Dosen Pengampu :
Dra. Mardiningsih, M.Pd
Disusun Oleh :
Manajemen Sore 1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia, yaitu
makalah tentang ejaan dan tanda baca ini dengan lancar.
Shalawat serta salam tak lupa kami panjatkan kepada Rasulullah SAW
yang telah menuntun kami dari jalan yang gelap ke jalan yang terang.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen bahasa
Indonesia kami, ibu Dra. Mardiningsih, M.Pd selaku dosen bahasa Indonesia di
Universitas Merdeka Kota Pasuruan yang telah memberikan kami ilmu sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat.
Makalah ini kami buat sebagaimana mestinya dan tanpa rekayasa.
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Namun, makalah ini
tidak lengkap tanpa ada kritikan dan saran dari pembaca. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih
bermanfaat.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami dan semuanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ........................................................................................... 35
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1) Menunjukkan dan menjelaskan kaidah penulisan ejaan.
2) Menunjukkan dan menjelaskan kaidah penempatan tanda baca.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2) Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima
huruf, yaitu a, e, i ,o , dan u.
3) Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia atas 21 huruf,
yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
4) Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan
dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
6) Huruf Kapital
(1) Kaidah penulisan huruf kapital yang benar :
a. Untuk menuliskan huruf pertama kata awal kalimat;
b. Untuk menuliskan huruf pertama petikan langsung;
c. Untuk menuliskan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata gantinya;
6
d. Untuk menuliskan hurufpertama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang dikuti nama orang;
e. Untuk menuliskan huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang;
f. Untuk menuliskan huruf pertama nama orang;
g. Untuk menuliskan huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa;
h. Untuk menuliskan huruf pertama tahun, butan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah;
i. Untuk menuliskan huruf pertama nama khas dalam geografi;
j. Untuk menuliskan huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan
dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi;
k. Untuk menuliskan huruf pertama (kecuali partikel) nama buku, majalah, surat
kabar, dan judul karangan;
l. Untuk menuliskan singkatan nama gelar dan sapaan;
m. Untuk menuliskan huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata
ganti atau sapaan.
b. Huruf besar tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak dikuti nama orang.
Contoh:
a) Pangkatnya adalah letnan jenderal. (Betul)
b) Pangkatnya adalah Letnan Jenderal. (Salah)
7
c. Huruf besar tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama nama bangsa, suku,
dan bahasa yang bukan merupakan nama diri.
Contoh:
a) Bahasa Inggris merupakan bahasa asing bagi orang Indonesia. (Betul)
b) Bahasa Inggris merupakan Bahasa Asing bagi orang Indonesia. (Salah)
d. Huruf besar tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama nama khas dalam
geografi yang bukan merupakan nama diri.
Contoh:
a) Saya berlibur ke pantai. (Betul)
b) Saya berlibur ke Pantai. (Salah)
e. Huruf besar tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama nama resmi badan,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi yang
tidak diikuti nama diri.
Contoh:
a) Hal itu bertentangan dengan undang-undang dasar kita. (Betul)
b) Hal itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar kita. (Salah)
f. Huruf besar tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Contoh:
a) Andi baru saja mengatar adiknya ke sekolah. (Betul)
b) Andi baru saja mengatar Adiknya ke sekolah. (Salah)
7) Huruf Miring
(1) Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama
surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
(2) Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
8
(3) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah atau bahasa asing
8) Huruf Tebal
(1) Huruf Tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring.
(2) Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti
judul buku, bab, atau subbab.
5) Pemenggalan kata
(1) Pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya: Ku-ah
b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal. Misalnya:Pan-dai
10
c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum
konsonan itu. Misalnya: Ba-pak
d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutsn,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya: Ap-ril
e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang
masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di
antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya: Ul-tra
11
7) Penulisan Partikel
Tentang penulisan partikel terdapat tiga macam, yaitu
(1) Partikel –lah, -kah, dan – tah ditulis serangkaian dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya: Sapulah lantai itu dengan bersih!
(2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya: Apa pun makanannya, minumnya tetap air putih.
Catatan:
Partikel pun yang merupakan unsur penghubung ditulis serangkai.
Misalnya: Meskipun banyak makan, Evi tetap kurus.
(3) Partikel per yang berarti „demi‟, „tiap‟, atau „mulai‟ ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Misalnya: Ibu menghitung satu per satu buah yang didapat.
(2) Akronim
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya: BIN Badan Intelejen Negara
b. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata
atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya: Kalteng Kalimantan Tengah
c. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata
atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya: pemilu pemilihan umum
(3) Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf
supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.
(4) Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan
waktu serta (b) nilai uang.
Misalnya:
0,5 sentimeter
5 kilogram
4 hektare
Rp5.000,00
(5) Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau
kamar. Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15
(6) Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya:
Surah Yasin: 9
(7) Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
14
a. Bilangan Utuh
Misalnya:
dua belas (12)
b. Bilangan Pecahan
Misalnya:
setengah atau seperdua ( ½ )
(8) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
abad XX
abad ke-20
(9) Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
(10) Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam
peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(11) Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf
dilakukan seperti berikut.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus
ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
(12) Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Kelapadua
15
Kata ganti terikat ku, kau, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikuti atau yang mendahuluinya. Misalnya, kukatakan, kauserahkan, penaku,
pensilmu, jaketnya.
Akan tetapi, kata ganti bebas aku, engkau, kamu, dan dia ditulis terpisah dari
kata yang mengikuti atau yang mendahuluinya. Misalnya, aku katakan, engkau
rasakan, kamu baca, buku dia.
16
‘ain ( عArab) di akhir suku kata
menjadi k
cc di depan e dan i menjadi ks
(
’i‘ tiqād iktikad accent aksen
)داقثعإ
mu‘jizat mukjizat accessory aksesori
( )ةزجعم
ḥa ( حArab) menjadi h
jim ( جArab) menjadi j
ḥākim ( )مكاح hakim
jāriyah ( )ةيراج jariah
iṣlāḥ ( ) حالصإislah
18
janāzah ( )ةزانج jenazah ph menjadi f
phase fase
kha ( خArab) menjadi kh physiology fisiologi
khusus
khuṣūṣ ( )صوصخ
makhlūq ( )قولخم makhluk
ps tetap ps
pseudo pseudo
ng tetap ng
psychiatry psikiatri
kontingen
contingent
congres kongres
pt tetap pt
pterosaur pterosaur
oe (oi Yunani) menjadi e
pteridology pteridology
foetus fetus
oestrogen estrogen
q menjadi k
aquarium akuarium
oo (Belanda) menjadi o
frequency frekuensi
komfoor
kompor
qaf ( قArab) menjadi k
provoost provos
‘aqīqah ( )ع ق ي قت akikah
maqām ( )م قام makam
oo (Inggris) menjadi u
cartoon kartun
rh menjadi r
proof pruf
rhapsody rapsodi
rhombus rombus
oo (vokal ganda) tetap oo
zoology
sin ( سArab) menjadi s
zoologi
asās ( )ساسأ asas
coordination koordinasi salām ( )مالس salam
19
ṣad ( صArab) menjadi s ua tetap ua
‘aṣr ( )رصع asar aquarium akuarium
muṣībah ( )ةبيصم musibah dualisme dualism
-or (Inggris), -eur (Belanda) menjadi -wi, -wiyyah (Arab) menjadi -wi, -
-ur, -ir wiah
director, directeur direktur dunyāwī ()دن ياوى duniawi
kimiyāwī( )ک يم ياوىkimiawi
-or tetap -or
27
3) Tanda hubung digunakan untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang
dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja
satu-satu
Contoh:
10-03-2021
m-a-k-a-n-a-n
4) Tanda hubung dapat digunakan untuk memperjelas hubungan bagian kata
atau ungkapan.
Contoh:
ber-ekor
meng-urus
5) Tanda hubung digunakan untuk merangkai
(1) Se- yang diikuti kata dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Kalimantan);
(2) Ke- dengan angka (peringkat ke-5);
(3) Angka dengan -an (tahun 2000-an);
(4) Kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H, sinar-
X, ber-SIM);
(5) Kata dengan kata ganti Tuhan (kuasa-Mu, atas karunia-Nya);
(6) Huruf dan angka (A-4, D-2, S2, S3); dan
(7) Kata ganti-ku, -mu, dan-nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital
(SKCK-ku, SIM-nya, KK-mu).
33
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1) Ejaan terdiri dari pemakaian huruf , penulisan kata, dan penulisan unsur
serapan. Pemakaian huruf terdapat 8 macam, antara lain huruf abjad, vokal,
konsonan, diftong, gabungan huruf konsonan, kapital, miring, dan tebal.
Sedangkan penulisan kata terdapat 11 macam, antara lain penulisan kata
dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, gabungan kata pemenggalan kata, kata
depan, partikel, singkatan dan akronim, angka dan lambang bilangan, kata
ganti, dan kata si dan sang.
2) Pemakaian tanda baca terdapat 15 macam, antara lain tanda titik, tanda koma,
tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya,
tanda seru, tanda elipsis, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung, tanda
kurung siku, tanda garis miring, dan tanda penyingkat atau apostrof.
3.2 Saran
1) Bagi pembaca, dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat
mengaplikasikan penulisan yang baik dan benar pada kehidupan sehari-hari
karena kesalahan penulisan kata dan penempatan tanda baca dapat
memengaruhi arti bacaan.
2) Bagi penulis, dengan adanya makalah ini diharapkan penulis dapat lebih
memerhatikan penulisan kata dan penempatan tanda baca sehingga dapat
digunakan untuk bekal penulisan karya ilmiah, skripsi, dan lain-lain.
34
DAFTAR PUSTAKA
Eko Sugiarto. 2017. KITAB PUEBI Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. Dari Ipusnas, (Online), (aplikasi Ipusnas),
diakses 17 Maret 2021.
Tim Redaksi BIP. 2018. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan
Pembentukan Istilah. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Dari Ipusnas,
(Online), (aplikasi Ipusnas), diakses 17 Maret 2021.
Tim Grasindo. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI dan
Pembentukan Istilah. Jakarta: Grasindo. Dari Ipusnas, (Online), (aplikasi
Ipusnas), diakses 11 Maret 2021.
Weni Rahayu, S.S. 2019. Master EBI Ejaan Bahasa Indonesia. Temanggung:
Desa Pustaka Indonesia. Dari Ipusnas, (Online), (aplikasi Ipusnas), diakses
11 Maret 2021.
35
LAMPIRAN
Gambar 1
36
Gambar 2
37
38
Analisis
39