Anda di halaman 1dari 5

Toilet

Toilet Umum adalah sebuah ruangan yang dirancang khusus lengkap dengan kloset, persediaan air dan
perlengkapan lain yang bersih, aman dan higienis dimana masyarakat di tempat-tempat domestik,
komersial maupun publik dapat membuang hajat serta memenuh kebutuhan fisik, sosial dan psikologis
lainnya:

Toilet adalah fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil, tempat cuci tangan dan muka.
Umum adalah tidak menyangkut yang khusus (semuanya) secara menyeluruh. Toilet Umum adalah
fasilitas sanitasi yang mengakomodasi kebutuhan membuang hajat yang digunakan oleh masyarakat
umum, tanpa membedakan usia maupun jenis kelamin dari pengguna tersebut.

Persyaratan Ruang :
 1. Ruang untuk buang air besar (WC) : P = 80-90 cm, L = 150-160 cm, T = 220-240 cm
 2. Ruang untuk buang air kecil (Urinoir) : L = 70-80 cm, T = 40-45 cm

Sirkulasi Udara :

Mempunyai kelembaban 40 - 50 %, dengan taraf pergantian udara yang baik yaitu mencapai angka 15
air-change per jam (dengan suhu normal toilet 20-27 derajat celcius)

Pencahayaan :

Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
Iluminasi standar 100 - 200 lux.

Konstruksi Bangunan :
 1. Lantai, kemiringan minimum lantai 1 % dari panjang atau lebar lantai.
 2. Dinding, ubin keramik yang dipasang sebagai pelapis dinding, gysum tahan air atau bata dengan
lapisan tahan air.
 3. Langit-langit, terbuat dari lembaran yang cukup kaku dan rangka yang kuat sehingga memudahkan
perawatan dan tidak kotor.

Kriteria Toilet Yang Baik

1. Ventilasi Udara yang Baik

Sebuah toilet bersih, perlu memiliki ventilasi udara yang baik. Ventilasi udara digunakan untuk tempat
sirkulasi udara dan penghawaan. jika Toilet tak memiliki ventilasi akan terasa Pengap, panas, dan bau

2. Pencahayaan Optimal

Toilet seringkali dalam kondisi basah. Hal ini membuat suhu di sekitarnya jadi lembab, sehingga potensi
tumbuh kembang jamur, bakteri, sampai virus berada di Toilet. Pencahayaan yang baik dimaksudkan
untuk mencegah hal tersebut.

3. Pastikan Kondisinya Kering


Walau sulit, Toilet diusahakan dalam keadaan kering. Ini dimaksudkan untuk membendung potensi
pertumbuhan kuman dan bakteri.

4. Bak Mandi Bersih

Bak mandi merupakan tempat penampungan air yang digunakan dalam toilet. Jika Bak mandi
kotordapat menjadi tempat bersarangnya sumber kuman pembawa penyakit. Untuk itu, seringlah
mengecek bak mandi di dalam toilet, apakah ada noda atau kotoran. Dan pastikan bak mandi itu selalu
dalam keadaan bersih.

5. Air Bersih Selalu Tersedia

Syarat toilet bersih selanjutnya, keberadaan air bersih. Air yang bersih dapat menekan potensi penyakit
di dalam tubuh. Cara melihat air bersih yang baik sangat mudah, ciri umumnya, yaitu tidak berbau dan
berwarna. Akan tetapi, gunakanlah air bersih dengan bijaksana, jangan dibuang percuma, upayakan
pemakaiannya hemat.

6. Pembuangan Air Lancar

Toilet harus memiliki pembuangan air yang lancar. Jika tidak, air kerap tergenang. Genangan itu
membuat toilet jadi terkesan kotor dan bukan tidak mungkin jadi sumber penyakit.

7. Bersihkan Lubang Toilet Secara Berkala

Membersihkan lubang toilet. Sisa-sisa kotoran yang menempel di toilet menjadi sarang bakteri dan
virus. Jika dibiarkan menempel terus, bakteri itu dapat menyebar dan timbulkan ragam penyakit. Oleh
karena itu, membersihkan lubang Toilet secara berkala untuk menciptakan toilet bersih dan nyaman.

8. Tersedia Tempat Sampah

Poin ini tak bias disepelekan. Terkadang, ada sampah yang perlu dibuang di dalam toilet, seperti tisu,
bekas pasta gigi, dan lain-lain. Tersedianya tempat sampah jadi hal mutlak agar toilet terjaga
kebersihannya.

9. Wastafel

Kehadiran wastafel tak kalah penting. Pasalnya, setiap kegiatan di dalam toilet pasti menggunakan
tangan. Wastafel ini dipakai untuk mencuci tangan guna membersihkan virus dan kuman yang mungkin
menempel.

10. Dinding Toilet Harus Bersih

Mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan keramik di dinding toilet. keramik atau material lain
dinding toilet harus rutin dibersihkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari bakteri dan virus yang
menempel karena suhu lembab di dalam toilet.
Cleaning / Sanitasi
Wastafel cuci piring atau yang dikenal dengan nama kitchen sink merupakan tempat untuk mencuci
perlengkapan memasak, peralatan makan dan minum, serta sebagai tempat cuci tangan.

Tanpa adanya tempat cuci piring sepertinya dapur terasa kurang lengkap, maka tak heran jika dalam
mendesain dapur tak meninggalkan wastafel cuci piring itu.

Diperlukan pertimbangan yang matang dalam pembuatannya, entah itu desain, material, ukuran,
maupun letaknya.

Semua itu agar diperoleh tempat cuci piring yang indah secara estetika, kuat, nyaman digunakan, dan
dapat selalu terjaga kebersihannya.

Berikut tinggi dan letak ideal wastafel cuci piring:

Tinggi Ideal Tempat Cuci Piring

Wastafel cuci piring hendaknya dapat digunakan dengan nyaman oleh orang dewasa, tanpa harus jinjit
atau membungkukkan badan.

Rata-rata orang Indonesia memiliki tinggi badan sekitar 160 cm hingga 170 cm dan idealnya tinggi
wastafel cuci piring sama dengan tinggi meja dapur yaitu setinggi area pinggul orang dewasa.

Jadi tinggi standar ideal tempat cuci piring yaitu 80 cm - 85 cm jika diukur dari lantai, atau untuk
mendapatkan ukuran yang ideal juga bisa menyesuaikan dengan penggunanya.

Atau lebih tepatnya untuk menentukan tinggi meja wastafel cuci piring adalah dengan mengukur
langsung pegawai yang kira-kira akan paling sering menggunakannya.

Letak Ideal Tempat Cuci Piring :

Wastafel cuci piring pastinya akan selalu berhubungan dengan air, sehingga jika tidak lekas kering
setelah digunakan akan membuatnya lembab dan tampak kurang bersih.

Jika secara terus menerus selalu dalam keadaan basah, bukan hanya tak sedap dipandang tetapi juga
bisa menjadi sarang kuman.

Oleh karena itu, sebaiknya usahakan agar wastafel cuci piring dan area sekitarnya dapat lekas kering
setelah digunakan.

Cahaya alami dan sirkulasi udara yang baik diperlukan untuk membantu wastafel cuci piring serta area
disekitarnya cepat mengering setelah digunakan.

Maka seharusnya tempat cuci piring terletak di dekat jendela, sehingga akan selalu mendapatkan cahaya
alami serta sirkulasi udara yang baik.

Jadi idealnya wastafel tempat cuci piring ini terletak di dekat jendela, jika tidak ada jendela paling tidak
dekat dengan ventilasi udara.

Dengan demikian jika tidak mendapatkan cahaya alami, setidaknya sirkulasi udara yang lancar dapat
mempercepat keringnya wastafel hingga area di sekitarnya.
Hal Hal yang Tidak boleh di buang dalam tempat cuci piring

1. Minyak Dan Sisa Lemak

Minyak goreng yang telah dipakai terlalu sering memang tidak baik untuk kesehatan itu sebabnya
minyak tersebut harus segera dibuang. Banyak orang sering membuang bekas minyak goreng di bak cuci
piring karena lebih mudah. Padahal kebiasaan ini tidak boleh dilakukan.

Selain minyak, sisa lemak bekas memasak daging juga sering dibuang di bak cuci piring. Dua hal tersebut
ternyata tidak boleh di buang di sembarang tempat lo apalagi bak cuci piring. Hal ini dikarenakan minyak
dan sisa lemak bisa berubah menjadi padat alhasil bak cuci piring pun dapat tersumbat.

Buanglah minyak dan sisa lemak di tempat khusus lalu buang saat ada jadwal pembuangan sampah.
Cara ini jauh lebih aman, daripada kamu membuangnya di bak cuci piring. Meskipun terkesan praktis,
nyatanya kebiasaan tersebut bisa membuat bak cuci piring menjadi mampet.

2. Tepung

Selain minyak, tepung juga sering dibuang di bak cuci piring. Sisa tepung pada wadah bekas kamu
memasak dapat menjadi penyebab mengapa bak cuci piring mampet. Saat mencuci wadah yang masih
terdapat sisa tepung, orang cenderung langsung mencucinya tanpa membuang sisa tepung tersebut
terlebih dahulu. Kebiasaan inilah yang menyebabkan bak cuci piring menjadi mampet.

Meskipun tidak terlalu banyak, tepung yang menggumpal tetap bisa menjadi penghalang air yang
mengalir, itu sebabnya RoomMies perlu untuk membuang sisa tepung tersebut di tempat sampah
sebelum mencuci peralatan masak.

3. Obat-obatanan

Baik obat sirup maupun tablet tidak diperbolehkan dibuang di bak cuci piring, ya RoomMies. meskipun
tidak membuat mampet, zat yang terdapat pada obat-obatan tersebut bisa mempengaruhi kualitas air
dan mencemarkan lingkungan. Meskipun obat-obatan sudah tidak digunakan maupun sudah kadaluarsa
bukan berarti kamu bisa membuangnya secara sembarangan, apalagi di bak pencuci piring.

4. Tisu dan kertas

Meskipun tisu dan kertas cukup jarang dibuang di bak cuci piring, namun saat keadaan tertentu tisu dan
kertas juga kerap dibuang di bak cuci piring lo.
tisu sendiri sering kali digunakan ketika selesai makan. Tak jarang orang meletakan tisu diatas piring.
Saat hendak mencuci piring tisu menjadi basah dan mudah sobek sehingga kamu membuangnya di bak
cuci piring tersebut.

Karena tisu maupun kertas memiliki daya serap yang tinggi, maka kedua benda tersebut bisa pipa air
menjadi tertutup atau mampet.
Buanglah tisu dan kertas di tong sampah. Bukan hanya dilarang di bak cuci piring, kedua benda tersebut
juga tidak boleh dibuang di toilet.

5. Ampas kopi
Jika RoomMies gemar minum kopi, jangan lupa untuk membuang ampas pada tempat sampah bukan
pada bak cuci piring. Banyak orang sering membuang ampas kopi di bak cuci piring karena lebih praktis
dan sekalian mencuci gelas bekas kopi tersebut.

Namun, kebiasaan ini tidak boleh dilakukan lo. sama seperti tepung, ampas kopi juga bisa membuat bak
cuci piring menjadi mampet. Sebelum mencuci gelas bekas kopi, kamu dapat buang terlebih dahulu sisa
ampas kopinya di tempat sampah.  Hal ini bisa mencegah bak cuci piring menjadi mampet.

6. Cangkang Telur yang Telah Remuk

Jangan karena cangkang telur telah remuk dan menjadi pecahan yang kecil-kecil lantas kamu bisa
membuangnya di bak cuci piring. Cangkang meskipun kecil jika jumlahnya banyak bisa menyumbat bak
cuci piring roommis. Alhasil air menjadi menggenang di bak cuci piring karena tumpukan cangkang telur
yang menghalangi lubang pembuangan.

Anda mungkin juga menyukai