Anda di halaman 1dari 5

Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah

waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian
menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada
2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah
menarche <pertama kali terjadinya menstruasi> dan menopause) lebih
banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak
mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks
hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus
ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur
terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal,
sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan
masa sekresi.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu
endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan
dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14.
Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana
terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk
mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat
terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya
ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi
pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk
implantasi (perlekatan janin ke rahim)
(Mira. 2009)
Sintesis :
1. Pengertian
Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium)
yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan
kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan
tersebut pada akhirnya akan membentuk siklus menstruasi. Bila siklus
haid teratur (28 hari) : Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai
hari ke-1. Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus
haid
2. Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi :
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone - releasing hormone) yang
dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan
FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone- releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin
3. Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1. Masa menstruasi
Berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput
rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon
ovarium berada dalam kadar paling rendah
2. Masa proliferasi
 Dimulai dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14.
 Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana
terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk
mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin.
 Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke- 12
sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur
(disebut ovulasi)
3.Masa sekresi.
Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan
endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi
(perlekatan janin ke rahim)
4. Mekanisme Siklus Menstruasi
 Pada setiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh Lobus anterior hipofisis
yang menyebabkab beberapa folikel primer berkembang dalam
ovarium.
 Folikel primer berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat
esterogen,
 Esterogen menekan FSH, sehingga lobus anterior hipofisis
mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua yaitu LH (luteinizing
hormone)
 Produksi FSH dan LH dipengaruhi RH (relasing hormones) yang
disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis
 Dibawah pengruh RH folikel de graff semakin lama semakin matang
dan makin banyak mengeluarkan likuor folikuli yang mengandung
esterogen.
 Esterogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium menyebabkan
endometrium tumbuh (menebal) yang disebut masa proliferasi
 Dibawah pengaruh LH folikel de graff menjadi lebih matang,
mendekati permukaan ovarium, dan kemudian terjadi ovulasi.
 Setelah ovulasi terjadi, terbentuklah korpus rubrum(berwarna merah)
yang akan menjadi korpus luteum (berwarna kuning).
 Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Hormon
progesteron mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah
berproliferasi menyebabkan kelenjar-kelenjarnya berlekuk-lekuk dan
bersekresi (masa sekresi)
 Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi yang
menyebabkan kadar esterogen dan progesteron menurun, sehingga
terjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang
nekrotik, yang disebut masa mestruasi.
 Bilamana ada pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum
dipertahankan dan berkembang menjadi korpus luteum graviditatis
Gambar 2.1 Hormone – hormone yang mengatur siklus menstruasi
(Mira. 2009)
Mira. 2009. Faktor-faktor menstruasi http://eprints.undip.ac.id/23670/1/Rima_A.pdf. diakses
tanggal 31 maret 2015

1f
Intensitas Nn. Ita dikategorikan berlebihan, karena Nn Ita melakukan aktivitas olahraga 2 jam
tanpa henti setiap hari, seharusnya Nn Ita melakukan aktivitas olahraga selama 30-45 menit
dan dilakukan 3-4 kali dalam seminggu.

2c Kebutuhan kalori Nn Ita seharusnya adalah


KET = KEB + AF
= 1544 + 1000
= 2544 tiap berolahraga per hari

6b. Tingkat kesadaran

Tingkat kesadaran seseorang dapat dinilai dengan dua cara, yaitu kualitatif atau
kuantitatif. Penilaian tingkat kesadaran secara kualitatif adalah sebagai berikut:
a. Compos mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
b. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh.
c. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-
teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
d. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah
dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
e. Stupor (soporocomatose), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri.
f. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga
tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
Penilaian kesadaran seseorang secara kuantitatif adalah dengan GCS (Glasgow Coma
Scale):
1. Menilai respon membuka mata (E)
(4) : spontan
(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).
(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku
jari)
(1) : tidak ada respon
2. Menilai respon Verbal/respon Bicara (V)
(5) : orientasi baik
(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi
tempat dan waktu.
(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak
dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)
(2): suara tanpa arti (mengerang)
(1): tidak ada respon

3. Menilai respon motorik (M)


(6) : mengikuti perintah
(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri)
(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus
saat diberi rangsang nyeri)
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki
extensi saat diberi rangsang nyeri).
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari
mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada respon

Anda mungkin juga menyukai