7579-Article Text-21192-1-10-20140218
7579-Article Text-21192-1-10-20140218
23 (2):77-93 (2013)
ABSTRACT
The research aimed to create a technology policy model in dealing with climate change.The model
focused on rice postharvest technology, which consisted of four sub-models: technology policy evaluation,
technology capabilities measurement, determining the category of climate change, and technology policy
formulation. This study used Analytical Hierarchy Process, Non Numeric MultiExpertMultiCriteria Decision
Making(ME-MCDM), Delphi, and fuzzy inference System. Results of the study were technology policy scenario
in dealing with climate change. Technology policy scenario focused on wet climate change.
Keywords: technology policy, technology policy evaluation, technology capabilities, wet climate, technology
policy formulation
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model kebijakan teknologi dalam menghadapi keragaman
iklim dengan fokus pada kebijakan teknologi pascapanen padi dalam menghadapi perubahan iklim. Model
kebijakan teknologi terdiri dari sub model evaluasi kebijakan teknologi, sub model pengukuran kemampuan
teknologi, sub model penentuan kategori perubahan iklim dan sub model formulasi kebijakan teknologi. Analisis
yang digunakan dalam studi ini adalah Analytical Hierarchy Process, Non Numeric Multi Expert Multi Criteria
Decision Making (ME-MCDM), Delphi, dan fuzzy inference System. Hasil dari penelitian berupa skenario
kebijakan teknologi dalam menghadapi perubahan iklim. Skenario kebijakan teknologi difokuskan pada
perubahan iklim basah.
Kata kunci: kebijakan teknologi, evaluasi kebijakan teknologi, kemampuan teknologi, perubahan iklim,
formulasi kebijakan teknologi.
J Tek Ind
*Penulis Pert.
untuk 23 (2): 77-93
korespondensi 77
Model Kebijakan Teknologi dalam Menghadapi …………………………
ekstrim. Apabila kondisi iklim ekstrim basah terjadi dimiliki oleh pakar kebijakan dan
dan kemampuan teknologi petani padi tidak mampu menginterpretasikannya untuk menyelesaikan
menghadapi kondisi iklim ekstrim basah, maka padi permasalahan pada petani dan industri penggilingan
yang dihasilkan akan memiliki kadar air yang tinggi padi akibat adanya kondisi iklim yang ekstrim.
sehingga apabila tidak mampu diatasi atau tetap Kondisi iklim yang ekstrim yang dimaksud dalam
dilakukan proses penggilingan, beras yang kajian ini berupa curah hujan tinggi dan tidak
dihasilkan akan memiliki kualitas yang rendah. menentu, yang mengakibatkan terjadinya
Kebijakan teknologi diperlukan untuk mendukung permasalahan pada petani dan industri penggilingan
petani agar dapat meningkatkan kemampuan padi. Permasalahan yang terjadi bersifat kompleks
teknologinya sehingga mampu menghadapi kondisi dan tidak terstruktur sehingga diperlukan
iklim ekstrim, khususnya iklim ekstrim basah. teknik/metode soft system untuk menyelesaikannya
Kebijakan teknologi saat ini sudah ada (Eriyatno dan Sofyar, 2007).
yaitu dengan dikeluarkannya Inpres No 5 Tahun Penelitian ini dilatarbelakangi oleh upaya
2011 tentang Pengamanan Produk Beras Nasional untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh
dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrem. petani dan industri penggilingan padi dalam
Kebijakan tersebut diturunkan oleh Kementerian menghadapi dinamika kondisi iklim, yaitu
Pertanian dalam roadmap strategi sektor pertanian bagaimana kesiapan kebijakan-kebijakan pemerintah
menghadapi perubahan iklim, pedoman umum yang ada dalam mendukung petani dan industri
adaptasi perubahan iklim sektor pertanian, dan penggilingan padi untuk menghadapi dinamika
pedoman umum mitigasi perubahan iklim sektor kondisi iklim; sejauh mana kemampuan teknologi
pertanian. Permasalahan muncul pada saat pada petani dan industri penggilingan padi dapat
implementasi kebijakan yang dilakukan malalui menghadapi dinamika kondisi iklim; dan kebijakan
Strategi Produksi Ditjen Tanaman Pangan. Dalam teknologi apa saja yang diperlukan untuk
catur strategi yang terkait dengan pascapanen meningkatkan kemampuan teknologi pada petani
terdapat pada peningkatan produktivitas yaitu dan industri penggilingan padi sehingga dapat
penurunan kehilangan hasil dan peningkatan menjaga kontinuitas beras dengan kualitas dan
rendemen beras. Kebijakan pascapanen dalam kuantitas yang baik meskipun terjadi kondisi iklim
menghadapi perubahan iklim belum terlihat dalam tidak menunjang.
catur strategi tersebut. Oleh karena itu, perlu disusun Kerangka pikir dari model kebijakan
suatu model kebijakan teknologi dalam menghadapi teknologi dalam menghadapi dinamika kondisi
perubahan iklim pada agroindustri beras, agar iklim ini merupakan hasil integrasi dari beberapa
pemerintah dapat mengambil upaya-upaya yang model yang dikembangkan oleh para ahli, yaitu
tepat untuk meningkatkan kemampuan teknologi model evaluasi kebijakan yang dikembangkan oleh
petani dan industri penggilingan padi dengan Dunn (1994) dan model pengukuran tingkat
mempertimbangkan tingkat kemampuan teknologi kemampuan teknologi yang dikembangkan oleh
dan dukungan kebijakan pada saat menghadapi Ernst et al. (1998). Hasil integrasi kedua model
kondisi iklim ekstrem. tersebut ditambahkan dengan formulasi kebijakan
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk teknologi dan penentuan kategori dinamika kondisi
menyusun model kebijakan teknologi dalam iklim akan menghasilkan model kebijakan teknologi
menghadapi perubahan iklim pada petani dan dalam menghadapi dinamika kondisi iklim (Gambar
industri penggilingan padi. Adapun tujuan 1).
khususnya adalah memperoleh hasil evaluasi Model kebijakan teknologi pada saat ini
kebijakan teknologi terkait dengan dukungan sudah ada, namun model khusus untuk
terhadap petani dan industri penggilingan padi dalam mengantisipasi perubahan iklim pada saat ini belum
menghadapi perubahan iklim, mendapatkan tingkat ada. Model kebijakan yang telah ada antara lain
kemampuan teknologi pada petani dan industri model kebijakan yang dikembangkan oleh Gerindle
penggilingan padi dalam menghadapi perubahan dan Thomas (1991), Cooper et al. (1998), Dunn
iklim, dan merumuskan formulasi kebijakan (1994), Meier (1991). Model-model kebijakan
teknologi yang dapat meningkatkan kemampuan tersebut masih bersifat parsial, kualitatif, belum
teknologi pada petani dan industri penggilingan padi terintegrasi.
sehingga dapat menghadapi perubahan iklim. Model pengukuran kemampuan teknologi
yang ada pada saat ini adalah pengukuran
METODE PENELITIAN kemampuan teknologi pada level nasional, sektoral,
dan perusahaan. Pengukuran kemampuan teknologi
Kerangka Pemikiran Penelitian terhadap aktivitas pascapanen padi yang
Model kebijakan teknologi dalam mempertimbangkan dampak perubahan iklim belum
menghadapi perubahan iklim merupakan suatu terlihat.
model kebijakan yang disusun dengan menggunakan
pendekatan sistem intelejen. Pendekatan sistem
intelejen dibutuhkan untuk meniru keahlian yang
Gambar 1. Kerangka pikir model kebijakan teknologi dalam menghadapi perubahan iklim
Penentuan Tujuan
Perumusan Masalah
Penentuan Kriteria
Validasi Pakar
Tidak
Sesuai ? Revisi
Ya
Penyusunan Hirarki
Pengumpulan Data
Analisis Data
Analisis Dukungan Kebijakan
(Content Analysis)
Tidak Revisi
Sesuai ?
Ya
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2. Langkah-langkah penyusunan model kebijakan teknologi dalam menghadapi perubahan iklim
P
Pengolahan AHP dig
gunakan unntuk
memberikkan nilai bobbot relatif daari suatu kritteria
atau sub kriteria majjemuk secaraa intuitif denngan
melakukaan perbandinggan berpasang gan. Bobot yyang
dihasilkann dikonversi ke
k label linguiistik fuzzy. Boobot
yang teerletak pada perpotongaan dua funngsi
keanggotaan fuzzy meemiliki dua nilai fuzzy. D Dua
nilai fu
fuzzy tersebbut kemud dian dilakuukan
perbandinngan. Nilai keanggotaan fuzzy terbeesar
adalah nnilai dari labbel linguistik k fuzzy. Funngsi
keanggotaan fuzzy mennggunakan fun ngsi keanggottaan
Triangulaar Fuzzy NumberN (TFFN). Funngsi
keanggotaan TFN dapaat dilihat padaa Gambar 3. Gaambar 4. Fu
ungsi Keangggotaan Fuzzzy untuk
Penetapan Nilai/ Kategori
fA (x)) Kemampuan
K Teknologi/ Dukungan
D
Kebijakan
K Tekknologi pada Aktivitas
1
Pascapanen PPetani dan Industri
Penggilingan Padi dan Penentuan
P
Label Linguisttik Fuzzy Krriteria dan
Su
ub Kriteria
J Tek Ind P
Pert. 23 (2): 777-93 81
Model Kebijakan Teknologi dalam Menghadapi …………………………
pakar
Q(j) : Skor tertinggi ke-j di antara unit skor Sub Model Pengukuran Kemampuan Teknologi
yang diberikan pakar untuk aspek ke- Sub model pengukuran kemampuan
i (Pik) teknologi bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan teknologi pascapanen petani dan
industri penggilingan padi dalam menghadapi
Berdasarkan hasil tingkat kemampuan perubahan iklim. Model ini diawali dengan
teknologi dan dukungan kebijakan teknologi menyusun hirarki, kemudian dilakukan
pascapanen petani dan industri penggilingan padi perbandingan tingkat kepentingan kriteria dan sub
dalam menghadapi perubahan iklim, dibuat kriteria dengan melibatkan beberapa pakar. Hasil
skenario-skenario kebijakan teknologi untuk perbandingan tingkat kepentingan kriteria dan sub
meningkatkan kemampuan teknologi dengan tujuan kriteria dari hasil pengisian tingkat kepentingan oleh
mampu menghadapi perubahan iklim ekstrim. Untuk beberapa pakar kemudian diagregasi dengan
mengumpulkan informasi sebagai dasar menyusun menggunakan AHP sehingga diperoleh bobot
skenario kebijakan teknologi, digunakan metode kepentingan setiap kriteria dan sub kriteria
Delphi. Metode Delphi menggunakan serangkaian pengukuran kemampuan teknologi pasca panen padi
survei diselingi dengan umpan balik yang dirancang bagi petani dan industri penggilingan padi.
untuk mengumpulkan informasi dan membangun Bobot dari masing-masing kriteria dan sub
konsensus tanpa memerlukan pertemuan secara kriteria kemudian diubah ke dalam bentuk label
langsung (Geist, 2009). Metode Delphi linguistik fuzzy. Nilai yang dihasilkan merupakan
menghilangkan tantangan geografis dan batas waktu nilai linguistik fuzzy kriteria dan sub kriteria
yang memungkinkan semua pihak untuk pengukuran kemampuan teknologi pasca panen bagi
berpartisipasi. petani dan industri penggilingan padi dalam
Hasil dari metode Delphi digunakan untuk menghadapi perubahan iklim.
menyusun skenario kebijakan teknologi. Skenario Selain itu, pakar memberikan penilaian
kebijakan teknologi disusun dengan menggunakan aktivitas pascapanen padi berdasarkan kriteria dan
Fuzzy Inference System (FIS). FIS adalah sebuah sub kriteria menggunakan label linguistik fuzzy
sistem non linear yang menggunakan aturan IF – dengan ukuran sangat rendah, rendah, sedang, tinggi,
THEN untuk model aspek kualitatif pengetahuan dan sangat tinggi. Kemudian hasil penilaian masing-
manusia tanpa menggunakan analisis kuantitatif masing pakar dengan menggunakan skala fuzzy
yang tepat (Tavana et al., 2013). Tujuan utama dari tersebut diagregasi dengan label linguistik fuzzy
FIS adalah untuk memodelkan pengambilan kriteria dan sub kriteria. Hasil nilai agregasi
keputusan manusia dalam kerangka konseptual merupakan nilai tingkat kemampuan teknologi
logika fuzzy dan penalaran perkiraan (Horikawa et petani dan industri penggilingan padi pada masing-
al., 1992). Skenario kebijakan teknologi berbentuk masing aktivitas pascapanen padi. Rancangan model
himpunan fuzzy pada input dan outputnya sehingga pengukuran kemampuan teknologi pascapanen padi
tipe FIS yang digunakan adalah menurut Mamdani dalam menghadapi perubahan iklim dapat dilihat
(Tavana et al., 2013). Dalam tipe Mamdani, pada Gambar 5.
kesimpulan aturan FIS adalah suatu himpunan fuzzy
dan aturan ditulis sebagai: Sub Model Evaluasi Kebijakan Teknologi
Sub model evaluasi kebijakan bertujuan
IF x1 adalah A’1 AND x2 adalah A’2... AND xp untuk mengevaluasi dan mengetahui tingkat
adalah A’p THEN y1 adalah C’1... AND yq adalah dukungan kebijakan teknologi pasca panen padi
dalam menghadapi iklim extrim atau dinamika
C’q ……………………………………….... (4) kondisi iklim bagi petani dan industri penggilingan
padi. Model ini diawali dengan menyusun hierarki
kemudian dilakukan perbandingan tingkat
Dimana A’p dan C’q adalah pendefinisian fuzzy set kepentingan kriteria dan sub kriteria dengan
pada input dan output yang terpisah (Rajaram dan melibatkan beberapa pakar. Hasil perbandingan
Das, 2010). tingkat kepentingan kriteria dan sub kriteria dari
hasil pengisian tingkat kepentingan oleh beberapa
HASIL DAN PEMBAHASAN pakar kemudian diagregasi dengan menggunakan
AHP sehingga diperoleh bobot kepentingan setiap
Rancangan Model kriteria dan sub kriteria.
Model kebijakan teknologi dalam Selain itu, pakar memberikan penilaian
menghadapi perubahan iklim dirancang dengan dukungan kebijakan teknologi pada masing-masing
menggunakan sistem manajemen basis model yang aktivitas pasca panen padi berdasarkan kriteria dan
terdiri dari sub model pengukuran kemampuan sub kriteria menggunakan label linguistik fuzzy
teknologi, sub model evaluasi kebijakan teknologi, dengan ukuran sangat rendah, rendah, sedang, tinggi,
sub model perubahan iklim dan sub model formulasi dan sangat tinggi. Kemudian hasil penilaian masing-
kebijakan teknologi.
masing pakar dengan menggunakan label linguistik nilai tingkat dukungan kebijakan teknologi pada
fuzzy tersebut diagregasi dengan hasil label linguistik masing-masing aktivitas pasca panen padi. (Gambar
fuzzy kriteria dan sub kriteria sehingga diperoleh 6).
Tidak
Ya
Gambar 5. Sub model pengukuran kemampuan teknologi pascapanen padi dalam menghadapi perubahan iklim
Tidak
Ya
Gambar 6. Sub model evaluasi kebijakan teknologi pascapanen padi dalam menghadapi perubahan iklim
Sub Model Penentuan Kategori Perubahan Iklim perubahan iklim dapat dilihat pada Gambar 7. Sub
Sub model penentuan kategori perubahan Model formulasi kebijakan teknologi merupakan sub
iklim digunakan untuk mengetahui kategori model untuk merumuskan skenario kebijakan
perubahan iklim yang terjadi. Hasil sub model ini teknologi dalam menghadapi perubahan iklim. Sub
berupa kategori perubahan iklim yang terjadi dalam model formulasi kebijakan teknologi dapat dilihat
tahun tertentu. Rancangan model penentuan kategori pada Gambar 8.
Urutkan data dasarian 1 dari terbesar ke terkecil Urutkan data dasarian ...n dari terbesar ke terkecil
Start
Selesai
Kemampuan Teknologi Petani Padi dalam Tabel 2. Tingkat kemampuan teknologi industri
Menghadapi Perubahan Iklim penggilingan padi dalam menghadapi
Hasil pengukuran kemampuan teknologi perubahan iklim
pascapanen padi dalam menghadapi perubahan iklim Tingkat
pada petani dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil No Aktivitas Pascapanen Kemampuan
pengukuran kemampuan teknologi pascapanen padi Teknologi
dalam menghadapi perubahan iklim pada industri 1 Pengeringan Gabah Sedang
penggilingan padi dapat dilihat pada Tabel 2. 2 Penyimpanan Gabah Sedang
Tingkat kemampuan teknologi petani padi 3 Penyimpanan Beras Sedang
dalam menghadapi perubahan iklim sebagian besar 4 Kerjasama Pemasaran Tinggi
berada pada tingkat sedang, kecuali pada dengan Pedagang Beras di
kemampuan pemasaran dengan industri Pasar Lokal
penggilingan padi dan pedagang pengumpul serta 5 Kerjasama Pemasaran Sedang
membina hubungan dengan industri penggilingan dengan Pedagang Beras di
padi, pedagang pengumpul, dan penyuluh pertanian, Pasar Induk
kemampuan teknologinya berada pada tingkat tinggi. 6 Kerjasama Pemasaran Sedang
Kemampuan teknologi sedang berarti mampu dengan Bulog
melakukan rekayasa proses pascapanen untuk 7 Membina Hubungan Tinggi
beradaptasi dengan perubahan iklim. Makna dengan Petani
kemampuan teknologi tinggi adalah mampu 8 Membina hubungan Tinggi
melakukan rekayasa proses dan alat untuk dengan Industri
beradaptasi dengan lingkungan dan mulai melakukan Penggilingan Padi Lainnya
mitigasi terhadap perubahan iklim. 9 Membina hubungan Sedang
dengan litbang dan
Tabel 1. Tingkat kemampuan teknologi petani padi
dalam menghadapi perubahan iklim perguruan tinggi
10 Membina hubungan Rendah
Tingkat dengan BMKG
Aktivitas
No Kemampuan 11 Membina hubungan Sedang
Pascapanen
Teknologi dengan perusahaan sarana
prasarana pertanian
1 Pemanenan Padi Sedang
2 Perontokan Gabah Sedang
Tingkat kemampuan teknologi industri
3 Pengeringan Gabah Sedang
penggilingan padi dalam menghadapi perubahan
4 Penyimpanan Gabah Sedang
iklim sebagian besar berada pada tingkat sedang,
5 Kerjasama Pemasaran Tinggi
kecuali pada kemampuan penyimpanan beras,
dengan Industri
kemampuan pemasaran dengan pedagang beras di
Penggilingan Padi
pasar lokal serta membina hubungan dengan petani
6 Kerjasama Pemasaran Tinggi
dan industri penggilingan padi, kemampuan
dengan Pedagang
teknologinya berada pada tingkat tinggi. Dalam hal
Pengumpul
membina hubungan dengan BMKG, kemampuan
7 Membina hubungan Sedang
teknologinya berada pada tingkat rendah.
dengan petani lainnya
Kemampuan teknologi rendah hanya mampu
8 Membina hubungan Sedang
melakukan aktivitas pascapanen dengan baik untuk
dengan litbang dan
menekan losses. Kemampuan teknologi sedang
perguruan tinggi
berarti mampu melakukan rekayasa proses
9 Membina hubungan Tinggi
pascapanen untuk beradaptasi dengan perubahan
dengan industri
iklim. Dalam hal kemampuan teknologi tinggi
penggilingan padi
berarti mampu melakukan rekayasa proses dan alat
10 Membina hubungan Sedang
untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mulai
dengan BMKG
melakukan mitigasi terhadap perubahan iklim.
11 Membina hubungan Sedang
dengan perusahaan
Evaluasi Kebijakan Teknologi Pascapanen Padi
sarana prasarana
Dalam Menghadapi Perubahan Iklim
pertanian
Hasil evaluasi kebijakan teknologi
12 Membina hubungan Tinggi
pascapanen padi menunjukkan bahwa dukungan
dengan pedagang
kebijakan teknologi pada semua aktivitas pasca
pengumpul
panen petani padi yaitu pemanenan padi,
13 Membina hubungan Tinggi
perontokkan padi, pengeringan gabah, penyimpanan
dengan penyuluh
gabah, pemasaran gabah, dan membina hubungan
pertanian
adalah sedang. Hasil yang sama juga terjadi pada
industri penggilingan padi. Tingkat kebijakan sedang dalam proses penelitian dan pembelajaran
teknologi pada industri penggilingan padi untuk lebih lanjut untuk dapat memprediksinya dengan
aktivitas pengeringan gabah, penyimpanan gabah, lebih tepat pada jangka waktu yang lebih panjang.
penyimpanan beras, pemasaran beras, dan membina Kemampuan BMKG memprediksi kondisi iklim
hubungan adalah sedang. ekstrim dengan lebih tepat dan lebih dini sangat
Tingkat kebijakan teknologi bernilai sedang dibutuhkan oleh petani sehingga dapat
memiliki pengertian dukungan kebijakan teknologi mempersiapkan lebih baik dalam menghadapi
sudah mengarah pada adaptasi terhadap perubahan kondisi iklim yang ekstrim.
iklim, tetapi belum dapat diimplementasikan dengan
baik. Kebijakan teknologi dalam menghadapi Formulasi Kebijakan Teknologi Pascapanen Padi
perubahan iklim sudah ada dengan keluarnya Inpres dalam Menghadapi Perubahan Iklim
No 5 Tahun 2011 tentang Pengamanan Produksi Aktivitas pascapanen padi dipengaruhi oleh
Beras Nasional dalam Menghadapi Kondisi Iklim kondisi iklim basah (hujan tinggi, hujan terus
Ekstrim. Inpres ini menginstruksikan kepada instansi menerus, atau banjir). Kondisi iklim kering tidak
terkait untuk menjalankan kewajibannya dalam mempengaruhi aktivitas pascapanen padi. Formulasi
mengamankan produksi beras nasional sesuai kebijakan teknologi digunakan untuk
dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. mengembangkan upaya-upaya yang perlu dilakukan
Hasil evaluasi dan tingkat teknologi petani padi pemerintah untuk meningkatkan kemampuan
dalam menghadapi perubahan iklim disajikan pada teknologi dengan berbagai dukungan kebijakan pada
Tabel 3. saat kondisi iklim basah.
Upaya-upaya yang perlu dilakukan
Tabel 3. Evaluasi dan tingkat kebijakan teknologi
pemerintah dapat diskenariokan apabila kemampuan
petani padi dalam menghadapi perubahan
teknologi dan dukungan kebijakan teknologi
iklim
memiliki tingkat yang sama atau dukungan
No Aktivitas Tingkat Dukungan kebijakan teknologi berada satu tingkat lebih tinggi
Pascapanen Kebijakan daripada kemampuan teknologi. Dukungan
1 Pemanenan Padi Sedang kebijakan yang berada satu tingkat lebih tinggi dapat
2 Perontokan Gabah Sedang menjadi target untuk meningkatkan kemampuan
3 Pengeringan Sedang teknologi. Tetapi, apabila dukungan kebijakan
Gabah teknologi berada dua tingkat lebih tinggi atau lebih
4 Penyimpanan Sedang dari dua tingkat, target yang diberikan untuk
Gabah meningkatkan kemampuan teknologi menjadi lebih
5 Pemasaran Gabah Sedang berat.
6 Membina Sedang Kemampuan teknologi dan dukungan
Hubungan kebijakan dibagi menjadi lima tingkat yaitu sangat
rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
Instansi kunci untuk menjalankan Inpres No Definisi masing-masing tingkat kemampuan
5 Tahun 2011 adalah Kementerian Pertanian dan teknologi dan dukungan kebijakan dapat dilihat pada
BMKG. Kementerian Pertanian telah mengeluarkan Tabel 4.
beberapa kebijakan terkait dengan antisipasi Dukungan kebijakan teknologi merupakan
terhadap perubahan iklim yaitu roadmap strategi satu rangkaian yang dilakukan secara bertahap.
sektor pertanian menghadapi perubahan iklim, Dukungan kebijakan teknologi meningkat,
pedoman umum adaptasi perubahan iklim sektor kemampuan teknologi dituntut untuk mengikuti
pertanian, dan pedoman umum mitigasi perubahan peningkatan dukungan kebijakan teknologi sehingga
iklim sektor pertanian. Namun, kebijakan-kebijakan mencapai tingkat yang sama dengan tingkat
ini belum dapat diimplementasikan dengan baik oleh dukungan kebijakan. Pada saat tingkat kemampuan
Ditjen dan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan teknologi sama dengan tingkat dukungan kebijakan,
sebagai penanggung jawab pengamanan produksi dukungan kebijakan dapat ditingkatkan satu tingkat
beras nasional dalam menghadapi kondisi iklim lebih tinggi. Kondisi ini berlangsung secara terus
ekstrim. Hal ini terlihat pada renstra dan pedoman menerus sampai dukungan kebijakan berada pada
pelaksanaan program tahunan Ditjen dan Direktorat tingkat sangat tinggi. Namun, pada saat kemampuan
Pascapanen Tanaman Pangan pada saat ini belum teknologi berada pada tingkat sangat tinggi,
mengacu pada kebijakan Kementerian Pertanian pemerintah tidak perlu melakukan upaya apapun
terkait dengan antisipasi terhadap perubahan iklim. karena petani dan industri penggilingan padi dengan
BMKG selaku penanggung jawab dalam kemampuan teknologi sangat tinggi sudah mampu
memberikan informasi analisis kondisi iklim ekstrim menghadapi perubahan iklim dan siap menghadapi
dan diseminasi informasi peringatan dini iklim mekanisme pasar.
ekstrim kepada masyarakat pada saat ini belum Skenario yang perlu dilakukan oleh
mengeluarkan kebijakan pelaksana Inpres No 5 pemerintah terdiri dari delapan skenario, yaitu
Tahun 2011. Kondisi iklim ekstrim pada saat ini skenario pada saat:
1. Tingkat kemampuan teknologi sangat rendah dan Masing-masing skenario tersebut dijelaskan
tingkat dukungan kebijakan teknologi sangat pada Tabel 6. Skenario-skenario tersebut merupakan
rendah skenario untuk meningkatkan kemampuan teknologi
2. Tingkat kemampuan teknologi sangat rendah dan dalam menghadapi perubahan iklim. Peningkatan
tingkat dukungan kebijakan teknologi rendah kemampuan teknologi harus dilakukan secara
3. Tingkat kemampuan teknologi rendah dan bertahap dengan dukungan kebijakan yang sesuai.
tingkat dukungan kebijakan teknologi rendah Apabila kemampuan teknologi, baik pada petani
4. Tingkat kemampuan teknologi rendah dan maupun industri penggilingan padi sangat rendah,
tingkat dukungan kebijakan teknologi sedang dukungan kebijakan yang dapat diberikan sama
5. Tingkat kemampuan teknologi sedang dan tingkatannya (dukungan kebijakan sangat rendah)
tingkat dukungan kebijakan teknologi sedang atau satu tingkat lebih tinggi (dukungan kebijakan
6. Tingkat kemampuan teknologi sedang dan rendah). Dengan target dukungan kebijakan
tingkat dukungan kebijakan teknologi tinggi setingkat lebih tinggi, kemampuan teknologi dapat
7. Tingkat kemampuan teknologi tinggi dan tingkat ditingkatkan menjadi satu tingkat lebih tinggi. Hal
dukungan kebijakan teknologi tinggi ini dapat terjadi karena adanya dukungan kebijakan
8. Tingkat kemampuan teknologi tinggi dan tingkat yang berusaha membantu petani dan industri
dukungan kebijakan teknologi sangat tinggi. penggilingan padi untuk meningkatkan kemampuan
Skenario yang perlu dilakukan pemerintah teknologinya.
disajikan pada Tabel 5.
Sedang Mulai melakukan rekayasa proses pascapanen Dukungan kebijakan teknologi sudah
untuk beradaptasi dengan perubahan iklim mengarah pada adaptasi perubahan iklim
tetapi belum dapat diimplementasikan
dengan baik
Tinggi Mampu melakukan rekayasa proses dan alat Dukungan kebijakan teknologi sudah
untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mengarah pada adaptasi perubahan iklim
mulai melakukan mitigasi terhadap perubahan dan sudah diimplementasikan dengan
iklim baik dan mulai mengenal kebijakan
mitigasi meskipun belum
diimplementasikan
Sangat Tinggi Mampu melakukan inovasi untuk beradaptasi
dan bermitigasi dengan lingkungan dalam Dukungan kebijakan teknologi fokus
menghadapi perubahan iklim pada adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim dan sudah diimplementasikan
dengan baik
• Menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain
6 IF kondisi iklim basah AND kemampuan teknologi sedang AND dukungan kebijakan tinggi
THEN penyusunan kebijakan mitigasi perubahan iklim AND diseminasi kebijakan mitigasi
perubahan iklim kepada penyuluh dan dinas pertanian AND penyuluh dan dinas pertanian
melakukan pendampingan kepada petani dan industri penggilingan padi untuk meningkatkan
penguasaan teknologi pascapanen yang mengarah pada adaptasi terhadap perubahan iklim dan
pengenalan kebijakan mitigasi perubahan iklim AND percepatan arus informasi iklim dengan
dukungan teknologi informasi seperti web dan media massa elektronik AND riset teknologi
mitigasi penanganan pascapanen padi pada saat kondisi iklim ekstrem basah AND menyediakan
sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain
7 IF kondisi iklim basah AND kemampuan teknologi tinggi AND dukungan kebijakan tinggi
THEN memberi bantuan alsintan pascapanen untuk petani berupa tenda untuk panen pada saat
hujan, pengering portabel, dan tempat pemrosesan pascapanen terpadu yang terhindar dari hujan
(rumah pemrosesan yang dilengkapi dengan mesin perontokan, pengeringan, dan penyimpanan)
dan untuk industri penggilingan padi berupa kredit usaha lunak pembelian in store dryer dan RPC
(Rice Processing Complex) AND sosialisasi dan penerapan hasil riset teknologi mitigasi
penanganan pascapanen padi pada saat kondisi iklim ekstrem basah AND penyuluh dan dinas
pertanian melakukan pendampingan kepada petani dan industri penggilingan padi untuk
menerapkan teknologi dan kebijakan mitigasi pascapanen dalam rangka menekan losses pada saat
iklim basah AND pembentukan kelompok kerja perubahan iklim baik di pusat maupun daerah
AND menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain
8 IF kondisi iklim basah AND kemampuan teknologi tinggi AND dukungan kebijakan sangat tinggi
THEN penyusunan kebijakan inovasi pemanfaatan perubahan iklim untuk optimalisasi produksi
padi/beras AND diseminasi kebijakan inovasi pemanfaatan perubahan iklim untuk optimalisasi
produksi padi/beras kepada penyuluh dan dinas pertanian AND penyuluh dan dinas pertanian
melakukan pendampingan kepada petani dan industri penggilingan padi untuk peningkatan
penguasaan teknologi dan kebijakan pascapanen dalam rangka melakukan mitigasi perubahan
iklim serta pengenalan kebijakan inovasi pemanfaatan perubahan iklim untuk optimalisasi
produksi padi/beras AND perkuatan kelompok kerja perubahan iklim baik di pusat maupun
daerah AND menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang
lain
dan adaptasi yang mendasari inovasi pertanian dan adaptasi dan mitigasi pascapanen padi dalam
difusi. Pendapat Omamo dan Lynam (2003) menghadapi perubahan iklim.
memiliki kesesuaian dengan fokus dukungan
kebijakan yang perlu dilakukan pada model DAFTAR PUSTAKA
kebijakan teknologi dalam menghadapi perubahan
iklim. Proses pembelajaran alami sesuai dengan Adibroto TA. 2011. Iptek untuk Adaptasi
komponen teknologi humanware, sedangkan Perubahan Iklim: Kajian Kebutuhan Tema
kelembagaan dimana pembelajaran terjadi sesuai Riset Prioritas. Jakarta: Dewan Riset
dengan komponen teknologi orgaware. Nasional.
Aldrian E, Karmini M, dan Budiman. 2011.
KESIMPULAN DAN SARAN Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di
Indonesia. Jakarta: Badan Meteorologi,
Kesimpulan Klimatologi, dan Geofisika.
Model kebijakan teknologi dalam Cooper C, Fletcher J, Wanhill S, Gilbert D,
menghadapi perubahan iklim dapat diimplementasi- Shepherd R.1998. Tourism Principles and
kan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi Practice. Essex: Pearson Education.
oleh petani dan industri penggilingan padi terkait Dunn WN. 1994. Public Policy Analysis: An
dengan adanya kondisi iklim ekstrem. Permasalahan Introduction. New Jersey: Prentice-Hall,
yang terjadi akibat petani dan industri penggilingan Inc.
padi tidak mampu menghadapi perubahan iklim Eriyatno dan Sofyar F. 2007. Riset Kebijakan
adalah meningkatnya susut bobot dan kualitas Metode Penelitian Untuk Pascasarjana.
pascapanen padi. Bogor: IPB Press.
Hasil evaluasi kebijakan teknologi dalam Ernst D, Ganiatsos T, dan Mytelka L. 1998.
menghadapi perubahan iklim pada masing-masing Technological Capabilities in the Context
aktivitas pascapanen pada petani dan industri of Export-led Growth: A Conceptual
penggilingan padi secara keseluruhan adalah sedang. Framework, in Ernst, Ganiatsos, and
Hasil penilaian kemampuan teknologi dalam Mytelka, Technological Capabilities and
menghadapi perubahan iklim pada petani diperoleh Export Success in Asia. London: Rotledge.
sebagian besar tingkat kemampuan teknologi Geist MR. 2010. Using The Delphi Method to
pascapanen pada petani adalah sedang, kecuali pada Engage Stakeholder: A Comparison of Two
aktivitas kerjasama pemasaran dan membina Studies. Evaluation and Program Planning
hubungan dengan industri penggilingan padi dan 33: 147 – 154.
pedagang pengumpul, sedangkan untuk kemampuan Grindle, Merilee S, dan Thomas JW. 1991. Public
teknologi pascapanen padi pada industri Choices and Policy Change: The Political
penggilingan padi sebagian besar adalah sedang, Economy of Reform in Developing
kecuali pada aktivitas kerjasama pemasaran dengan Countries. Maryland: John Hopkins
pedagang beras di pasar lokal dan membina University Press.
hubungan dengan petani dan industri penggilingan Gumbira-Said E, Rachmayanti, dan Muttaqin MZ.
padi lainnya adalah tinggi, serta membina hubungan 2004. Manajemen Teknologi Agribisnis.
dengan BMKG adalah rendah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Formulasi kebijakan teknologi dalam Horikawa S, Furuhashi T, dan Uchikawa Y. 1992.
menghadapi perubahan iklim menghasilkan delapan An Fuzzy Modelling Using Fuzzy Neural
skenario. Formulasi kebijakan teknologi ini Network with The Back Propagation
menunjukkan dukungan kebijakan teknologi apa saja Algorithm. IEE Transaction on Neural
yang dibutuhkan untuk memberikan dukungan Network 3 (5): 801 – 806.
kepada petani dan industri penggilingan padi agar Las I. 2008. Menyiasati Fenomena Anomali Iklim
mampu menghadapi kondisi iklim ekstrem basah. bagi Pemantapan Produksi Padi Nasional
pada Era Revolusi Hijau Lestari. Pengem
Saran Inovasi Pert. 1 (2): 83 - 104.
Formulasi kebijakan teknologi perlu Las I, Pramudia A, Runtunuwu E, Setyanto P. 2011.
diperkaya dengan pendapat lebih banyak pakar di Antisipasi Perubahan Iklim dalam
bidang pascapanen padi, perubahan iklim, dan Mengamankan Produksi Beras Nasional.
bidang-bidang lain yang relevan. Dengan pendapat Pengemb Inovasi Pert. 4 (1): 76 - 86.
lebih banyak pakar, formulasi kebijakan teknologi Omamo SW dan Lynam JK. 2003. Agricultural
yang dihasilkan diharapkan dapat lebih Science and Technology Policy in Africa.
komprehensif dan diperkaya oleh berbagai sudut Res Policy 32: 1681 – 1694.
pandang berdasarkan pengalaman dan keahlian dari Meier GM. 1991. Politics and Policymaking in
pakar. Formulasi kebijakan teknologi yang lebih Developing Countries: Perspectives on the
komprehensif dapat dijadikan acuan bagi New Political Economy. San Francisco:
Kementerian Pertanian dalam menyusun kebijakan
International Center for Economic Growth Yager RR. 1993. Non-Numeric Multi-Criteria Multi-
Press. Person Decision Making. Group Decision
Rajaram T dan Das A. 2010. Modelling of and Negotiation. 2: 81 – 93.
Interactions Among Sustainability BMG. 2011. Prakiraan Musim Hujan 2011/2012 di
Components of an Agro-Ecosystem Using Indonesia. Badan Meteorologi,
Local Knowledge through Cognitive Klimatologi, dan Geofisika.
Mapping and Fuzzy Inference System. BMG. 2012. Prakiraan Musim Kemarau 2012 di
Expert Systems with Appl. 37: 1734 – 1744. Indonesia. Badan Meteorologi,
Surmaini E, Runtunuwu E, dan Las I. 2010. Upaya Klimatologi, dan Geofisika.
Sektor Pertanian dalam Menghadapi
Perubahan Iklim. J Litbang Pert. 30 (1): 1 -
7.
Tavana M, Azizi F, dan Behzadian M. 2013. A
Fuzzy Inference System with Application to
Player Selection and Team Formation in
Multi-Player Sports. Sport Mgmt Rev. 16:
97-110.