Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

EJAAN DAN TANDA BACA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :
Dra. Mardiningsih, M.Pd

Disusun Oleh :
Manajemen Sore 1

1. Diah Puteri Mustikarini (2061201002823)


2. Evi Tri Nuryani (2061201002831)
3. Juliana Siska (2061201002854)
4. M. Birrul Alimil Khazam (2061201002861)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia, yaitu
makalah tentang ejaan dan tanda baca ini dengan lancar.
Shalawat serta salam tak lupa kami panjatkan kepada Rasulullah SAW
yang telah menuntun kami dari jalan yang gelap ke jalan yang terang.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen bahasa
Indonesia kami, ibu Dra. Mardiningsih, M.Pd selaku dosen bahasa Indonesia di
Universitas Merdeka Kota Pasuruan yang telah memberikan kami ilmu sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat.
Makalah ini kami buat sebagaimana mestinya dan tanpa rekayasa.
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Namun, makalah ini
tidak lengkap tanpa ada kritikan dan saran dari pembaca. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih
bermanfaat.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami dan semuanya.

Pasuruan, Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 1
1.3 Tujuan .......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 2


2.1 Kaidah Penulisan Ejaan ................................................................ 2
2.1.1 Pemakaian Huruf............................................................... 2
2.1.2 Penulisan Kata .................................................................. 8
2.1.3 Penulisan Unsur Serapan ................................................... 15
2.2 Kaidah Penempatan Tanda Baca ................................................... 22
2.2.1 Tanda Titik (.) ................................................................... 22
2.2.2 Tanda Koma (,) ................................................................. 23
2.2.3 Tanda Titik Koma (;)......................................................... 25
2.2.4 Tanda Titik Dua (:)............................................................ 25
2.2.5 Tanda Hubung (-) .............................................................. 26
2.2.6 Tanda Pisah (–) ................................................................. 28
2.2.7 Tanda Tanya (?) ................................................................ 28
2.2.8 Tanda Seru (!) ................................................................... 29
2.2.9 Tanda Elipsis (...) .............................................................. 29
2.2.10 Tanda Petik (“) .................................................................. 29
2.2.11 Tanda Petik Tunggal („…‟) ............................................... 30
2.2.12 Tanda Kurung ((…)) ......................................................... 30
2.2.13 Tanda Kurung Siku ([…]) ................................................. 31
2.2.14 Tanda Garis Miring (/) ...................................................... 31
iii
2.2.15 Tanda Penyingkat atau Apostrof („) ................................... 32

BAB III PENUTUP ................................................................................ 33


3.1 Simpulan ...................................................................................... 33
3.2 Saran ............................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 34

LAMPIRAN ........................................................................................... 35

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belakangan ini masih banyak penulisaan ejaan dan penempatan tanda baca
yang kurang tepat pada suatu penulisan. Selain itu, masih banyak orang yang
belum mengetahui tentang perubahan ejaan baru dari EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan) menjadi EBI (Ejaan Bahasa Indonesia).
Mengingat pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara, maka
penting sekali sebagai warga negara untuk mempelajari ejaan dan tanda baca yang
baik dan benar sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 50 tahun 2015.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana kaidah penulisan ejaan?
2) Bagaimana kaidah penempatan tanda baca?

1.3 Tujuan
1) Menunjukkan dan menjelaskan kaidah penulisan ejaan.
2) Menunjukkan dan menjelaskan kaidah penempatan tanda baca.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kaidah Penulisan Ejaan


2.1.1 Pemakaian Huruf
1) Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasan indonesia terdiri atas 26 huruf
berikut: a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, dan z.

2) Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima
huruf, yaitu a, e, i ,o , dan u.

3) Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia atas 21 huruf,
yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

4) Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan
dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

5) Gabungan Huruf Konsonan


Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan
satu bunyi konsonan.

6) Huruf Kapital
(1) Kaidah penulisan huruf kapital yang benar :
a. Untuk menuliskan huruf pertama kata awal kalimat;
b. Untuk menuliskan huruf pertama petikan langsung;
c. Untuk menuliskan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata gantinya;
6
d. Untuk menuliskan hurufpertama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang dikuti nama orang;
e. Untuk menuliskan huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang;
f. Untuk menuliskan huruf pertama nama orang;
g. Untuk menuliskan huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa;
h. Untuk menuliskan huruf pertama tahun, butan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah;
i. Untuk menuliskan huruf pertama nama khas dalam geografi;
j. Untuk menuliskan huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan
dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi;
k. Untuk menuliskan huruf pertama (kecuali partikel) nama buku, majalah, surat
kabar, dan judul karangan;
l. Untuk menuliskan singkatan nama gelar dan sapaan;
m. Untuk menuliskan huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata
ganti atau sapaan.

(2) Penulisan huruf kapital yang salah beserta pembenarannya


a. Huruf besar tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak dikuti nama orang.
Contoh:
a) Hasanudin adalah sultan Makassar. (Betul)
b) Hasanudin adalah Sultan Makassar. (Salah)

b. Huruf besar tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak dikuti nama orang.
Contoh:
a) Pangkatnya adalah letnan jenderal. (Betul)
b) Pangkatnya adalah Letnan Jenderal. (Salah)

7
c. Huruf besar tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama nama bangsa, suku,
dan bahasa yang bukan merupakan nama diri.
Contoh:
a) Bahasa Inggris merupakan bahasa asing bagi orang Indonesia. (Betul)
b) Bahasa Inggris merupakan Bahasa Asing bagi orang Indonesia. (Salah)

d. Huruf besar tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama nama khas dalam
geografi yang bukan merupakan nama diri.
Contoh:
a) Saya berlibur ke pantai. (Betul)
b) Saya berlibur ke Pantai. (Salah)

e. Huruf besar tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama nama resmi badan,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi yang
tidak diikuti nama diri.
Contoh:
a) Hal itu bertentangan dengan undang-undang dasar kita. (Betul)
b) Hal itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar kita. (Salah)

f. Huruf besar tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Contoh:
a) Andi baru saja mengatar adiknya ke sekolah. (Betul)
b) Andi baru saja mengatar Adiknya ke sekolah. (Salah)

7) Huruf Miring
(1) Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama
surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
(2) Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

8
(3) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah atau bahasa asing

8) Huruf Tebal
(1) Huruf Tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring.
(2) Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti
judul buku, bab, atau subbab.

2.1.2 Penulisan Kata


1) Penulisan Kata Dasar
Kata Dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya: Buku itu sangat tebal.

2) Penulisan Kata Berimbuhan


Tentang kata berimbuhan, imbuhannya (baik awalan, sisipan, maupun sisipan)
selalu ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Akan tetapi, bila kata tersebut
berupa gabungan bentuk dasar, diatur sebagai berikut.
(1) Jika gabungan tersebut mendapatkan awalan atau akhiran, awalan atau
akhiran tersebut ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya. Contoh : lipat gandakan, berlipat ganda.
(2) Jika gabungan tersebut sekaligus mendapatkan awalan dan akhiran, maka
semuanya ditulis serangkai. Contoh : melipatgandakan, dilipatgandakan.

3) Penulisan Bentuk Ulang


Penulisan secara lengkap diterapkan dalam naskah-naskah resmi. Dalam
tulisan-tulisan cepat atau catatan pribadi penggunaan angka 2 masih
diperkenankan. Sebenarnya, tidak hanya kata ulang yang menggunakan tanda
hubung. Kata dasar pengulangan bunyi (yang biasa disebut kata ulang semu) pun
menggunakan tanda hubung di antaranya unsur-unsurnya.
Contoh : Kupu-kupu, Kura-kura
9
4) Penulisan Gabungan Kata
Tentang gabungan kata yang lazimnya disebut kata majemuk, baik
merupakan kata maupun istilah, bagian-bagiannya pada umumnya ditulis terpisah.
Tetapi, apabila gabungan kata itu dapat menimbulkan salah baca dapat diberi
tanda hubung sebagai penegas pertalian arti antar unsurnya. Misalnya, buku
sejarah baru apabila tidak diberi tanda akan menimbulkan keraguan arti. Yang
baru itu apa? Bukunya kah atau sejarahnya? Oleh sebab itu, perlu diberi tanda.
Apabila yang baru itu bukunya, maka tanda hubung diletakkan di antara buku dan
sejarah. Sebaliknya, apabila yang baru itu sejarah, maka tanda hubung diletakkan
di antara sejarah dan baru. Jadi, dengan pemakaian tanda hubung dapat dibedakan
pertalian arti kelompok kata berikut.
buku-sejarah baru (yang baru adalah buku)
buku sejarah-baru (yang baru adalah sejarah)
Kemungkinan lain adalah gabungan kata yang salah satu unsurnya berupa
bentuk terikat, penulisannya digabungkan. Jadi, bentuk maha, anti, a, non, dan pra
diserangkaikan dengan bentuk dasar yang mengikutinya sehingga menjadi
mahasiswa, antinarkoba, amorai, nonpartisan, dan prasejarah. Akan tetapi, apabila
bentuk yang mengikuti bentuk terikat itu bukan bentuk dasar, penulisannya tetap
dipisahkan, misalnya maha pengasih, anti pemerkosaan.
Terakhir, gabungan kata yang bagian-bagiannya sudah dianggap satu
kesatuan ditulis serangkai, baik yang berasal dari unsur serapan maupun unsur
bahasa Indonesia asli. Misalnya, wasalam, halalbihalal, alhamdulilah, apabila,
sekaligus, matahari, hulibalang, dan sendratari.

5) Pemenggalan kata
(1) Pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya: Ku-ah
b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal. Misalnya:Pan-dai

10
c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum
konsonan itu. Misalnya: Ba-pak
d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutsn,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya: Ap-ril
e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang
masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di
antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya: Ul-tra

(2) Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar


dan unsur pembentukannya.
Misalnya: ber-jalan
(3) Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu
dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara
unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya: biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
(4) Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal
di antara unsur-unsurnya.
Misalnya: Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir-Alisjahbana
(5) Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak
dipenggal.
Misalnya: R.Ng. Rangga Warsita

6) Penulisan Kata Depan


Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali dalam gabungan kata yang sudah padu benar, misalnya kepada, kemari,
daripada.

11
7) Penulisan Partikel
Tentang penulisan partikel terdapat tiga macam, yaitu
(1) Partikel –lah, -kah, dan – tah ditulis serangkaian dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya: Sapulah lantai itu dengan bersih!
(2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya: Apa pun makanannya, minumnya tetap air putih.
Catatan:
Partikel pun yang merupakan unsur penghubung ditulis serangkai.
Misalnya: Meskipun banyak makan, Evi tetap kurus.
(3) Partikel per yang berarti „demi‟, „tiap‟, atau „mulai‟ ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Misalnya: Ibu menghitung satu per satu buah yang didapat.

8) Singkatan dan Akronim


(1) Singkatan
a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan
tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
A.H Nasution Abdul Haris Nasution
S.E. Sarjana Ekonomi

b. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata


a) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa
tanda titik.
Misalnya: NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
b) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya: PT Perseroan Terbatas
12
c. Singkatan yang terdiri dari atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan titik.
Misalnya: dll. Dan lain-lain
d. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-
menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya: a.n. atas nama
e. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik.
Mislanya: cm sentimeter

(2) Akronim
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya: BIN Badan Intelejen Negara
b. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata
atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya: Kalteng Kalimantan Tengah
c. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata
atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya: pemilu pemilihan umum

9) Penulisan Angka dan Lambang Bilangan


Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500),
M (1.000), V (5.000), M (1.000.000).
(1) Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
a. Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
b. Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100
minibus, dan 250 sedan.
13
(2) Bilangan pada awal kalimat
a. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
Catatan: Penulisan berikut dihindari.
50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
b. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata, susunan kalimatnya diubah.
Misalnya: Panitia mengundang 250 orang peserta.
Catatan: Penulisan berikut dihindari.
250 orang peserta diundang panitia.

(3) Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf
supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.
(4) Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan
waktu serta (b) nilai uang.
Misalnya:
0,5 sentimeter
5 kilogram
4 hektare
Rp5.000,00
(5) Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau
kamar. Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15
(6) Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya:
Surah Yasin: 9
(7) Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
14
a. Bilangan Utuh
Misalnya:
dua belas (12)
b. Bilangan Pecahan
Misalnya:
setengah atau seperdua ( ½ )
(8) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
abad XX
abad ke-20
(9) Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
(10) Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam
peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(11) Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf
dilakukan seperti berikut.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus
ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
(12) Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Kelapadua

10) Kata Ganti

15
Kata ganti terikat ku, kau, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikuti atau yang mendahuluinya. Misalnya, kukatakan, kauserahkan, penaku,
pensilmu, jaketnya.
Akan tetapi, kata ganti bebas aku, engkau, kamu, dan dia ditulis terpisah dari
kata yang mengikuti atau yang mendahuluinya. Misalnya, aku katakan, engkau
rasakan, kamu baca, buku dia.

11) Kata si dan sang


Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.

2.1.3 Penulisan Unsur Serapan


Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai
bahasa, baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun
dari bahasa asing, seperti bahasa Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan
Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum
sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti force majeur, de facto, de
jure, dan l'exploitation de l'homme par l'homme. Unsur unsur itu dipakai dalam
konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih
mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, penyerapan
diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih
dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu adalah sebagai berikut.
a (Arab, bunyi pendek atau bunyi ‘ain ( ‫ع‬Arab) pada awal suku kata
menjadi a, i, u
panjang) menjadi a (bukan o)
‘ajā’ib ( )‫بئاجع‬ Ajaib
mażhab ( )‫بهذم‬ Mazhab ‘ilm ( )‫ملع‬ ilmu
ṣaḥābat ( )‫ةباحص‬ sahabat

16
‘ain ( ‫ع‬Arab) di akhir suku kata
menjadi k
cc di depan e dan i menjadi ks
(
’i‘ tiqād iktikad accent aksen
)‫داقثعإ‬
mu‘jizat mukjizat accessory aksesori
( )‫ةزجعم‬

cch dan ch di depan a, o, dan


aa (Belanda) menjadi a
konsonan menjadi k
paal pal
saccharin sakarin
baal bal
charisma karisma

ae tetap ae jika tidak bervariasi


ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
dengan e
echelon eselon
aerobe aerob
machine mesin
aerodinamics aerodinamika

ch yang lafalnya c menjadi c


ae, jika bervariasi dengan e,
charter carter
menjadi e
chip cip
haemoglobin hemoglobin
haematite hematit
ck menjadi k
check cek
ai tetap ai
ticket tiket
trailer trailer
caisson kaison
ç (Sanskerta) menjadi s
çabda sabda
au tetap au
çastra sastra
audiogram audiogram
autotroph autotroph
ḍad ( ‫ض‬Arab) menjadi d
’afḍal ( )‫لضفأ‬ afdal
c di depan a, u, o, dan konsonan
ḍa’īf ( )‫فيعض‬ daif
menjadi k
calomel kalomel
construction konstruksi e tetap e
effect efek
description deskripsi
c di depan e, i, oe, dan y menjadi
s
central sentral ea tetap ea
cent sen idealist idealis
habeas habeas
cc di depan o, u, dan konsonan
menjadi k ee (Belanda) menjadi e
accomodation akomodasi stratosfeer stratosfer
acculturation akulturasi systeem sistem
17
ei tetap ei hamzah ( ‫ء‬Arab) yang diikuti oleh
eicosane Eikosan vokal menjadi a, i, u
eidetic Eidetic ’amr ( )‫رمأ‬ amar
mas’alah ( )‫ةلأسم‬ masalah
eo tetap eo
stereo Stereo hamzah ( ‫ء‬Arab) di akhir suku
geometry Geometri kata, kecuali di akhir kata, menjadi
k
ta’wīl ( )‫ ليوأث‬takwil
eu tetap eu
ma’mūm ( )‫مومأم‬ makmum
Neutron Neutron
eugenol Eugenol
hamzah ( ‫ء‬Arab) di akhir kata
dihilangkan
fa ( ‫ف‬Arab) menjadi f
imla
afdal imlā’ ( )‫ءالمإ‬
ʼafḍal ( )‫لضفأ‬ istinja/tinj
istinjā’ ( )‫ءاجنثسإ‬
‘ārif ( )‫فراع‬ arif a

i (Arab, bunyi pendek atau bunyi


f tetap f
panjang) menjadi i
fanatic fanatik ʼi‘tiqād ( )‫داقثعإ‬ iktikad
muslim ( )‫ملسم‬ muslim
factor faktor

i pada awal suku kata di depan


gh menjadi g vokal tetap i
iambus iambus
ghanta genta
ion ion
sorghum sorgum
ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya
i
gain ( ‫غ‬Arab) menjadi g
politiek politik
gaib
gā‟ib ( )‫بئاغ‬ riem rim
magfirah ( )‫ةرفغم‬ magfirah
ie tetap ie jika lafalnya bukan i
gue menjadi ge variety
ige
igue varietas
gigue gige
patient pasien

ḥa ( ‫ح‬Arab) menjadi h
jim ( ‫ج‬Arab) menjadi j
ḥākim ( )‫مكاح‬ hakim
jāriyah ( )‫ةيراج‬ jariah
iṣlāḥ ( )‫ حالصإ‬islah
18
janāzah ( )‫ةزانج‬ jenazah ph menjadi f
phase fase
kha ( ‫خ‬Arab) menjadi kh physiology fisiologi
khusus
khuṣūṣ ( )‫صوصخ‬
makhlūq ( )‫قولخم‬ makhluk
ps tetap ps
pseudo pseudo
ng tetap ng
psychiatry psikiatri
kontingen
contingent
congres kongres
pt tetap pt
pterosaur pterosaur
oe (oi Yunani) menjadi e
pteridology pteridology
foetus fetus
oestrogen estrogen
q menjadi k
aquarium akuarium
oo (Belanda) menjadi o
frequency frekuensi
komfoor
kompor
qaf ( ‫ق‬Arab) menjadi k
provoost provos
‘aqīqah ( )‫ع ق ي قت‬ akikah
maqām ( )‫م قام‬ makam
oo (Inggris) menjadi u
cartoon kartun
rh menjadi r
proof pruf
rhapsody rapsodi
rhombus rombus
oo (vokal ganda) tetap oo
zoology
sin ( ‫س‬Arab) menjadi s
zoologi
asās ( )‫ساسأ‬ asas
coordination koordinasi salām ( )‫مالس‬ salam

ou menjadi u jika lafalnya u


śa ( ‫ث‬Arab) menjadi s
gouverneur gubernur
aśiri ( )‫ىريثأ‬ asiri
coupon kupon ḥadiś ( )‫ثيدح‬ hadis

19
ṣad ( ‫ص‬Arab) menjadi s ua tetap ua
‘aṣr ( )‫رصع‬ asar aquarium akuarium
muṣībah ( )‫ةبيصم‬ musibah dualisme dualism

syin ( ‫ش‬Arab) menjadi sy ue tetap ue


‘āsyiq ( )‫قشاع‬ asyik consequent konsekuen
‘arsy ( )‫شرع‬ arasy duet duet

sc di depan a, o, u, dan konsonan ui tetap ui


menjadi sk conduite konduite
scandium skandium equinox ekuinoks
scotopia skotopia
uo tetap uo
sc di depan e, i, dan y menjadi s fluorescein fluoresein
scenography senografi quorum kuorum
scintillation sintilasi
uu menjadi u
sch di depan vokal menjadi sk lectuur lektur
schema skema prematuur premature
schizophrenia skizofrenia
v tetap v
t di depan i menjadi s jika lafalnya s evacuation evakuasi
actie aksi television televisi
ratio rasio
wau ( patet (barA‫و‬w
ṭa ( ‫ط‬Arab) menjadi t jadwal ( )‫لودج‬ jadwal
khaṭṭ ( ) ّ ‫خط‬ khat taqwā ( )‫ىوقث‬ takwa
muṭlaq ( )‫قلطم‬ mutlak
wau ( ‫و‬Arab, baik satu maupun dua
th menjadi t konsonan) yang didahului u
theocracy teokrasi dihilangkan
orthography ortografi nahwu ( )‫وحن‬ nahu
nubuwwah ( ) ّ ‫نبوّة‬ nubuat
u tetap u
unit unit aw (diftong Arab) menjadi au,
nucleolus nukleolus termasuk yang diikuti konsonan
awrāt ( )‫ةروع‬ aurat
hawl ( )‫لوه‬ haul
u (Arab, bunyi pendek atau bunyi
panjang) menjadi u
rukū’ ( )‫عوكر‬ rukuk x pada awal kata tetap x
syubḥāt ( )‫ ث اهبش‬syubhat xanthate xantat
xenon xenon
20
ażān ( )‫ناذأ‬ azan
iżn ( )‫نذإ‬ izin
x pada posisi lain menjadi ks
executive eksekutif
express ekspres ẓa ( ‫ظ‬Arab) menjadi z
ḥāfiẓ ( )‫ظفاح‬ hafiz
ta‘ẓīm ( )‫ميظعث‬ takzim
xc di depan e dan i menjadi ks
exception eksepsi
excess ekses Konsonan ganda diserap menjadi
konsonan tunggal, kecuali kalau
xc di depan a, o, u, dan konsonan
dapat membingungkan.
menjadi ksk
excavation ekskavasi Misalnya:
excommunication ekskomunikasi accu aki
„allāmah alamah
commission komisi
y tetap y jika lafalnya y
yakitori yakitori
yangonin yangoni Perhatikan penyerapan berikut!
ʼAllah Allah
y menjadi i jika lafalnya ai atau i Mass massa
dynamo dinamo
propyl propil Catatan: Unsur serapan yang sudah
lazim dieja sesuai dengan ejaan
ya ( ‫ي‬Arab) di awal suku kata menjadi bahasa Indonesia tidak perlu lagi
y diubah.
‘ināyah ( )‫ةيانع‬ inayah
yaqīn ( )‫نيقي‬ yakin Misalnya :

Bengkel nalar Rabu


ya ( ‫ي‬Arab) di depan i dihilangkan
khiyānah ( )‫ةنايخ‬ khianat Dongkrak napas Selasa
qiyās ( )‫سايق‬ kias
Selain kaidah penulisan unsur
z tetap z serapan di atas, berikut ini disertakan
zenith zenit daftar istilah asing yang mengandung
zirconium zirconium akhiran serta penyesuaiannya secara
utuh dalam bahasa Indonesia.
zai ( ‫ز‬Arab) tetap z
aat (Belanda) menjadi –at
ijāzah
( )‫ةزاجإ‬ ijazah
khazāna advocaat advokat
( )‫ةنازخ‬ khazanah
h

–age menjadi -ase


żal ( ‫ذ‬Arab) menjadi z
21
Percentage persentase
Etalage etalase -ic, -ics, dan -ique (Inggris), -iek dan
-ica (Belanda) menjadi -ik, ika
-ah (Arab) menjadi –ah atau –at dialectics, dialektica dialektika
„aqīdah(‫)ع ق يدة‬ akidah logic, logica logika
ʼijāzah (‫ )إجازة‬ijazah
„umrah (‫ )عمرة‬umrah -ic (Inggris), -isch (adjektiva
Belanda) menjadi -ik
-al (Inggris), -eel dan -aal (Belanda) mechanic, mechanisch mekanik
menjadi –al
formal, formee formal -ical (Inggris), -isch (Belanda)
menjadi -is
-ant menjadi -an practical, practisch praktis
Accountant akuntan
Consultant konsultan -ile (Inggris), -iel (Belanda) menjadi
-il
-archy (Inggris), -archie (Belanda) mobile, mobiel mobil
menjadi arki
anarchy, anarchie anarki -ism (Inggris), -isme (Belanda)
menjadi -isme
-ary (Inggris), -air (Belanda) menjadi capitalism, capitalism-kapitalisme
-er communism, communism-
primary, primair primer komunisme

(a)tion (Inggris), -(a)tie (Belanda) -ist menjadi -is


menjadi -asi, -si Egoist egois
action, actie aksi Hedonist hedonis

-eel (Belanda) menjadi -el -ive (Inggris), -ief (Belanda) menjadi


Materieel materiel -if
Moreel morel Communicative, communicatief-
komunikatif
–ein tetap -ein
casein kasein -logue (Inggris), -loog (Belanda)
protein protein menjadi -log
analogue, analoog analog
-i, -iyyah (akhiran Arab) menjadi –i epilogue, epiloog epilog
atau -iah
„ālamī (‫)عال مي‬ alami -logy (Inggris), -logie (Belanda)
ʼinsānī (‫)إن سان ي‬ insani menjadi -logi
22
physiology, physiologie-fisiologi Dictator diktator
Corrector korektor
-oid (Inggris), oide (Belanda)
menjadi -oid -ty (Inggris), -teit (Belanda) menjadi
anthropoid, anthropoide-antropoid -tas
hominoid, hominoide -hominoid quality, kwaliteit kualitas

-oir(e) menjadi -oar -ure (Inggris), -uur (Belanda)


Trotoir trotoar menjadi -ur
Repertoire repertoar culture, cultuur kultur

-or (Inggris), -eur (Belanda) menjadi -wi, -wiyyah (Arab) menjadi -wi, -
-ur, -ir wiah
director, directeur direktur dunyāwī (‫)دن ياوى‬ duniawi
kimiyāwī(‫ )ک يم ياوى‬kimiawi
-or tetap -or

2.2 Kaidah Penempatan Tanda Baca


2.2.1 Tanda Titik (.)
1) Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan.
Contoh : Aku berangkat ke sekolah.
2) Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
(1) Nama buah :
a. Apel
3) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu
Contoh : pukul 17.55.59 (pukul 17 lewat 55 menit 59 detik atau pukul 17, 55
menit, 59 detik)
4) Tanda titik digunakan dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun,
judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan
tempat terbit.
Contoh : Weni Rahayu, S.S. (2019). Master EBI Ejaan Bahasa Indonesia.
Temanggung: Desa Pustaka Indonesia.
23
5) Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang menunjukkan jumlah.
Contoh : Aku membeli apel seharga Rp. 30.00,00/kg

2.2.2 Tanda Koma (,)


1) Tanda koma digunakan untuk pemerincian atau pembilangan
Contoh :
Ibuku membeli pensil, buku, penggaris tadi siang.
2) Tanda koma digunakan dalam kalimat majemuk (setara) sebelum kata
penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan
Contoh :
Reni ingin membeli es krim, tetapi ibunya melarang.
Buku ini bukan punya Rina, melainkan punya Tono.
Aku sedang mengerjakan tugas, sedangkan adikku bermain mobil-mobilan.
3) Tanda koma digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat yang anak
kalimatnya mendahului induk kalimat
Contoh :
Ketika kakak pulang, aku sedang tidak berada di rumah.
4) Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar
kalimat, seperti oleh karena itu, Jadi, dengan demikian, sehubungan dengan
itu, dan meskipun demikian,
Contoh :
Uang bulananku hampir habis. Oleh karena itu, aku harus menghemat
pengeluaran untuk minggu ini.
5) Tanda koma digunakan sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti hai, aduh,
ya, nah, atau wah, dan kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Pak, Kak,
atau Nek.
Contoh :
Wah, aku cantik sekali!
6) Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat
24
Contoh :
Ibu bertanya kepadaku, “Sis, apakah kamu besok libur sekolah?”
7) Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian
alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri
yang ditulis berurutan.
Contoh :
Universitas Merdeka Pasuruan, Jl. Ir. H. Juanda 68, Kelurahan Tapa‟an,
Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan 67129
8) Tanda koma digunakan dalam daftar pustaka untuk memisahkan bagian nama
yang susunannya dibalik.
Contoh :
Pahayu, Veni. 2009. Ensiklopedia Fauna Knes Indonesia Jakarta Mediantara
Semesta
9) Tanda koma digunakan di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau
catatan akhir
Contoh :
Agustinus Wibowo, Titik Nol (Jakarta Gramedia Pustaka Utama 2013), him.
435.
10) Tanda koma digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar akademis
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga
Contoh :
Juliana Siska, S.E.
11) Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen
yang dinyatakan dengan angka
Contoh :
10,5 cm
Rp. 10.500,00
12) Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan
aposisi.
Contoh :
25
Karawang, dahulunya kota lumbung padi nasional, kini telah berubah menjadi
kota industri.
Joko Widodo, Presiden RI, menghadiri peringatan hari Sumpah Pemuda.
13) Tanda koma dapat digunakan di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat untuk menghindari salah baca salah pengertian.
Contoh :
Terhadap berita Bohong, kita harus teliti dan berhati-hati.

2.2.3 Tanda Titik Koma (;)


1) Tanda titik koma dapat digunakan dalam kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara yang lain
Contoh :
Aku mencuci piring; adikku menyapu lantai.
2) Tanda titik koma digunakan pada akhir perincian yang berupa klausa.
Contoh :
Syarat pendaftaran ketua osis adalah Bertakwa kepada Tuhan YME;
Memiliki tekad yang kuat;
3) Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian
dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma
Contoh :
Untuk membuat boneka diperlukan handuk, benang, dan pita; gunting, jarum,
dan mesin jahit.

2.2.4 Tanda Titik Dua (:)


1) Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan
Contoh:
Toko itu menjual berbagai benih: padi, kedelai, dan jagung.
2) Tanda titik dua tidak digunakan jika perincian atau penjelasan itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan
26
Contoh:
Toko itu menjual padi, kedelai, dan jagung.
3) Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian
Contoh :
Penulis : Evi Tri
Editor : Diah Puteri
4) Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan
Contoh:
Evi : “Kenapa lututmu terluka?”
Diah : “Tadi aku terjatuh di jalan.”
5) Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b)
surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta
(d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka
Contoh :
Bobo, XLV, No. 11/2017: 20
Surah Yunus: 25-29
Generasi Hebat: Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkoba
Perahu Kertas. Yogyakarta: Bentang Pustaka

2.2.5 Tanda Hubung (-)


1) Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris
Contoh :
Seorang siswa sekolah dasar berhasil membuat ante-
na dari barang bekas.
2) Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur kata ulang
Contoh :
Kura-kura

27
3) Tanda hubung digunakan untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang
dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja
satu-satu
Contoh:
10-03-2021
m-a-k-a-n-a-n
4) Tanda hubung dapat digunakan untuk memperjelas hubungan bagian kata
atau ungkapan.
Contoh:
ber-ekor
meng-urus
5) Tanda hubung digunakan untuk merangkai
(1) Se- yang diikuti kata dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Kalimantan);
(2) Ke- dengan angka (peringkat ke-5);
(3) Angka dengan -an (tahun 2000-an);
(4) Kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H, sinar-
X, ber-SIM);
(5) Kata dengan kata ganti Tuhan (kuasa-Mu, atas karunia-Nya);
(6) Huruf dan angka (A-4, D-2, S2, S3); dan
(7) Kata ganti-ku, -mu, dan-nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital
(SKCK-ku, SIM-nya, KK-mu).

6) Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan


unsur bahasa daerah atau bahasa asing
Contoh :
di-riweuh-kan (bahasa Sunda, 'direpotkan')
di-sowan-i (bahasa Jawa, 'didatangi)
di-handle
meng-attack
7) Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek
bahasan.
28
Contoh :
Bentuk terikat multi- memiliki makna 'banyak'
Akhiran -ical pada logical dalam bahasa Inggris berubah menjadi -is pada
logis dalam bahasa Indonesia.

2.2.6 Tanda Pisah (–)


1) Tanda pisah dapat digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh :
Pembangunan waduk itu–awalnya ditentang oleh.
Masyarakat–memerlukan waktu setahun lebih.
2) Tanda pisah dapat digunakan juga untuk menegaskan adanya keterangan
aposisi atau keterangan yang lain.
Contoh :
Umar Kayam-penulis buku Para Priyayi–adalah pemeran Presiden Soekarno
dalam film Pengkhianat an G30 S PKI.
Burung cendrawasih–dikenal juga dengan julukan burung.
3) Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang
berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'
Contoh:
Tahun 2020–2021
Tanggal 1–4, Januari 2021
Malang–Pasuruan

2.2.7 Tanda Tanya (?)


1) Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat Tanya.
Contoh :
Dimana rumah kamu?
Berapa jumlah anggota keluargamu?
2) Tanda tanya digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
29
Contoh :
Jumlah karyawan yang melakukan mogok kerja sekitar 180 orang (?)

2.2.8 Tanda Seru (!)


1) Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh :
Wow, cantik sekali sepatunya!

2.2.9 Tanda Elipsis (…)


1) Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Contoh :
Terjadinya kebakaran ... oleh beberapa faktor.
Daerah penghasil cengkeh terbesar di Indonesia adalah ....,
...., berenang-renang ke tepian.
2) Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog
Contoh :
"Nah, yang dimaksud ...ya ...silahkan, Ana!"
"Mari kita lanjutkan ...ah, bel sudah berbunyi.

2.2.10 Tanda Petik (")


1) Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh :
"Kita harus segera menyelesaikan tugas ini," kata ketua kelas.
2) Tanda petik digunakan untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron,
artikel, naskah, atau bab buku yang digunakan dalam kalimat.
Contoh :
Film itu terinspirasi dari puisi berjudul "Hujan Bulan Juni".
30
3) Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal
atau kata dengan arti khusus.
Contoh :
Banyak remaja saat ini yang sudah kecanduan "gawai"

2.2.11 Tanda Petik Tunggal („…‟)


1) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam
petikan lain.
Contoh :
"Ketika kami sedang berbincang-bincang. tiba-tiba Hanif berkata, „Kak,
dipanggil lbu‟, aku pun meninggalkan Rumi sendiri.
2) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata atau ungkapan.
Contoh :
Terdakwa „yang didakwa'
Parasitoma „cacing kecil sebagai parasit dalam tubuh manusia'

2.2.12 Tanda Kurung ((...))


1) Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Contoh :
Pembayaran dapat dilakukan di anjungan tunai mandiri (ATM).
2) Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang
bukan bagian utama kalimat.
Contoh :
Taman Ismail Marzuki (dahulu diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin)
merupakan pusat kesenian dan kebudayaan di Jakarta.
3) Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya
di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.
Contoh :
Adik senang sekali (minuman) teh kemasan.
31
Kami lahir dan besar di (Kota) Lubuk Linggau.
4) Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan
sebagai penanda pemerincian.
Contoh :
Proses pembuatan buku meliputi (a) penulisan naskah, (b) penyuntingan, (c)
penat alet akan, dan (d) pencetakan.

2.2.13 Tanda Kurung Siku ([.])


1) Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam
naskah asli yang ditulis orang lain.
Contoh :
Undang-Undang Dasar [1945] disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945.
2) Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat
penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Contoh :
Pembangunan jalan itu (proses perencanaannya banyak ditentang berbagai
pihak [lihat laporan selengkapnya]) akan mulai dilaksanakan tahun depan.

2.2.14 Tanda Garis Mring (/)


1) Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh :
Nomor: 15/ MR XI/ 2017
Jalan Juanda/ 15
Tahun ajaran 2020/ 2021
2) Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Contoh :
Laki-laki/perempuan
Paket biasa/kilat 'paket biasa atau kilat'
32
3) Tanda garis miring digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam
naskah asli yang ditulis orang lain.
Contoh :
Kong/g/res Pemuda I diadakan tahun 1926.
Malam ini angin ber/h/embus sepoi-sepoi.

2.2.15 Tanda Penyingkat atau Apostrof („)


1) Tanda penyingkat digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata
atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Contoh :
Aku s‟lalu makan sayur (slalu=selalu)
Kamu akan kesini lagi, 'kan?(kan =bukan)

33
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1) Ejaan terdiri dari pemakaian huruf , penulisan kata, dan penulisan unsur
serapan. Pemakaian huruf terdapat 8 macam, antara lain huruf abjad, vokal,
konsonan, diftong, gabungan huruf konsonan, kapital, miring, dan tebal.
Sedangkan penulisan kata terdapat 11 macam, antara lain penulisan kata
dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, gabungan kata pemenggalan kata, kata
depan, partikel, singkatan dan akronim, angka dan lambang bilangan, kata
ganti, dan kata si dan sang.
2) Pemakaian tanda baca terdapat 15 macam, antara lain tanda titik, tanda koma,
tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya,
tanda seru, tanda elipsis, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung, tanda
kurung siku, tanda garis miring, dan tanda penyingkat atau apostrof.

3.2 Saran
1) Bagi pembaca, dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat
mengaplikasikan penulisan yang baik dan benar pada kehidupan sehari-hari
karena kesalahan penulisan kata dan penempatan tanda baca dapat
memengaruhi arti bacaan.
2) Bagi penulis, dengan adanya makalah ini diharapkan penulis dapat lebih
memerhatikan penulisan kata dan penempatan tanda baca sehingga dapat
digunakan untuk bekal penulisan karya ilmiah, skripsi, dan lain-lain.

34
DAFTAR PUSTAKA

Eko Sugiarto. 2017. KITAB PUEBI Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. Dari Ipusnas, (Online), (aplikasi Ipusnas),
diakses 17 Maret 2021.

Masnur Muslich. 2008. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim Redaksi BIP. 2018. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan
Pembentukan Istilah. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Dari Ipusnas,
(Online), (aplikasi Ipusnas), diakses 17 Maret 2021.

Tim Grasindo. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI dan
Pembentukan Istilah. Jakarta: Grasindo. Dari Ipusnas, (Online), (aplikasi
Ipusnas), diakses 11 Maret 2021.

Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan


Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Weni Rahayu, S.S. 2019. Master EBI Ejaan Bahasa Indonesia. Temanggung:
Desa Pustaka Indonesia. Dari Ipusnas, (Online), (aplikasi Ipusnas), diakses
11 Maret 2021.

35
LAMPIRAN
Gambar 1

36
Gambar 2

37
38
Analisis

No Penulisan tidak baku


Kode Penulisan baku
. Ejaan Tanda baca
1. ... disempurnakan. Gambar 1 ... disempurnakan.
latar belakang... Latar belakang...
2. bi- langan Gambar 2 bilangan
3. me- rupakan Gambar 2 merupakan
4. ...antar bahasa. Gambar 3 ...antarbahasa

39

Anda mungkin juga menyukai