyarakat dan sekolah ?
6) Selain kepada masyarakat sekolah maupun luar sekolah apakah
sekolah ini menjalin hubungan antara instansi atau lembaga ? jika
ada, lembaga atau instansi apa ?
7) Apa harapan yang bapak atau ibu harapkan kepada masyarakat
didalam maupun diluar sekolah untuk masa sekarang dan
kedepannya ?
24

8) Apa harapan bapak untuk kami sebagai mahasiswa mahasiswi UPI?


2. Jawaban dari Narasumber
Narasumber yang kami wawancarai adalah bapak Drs. Asep
Hidayat yang menjabat sebagai Wakasek Humas.
Yang bertugas dalam humas di SMAN 12 Bandung adalah Bapak
Drs. Asep Hidayat dan Ibu Hj. Dwi Ari Listiani, mereka saling berbagi
tugas tergantung dari kesibukan masing-masing. Mereka tugasnya bukan
khusus sebagai humas, melainkan mereka juga menjabat sebagai guru
yang mendapat tugas tambahan sebagai bagian dari humas. Jika salah satu
dari mereka sedang mengajar, maka yang lain yang mengerjakan tugas
humas, karena tamu dari luar kan tidak bisa diatur kapan akan datangnya,
maka mereka saling mengisi. Seperti ketika sekolah akan mengadakan
ujian nasional maka akan mengadakan sosialisasi kepada masyarakat
sekitar, seperti RT, RW, Lurah, bahkan Camat pun di undang. Meskipun
lurah yang di undang, tetapi camat ingin menerima informasi langsung
dari sekolah. Karena ada keterkaitan antara sekolah dengan RT, RW,
Kelurahan dan Kecamatan sehingga di undang dalam sosialisasi.
Contohnya, ketika ada yang ingin masuk sekolah lewat jalur SKTM
( Surat Keterangan Tidak Mampu ) maka RT, RW dan yang lainnya harus
paham siapa saja yang harus diberi bantuan tersebut, sehingga RT, RW,
Lurah dan Camat dikumpulkan dalam waktu tertentu dan tempat tertentu,
dan yang diundang pun semua turut hadir. Mereka juga mengundang para
orang tua murid lewat surat untuk hadir ke sekolah, contohnya pada saat
akan diberikan sosialisasi untuk Ujian Nasional, apalagi tahun ini ujian
nya berbeda, karena ini merupakan ujian yang terakhir diadakan dan tidak
akan ada ujian nasional lagi. Ada juga orang tua yang protes karena baru
diberi tau sekarang, padahal kan informasi ini pun baru diumumkan,
supaya orang tua paham tentang apa yang akan di programkan atau
dilaksanakan sekolah, maka dilaksanakan sosialisasi.
Belum pernah terjadi miss komunikasi ketika terjadi sosialisai,
kecuali jika murid nya tidak menyampaikan pemberitahuan yang
25

diberikan kepada orang tuanya, sehingga ada orang tua yang bertanya.
Yang sudah-sudah tidak pernah terjadi yang namanya miss komuniksai.
Dalam eksternal Pemerintah punya kebijakan, kita menerima kebijakan
yang harus disampaikan pada orang tua, jangan sampai hal-hal yang baru
tidak diketahui orang tua, kita hanya dititipkan saja oleh orang tua,
sehingga sukses dan tidaknya murid jangan hanya mengandalkan pada
sekolah saja, tetapi orang tua juga harus bertanggung jawab. Karena yang
bertugas mendidik itu adalah orang tua, sekolah hanya menjadi tempat
penitipan saja. Jadi jangan salahkan sekolah jika anak tidak sukses. Dalam
internal, semua warga yang ada disekolah menjadi harmonis.
Kebahagiaan tidak hanya dari materi saja, tetapi dengan kebersamaan
juga bisa membuat bahagia. Membuat warga sekolah nya tersenyum dan
bahagia merupakan salah satu tugas humas. SMAN 12 menjalin hubungan
dengan instansi-instansi, misalnya di sekitar sekolah yaitu dengan
Denzibang dan PT Pindad. Jika dulu pada saat sekolah akan mengadakan
pesantren ramadhan, murid ada yang tidak tertampung di masjid sekolah
karena dulu sekolah hanya mempunyai satu masjid, sehingga bekerja
sama dengan PT Pindad dan ikut ke mesjid yang ada disana. Kerjasama
dengan Denzibang yaitu lahan parkir, karena SMAN 12 tidak mempunyai
lahan parkir sehingga menjalin kerjasama, dan itu sudah resmi. Sehingga
murid-murid yang membawa kendaraan menyimpan kendaraannya di
sana. Orang tua juga jika datang ke sekolah kan pada membawa
kendaraan, membutuhkan lahan parkir yang besar maka parkirnya pun
disana. Dengan Perguruan Tinggi, mulai tahun sekarang sekolah
menerima mahasiswa dari perguruan tinggi untuk mengajar. Hari pertama
kegiatan pembelajaran tahun ini dipersilahkan perguruan tinggi yang mau
mengisi kelas yang kurang efektif meskipun jadwal sudah tersedia, karena
ciri stabil tidaknya sekolah adalah dari jadwal. Harapan bapak untuk
warga di dalam dan luar sekolah yaitu informasi baik dari kebijakan
atasan sekolah atau pemerintah ingin langsung terhubung, sehingga tidak
akan ada miss komunikasi. Apalagi tentang PPDB, banyak orang tua yang
26

berdatangan bahkan pernah terjadi kekeliruan disini. Pernah terjadi pada


hari pertama PPDB ada yang datang pagi-pagi sekali karena miss
komunikasi yang beranggapan bahwa siapa yang pertama daftar yang
akan diterima. Walaupun ada hal yang tidak tersampaikan, inginnya
masyarakat juga paham kebijakan pemerintah. Harapannya juga ingin
orang-orang yang diundang bisa hadir, tetapi biasanya saat mengundang
orang tua tidak 100% orang tua hadir dan tidak tau alasannya apa. Untuk
warga di sekolah, jika semua warga sekolah solid maka sesulit apapun
pekerjaan bisa diselesaikan secara bersama-sama. Sekolah juga suka
mengadakan workshop untuk mempersiapkan diri untuk pembelajaran
yang akan datang, itukan dibutuhkan kesolidan dan kerjasama. Harapan
bapak terhadap kami, semoga kami bisa melanjutkan estafet
kepemimpinan dari guru-guru yang sebentar lagi bertugas, dan jangan
bataskan rezeki hanya dari uang atau materi, karena ada beberapa yang
tidak ingin jadi guru. Karena sekecil apapun cita-cita tetap harus
disiapkan. Jadi berbahagialah menjadi mahasiwa mahasiwi UPI dan
pastikan bahwa kami bisa menjadi guru. Jika membaca sistem pendidikan
disini yang kurang baik, maka betulkan dan berharap karier guru itu bisa
sampai ke atas, dari guru menjadi kepala sekolah bahkan menjadi kepala
dinas.
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Yang bertugas di bidang Humas di SMAN 12 Bandung yaitu Wakil Kepala


Sekolah bidang Humas. Hal ini sesuai dengan teori pada bab 2 tepatnya poin
M yaitu pelaksana fungsi humas Pendidikan.
2. Humas di SMAN 12 Bandung telah menjalankan tugasnya dengan baik sesuai
dengan teori di Bab 2 tepatnya pada poin F. Selain itu tim Humas di SMAN
12 Bandung pun saling melengkapi dalam mengerjakan tugasnya.
3. Humas di SMAN 12 Bandung memiliki bentuk Humas internal dan external
dan telah mengadakan jenis kegiatan yang sesuai dengan teori di bab 2
tepanya poin I & L. Humas di sekolah ini telah mengadakan kegiatan sebagai
berikut:
1) Hubungan sekolah dengan orang tua murid
2) Hubungan guru/tenaga pendidik dengan masyarakat
3) Hubungan komunikasi antara siswa dengan masyarakat
4) Hubungan sekolah dengan Komite Sekolah
5) Hubungan sekolah/lembaga dengan instansi lainnya
4. Proses penyampaian informasi di SMAN 12 Bandung melalui berbagai media
seperti yang tertera pada teori bab 2 tepatnya poin O.
5. Hambatan pada humas di sekolah ini yang pernah terjadi yaitu miss
komunikasi namun saat itu langsung segera diatasi. Hal ini sesuai dengan
teori pada bab 2 poin J & K.
6. Humas di sekolah ini pun telah melakukan proses Humas dengan baik sesuai
dengan teori di bab 2 tepatnya pada poin N.

27
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu hal penting yang terdapat di dalam ke organisasian sekolah
yaitu Humas (Hubungan Masyarakat). Tugas dan fungsi utama dari Humas
sendiri ialah sebagai penghubung antara masyarakat yang terdapat di ruang
lingkup sekolah maupun ruang lingkup masyarakat luar. Penghubung yang
dimaksud ialah Humasmenjembatani setiap bagian dalam sekolah, hubungan
siswa dengan kesiswaan, kebutuhan siswa dengan sarana prasarana sekolah,
hubungan siswa dengan kurikulum di sekolah, dan sebagainya.
Peran lain dari Humas sekolah selain perannya dalam kegiatan akademik
berfungsi pula dalam kegiatan non-akademik. Salah satu contohnya ialah
dalam hal memperingati hari besar nasional atau hari libur nasional. Dalam
hal ini humas bekerja sama dengan kesiswaan, kurikulum, sarana prasarana,
dan bendahara sekolah. Humas bertugas merencanakan pelaksanaan mulai
dari perencanaan awal hingga berlangsungnya acara.
Dalam makalah ini kelompok kami mengulas perihal peran Humas yang
terdapat di SMA Negeri 12 Kota Bandung. Divisi Humas yang terdapat di
sekolah ini telah sesuai dengan standar operasional satuan pendidikan. Fungsi
dan peran dari Humas SMA Negeri 12 Bandung ini secara keseluruhan
berjalan dengan baik, terutama dari pihak sekolah yang aktif memberikan
maupun mencari informasi yang terbaru berkaitan dengan akademik maupun
non-akademik.
Perihal menjalankan perannya sebagai Humas di satuan pendidikan SMA
Negeri 12 Kota Bandung, Divisi Humas sekolah ini pun menggunakan sistem
pembagian kerja yang membagi tugas perihal keluar masuknya arus informasi
keluar dan masuk ke dalam sekolah. Wakil Kepala Sekolah bagian Humas

28
memiliki dua orang Staff yang bertugas membantu Wakil Kepala Sekolah
dalam menjalankan tugasnya. Kedua Staff ini melaporkan berbagai informasi

29
29

baik dari internal sekolah maupun eksternal sekolah setiap hari selama
kegiatan belajar mengajar telah selesai.

B. Saran
Selama proses observasi yang dilakukan di SMA Negeri 12 Bandung
dalam kaitannya dengan bagian Humas. Menurut kelompok kami walaupun
tugas dan peran Humas di sekolah ini sudah berjalan sesuai prosedur dengan
baik, namun perlu ditingkatkan pemahaman serta kualitas dalam proses
penerimaan informasi khususnya yang berbasis internet. Artinya baik pihak
sekolah maupun para muridnya harus lebih selektif dalam menerima berbagai
informasi yang ada.
Selain itu apabila terdapat informasi yang dirasa penting serta perlu untuk
segera disampaikan kepada warga sekolah maupun warga masyarakat sekitar
sekolah, pihak Humas SMA Negeri 12 Bandung ini harus selalu cekatan
terhadap penyampaian infromasi, hal ini guna tidak terhambatnya proses
kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan.
Khusus untuk SMA Negeri 12 Bandung ini pada intinya setiap warga
sekolah haruslah bijak dan memiliki rasa tanggung jawab dalam menerima
atau memberikan informasi. Hal ini guna terciptanya peran Humas dalam
sekolah yang tidak hanya menjadi alat dalam menyeleseikan masalah saja,
tetapi dapat menjadi tempat untuk membangun sebuah citra yang baik,
sehingga reputasi yang baik dapat tercipta pada lembaga pendidikan dan
masyarakat dapat memberi kepercayaan pada lembaga tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Nurdin D & Sibaweh I. (2019). Pengelolaan Pendidikan: dari Teori menuju


Implementasi. Rajawali per: Depok.
Agus, Nurtanio dan Rahmania Utari. 2017. HUMAS PENDIDIKAN.Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Anggoro, M. Linggar. 2002. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
https://tugasmereka.blogspot.com/2017/11/makalah-humas-pendidikan.html

Ii, B. A. B., Teori, A. D., & Masyarakat, H. (1992). No Title.

Ii, B. A. B., & Teori, A. K. (n.d.). No Title. 10–33.

Ii, B. A. B., Teori, A. K., & Masyarakat, M. H. (n.d.). Husaini Usman,


Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), hlm. 3. 12. 12–103.

30
LAMPIRAN

A. CV Penulis
1. Destriana Azkiah

31
32

2. Erika Apriyani
33

3. Hananda Hildzan M
34

4. Nenden Siti R
35

5. Rela Sofiatunnisa
36

B. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1 Ruang Guru Gambar 2 Mushola Perempuan

Gambar 3 Toilet Gambar 4 Foto Bersama Narasumber

Gambar 5 perpustakaan Gambar 6 Proses Wawancara


37

Gambar 7 Lorong Gambar 8 Foto Bersama Narasumber

Gambar 9 Lapangan Gambar 10 Gerbang Dalam


38

C. Surat Observasi

Anda mungkin juga menyukai