Anda di halaman 1dari 6

Audy Alifia Rudy

A031191084

KUP
1. Jelaskan perbedaan Pengusaha Kena Pajak dan Wajib Pajak serta persamaannya
: Definisi menurut Pasal 1 angka 2 UU No. 28/2007 KUP,
 Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
perpajakan.
 Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai
pajak berdasarkan UU Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya.
Jadi, persamaan dari kedua hal ini adalah adanya pengharusan pembayaran
pajak. Sedangkan perbedaan dari kedua hal ini adalah bahwa wajib pajak ini
menjelaskan bahwa setiap pihak harus membayar pajak sebagai kontribusi
negara berdasrkan peraturan perundang-undangan perpajakan negara.
Pengusaha Kena Pajak menjelaskan bahwa seorang pengusaha menyerahkan
Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak
berdasarkan UU yang berlaku.

2. Jelaskan siapa yang diwajiibkan memiliki Nomor Wajib Pajak (NPWP) serta
fungsi NPWP.
: NPWP adalah nomro yang diberikan kepada Wjib Pajak sebagaitanda pengenal
dan identitas Wajib Pajak dalam admistrasi perpajakan dala, pelaksanaan hak
dan kewajiban pajaknya. NPWP ini membantu warga negara untuk mengisi
dokumen perpajakan dan memenuhi kewajiban perpajakan. NPWP ini juga
kemudian membantu petugas administrasi dalam menyusun rekaman pajak
warga.
3. Jelaskan apa yang termasuk dalam Kredit Pajak untuk Pajak Penghasilan (PPh)
: Kredit Pajak untuk Pajak Penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri oleh
Wajib Pajak ditambah dengan pokok pajak terutang dalam Surat Tagihan Pajak
(hal ini karena pajak penghsilan dalam tahun tersebut tidak atau kurang
dibayar), ditambah dengan pajak yang dipotong atau dipungut, ditambah dengan
pajak penghasilang yang dibayar/terutang di luar negeri, dikurangi dengan
pengembalian pendahuluan kelebihan pajak, dan kemudian dikurangkan dengan
pajak yang terutang.

4. Jelaskan perbedaan Kredit Pajak untuk PPN dan Pajak Masukan


: Kredit Pajak untuk PPN adalah pajak masukan yang dapat dikreditkan setelah
dikurangi dengan pengembalian kelebihan pajak terdahulu atau setelah
dikurangi dengan pajak yang telah dikompensasikan, dikurangkan dari pajak
terutang. Kredit untuk Pajak Masukan adalah pajak keluaran pada masa pajak
yang sama dan menggunakan faktur pajak

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pajak Keluaran


: Pajak Keluaran adalah PPN terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha
Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak, ekspor Barang Kena Pajak berwujud, ekspor Barang Kena Pajak tidak
berwujud dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak.

6. Jelaskan dalam hal apa dilakukan penelitian, pemeriksaan dan pemeriksaan


bukti permulaan
: Untuk mendapatkan bukti permulaan ini, maka diperlukannya dugaan bahwa
telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan.

7. Jelaskan perbedaan pembukuan dan pencatatan dan Siapa yang wajib


melakukan pembukuan dan siapa yang hanya diwajibkan melakukan pencatatan
: Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan
barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa
neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut. Pembukuan
ini selanjutnya dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia. Selain itu, Wajib Pajak
lainnya wajib melakukan pencatatan. Letak perbedaan antara pembukuan dan
pencatatam ini terletak di subjek pajak yaitu Wajib Pajak.

8. Dalam hal apa dilakukan pencabutan NPWP


: Terjadi penghapusan NPWP terhadap Wajib Pajak bila sudah dianggap tidak
memenuhi pesyaratan objektif dan/atau subjektif sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan perpajakan negara. Penghapusan ini misalnya dilakukan
bila Wajib Pajak orang pribadi telah meninggal dunia dan tidak meninggalkan
warisan; Wajib Pajak badan dilikuidasi atau dibubarkan karena penghentian atau
penggabungan usaha; dsb.

9. Jelaskan fungsi SPT dan batas waktu penyampaian SPT


a) Untuk Pemotong atau pemungut pajak, SPT berfungsi untuk melaporkan
dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan
disetorkannya.
b) Untuk PKP, SPT merupakan sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan penghitungan PPN dan PajakPenjualan Atas
Barang Mewang yang sebenarnya terutang dan juga memabntu
melaporkan tentang pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak
Keluaran dan pembayaran atau pelunasan pajak oleh PKP selama masa
pajak.
c) Untuk Wajib Pajak Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak
yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang pembayaran
atau pelunasan pajak, penghasilan yang merupakan objek pajak atau
yang bukan objek pajak, harta dan/atau kewajiban, serta pembayaran
dari pemotong atau pemungut pajak orang pribadi atau badan lain selama
masa pajak.

10. Bagaimana ketentuan penyampaian SPT Masa yang dapat dilaporkan dalam satu
SPT untuk beberapa masa
: Batas penyampaian SPT  paling lama adalah 20 hari setelah akhir Tahun Pajak.
Tanggal jatuh tempo yang ditetapkan untuk pembayaran dan penyetoran pajak
yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-masing jenis pajak,
paling lama 15 (lima belas) hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya
Masa Pajak.
a. Tanggal jatuh tempo pembayaran, penyetoran pajak, dan pelaporan pajak
untuk SPT Masa, yaitu pada hari kerja berikutnya bila merupakan hari libur dan
pada saat pemilu.
b. Ketentuan terkait SPT Masa PPh Pasal 25 :
1. Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25
adalah Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau tidak
melakukan pekerjaan bebas dan Wajib Pajak OP yang dalam satu tahun
Pajak menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi PTKP
(kepada WP ini juga dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT
Tahunan)
2. Wajib Pajak yang melakukan pembayaran PPh Pasal 25 melalui bank
persepsi atau kantor pos persepsi dengan sistem pembayaran
secara online dan Surat Setoran Pajak (SSP)-nya telah mendapat validasi
dengan Nomor Transaksi Pembayaran Negara (NTPN), maka SPT Masa
PPh Pasal 25 dianggap telah disampaikan ke KPP sesuai dengan tanggal
validasi yang tercantum pada SSP.

11. Dalam hal apa SPT dianggap tidak disampaikan


: SPT dianggap tidak tersampaikan bila tidak tertandatangani dengan
semestinya, tidak dilampiri dengan keterangan/dokumen yang ditetapkan,
SPTLB disampaikan setelah 3 tahun, dan SPT disampaikan setelah DJP
melakukan pemeriksaana atau penerbitan skp.

12. Jelaskan ketentuan yang terkait dengan pembetulan SPT


: Wajib Pajak sebelumnya harus mau melakukan pembetulan SPT dengan
menuliskan sebuah pernyataan sebelum terjadinya pemeriksaan oleh DItjen
Pajak. Pembetulan SPT ini kemudian harus disampaikan paling lama 2 tahun
sebelum kadaluwarsa penetapan. Terdapat pula sanksi sebesar 2% administrasi
per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar. Keterlambatan ini dihitung
sejak saat penyampaian SPT berakhir hingga tanggal pembayaran, sehingga
mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar.

13. Jelaskan ketentuan yang terkait dengan SPT Lebih Bayar (SPT LB)
: SPT Lebih Bayar adalah suarat ketetapan pajak yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada
pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang. SPT LB ini diterbitkan oleh
Ditjen Pajak bila setelah melakukan pemeriksaan, terlihat bahwa jumlah kredit
pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang
terutang, pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang, dan/atau ternyata
pajak yang lebih dibayar jumlahnya lebih besar daripada kelebihan pembayaran
pajak yang telah ditetapkan.

14. Jelaskan jenis-jenis sanksi administrasi dalam bidang perpajakan


: Terdapat 3 macam sanksi administrative, yaitu:
 Denda, yang diberikan kepada Wajib Pajakyang melakukan pelanggaran
atau kesalahan dalam pelaporan pajak. Besar denda yang disanksikan ini
tergantung dengan kategori atau jenis pajak yang dilaporkan.
 Bunga, yang diberikan kepada Wajib Pajakyang melakukan pelanggaran
atau kesalahan dalam pembayaran pajak. Besaran bunga yang dikenakan
ditentukan per bulan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
 Kenaikan, yang diberikan kepada Wajib Pajak yang melakukan
pelanggaran atau kesalahan dalam pemberian informasi yang digunakan
dalam penghitungan besaran pembayaran pajak. Sanksi kenaikan ini
membuat Wajib Pajak harus membayar pajak dengan jumlah yang
berlipat ganda dari aslinya. Sanksi kenaikan menjadi sanksi yang ditakuti
oleh wajib pajak.

Anda mungkin juga menyukai