LAPORAN PRODUKSI
Menurut (Latief & Utud, 2017:3) “Produser hanya sebuah kata, tetapi dalam
dunia broadcasting dan film kata produser terkandung makna kuat, daya tarik, dan
pengaruhnya pada pengembangan karier dan nasib pekerja dan pelaku seni”.
produser memiliki peran penting yang besar dalam sebuah proses pembuatan sebuah
karya.
Tugas seorang produser sangat luas mulai dari mengkoordinir dari fase
pengembangan yaitu ide sampai skrip jadi, dilanjutkan ke fase persiapan produksi
yaitu memilih dan merekrut kru inti maupun penunjang, lalu masuk ke fase produksi
yaitu proses pengambilan gambar atau syuting, hingga mengkoordinir di fase paska
menyerahkan kepada penulis naskah akan tetapi produser harus tetap melakukan
evaluasi terhadap ide cerita tersebut. Pada saat tahap produksi, yang lebih dominan
segala fasilitas dari produksi hingga paska produksi. Bisa dikatakan produser harus
Dari kutipan diatas maka dalam produksi FTV yang berjudul “FAREWELL
COFFEE” ini, penulis memilih jabatan untuk menjadi produser karena keinginan
penulis untuk menghasilkan karya yang dapat memberikan kebahagiaan dan hiburan
untuk penonton dan dengan adanya pengalaman menjadi produser di beberapa tugas
sebelumnya yang ada di Universitas Bina Sarana Informatika, dan juga karena
atau produksi dilapangan lebih efisien dalam hal waktu, tenaga, biaya, dan untuk
rencana, maka sistematika pekerjaan dapat diatur dan terjadwal dengan baik, proses
apa saja yang harus dicapai, dengan siapa harus bekerja sama, dan untuk efisiensi
dan efektivitas kerja. Praproduksi biasanya membutuhkan waktu yang cukup banyak
dan bahkan terkadang lebih lama dari pada waktu untuk produksinya. Dikarenakan
praproduksi merupakan pengumpulan semua data dan elemen yang berkaitan dengan
dilaksanakan secara efisien dalam hal waktu, tenaga, biaya, dan mekanisme kerja
Pada tahap praproduksi ini, setelah pemilihan ide cerita selanjutnya produser
Produser juga merancang anggaran untuk mengetahui seberapa besar dana yang
Ditahap praproduksi ini pula lah produser melakukan pencarian lokasi untuk
dijadikan sebagai lokasi syuting yang sesuai dengan cerita yang dibuat dan dengan
diskusi bersama para kru. Dilanjutkan dengan pengurusan izin lokasi yang sudah
dipilih, melakukan casting untuk menemukan talent yang cocok untuk cerita yang
telah dibuat, dan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk proses syuting agar
3.2.1. Produksi
sebagai kesiapan seluruh kru agar semuanya tersosialisasikan dengan baik dan semua
kru yang terlibat paham apa yang akan dilakukan pada saat proses syuting dan proses
tidak membuang waktu yang banyak. Bisa dikatakan pelaksaan syuting akan berjalan
dengan baik dengan hanya mengikuti apa yang telah direncanakan secara matang
Yang terpenting tugas produser pada saat proses syuting yaitu bertanggung
jalannya produksi. Setelah selesai syuting produser juga melakukan evaluasi kerja
kelengkapan alat yang ditulis pada saat praproduksi. Lalu melakukan pengecekan
data dan dipindahkan kedalam hardisk atau laptop sebagai backup data.
proses penyelesaian akhir dari produksi”. Atau yang biasa dikatakan proses editing.
Seperti yang dikatakan (Latief & Utud, 2017:236) “Pasca produksi tahapan terakhir
19
dari produksi”. Pasca produksi ini dilakukan pada saat proses produksi selesai
dilaksanakan.
Pada tahap ini bukan hanya sekedar memilih lalu menggabungkan gambar
saja, tetapi termasuk pemberian efek khusus, pengoreksian warna, pemberian suara
Tugas produser selanjutnya pada tahap pasca produksi ini adalah melakukan
beberapa evaluasi akhir yang bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan
dalam proses pelaksanaan pada saat produksi. Tidak lupa pada saat proses editing
selama masa produksi yang sudah dilakukan. Mulai dari menghitung, meyusun, dan
persyaratan yang sudah ditentukan sebelum proses sidang. Seperti pembuatan poster,
TV drama menyatakan bahwa ada beberapa pedoman profesi sebagi produser yaitu:
program televisi.
semua departemen.
2. Hak produser
jalannya produksi.
penulis melakukan peran dan tanggung jawab mulai dari pra hingga paska. Yaitu
anggaran dana, menentukan pemain dan lokasi, jadwal produksi, mengatur dan
a. Konsep Kreatif
Menurut (Latief & Utud, 2017:1) “sesuatu yang menarik, indah, artistik, dan
Dari kutipan diatas, penulis pada proses penemuan ide, harus bisa
menggabungkan ide-ide yang diusulkan dari setiap kru. Tujuan dari penggabungan
ide ini adalah untuk menemukan satu ide cerita yang menarik, mengesankan dan
kreatif. Kemudian produser akan berdiskusi bersama sutradara dan penulis naskah
22
untuk mendiskusikan cerita tersebut. Setelah berdiskusi dengan sutradara dan penulis
naskah, produser akan memberitahu kru yang lain agar tidak terjadi percekcokan
antar kru yang dikarenakan perbedaan pendapat sehingga dapat meminimalisir ego
setiap kru.
Penulis menyadari konsep ide cerita yang kreatif sangat dibutuhkan saat ini
untuk menarik perhatian penonton. Hal tersebut yang membuat penulis sebagai
seorang produser bekerja sama dengan penulis naskah dan sutrada untuk
biaya tersebut. Dimulai dari penentuan waktu shooting yang dilakukan sehari,
pencarian tempat penyewaan alat yang memberikan diskon, hingga pencarian lokasi
shooting yang biaya sewanya murah dan terjangkau. Dengan harapan anggaran biaya
yang terbatas ini dapat dimaksimalkan untuk menciptakan karya yang bagus.
b. Konsep Produksi
Dalam sebuah tim, kerjasama adalah kunci utama suksesnya sebuah produksi.
Oleh karena itu secara garis besar, produser melibatkan semua kru dalam penciptaan
drama hal-hal teknis seperti komposisi gambar, penempatan kamera, bloking artis,
dan lainnya akan lebih terinci sehingga saat dilapangan seorang sutradara
Dari kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa keberhasilan sebuah film drama
televisi terletak pada kedisiplinan tim dalam membuat dan menerapkan desain
produksi yang telah dibuat. Kerjasama dan saling mengingatkan satu sama lain
dalam pengecekan alat atau ketersediaan kebutuhan artistik yang digunakan dan
proses produksi suatu film agar proses pembuatan film dapat berjalan dengan lancar.
Juni 2019, sebelumnya penulis sudah melakukan pengecekan kesiapan kru, kesiapan
alat, hingga kesiapan lokasi yang digunakan. Dengan konsep yang hanya di dalam
sebuah coffee shop, maka dari itu proses syuting tidak perlu berpindah-pindah tempat
sehingga memudahkan kru dan dapat menghemat waktu sehingga memang bisa
c. Konsep Teknis.
sound system”.
pilihannya sendiri tetapi berdiskusi dengan seluruh tim. Pada produksi ini
menggunakan kamera Sony pxw-fs5 mark II yang menjadi pilihan DOP, selain
karena pilihan penata kamera yang sudah menguasi kamera jenis tersebut juga
24
dikarenakan fungsi dari kamera itu sendiri. Serta penggunaan tiga lighting LED
konsep produksi yang memilih waktu dimalam hari. Dan tidak lupa bagian terpenting
dari audio yang menggunakan empat clip on sennheiser mengikuti jumlah pemain
yang berjumlah empat orang serta zoom H6N. Dengan kesiapan teknis yang
digunakan, penulis yakin bahwa setiap proses pada tahap produksi ini dapat berjalan
dengan lancar.
a. PraProduksi
1) Kendala : Dikarenakan pada tim ini hanya ada 7 orang sedangkan yang
akan dan bisa menempatati jobdesk yang kosong sehingga tim tersebut
b. Produksi
1. Working Schedule
2. Breakdown Budget
3. Shooting Schedule
4. Equiptment List
6. Call Sheet
7. Foto Lokasi
Tabel III.1
WORKING SCHEDULE
26
9 Reading talent
10 Recce produksi
11 Persiapan sewa alat dan akomodasi
1 Shooting
2 Mengamankan lokasi
Produksi
3 Menyiapkan logistik
4 Membuat daily production report
1 Offline editing
2 Online editing
3 Mixing dan scooring
4 Pasca Produksi Pengumpulan laporan produksi
5 Softcover
6 Final laporan hardcover
7
27
Tabel III.2
BREAKDOWN BUDGET
Reading 400.000
-
28
- Talent Rara 1 Orang x 1 Hari 500.000 500.000
29
- Sewa zoom H6N 1 Hari x 1 Paket 150.000 150.000
3. Akomodasi
30
Sub. Total 650.000
IV Pelaporan
31
Tabel III.3
SHOOTING SCHEDULE
32
11 Selasa-18 Juni 2019 00.00-05.00 Pengambilan gambar
12 05.00-06.00 Shooting selesai, istirahat, sholat, makan,
backup data
13 06.00-07.00 Preview dan briefing, talent pulang
14 07.00-08.00 Merapikan alat Pecah tim
15 07.00-09.00 Merapikan set Pecah tim
16 09.00-10.00 Pengembalian alat
17 10.00 Pulang
33
Tabel III.4
EQUIPTMENT LIST
34
10 Clip on Sennheiser 4 Sewa
11 Memory card 4 Sewa
12 Kabel roll 3 Milik sendiri
35
Tabel III.5
Daily Production Report
36
Merapikan alat 07.00 10.30
Merapikan set 07.00 10.30
Mengembalikan alat 09.00 12.00
Pulang 10.00 13.00
37
Tabel III.6
CALL SHEET
38
39
FOTO LOKASI
Gambar III.4
Gambar III.5
40
Ada pun menurut Oakey (Naratama, 2018 : 11) “director adalah seseorang
yang bertanggung jawab terhadap kualitas gambar (film) yang tampak dilayar
semua crew yang terlibat dalam proses produksi, Sutradara juga merupakan
komando dalam setiap produksi drama, dari pra produksi hingga pasca produksi.
Pada tahap pra produksi, sutradara dan penulis naskah mencari ide yang
nantinya akan diproduksi ke dalam drama televisi, tapi itu semua harus disetujui
oleh produser. Ide drama televisi ini berasal dari sutradara dan penulis. Penulis
akhirnya kami menemukan ide untuk mengangkat sebuah cerita yang bertemakan
drama romance tentang 4 orang barista yang bekerja di coffe shop. Rara
menyimpan rasa terhadap iko dan iko menyukai wanita lain. Malam itu hari
Sutradara akan terlibat mulai dari awal pembuatan ide visual seperti
dirancang untuk memenuhi kebutuhan keindahan karya seni itu sendiri. Pada
periode pra produksi, Sutradara wajib hadir pada setiap diskusi kreatif acara,
12-13).
Sutradara harus bekerja sama dengan semua crew untuk mempersiapkan segala
sesuatu secara terancang dan terencana yang akan diperlukan pada saat proses
pembuatan film televisi. Sebelum menjalani proses produksi, tahap awal untuk
Tahap pra produksi adalah semua kegiatan mulai dari pembahasan &
pengumpulan ide-ide atau brainstorming dengan semua crew lalu digabung dan
dibuat menjadi konsep yang akan penulis ceritakan kepada dosen pembimbing.
setelah mendengar cerita dari Sutradara dan mengajak Produser untuk membahas
dari ide-ide cerita yang sudah di diskusikan. Produser dan Sutradara mulai
mencari talent yang sesuai dengan film yang akan dibuat dan juga mencari set
lokasi yang sesuai dengan keinginan Sutradara. Pada proses pra produksi yang
1. Rapat
lainnya melakukan rapat mingguan yang dilaksanakan disalah satu rumah crew
atau di kampus. Semua divisi memberikan masukan ide untuk produksi nanti dan
2. Survei Lokasi
lokasi yang dibutuhkan. Semua tim membantu mengkontek kedai coffe shop yang
ada di Jakarta, akhirnya tim mendapatkan lokasi yang sesuai dengan scenario
yang dibuat di bilangan Pancoran Jakarta Selatan. Ada satu tahapan penting
recce.
18.43) Recce (dibaca reki) adalah proses mengunjungi lokasi. Setelah Penulis /
Produser menemukan lokasi yang sesuai dengan kebutuhan cerita, dan telah
disetujui oleh Sutradara, maka rombongan crew akan datang mengunjungi lokasi
Produser, Penata kamera, Penata artistik, dan Penata suara. Recce berguna untuk
menentukan hal teknis di lapangan. Dari sisi kreatif tentu apa yang ditulis di
naskah tidak sepenuhnya sesuai dengan kondisi di lapangan. Oleh karena itu tim
kreatif perlu melakukan beberapa penyesuaian di lapangan agar cerita tetap dapat
Pada tahap ini Sutradara melakukan penempatan adegan, apa yang sudah
2.2.2 Produksi
pelaksanaan proses produksi. ‘Stand by! Cut! Panning kanan! Fokus! CloseUp!’
masing.
Hal yang harus dilakukan Penulis selama proses produksi film televisi “Farewell
Coffee” adalah :
nya cukup atau kurang, jika kurang Sutradara konfirmasi kepada tim
karena mungkin saja kendala dapat terjadi. Misalnya, ada dialog yang
salah dari pemain atau kendala teknis diluar dugaan dan lain-lain.
4. Penulis harus bisa mengambil keputusan yang tepat dan cepat apabila
yang tidak bisa diduga. Lalu Sutradara juga harus mempunyai trik untuk
kembali dari hasil gambar yang sudah diperoleh, agar Sutradara bisa
seluruh tim produksi, khususnya kepada Penata Kamera. Untuk itu, sebaiknya
76).
Berikut adalah 9 shot size (Ukuran Gambar) yang harus Sutradara pahami
2. VLS : Verry Long Shot sebagai tata bahasa gambar yang jauh dan luas,
4. MLS : Medium Long Shot kita mengambil garis imajiner dari posisi
useful.
dan menata hasil rekaman gambar dan audio menjadi satu keutuhan berdasarkan
Hal yang dilakukan oleh Sutradara pada tahap pasca produksi, diantaranya :
1. Bila ada catatan khusus dari editor, maka Sutradara harus mengevaluasi
penata musik dan editing perihal ilustrasi musik scoring yang telah
dibuat konsepnya terlebih dahulu pada saat pra produksi oleh Sutradara
dan audioman.
utama. Tanpa leadership penulis tidak akan pernah bisa menciptakan karya seni
tim yang memiliki berbagai macam latar belakang kru, kadang kala Sutradara
harus bisa bersikap rendah hati dan menghargai orang-orang yang dalam tim
47
tersebut.
cita rasa yang tinggi tentang suatu nilai kesenian dan kebudayaan.
Ada pun dari peran dan tangggung jawab Sutradara yang telah disebutkan di atas,
memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan kewajibannya dari mulai
pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Hal ini juga dipertegas dengan tugas
audio visual.
3) Memahami jenis dan isi naskah dengan mengetahui cerita apa yang ingin di
4) Memahami dan meresapi suasana hati, jiwa, atau mood dengan cerita yang
8) Dapat mem backup seluruh divisi jika kru tidak ada yang mengerti
tugasnya.
1. Konsep Kreatif
mengajukan tiga konsep dasar penonton yang harus dipahami. Ketiga konsep
1) What People Want To See : Apa yang ingin dilihat penonton adalah
49
shot dimana semua pemain berada didalam satu frame menjelaskan situasi
dalam film.
2) What People Need To See : Apa yang perlu dilihat oleh penonton.
Fungsi shot ini adalah untuk memperkaya emosi dan variasi gambar agar
dalamnya. Seperti saat Iko ingin membuatkan kopi untuk temannya lalu
direbut oleh Rara, dan akhirnya Rara yang membuatkan kopi untuk
3) What People Want And Need To See : Apa yang ingin dan perlu dilihat
Konsep ini merupakan suatu kesatuan apa yang ingin dan perlu
menyukai seseorang namun orang itu suka dengan orang lain. Kopi yang
Gilang, Putri, dan Rara. Seperti cappuccino Rara “orang-orang gak akan
pernah tahu seberapa tebal foam diatas cappuccino begitu juga perasaan
Rara ke Iko”
Untuk mendukung peran dan makna dari sebuah shot, Thomson telah
disebut sebagai The Element Of The Shot yang dipaparkan sebagai berikut :
1) Motivasi
Dalam film ini, motivasi yang akan diberikan oleh Sutradara adalah 4 orang
barista yang berteman sangat dekat dan malam itu adalah hari terakhir Rara kerja
di coffe shop sebelum dia di mutasi ke Bandung. Dan Rara mempunyai rahasia
mereka semua, malam itu akan menjadi malam yang sangat di ingingkan Rara.
sesuatu kepada 3 orang sahabat nya. Iko, gilang dan putri heran tiba-tiba karena
2) Informasi
menutup tulisan caffe open menjadi close menandakan bahwa coffe shop itu
sudah tutup dan juga pengambilan gambar kopi yang di buat Rara untuk teman
teman nya, dan di dalam kopi itu memiliki karakteristik untuk Iko, Gilang, Putri
dan Rara sendiri. Seperti mochacino yang di minum putri, Americano Iko dan
ekspreso di dalam loki gilang. Dalam kopi tersebut mempunyai arti untuk
mereka.
51
3) Composition
informasi.
film ini untuk menunjukkan ke penonton dengan mengambil shot yang detail.
Seperti ada keraguan untuk Rara berbicara dan dia memainkan jari nya di
cangkir kopi dan Iko yang memutar jari nya di atas loki ekspresonya.
c) Subject or Object : Mengambil gambar pada scene 1 ketika Rara dan Iko
sedang berada di meja bar lalu gilang masuk ke dalam dan kamera mengikuti
objek. Kamera ditempatkan di ujung kiri dan ketika objek utama bergerak,
d) Colour : Warna dalam sebuah film juga penting dalam pembuatan film. Hal
ini demi menunjukkan suasana-suasana yang ada dalam sebuah film. Dalam
film ini digunakan pewarnaan yang sangat natural. Film ini berkonsep indoor
4) Camera Angle
Sudut pengambilan gambar pada film ini menggunakan tiga sudut yaitu High
a) High Angle : Ketika Rara merasa sendiri menyesal apa yang telah di
b) Low Angle : Saat Iko marah dan penuh rasa kecewa kepada Gilang
café.
5) Sound
berdasarkan realitas cerita. Karena mempunyai emosi yang kuat ketika Rara
6) Continuity
alam, misalnya awan ditiup angin, riak dan air terjun ataupun burung terbang
bebas.
blocking pemain, posisi property (tata artistic), dan berbagai posisi lainnya
kamera.
53
baik yang bersifat direct sound (suara yang di rekam langsung pada saat
terwujud dalam percakapan para pemeran susuai dengan tuntunan cerita dan
mengaplikasikan 4 tahap shot yaitu : shot motivasi, shot teknis, shot beauty, dan shot
informasi. Dalam film televisi ini gambaran besar yang ditampilkan adalah serealistis
mungkin agar penonton dapat larut dalam cerita dan merasakan sensasi dalam film
dibuat sedemikian rupa seperti coffee shop sesungguhnya agar teresan realistis dan
natural. Konsep yang dibuat oleh penulis sama dengan konsep penyutradaraan,
sehingga dalam pengadeganan dan alur cerita sutradara bisa me-treatment film ini
Konsep Kreatif awal dari film televisi ini adalah menampilkan shot montage,
dalam teknik penampilan gambar ini penonton dimanjakan dengan shot yang detail
a. Aktor
karakter pemain karena drama televisi ini adalah drama romance atau
percintaan.
54
b. MakeUp
MakeUp yang digunakan untuk semua karakter Iko, Rara, Putri, Gilang
dalam film televisi ini adalah makeup natural karena adegan yang digunakan
c. Wardrobe
COFFEE” adalah pakaian yang digunakan layaknya barista coffe shop yaitu
d. Setting
e. Editing
proses rought cut menjadi halus dan membuat penonton tidak menyadari
2. Konsep Produksi
Pada saat proses pembuatan film televisi penulis bekerja sama dengan seluruh
tim agar mendapatkan hasil yang maksimal dan terbaik. Sebelum pengambilan
gambar penulis melakukan reading agar acting para pemain terlihat lebih natural dan
para pemain mengetahui isi dari naskah yang mereka mainkan dan menjiwai setiap
3. Konsep Teknis
Teknis dalam pembuatan karya film “FAREWELL COFFEE” penulis beserta tim
warna dalam film ini menggunakan LED Light Panel 16 inc. untuk audio penulis
menggunakan clip on sennheiser dan juga audio zoom H6N untuk merekam dialog
dan atmosfer agar suara yang dihasilkan jernih dan juga menambah backsound dan
1. Keterlambatan dari cafe karna padaa saat akan produksi, cafe belum
tutup yang membuat mundurnya jam mulai produksi dari jadwal yang
berkoordinasi dengan pihak cafe tentang last order customer cafe, selain
TABEL III.7
CASTING LIST
56
2 Gilang Tampan, Flamboyan, 24 tahun Sofyan Yusuf as
humble, care, lemah berperawakan ideal, Gilang
lembut, bahasa sehari-hari berbrewokan, hidung (08988615587)
banget. mancung berkulit
sawo matang
3 Rara Cantik, introvert, sedikit 23 tahun dengan Novia alfiani as Rara
bicara, dingin, pendengar tinggi 160cm, (087878660302)
curhat, ragu saat bicara ke berkulit putih,
orang lain, orang hidung mancung,
kepercayaan boss, rambut hitam
memakai kacamata. panjang ikal
57
Tabel III.8
DIRECTOR TREATMENT
No DIRECTION AUDIO
SCENE CAST D/N SET & DESCRIPTION
Int. Coffee Shop
1 1 N Montage Suara mesin kopi, ambience, mesin steam susu,
backsound
2 1 Rara, Gilang,extras N Rara yang sedang berada di depan Dialog rara “thnks ya kak.
kasir lalu extras pulang dari coffe
shop.
3 1 Gilang, Rara N Gilang membersihkan sisa gelas Dialog Gilang “seharian kerja masih cantik
yang ada di meja depan lalu masuk ajar ra”. Rara “Apaan sih lang rese deh”
ke dalam coffe shop sambil
menggoda rara
58
4 1 Rara, gilang N Rara memperkenalkan teman VO Rara for Gilang “Ini Gilang, cowo paling
teman nya satu persatu humble di café ini. Banyak pelanggan cewe
yang ngefans sama dia.”
5 1 Rara,Gilang,Putri N Putri duduk di meja sambil Gilang menggoda putri, putri menolak godaan
menebalkan make-up nya. Lalu gilang, “apaansi lo lang, rese banget” (dengan
Gilang berjalan menuju putri wajah kesal karna alat make-upnya di tutup).
untuk menutup kaca make-up
yang dipakai putri.
6 1 Gilang, Putri N Setelah Putri selesai make-up dia VO Rara For Putri “Nah ini putri, dia selalu
tersadar bahwa lupa menaruh memperhatikan penampilannya, dia baik dan
handphone nya satu lagi dia itu pelupa”.
7 1 Rara, Putri N Putri tersadar bahwa dia lupa “OHH MY GOD HANDPHONE GUE!!!!”
menaruh hp nya dan reflek
mencari, Rara yang dari tadi
memperhatikan putri hanya
menggelengkan kepala
59
8 1 Iko,Rara N Iko membuatkan kopi untuk “Gaisss kopi kalian kaya biasakan?”
teman teman nya
9 1 Rara N Rara merebut kopi yang di buat “Eeeehhhh udah…. Malam ini aku ya yang
oleh iko. Dan langsung menyuruh jadi barista nya”
iko duduk bersama Putrid an
Gilang
10 1 Rara N Rara membuatkan kopi untuk “guys..it’s our timeee to coffee! Well, ini kopi
mereka, dan membawakan kopi buat kalian semua.”
ke meja
11 1 Gilang N Gilang terheran karena tidak biasa “kenapa si Rara ? tumben buatin kopi buat kita
nya rara membuatkan kopi ?”
13 1 Rara N Rara menjelaskan kopi-kopi yang Ini ekspreso untuk Gilang, Mochacinno untuk
dibuat kopi untuk anak-anak, lalu Putri, dan Americano untuk Iko.
menjelaskan Rara hari trakhir
kerja.
60
14 1 Iko N Lalu iko datang dan duduk Ambience
bersama mereka
15 1 Rara N Sambil duduk dan menjelaskan “jadi..malem ini hari trakhir aku kerja di café
kalau…. ini.”
18 1 Rara N Rara menjelaskan kepada mereka “so guys..cafe kita buka cabang di Bandung..”
19 1 Gilang N Gilang yang menunggu kabar itu “wiiihh mantep si boss.. terus-terus Ra ?”
langsung menyambar…
61
20 1 Rara N Rara mencoba menjelaskan lagi “Nahh aku di mutasi dan disuruh ngelead
disana..”
1 Putri N Putri yang kecewa teman kerja “yaahhh..ilang deh satu diantara kita”
21 nya di mutasi ke bandung
24 1 Iko N Iko dengan nada sinis langsung “emang lo paham Ra berapa gram takaran kopi
menyambar pertanyaan kritis untuk buat Americano? airnya harus berapa
nya…. ML? trus tingkat panasnya berapa derajat?”
25 1 Rara N Rara yang mencoba meyakinkan RARA
iko bahwa kopi buatan dia enak “udahlah minum aja, ga seburuk yang kamu
pikir Ko.”
62
26 1 Gilang,Putri N Males dengan sikap iko yang “kenapa lagi sih ini orang??”
perfeksionis, putri yang “ga tau ahh… males.”
melepaskan ikatan rambut
27 1 Iko N Iko dengan nada tegas “karna lo ga biasa buat kopi, dan kalo lo mau
menjelaskan buat kopi harus dari hati Ra”
28 1 Rara N Rara mencoba untuk membalas “Koo..ga ada satu hal pun yang aku lakuin ga
pernyataan iko pake hati.”
63
31 1 Iko N Mencoba membantah kalau IKO
semua ini tuh soal rasa “bukan gitu Put, ini tuh soal rasa, dan ...”
33 1 Rara N Rara yang tak terima di bela Putri “kamu tau apa sih Put? Setiap hari kan kamu
langsung menyanggah Cuma perhatiin penampilan.”
64
36 1 Gilang N Gilang yang mencoba membela (suara di tekan dan tegas)
Putri “kok lo ngomong gitu? seharusnya lo bisa
terima masukkan dari orang dong, niat kita
semua juga baik kok ke lu ra ”
65
40 1 Iko N Iko yang dari tadi melihat IKO
berdebatan mereka langsung “lo kenapa jadi childish gini si ra? Gue Cuma
merespon tingkah rara ngasih tau lo soal kopi, dan gilang sama putri
Cuma nengahin kita.”
43 1 Obrolan Putri di N Iko menatap rara tajam dengan “terus..? kenapa kalo gue beneran suka sama
potong oleh Iko. ketegasan Putri ??”
66
45 1 Gilang N Gilang menanyakan kebenaran itu
GILANG
“lo beneran suka sama Putri Bro ??”
67
50 1 Gilang N Gilang langsung mencoba GILANG
menjelaskan “iya Ra… lo ngomong apa sih ? kita ga ada
hubungan apa-apa”
68
55 1 Iko N Iko terkejut mendengar ucapan
rara, langsung menanyakan nya IKO
ke Gilang “HAH!! Lang...itu bener yang di bilang Rara
?”
61 1 Putri N PUTRI
“tapi lo ga perlu ngomong begitu Ra. Apa
perlu lo bicara selebih itu ?!
70
62 1 Semua N Putri minum kopi. ambience
71
63 1 Putri, iko N Putri hanya memandang Iko PUTRI
dengan kesal dan tidak “gue minta maaf dengan perilaku gue yang ga
menyangka. Lalu menghela nafas baik selama di café ini. gue berharap perspektif
perlahan. kalian semua ke gue ga ngerubah pertemanan
kita.
Buat lo Ra, terimakasih udah jadi partner kita
selama ini, sukses ya di Bandung.”
72
66 1 Rara, Gilang N Gilang menghela nafas panjang GILANG
dan menatap ke Rara. “Ra..kenapa sih lo kaya gini ? harusanya kita
Rara hanya menunduk dan ngopi-ngopi bareng dan rayain kebersamaan
memegang cangkir. kita.”
ke iko “ya seperti yang Iko bilang tadi, ini semua tentang
rasa. Orang-orang hanya mementingkan soal
perpaduan rasa yang ada di cappuccino, tapi ga
pernah peduli sama ketebalan foam diatasnya. Dan
sekarang aku sendiri ngerasa bagaikan foam diatas
cappuccino.
Kamu tau ga Lang, selama ini aku suka sama Iko,
tapi aku ga berani ngungkapin perasaan ke dia,
karna aku sendiri pun ga yakin sama diri aku
sendiri, aku takut Iko ga ada rasa ke aku.
Ketika Iko bilang dia suka sama Putri, perasaan aku
hancur banget Lang, aku ga bisa terima kenyataan
orang yang aku suka selama ini suka sama orang
lain, dan itu partner kerja aku sendiri.”
73
68 1 Gilang N Gilang menatap Rara, lalu GILANG
menundukkan kepala. Gilang “mengungkapkan perasaan itu benar Ra, dan
mengangkat kepala kembali, ga ada yang salah sama perasaan lo ke Iko,
sambil mengeluss berewok. tapi… waktu dan caranya
kurang tepat. Seperti Americano favoritnya
Iko, ga pernahkan Iko menikmati Americano di
siang hari?
Goodluck yaa Ra di Bandung and Thankou
buat farewell coffee nya.”
74
70 1 Rara N Sendirian sedih ga menyangka soundtrack
bahwa teman teman nya
meniggalkan dia, Rara galau
75
Tabel III.9
BREAKDOWN SHEET
76
2 1 Iko Kaos polo putih Natural Coffe Mesin kopi, gelas,
Celana hitam shop toples kopi,
panjang gelas,
sendok,bangku
Apron dan pin
77
5 1 Putri Kaos polo putih Natural Coffe Alat Make Up
Celana hitam shop Putri,
panjang
Apron dan pin
Jam tangan
Rambut di
kuncir
78
Tabel III.10
STORY BOARD
79
Gambar III.8 Gambar III.9
80
Gambar III.12 Gambar III.13
Gambar III.15
Gambar III.14
81
Gambar III.17
Gambar III.16
82
Gambar III.20
83
84
Jadi dapat penulis pahami bahwa dalam membuat sebuah film televisi
langkah pertama adalah pencarian sebuah ide cerita berdasarkan referensi yang
dilakukan oleh penulis naskah.
Pada saat pra produksi menurut (Mabruri, 2018:214) “Hal pertama yang perlu
dilakukan adalah mengolah ide cerita menjadi sebuah skenario dengan beberapa
tahap yang biasa dilalui agar arahnya jelas, tidak melenceng jauh dari ide dasar
(basic story), dan agar kerangka ceritanya terkunci.”
Menurut (Aristo & Ash Shiddiq, 2017:69) “Sebagai penulis naskah film, kita
membuat serangkaian instruksi bagi orang - orang yang memahami bahasa naskah
film sehingga mereka (kru dan talent) dapat membayangkan bagaimana
penyampaiannya dalam sebuah film”.
Pada saat produksi, penulis naskah juga memiliki tanggung jawab untuk
membantu sutradara dalam memberikan pengadegan untuk para talent agar sesuai
dengan naskah. Dalam naskah film memiliki struktur yang sedemikian rupa,
sehingga dapat diterjemahkan menjadi rangkaian gambar dan suara yang bisa terlihat
pada layar.
85
Seperti kutipan diatas, sama proses pasca produksi, penulis naskah membantu
editor agar editing berjalan dengan lancar dan sesuai dengan cerita yang sudah
dibuat.
b) Antagonis
Tokoh ini merupakan lawan dari tokoh protagonist. Ia memerankan sifat
buruk, menjadi musuh dan menyebabkan konflik. Dalam film televisi
“Farewell Coffee”. Tokoh ini yaitu Rara, seorang wanita cantik dan introvert
88
c) Tritagonis
merupakan tokoh pembantu atau penengah dalam cerita baik untuk tokoh
protagonist dan antagonis. Dalam film televisi “Farewell Coffee”. Tokoh ini
yaitu Gilang dan Iko, dua lelaki tampan dan baik yang menjadi penengah saat
tokoh Rara dan Putri mendapatkan sebuah kesalah pahaman.
7) Premise
Premise adalah kalimat singkat yang menjelaskan tentang tujuan dan isi
cerita. Premise dalam film televisi yang berjudul “Farewell Coffee” tentang
sebuah persahabatan yang rusak karena sebuah rahasia.
Unsur ekstrinsik di film merupakan unsur – unsur yang berada di luar karya
sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme
karya sastra. Berikut faktor yang mempengaruhi karya sastra :
1) Faktor Psikologi
Dalam film televisi “Farewell Coffee” tokoh - tokoh memiliki karakter
psikologis yang berbeda namun sesuai dengan situasi, kondisi dan latar cerita.
2) Faktor Sosial
Dalam film televisi “Farewell Coffee” penulis membuat latar cerita yang
bersinggungan dengan keadaan sosial yang kini tengah terjadi di masyarakat.
naskah selanjutnya disampaikan kepada semua kru. Ketika ide cerita sudah disetujui
oleh semua kru, masuk ke tahap pembuatan treatment dan skenario. Arti Treatment
sendiri merupakan rangkuman naskah yang dibuat untuk menjelaskan alur atau plot
utama dalam sebuah naskah.
Jika treatment dan skenario sudah disetujui oleh produser, sutradara, dan
semua kru. Langkah selanjutnya yaitu membedah naskah untuk mengetahui apa saja
yang dibutuhkan pada saat produksi agar berjalan sesuai dengan naskah.
3.3.2. Produksi
Menurut (Mabruri, 2018:74) mengatakan bahwa “Yang paling terpenting
dalam mengingatkan sutradara atau asisten sutradara mengenai kesinambungan
(continuity)”.
Seperti yang penulis pahami continuity dalam film dapat membuat sebuah
cerita dan pergerakkan objek akan tersusun baik hingga akhir cerita.
Sebelum shooting dimulai, penulis naskah membantu kru yang bertugas dan
sutradara untuk mengarahkan adegan kepada talent, atau yang di sebut dengan
reading talent. Dengan adanya reading, agar talent bisa memaksimalkan aktingnya
sesuai dengan naskah yang telah dibuat.
Penulis naskah juga mendistribusikan naskah kepada pemain dan kru yang
membutuhkan, karena naskah adalah salah satu yang terkuat dan membuat siaran
berjalan lancar serta menjadi hidup. Naskah di setiap jobdesk adalah patokkan dari
semua kegitan berjalannya acara.
Selain itu, Penulis naskah saat produksi ikut serta membantu penata artistik
dalam setting lokasi, agar penggambaran sesuai dengan naskah yang sudah ada.
Pada tahap pasca produksi, penulis terlibat langsung dalam proses editing dan
penulis kembali melihat hasil shot yang telah diambil oleh penata kamera bersama
kru. Penulis naskah membantu editor agar hasil dari editing sesuai dengan naskah.
1. Menciptakan dan menulis dasar acuan dalam bentuk naskah atau dasar ide
cerita sendiri atau ide dari pihak lain.
2. Bagi penulis, dasar acuan itu bisa dilakukan secara bertahap mulai dari ide
cerita, basic story, sinopsis, treatment, dan skenario.
3. Bekerja dari tahap pengembang ide sampai jangka waktu terakhir dari
praproduksi.
4. Membuat skenario dengan format yang telah ditentukan.
5. Menjadi narasumber bagi pelaksanaan produksi bila diperlukan.
Berdasarkan kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa penulis naskah
bertanggung jawab untuk membuat dan mengembangkan ide cerita menjadi sebuah
skenario yang baik, dengan format yang telah ditentukan. Penulis naskah juga
berperan dalam proses produksi yaitu membantu kru yang bertugas dan sutradara
untuk mengarahkan adegan kepada talent. Agar talent bisa memaksimalkan
aktingnya sesuai dengan naskah yang sudah ada. Tidak hanya sampai di tahap
produksi, tetapi di tahap pasca produksi, penulis naskah juga berperan untuk
membantu editor agar menyusun shot yang sesuai dengan naskah yang sudah dibuat
dan disepakati oleh semua kru.
a. Konsep Kreatif
Kreatif menjadi salah satu segmen terpenting yang harus dimiliki sebuah
penulisan naskah, kreatif bukan hanya sebagai modal awal dalam memulai akan
tetapi akan mendorong meningkatkan hasil yang akan di dapatkan.
Konsep yang dibuat penulis dalam menentukan genre, yaitu drama. Di dalam
drama film televisi yang berjudul “Farewell Coffee” ini merupakan film yang
91
Film televisi “Farewell Coffee” ini berdurasi 18 menit ini, penulis ingin
membuat konsep cerita hanya di satu lokasi saja, setting tempat di cafe shop dan di
mainkan hanya empat orang talent. Alasan membuat satu lokasi karena sesuai konsep
genre yang dibuat, yaitu cinta dan persahabatan ke empat orang karyawan di café
shop. Dan pengadeganannya lebih banyak berdialog, agar konteks yang dibicarakan
menjadi lebih fokus, serta setting tempat café shop karena naskah yang dibuat juga
menyangkut pautkan tentang kopi ke sebuah kehidupan nyata. Begitupun juga judul
yang dibuat penulis ialah “Farewell Coffee”, yang artinya kopi perpisahan.
Tema yang diambil oleh penulis merupakan cinta dan persahabatan. Farewell
coffee mengisahkan tentang empat orang yang sudah lama bersahabat selama mereka
bekerja di cafe shop tersebut. Tetapi persahabatan mereka tidak berakhir dengan
baik, karena salah satu dari mereka yang membongkar rahasia salah satu dari
mereka, yang membuat semuanya menjadi sebuah masalah yang besar.
Dan di dalam sebuah cerita farewell coffee, juga membawakan istilah –
istilah kopi yang sesuai di kehidupan nyata, yang dialami oleh empat orang sahabat
ini. penulis juga menceritakan sebuah perasaan dan emosi serta di sangkut pautkan
oleh kopi yang mereka minum atau kopi yang mereka sukai.
b. Konsep Produksi
Penulis naskah tidak hanya melakukan kewajiban tugasnya, tetapi juga harus
mengikuti jalannya produksi hingga selesai. Saat produksi, penulis naskah membantu
sutradara untuk memberikan pengadegan kepada para talent agar tidak beradegan
diluar jalur skenario. Sehingga, produksi bisa berjalan dengan semestinya.
Selain membantu sutradara dan talent, penulis juga siap dalam perubahan
naskah secara tiba – tiba, jika ada naskah yang tidak tepat atau penambahan dialog.
Sehingga penulis siap merubahnya dengan sigap dan memikirkan perubahannya yang
lebih baik lagi.
92
c. Konsep Teknis
Konsep teknis juga harus dimiliki oleh seorang penulis naskah. Hal ini
dilakukan agar dapat memudahkan bagian alat, lokasi dan artistik yang dibutuhkan.
Ketika penulis naskah membuat skenario, penulis naskah juga menentukan lokasi
yang digunakan. Dalam drama televisi “Farewell Coffee” diawali dengan lokasi cafe
shop.
Teknis yang dibuat oleh penulis pertama menulis treatment di sebuah buku
catatan, dan setelah semua sudah rangkum lanjut ke penulisan skenario. Penulis
membuat naskah skenario hanya menggunakan laptop, mengetik tanpa menggunakan
software apapun. Karena menulis merupakan sesuai kenyamanan dan selera si
penulis sendiri dalam menuangkan idenya.
Kendala yang terjadi ketika pembuatan film televisi “Farewell Coffee” adalah
3. Penambahan beberapa dialog dan adegan agar mencapai target durasi yang
telah di tentukan.
Solusi :
Dalam film televisi Farewell Coffee, pertama penulis membuat konsep ide
cerita dasar dari sebuah pembuatan naskah cerita. Cerita yang dibuat penulis ialah
“Farewell Coffee” dan memiliki genre cinta dan persahabatan. Untuk setting hanya
satu lokasi saja, yaitu cafe shop yang berlokasi di Pancoran Jakarta Selatan. Alasan
penulis membuat cerita di café shop, karena di dalam ceritanya juga memasukkan
istilah – istilah kopi sesuai dengan kehidupan nyata. Film televisi farewell coffee di
perankan oleh empat pemain, yaitu dua orang wanita dan dua orang pria, yang sudah
memiliki pengalaman dalam berakting.
SINOPSIS
“FAREWELL COFFEE”
Empat orang sahabat bernama Rara, Putri, Iko dan Gilang. Mereka ber empat
bekerja di salah satu coffee shop di Jakarta. Saat cafe sudah tutup Rara mengajak
minum kopi bersama, dan Rara juga yang membuatkan kopi untuk teman temannya.
Mereka ber empat memulai obrolan dengan secangkir kopi yang masing –
masing kopinya berbeda rasa. Selama obrolan berlangsung terjadi kesalah pahaman
yang berujung perdebatan.
96
KARAKTERISTIK TOKOH
RARA
Seorang wanita cantik berusia 23 tahun, dengan tinggi 160 cm, berkulit putih,
hidung mancung, rambut hitam panjang keriting gantung, berkacamata.
Berperawakkan tidak terlalu tinggi, kurus. Mempunyai sifat dingin, introvert
dan sedikit bicara. Bekerja di sebuah coffee shop.
GILANG
Seorang lelaki tampan berusia 24 tahun, dengan tinggi 168 cm, berkulit sawo
matang, hidung mancung, rambut hitam pendek, berewokkan.
Berperawakkan rapi dan tidak terlalu tinggi, tidak terlalu kurus. Mempunyai
sifat humble, lemah lembut dan flamboyan.
PUTRI
Seorang wanita cantik berusia 23 tahun, dengan tinggi 164 cm, berkulit putih,
hidung mancung, rambut hitam lurus panjang. berperawakkan rapid an tidak
terlalu tinggi, kurus. Mempunyai sifat ramah dan innocent.
IKO
Seorang lelaki manis berusia 25 tahun, dengan tinggi 168 cm, berkulit putih,
hidung mancung, rambut hitam pendek. Berperawakkan rapi dan tidak terlalu
tinggi, tidak terlalu kurus. Mempunyai sifat ambisius dan flat.
97
1. Semua karyawan di coffee shop bersiap – siap menutup café nya. Mereka
semua membagi tugas untuk membersihkan café. Gilang yang membersihkan
gelas – gelas kotor di meja, Rara menghitung struk – struk hasil penjualan,
Iko membersihkan alat – alat kopi, dan Putri duduk karena merasa lelah.
3. Akhirnya Iko mengalah, Rara membuat kopi dan yang lain duduk menunggu
Rara selesai membuat kopi.
4. Rara selesai membuat kopi. Semua heran kenapa Rara membuatkan kopi
untuk mereka semua. Karena Rara akan di mutasi kerja ke cabang coffee
shop yang berada di Bandung. Semuanya kaget saat mendengar berita dari
Rara.
6. Saat di awal obrolan, Iko kembali menannyakan soal kopi yang dibuat oleh
Rara, Iko merasa kopi yang dibuat oleh Rara asal – asalan.
8. Rara dan Iko berdebat, Putri dan Gilang mencoba menengahkan mereka.
9. Tetapi Rara beranggapan Gilang dan Iko hanya membela Putri. Serta Rara
berfikir mereka berdua suka dengan Putri.
98
10. Saat Rara beranggapan seperti itu, Iko langsung memotong pembicaraan
Rara. Iko mengaku bahwa Iko memang menyukai Putri. Semua nya terkejut
tidak percaya.
11. Rara tidak terima mendengar Iko menyukai Putri. Rara akhirnya
membongkar rahasia Putri dengan Gilang ke Iko. Bahwa Gilang pernah
meniduri Putri. Iko pun terkejut mendengarnya.
12. Suasana menjadi tambah panas. Putri yang tidak menyangka bahwa Rara
membongkar rahasianya di depan Iko.
13. Akhirnya Putri meninggalkan café dengan perasaan kecewa dengan Rara.
14. Di sambung Iko yang pergi meninggalkan café, Iko kecewa dengan Gilang
yang telah meniduri wanita yang ia suka.
15. Terakhir Gilang, yang masih berdiam di café bersama Rara. Gilang tidak
marah dengan Rara, Gilang mengajak Rara mengobrol, menannyakan kenapa
bisa bicara seperti tadi.
16. Rara hanya tidak terima bahwa Iko menyukai Putri. Karena Rara sendiri
menyukai Iko. Semua tidak ada yang tau bahwa Rara menyukai Iko.
17. Akhirnya Gilang memberikan pesan kepada Rara, bahwa yang dilakukannya
adalah salah. Rara merasa menyesal dengan apa yang telah dilakukannya.
18. Gilang pergi meninggal Rara. Rara hanya sendiri di dalam café
dengan rasa bersalah yang menghantuinya.
99
NASKAH
“FAREWELL COFFEE”
MONTAGE :
- Rara di kasir terdapat pengunjung memesan minuman.
- Iko membuat coffee latte art menaruh di meja bar.
- Rara menempelkan kertas orderan ke iko
- Gilang mengantarkan kopi ke pelanggan.
- Iko membereskan alat-alat kopi nya.
- Gilang berjalan menuju Rara.
GILANG
“hai Ra..seharian kerja masih cantik aaja..”
RARA
“apasih?! Rese deh..”
100
PUTRI
(gimmick mrncari hp di sekitarnya)
“Oh my Goooodd handphone gueeee.”
mencabut hp nya dekat meja bar terdapat Iko sedang
membersikan mesin kopi nya.
IKO
“temen-temen kopi kalian kaya biasa kan ?”
RARA
“ehhh…. Malem ini aku ya yang jadi baristanya”
Iko langsung melirik Rara, dan langsung menuju meja
Gilang dan Putri.
RARA
“guys..it’s our timeee to coffee! Well, ini kopi buat
kalian semua.”
GILANG
“kenapa si Rara ? tumben buatin kopi buat kita ?”
PUTRI
“ga tau tuhh..”
Rara
Ini ekspreso untuk Gilang, Mochacinno untuk Putri, dan
Americano untuk Iko.
102
RARA
“jadi..malem ini hari trakhir aku kerja di café ini.”
GILANG
“hah! Serius lo Ra?”
PUTRI
“lo mau kemana Ra?”
RARA
“so guys..cafe kita buka cabang di Bandung..”
GILANG
“wiiihh mantep si boss.. terus-terus Ra ?”
RARA
“Nahh aku di mutasi dan disuruh ngelead disana..”
PUTRI
“yaahhh..ilang deh satu diantara kita”
IKO
“lo buatin gue Americano Ra?”
RARA
103
“iyaa..cobain laahh..”
IKO
“emang lo paham Ra berapa gram takaran kopi untuk buat
Americano? airnya harus berapa ML? trus tingkat panasnya
berapa derajat?”
RARA
“udahlah minum aja, ga seburuk yang kamu pikir Ko.”
PUTRI
“ga tau ahh… males.”
Putri yang sambil melepas ikatan rambutnya.
IKO
“karna lo ga biasa buat kopi, dan kalo lo mau buat kopi
harus dari hati Ra”
RARA
“Koo..ga ada satu hal pun yang aku lakuin ga pake hati.”
Insert semua hening dan meminum kopi buatan Rara.
PUTRI
“udah lah Ko..Cuma kopi ga usah dipermasalahin. Ra
maklumin Iko ya dia kan barista yang perfeksionis.”
(muka sinis)
IKO
“bukan gitu Put, ini tuh soal rasa, dan ...”
104
RARA
(sanggahhan)
“kamu tau apa sih Put? Setiap hari kan kamu Cuma
perhatiin penampilan.”
GILANG
“sudah-sudah kita ini lagi our time.
(Gilang menatap Rara)
“Ra.. come ooonn..”
RARA
“yaa emang benerkan ?! Putri ga pernah buat kopi selama
kerja disini”
GILANG
(suara di tekan dan tegas)
“kok lo ngomong gitu? seharusnya lo bisa terima masukkan
dari orang dong, niat kita semua juga baik kok ke lu ra ”
RARA
“kamu kenapa jadi ga asik gini si Lang ?
Dan kenapa jadi belain si Putri ?”
GILANG
“yaahh karna lo langsung sewot sama Putri, padahal Putri
belain lo.”
RARA
105
IKO
“lo kenapa jadi childish gini si ra? Gue Cuma ngasih tau
lo soal kopi, dan gilang sama putri Cuma nengahin kita.”
RARA
“atau jangan-jangan kamu Ko, yang punya perasaan sama
putri?”
IKO
(mata Iko menatap tajam Rara)
“terus..? kenapa kalo gue beneran suka sama Putri ??”
RARA
“HAHH..??!! maksud kamu Ko ?”
Rara menyipitkan mata heran.
GILANG
“lo beneran suka sama Putri Bro ??”
106
PUTRI
“lo...serius Ko ? lo ga lagi bercanda kan ?”
RARA
“kamu yakin Ko suka sama Putri ? kamu ga tau Putri sama
Gilang ada hubungan ??”
IKO
“hubungan apa ?? mereka berdua pacaran??”
PUTRI
“lo ngomong apa sih Ra ?”
GILANG
“iya Ra… lo ngomong apa sih ? kita ga ada hubungan apa-
apa”
RARA
“loh bukannya kalian saling suka ?”
IKO
“Put.. beneran yang dibilang Rara ? lo suka sama
Gilang??”
PUTRI
“enggga..gue ga ada hubungan apa-apa sama Gilang.”
RARA
“Tapi… Gilang pernah nidurin kamu kan Put..”
IKO
“HAH!! Lang...itu bener yang di bilang Rara ?”
107
IKO
(suara di tekan)
“gila ya Lang gue ga nyangka apa yang udah lo lakuin!”
PUTRI
“gue ga nyangka ya Ra, lo bakal ngomong kaya gini. Gue
kira lo...”
RARA
“loh emang kenyataannya bener kan ? yaaa aku Cuma ga mau
aja, ngeliat Iko berharap sama kamu Put, sedangkan kamu
ga ada perasaan apa-apa sama Iko.”
PUTRI
“tapi lo ga perlu ngomong begitu Ra. Apa perlu lo bicara
selebih itu ?!
Putri minum kopi.
108
IKO
(menatap putri)
“Put...lo tau ga si mocchacino yang lu minum itu
mempunyai dua sisi? mampu merahasiakan sesuatu yang pahit
di balik manisnya rasa. Yaaa.. kaya lo gini”
PUTRI
“gue minta maaf dengan perilaku gue yang ga baik selama
di café ini. gue berharap perspektif kalian semua ke gue
ga ngerubah pertemanan kita.
Buat lo Ra, terimakasih udah jadi partner kita selama
ini, sukses ya di Bandung.”
GILANG
“Ra..kenapa sih lo kaya gini ? harusanya kita ngopi-ngopi
bareng dan rayain kebersamaan kita.”
RARA
(suara agak di tekan dan sedih)
“ya seperti yang Iko bilang tadi, ini semua tentang rasa.
Orang-orang hanya mementingkan soal perpaduan rasa yang
ada di cappuccino, tapi ga pernah peduli sama ketebalan
foam diatasnya. Dan sekarang aku sendiri ngerasa bagaikan
foam diatas cappuccino.
Kamu tau ga Lang, selama ini aku suka sama Iko, tapi aku
ga berani ngungkapin perasaan ke dia, karna aku sendiri
pun ga yakin sama diri aku sendiri, aku takut Iko ga ada
rasa ke aku.
Ketika Iko bilang dia suka sama Putri, perasaan aku
hancur banget Lang, aku ga bisa terima kenyataan orang
yang aku suka selama ini suka sama orang lain, dan itu
partner kerja aku sendiri.”
-TAMAT-
111
produksi tugas akhir perlu berdiskusi dengan sutradara dalam hal penentuan
pengambilan gambar agar hasilnya tidak keluar dari shot list yang sudah dibuat dan
Adapun proses kerja penulis terbagi dalam tiga tahapan, yakni pra produksi,
Pra produksi merupakan tahapan yang menentukan sebuah hasil gambar yang
baik. Menurut Nugroho (2014:106) “Tahapan ini menciptakan proses awal dari
seluruh kegiatan yang akan dating; bermula dari timbulnya gagasan atau lazimnya
disebtu ide”.
pengambilan gambar dengan semua aspek teknik dari segi angle camera, shoot size,
blocking camera, sampai movement camera. Dan dalam tahapan ini penulis harus
3.4.2. Produksi
pelaksanaan pengubahan bentuk naskah menjadi bentuk auditif dan visual sesuai
dengan kaidah-kaidah yang berlaku bagi pertelevisian”. Oleh karena itu penulis
skenario, yang tentu saja tetap berkomunikasi dengan seorang sutradara sesuai
arahannya.
yang sesuai dengan storyboard, shot list, dan blocking camera yang telah di buat.
gambar yang tajam (fokus), komposisi gambar (framing) yang tepat, dan menjaga
kontinuiti gambar.
Pada tahapan ini penulis juga bekerjasama dengan tim penata cahaya dan
artistik untuk menciptakan komposisi framing yang bagus dan sesuai dengan naskah
Pada pasca produksi penulis membantu dalam hal penyunting gambar dan
bertanggung jawab atas karya yang dihasilkan saat produksi dengan tujuan
(2014:110) “Tahapan post production ini merupakan suatu kerja pada tahapan akhir
dari bahan yang telah diproduksi, baik dengan satu maupun beberapa kamera”.
113
Tahap ini adalah tahap penyelesaian akhir dari semua kegiatan shooting yang
di selesaikan pada tahap ini. Untuk memudahkan editor dalam bekerja, setalah
sutradara dalam membuat shoot list dan blocking camera, mempersiapkan alat – alat
dan mengecek kembali perlengkapan apa saja yang akan dibutuhkan pada saat
produksi, seperti kamera video, tripot, slider kamera, dan lainnya dalam kondisi baik.
tersebut”.
dalam bentuk audio visual (AV), agar hasil adegan yang di buat tidak keluar dari
naskah yang telah dibuat. Penulis sangat bertanggung jawab dalam hal pengambilan
gambar dan mengikuti blocking camera dan shot list yang sudah dibuat agar gambar
a. Konsep Kreatif
beberapa scene. Gambar statis pada film televisi “Farewell Coffee” mewakili salah
satu manfaat kopi yang mampu membuat orang merasa tenang setalah meminumnya,
b. Konsep Produksi
penata artistik, dan editor agar mendapatkan gambar sesuai dengan yang di butuhkan
Angle camera pada film televisi “Farewell Coffee” banyak di lakukan dengan
memposisikan kamera berada sejajar dengan objek pada pandangan mata (eye level)
dengan tujuan untuk menerangkan kegiatan apa saja yang di lakukan oleh objek.
Teknik framing pada film televisi ini banyak menggunakan frame statis
dengan tujuan mewakili salah satu manfaat kopi yang mampu membuat orang
secara dinamis.
Movement camera pada film televisi ini menggunakan slider untuk movement
c. Konsep Teknis
Pada perancangan film drama televisi yang berjudul “Farewll Coffee” ini
penulis menggunakan kamera Sony PXW-FS5. Hal ini dikarenakan kemera tersebut
memiliki rasio dari tingkat terang maksimum yang ditangkap sensor, dibanding
dengan tingkat minimumnya atau biasa disebut “Dynamic Range” yang baik, dan
menyediakan picture style S Log 3 yang mampu merubah warna menjadi lebih flat
berguna untuk memudahkan editor melakukan colour grading pada film ini.
a. Kendala : Sunhood pada monitor LCD 7 inch tidak dapat terkunci, sehingga
ketika digunakan harus di tahan oleh tangan hal ini sangat mengganggu pada
proses produksi.
2. Camera Report
3. Blocking Kamera
4. Spesifikasi Alat
117
sebagai penata kamera, pada tahap pra produksi penulis harus mendiskusikan sudut
sutradara pada saat mencari lokasi lalu mengambil gambar lokasi untuk menentukan
posisi blocking camera serta pilihan sudut pengambilan gambar. Konsep yang dibuat
pada film televisi ini lebih menekankan kepada hal yang bersifat natural tidak ada hal
yang berlebihan dari segi pengambilan gambar, teknis, angle camera, komposisi
sesuai blocking camera, angle camera, dan movement camera, yang sudah dibuat
saat pra produksi dan bertanggung jawab atas keseluruhan peralatan kamera,
sehingga konsep awal yang sudah dibuat saat pra produksi tercapai.
pengambilan gambar saat produksi dilapangan dengan acuan camera report yang
telah penulis buat, mengikuti setiap tahap editing bersama editor untuk mengetahui
kebutuhan gambar, warna, letak shot dan shot pilihan yang diinginkan dalam naskah.
Tabel III.11
CAMERA REPORT
VISUAL
SCENE SHOT TAKE DIRECTION AUDIO NOTE
SHOT SIZE MOVE ANGLE
Rara berada dikasir dan
F.S
1 Crabing Eye Level 3 menyapa pelanggan terakhir Thanks ya kaa.. G
(Group Shot)
cafe
Gilang merapihkan gelas
1
menutup pintu cafe dan
2 M.S Still Eye Level 1 G
membalikan tulisan open
menjadi close
3 M.C.U Still Eye Level 3 Gilang menghampiri rara dan Hai Ra..seharian kerja G
118
menggodanya masih cantik aaja
4 M.C.U Still Eye Level 2 Ekpresi rara Apasih?! Rese deh..” G
V.O rara
5 M.C.U Still Eye Level 1 Ekspresi gilang G
memperkenalkan gilang
V.O rara
6 M.C.U Still Eye Level 3 Ekspresi putri G
memperkenalkan putri
7 M.S Still Eye Level 2 Putri panik mencari hp nya G
8 C.U Still Eye Level 2 Gimik putri mencari hp G
Iko sedang membersihkan
V.O rara
9 M.C.U Still Eye Level 1 meja bar dan ingin membuat G
memperkenalkan iko
kopi
10 M.S Still Eye Level 3 Rara memperhatikan iko G
1 Iko menanyakan kopi kepada
11 M.C.U Still Eye Level 2 G
teman-temannya
Rara menggeser iko untuk
M.S
12 Crabing Eye Level 3 tidak membuat kopi agar rara G
(Two Shot)
yang membuatnya
M.C.U Iko melirik rara lalu langsung
13 Still Eye Level 1 G
(FG) menuju meja gilang dan putri
119
V.O rara
14 M.C.U Still Eye Level 1 Ekspresi rara membuat kopi memperkenalkan diri G
sendiri
Gilang lewat depan rara sambil
nyanyi dan benerin rambut,
15 F.S Still Eye Level 1 G
serta berjalan kearah putri dan
duduk bersama
Rara membuat kopi untuk
16 M.S Still Eye Level EST
teman-temannya
1
17 C.U Still Eye Level Rara mengrindra kopi EST
Rara membuat kopi di mesin
18 M.C.U Still Eye Level EST
kopi
High
19 C.U Still Rara mensteam susu EST
Angle
High
20 C.U Still Rara membuat latte art EST
Angle
Rara membuat kopi terakhir
21 M.S Still Top Angle EST
lalu menaruhnya ke nampan
1 22 M.S Follow Eye Level Rara menyiapkan kopi, EST
120
tersenyum lalu membawa ke
teman-temannya
Rara membawa kopi ke meja
23 F.S Still Eye Level 3 G
gilang, putri, iko
Guys...its our time to
Rara memberi kopi kepada
24 M.C.U Still Eye Level 3 coffee! Well ini kopi buat G
gilang, putri, iko
kalian semua
Kenapa si rara? Tumben
25 M.C.U Still Eye Level 4 Gilang bertanya G
buatin kopi buat kita?
Ekspresi putri menjawab
26 M.C.U Still Eye Level 3 Gatau tuhh G
pertanyaan gilang
Ini ekspreso untuk
Rara menjelaskan kopi-kopi
gilang, mochacinno
27 M.S Still Eye Level 3 yang dibuat untuk teman- G
untuk putri, dan
temannya
americano untuk iko
Rara memberitahu ke Jadi malam ini hari
28 M.C.U Still Eye Level 3 temannya bahwa hari ini hari terakhir aku kerja di cafe G
1
terakhir kerja. ini
29 M.C.U Still Eye Level 4 Ekspresi kaget gilang G
121
30 M.C.U Still Eye Level 3 Ekspresi kaget putri G
Ekspresi gilang bertanya
31 M.C.U Still Eye Level 4 Hah! Serius lo ra? G
kepada rara
Ekspresi putri bertanya kepada
32 M.C.U Still Eye Level 3 Lo mau kemana ra? G
rara
So guys cafe kita buka
Ekspresi rara menjawab cabang di bandung, nah
33 M.C.U Still Eye Level 3 G
pertanyaan teman-temannya aku dimutasi dan disuruh
ngelead disana
Yah ilang deh satu
34 M.C.U Still Eye Level 3 Ekspresi putri G
diantara kita
Iko melihat-lihat kopi yang Lo buatin gue americano
35 M.C.U Still Eye Level 1 G
dibuat oleh rara ra?
36 OTS Still Eye Level 3 Ekspresi rara Iyaa cobain lahhh G
Emang lo paham ra
berapa gram takaran kopi
1 37 M.C.U Still Eye Level 1 Iko bertanya kepada rara untuk buat americano? G
Airnya harus berapa ml?
Terus tingkat panasnya
122
berapa derajat?
Udahlah minum aja, gak
Rara menyuruh iko meminum
38 M.C.U Still Eye Level 3 seburuk yang kamu pikir G
kopi buatannya
ko
Gilang yang malas melihat iko Kenapa lagi sih ini
39 OTS Still Eye Level 4 G
yang perfeksionis orang?
Putri yang malas melihat iko
40 OTS Still Eye Level 3 yang perfeksionis lalu melepas Gatau ahh malesss G
ikatan rambutnya
Karena lo gak biasa buat
kopi, dan kalo lo mau
41 M.C.U Still Eye Level 1 Ekspresi iko G
buat kopi harus dari hati
ra
Koo gak ada satu hal pun
42 OTS Still Eye Level 3 Rara menjelaskan iko yang aku lakuin gak pake G
hati
1
F.S Semua hening dan meminum
43 Still Eye Level 3 G
(Master) kopi buatan rara
44 OTS Still Eye Level 3 Putri menengahi masalah Udahlah koo... Cuma G
123
dengan muka sinisnya kopi gak usah di
permasalahin. Ra
maklumin iko yaa dia
kan barista yang
perfeksionis
Bukan gitu put, ini tuh
45 M.C.U Still Eye Level 1 Iko menjelaskan maksudnya G
soal rasa, dan...
Putri memotong pembicaraan
46 O.T.S Still Eye Level 3 Aroma! Gue tau kok G
iko
Kamu tau apasih pu?
M.S Rara menyanggah omongan Setiap hari kan kamu
47 Still Eye Level 3 G
(Two Shot) putri Cuma perhatiin
penampilan
Sudah-sudah kita ini lagi
Gilang mencairkan suasana
48 OTS Still Eye Level 4 our time. G
dan menatap rara
Ra.. come ooonn.
1
Yaa emang benerkan ?!
Rara menyanggah omongan
49 OTS Still Eye Level 3 Putri ga pernah buat kopi G
gilang
selama kerja disini
124
Kok lo ngomong gitu?
seharusnya lo bisa terima
Gilang kaget dengar omongan
50 OTS Still Eye Level 4 masukkan dari orang G
putri
dong, niat kita semua
juga baik kok ke lu ra
Kamu kenapa jadi ga asik
gini si Lang ?
51 OTS Still Eye Level 3 Ekspresi rara G
Dan kenapa jadi belain si
Putri ?
Yaahh karna lo langsung
52 OTS Still Eye Level 4 Gilang kesal sewot sama Putri, G
padahal Putri belain lo
Seistimewa apa sih putri
dimata kamu ? atau
1 53 OTS Still Eye Level 3 Rara bertanya kepada gilang G
jangan-jangan… kamu
suka sama putri ya lang?
Lo kenapa jadi childish
54 M.C.U Still Eye Level 1 Iko kesal kepada rara gini si ra? Gue Cuma G
ngasih tau lo soal kopi,
125
dan gilang sama putri
Cuma nengahin kita
Atau jangan-jangan kamu
55 OTS Still Eye Level 3 Rara bertanya kepada iko Ko, yang punya perasaan G
sama putri?
Apaansi Ra ?? kok lo
Putri kaget mendengar
ngomomg kaya gitu ? ga
56 M.C.U Still Eye Level 3 perkataan rara dan menatap G
mungkin laah.. Iko ituu
rara
cuma ngasih tau lo...
Obrolan putri dipotong oleh Terus..? kenapa kalo gue
57 M.C.U Still Eye Level 1 iko, mata iko menatap tajam beneran suka sama Putri G
rara ??
Semua terkejud mendengar
58 F.S Still Eye Level 5 G
penjelasan iko
1
Rara gak terima mendengar HAHH..??!! maksud
59 OTS Still Eye Level 3 G
pernyataan iko kamu Ko ?
60 C.U Still Eye Level 4 Ekspresi heran gilang G
61 C.U Still Eye Level 3 Ekspresi heran putri G
62 OTS Still Eye Level 4 Gilang bertanya kepada iko Lo beneran suka sama G
126
Putri Bro ??
Ekspresi putri bertanya kepada Lo...serius Ko ? lo ga lagi
63 OTS Still Eye Level 3 G
iko bercanda kan ?
Kamu yakin Ko suka
Rara memeberitahu iko bahwa
sama Putri ? kamu ga tau
64 OTS Still Eye Level 3 putri dan gilang menjalin G
Putri sama Gilang ada
hubungan
hubungan ??
Iko menanyakan pernyataan Hubungan apa ?? mereka
65 M.C.U Still Eye Level 1 G
rara berdua pacaran??
66 M.C.U Still Eye Level 3 Putri menanyakan maksud rara Lo ngomong apa sih Ra ? G
Iya Ra… lo ngomong apa
Gilang juga menanyakan
67 OTS Still Eye Level 4 sih ? kita ga ada G
maksud rara
hubungan apa-apa
1
Loh bukannya kalian
68 OTS Still Eye Level 3 Rara menjelaskan maksudnya G
saling suka ?
Put.. beneran yang
Iko menanyakan kebenaran
69 M.C.U Still Eye Level 1 dibilang Rara ? lo suka G
rara kepada putri
sama Gilang??
70 OTS Still Eye Level 3 Putri menjawab pertanyaan iko Enggga..gue ga ada G
127
dengan ragu hubungan apa-apa sama
Gilang
Rara membocorkan rahasia Tapi… Gilang pernah
71 OTS Still Eye Level 3 G
putri nidurin kamu kan Put..
Iko kaget dan menanyakan HAH!! Lang...itu bener
72 M.C.U Still Eye Level 1 G
kebenaran kepada gilang yang di bilang Rara ?
Putri menatap iko dengan
73 OTS Still Eye Level 3 G
gugup lalu menatap rara
Rara memalingkan mata dan
74 OTS Still Eye Level 3 G
membenarkan kacamata
75 OTS Still Eye Level 4 Gilang hanya menaikkan alis G
gGla ya Lang gue ga
1 76 M.C.U Still Eye Level 3 Iko marah kepada gilang nyangka apa yang udah G
lo lakuin!
Yaaaa...gue ga tau Bro
Gilang berusaha menjelaskan kalo lo suka sama
77 OTS Still Eye Level 4 G
semuanya kepada iko Putri..dan lo ga pernah
cerita sama sekali ke gue
78 C.U Still Eye Level 3 Putri sedikit menggelengkan Gue ga nyangka ya Ra, lo G
128
kepala dan menyipitkan ke rara bakal ngomong kaya
tidak nyangka gini. Gue kira lo...
Loh emang kenyataannya
bener kan ? yaaa aku
Cuma ga mau aja, ngeliat
79 OTS Still Eye Level 3 Rara memotong omongan putri Iko berharap sama kamu G
Put, sedangkan kamu ga
ada perasaan apa-apa
sama Iko.
Tapi lo ga perlu
M.S Putri kesal kepada rara lalu ngomong begitu Ra. Apa
80 Still Eye Level 1 G
(Two Shot) minum kopi perlu lo bicara selebih itu
?!
Suasana berubah menjadi
1 F.S
81 Still Eye Level 5 berantakan, mereka bertiga G
(Group Shot)
menunduk kesal
Gilang memutarkan jari ke
82 C.U Still Eye Level 2 G
bibir gelas loki
83 M.C.U Still Eye Level 1 Iko memegang kepala dengan G
129
kesal
84 OTS Still Eye Level 3 Putri menundukkan kepala G
85 F.S Still Eye Level 5 Semua terdiam beberapa saat G
Put...lo tau ga si
mocchacino yang lu
minum itu mempunyai
dua sisi? mampu
86 M.C.U Still Eye Level 1 Iko menatap putri G
merahasiakan sesuatu
yang pahit di balik
manisnya rasa. Yaaa..
kaya lo gini
1
Gue minta maaf dengan
perilaku gue yang ga baik
Putri hanya memandang Iko
selama di café ini. gue
dengan kesal dan tidak
berharap perspektif
87 OTS Still Eye Level 3 menyangka. Lalu menghela G
kalian semua ke gue ga
nafas perlahan dan
ngerubah pertemanan
meninggalkan mereka
kita.
Buat lo Ra, terimakasih
130
udah jadi partner kita
selama ini, sukses ya di
Bandung.”
Iko kesal, bangun ambil jaket
88 M.C.U Still Eye Level 1 G
dibelakang
Lalu Iko pergi meninggalkan
café tanpa sepatah kata pun.
89 F.S Still Eye Level 1,5 G
Serta menatap Gilang dengan
sinis
Oya Lang, semanis
Setelah berjalan sedikit, Iko
Low apapun hidup, rasa pahit
1 90 M.S Still 3 mundur kembali dan bicara ke G
Angle akan selalu ada, kaya
Gilang, lalu iko pergi
espresso di loki lu
Gilang menghela nafas panjang
91 OTS Still Eye Level 4 G
dan menatap ke Rara
Rara hanya menunduk dan
92 C.U Still Eye Level 3 G
memegang cangkir
Ra..kenapa sih lo kaya
93 OTS Still Eye Level 4 Gilang heran dengan rara G
gini ? harusanya kita
131
ngopi-ngopi bareng dan
rayain kebersamaan kita
Ya seperti yang Iko
bilang tadi, ini semua
tentang rasa. Orang-
orang hanya
mementingkan soal
perpaduan rasa yang ada
di cappuccino, tapi ga
pernah peduli sama
1 94 OTS Still Eye Level 3 Rara menjelaskan maksudnya ketebalan foam G
diatasnya. Dan sekarang
aku sendiri ngerasa
bagaikan foam diatas
cappuccino.
Kamu tau ga Lang,
selama ini aku suka sama
Iko, tapi aku ga berani
ngungkapin perasaan ke
132
dia, karna aku sendiri
pun ga yakin sama diri
aku sendiri, aku takut Iko
ga ada rasa ke aku.
Ketika Iko bilang dia
suka sama Putri, perasaan
aku hancur banget Lang,
aku ga bisa terima
kenyataan orang yang
aku suka selama ini suka
sama orang lain, dan itu
partner kerja aku sendiri
Mengungkapkan
perasaan itu benar Ra,
Gilang menatap Rara, lalu
dan ga ada yang salah
menundukkan kepala. Gilang
1 95 OTS Still Eye Level 4 sama perasaan lo ke Iko, G
mengangkat kepala kembali,
tapi… waktu dan caranya
sambil mengeluss berewok
kurang tepat. Seperti
Americano favoritnya
133
Iko, ga pernahkan Iko
menikmati Americano di
siang hari?
Goodluck yaa Ra di
Bandung and Thankou
buat farewell coffee nya
Gilang membuka celemek nya
dan menghela nafas pelan.
F.S Lalu berdiri meletakkan
96 Still Eye Level 4 G
(Two Shot) celemeknya diatas meja. Lalu
Gilang meninggalkan Rara
1 sendiri
97 M.S Still Eye Level 5,3 Rara terdiam G
98 M.C.U Still Eye Level 2 Ekpresi rara merasa menyesal G
99 C.U Still Eye Level 2 Rara melepaskan kacamatanya G
Rara teridam sendiri di dalam
100 L.S Still Eye Level 2 G
cafe
134
BLOCKING CAMERA
Full shot kegiatan mereka (Gambar III.21) Two shot kegiatan iko dan rara (Gambar III.22)
135
Medium shot rara memperhatikan iko Full shot gilang dan putri
136
Over The Shoulder Rara Medium Close Up Iko
Full Shot Iko, Rara, Gilang, Putri Long Shot Rara sendiri di dalam cafe
137
138
Spesifikasi Kamera
Gambar III.31
Sony PXW-FS5
Exmor CMOS
mode, 3200K)`
Min. Illumination : 60i: 0.16 lx (iris f/1.4, gain auto, shutter speed
1/24)
1/25)
23.98
23.98
H.264 / AVC
140
4:2:0 8-bit
MP4 wrapper
50i/24p:1/6 to 1/10,000
141
Memory A
Memory B (1500K-50000K)/ATW
Slow & Quick Motion Function : 3840 x 2160 30p: Frame rate selectable 1, 2,
4, 8, 15, 30
6, 12, 25
8, 15, 30, 60
6, 12, 25, 50
Super Slow Motion : 60i: Frame rate selectable ( 120, 240, 480,
960)
1 x SD
2 x 3-pin XLR
Line/mic/mic +48
SDI Output
1 x BNC HD/3G-SDI
SMTPE292M/424M/425MHDMI 2.0
1 x Type AUSB
1 x RJ-45 (100Base-TX/10Base-T
AC Adapter: 12 VDC
Menurut (Nugroho, 2014:142) “Penata cahaya yang baik untuk drama televisi
adalah agar dapat menghasilkan gambar yang menarik sesuai dengan tuntutan naskah
serta rencana produksinya. Dengan demikian, penata cahaya (lighting operator)
dituntut untuk terus mengembangkan daya reka dan daya ciptanya.
Sedangkan penulis menyimpulkan penata cahaya adalah orang yang
mengatur dan bertanggung jawab atas pencahayaan yang ada pada film televisi ini.
Seperti halnya mata manusia, kamera membutuhkan cahaya yang cukup agar agar
bisa berfungsi secara efektif. Dengan adanya cahaya kita bisa mewujudkan keinginan
sang Sutradara dan kita dapat memvisualkan cerita yang sudah dibuat.
Salah satu tugas penata cahaya menurut (Kusumawati dkk, 2017:38) yaitu
“Membuat konsep pencahayaan dan blocking lighting yang tepat sesuai dengan yang
cameramen untuk menyatukan persepsi dan mengetahui apa keinginan sutradara dan
cameraman. Tidak lupa membuat konsep pencahayaan dan blocking lighting yang
tepat sesuai dengan tertera pada naskah, melakukan hunting lokasi untuk
blocking lighting pada saat recce, penulis berdiskusi ditempat dengan cameraman
untuk mendapatkan blocking lighting yang tepat sesuai dengan konsep pencahayaan.
3.5.2. Produksi
dengan blocking lighting yang telah dibuat pada saat pra produksi agar didapat hasil
sebaik-baiknya dan juga menempatkan lighting pada posisi blocking yang telah
dibuat, dan tetap mengikuti keinginan sutradara dan cameraman agar mendapatkan
Pada film televisi ini penulis memiliki konsep yang sesuai untuk memberikan
cahaya yang sama dengan keadaan asli dilokasi yang akan digunakan untuk
pengambilan gambar. Pada saat adegan meja bar cafe penulis menggunakan lampu
LED Lightpanels 16 inch sebanyak 3 buah sebagai key light, fill light, dan back light
dengan intensitas cahaya yang berbeda serta memanfaatkan lampu yang terdapat
pada ruangan agar pencahayaan terlihat lebih natural. Penulis juga tidak lupa
melakukan komunikasi dengan crew teknis yang lainnya agar tidak ada kesalah
“Pemeriksaan ulang hasil gambar untuk melihat penataan cahaya yang telah
diproduksi, menganalisa hasil akhir garmbar, dan mendata kekurangan dari gambar
yang telah diambil serta mengevaluasi hasil akhir gambar”. (Nugroho, 2014:110).
Pada tahap pasca produksi penulis mereview hasil gambar untuk melihat
penataan cahaya yang telah diproduksi. Tidak banyak hal yang dapat dilakukan oleh
seorang penata cahaya, pada tahap ini selain melihat hasil gambar bersama seorang
editor serta menganalisa dan mengevaluasi tetapi juga mendata apa saja yang
Dalam pra produksi film Farewell Coffee peran dan tanggung jawab penulis
menyiapkan lighting dan beberapa alat lainnya, penulis juga berdiskusi dengan
sutrdara dan kemaramen untuk mengatur penempatan pencahayaan yang tepat sesuai
dengan blocking lighting agar dapat menghasilkan ruang dan dimensi yang
yang terdapat pada lampu cafe dan menggunakan LED Lightpanels dengan
menggunakan prinsip dasar Theree Points Lighting yaitu Key Light, Fill Light, dan
Back Light. Dan melakukan komunikasi dengan crew teknis yang lainnya agar tidak
Dalam pasca produksi penulis mereview hasil gambar untuk melihat penataan
cahaya yang telah diproduksi, menganalisa hasil akhir gambar, dan mendata
kekurangan dari gambar yang telah diambil serta mengevaluasi hasil akhir gambar.
147
a. Konsep Kreatif
Pada film ini penulis memiliki konsep yang sesuai untuk memberikan cahaya
yang sama dengan keadaan asli di lokasi yang akan digunakan untuk pengambilan
gambar (natural light). Theree Point Lighting: Key light, Fill Light, dan Back light
pada film ini menggunakan LED Lightpanels 16 inch, dikarenakan daya watt listrik
yang tidak memadai untuk menggunakan lampu dengan watt yang besar dan budget
yang tidak cukup untuk menyewa genset sehingga penulis memanfaatkan daya batre
pada LED Lightpanles 16 inch dan watt yang tidak terlalu besar.
b. Konsep Produksi
Pada pembutan film televisi Farewell Coffee memiliki konsep cahaya yang
memanfaatkan warna orange pada lampu cafe sebagai ambient dan menambahkan
Color Temperature Orange (CTO) pada Key light untuk memberikan kesan hangat
pada sebuah frame yang diinginkan oleh sutrdara, dan fill light yang ditambah
dengan difusser untuk mengurangi intensitas bayangan yang di hasilkan oleh lampu
Key light. Lalu Back Light yang di gunakan untuk memisahkan objek pada
c. Konsep Teknis
lampu LED Lightpanels 16 inch sebanyak 3 buah dengan teknik dasar there point
lighting. Kenapa penulis memilih lampu LED Lightpanels karena konsumsi daya
watt lampu ini rendah pada saat dinyalakan secara bersamaan dan kemampuan
148
kontrol cahaya pada lampu panel LED dapat dikendalikan oleh pengendali eksternal
a. Kendala : Port batre pada salah satu lampu error sehingga lampu tidak dapat
menyala.
kontinitui pengambilan gambar dan set malam hari di lakukan pada pagi hari
hitam dan sterofoam agar produksi tetap berjalan dan memanfaatkan waktu
yang ada.
149
2. Lighting Sheet
3. Floor Plan
4. Spesifikasi Alat
150
dari pra produksi yaitu mulai dari membedah naskah sampai diakhiri dengan
kamera untuk menentukan warna cahaya apa yang nantinya akan digunakan, dan
penulis juga berdiskusi untuk mengatur tentang tata letak posisi lighting dan
telah disepakati bersama pada tahap pra produksi, kemudian mengatur tata letak
lighting sesuai dengan apa yang telah di konsepkan pada saat pra produksi
Pada tahap terakhir yaitu bagian tahap pasca produksi, tidak banyak hal
yang dapat dilakukan oleh penulis. Hal-hal yang dapat dilakukan penulis pada saat
pasca produksi hanya melihat kembali hasil gambar yang telah masuk proses
editing kemudian mengevaluasi bagian mana saja yang mengalami masalah dalam
proses pengambilan gambar pada saat produksi. Ketiga tahap tersebut berjalan
dengan sangat baik karena adanya bantuan semua tim yang begitu solid sehingga
LIGHTING SHEET
152
BLOCKING CAHAYA
Suasana di dalam cafe (Gambar III.32) Kegaiatan iko dan rara (Gambar III.33)
153
Adegan rara duduk dimeja (Gambar III.34) Putri duduk dimeja (Gambar III.35)
154
Iko duduk dimeja (Gambar III.36) Gilang duduk dimeja (Gambar III.37)
155
Rara sendirian di dalam cafe (Gambar III.38)
156
157
Spesifikasi Alat
Gambar III.39
Jumlah LED : 3
- 50° Flood
- Lightweight at 3 Pounds
LED Set :
Program televisi dan film mengandung dua unsur yang penting yaitu gambar dan
suara. Kedua komponen ini harus seimbang dan menjadi satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan”. (Kusumawati, dkk, 2017:123) “
Penulis dalam tugas akhir ini bertanggung jawab sebagai penata suara yang
bertugas dalam pengambilan audio, rancangan musik serta memberi efek suara
yang sesuai dengan kebutuhan yang akan dimasukan kedalam film televisi
“Farewell Coffee” agar menghasilkan suara yang jelas dan nyaman didengar pada
diantaranya:
atau penonton.
4. Menekankan sebuah adegan atau peristiwa tertentu dalam sebuah adegan, baik
melalui efek suara atau alunan music yang di buat untuk menggambarkan
maupun sedih, misalnya seperti suara ombak, camar, dan angina memperkuat
ketukan pintu, suara motor menjauh, dan suara langkah kaki, gebrakan meja,
8. Sebagai tanda pengenal suatu acara atau music identitas acara (soundtrack).
hasil audio yang di record. Penulis juga melakukan seleksi suara yang sesuai
dengan gambar dan memilih audio yang tidak banyak noisenya, melihat dan
Pada tahap pra produksi penulis dan seluruh anggota tim berkumpul untuk
membahas tentang ide cerita untuk film televisi “Farewell Coffee”, setelah ide cerita
Setelah naskah selesai dan membedah naskah bersama seluruh anggota tim,
penulis merancang konsep pengambilan suara sesuai dengan naskah dan permintaan
sutradara.
3. Memilih backsound, theme song dan scoring music yang tepat untuk naskah yang
akan di produksi.
4. Mengadakan rapat koordinasi dengan crew yang lain (sutradara, produser, dan
mengkreasikan diri untuk menentukan dimana sound fx, backsound, beserta volley,
dan dialog yang bertujuan pada saat proses produksi berlangsung penulis tidak akan
bingung untuk apa saja yang akan di record. Setelah selesai membuat treatment
audio, penulis berkordinasi dengan Director apakah diterima atau ada perubahan
dari sudut pandang penadeganan. Penulis juga membuat sebuah audio report, yang
bertujuan untuk mencatat file audio mana yang oke atau pilihian untuk di masukan
ke dalam proses editing. Dan setelah membuat treatment audio, penulis akan
melakukan recce ke lokasi bersama tim lainnya, yang bertujuan untuk alat tapa saja
yang akan di pakai pada saat produksi nanti, lalu selesesai recce penulis akan
membuat list alat yang akan di gunakan pada saat produksi nanti.
3.6.2. Produksi
Pada tahap produksi, penulis menyiapkan semua alat yang akan digunakan
untuk pengambilan audio ketika shooting, penulis juga berkordinasi dengan penata
kamera untuk mengatur posisi yang tepat agar ketika perekaman suara berlangsung
Selain itu penulis juga bertugas merapihkan, menjaga serta memeriksa segala
peralatan yang digunakan pada saat sebelum dan setelah shooting. Penulis juga selalu
melihat dan mendengar kondisi sekitar lokasi shooting pada saat pengambilan gambar
untuk memastikan agar tidak ada suara lain yang mengganggu. Penulis sebagai penata
suara juga tidak lupa mengambil suara atmosfer di lokasi shooting karna dengan
Selama proses produksi penulis selaku penata suara menyiapkan alat yang
digunakan saat shooting, mengecek kembali semua alat apakah berfungsi dengan baik
atau tidak, Sebelum shooting dimulai penulis terlebih dahulu bergerak mencari atmosfer
Pada saat jeda shooting penulis juga merekam voice over, volley yang sesuai
dengan kebutuhan scene per scenenya pada saat produksi berlangsung. Dalam tahap
produksi film televisi “Farewell Coffee” seluruh audio yang terekam menggunakan
2. Membantu editor untuk memilih dan menempatkan pemisahan antara sound effect
3. Membantu editor untuk menempatkan backsound, theme song, dan scoring music
yang tepat.
Pada saat tahap pasca produksi penulis dan editor saling memberikan saran saat
Di tahap ini penulis berkordinasi dengan editor untuk melakukan seleksi suara
yang sesuai dengan gambar, mengatur level suara dan memilih audio yang tidak banyak
1. Bertanggung jawab terhadap kualitas audio baik secara teknis maupun non
teknis.
4. Berkoordinasi dengan Program Director/ Produser dan rekan kerja yang lain
Penulis bertanggung jawab akan hal-hal yang berhubungan dengan audio seperti
suara, noise, musik, efek suara, dan lain-lain. Dalam pembuatan film televisi “Farewell
Coffee”, baik pada saat pra produksi, produksi hingga pasca produksi, seorang penata
164
suara memiliki peran penting serta tanggung jawab seperti membuat treatment audio
a. konsep Kreatif
b. Konsep Produksi
c. Konsep Teknis
bagus dan terekam dengan baik. Penulis juga membuat laporan produksi guna
kebutuhan sound-past.
165
2. Tempat produksi yang sempit, di tambah perlatan divisi kamera dan lampu
3. Tim produksi yang hanya berjumlah sedikit sehingga memakan waktu untuk
mendekorasi set
4. Lokasi yang sangat dekat dengan jalan protokol, membuat suara bising dari
kendara terdengar
1. Meminta tolong kepada tim wanita yang tidak terlalu sibuk pada saat produksi,
seperti meminta tolong kepada penulis yang kebutulan penulisnya itu seorang
3. Maka dari itu tim produksi datang lebih awal untuk memulai dekorasi set, dan
semua tim ikut untuk membantu set dekorasi agar tidak memakan waktu yang
lama.
rekam.
Treatment Audio
Spesifikasi Kebutuhan Penata Suara
Mic : Shennheiser G3
Type Of Mic : Clip on
Mixer :-
Amplifer :-
Kable Audio :-
Gambar III.42
Tabel III.13
AUDIO TREATMENT
Produksi : Ruang Sinema Produser : Arivia Nanda Ridhola
168
2 Shot 2 Clip on - - RAR BGM
Putri panik mencari hp nya, dia A
lupa ternyata hp nya berada di
meja bar dekat dengan Iko.
Gilang yang iseng sama Putri.
Dan lanjut membereskan gelas-
gelas.
Putri panik mencari hp nya, dia
lupa ternyata hp nya berada di
meja bar dekat dengan Iko.
mencabut hp nya dekat
mencabut hp nya dekat meja bar
terdapat Iko sedang membersikan
mesin kopi nya.
Lalu Iko ingin membuatkan kopi
untuk teman-teman
Lalu Rara langsung merebut atau
menggeser Iko untuk tidak
membuat kopi nya.
Iko langsung melirik Rara, dan
langsung menuju meja Gilang dan
Putri
169
3 Shot 3 Clip on RARA, BGM Suara mesin kopi
Gilang lewat depan Rara sambil GILAN
nyanyi dan benerin rambut, serta G,
berjalan kearah Putri dan duduk PUTRI,
bersama.
Rara membuat kopi untuk Gilang,
Putri dan Iko.
Rara menjelaskan kopi-kopi yang
dibuat kopi untuk anak-anak, lalu
menjelaskan Rara hari trakhir
kerja.
Iko datang dan ikut duduk
bersama mereka, sambil menatap
Rara.
Semua kaget mendengar ucapan
Rara.
170
4 Shot 4 Clip on IKO, BGM
Iko melihat-lihat kopi yang dibuat RARA,
oleh Rara. GILAN
Insert Gilang dan Putri yang G,
malas melihat Iko yang PUTRI
perfeksionis.
Putri yang sambil melepas ikatan
rambutnya.
Insert semua hening dan
meminum kopi buatan Rara.
Putri memotong obrolan Iko.
171
5 Shot 5 Clip On PUTRI, BGM
Insert Putri kaget mendengar kata- RARA,
kata Rara dan menatap Rara. IKO,
Obrolan Putri di potong oleh Iko. GILAN
Semua terkejut mendengar G
penjelasan Iko.
Insert Rara ga terima mendengar
pernyataan Iko.
Putri dan Gilang wajah terheran-
heran.
Rara menyipitkan mata heran.
Putri menatap Iko gugup, lalu
menatap Rara lagi.
Rara memalingkan mata dan
membenarkan kacamata.
Gilang hanya menaikkan alis.
Semua terkejut mendengar Rara,
dan semua menatap Rara tegas
Putri sedikit menggelengkan
kepala dan menyipitkan mata ke
Rara tidak nyangka
Obrolan Putri di potong oleh
Rara.
172
6 Shot 6 Clip on IKO, BGM Suara tutup pintu
Putri minum kopi. PUTRI,
GILAN
Suasana berubah menjadi G,
berantakkan. Mereka bertiga RARA
menunduk kesal.
Gilang memutarkan jari ke bibir
gelas loki.
Iko memegang kepala dengan
kesal.
Putri menundukkan kepala.
Semua terdiam beberapa saat.
Putri hanya memandang Iko
dengan kesal dan tidak
menyangka. Lalu menghela nafas
perlahan.
Putri meninggalkan café dengan
wajah yang kesal.
173
Lalu Iko pergi meninggalkan café
tanpa sepatah kata pun. Serta
menatap Gilang dengan sinis.
Setelah berjalan sedikit, Iko
mundur kembali dan bicara ke
Gilang.
Lalu Iko pergi sambil membawa
helm.
Gilang menghela nafas panjang
dan menatap ke Rara.
Rara hanya menunduk dan
memegang cangkir.
Gilang menatap Rara, lalu
menundukkan kepala.
Gilang mengangkat kepala
kembali, sambil mengeluss
berewok.
174
Gilang membuka celemek nya
dan menghela nafas pelan. Lalu
berdiri meletakkan celemeknya
diatas meja.
175
176
jawab dan bertugas menyunting gambar bergerak melalui proses selesksi, memilih,
bertanggung jawab pada saat pasca produksi dengan melakukan editing atau proses
disiarkan”.
Dari dua kutipan di atas penulis memahami bahwa seorang editor seorang
yang merangkai keseluruhan hasil rekaman agar menjadi sebuah karya yang siap
penyatuan gambar yang ingin penulis kerjakan. Konsep editing yang sudah dibuat
dimiliki oleh editor merupakan kunci untuk mendapatkan konsep editing yang baik,
maka dari itu kreativitas itulah yang harus penulis penuhi. Penulis diharapkan
mampu menerjemahkan setiap pola visual sehingga tercipta sebuah drama televisi
menarik dan tidak membosankan. Dalam proses editing seorang editor harus mampu
editing dapat dilakukan jika shot dan unsur pendukung lainnya seperti audio, sound
effect, dan musik sudah mencukupi. Editor juga mempunyai hak untuk
177
menyampaikan usulan kepada sutradara untuk mengubah konsep yang sudah ada
Menurut (Suriyadi dkk, 2014:166) tugas editor pada tahap pra produksi terdiri
seperti apa yang akan dipakai kemudian melihat dan mengingatkan sutradra
shoot yang dapat digunakan serta angle yang tepat untuk produksi yang akan
dilaksanakan.
3. Berdiskusi dengan depertemen dan crew yang lain untuk pembahasan secara
teknis.
178
Pada prapoduksi ini pula penulis sudah harus mempersiapkan perangkat yang
akan digunakan pada saat proses editing seperti hardware, software, dan alat atau
memikirkan konsep seperti apa yang nantinya akan dipakai. Kemudian penulis ikut
serta untuk recce supaya penulis tahu suasana nantinya seperti apa. Lalu penulis
memberikan masukan atau ide baru dalam hal shoot yang akan digunakan pada saat
produksi nanti. Selanjutnya, penulis sudah harus menentukan team editing supaya
3.7.2. Produksi
Setalah praproduksi siap, selanjutnya tugas editor pada saat produksi yaitu
membantu atau mengawal sutradara dalam hal shot yang akan diambil agar jangan
sampai terlewat. Dan penulis membantu sutradara dalam hal transisi shoot dan
penulis harus back up semua hasil shooting. Penulis harus memperhatikan dimana
waktunya untuk transisi shot agar tidak terjadi jumping didalam suatu cerita dan
perpindahannya menjadi lebih halus. Pada saat produksi pula penulis ikut memberi
saran kepada DOP tentang gambar seperti apa yang dibutuhkan pada saat editing
nanti.
179
untuk memindahkan video yang sudah diambil kedalam laptop dan hardisk agar
memori kamera tidak penuh dan meninjau kembali gambar yang sudah diambil pada
saat produksi. Hal ini juga dilakukan agar semua file yang nantinya dibutuhkan untuk
proses editing dalam keadaan siap digunakan dan tidak ada kendala seperti terhapus,
penyusunan gambar hingga menjadi satu kesatuan cerita yang utuh dan sesuai
dengan cerita yang diinginkan atau biasa disebut dengan rafkat. Selanjut penulis
sebuah konsep yang telah disepakati bersama, penulis juga melakukan review ulang
Penulis harus memperhatikan shot transisi dimana shot transisi tersebut sangat
A. Offline
merupakan sebuah proses menata gambar digitized sesuai dengan skenario dan
Dari penjelasan diatas dapat dikatan bahwa offline editing merupakan dimana
editor akan mulai melakukan proses editing dari data yang masih bersifat tidak rapi
sampai proses final cut. Dalam tahap ini terdapat beberapa tahapan :
a) Logging
Merangkum seluruh hasil shot yang sudah dicatat. Proses ini sangat
b) Assembling
yang sudah ada sehingga menjadi rangkaian gambar yang bercerita secara
logis.
c) Rough cut
Penulis mulai memotong dan membuang gambar yang tidak terpakai lalu
d) Final cut
Penulis review hasil penggabungan gambar dari rought cut yang bertujuan
B. Online
Menurut (Irwanto dkk, 2019:150) “online editing adalah proses editing ketika
memberkani warna pada gambar. Beberapa tahapan pada tahap ini adalah sebagai
berikut:
a) Colour grading
b) Title
Pada tahap ini penulis memunculkan title nama–nama yang terlibat selama
PRO CC 2018.
c) Audiomixing
menambah sound effect yang dibutuhkan supaya gambar jadi lebih hidup
d) Realese master
Pada tahap ini penulis akan mengekspor hasil yang sudah sempurna
Setalah melakukan proses online editing penulis melihat hasil yang sudah di
export ke dalam bentuk movie/mp4. Kemudian penulis melihatkan hasil yang sudah
menentukan titik potongan gambar, menentukan transisi yang cocok digunakan, dan
penulis harus bisa membikin kontinuitas yang baik sehingga memberikan nyawa
disebuah program. Penulis juga memiliki tanggung jawab antara lain menjawab
keinginan sutradara dalam tahap editing, berdiskusi sangatlah penting dalam proses
182
editing karena sangat berpengaruh dalam hal shot-shot yang layak di tampilkan.
Penulis harus siap dengan kendala teknis yang pada umumnya terjadi seperti
ataupun mengedit ulang kembali. Hal ini sudah tidak asing untuk para editor dan
tanggung jawab editor sepenuhnya adalah pada hasil akhir sebuah program yang
sebuah gambar.
a. Konsep Kreatif
Penulis akan memberi potongan gambar yang jadi satu kesatuan cerita yang
sesuai dengan konsep yang sudah dengan tujuan dapat dinikmati dalam hal
1. Cut to cut
dinamis.
2. Musik/Sound Effect
3. Colouring
b. Konsep Produksi
shot-shot yang akan di ambil serta penulis juga dapat memberikan saran kepada
183
sutradara untuk mengambil shot dan detail di suatu adegan supaya memudahkan
c. Konsep Teknis
Premiere Pro cc 2018 dan colour grading menggunakan Davinci Resolve. Adapun
alat yang digunakan selain perangkat computer sebagai pendukung adalah speaker
dan hardisk eksternal supaya memudakan proses editing. Spesifikasi computer yang
HARDWARE
2. RAM : 8,00 GB
ACCESSORIES
SOFTWARE
1) Kendala : Penulis tidak menemukan ide pada saat produksi pada pengambilan
transisi. Solusi untuk memecahkan kendala ini penulis berdiskusi dengan sutradara
untuk menemukan konsep editing yang sesuai dengan plot yanng sudah di tentukan
dikarenakan data video terlalu besar sehingga sering mengalami not responding
solusi : untuk kendalan ini penulis meminjam komputer/pc yang spek komputernya
Tabel III.14
Konsep Editor
185
3 3 INT (Medium Shot,Tripod Still) - Atmo - - 5detik 00:01:30:00-
RARA 00:01:35:00
sedang menulis di meja
resepsionis
4 4 INT (Wide Shot, Tripod Still ) - Atmo - - 3detik 00:01:35:00-
GILANG 00:01:38:00
sedang merapihkan gelas di
atas
5 5 INT (Medium Shot,Tripod Still) RARA Atmo - - 3detik 00:01:38:00-
RARA Thank ya ka 00:01:41:00
tersenyum sambil
melambaikan tangan
186
6 6 INT (Wide Shot,Close up GILANG Atmo, - - 12detik 00:01:38:00-
Shot,Tripod,Still,Slider “hai Ra.. Instrumen 00:01:50:00
80CM )
GILANG
Gilang menutup pintu cafe,
dan membalik kantulisan
open menjadi closed.
Gilang menghampiri Rara
dan mengodanya.
187
8 8 INT (Medium Poto Still) Ini Gilang, VO(RARA) - - 11detik 00:01:54:00-
RARA cowo paling 00:02:04:00
Rara VO humble di cafe
ini. Banyak
pelanggan
cewe yang
ngefans sama
dia. yaa..wajar
laahh, liat aja
tuh
kelakuannya.
188
9 9 INT (Medium Shot,Tripod Still) GILANG, Atmo, - - 6detik 00:02:04:00-
RARA, GILANG seharian kerja Instrumen 00:02:10:00
Rara dan Gilang ngobrol masih cantik
aaja.
RARA
apasih?! Rese
deh..
189
11 11 INT (Close up Shot, Tripod GILANG Atmo - - 4detik 00:02:24:00-
Still,Slider 80 CM ) Udah.. udah 00:02:28:00
GILANG, PUTRI cantik..
Iko menggoda putri yang
lagi dandan PUTRI
rese deh lo lang
lagi dan juga
GILANG
Yaelah
ngambek mulu
190
13 13 INT (Close up Shot, Tripod - Atmo, - - 3detik 00:02:33:00-
Still,) Instrumen 00:02:36:00
PUTRI
Putri sedang dandan
14 14 INT (Medium Shot,Tripod Still) RARA Atmo, - - 11detik 00:02:36:00-
RARA, PUTRI Nah itu Putri, Instrumen 00:02:47:00
Rara VO,Rara ngeliatin dia selalu
putri yang lagi dandan memperhatikan
penampilannya,
dia baik tapiiii..
sayangnyaa dia
itu pelupa.
191
15 15 INT (Close up Shot, Tripod - Atmo, - - 4detik 00:02:47:00-
Still,) Instrumen 00:02:51:00
PUTRI
Putri panik mencari hp nya,
dia lupa ternyata hp nya
berada di meja bar dekat
dengan Iko.
16 16 INT (Close up Shot,Tripod Still) - Atmo, - - 4detik 00:02:51:00-
RARA Instrumen 00:02:54:00
Rara menggelengkan kepala
192
17 17 INT (Close up Shot,Tripod Still) RARA Atmo, - - 14detik 00:02:51:00-
RARA, ,IKO Kalo yang ini, Instrumen 00:03:04:00
Rara VO adalah barista
Rara lagi ngeliatin iko yang utama di café
sedang membereskan alat ini, dia tuh
coffe perkfeksionis
banget orang
nya, apalagi
soal kopi.
Yaaaa.. gitu
deh Iko.
18 18 INT (Wide Shot, Tripod Still ) - Atmo, - - 4detik 00:03:04:00-
GILANG, PUTRI Instrumen 00:03:08:00
Gilang Menghampiri putri
yang lagi duduk
193
19 19 INT (Close up Shot, RARA Atmo, - - 10detik 00:03:08:00-
Medium Shot,Tripod Still) Ko mala mini Instrumen 00:03:18:00
RARA, IKO ngopi lagi yuk
IKO
Rara dan iko lagi temen-temen
melakukan aktifitas dan kopi kalian
kemudian rara mengajak iko kaya biasa kan
minum coffe malam ini
RARA
Lalu Rara langsung merebut ehhh…. Malem
atau menggeser Iko untuk ini aku ya yang
tidak membuat kopi nya. jadi baristanya
194
21 21 INT (Close up Shot, Atmo, - - 5detik 00:03:30:00-
Medium Shot,Tripod Still) 00:03:35:00
RARA, GILANG, IKO,
PUTRI
Rara mengantar coffe ke
meja iko, putri, dan, gilang
195
25 25 INT (Close up Shot,Tripod Still) PUTRI Atmo,instru - - 4detik 00:03:52:00-
PUTRI men 00:03:56:00
Putri juga heran karena putri ga tau tuhh..
tumben bikini coffe
26 26 INT (Wide Shot, Close up Shot, RARA
Tripod Still ) Ini ekspreso
RARA, IKO, untuk Gilang,
PUTRI Mochacinno
Rara menjelaskan kopi-kopi untuk Putri,
yang dibuat kopi untuk dan Americano
anak-anak, lalu menjelaskan untuk Iko
Rara hari trakhir kerja
196
27 27 INT (Wide Shot, Tripod Still ) Atmo,instru - - 7detik 00:03:56:00-
RARA, GILANG, IKO, men 00:03:02:00
PUTRI
Iko datang dan ikut duduk
bersama mereka, sambil
menatap Rara.
197
30 30 INT (Close up Shot,Tripod Still) PUTRI - - 6detik 00:03:15:00-
PUTRI lo mau kemana 00:03:21:00
Semua kaget mendengar Ra?
ucapan Rara
31 31 INT (Wide Shot, Tripod Still ) RARA Atmo,instru - - 10detik 00:03:21:00-
RARA, GILANG, IKO, so guys..cafe men 00:03:31:00
PUTRI kita buka
Iko mengendus coffe yang cabang di
dibuatin rara Bandung..
32 32 INT (Close up Shot,Tripod Still) GILANG - - 15detik 00:03:31:00-
GILANG wiiihh mantep 00:03:45:00
Gilang menggapi obrolan si boss.. terus-
rara terus ra ?
33 33 INT (Close up Shot,Tripod Still) RARA - - 14detik 00:03:31:00-
RARA Nahh aku di 00:03:45:00
Rara Melanjutkan mutasi dan
disuruh ngelead
disana..
198
34 34 INT (Close up Shot,Tripod Still) PUTRI Atmo,instru - - 15detik 00:03:45:00-
PUTRI yaahhh..ilang men 00:04:00:00
Expresi putri dan menjawab deh satu
diantara kita
35 35 INT (Wide Shot, Tripod Still )
RARA, GILANG, IKO,
PUTRI
Iko melihat-lihat kopi yang
dibuat oleh Rara.
36 36 INT (Close up Shot,Tripod Still) - - 10detik 00:04:00:00-
IKO IKO 00:04:10:00
199
38 38 INT (Close up Shot,Tripod Still) IKO 13detik 00:04:17:00-
IKO emang lo 00:04:30:00
Iko menjawab paham Ra
berapa gram
takaran kopi
untuk buat
Americano?
airnya harus
berapa ML?
trus tingkat
panasnya
berapa derajat
39 39 INT (Close up Shot,Tripod Still) RARA Atmo,instru - - 10detik 00:04:30:00-
RARA udahlah minum men 00:04:45:00
Rara menjawab aja, ga seburuk
yang kamu
pikir ko
200
40 40 INT (Wide Shot, Tripod Still ) - - 30detik 00:04:45:00-
RARA, GILANG, IKO, 00:05:10:00
PUTRI
Gilang dan Putri yang malas
melihat Iko yang
perfeksionis.
201
43 43 INT (Close up Shot,Tripod Still) IKO Atmo,instru - - 00:05:25:00-
IKO karna lo ga men 00:05:35:00
Iko menjelaskan biasa buat kopi,
dan kalo lo
mau buat kopi
harus dari hati
Ra
44 44 INT (Close up Shot,Tripod Still) RARA Atmo,instru - - 25detik 00:05:35:00-
RARA Koo..ga ada men 00:06:00:00
Rara menjawab satu hal pun
yang aku
lakuin ga pake
hati
202
45 45 INT (Close up Shot,Tripod Still) PUTRI Atmo,instru - - 30detik 00:06:00:00-
PUTRI men 00:06:30:00
Putri menengahi rara dan udah lah
iko yang lagi berdebat Ko..Cuma kopi
ga usah
dipermasalahin.
Ra maklumin
Iko ya dia kan
barista yang
perfeksionis.
46 46 INT (Close up Shot,Tripod Still) IKO Atmo,instru - - 8detik 00:06:30:00-
IKO bukan gitu men 00:06:38:00
Iko menjelaskan Put,ini tuh soal
rasa, dan ...
47 47 INT (Close up Shot,Wide Shot PUTRI Atmo,instru - - 3detik 00:06:38:00-
Tripod Still) “aroma! Gue men 00:06:41:00
PUTRI tau kok.
Putri memotong obrolan Iko
203
48 48 INT (Close up Shot,Tripod Still) RARA Atmo,instru - - 10detik 00:06:41:00-
RARA men 00:06:51:00
Rara menjawab kamu tau apa
sih Put? Setiap
hari kan kamu
Cuma perhatiin
penampilan.
49 49 INT (Close up Shot,Tripod Still) GILANG Atmo,instru - - 9detik 00:06:51:00-
GILANG sudah-sudah men 00:07:00:00
Gilang menengahi rara dan kita ini lagi our
putri time. Ra.. come
ooonn..
50 50 INT (Close up Shot,Tripod Still) RARA Atmo,instru - - 10detik 00:07:00:00-
RARA yaa emang men 00:07:10:00
Rara menjawab benerkan ?!
Putri ga pernah
buat kopi
selama kerja
disini
204
61 61 INT (Close up Shot,Tripod Still) GILANG - - 15detik 00:07:10:00-
GILANG 00:07:25:00
Gilang menatap Rara kok lo
lalu suara di tekan dan tegas ngomong gitu?
seharusnya lo
bisa terima
masukkan dari
orang dong,
niat kita semua
juga baik kok
ke lu ra
61 61 INT (Close up Shot,Tripod Still) RARA - - 7detik 00:07:25:00-
RARA kamu kenapa 00:07:32:00
Rara menjawab jadi ga asik gini
si Lang ?
Dan kenapa
jadi belain si
Putri
205
62 62 INT (Close up Shot,Tripod Still) GILANG - - 9detik 00:07:32:00-
GILANG 00:07:41:00
Gilang merespon
yaahh karna lo
langsung sewot
sama Putri,
padahal Putri
belain lo
63 63 INT (Close up Shot,Tripod Still) RARA Atmo,instru - - 8detik 00:07:41:00-
RARA seistimewa apa men 00:08:09:00
Rara menjawab sih putri dimata
kamu ? atau
jangan-
jangan… kamu
suka sama Putri
ya, Lang?
206
64 64 INT (Close up Shot,Tripod Still) IKO Atmo,instru - - 6detik 00:08:09:00-
IKO lo kenapa jadi men 00:08:15:00
Iko merespon childish gini si
ra? Gue Cuma
ngasih tau lo
soal kopi, dan
gilang sama
putri Cuma
nengahin kita.
65 65 INT (Close up Shot,Tripod Still) RARA Atmo,instru - - 5detik 00:08:15:00-
RARA atau jangan- men 00:08:20:00
Rara menjawab jangan kamu
Ko, yang punya
perasaan sama
putri?”
207
66 66 INT (Close up Shot,Tripod Still) PUTRI Atmo,instru - - 7 detik 00:08:20:00-
PUTRI apaansi Ra ?? men 00:08:27:00
Insert Putri kaget kok lo
mendengar kata-kata Rara ngomomg kaya
dan menatap Rara. gitu ? ga
mungkin laah..
Iko ituu cuma
ngasih tau lo
67 67 INT (Close up Shot,Tripod Still) IKO Atmo,instru - - 4detik 00:08:27:00-
IKO men 00:08:31:00
Iko merespon dan terus..? kenapa
memotong obrolan putrid an kalo gue
rara beneran suka
sama Putri
208
68 68 INT (Wide Shot, Tripod Still ) 7detik 00:08:31:00-
RARA, GILANG, IKO, 00:08:38:00
PUTRI
Semua terkejut mendengar
penjelasan Iko.
Insert Rara ga terima
mendengar pernyataan Iko.
Putri dan Gilang wajah
terheran-heran.
209
71 71 INT (Close up Shot,Tripod Still) PUTRI 5detik 00:08:44:00-
PUTRI lo...serius Ko ? 00:08:49:00
Putri merespon lo ga lagi
bercanda kan ?
72 72 INT (Close up Shot,Tripod Still) RARA - - 6detik 00:08:49:00-
RARA kamu yakin Ko 00:08:55:00
Rara merespon suka sama Putri
? kamu ga tau
Putri sama
Gilang ada
hubungan
73 73 INT (Close up Shot,Tripod Still) RARA 5detik 00:08:55:00-
IKO hubungan apa 00:09:00:00
Iko menjawab ?? mereka
berdua pacaran
74 74 INT (Close up Shot,Tripod Still) PUTRI - - 3detik 00:09:00:00-
PUTRI lo ngomong 00:09:03:00
putri merespon apa sih Ra
210
75 75 INT (Close up Shot,Tripod Still) GILANG Atmo,instru - - 10detik 00:09:03:00-
GILANG iya Ra… lo men 00:09:10:00
Gilang merespon ngomong apa
sih ? kita ga
ada hubungan
apa-apa
76 76 INT (Close up Shot,Tripod Still) RARA Atmo,instru - - 3detik 00:09:10:00-
RARA loh bukannya men 00:09:13:00
Rara menjawab kalian saling
suka
77 77 INT (Close up Shot,Tripod Still) IKO Atmo,instru - - 6detik 00:09:13:00-
IKO Put.. beneran men 00:09:19:00
Iko merespon dan Kaget yang dibilang
Rara ? lo suka
sama Gilang??
211
78 78 INT (Close up Shot,Tripod Still) PUTRI 5detik 00:09:19:00-
PUTRI enggga..gue ga 00:09:24:00
putri merespon ada hubungan
apa-apa sama
Gilang.
79 79 INT (Close up Shot,Tripod Still) RARA Atmo,instru - - 4detik 00:09:24:00-
RARA Tapi… Gilang men 00:09:28:00
Rara merespon pernah nidurin
kamu kan Put..
80 INT (Close up Shot,Tripod Still) IKO Atmo,instru - - 3detik 00:09:28:00-
IKO HAH!! men 00:09:31:00
Iko Kaget dan tidak Lang...itu bener
menyangka yang di bilang
212
81 81 INT (Wide Shot, Close up Shot Atmo,instru - - 7detik 00:09:31:00-
Tripod Still ) men 00:09:38:00
RARA, GILANG, IKO,
PUTRI
Putri menatap Iko gugup,
lalu menatap Rara lagi.
Rara memalingkan mata
dan membenarkan
kacamata
213
83 83 INT (Close up Shot,Tripod Still) IKO Atmo,instru - - 5detik 00:09:41:00-
IKO gila ya Lang men 00:09:46:00
Iko merespon dan emosi gue ga nyangka
apa yang udah
lo lakuin!
84 84 INT (Wide Shot, Close up Shot Atmo,instru - - 4detik 00:09:46:00-
Tripod Still ) men 00:09:50:00
RARA, GILANG, IKO,
PUTRI
Semua terkejut mendengar
Rara, dan semua menatap
Rara tegas
214
85 85 INT Close up Shot,Tripod Still) GILANG Atmo,instru - - 4detik 00:09:50:00-
GILANG yaaaa...gue ga men 00:09:54:00
Gilang menjawab tau Bro kalo lo
suka sama
Putri..dan lo ga
pernah cerita
sama sekali ke
gue
86 86 INT (Close up Shot,Tripod Still) PUTRI Atmo,instru - - 4detik 00:09:54:00-
PUTRI gue ga nyangka men 00:09:58:00
Putri kesal sama rara yang ya Ra, lo bakal
membongkar rahasia putri ngomong kaya
dengan gilang gini. Gue kira
lo...
215
87 87 INT (Close up Shot,Tripod Still) RARA Atmo,instru - 10detik 00:09:58:00-
RARA loh emang men 00:10:08:00
Rara merespon dan kenyataannya
memotong omongan putri bener kan ?
yaaa aku Cuma
ga mau aja,
ngeliat Iko
berharap sama
kamu Put,
sedangkan
kamu ga ada
perasaan apa-
apa sama Iko.
88 88 INT (Close up Shot,Tripod Still) PUTRI - - 6detij 00:10:08:00-
PUTRI tapi lo ga perlu 00:10:14:00
Putri menjawab dan lalu ngomong
meminum coffe begitu Ra. Apa
perlu lo bicara
selebih itu ?!
216
89 89 INT (Wide Shot, Close up Shot Lagu SENAR - - 36detik 00:11:00:00-
Tripod Still ) SENJA-Dialog 00:11:14:00
RARA, GILANG, IKO, hujan
PUTRI
Suasana berubah menjadi
berantakkan. Mereka
bertiga menunduk kesal.
Gilang memutarkan jari ke
bibir gelas loki.
Iko memegang kepala
dengan kesal.
Putri menundukkan kepala.
Semua terdiam beberapa
saat
217
90 90 INT (Close up Shot,Tripod Still) IKO - - 14detik 00:11:14:00-
IKO Put...lo tau ga 00:11:25:00
Iko menatap putri si mocchacino
yang lu minum
itu mempunyai
dua sisi?
mampu
merahasiakan
sesuatu yang
pahit di balik
manisnya rasa.
Yaaa.. kaya lo
gini
91 91 INT (Close up Shot,Tripod Still) Lagu SENAR - - 35detik 00:11:25:00-
PUTRI SENJA-Dialog 00:12:00:00
Putri hanya memandang Iko hujan
dengan kesal dan tidak
menyangka. Lalu menghela
nafas perlahan
218
92 INT Close up Shot,Tripod Still) PUTRI Lagu - - 30detik 00:12:00:00-
PUTRI Gue minta maaf SENAR 00:12:30:00
Putri minta maaf dan dengan perilaku SENJA-
meninggalkan café dengan gue yang ga Dialog hujan
wajah yang kesal baik selama di
café ini. gue
berharap
perspektif
kalian semua ke
gue ga ngerubah
pertemanan
kita.
Buat lo Ra,
terimakasih
udah jadi
partner kita
selama ini,
sukses ya di
Bandung
219
93 INT (Wide Shot, Close up Shot Lagu SENAR - - 30detik 00:12:30:00-
Tripod Still ) SENJA-Dialog 00:13:00:00
RARA, GILANG, IKO, hujan
Iko bangun ambil jaket dan
helm di belakang.
Lalu Iko pergi
meninggalkan café tanpa
sepatah kata pun. Serta
menatap Gilang dengan
sinis.
Setelah berjalan sedikit, Iko
mundur kembali dan bicara
ke Gilang.
220
94 94 INT (Close up Shot,Tripod Still) IKO Lagu - - 20detik 00:13:00:00-
IKO Oya Lang, SENAR 00:13:20:00
Sebelum meninggalkan café semanis apapun SENJA-
iko menyampaikan sesuatu hidup, rasa Dialog
kata-kata ke gilang pahit akan hujan
selalu ada, kaya
espresso di
loki lu
95 INT Close up Shot,Tripod Still) GILANG Lagu - - 15detik 00:13:20:00-
GILANG Ra..kenapa sih SENAR 00:13:35:00
Gilang menghela nafas lo kaya gini ? SENJA-
panjang dan menatap ke harusanya kita Dialog
Rara. ngopi-ngopi hujan
Rara hanya menunduk dan bareng dan
memegang cangkir rayain
kebersamaan
kita.
221
96 INT (Close up Shot,Tripod Still) ya seperti yang Lagu - - 1menit 00:13:35:00-
RARA Iko bilang tadi, SENAR 00:14:30:00
ini semua tentang
Rara merespon SENJA-
rasa. Orang-orang
Dialog
hanya
hujan
mementingkan
soal perpaduan
rasa yang ada di
cappuccino, tapi
ga pernah peduli
sama ketebalan
foam diatasnya.
Dan sekarang aku
sendiri ngerasa
bagaikan foam
diatas
cappuccino.
Kamu tau ga
Lang, selama ini
aku suka sama
Iko, tapi aku ga
berani
222
ngungkapin
perasaan ke dia,
karna aku sendiri
pun ga yakin
sama diri aku
sendiri, aku takut
Iko ga ada rasa ke
aku.
Ketika Iko bilang
dia suka sama
Putri, perasaan
aku hancur
banget Lang, aku
ga bisa terima
kenyataan orang
yang aku suka
selama ini suka
sama orang lain,
dan itu partner
kerja aku sendiri.
223
97 INT Close up Shot,Tripod Still) GILANG - - 1menit 00:14:30:00-
GILANG mengungkapka 00:15:30:00
Gilang menjawab n perasaan itu
benar Ra, dan
ga ada yang
salah sama
perasaan lo ke
Iko, tapi…
waktu dan
caranya
kurang tepat.
Seperti
Americano
favoritnya Iko,
ga pernahkan
Iko menikmati
Americano di
siang hari?
Goodluck yaa
224
Ra di Bandung
and Thankou
buat farewell
coffee nya
98 98 INT (Wide Shot,Close up Lagu SENAR - - 32detik 00:15:30:00-
Shot,Long Shot TripodStill) SENJA-Dialog 00:16:02:00
RARA, GILANG hujan
Gilang membuka celemek nya
dan menghela nafas pelan.
Lalu berdiri meletakkan
celemeknya diatas meja.
225
Bars and Tone
Gambar III.43
226
Logo UBSI
Gambar III.44
227
Program ID
Gambar III.45
228
Counting Leader
Gambar III.46
229
Judul Film Drama Televisi
Gambar III.47
230
231
eksekusi atas semua rancangan desain tata artistik/gambar kerja yang menjadi
dan suara saat produksi menjadi tanggung jawab seorang penata artistik (art
mengkoordinir tim dalam men-setting lokasi sesuai kebutuhan yang ada di dalam
cerita dan juga menyediakan material artistik dari mulai perisapan sampai produksi.
Dalam produksi film televisi ini, penulis sebagai penata artistik dan sekaligus
dilakukan oleh penata artistik dan tim produksi sebelum eksekusi pengambilan
Pada tahap ini adalah tahap merencanakan sebuah produksi film televisi
sebelum proses pengambilan gambar, berikut ada beberapa tahapan praproduksi yang
Tema dalam film sama dengan tema dalam tulisan buku,novel atau cerita apa
saja, berisi tentang inti dari sebuah gagasan ide. Bisa tema keluarga, drama
sebagainya. Tema inilah yang menjadi ruh dalam sebuah drama film televisi.
2. Ide Cerita
Setelah proses membuat konsep film dan tema film sudah ditentukan, kita
mulai mencari ide cerita. Ide cerita bisa datang dari siapa saja;
3. Judul Film
Menentukan judul film juga perlu kecermatan. Judul mana yang sekiranya
bisa membuat penonton kita penasaran dengan judul yang kita buat, tetapi ingat
dengan jangan meninggalkan identik konten dengan judul yang akan dibuat.
4. Bedah Naskah
Sebuah film televisi tentu bermaksud menyampaikan sebuah pesan, dan pesan
ini menuntu beberapa hal terkait era/waktu dimana visualisasi film akan
menyampaikannya, ini termasuk setting dasar sebuah film televisi, dan ini akan
memengaruhi setting dan property apa saja yang akan digunakan dalam film
televisi yang akan dibuat. Setting dan property pasti harus disesuaikan dengan
property nya di tahun 2000-an. Maka dari itu penata artistik membuat breakdown
artistik nya, seperti wardrobe make-up, dan set yang sesuai dengan naskah yang
dibuat.
Recce dalam istilah yang dibaca Nurul Muslimin yaitu mencari lokasi yang
sesuai untuk produksi film televisi terkait dengan hal-hal teknis produksi. Misal
nya dengan kebutuhan kamera, lampu, alat serta property lainnya. Setelah
membedah naskah, maka akan muncul gambar lokasi yang diinginkan dan
disepakati oleh sutradara dan tim yang lain. Maka dari itu tim lokasi, penata
artistik, penata kamera, penata suara dan sutradara bertugas untuk survei lokasi
7. Pembiayaan / Budgetting
kebutuhan art dan property setiap scene. Ini juga perlu kejelian melihat schedule
shooting dan tingkat kebutuhannya. Perlu identifikasi property mana yang sudah
ada (tidak perlu beli/sewa), property mana yang harus sewa atau beli.
234
dipaparkan tadi telah tersedia dan siap untuk dilanjutkan ke tahap produksi.
Di tahap awal atau pra produksi, penulis dan seluruh anggota tim berkumpul
untuk membahas tentang ide cerita untuk drama film televisi “farewell coffee”,
setelah ide cerita disepakati kemudian dilanjutkan oleh penulis naskah untuk
pembuatan naskah.
Setelah naskah selesai dibuat oleh penulis naskah dan membedah naskah
menentukan wardrobe dan property sesuai dengan naskah dan permintaan sutradara.
tata busana (wardrobe) , dan tata rias (make up) yang bertujuan untuk pada saat
proses produksi berlangsung tidak akan bingung untuk apa saja yang akan digunakan
sutradara apakah diterima atau ada perubahan set artistik yang siapkan di adegan.
bersama tim lainnya, yang bertujuan untuk melihat set, apakah ada
tambahan/perubahan property pada saat produksi nanti. Lalu selesai recce penulis
akan membuat susunan anggaran untuk biaya dari property,wardrobe apa saja yang
pendataan ulang list property apa sudah siap/belum digunakan sebelum proses
produksi dimulai.
235
3.8.2. Produksi
gambar/visual (Shooting) dari sebuah film televisi yang akan dibuat. Catatan penting
sebelum tahap produksi dimulai yaitu tahap sebelumnya (pra produksi) telah
matang/siap, diusahakan tidak ada perubahan lagi jika sudah masuk dalam wilayah
produksi. Mulai dari produser dan tim lainnya semua harus sepakat untuk pada
sutradara manakala ada kesulitan yang timbul didalam set dan penata artistik juga
Pada tahap ini penulis selalu didekat sutradara manakala harus cepat dan
cermat mengatasi kesulitan yang timbul didalam set, penulis juga harus menjaga
kontiniti artistik. Pada saat produksi maka tiap adegan penata artistik perlu ada dan
berada didekat sutradara untuk memastikan gambar yang diambil sesuai dengan yang
diharapkan sesuai dengan skenario dan dalam tampakkan gambarnya pun terlihat
nyata bisa saja ia terlibat langsung misalnya membetulkan letak set/properti yang
dirasa tidak pas di adegan yang dimaksud kegiatan ini terus diikuti oleh Penata
Artistik mulai dari bongkar pasang set sampai ke penataan set sepanjang
pembuatan film televisi atau karya digital lainnya yang dikerjakan setelah proses
perekaman visual”.
236
semua properti dan peralatan seperti semula, penata artistik ditahap pasca produksi
juga mengecek kembali alat-alat apa saja yang hilang atau rusak pada saat produksi.
Selain itu ditahap ini penata artistik dan tim yang terdapat dalam penata artistik
seperti tim penata busana (Wardrobe) dan penata rias (Make-Up) untuk melakukan
Kemudian mengembalikkan semua properti dan peralatan lainnya yang telah disewa.
Pada tahap ini penulis untuk merapikan dan mengembalikan semua properti
dan peralatan, penulis juga mengecek kembali alat-alat apa ada yang hilang atau
Pada tahap ini dilakukan evaluasi dari semua divisi yang terdapat dalam
gambar.
5. Menjadi kepala bagian dari tim penata busana dan penata rias.
237
Pada dasarnya baik Pengarah Artistik, Property Master, Penata Busana dan
Penata Rias itu masuk dalam satu departemen yakni Departemen Art yang dikepalai
a. Konsep Kreatif :
Setelah penulis naskah membacakan naskah yang sudah dibuat oleh penulis
naskah dengan judul “Farewell Coffee”, penulis tertarik dengan jalan ceritanya dan
dari segi kreatif penulis akan menata set cafe, dengan set cafe tersebut penulis akan
menata Set dengan minimalis, konsep dengan kesan yang sederhana namun nampak
elegan sesuai dengan kehidupan masa sekarang yang serba ingin cepat,simple tapi
mengutamakan kualitas dengan bahan sederhana tapi terlihat mewah. Ketika mulai
mengimajinasikan beberapa konsep yang akan dibuat penulis melakukan riset seperti
sebuah set cafe seperti di film “Filosofi Kopi” versi lebih sederhana tapi tetap terlihat
mewah. Property yang digunakan dalam pembuatan film “Farewell Coffee” juga
property asli dan dibuat senyaman mungkin agar terlihat cocok untuk melakukan
b. Konsep Produksi :
Ketika proses produksi seorang Art Director harus cekatan dalam hal
menanggapi dan mempersiapkan kostum apa saja dan make up yang akan digunakan
talent pada setiap scene yang berbeda waktu tempat dan adegan. Begitu pula dengan
menyiapkan dan menata set lokasi yang akan dipakai untuk take pada setiap scene.
Maka penulis harus sangat cekatan dalam mengerjakan jobdesk nya, dan
238
memanfaatkan setiap waktu untuk menyiapkan Wardrobe, Make Up, Property dan
Hand Property.
c. Konsep Teknis
Dari segini teknis beberapa properti yang digunakan dalam Film Televisi
“Farewell Coffee” adalah properti asli artinya pada setiap adegan ada beberapa
menggunakan properti yang ada di lokasi shooting. Sebagai penambah, di set adapun
penulis menambahkan dan membuat alat sebagai pelengkap untuk menyerupai set
yang dibutuhkan. Untuk menunjang terciptanya sebuah karya yang bagus penulis
selalu mencoba untuk membuatnya seperti asli penulis bekerja sama dengan Lighting
untuk menciptakan suasana yang pas sesuai kebutuhan dan kemauan Sutradara dan
Penata Kamera. Untuk set Cafe tidak terlalu banyak penambahan Properti, karena
maupun Sutradara.
Crew kita yang memecahkan barang (Property) yang dipinjam dari tempat
Cafe tersebut.
yang terjadi, dan kami semua pun setuju untuk mengganti barang (Property)
menutup papan iklan tersebut sehingga tidak terlihat lagi dikamera saat
pengambilan gambar, kami menutup papan iklan tersebut dengan kain dan
mematikan lampu luar set sehingga tidak terjadi refleksi pada kamera.
3. Kendala : Pada saat proses pembuatan Art dikopi untuk adegan, ketika
Crew kami membawa kopi tersebut ke meja set dengan terburu-buru sehingga
Solusi : Kami membuat ulang Art pada kopi tersebut dengan jumlah
yang lebih sehingga kejadian itu tidak terulang lagi, jika terulang masih ada
2. Breakdown Artistik
3. Set Lokasi
4. Floor Plan
5. Set desain
melakukan bedah naskah kemudian melakukan riset dan survei lokasi, dari hasil
survei lokasi, tim lokasi kami menemukan Cafe yang diinginkan Sutradara. Penulis
menambahkan beberapa properti untuk memberi kesan nyata pada seluruh set yang
Untuk Property & Hand Property, penulis menyiapkan barang atau bahan
cadangan apabila terjadi pengulangan Take pada bahan atau barang yang harus
Berikut referensi Property & Hand Property yang disarankan oleh Penulis:
Gambar III.50
241
Gambar III.57
Gambar III.58
Gambar III.59
243
2. Wardobe
Untuk Wardrobe sendiri ingin kostum yang lebih terlihat sebagai pegawai Cafe
yang modern dengan menggunakan seragam khas Cafe itu supaya sesuai dengan
Kostum Rara
Kostum Putri
Kostum Iko
Gambar III.66
Kostum Gilang
Untuk Make Up penulis memilih lebih Natural, karena sesuai dengan masing-
masing karakter yang ada didalam cerita Film Televisi “Farewell Coffee”.
1. Foundation
Gambar III.69
2. Lipstic Matte
Gambar III.70
246
3. Bedak Padat
Gambar III.71
4. Blush On
Gambar III.72
5. Maskara
Gambar III.73
B. Set Lokasi
Gambar III.74
Gambar III.75
Gambar III.76
248
Gambar III.77
Gambar III.78
C. Floor Plan
Penata Cahaya, Penata Artistik, dll) dan talent pada saat pengambilan gambar.
Gambar III.79
Gambar III.80
250
Gambar III.81
Gambar III.82
251
Keterangan Keseluruhan
Gambar III.83
Gambar III.84
252
D. Set Desain
a) Set Desain 1
Gambar III.85
b) Set Desain 2
Gambar III.86
253
Gambar III.87
c) Set Desain 3
Gambar III.88
254
d) Set Desain 4
Gambar III.89
Tabel III.15
BREAKDOWN ARTISTIK
Scene No Lokasi Set Int/ext Waktu Cast Wardrobe Property Hand Make Up Special Notes
Property Equipment
Rara, Seragam Meja panjang, Alat make Natural
Putri, Cafe, Bangku 4, up, jam PIN Logo
1 1 Cafe Meja Int Night Iko, Apron, Kopi 4, tangan Foudation,
Gilang Celana Pajangan dinding, rara, jam bedak
levis, jam dinding, tangan padat,
sepatu papan menu, putri, blush on,
gelas 4, jaket iko maskara,
sendok 4 lipstik
matte
255
1 2 Cafe Coffee Int Night Rara, Seragam Mesin kopi, jam Natural PIN Logo
Bar Iko Cafe, gelas, tangan
Apron, toples kopi, rara Foudation,
Celana pajangan bedak
levis, coffee bar, padat,
sepatu alat kasir blush on,
,kulkas, maskara,
kompor, lipstik
dispenser, matte
alat dapur,
rak gelas,
papan menu,
nampan
256
Natural PIN Logo,
1 3 Cafe Depan Ext Night Rara Seragam Meja, bangku Motor Iko
cafe cafe, Foudation,
apron, bedak
celana padat,
levis, blush on,
sepatu maskara,
lipstik
matte
257
1 5 Cafe Coffee INT Night Rara Seragam Mesin kopi, Jam Foudation, PIN Logo
Bar cafe, gelas, tangan bedak
apron, toples kopi, rara padat,
celana pajangan blush on,
levis, coffee bar, maskara,
sepatu alat dapur, lipstik
rak gelas, matte
nampan
258
1 6 Cafe Cafe INT Night Rara, Seragam Meja panjang, Alat Foudation, PIN Logo Montage
Iko, Cafe, bangku 4, Make Up bedak
Putri, Apron, kopi 4, Putri, Jam padat,
Gilang Celana pajangan dinding, Tangan blush on,
levis, jam dinding, Rara, Jam maskara,
sepatu papan menu, Tangan lipstik
gelas 4, Gilang matte
sendok 4,
Mesin kopi,
gelas,
toples kopi,
pajangan
coffee bar,
alat kasir,
kulkas,kompor,
dispenser,alat
dapur, rak gelas,
papan menu,
nampan
259