Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Teknologi Industri Pertanian Anggara Hayun A, Machfud, Ani Suryani, Sutrisno

23 (2):77-93 (2013)

MODEL KEBIJAKAN TEKNOLOGI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

TECHNOLOGY POLICY MODEL IN DEALING WITH CLIMATE CHANGE

Anggara Hayun A1)*, Machfud2), Ani Suryani2), Sutrisno2)


1)
Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing,
Kedeputian Pengkajian Kebijakan Teknologi, BPPT
Email: hayun_its@yahoo.co.uk
2)
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Darmaga PO Box 220, Bogor 16002

ABSTRACT

The research aimed to create a technology policy model in dealing with climate change.The model
focused on rice postharvest technology, which consisted of four sub-models: technology policy evaluation,
technology capabilities measurement, determining the category of climate change, and technology policy
formulation. This study used Analytical Hierarchy Process, Non Numeric MultiExpertMultiCriteria Decision
Making(ME-MCDM), Delphi, and fuzzy inference System. Results of the study were technology policy scenario
in dealing with climate change. Technology policy scenario focused on wet climate change.
Keywords: technology policy, technology policy evaluation, technology capabilities, wet climate, technology
policy formulation
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model kebijakan teknologi dalam menghadapi keragaman
iklim dengan fokus pada kebijakan teknologi pascapanen padi dalam menghadapi perubahan iklim. Model
kebijakan teknologi terdiri dari sub model evaluasi kebijakan teknologi, sub model pengukuran kemampuan
teknologi, sub model penentuan kategori perubahan iklim dan sub model formulasi kebijakan teknologi. Analisis
yang digunakan dalam studi ini adalah Analytical Hierarchy Process, Non Numeric Multi Expert Multi Criteria
Decision Making (ME-MCDM), Delphi, dan fuzzy inference System. Hasil dari penelitian berupa skenario
kebijakan teknologi dalam menghadapi perubahan iklim. Skenario kebijakan teknologi difokuskan pada
perubahan iklim basah.
Kata kunci: kebijakan teknologi, evaluasi kebijakan teknologi, kemampuan teknologi, perubahan iklim,
formulasi kebijakan teknologi.

PENDAHULUAN Perubahan pola curah hujan dapat terlihat dari


kecenderungan curah hujan rata-rata yang makin
Perubahan iklim (anomali iklim) di rendah di wilayah bagian selatan Indonesia.
Indonesia yang paling dominan dipengaruhi oleh Sebaliknya di wilayah utara Indonesia terjadi curah
fenomena El-Nino dan La-Nina yang menyebabkan hujan pada musim hujan cenderung semakin rendah
kekeringan atau banjir. El-Nino adalah kejadian tetapi dengan periode yang lebih panjang (Las et al.,
iklim dimana terjadi penurunan jumlah dan 2011). Adibroto (2011) berpendapat bahwa
intensitas curah hujan akibat naiknya suhu perubahan pola curah hujan ditandai dengan
permukaan laut di wilayah Samudra Pasifik Selatan terlambatnya awal musim hujan dan akhir musim
yang mendorong mengalirnya massa uap air di hujan yang terjadi lebih cepat. Musim hujan terjadi
wilayah Indonesia ke arah Timur. Sebaliknya, La- lebih singkat dengan intensitas curah hujan yang
Nina adalah kejadian iklim di mana terjadi tinggi. Pendapat lain disampaikan oleh Aldrian et
peningkatan jumlah dan intensitas curah hujan al. (2011), bahwa perubahan pola curah hujan dapat
hingga memasuki musim kemarau akibat penurunan dilihat dari peningkatan curah hujan ekstrem. Selain
suhu permukaan laut di wilayah Samudra Pasifik itu, perubahan pola curah hujan dapat juga dikaji
Selatan yang memperkaya massa uap air di wilayah dari pergeseran musim, baik awal musim maupun
Indonesia (Las et al., 2011; Surmaini et al., 2008; panjang musim.
Las, 2008). Perubahan iklim yang dipengaruhi oleh Perubahan iklim apabila tidak diantisipasi
fenomena El-Nino mengakibatkan terjadinya dengan baik dapat mengakibatkan permasalahan
kekeringan, sedangkan perubahan iklim yang bagi petani dan industri penggilingan padi. Bahan
dipengaruhi oleh fenomena La-Nina mengakibatkan baku industri penggilingan padi dapat terganggu
terjadinya banjir. pada saat terjadi kondisi iklim ekstrim, khususnya
Perubahan pola curah hujan merupakan iklim ekstrim basah. Kemampuan teknologi petani
indikator yang paling penting untuk melihat apakah padi sangat menentukan dalam menghasilkan padi
suatu daerah telah terjadi perubahan iklim atau tidak. yang tetap berkualitas pada saat terjadi kondisi iklim

J Tek Ind
*Penulis Pert.
untuk 23 (2): 77-93
korespondensi 77
Model Kebijakan Teknologi dalam Menghadapi …………………………

ekstrim. Apabila kondisi iklim ekstrim basah terjadi dimiliki oleh pakar kebijakan dan
dan kemampuan teknologi petani padi tidak mampu menginterpretasikannya untuk menyelesaikan
menghadapi kondisi iklim ekstrim basah, maka padi permasalahan pada petani dan industri penggilingan
yang dihasilkan akan memiliki kadar air yang tinggi padi akibat adanya kondisi iklim yang ekstrim.
sehingga apabila tidak mampu diatasi atau tetap Kondisi iklim yang ekstrim yang dimaksud dalam
dilakukan proses penggilingan, beras yang kajian ini berupa curah hujan tinggi dan tidak
dihasilkan akan memiliki kualitas yang rendah. menentu, yang mengakibatkan terjadinya
Kebijakan teknologi diperlukan untuk mendukung permasalahan pada petani dan industri penggilingan
petani agar dapat meningkatkan kemampuan padi. Permasalahan yang terjadi bersifat kompleks
teknologinya sehingga mampu menghadapi kondisi dan tidak terstruktur sehingga diperlukan
iklim ekstrim, khususnya iklim ekstrim basah. teknik/metode soft system untuk menyelesaikannya
Kebijakan teknologi saat ini sudah ada (Eriyatno dan Sofyar, 2007).
yaitu dengan dikeluarkannya Inpres No 5 Tahun Penelitian ini dilatarbelakangi oleh upaya
2011 tentang Pengamanan Produk Beras Nasional untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh
dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrem. petani dan industri penggilingan padi dalam
Kebijakan tersebut diturunkan oleh Kementerian menghadapi dinamika kondisi iklim, yaitu
Pertanian dalam roadmap strategi sektor pertanian bagaimana kesiapan kebijakan-kebijakan pemerintah
menghadapi perubahan iklim, pedoman umum yang ada dalam mendukung petani dan industri
adaptasi perubahan iklim sektor pertanian, dan penggilingan padi untuk menghadapi dinamika
pedoman umum mitigasi perubahan iklim sektor kondisi iklim; sejauh mana kemampuan teknologi
pertanian. Permasalahan muncul pada saat pada petani dan industri penggilingan padi dapat
implementasi kebijakan yang dilakukan malalui menghadapi dinamika kondisi iklim; dan kebijakan
Strategi Produksi Ditjen Tanaman Pangan. Dalam teknologi apa saja yang diperlukan untuk
catur strategi yang terkait dengan pascapanen meningkatkan kemampuan teknologi pada petani
terdapat pada peningkatan produktivitas yaitu dan industri penggilingan padi sehingga dapat
penurunan kehilangan hasil dan peningkatan menjaga kontinuitas beras dengan kualitas dan
rendemen beras. Kebijakan pascapanen dalam kuantitas yang baik meskipun terjadi kondisi iklim
menghadapi perubahan iklim belum terlihat dalam tidak menunjang.
catur strategi tersebut. Oleh karena itu, perlu disusun Kerangka pikir dari model kebijakan
suatu model kebijakan teknologi dalam menghadapi teknologi dalam menghadapi dinamika kondisi
perubahan iklim pada agroindustri beras, agar iklim ini merupakan hasil integrasi dari beberapa
pemerintah dapat mengambil upaya-upaya yang model yang dikembangkan oleh para ahli, yaitu
tepat untuk meningkatkan kemampuan teknologi model evaluasi kebijakan yang dikembangkan oleh
petani dan industri penggilingan padi dengan Dunn (1994) dan model pengukuran tingkat
mempertimbangkan tingkat kemampuan teknologi kemampuan teknologi yang dikembangkan oleh
dan dukungan kebijakan pada saat menghadapi Ernst et al. (1998). Hasil integrasi kedua model
kondisi iklim ekstrem. tersebut ditambahkan dengan formulasi kebijakan
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk teknologi dan penentuan kategori dinamika kondisi
menyusun model kebijakan teknologi dalam iklim akan menghasilkan model kebijakan teknologi
menghadapi perubahan iklim pada petani dan dalam menghadapi dinamika kondisi iklim (Gambar
industri penggilingan padi. Adapun tujuan 1).
khususnya adalah memperoleh hasil evaluasi Model kebijakan teknologi pada saat ini
kebijakan teknologi terkait dengan dukungan sudah ada, namun model khusus untuk
terhadap petani dan industri penggilingan padi dalam mengantisipasi perubahan iklim pada saat ini belum
menghadapi perubahan iklim, mendapatkan tingkat ada. Model kebijakan yang telah ada antara lain
kemampuan teknologi pada petani dan industri model kebijakan yang dikembangkan oleh Gerindle
penggilingan padi dalam menghadapi perubahan dan Thomas (1991), Cooper et al. (1998), Dunn
iklim, dan merumuskan formulasi kebijakan (1994), Meier (1991). Model-model kebijakan
teknologi yang dapat meningkatkan kemampuan tersebut masih bersifat parsial, kualitatif, belum
teknologi pada petani dan industri penggilingan padi terintegrasi.
sehingga dapat menghadapi perubahan iklim. Model pengukuran kemampuan teknologi
yang ada pada saat ini adalah pengukuran
METODE PENELITIAN kemampuan teknologi pada level nasional, sektoral,
dan perusahaan. Pengukuran kemampuan teknologi
Kerangka Pemikiran Penelitian terhadap aktivitas pascapanen padi yang
Model kebijakan teknologi dalam mempertimbangkan dampak perubahan iklim belum
menghadapi perubahan iklim merupakan suatu terlihat.
model kebijakan yang disusun dengan menggunakan
pendekatan sistem intelejen. Pendekatan sistem
intelejen dibutuhkan untuk meniru keahlian yang

78 J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93


Anggara Hayun A, Machfud, Ani Suryani, Sutrisno

Permasalahan Akibat Dampak Perubahan Iklim


1. Permasalahan petani
2. Permasalahan industri penggilingan padi

Alternatif teknologi untuk


Alternatif kebijakan untuk menghilangkan GAP
menghilangkan GAP GAP 1 GAP 2

Kemampuan Teknologi Yang


Kebijakan Saat Ada
Ini • Hasil pengukuran kemampuan
teknologi dari petani dan
industri penggilingan padi

Gambar 1. Kerangka pikir model kebijakan teknologi dalam menghadapi perubahan iklim

Tata Laksana Penelitian penggilingan padi, pemerintah, dan


Model kebijakan teknologi dalam universitas/lembaga riset teknologi.
menghadapi perubahan iklim dikembangkan melalui • Pendapat pakar (expert judgement).
tahapan, yaitu penentuan tujuan; perumusan
masalah; identifikasi kebijakan pascapanen padi Pengolahan dan Analisis data
terkait dengan dinamika kondisi iklim; Metode pengolahan data yang digunakan
pengembangan model pengukuran kemampuan dalam penelitian ini adalah:
teknologi; dan pengembangan formulasi kebijakan • Metode Analytical Hierarchy Process (AHP),
teknologi dalam menghadapi dinamika kondisi digunakan untuk menentukan bobot kriteria dan
iklim. sub kriteria dari kemampuan teknologi dan
Output yang dihasilkan dari penelitian ini evaluasi kebijakan teknologi.
adalah skenario kebijakan teknologi dalam • Metode Non Numeric Multi Expert Multi
menghadapi perubahan iklim. Langkah-langkah Criteria Decision Making, digunakan untuk
penyusunan model kebijakan teknologi dalam menentukan tingkat kemampuan teknologi dan
menghadapi perubahan iklim dapat dilihat pada dukungan kebijakan teknologi melalui agregasi
Gambar 2. label linguistik fuzzy dan penilaian fuzzy
kemampuan teknologi/dukungan kebijakan
Pengumpulan Data teknologi pada masing-masing aktivitas
Untuk mendukung pengembangan Model pascapanen petani dan industri penggilingan
digunakan data primer dan sekunder. Data sekunder padi.
diperoleh dari jurnal, penelitian yang terkait dengan • Metode Delphi, digunakan untuk menggali
model yang dibangun yang berasal dari Kementerian pengetahuan pakar dalam menyusun skenario-
Pertanian, BMKG, BPPT, Kementerian Ristek, skenario kebijakan teknologi yang dibutuhkan
Bulog, Gapoktan, dan industri penggilingan padi pada saat kemampuan teknologi berada dalam
yang menjadi obyek penelitian. Data primer kategori sangat rendah, rendah, sedang, dan
diperoleh dengan cara sebagai berikut: tinggi dengan dukungan kebijakan berada dalam
• Observasi lapangan ke lokasi pertanian dan kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi,
industri penggilingan padi. dan sangat tinggi serta kondisi iklim basah.
• Wawancara mendalam dengan wakil • Metode Fuzzy Inference System, digunakan
petani/gabungan kelompok tani, industri untuk merumuskan formulasi kebijakan
teknologi dalam menghadapi perubahan iklim.

J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93 79


Model Kebijakan Teknologi dalam Menghadapi …………………………

Penentuan Tujuan

Perumusan Masalah

Identifikasi Kebijakan Terkait

Penyusunan Sub Model

Sub Model Penentuan Sub Model Pengukuran Sub Model Evaluasi


Kategori Perubahan Iklim Kemampuan Teknologi Kebijakan Teknologi

Penentuan Kriteria

Validasi Pakar

Tidak
Sesuai ? Revisi
Ya
Penyusunan Hirarki

Perancangan Kuisioner Perancangan Kuisioner


Pengukuran Kemampuan Teknologi Evaluasi Kebijakan Teknologi

Pengumpulan Data

Analisis Data
Analisis Dukungan Kebijakan
(Content Analysis)

Penyusunan Sub Model


Formulasi Kebijakan Teknologi

Verifikasi & Validasi Pakar

Tidak Revisi
Sesuai ?

Ya
Kesimpulan dan Saran

Gambar 2. Langkah-langkah penyusunan model kebijakan teknologi dalam menghadapi perubahan iklim

80 J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93


Anggara Hayun
H A, Machf
hfud, Ani Suryani, Sutrisno

P
Pengolahan AHP dig
gunakan unntuk
memberikkan nilai bobbot relatif daari suatu kritteria
atau sub kriteria majjemuk secaraa intuitif denngan
melakukaan perbandinggan berpasang gan. Bobot yyang
dihasilkann dikonversi ke
k label linguiistik fuzzy. Boobot
yang teerletak pada perpotongaan dua funngsi
keanggotaan fuzzy meemiliki dua nilai fuzzy. D Dua
nilai fu
fuzzy tersebbut kemud dian dilakuukan
perbandinngan. Nilai keanggotaan fuzzy terbeesar
adalah nnilai dari labbel linguistik k fuzzy. Funngsi
keanggotaan fuzzy mennggunakan fun ngsi keanggottaan
Triangulaar Fuzzy NumberN (TFFN). Funngsi
keanggotaan TFN dapaat dilihat padaa Gambar 3. Gaambar 4. Fu
ungsi Keangggotaan Fuzzzy untuk
Penetapan Nilai/ Kategori
fA (x)) Kemampuan
K Teknologi/ Dukungan
D
Kebijakan
K Tekknologi pada Aktivitas
1
Pascapanen PPetani dan Industri
Penggilingan Padi dan Penentuan
P
Label Linguisttik Fuzzy Krriteria dan
Su
ub Kriteria

Hasil laabel linguistikk fuzzy kriteriia dan sub


kriiteria dan penetapan nilai/kkategori tentan ng kondisi
0 kemmampuan teknologi/duukungan kebijakan
l m r x knologi pada aktivitas paascapanen petani dan
tek
dustri penggiilingan padi kemudian diagregasi
ind
Gambar 3. Fungsi Keeanggotaan Triangular
T Fuuzzy meenggunakan Multi
M Expert MMulti Criteriaa Decision
Number Maaking dengan Ordered Weiighed Averag ge (OWA).
Aggregasi dilakukan dengan ddua tahap yaitu u agregasi
Menurut Wang et al. (2008), nilaii x tertentu ppada kriiteria dan agregasi paakar. Yagerr (1993)
fungsi keanggotaan TF
FN ditentukan oleh: meerumuskan formulasi
f unntuk agregasi kriteria
seb
bagai berikut:
fA (x) = 1, x = m
Pikk = Minj [Neg((I(qj)) v Pik(qj))] ……………
……….(2)
=x–l , l ≤ x ≤m
(1) Dim
mana:
m–l
……
……………….. (1) Pik : Nillai kemampuuan teknologi atau
=r–x , m≤x≤r duk
kungan kebijjakan teknolo
ogi pada
r–m asp
pek i oleh Pakkar k

= 00, x>r I((qj) : Nillai kepentingaan kriteria qj


Pik(qj) : Nillai kemampuuan teknologi atau
duk kungan kebijjakan teknolo
ogi pada
Fungsi keangggotaan TFN digunakan unntuk
F
asp
pek i oleh ppakar k berd dasarkan
penetapann nilai/kategori tentang kon ndisi kemamppuan
kriiteria qj
teknologii/dukungan kebijakan teknologit ppada
aktivitas pascapanen petani dan induustri i : 1, 2,
2 3, ..., 6
penggilinngan padi. Labbel linguistik fuzzy
f mempunnyai j : 1, 2,
2 3
nilai Sanngat Rendah, Rendah, Sedaang, Tinggi, dan
Sangat T Tinggi. Mennurut Pedrycz dan Gom mide k : 1, 2,
2 3, ..., 6
(1998), innterval fungsii keanggotaan n fuzzy diperooleh
dari waw wancara denggan pakar. HasilH wawanccara Ag
gregasi keputusan ahli dengan men
nggunakan
dengan ppakar diperolleh nilai sang gat rendah (S SR) operator OWA dirumuskan:
d
dengan iinterval 0-0,225, nilai ren ndah (R) denngan
interval 00–0,5, nilai seddang (S) deng
gan interval 0,225– Pi = Maks j = 1, .., r [Q(j) BJ] ………………
……….(3)
0,75, nilaai tinggi (T) dengan interval 0,5–1,0, dan
nilai sanggat tinggi (S ST) dengan interval 0,75––1,0 Dim
mana:
(Ganbar 44). P : Nillai agregat kkemampuan teeknologi
dann dukungan kebijakan teeknologi
oleeh seluruh pakkar di seluruh aspek
Bj : Nillai tertinggi yang diberik
kan para

J Tek Ind P
Pert. 23 (2): 777-93 81
Model Kebijakan Teknologi dalam Menghadapi …………………………

pakar
Q(j) : Skor tertinggi ke-j di antara unit skor Sub Model Pengukuran Kemampuan Teknologi
yang diberikan pakar untuk aspek ke- Sub model pengukuran kemampuan
i (Pik) teknologi bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan teknologi pascapanen petani dan
industri penggilingan padi dalam menghadapi
Berdasarkan hasil tingkat kemampuan perubahan iklim. Model ini diawali dengan
teknologi dan dukungan kebijakan teknologi menyusun hirarki, kemudian dilakukan
pascapanen petani dan industri penggilingan padi perbandingan tingkat kepentingan kriteria dan sub
dalam menghadapi perubahan iklim, dibuat kriteria dengan melibatkan beberapa pakar. Hasil
skenario-skenario kebijakan teknologi untuk perbandingan tingkat kepentingan kriteria dan sub
meningkatkan kemampuan teknologi dengan tujuan kriteria dari hasil pengisian tingkat kepentingan oleh
mampu menghadapi perubahan iklim ekstrim. Untuk beberapa pakar kemudian diagregasi dengan
mengumpulkan informasi sebagai dasar menyusun menggunakan AHP sehingga diperoleh bobot
skenario kebijakan teknologi, digunakan metode kepentingan setiap kriteria dan sub kriteria
Delphi. Metode Delphi menggunakan serangkaian pengukuran kemampuan teknologi pasca panen padi
survei diselingi dengan umpan balik yang dirancang bagi petani dan industri penggilingan padi.
untuk mengumpulkan informasi dan membangun Bobot dari masing-masing kriteria dan sub
konsensus tanpa memerlukan pertemuan secara kriteria kemudian diubah ke dalam bentuk label
langsung (Geist, 2009). Metode Delphi linguistik fuzzy. Nilai yang dihasilkan merupakan
menghilangkan tantangan geografis dan batas waktu nilai linguistik fuzzy kriteria dan sub kriteria
yang memungkinkan semua pihak untuk pengukuran kemampuan teknologi pasca panen bagi
berpartisipasi. petani dan industri penggilingan padi dalam
Hasil dari metode Delphi digunakan untuk menghadapi perubahan iklim.
menyusun skenario kebijakan teknologi. Skenario Selain itu, pakar memberikan penilaian
kebijakan teknologi disusun dengan menggunakan aktivitas pascapanen padi berdasarkan kriteria dan
Fuzzy Inference System (FIS). FIS adalah sebuah sub kriteria menggunakan label linguistik fuzzy
sistem non linear yang menggunakan aturan IF – dengan ukuran sangat rendah, rendah, sedang, tinggi,
THEN untuk model aspek kualitatif pengetahuan dan sangat tinggi. Kemudian hasil penilaian masing-
manusia tanpa menggunakan analisis kuantitatif masing pakar dengan menggunakan skala fuzzy
yang tepat (Tavana et al., 2013). Tujuan utama dari tersebut diagregasi dengan label linguistik fuzzy
FIS adalah untuk memodelkan pengambilan kriteria dan sub kriteria. Hasil nilai agregasi
keputusan manusia dalam kerangka konseptual merupakan nilai tingkat kemampuan teknologi
logika fuzzy dan penalaran perkiraan (Horikawa et petani dan industri penggilingan padi pada masing-
al., 1992). Skenario kebijakan teknologi berbentuk masing aktivitas pascapanen padi. Rancangan model
himpunan fuzzy pada input dan outputnya sehingga pengukuran kemampuan teknologi pascapanen padi
tipe FIS yang digunakan adalah menurut Mamdani dalam menghadapi perubahan iklim dapat dilihat
(Tavana et al., 2013). Dalam tipe Mamdani, pada Gambar 5.
kesimpulan aturan FIS adalah suatu himpunan fuzzy
dan aturan ditulis sebagai: Sub Model Evaluasi Kebijakan Teknologi
Sub model evaluasi kebijakan bertujuan
IF x1 adalah A’1 AND x2 adalah A’2... AND xp untuk mengevaluasi dan mengetahui tingkat
adalah A’p THEN y1 adalah C’1... AND yq adalah dukungan kebijakan teknologi pasca panen padi
dalam menghadapi iklim extrim atau dinamika
C’q ……………………………………….... (4) kondisi iklim bagi petani dan industri penggilingan
padi. Model ini diawali dengan menyusun hierarki
kemudian dilakukan perbandingan tingkat
Dimana A’p dan C’q adalah pendefinisian fuzzy set kepentingan kriteria dan sub kriteria dengan
pada input dan output yang terpisah (Rajaram dan melibatkan beberapa pakar. Hasil perbandingan
Das, 2010). tingkat kepentingan kriteria dan sub kriteria dari
hasil pengisian tingkat kepentingan oleh beberapa
HASIL DAN PEMBAHASAN pakar kemudian diagregasi dengan menggunakan
AHP sehingga diperoleh bobot kepentingan setiap
Rancangan Model kriteria dan sub kriteria.
Model kebijakan teknologi dalam Selain itu, pakar memberikan penilaian
menghadapi perubahan iklim dirancang dengan dukungan kebijakan teknologi pada masing-masing
menggunakan sistem manajemen basis model yang aktivitas pasca panen padi berdasarkan kriteria dan
terdiri dari sub model pengukuran kemampuan sub kriteria menggunakan label linguistik fuzzy
teknologi, sub model evaluasi kebijakan teknologi, dengan ukuran sangat rendah, rendah, sedang, tinggi,
sub model perubahan iklim dan sub model formulasi dan sangat tinggi. Kemudian hasil penilaian masing-
kebijakan teknologi.

82 J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93


Anggara Hayun A, Machfud, Ani Suryani, Sutrisno

masing pakar dengan menggunakan label linguistik nilai tingkat dukungan kebijakan teknologi pada
fuzzy tersebut diagregasi dengan hasil label linguistik masing-masing aktivitas pasca panen padi. (Gambar
fuzzy kriteria dan sub kriteria sehingga diperoleh 6).

Tidak

Ya

Gambar 5. Sub model pengukuran kemampuan teknologi pascapanen padi dalam menghadapi perubahan iklim

J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93 83


Model Kebijakan Teknologi dalam Menghadapi …………………………

Tidak

Ya

Gambar 6. Sub model evaluasi kebijakan teknologi pascapanen padi dalam menghadapi perubahan iklim

Sub Model Penentuan Kategori Perubahan Iklim perubahan iklim dapat dilihat pada Gambar 7. Sub
Sub model penentuan kategori perubahan Model formulasi kebijakan teknologi merupakan sub
iklim digunakan untuk mengetahui kategori model untuk merumuskan skenario kebijakan
perubahan iklim yang terjadi. Hasil sub model ini teknologi dalam menghadapi perubahan iklim. Sub
berupa kategori perubahan iklim yang terjadi dalam model formulasi kebijakan teknologi dapat dilihat
tahun tertentu. Rancangan model penentuan kategori pada Gambar 8.

84 J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93


Anggara Hayun A, Machfud, Ani Suryani, Sutrisno

Data dasarian curah hujan

Mengurutkan data dasarian per Tahun

Urutkan data dasarian 1 dari terbesar ke terkecil Urutkan data dasarian ...n dari terbesar ke terkecil

Menghitung persentil dasarian

Menghitung persentil dasarian 1 Menghitung persentil dasarian ...n

Mengklasifikasikan persentil dalam tiga kategori perubahan iklim

Kategori Kategori Kategori

Persentil > 95% Persentil 5% - 95% Persentil 5%

Iklim Basah Iklim Normal Iklim Kering

Gambar 7. Sub model penentuan kategori perubahan iklim

Start

Tingkat Tingkat Kondisi


Kebijakan Kemampuan Perubahan
Teknologi Teknologi Iklim

Konsultasi dan Diskusi Pakar

Focus Group Discussion

Skenario Kebijakan Teknologi

Selesai

Gambar 8. Sub model formulasi kebijakan teknologi

J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93 85


Model Kebijakan Teknologi dalam Menghadapi …………………………

Kemampuan Teknologi Petani Padi dalam Tabel 2. Tingkat kemampuan teknologi industri
Menghadapi Perubahan Iklim penggilingan padi dalam menghadapi
Hasil pengukuran kemampuan teknologi perubahan iklim
pascapanen padi dalam menghadapi perubahan iklim Tingkat
pada petani dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil No Aktivitas Pascapanen Kemampuan
pengukuran kemampuan teknologi pascapanen padi Teknologi
dalam menghadapi perubahan iklim pada industri 1 Pengeringan Gabah Sedang
penggilingan padi dapat dilihat pada Tabel 2. 2 Penyimpanan Gabah Sedang
Tingkat kemampuan teknologi petani padi 3 Penyimpanan Beras Sedang
dalam menghadapi perubahan iklim sebagian besar 4 Kerjasama Pemasaran Tinggi
berada pada tingkat sedang, kecuali pada dengan Pedagang Beras di
kemampuan pemasaran dengan industri Pasar Lokal
penggilingan padi dan pedagang pengumpul serta 5 Kerjasama Pemasaran Sedang
membina hubungan dengan industri penggilingan dengan Pedagang Beras di
padi, pedagang pengumpul, dan penyuluh pertanian, Pasar Induk
kemampuan teknologinya berada pada tingkat tinggi. 6 Kerjasama Pemasaran Sedang
Kemampuan teknologi sedang berarti mampu dengan Bulog
melakukan rekayasa proses pascapanen untuk 7 Membina Hubungan Tinggi
beradaptasi dengan perubahan iklim. Makna dengan Petani
kemampuan teknologi tinggi adalah mampu 8 Membina hubungan Tinggi
melakukan rekayasa proses dan alat untuk dengan Industri
beradaptasi dengan lingkungan dan mulai melakukan Penggilingan Padi Lainnya
mitigasi terhadap perubahan iklim. 9 Membina hubungan Sedang
dengan litbang dan
Tabel 1. Tingkat kemampuan teknologi petani padi
dalam menghadapi perubahan iklim perguruan tinggi
10 Membina hubungan Rendah
Tingkat dengan BMKG
Aktivitas
No Kemampuan 11 Membina hubungan Sedang
Pascapanen
Teknologi dengan perusahaan sarana
prasarana pertanian
1 Pemanenan Padi Sedang
2 Perontokan Gabah Sedang
Tingkat kemampuan teknologi industri
3 Pengeringan Gabah Sedang
penggilingan padi dalam menghadapi perubahan
4 Penyimpanan Gabah Sedang
iklim sebagian besar berada pada tingkat sedang,
5 Kerjasama Pemasaran Tinggi
kecuali pada kemampuan penyimpanan beras,
dengan Industri
kemampuan pemasaran dengan pedagang beras di
Penggilingan Padi
pasar lokal serta membina hubungan dengan petani
6 Kerjasama Pemasaran Tinggi
dan industri penggilingan padi, kemampuan
dengan Pedagang
teknologinya berada pada tingkat tinggi. Dalam hal
Pengumpul
membina hubungan dengan BMKG, kemampuan
7 Membina hubungan Sedang
teknologinya berada pada tingkat rendah.
dengan petani lainnya
Kemampuan teknologi rendah hanya mampu
8 Membina hubungan Sedang
melakukan aktivitas pascapanen dengan baik untuk
dengan litbang dan
menekan losses. Kemampuan teknologi sedang
perguruan tinggi
berarti mampu melakukan rekayasa proses
9 Membina hubungan Tinggi
pascapanen untuk beradaptasi dengan perubahan
dengan industri
iklim. Dalam hal kemampuan teknologi tinggi
penggilingan padi
berarti mampu melakukan rekayasa proses dan alat
10 Membina hubungan Sedang
untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mulai
dengan BMKG
melakukan mitigasi terhadap perubahan iklim.
11 Membina hubungan Sedang
dengan perusahaan
Evaluasi Kebijakan Teknologi Pascapanen Padi
sarana prasarana
Dalam Menghadapi Perubahan Iklim
pertanian
Hasil evaluasi kebijakan teknologi
12 Membina hubungan Tinggi
pascapanen padi menunjukkan bahwa dukungan
dengan pedagang
kebijakan teknologi pada semua aktivitas pasca
pengumpul
panen petani padi yaitu pemanenan padi,
13 Membina hubungan Tinggi
perontokkan padi, pengeringan gabah, penyimpanan
dengan penyuluh
gabah, pemasaran gabah, dan membina hubungan
pertanian
adalah sedang. Hasil yang sama juga terjadi pada

86 J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93


Anggara Hayun A, Machfud, Ani Suryani, Sutrisno

industri penggilingan padi. Tingkat kebijakan sedang dalam proses penelitian dan pembelajaran
teknologi pada industri penggilingan padi untuk lebih lanjut untuk dapat memprediksinya dengan
aktivitas pengeringan gabah, penyimpanan gabah, lebih tepat pada jangka waktu yang lebih panjang.
penyimpanan beras, pemasaran beras, dan membina Kemampuan BMKG memprediksi kondisi iklim
hubungan adalah sedang. ekstrim dengan lebih tepat dan lebih dini sangat
Tingkat kebijakan teknologi bernilai sedang dibutuhkan oleh petani sehingga dapat
memiliki pengertian dukungan kebijakan teknologi mempersiapkan lebih baik dalam menghadapi
sudah mengarah pada adaptasi terhadap perubahan kondisi iklim yang ekstrim.
iklim, tetapi belum dapat diimplementasikan dengan
baik. Kebijakan teknologi dalam menghadapi Formulasi Kebijakan Teknologi Pascapanen Padi
perubahan iklim sudah ada dengan keluarnya Inpres dalam Menghadapi Perubahan Iklim
No 5 Tahun 2011 tentang Pengamanan Produksi Aktivitas pascapanen padi dipengaruhi oleh
Beras Nasional dalam Menghadapi Kondisi Iklim kondisi iklim basah (hujan tinggi, hujan terus
Ekstrim. Inpres ini menginstruksikan kepada instansi menerus, atau banjir). Kondisi iklim kering tidak
terkait untuk menjalankan kewajibannya dalam mempengaruhi aktivitas pascapanen padi. Formulasi
mengamankan produksi beras nasional sesuai kebijakan teknologi digunakan untuk
dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. mengembangkan upaya-upaya yang perlu dilakukan
Hasil evaluasi dan tingkat teknologi petani padi pemerintah untuk meningkatkan kemampuan
dalam menghadapi perubahan iklim disajikan pada teknologi dengan berbagai dukungan kebijakan pada
Tabel 3. saat kondisi iklim basah.
Upaya-upaya yang perlu dilakukan
Tabel 3. Evaluasi dan tingkat kebijakan teknologi
pemerintah dapat diskenariokan apabila kemampuan
petani padi dalam menghadapi perubahan
teknologi dan dukungan kebijakan teknologi
iklim
memiliki tingkat yang sama atau dukungan
No Aktivitas Tingkat Dukungan kebijakan teknologi berada satu tingkat lebih tinggi
Pascapanen Kebijakan daripada kemampuan teknologi. Dukungan
1 Pemanenan Padi Sedang kebijakan yang berada satu tingkat lebih tinggi dapat
2 Perontokan Gabah Sedang menjadi target untuk meningkatkan kemampuan
3 Pengeringan Sedang teknologi. Tetapi, apabila dukungan kebijakan
Gabah teknologi berada dua tingkat lebih tinggi atau lebih
4 Penyimpanan Sedang dari dua tingkat, target yang diberikan untuk
Gabah meningkatkan kemampuan teknologi menjadi lebih
5 Pemasaran Gabah Sedang berat.
6 Membina Sedang Kemampuan teknologi dan dukungan
Hubungan kebijakan dibagi menjadi lima tingkat yaitu sangat
rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
Instansi kunci untuk menjalankan Inpres No Definisi masing-masing tingkat kemampuan
5 Tahun 2011 adalah Kementerian Pertanian dan teknologi dan dukungan kebijakan dapat dilihat pada
BMKG. Kementerian Pertanian telah mengeluarkan Tabel 4.
beberapa kebijakan terkait dengan antisipasi Dukungan kebijakan teknologi merupakan
terhadap perubahan iklim yaitu roadmap strategi satu rangkaian yang dilakukan secara bertahap.
sektor pertanian menghadapi perubahan iklim, Dukungan kebijakan teknologi meningkat,
pedoman umum adaptasi perubahan iklim sektor kemampuan teknologi dituntut untuk mengikuti
pertanian, dan pedoman umum mitigasi perubahan peningkatan dukungan kebijakan teknologi sehingga
iklim sektor pertanian. Namun, kebijakan-kebijakan mencapai tingkat yang sama dengan tingkat
ini belum dapat diimplementasikan dengan baik oleh dukungan kebijakan. Pada saat tingkat kemampuan
Ditjen dan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan teknologi sama dengan tingkat dukungan kebijakan,
sebagai penanggung jawab pengamanan produksi dukungan kebijakan dapat ditingkatkan satu tingkat
beras nasional dalam menghadapi kondisi iklim lebih tinggi. Kondisi ini berlangsung secara terus
ekstrim. Hal ini terlihat pada renstra dan pedoman menerus sampai dukungan kebijakan berada pada
pelaksanaan program tahunan Ditjen dan Direktorat tingkat sangat tinggi. Namun, pada saat kemampuan
Pascapanen Tanaman Pangan pada saat ini belum teknologi berada pada tingkat sangat tinggi,
mengacu pada kebijakan Kementerian Pertanian pemerintah tidak perlu melakukan upaya apapun
terkait dengan antisipasi terhadap perubahan iklim. karena petani dan industri penggilingan padi dengan
BMKG selaku penanggung jawab dalam kemampuan teknologi sangat tinggi sudah mampu
memberikan informasi analisis kondisi iklim ekstrim menghadapi perubahan iklim dan siap menghadapi
dan diseminasi informasi peringatan dini iklim mekanisme pasar.
ekstrim kepada masyarakat pada saat ini belum Skenario yang perlu dilakukan oleh
mengeluarkan kebijakan pelaksana Inpres No 5 pemerintah terdiri dari delapan skenario, yaitu
Tahun 2011. Kondisi iklim ekstrim pada saat ini skenario pada saat:

J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93 87


Model Kebijakan Teknologi dalam Menghadapi …………………………

1. Tingkat kemampuan teknologi sangat rendah dan Masing-masing skenario tersebut dijelaskan
tingkat dukungan kebijakan teknologi sangat pada Tabel 6. Skenario-skenario tersebut merupakan
rendah skenario untuk meningkatkan kemampuan teknologi
2. Tingkat kemampuan teknologi sangat rendah dan dalam menghadapi perubahan iklim. Peningkatan
tingkat dukungan kebijakan teknologi rendah kemampuan teknologi harus dilakukan secara
3. Tingkat kemampuan teknologi rendah dan bertahap dengan dukungan kebijakan yang sesuai.
tingkat dukungan kebijakan teknologi rendah Apabila kemampuan teknologi, baik pada petani
4. Tingkat kemampuan teknologi rendah dan maupun industri penggilingan padi sangat rendah,
tingkat dukungan kebijakan teknologi sedang dukungan kebijakan yang dapat diberikan sama
5. Tingkat kemampuan teknologi sedang dan tingkatannya (dukungan kebijakan sangat rendah)
tingkat dukungan kebijakan teknologi sedang atau satu tingkat lebih tinggi (dukungan kebijakan
6. Tingkat kemampuan teknologi sedang dan rendah). Dengan target dukungan kebijakan
tingkat dukungan kebijakan teknologi tinggi setingkat lebih tinggi, kemampuan teknologi dapat
7. Tingkat kemampuan teknologi tinggi dan tingkat ditingkatkan menjadi satu tingkat lebih tinggi. Hal
dukungan kebijakan teknologi tinggi ini dapat terjadi karena adanya dukungan kebijakan
8. Tingkat kemampuan teknologi tinggi dan tingkat yang berusaha membantu petani dan industri
dukungan kebijakan teknologi sangat tinggi. penggilingan padi untuk meningkatkan kemampuan
Skenario yang perlu dilakukan pemerintah teknologinya.
disajikan pada Tabel 5.

Tabel 4. Definisi kemampuan teknologi dan dukungan kebijakan


Definisi
Level
Kemampuan Teknologi Dukungan Kebijakan
Sangat Rendah Mampu melakukan aktivitas pascapanen Belum ada dukungan kebijakan teknologi
berdasarkan warisan leluhur

Rendah Mampu melakukan aktivitas pascapanen Dukungan kebijakan teknologi fokus


dengan baik sehingga losses dapat ditekan pada kebijakan menekan losses

Sedang Mulai melakukan rekayasa proses pascapanen Dukungan kebijakan teknologi sudah
untuk beradaptasi dengan perubahan iklim mengarah pada adaptasi perubahan iklim
tetapi belum dapat diimplementasikan
dengan baik

Tinggi Mampu melakukan rekayasa proses dan alat Dukungan kebijakan teknologi sudah
untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mengarah pada adaptasi perubahan iklim
mulai melakukan mitigasi terhadap perubahan dan sudah diimplementasikan dengan
iklim baik dan mulai mengenal kebijakan
mitigasi meskipun belum
diimplementasikan
Sangat Tinggi Mampu melakukan inovasi untuk beradaptasi
dan bermitigasi dengan lingkungan dalam Dukungan kebijakan teknologi fokus
menghadapi perubahan iklim pada adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim dan sudah diimplementasikan
dengan baik

Tabel 5. Skenario yang perlu dilakukan pemerintah

Kemampuan Dukungan Kebijakan


Teknologi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Sangat Rendah Skenario 1 Skenario 2
Rendah Skenario 3 Skenario 4
Sedang Skenario 5 Skenario 6
Tinggi Skenario 7 Skenario 8
Sangat Tinggi

88 J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93


Anggara Hayun A, Machfud, Ani Suryani, Sutrisno

Dukungan kebijakan tersebut dapat berupa Dengan menggunakan formula 4, skenario-


dokumen kebijakan dan informasi iklim (infoware), skenario yang perlu dilakukan pemerintah dapat
bantuan alsintan (technoware), peningkatan keahlian dibuat menjadi formulasi kebijakan teknologi dalam
petani dan industri penggingan padi (humanware), menghadapi perubahan iklim. Formulasi kebijakan
dukungan kelembagaan kelompok kerja perubahan teknologi dalam menghadapi perubahan iklim dapat
iklim di pusat dan daerah (orgaware), dan dilihat pada Tabel 7.
pembiayaan untuk melaksanakan upaya-upaya
tersebut.

Tabel 6. Penjelasan skenario yang dilakukan pemerintah


Skenario Penjelasan
1 • Pernyataan darurat iklim basah oleh Presiden/Kepala Daerah
• Mengeluarkan kebijakan penggunaan sumber daya (anggaran, sarana prasarana, dan sumber daya
manusia) untuk menyelamatkan hasil panen
• Penyuluh dan dinas pertanian secara aktif mengenalkan teknologi pascapanen yang digunakan oleh
SDM yang membantu menyelamatkan hasil panen kepada petani
• Menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain
2 • Pernyataan darurat iklim basah oleh Presiden/Kepala Daerah
• Mengeluarkan kebijakan penggunaan sumber daya (anggaran, sarana prasarana, dan sumber daya
manusia) untuk menyelamatkan hasil panen
• Penyusunan kebijakan penekanan losses padi
• Diseminasi kebijakan kepada penyuluh dan dinas pertanian
• Penyuluh dan dinas pertanian secara aktif mengenalkan teknologi dan kebijakan pascapanen untuk
menekan losses
• Menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain
3 • Memberi bantuan alsintan pascapanen untuk petani berupa sabit/sabit bergerigi dan alat gebot serta
untuk industri penggilingan padi berupa lantai jemur dan penggilingan konvensional
• Pemenuhan kebutuhan kecukupan penyuluh pertanian
• Penyuluh dan dinas pertanian melakukan pendampingan kepada petani dan industri penggilingan padi
untuk melakukan penerapan teknologi dan kebijakan pascapanen dalam rangka menekan losses padi
• Sosialisasi dan penerapan sistem pemanenan padi secara berkelompok
• Menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain
4 • Penyusunan kebijakan adaptasi perubahan iklim
• Diseminasi kebijakan adaptasi perubahan iklim kepada penyuluh dan dinas pertanian
• Penyuluh dan dinas pertanian melakukan pendampingan kepada petani dan industri penggilingan padi
untuk mengenalkan kebijakan adaptasi pascapanen dalam rangka menekan losses pada saat iklim
basah
• Pengembangan jaringan dan sistem informasi iklim (JSII) pertanian
• Memberi insentif dan asuransi untuk regu pemanen
• Riset teknologi adaptasi penanganan pacapanen pada saat iklim basah
• Menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain
5 • Memberi bantuan alsintan pascapanen untuk petani berupa perahu karet, penampung malai sementara,
dan pedal thresher/power thresher serta untuk industri penggilingan padi berupa flat bed dryer dan
gudang
• Sosialisasi dan penerapan teknologi hasil riset penanganan pascapanen padi pada saat banjir
• Penyuluh dan dinas pertanian melakukan pendampingan kepada petani dan industri penggilingan padi
untuk menerapkan teknologi dan kebijakan adaptasi pascapanen dalam rangka menekan losses pada
saat iklim basah
• Pengembangan jaminan ketepatan informasi iklim
• Menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain
6 • Penyusunan kebijakan mitigasi perubahan iklim
• Diseminasi kebijakan mitigasi perubahan iklim kepada penyuluh dan dinas pertanian
• Penyuluh dan dinas pertanian melakukan pendampingan kepada petani dan industri penggilingan padi
untuk meningkatkan penguasaan teknologi pascapanen yang mengarah pada adaptasi terhadap
perubahan iklim dan pengenalan kebijakan mitigasi perubahan iklim
• Percepatan arus informasi iklim dengan dukungan teknologi informasi seperti web dan media massa
elektronik
• Riset teknologi mitigasi penanganan pascapanen padi pada saat kondisi iklim ekstrem basah

• Menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain

J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93 89


Model Kebijakan Teknologi dalam Menghadapi …………………………

Tabel 6. Penjelasan skenario yang dilakukan pemerintah (lanjutan)


Skenario Penjelasan
7 • Memberi bantuan alsintan pascapanen untuk petani berupa tenda untuk panen pada saat hujan,
pengering portable, dan tempat pemrosesan pascapanen terpadu yang terhindar dari hujan (rumah
pemrosesan yang dilengkapi dengan mesin perontokan, pengeringan, dan penyimpanan) dan untuk
industri penggilingan padi berupa kredit usaha lunak pembelian in store dryer dan RPC (Rice
Processing Complex)
• Sosialisasi dan penerapan hasil riset teknologi mitigasi penanganan pascapanen padi pada saat kondisi
iklim ekstrem basah
• Penyuluh dan dinas pertanian melakukan pendampingan kepada petani dan industri penggilingan padi
untuk menerapkan teknologi dan kebijakan mitigasi pascapanen dalam rangka menekan losses pada
saat iklim basah
• Pembentukan kelompok kerja perubahan iklim baik di pusat maupun daerah
• Menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain
8 • Penyusunan kebijakan inovasi pemanfaatan perubahan iklim untuk optimalisasi produksi padi/beras
• Diseminasi kebijakan inovasi pemanfaatan perubahan iklim untuk optimalisasi produksi padi/beras
kepada penyuluh dan dinas pertanian
• Penyuluh dan dinas pertanian melakukan pendampingan kepada petani dan industri penggilingan padi
untuk peningkatan penguasaan teknologi dan kebijakan pascapanen dalam rangka melakukan mitigasi
perubahan iklim serta pengenalan kebijakan inovasi pemanfaatan perubahan iklim untuk optimalisasi
produksi padi/beras
• Perkuatan kelompok kerja perubahan iklim baik di pusat maupun daerah
• Menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain

Tabel 7. Formulasi kebijakan teknologi dalam menghadapi perubahan iklim


Skenario Formulasi Kebijakan
1 IF kondisi iklim basah AND kemampuan teknologi sangat rendah AND dukungan kebijakan
sangat rendah THEN pernyataan darurat iklim basah oleh Presiden/Kepala Daerah AND
mengeluarkan kebijakan penggunaan sumber daya (anggaran, sarana prasarana, dan sumber daya
manusia) untuk menyelamatkan hasil panen AND penyuluh dan dinas pertanian secara aktif
mengenalkan teknologi pascapanen yang digunakan oleh SDM yang membantu menyelamatkan
hasil panen kepada petani AND menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk
mendukung upaya yang lain
2 IF kondisi iklim basah AND kemampuan teknologi sangat rendah AND dukungan kebijakan
rendah THEN pernyataan darurat iklim basah oleh Presiden/Kepala Daerah AND mengeluarkan
kebijakan penggunaan sumber daya (anggaran, sarana prasarana, dan sumber daya manusia) untuk
menyelamatkan hasil panen AND penyusunan kebijakan penekanan losses padi AND diseminasi
kebijakan kepada penyuluh dan dinas pertanian AND penyuluh dan dinas pertanian secara aktif
mengenalkan teknologi dan kebijakan pascapanen untuk menekan losses AND menyediakan
sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain
3 IF kondisi iklim basah AND kemampuan teknologi rendah AND dukungan kebijakan rendah
THEN memberi bantuan alsintan pascapanen untuk petani berupa sabit/sabit bergerigi dan alat
gebot serta untuk industri penggilingan padi berupa lantai jemur dan penggilingan konvensional
AND pemenuhan kebutuhan kecukupan penyuluh pertanian AND penyuluh dan dinas pertanian
melakukan pendampingan kepada petani dan industri penggilingan padi untuk melakukan
penerapan teknologi dan kebijakan pascapanen dalam rangka menekan losses padi AND
sosialisasi dan penerapan sistem pemanenan padi secara berkelompok AND menyediakan sumber
daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain
4 IF kondisi iklim basah AND kemampuan teknologi rendah AND dukungan kebijakan sedang
THEN penyusunan kebijakan adaptasi perubahan iklim AND diseminasi kebijakan adaptasi
perubahan iklim kepada penyuluh dan dinas pertanian AND penyuluh dan dinas pertanian
melakukan pendampingan kepada petani dan industri penggilingan padi untuk mengenalkan
kebijakan adaptasi pascapanen dalam rangka menekan losses pada saat iklim basah AND
pengembangan jaringan dan sistem informasi iklim (JSII) pertanian AND memberi insentif dan
asuransi untuk regu pemanen AND riset teknologi adaptasi penanganan pacapanen pada saat iklim
basah AND menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang
lain

90 J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93


Anggara Hayun A, Machfud, Ani Suryani, Sutrisno

Tabel 7. Formulasi kebijakan teknologi dalam menghadapi perubahan iklim (lanjutan)


Skenario Formulasi Kebijakan
5 IF kondisi iklim basah AND kemampuan teknologi sedang AND dukungan kebijakan sedang
THEN memberi bantuan alsintan pascapanen untuk petani berupa perahu karet, penampung malai
sementara, dan pedal thresher/power thresher serta untuk industri penggilingan padi berupa flat
bed dryer dan gudang AND sosialisasi dan penerapan teknologi hasil riset penanganan
pascapanen padi pada saat banjir AND penyuluh dan dinas pertanian melakukan pendampingan
kepada petani dan industri penggilingan padi untuk menerapkan teknologi dan kebijakan adaptasi
pascapanen dalam rangka menekan losses pada saat iklim basah AND pengembangan jaminan
ketepatan informasi iklim AND menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk
mendukung upaya yang lain

6 IF kondisi iklim basah AND kemampuan teknologi sedang AND dukungan kebijakan tinggi
THEN penyusunan kebijakan mitigasi perubahan iklim AND diseminasi kebijakan mitigasi
perubahan iklim kepada penyuluh dan dinas pertanian AND penyuluh dan dinas pertanian
melakukan pendampingan kepada petani dan industri penggilingan padi untuk meningkatkan
penguasaan teknologi pascapanen yang mengarah pada adaptasi terhadap perubahan iklim dan
pengenalan kebijakan mitigasi perubahan iklim AND percepatan arus informasi iklim dengan
dukungan teknologi informasi seperti web dan media massa elektronik AND riset teknologi
mitigasi penanganan pascapanen padi pada saat kondisi iklim ekstrem basah AND menyediakan
sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain

7 IF kondisi iklim basah AND kemampuan teknologi tinggi AND dukungan kebijakan tinggi
THEN memberi bantuan alsintan pascapanen untuk petani berupa tenda untuk panen pada saat
hujan, pengering portabel, dan tempat pemrosesan pascapanen terpadu yang terhindar dari hujan
(rumah pemrosesan yang dilengkapi dengan mesin perontokan, pengeringan, dan penyimpanan)
dan untuk industri penggilingan padi berupa kredit usaha lunak pembelian in store dryer dan RPC
(Rice Processing Complex) AND sosialisasi dan penerapan hasil riset teknologi mitigasi
penanganan pascapanen padi pada saat kondisi iklim ekstrem basah AND penyuluh dan dinas
pertanian melakukan pendampingan kepada petani dan industri penggilingan padi untuk
menerapkan teknologi dan kebijakan mitigasi pascapanen dalam rangka menekan losses pada saat
iklim basah AND pembentukan kelompok kerja perubahan iklim baik di pusat maupun daerah
AND menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang lain

8 IF kondisi iklim basah AND kemampuan teknologi tinggi AND dukungan kebijakan sangat tinggi
THEN penyusunan kebijakan inovasi pemanfaatan perubahan iklim untuk optimalisasi produksi
padi/beras AND diseminasi kebijakan inovasi pemanfaatan perubahan iklim untuk optimalisasi
produksi padi/beras kepada penyuluh dan dinas pertanian AND penyuluh dan dinas pertanian
melakukan pendampingan kepada petani dan industri penggilingan padi untuk peningkatan
penguasaan teknologi dan kebijakan pascapanen dalam rangka melakukan mitigasi perubahan
iklim serta pengenalan kebijakan inovasi pemanfaatan perubahan iklim untuk optimalisasi
produksi padi/beras AND perkuatan kelompok kerja perubahan iklim baik di pusat maupun
daerah AND menyediakan sumber daya anggaran yang memadai untuk mendukung upaya yang
lain

Formulasi kebijakan teknologi dalam Komponen teknologi yang berinteraksi secara


menghadapi perubahan iklim merupakan upaya yang dinamis dan simultan dapat menyukseskan kinerja
perlu dilakukan pemerintah untuk meningkatkan perusahaan (Gumbira-said et al., 2004; Haines dan
kemampuan teknologi petani dan industri Sharif, 2006). Selain kinerja perusahaan, interaksi
penggilingan padi sehingga mampu menghadapi komponen teknologi secara dinamis dan simultan
perubahan iklim yang ekstrim. Upaya-upaya ini juga dapat meningkatkan kemampuan teknologi
dirumuskan dengan mempertimbangkan tingkat petani dan industri penggilingan padi.
kemampuan teknologi yang dimiliki pada saat ini Menurut Omamo dan Lynam (2003),
dan dukungan kebijakan teknologi yang ada. Untuk perumusan kebijakan teknologi untuk
meningkatkan kemampuan teknologi, dukungan pengembangan pertanian di Afrika perlu
kebijakan yang dibutuhkan difokuskan pada mempertimbangkan proses pembelajaran alami dari
perbaikan komponen teknologi (technoware, petani, pedagang, dan pelaku sektor pertanian lain
humanware, infoware, dan orgaware) dan (termasuk pembuat kebijakan), kelembagaan dimana
penyediaan sumber daya anggaran yang memadai. pembelajaran terjadi, serta mekanisme penemuan

J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93 91


Model Kebijakan Teknologi dalam Menghadapi …………………………

dan adaptasi yang mendasari inovasi pertanian dan adaptasi dan mitigasi pascapanen padi dalam
difusi. Pendapat Omamo dan Lynam (2003) menghadapi perubahan iklim.
memiliki kesesuaian dengan fokus dukungan
kebijakan yang perlu dilakukan pada model DAFTAR PUSTAKA
kebijakan teknologi dalam menghadapi perubahan
iklim. Proses pembelajaran alami sesuai dengan Adibroto TA. 2011. Iptek untuk Adaptasi
komponen teknologi humanware, sedangkan Perubahan Iklim: Kajian Kebutuhan Tema
kelembagaan dimana pembelajaran terjadi sesuai Riset Prioritas. Jakarta: Dewan Riset
dengan komponen teknologi orgaware. Nasional.
Aldrian E, Karmini M, dan Budiman. 2011.
KESIMPULAN DAN SARAN Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di
Indonesia. Jakarta: Badan Meteorologi,
Kesimpulan Klimatologi, dan Geofisika.
Model kebijakan teknologi dalam Cooper C, Fletcher J, Wanhill S, Gilbert D,
menghadapi perubahan iklim dapat diimplementasi- Shepherd R.1998. Tourism Principles and
kan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi Practice. Essex: Pearson Education.
oleh petani dan industri penggilingan padi terkait Dunn WN. 1994. Public Policy Analysis: An
dengan adanya kondisi iklim ekstrem. Permasalahan Introduction. New Jersey: Prentice-Hall,
yang terjadi akibat petani dan industri penggilingan Inc.
padi tidak mampu menghadapi perubahan iklim Eriyatno dan Sofyar F. 2007. Riset Kebijakan
adalah meningkatnya susut bobot dan kualitas Metode Penelitian Untuk Pascasarjana.
pascapanen padi. Bogor: IPB Press.
Hasil evaluasi kebijakan teknologi dalam Ernst D, Ganiatsos T, dan Mytelka L. 1998.
menghadapi perubahan iklim pada masing-masing Technological Capabilities in the Context
aktivitas pascapanen pada petani dan industri of Export-led Growth: A Conceptual
penggilingan padi secara keseluruhan adalah sedang. Framework, in Ernst, Ganiatsos, and
Hasil penilaian kemampuan teknologi dalam Mytelka, Technological Capabilities and
menghadapi perubahan iklim pada petani diperoleh Export Success in Asia. London: Rotledge.
sebagian besar tingkat kemampuan teknologi Geist MR. 2010. Using The Delphi Method to
pascapanen pada petani adalah sedang, kecuali pada Engage Stakeholder: A Comparison of Two
aktivitas kerjasama pemasaran dan membina Studies. Evaluation and Program Planning
hubungan dengan industri penggilingan padi dan 33: 147 – 154.
pedagang pengumpul, sedangkan untuk kemampuan Grindle, Merilee S, dan Thomas JW. 1991. Public
teknologi pascapanen padi pada industri Choices and Policy Change: The Political
penggilingan padi sebagian besar adalah sedang, Economy of Reform in Developing
kecuali pada aktivitas kerjasama pemasaran dengan Countries. Maryland: John Hopkins
pedagang beras di pasar lokal dan membina University Press.
hubungan dengan petani dan industri penggilingan Gumbira-Said E, Rachmayanti, dan Muttaqin MZ.
padi lainnya adalah tinggi, serta membina hubungan 2004. Manajemen Teknologi Agribisnis.
dengan BMKG adalah rendah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Formulasi kebijakan teknologi dalam Horikawa S, Furuhashi T, dan Uchikawa Y. 1992.
menghadapi perubahan iklim menghasilkan delapan An Fuzzy Modelling Using Fuzzy Neural
skenario. Formulasi kebijakan teknologi ini Network with The Back Propagation
menunjukkan dukungan kebijakan teknologi apa saja Algorithm. IEE Transaction on Neural
yang dibutuhkan untuk memberikan dukungan Network 3 (5): 801 – 806.
kepada petani dan industri penggilingan padi agar Las I. 2008. Menyiasati Fenomena Anomali Iklim
mampu menghadapi kondisi iklim ekstrem basah. bagi Pemantapan Produksi Padi Nasional
pada Era Revolusi Hijau Lestari. Pengem
Saran Inovasi Pert. 1 (2): 83 - 104.
Formulasi kebijakan teknologi perlu Las I, Pramudia A, Runtunuwu E, Setyanto P. 2011.
diperkaya dengan pendapat lebih banyak pakar di Antisipasi Perubahan Iklim dalam
bidang pascapanen padi, perubahan iklim, dan Mengamankan Produksi Beras Nasional.
bidang-bidang lain yang relevan. Dengan pendapat Pengemb Inovasi Pert. 4 (1): 76 - 86.
lebih banyak pakar, formulasi kebijakan teknologi Omamo SW dan Lynam JK. 2003. Agricultural
yang dihasilkan diharapkan dapat lebih Science and Technology Policy in Africa.
komprehensif dan diperkaya oleh berbagai sudut Res Policy 32: 1681 – 1694.
pandang berdasarkan pengalaman dan keahlian dari Meier GM. 1991. Politics and Policymaking in
pakar. Formulasi kebijakan teknologi yang lebih Developing Countries: Perspectives on the
komprehensif dapat dijadikan acuan bagi New Political Economy. San Francisco:
Kementerian Pertanian dalam menyusun kebijakan

92 J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93


Anggara Hayun A, Machfud, Ani Suryani, Sutrisno

International Center for Economic Growth Yager RR. 1993. Non-Numeric Multi-Criteria Multi-
Press. Person Decision Making. Group Decision
Rajaram T dan Das A. 2010. Modelling of and Negotiation. 2: 81 – 93.
Interactions Among Sustainability BMG. 2011. Prakiraan Musim Hujan 2011/2012 di
Components of an Agro-Ecosystem Using Indonesia. Badan Meteorologi,
Local Knowledge through Cognitive Klimatologi, dan Geofisika.
Mapping and Fuzzy Inference System. BMG. 2012. Prakiraan Musim Kemarau 2012 di
Expert Systems with Appl. 37: 1734 – 1744. Indonesia. Badan Meteorologi,
Surmaini E, Runtunuwu E, dan Las I. 2010. Upaya Klimatologi, dan Geofisika.
Sektor Pertanian dalam Menghadapi
Perubahan Iklim. J Litbang Pert. 30 (1): 1 -
7.
Tavana M, Azizi F, dan Behzadian M. 2013. A
Fuzzy Inference System with Application to
Player Selection and Team Formation in
Multi-Player Sports. Sport Mgmt Rev. 16:
97-110.

J Tek Ind Pert. 23 (2): 77-93 93

Anda mungkin juga menyukai