Anda di halaman 1dari 12

“RUANG LINGKUP AUDIT KAS DAN SETARA KAS”

DOSEN PEMBIMBING :

Azwirman, Dr,SE. M.Acc., CPA

DISUSUN OLEH :

Firman Hidayat (185310891)

AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

TAHUN 2020
1. Definisi Pemeriksaan Kas dan Setara Kas

• Menurut PSAK No.2 hal 2.2 dan 2.3 (IAI: 2002)


Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas adalah
investasi yang sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat dijadikan kas
dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
• Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 28)
Setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk
memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau lainnya.

2. Sifat dan contoh Kas dan setara Kas

Kas merupakanhartalancar perusahaan yang sangat menarikdanmudah


untukdiselewengkanmenurut SAK 1994:

KAS adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan.

BANK adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara
bebas untuk membiayai kegiatan Umum perusahaan.

Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas dari bank
adalah:

 Kas kecil (Petty Cash) dalam rupiah maupun mata uang asing
 Saldo rekening giro di bank
 Bon sementara (I O U)
 Bon-bon kas kecil yang belum direimbursed
 Check tunai yang akan didepositokan

Yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan bank dalam neraca adalah

 Deposito berjangka yang jatuh tempo lebih dari 3 bln (time deposit)
 Check kosong dan check mundur
 Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund)
 Rekeninggiroyangtidakdapatsegeradigunakanbaikdi dalammaupun di luar
negeri, misalnya karena dibekukan

Menurut PSAK no.2 (IAI:2002) kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan
rekening giro. Setarakas (cash equivalent): Investasi yang sifatnya sangat liquid,
berjangka pendek dan yang dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
menghadapi resiko perubahan nilai yang sangat signifikan.

Cerukan ( bank overdraft) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


pengelolaan kas perusahaan

Menurut SAK ETAP (IAI:2002:28) Setara kas (cash equivalent) : Investasi


yang sifatnya sangat liquid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka
pendek, bukan untuk tujuan investasi lainnya.

3. Pengendalian Intern atas Kas dan setara kas

Standar pengerjaan lapangan yang kedua menyebutkan: pemahaman memadai


atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

IAI mendefinisikan SPI sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didisain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan berikut ini;

a. Keandalan pelaporan keuangan

b. Efektifitas dan efisiensi operasi dan

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian intern terdiri dari 5 komponen:

1) LingkunganPengendalian.Menetapkancoraksuatuorganisasi,mempengaruhi
kesadaranpengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan
dasar untuk semua komponen pengendalian
intern,menyediakandisiplindanstrukturlingkunganpengendalian mencakup:
integritas dan nili etika, komitmen terhadap kompetensi, partisipasi dewan
komisaris atau komite audit, struktur organisasi, pemberian wewenang dan
tanggung jawab, dan kebijakan dan praktek SDM
2) Penaksiran Resiko. Identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relefan
unutk mncapai tujuannya,membentuksuatu dasar unutuk menentukan bagaimana
resiko harus dikelola. Resiko dapt timbul/berubah karena keadaan berikut:
perubahan dalam lingkungan operasi; personel bru; system informasi yang
baru/yang diperbaiki; teknologi baru; lini produk, produk atau aktivitas baru;
restrukturisasi korporasi; operasi luar negeri; standar akuntansi baru.
3) Aktivitas Pengendalian. Kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan
bahwa arahan manajemendilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan
bahwa tindakan yang diperlukan untuk menangulangi resiko dalam pencapaian
tujuan entitas sudah dilaksanakan. Umumya aktivitas pengendalian berkaitan
dengan: Review terhadap kinerja, pengolahan informasi, pengendalian fisik, dan
pemisahan tugas.
4) Informasi dan Komunikasi. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan
pelaporan keuangan yang meliputi sistemakuntansi, terdiri dari metode dan
catatan yang di bangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melapokan
transaksi entitas. Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman
tentangperandan
tanggungjawabindividualberkaitandenganpengendalianinternterhadappelaporan
keuangan. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tantang sistem
informasi yang relefan dengan pelaporan keuangan untuk memahami:
a) Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi LK
b) Bagaimana transaksi tersebut dimulai
c) Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam LK yang
tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi.
d) Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai
dengandimasukankedalamLKtermasukalatelektronikyangdigunakanuntukmen
girim, memproses, memelihara dan mengakses informasi
5) Pemantauan. Prosespenentuan kualitas kinrja pengendalian intern sepanjang
waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian
tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini di laksanakan melalui
kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah atau
dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Aktivitas pengendalian yang relevan
dengan audit atas laporan keuangan dapat di golongankan kedalam berbagai
kelompok.

4. Tujuan Pemeriksaan Kas dan setara Kas


1) Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan
setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. Beberapa ciri
internal control:
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab antara yang menerima dan
yang mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan
otoritas atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank
b. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang
mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus
ditelaah oleh kepala bagian akuntansi
c. Digunakannya impress fund system untuk mengelola kas kecil
d. Penerimaan kas, cek & giro harus di setor ke bank dalam jumlah
seutuhnya
e. Uang kas disimpan di tempat yang aman
f. Uang kas harus dikelola dengan baik dan lain-lain
2) Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca pertanggal
neraca betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan, maksudnya auditor harus
meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan betul-
betul ada dan dimiliki perusahaan dan bukan milik pribadi direksi atau pemegang
saham. Karena itu auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi
ke bank (Existence).
3) Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan kas dan setara kas.
Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan
pelunasan obligasi berikut bunganya maka dana tersebut tidak dapat dilaporkan
sebagai bagian dari kas di harta lain. Begitu juga jika ada saldo rekening giro
yang dibekukan karena perusahaan tersangkut suatu masalah hukum, maka saldo
tersebut tidak boleh dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar.
4) Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing,
apakah saldo tersebut sudah dikonversikan terhadap rupiah dengan menggunakan
kurs dengan Bank Indonesia pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang
terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan.
5) Untuk memeriksa apakah penyajiannya neraca sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia. Menurut SAK Kas dan setara kas disajikan di
neraca sebagai harta lancar. Kas dan setara kas yang penggunaannya dibatasi
dapat dimasukan dalam aktiva lancar hanya jika pembatasan tersebut dilakukan
untuk menyisihkan dana untuk melunasi kewjiban jangka pendek atau jika
pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu tahun. Saldo kredit pada perkiraan
bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek.
5. Prosedur Pemeriksaan Kas dan Setara Kas
1) Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas dan bank merupakan bagian yang sangat penting
dalam suatu proses pemeriksaan akuntan. Kas dan setara kas dalam perusahaan
sering dikatakan sebagai darah dalam tubuh manusia. Jika perusahaan mengalami
kesulitan uang, sama seperti manusia yang “lesu darah“ atau “kekurangan darah“.
Langkah berikutnya, auditor harus melakukan compliance test (pengujian
ketaatan), auditor harus melakukan tes ketaatan atas transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas/bank, untuk membuktikan apakah internal control berjalan
efektif atau tidak, Yang diambil sampel biasanya bukti penerimaan kas/bank dan
bukti pengeluaran kas/bank atau nomor check/giro. Jika disimpulkan sementara
bahwa internal control lemah auditor tidak diperlukan mengadakan test ketaatan,
tetapi langsung melakukan substantive test yang diperluas. Karena biasanya jika
tetap dilakukan compliance test, kesimpulan akhir tetap menyatakan bahwa
internal control lemah. Setelah compliance test selesai dilakukan, auditor harus
menarik kesimpulan akhir apakah internal control baik, sedang atau lemah.
Setelah itu baru dilakukan substantive test atas saldo kas/bank. Prosedur audit
untuk compliance test harus dipisahkan dari prosedur audit untuk substantive test,
begitu juga kertas kerja pemeriksaanya.
Jika klien telah menetapkan pengendalian internal yang baik, maka auditor
bisa memutuskan untuk membatasi pengujian substantif karena pengendalian
internal klien tampaknya dapat mencegah atau mendeteksi salah saji yang
material. Hubungan ini adalah logis dan secara sederhana berarti bahwa jika
laporan keuangan kecil kemungkinannya mengandung salah saji yang material,
maka auditor hanya perlu melakukan pengujian substantif yang kurang mendalam
ketimbang jika laporan keuangan mengandung salah saji yang material.
2) Buat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal neraca (missal per 31-12-2001)
atau kalau belum selesai, boleh per 31-10-2002 atau 30-11-2002, penambahan
mutasi akan diperiksa kemudian, apakah ada hal-hal yang unsual (di luar
kebiasaan) atau tidak. Top Schedule adalah salah satu jenis Kertas Kerja
Pemeriksaan yang berfungsi sebagai lembar awal yang menunjukkan hasil audit
kita secara umum tau kesimpulan atas pos yang bersangkutan.
3) Lakukan Cash count (perhitungan phisik uang kas) per tanggal neraca bisa juga
sebelum atau sesudah tanggal neraca. Tujuan dari cash count adalah menghitung
Kas perusahaan apakah telah sesuai dengan laporan keuangannya. Asersi audit
utama dari pengujian pemeriksaan fisik adalah eksistensi (keberadaan). Akan
tetapi, teknik ini juga memberikan bukti mengenai penilaian, karena kuantitas
terlibat secara langsung dalam penentuan nilai sebagian besar aktiva. Selain itu,
auditor kadang-kadang juga dapat memperoleh bukti mengenai mutu atau kondisi
aktiva melalui pemeriksaan fisik dan hal ini sangat mempengaruhi penilaian.
Asersi mengenai hak dan kewajiban hanya diuji melalui pemeriksaan fisik untuk
mendukung luas kepemilikkan aktiva. Asersi mengenai kelengkapan juga bisa
diuji melalui pemeriksaan fisik di mana item-item yang dihilangkan dari laporan
keuangan bisa ditemukan.
4) Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak
dilakukan kas opname. Cash Opname adalah pemeriksaan fisik pada uang kas
tunai antara saldo yang terdapat pada Catatan Akuntansi dengan Uang kas yang
ada di brankas/di tangan (cash on hand).
5) Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan. Surat
konfirmasi harus tetap dikirim walaupun perusahaan sudah menerima rekening
koran dari bank karena:
a) Hal tersebut merupakan standard audit procedures untuk mendapatkan bahan
pembuktian (audit evidence).
b) Yang ditanyakan dalam surat konfirmasi bukan hanya saldo bank tetapi
banyak hal lainnya, seperti: jumlah kredit, pendiskontoan wesel tagih,
contingent liability dan lain-lain.
c) Jawaban konfirmasi diminta untuk dikirim langsung ke auditor, sedangkan
rekening koran selalu dikirim ke klien.
6) Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalkan per 31-12-2002) kalau
terpaksa karena belum selesai yang Desember dapat diminta per 31-11-2002.
Rekonsiliasi bank tersebut nantinya akan diperiksa kebenarannya.
7) Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut.
a) Periksa kecermatan penjumlahannya
b) Telusuri saldo per klien ke buku besar yang bersangkutan
c) Bandingkan saldo per bank dengan rekening Koran bank-nya dan jawaban
konfirmasi bank
d) Telusuri undeposit collections ke rekening Koran cut off dan jurnal
penerimaan kas bulan desember 20xx.
e) Telusuri cek yang masih beredar (outstanding checks) ke rekening koran cut
off dan jurnal pengeluaran bulan desember 20xx.
f) Periksa reconciling items lainnya (jasa giro, bunga materai, buku ceck,
koreksi kesalahan bank dan sebagainya , jika ada) dengan menggungakan
dokumen pendukungnya.
g) Telusuri cek yang dibayarkan oleh bank dalam 3 hari sebelum dan sesudah
tanggal neraca ke jurnal pengeluaran kas, dan yakini bahwa cek tersebut telah
dicatat dalam periode yang benar.
h) Review semua nota debit yang muncul dalam rekenig koran cut off dan
tentukan pengaruhnya terhadap saldo akhir tahun.
8) Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk
mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan.
9) Periksa inter bank transfer ± 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk
mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window dressing.
Kitting adalah : Suatu penipuan yang dilakukan dengan menggunakan cek.
Cek tersebut ditarik dari suatu bank, kemudian disetorkan kepada bank lain. Bank
tempat menyetorkan ini biasanya terdapat di kota lain. Penyetoran tersebut diakui
sebagai penerimaan bagi perusahaan, akan tetapi dengan sengaja tidak mencatat
penyetoran tersebut sebagai pengurangan dari bank darimana uang tersebut
berasal Sehingga dapat dikatakan Kitting merupakan transfer fiktif. Cara
Mencegah Terjadinya Kitting Yaitu dengan memisahkan tugas-tugas secara layak,
selain itu juga dengan cara melakukan penelusuran atas transfer antar bank dan
menggunakan laporan cut off bank.
Window dressing adalah manuver yang seringkali dilakukan oleh perusahaan,
bank, reksadana dll, pada akhir periode akuntansi untuk membuat para pemegang
saham dan pemangku kepentingan lain terkesan dengan menyajikan laporan
keuangan yang lebih baik daripada kondisi sebenarnya. Untuk mengesankan
kinerja keuangan yang baik, perusahaan mungkin melakukan window dressing
dengan memberikan diskon yang besar agar penjualan meningkat dan perputaran
persediaan tinggi.
10) Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent
collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada unrecorded liabilities (kewajiban
yang belum tercatat) per tanggal neraca yang baru dibayar di periode berikutnya,
baik yang berasal dari pembelian asset ataupun biaya-biaya perusahaan. Untuk
subsequent collection tujuannya terutama untuk meyakinkan auditor mengenai
kewajaran angka piutang per tanggal neraca.
11) Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal
neraca, periksa apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah
dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs
yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
12) Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas laporan
keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Seperti informasi akuntansi yang lainnya, laporan arus kas pun memiliki standar
penghitungan, pengungkapan, serta penyajiannya. Tidak seperti laporan keuangan
lainnya yang tergabung dalam satu standar, laporan arus kas secara khusus di
ungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Karena
perkembangan standar akuntansi di Indonesia saat ini sudah mengadopsi IFRS,
maka standar akuntansi terdahulu mulai mengalami perubahan akibat
pengadopsian standar IFRS tersebut. PSAK maka dapat dinyatakan bahwa entitas
harus menyusun laporan arus kas sesuai persyaratan dalam Pernyataan ini dan
menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tidak terpisahkan (integral) dari
laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Oleh karena
itu, penyusunan, dan penyajian laporan arus kas perusahaan harus mengacu pada
PSAK.
13) Buat kesimpulan di Top Schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri
mengenai kewajaran dari kas dan setara kas, setelah kita menjalankan seluruh
prosedur audit di atas.
6. Kertas Kerja Pemeriksaan ( Documentation)

Kertas kerja pemeriksaan adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan oleh


auditor dalam menjalankan pemeriksaan yang berasal dari pihak klien,analisa yang di
buat oleh auditor dan dari pihak ketiga.

Kertas kerja pemeriksaan yang merupakan dokumentasi auditor atas prosedur-


prosedur audit yang dilakukannya, tes-tes yang diadakan, informasi yang didapat dan
kesimpulan yang dibuat atas pemeriksaan, analisa, memorandum, surat-surat
konfirmasi dan representasi, ikhtisar dokumen- dokumen perusahaan, rincian-rincian
pos neraca dan laba rugi serta komentar-komentar yang dibuat atau diperoleh oleh
auditor mempunyai beberapa tujuan:

1) Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. Opini yang


diberikan harus sesuai dengan pemeriksaan yang dicantumkan dalam kertas
kerja di perusahaan.
2) Sebagai bukti bahwaauditor telah melaksanaan pemeriksaan sesuai dengan
standar professor akuntan public. Dalam kertas kerja pemeriksaan harus
terlihat bahwa apa yang diatur dalam SPAP sudah diikuti dengan baik oleh
auditor.
3) Sebagai referesi dalam hal ada pertanyaan dari: a pihak pajak b pihak bank c
pihak klien.
4) Sebagai salahsatudasar penilaianasistensehingga dapatdibuatevaluasimengenai
kemampuan asisten sampai dengan partner sesudah selesai suatu penugasan
5) Sebagai pegangan untuk audit tahun berikunya. Untuk persiapan audit tahun
berikunya kertas kerja tersebut dapat dimanfaatkan antara lain: Untuk
mengecek saldo awal, untuk dipelajari oleh audit staf yang baru ditugaskan
untuk memeriksa klien tersebut, untuk mengetahui masalah-masalah yang
terjadi di tahun lalu dan berguna untuk penyusunan audit plan tahun
berikutnya.

Sumber Rujukan :

Auditing, Sukrisno Agoes, Penerbit Salemba Empat

Arens, Alvin A., James K. Loebbecke. 1995. Auditing: Suatu Pendekatan Terpadu.
Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta Mulyadi. 2002.

Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat. Jakarta

https://www.slideshare.net/ZaharKaurBhullar/tugas-audit-kas-dan-setara-kas

https://cacingkurcaci.blogspot.com/2017/02/pemeriksaan-kas-dan-setara-kas.html

Anda mungkin juga menyukai