Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TERMODINAMIKA

TEKNIK KIMIA I
“Heat Effect”

Dosen pembimbing
Dr. Ir. Renita Manurung, M.T.

Disusun oleh:
Yuhdian Haz
170405185

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Bab 4
Pengaruh Panas

Semua efek panas yang penting diilustrasikan oleh proses kimia-manufaktur relatif
sederhana. Berbeda dengan efek panas yang masuk akal, yang ditandai dengan perubahan suhu,
efek panas dari reaksi kimia, fase transisi, dan pembentukan dan pemisahan solusi yang
ditentukan dari pengukuran eksperimental yang dibuat pada suhu konstan. Dalam bab ini kita
menerapkan termodinamika untuk evaluasi sebagian besar efek panas yang menyertai operasi
fisik dan kimia..

4.1 Pengaruh Panas Sensibel


Perpindahan panas ke sistem di mana tidak ada transisi fase, tidak ada reaksi kimia, dan tidak ada
perubahan dalam komposisi menyebabkan suhu sistem berubah. Ketika sistem zat homogen
komposisi konstan, aturan fase menunjukkan bahwa memperbaiki nilai-nilai dari dua sifat
intensif menetapkan tingkat keadaannya.. Ini dapat dipilih karena suhu dan molar atau volume
spesifik:

U=

Untuk proses konstan volume mekanis reversibel, Q = ΔU, dan dapat ditulis ulang:

Q = U=

Dimana, dH = ( )p dT + ( )T dP
Sehingga ini menjadi:
dH = Cp dT + ( )T dP

Sekali lagi, dua keadaan memungkinkan hasil akhir harus ditetapkan sama dengan nol:
 Untuk setiap proses tekanan konstan, terlepas darisubstansi.
 Setiap kali entalpi substansi yang lepas dari tekanan, terlepas dari proses. Ini adalah
persis berlaku untuk gas ideal dan kurang berlaku untuk tekanan rendahgas.
H=
Selain itu, Q = ΔH.

Q= H=

Penerapan rekayasa umum dari persamaan ini adalah untuk aliran stabil perpindahan panas.

Ketergantungan terhadap Suhu dari Kapasitas Panas


Evaluasi integral membutuhkan pengetahuan dari ketergantungan suhu dari kapasitas panas.
Hal ini biasanya diberikan oleh persamaan empiris, dua ekspresi sederhana dari nilai praktis
adalah:
= α + βT+γT2 and = a + bT +cT-2

Dimana α, β, dan γ dan a, b, dan c adalah konstanta karakteristik dari substansi tertentu.
Dengan pengecualian dari suhu awal, persamaan ini adalah dari bentuk yang sama. Oleh
karena itu kami menggabungkan mereka untuk memberikan ekspresi tunggal:
= A + BT + CT2+DT-2
Harga – hargakonstanta A, B, dan C diberikan dalam tabel (sepertitabel 4-1) buku JM. Smith.

Dari hubungan :Cp = Cv + R, maka harga Cvadalah :

CVig C Pig
 1
R R

Pengaruh T pada Cv dan Cp ditentukan berdasarkan hasil percobaan penelitian

Contohsoal 4-1 :

Kapasitas panas molar gas methane (gas ideal) ;dari tabel dinyatakan sebagai berikut:

CPig
 1,702  9,081  10 3 T  2,164  10  6 T 2
R

T K = t oC + 273.15

C Pig
 1,702  9,081 10 3 (t  273,15)  2,164 x10  6 (t  273,15) 2
R
Untukcampuran gas, yang komposisinyatetap, dilakukandengancara yang samaseperti gas
murni.

Misalnya : 1 mol gas campuran, terdiridari :Gas A, B, dan C.

Maka mol fraksi masing-masing yA, yB, yC.

Maka kapasitas panasnya dinyatakan :

ig
C Pmixture
 y AC PA
ig
 y B C PB
ig
 yC C PC
ig

Evaluasi Integral Panas Sensibel


Evaluasi integral dilakukan dengan substitusi untuk Cp, diikuti dengan integrasi
formal. Untuk batas suhu T0 dan T hasilnya mudah dinyatakan sebagai berikut:
dT = AT0( t – 1 ) + ( t2 – 1 ) + ( t3 – 1) + )

Dimana, t

4.2 Panas Laten


Panas yang ditransferkan kepada substansi murni, akan mengubah fase substansi tetapi
temperaturnya tidak naik. Misalnya: pada peristiwa mencairkan solid, menguapkanlarutan; pada
tekanan tetap; panas tersebut adalah panas laten.

Panas laten juga merupakan fungsi dari temperatur

dimana :

 ΔH = panas laten

 ΔV= perubahan volume yang terjadi karena perubahan fase


 Psat = tekanan uap

T
 
T0

Pada proses penguapan suatu cairan ;

 Hanya merupakan slope, pada grafik tentukan uap vs temperatur.

 ΔV = beda volume uap saturated dengan liquid saturated.

 ΔH = panaslatenpenguapan.

Panas laten dapat juga ditentukan dengan cara“Kalorimeter Riedel” menghasilkan persamaan :

Tn = normal boiling point

ΔHn = panas laten penguapan pada Tn

PC = tekanan kritis dalam bar

Trn= reduced temperatur pada Tn

ΔHn/Tn mempunyai dimensi seperti konstanta R, maka satuannya harus dipilih yang cocok
seperti memilih satuan R.

Untuk mengestimasi latent heat vaporisation liquid murni pada suatu T,berdasarkan harga T yang
diketahui, diberikan oleh Watson dalam bentuk persamaan :
4.3 PANAS REAKSI STANDAR

Efek panas yang dibahas sebelumnya adalah efek panas yang terkait dengan proses-
proses fisik.

Untuk proses yang berlangsung secara kimiawi, efek panasnya harus mempertimbangkan
energi yang terjadi akibat perubahan suhu, perubahan struktur molekuler baik pada reaktan
maupun pada produk yang dihasilkan, serta efek panas reaksi selama berlangsungnya reaksi
kimiawi tersebut.

Neraca energi overall menurut hukum Thermodinamika I, untuk proses steady flow:

Q  H

karena ΔEk, ΔEp dan Ws adalah sama dengan nol, maka persamaan di atas menjadi: ΔH=Q.

Berarti Q adalah panas yang diserap oleh air pendingin dalam jaket identik dengan terjadinya
perubahan entalpi yang disebabkan oleh reaksi pembakaran, secara keseluruhan merupakan juga
merupakan perubahan entalpi reaksi atau ΔH, disebut sebagai panas reaksi. Bentuk umum suatu
persamaan reaksi kimia adalah sebagai berikut :

aA  bB  lL  mM

panas reaksi standar didefinisikan sebagai perubahan entalpi ketika mol mol A dan b B di
negara-negara standar mereka pada suhu T bereaksi membentuk L dan mol m M di
negara- negara standar mereka pada suhu yang sama T.

Sebuah keadaan standar adalah keadaan tertentu dari suatu spesies pada suhu
T dan pada kondisi tertentu tekanan, komposisi, dan kondisi fisik seperti, misalnya,
gas, cair, atau padat.

4.4 PANAS PEMBENTUKAN STANDAR


Reaksi pembentukan didefinisikan sebagai reaksi yang membentuk senyawa dari elemen
pembentuknya. Sebagai contoh pada reaksi kimia pembentukan metanol sebagai berikut:

C +1/2 O2 +2H2  CH3OH

Sedangkan pada contoh berikut ;

H2O + SO3  H2SO4

adalah bukan reaksi pembentukan, karena asam sulfat yang terbentuk bukan berasal dari
elemen tetapi dari senyawa kimia (H2O dan SO3).

Contoh soal :
Hitunglah panas reaksi standar pada 25 oC untuk reaksi berikut :
4 HCl (g) + O2 (g)  2 H2O (g) + 2 Cl2 (g)

Penyelesaian :

Cari dari tabel/data harga panas pembentukan (ΔHfo) untuk HCl dan H2O , didapat data sbb :

ΔHfo HCl (g) = -92.307 J dan ΔHfo H2O (g) = -241.818 J

Lalu : HCl adalah senyawa yang terbentuk dari elemen – elemen H2 (g) dan Cl2 (g) :

4 HCl (g)  2 H2 (g) + 2 Cl2 (g) ΔHo298 = -(4)(92.307) J

2 H2 (g) + O2 (g)  2 H2O (g) ΔHo298 = (2)(-241.818) J

4 HCl (g) + O2 (g)  2 H2O (g) + 2 Cl2 (g) ΔHo298 = -114.408 J

Jadi panas reaksi standar adalah -114.408 J.

4.5 PANAS PEMBAKARAN STANDAR

Reaksi pembakaran adalah suatu reaksi kimia antara suatu elemen atau senyawa dengan
oksigen membentuk suatu produk hasil pembakaran. Untuk senyawa organik, atom Karbon,
Hidrogen dan Oksigen, hasil reaksi pembakarannya adalah Karbondioksida (CO2), dan air (H2O)
fase uap atau cair.
Contoh nya pada reaksi pembentukan antara C dengan H2 membentuk n-butana sbb :

4 C (s) + 5 H2 (g)  C4H10 (g)

Untuk menghitung panas reaksi standar, didasarkan atas kombinasi panas pembentukan dan
panas pembakaran standar, maka didapatkan sbb :

4 C (s) + 4 O2 (g)  4 CO2 (g) ΔHo298 = (4)(-393.509) J

5 H2 (g) + 2½ O2 (g) 5 H2O (l) ΔHo298 = (5)(-285.830) J

4 CO2 (g) + 5 H2O (l)  C4H10 (g) + 6½ O2 (g) ΔHo298 = (2)(-241.818) J

4 C (s) + 5 H2 (g) C4H10 (g) ΔHo298 = -125.790 J

Jadi harga panas pembentukan n-butana pada kondisi standar adalah -125.790 J/mol.

4.6 EFEK PANAS PADA REAKSI – REAKSI DI INDUSTRI

Reaksi – reaksi pada industri jarang mengikuti kondisi standar seperti pada reaksi yang
sebenarnya atau dengan kata lain reaksi tersebut tidak muncul dalam bentuk stoikiometri, tidak
komplit atau mungkin temperatur akhir berbeda dengan temperatur awal.

Contoh 4.8

Suatu metoda untuk membuat gas sintesa (campuran pertama terdiri dari CO dan H2) adalah
katalitik reforming dari CH4 dengan uap pada temperatur tinggi dan tekanan atmosfir.

CH4 (g) + H2O (g)  CO2 (g) + 3 H2 (g)

Satu – satunya reaksi lain yang terjadi dan kelihatan luasnya adalah reaksi air-gas shift.

CO (g) + H2O (g)  CO (g) + 3 H2 (g)

Bila reaktan disuplai pada rasio 2 mol uap berbanding 1 mol CH4 dan bila panas disuplai
ke reaktor. Jadi produk mencapai temperatur 1300 K, CH4 seluruhnya dirubah dan aliran produk
berisi 17,4% mol CO. Asumsi reaktan dipanaskan kembali menjadi 600 K, hitung panas yang
diinginkan di reaktor.
Penyelesaian :

Panas reaksi standar pada 25 oC untuk dua reaksi dari data tabel C.4.

CH4 (g) + H2O (g)  CO (g) + 3 H2 (g) ΔH298o = 205,813 J

CO (g) + H2O (g)  CO (g) + H2 (g) ΔH298o = -41,166 J

Dua reaksi ini boleh ditambah untuk memberikan reaksi ketiga.

CH4 (g) + 2 H2O (g)  CO2 (g) + 4 H2 (g) ΔH298o = 164,647 J 

Beberapa pasang dari tiga reaksi ini mengangkat independent set. Reaksi ketiga tidak berdiri
sendiri dan hal tersebut diperoleh dengan mengkombinasikan dua lainnya.

Reaksi – reaksi lebih cocok digunakan untuk permasalahan seperti di bawah ini :

CH4 (g) + H2O (g)  CO (g) + 3 H2 (g) ΔH298o = 205,813 J

CH4 (g) + 2 H2O (g)  CO2 (g) + 4 H2 (g) ΔH298o = 164,647 J

Pertama kita tentukan fraksi CH4 yang diubah oleh masing – masing pada reaksi ini. Sebagai
basis perhitungan biarkan 1 mol CH4 dan 2 mol uap dimasukkan ke reaktor. Bila x mol CH4
bereaksi berdasarkan persamaan (A), kemudian 1-x mol bereaski pada persamaan (B). pada basis
ini produk reaksi adalah :

CO = x

H2 = 3x + 4(1-x) = 4 – x

CO2 = 1-x

H2O = 2 – x – 2(1 – x) = x

Total = 5 mol produk

Fraksi mol CO pada aliran produk adalah x/5 = 0,174 dimana x = 0,870. Jadi pada basis
yang dipilih 0,870 mol CH4 bereaksi pada persamaan (A) dan 0,130 mol bereaksi pada
persamaan (B). Sekalipun demikian, jumlah masing – masing spesies pada aliran produk :
Mol CO = x = 0,870

Mol H2 = 4 – x = 3,13

Mol CO2 = 1 – x = 0,13

Mol H2O = x = 0,87

Kita sekarang mencari jalan yang mudah untuk tujuan perhitungan, untuk menjalankan reaktan
pada 600 K ke produk pada 1300 K. Dari data bisa digunakan untuk panas reaksi standar pada 25
o
C, satu cara yang paling sederhana adalah dimana termasuk reaksi pada 25 oC (298,15 K). ini
ditunjukkan dengan skema pada diagram yang tertera.

Garis putus – putus menunjukkan jalan pintas yang aktual menunjukkan perubahan
entalpi ΔH. Dari perubahan entalpi inilah cara yang termudah.

Untuk menghitung ΔHo298 reaksi A dan B keduanya harus diambil dalam perhitungan.

0,87 mol CH4 bereaksi pada reaksi A dan 0,13 mol bereaksi pada reaksi B.

ΔHo298 = (0,87)(205,813) + (0,13)(164,647) = 200,460 J

ΔH

ΔHPo

ΔHRo

ΔH298o = 0

Perubahan entalpi dari reaktan dari temperatur 600 K ke 298.15 K diberikan persamaan :

dimana harga (CoPi)H/R adalah :


CH4 : MCPH (298.15,600;1.702,9.081E-3,-2.164E-6,0.0) ≡ 5.3272

H2O : MCPH (298.15,600;3.470,1.450E-3,0.0,0.121E+5) ≡ 4.1888

Dimana :

ΔHoR = (8.314) [(1)(5.3272) + (2)(4.1888) ] (298.15 – 600)

= -34.390 J

Perubahan entalpi produk seperti itu adalah pemanasan dari 298.15 K ke 1300 K dihitung secara
sederhana.

dimana (CoPi)H/R harganya adalah :

 CO : MCPH (298.15,1300;3.376,0.557E-3,0.0,-0.031E+5) ≡ 3.8131

 H2 : MCPH (298.15,1300;3.249,0.422E-3,0.0,0.083E+5) ≡ 3.6076

 CO2 : MCPH (298.15,1300;5.457,1.04E-3,0.0,-1.157E+5) ≡ 5.9935

 H2O : MCPH (298.15,1300;3.470,1.450E-3,0.0,0.121E+5) ≡ 4.6499

dimana :

ΔHoP = (8.314)[(0.87)(3.8131)+(3.13)(3.6076)+(0.13)(5.9935)+(0.87)(4.6599)](1300 – 298.15)

= 161.940 J

karena itu : ΔH = -34.390 + 200.460 + 161.940 = 328.010 J

Proses adalah suatu aliran steady dimana Ws, Δz dan Δu2/2 asumsi diabaikan maka

Q = ΔH = 328.010 J

Penyelesaian ini berbasis 1 mol CH4 yang masuk reaktor. Satuan dirubah dari J mol-1 ke (Btu)(lb
mol)-1 adalah 0.4299. Karena itu pada basis 1 (lb mol) CH4 masuk reaktor, kita punya

Q = ΔH = (328.010) (0.4299) = 141.010 (Btu)

Anda mungkin juga menyukai