TINJAUAN PUSTAKA
Arumanis 143 dengan Saigon, tingginya 3,2 meter, lingkar batangnya 28 cm,
diameter batang 8,9 cm, adapun untuk warna batangnya coklat keabu-abuan,
batangya tegak, bentuk daun lanset, bentuk ujung daunnya runcing, ukuran
panjang daunnya 15,5-24,5 cm dan lebarnya 4,0-6,0 cm, adapun warna daunnya
hijau tua dibagian atas dan hijau muda dibagian bawah, tepi daunnya berombak,
bentuk bunganya bintang, bentuk malai piramida lancip, warna kelopak bunganya
jorong, ukuran buah 7,32-9,12 cm, diameter buah 5,00-5,96 cm, bentuk apex buah
runcing, tipe paruh runcing menonjol, warna kulit buahnya adalah merah dibagian
pangkal dan kuning dibagian ujung, untuk warna daging buahnya kuning, rasa
daging buahnya manis, bentuk bijinya lonjong berlekuk, warna bijinya putih,
26,03 mg/100 gram, berat per buahnya 93-172 gram, dan daya simpannya 6-10
hari setelah panen dalam suhu 22-32oC, hasil per pohonnya mencapai 25-30
kg/pohon/tahun, keunggulan varietas ini adalah umur panen genjah yaitu 90-100
5
6
Kerajaan : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
sebagai berikut : (a). Buah mangga termasuk kelompok buah klimaterik, yang
dihasilkan sebelum terjadi pematangan buah. Hal ini terjadi pada mangga yang
masih di pohon atau yang telah dipanen. (b). Buah mangga mencapai puncak
respirasi pada hari kempat, dan terjadi aktivitas fisiologis yang paling tinggi. Pada
saat tersebut diperlukan sumber energi yang banyak untuk mendukung aktivitas
sel yang meningkat. Hidrolisis pati sudah mulai aktif, namun belum selesai
berlanjut.
Kematangan buah yang siap dikonsumsi dalam keadaan segar, baru akan
terjadi beberapa hari setelah buah mencapai puncak aktivitas biologisnya. Selain
6
7
adalah produksi gas etilen. Etilen adalah senyawa kimia yang secara alami
buah. Biasanya buah-buahan memiliki pola produksi gas etilen yang sejalan
dengan laju respirasinya. Adapun buah Mangga Agri Gardina 45 daya simpannya
yaitu 6-10 hari setelah panen pada suhu 22-32 ̊C. Dan Mangga Agri Gardina 45
2.2.1 Respirasi
dimana laju respirasi tinggi pada saat pembelahan sel, dan menurun pada tahap
pembesaran sel. Selanjutnya laju respirasi dapat tiba-tiba meningkat dan menurun
hal diantaranya adalah jumlah etilen yang dihasilkan serta meningkatnya sintesa
protein dan RNA (Ribose Nucleic Acid). Perubahan pola respirasi yang mendadak
CO2 yang mendadak. Contohnya buah apel, pisang, mangga, adpokat, pepaya,
7
8
peach, tomat. Pada keadaaan tersebut jumlah O2 yang dikeluarkan dan CO2 yang
semangka, ketimun, anggur, limau, jeruk, nanas, arbei, setelah dipanen proses
respirasi CO2 yang dihasilkan tidak terus meningkat, tetapi langsung turun secara
2.2.2 Transpirasi
Transpirasi adalah pengeluaran air dari dalam jaringan produk nabati. Laju
terhadap volume, kerusakan fisik, umur panen) dan faktor eksternal (suhu, RH,
(1999), kehilangan air pada buah-buahan itu terjadi karena faktor transpirasi,
dimana laju transpirasi akan dipengaruhi oleh faktor komoditi dan faktor
lingkungan.
karbohidrat, protein dan lemak) untuk menghasilkan CO2, air dan sejumlah
melakukan proses respirasi serta metabolisme lain sampai bahan tersebut rusak
hasil pertanian menjadi matang dan menjadi tua. Proses matangnya hasil pertanian
8
9
arah hasil pertanian yang dapat dimakan/dapat digunakan dan memberikan hasil
menuju ke arah kerusakan sejak lewat masa optimal (Hadiwiyoto dan Soehardi,
1981).
menambah lapisan lilin alami yang biasanya hilang saat pencucian, dan juga untuk
menambah kilap buah. Keuntungan lain pelilinan adalah menutup luka yang ada
buah atau memperpanjang daya tahan simpan buah bilamana fasilitas pendinginan
(ruang simpan dingin) tidak tersedia. Namun perlu diingat bahwa tidak semua
komoditi buah memiliki respon yang baik terhadap pelilinan. Faktor kritis
pelilinan buah adalah tingkat ketebalan lapisan lilin. Terlalu tipis lapisan lilin
yang terbentuk di permukaan buah membuat pelilinan tidak efektif, namun bila
pelapisan terlalu tebal akan menyebabkan kebusukan buah, Beberapa macam lilin
yang digunakan dalam upaya memperpanjang masa simpan dan kesegaran buah
adalah lilin tebu (sugarcane wax) lilin karnauba (carnauba wax), resin, terpen
resin termoplastik, shellac, lilin lebah madu (beeswax) dan sebagainya. Saat
sekarang lilin komersial siap pakai yang dapat dan sering digunakan para
produsen buah adalah lilin dengan nama dagang atau biasanya dengan label
Brogdex-Britex Wax. Salah satu jenis pelapis lainnya yang dikembangkan selain
9
10
pelapis lilin adalah khitosan, yaitu polisakarida yang berasal dari limbah kulit
potensi yang cukup baik sebagai pelapis buah-buahan misalnya pada tomat dan
leci. Sifat lain khitosan adalah dapat menginduksi enzim chitinase pada jaringan
tanaman yaitu enzim yang dapat mendegradasi khitin yang merupakan penyusun
dinding sel fungi, sehingga ada kemungkinan dapat digunakan sebagai fungisida.
Teknik aplikasi atau penggunaan lilin pada buah dapat dengan menggunakan
artinya jenis buah yang berbeda memerlukan teknik pelilinan yang berbeda
(Pantastico 1996).
hingga mencapai minggu ke 4 dibandingkan dengan tanpa pelilinan dan selain itu
Beberapa syarat yang diperlukan untuk lilin sebagai bahan pelapis antara
lain : tidak mempengaruhi bau dan rasa buah yang dilapisi, mudah kering, tidak
mudah pecah, mengkilap dan licin, tidak menghasilkan permukaan yang tebal,
10
11
Salah satu sumber lilin yang diduga memenuhi syarat tersebut adalah lilin
lebah (beeswax). Lilin lebah menurut Winarno dan Aman (1981), merupakan hasil
sekresi dari lebah madu (Apis mellifica). Madu dapat diekstrak dengan
menggunakan dua cara, yaitu sistem sentrifugal dan pengepresan. Madu yang
diekstrak dengan sentrifugal sisir madu akan tetap utuh sehingga dapat digunakan
lagi, sedangkan ekstrasi madu menggunakan sisir madu yang ditekan atau dipres,
sisir akan hancur. Sisir yang hancur dapat dibuat lilin atau bibit bahan sarang
baru. Hasil sisa pengepresan ini, kemudian dicuci dan dikeringkan, lalu
dipanaskan sehingga menjadi lilin atau malam. Lilin lebah terbagi atas lilin putih
(Cera alba) dan lilin kuning (Cera flava). Rumus molekul lilin lebah adalah
lemak bebas, 10.4-13.6% hidrokarbon, 1-2% air dan 1-1.5% alkohol bebas
(Donhowe and Fennema, 1994). Lilin ini berwarna putih, kuning, sampai coklat,
dengan titik cair 62.8-700C, bobot jenis sebesar 0.952-0.975 pada suhu 20 0C.
Lilin lebah bersifat plastis pada suhu kamar tetapi menjadi keras bila disimpan
pada suhu dingin. Lilin lebah ini banyak digunakan untuk pelilinan produk
hortikultura karena mudah didapat dan harganya murah (Bennet, 1964). Lapisan
lilin untuk produk hortikultura seperti sayuran biasanya digunakan lilin lebah
yang dibuat dalam bentuk emulsi lilin dengan konsentrasi 4- 12% (Setyowati dan
Budiarti, 1992).
Cara pembuatan emulsi lilin lebah Standart 12% menurut Chotimah, 2008
adalah memanaskan 120 ml lilin lebah pada suhu 90-95 ̊ C sampai mencair, lalu
menambahkan 20 ml asam oleat ke dalam lilin yang mencair dan diaduk hingga
11
12
dipertahankan pada 90-95 ̊ C, dan campuran yang telah terbentuk dibiarkan dan
mencapai 1 liter.
dilakukan pengenceran larutan dengan aquades pada saat emulsi telah mencapai
suhu ruang dengan cara dicampur langsung sambil terus diaduk. Untuk formulasi
Perbandingan
% Emulsi
Emulsi lilin 12 % Aquades
4% 1 2
6% 1 1
digunakan untuk membantu menahan air didalam buah dan sayuran selama
melindungi buah dan sayuran dari memar, mencegah kerusakan fisik dan penyakit
12