Anda di halaman 1dari 7

Taman Ketiga : Asyiknya ta’aruf Sejati

“Berhati-hatilah dalam menyanjung, sungguh ia adalah penyembelihan.” (HR. Bukhari)

 Waktu untuk mengingat kekurangan, dan waktu untuk terpesona pada kelebihan
Perlu terampil dalam mengelola diri sebab ada waktu untuk mengingat kekurangan, ada
waktu untuk terpesona pada kelebihan. Ada waktu unyuk menguji, kelak ada waktu untuk
memuji.Ada waktu untuk memahami, dan kelak ada waktu untuk mengagumi.
Pujian terbagi menjadi pujian yang mematikan hati dan pujian yang menghidupkan ruh.
Pujian yang mematikan hati adalah yang kita berharap-harap atasnya. Merasa suka dan
bahagia di saat ada pujian namun belum melakukan apa-apa. Pujian yang menumbuhkan
rasa ujub, sum’ah, dan riya’. Maka lahirlah kemunafikan dari sana. Dalil : Q.S ali Imran:
188.
Pujian yang menghidupkan ruh adalah pujian yang menguatkan kebaikan, pujian yang
memupuk motivasi. Seperti ketika Allah memuji rasul terkasih-Nya :
“dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. 9Q.S Al-Qalam :4)
Pujian adalah ungkapan cinta yang sederhana. Pujian adalah pengakuan tentang
kebaikan-kebaikan seorang manusia. Pujian dari seorang suami kepada istrinya atau
sebaliknya, yang diberikan dengan penuh ketulusan, akan mengokohkan jiwanya yang
berderak menghadaoi aneka gempita hidup. Ia tidak memandangnya sebagai sesuatu yang
harus diraih untuk mengunjuk diri, karena sang pasangan tahu kesejatiannya. Pujian
adlah lecut semangat yag melahirkan kesejatian. Jika sudah ia lakukan, ia akan
teryakinkan bahwa ia berada dalam kebaikan. Jika belum, ia tergugah untuk segera
menujunya. Maka ada istiqomah, maka ada perbaikan diri yang berkelanjutan. Pujian
inilah insyaAllah akan melahirkan cinta, mengokohkan ikatan. Karena pujian tersebut
adalah lambang saling percaya, penerimaan, dan penguatan. Tulus memberi dan
menerima.

 Karena Kita pun tak sempurna


Menilai dengan positive thinking. Karena memang tak ada manusia yang lepas dari aib
dan cela. Memandanglah pada kebaikan karena ia selalu lebih banyak.
“Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal sesuatu itu amat baik bagi kalian, dan bleh
jadi kalian menyukai sesuai padahal seuatu itu sangat buruk bagi kalian. Allah
Mengetahui sedang kalian tidak mengetahui (Q.S al-baqarah : 216)
”Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah). Karena mungkin
kalian tidak menyukai sesuatu, padahal allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
(Q.S An-Nisa : 19).
Kita berharap pada Allah agar dikaruniai hati seorang mukmin. Hati yang bukan hanya
berwujud telaga, tetapi berupa tujuh samudera yang tawar rasanya.

 Bersiaplah Menerima kejutan


Perempuan dan laki-laki memiliki tingkah laku dan reaksi yang berbeda jika mencintai
seseorang. Kekurangpahaman antar pasangan bisa menjatuhkan vonis kepada pasangan,
bahwa ia banyak kekurangan. Kita yang kurang paham, dia yang selalu tersalahkan.
Kacamata kita yang buram, orang lain yang kita anggap kusut. Buruk muka, tidak pernah
ngaca. Pertengkaran bermula dari salah tafsir yang melahirkan salah sikap. Pihak
mukhathab (yang diajak bicara) juga salah tafsir lagi, dan salah sikap lagi. Begitu terus
hingga semakin seru. Naudzubillah min dzaalik.
Sehingga perlu adanya relasi dan komunikasi antara laki-laki dan perempuan. Bahwa
mereka berasal dari dunia yang berbeda, memiliki bahasa yang berbeda, dengan
kebiasaan yang berbeda, dengan perasaan yang berbeda, dan ekspresi yang berbeda pula.
Bahwa perlu ada penerjemahan dalam tiap kata-kata, bahasa tubuh, perilaku, dan sikap
yang ditunjukkan oleh masing-masing agar tidak terjadi kesalahan tafsir yang
menyebabkan kita salah menyikapi.
a. Cara memandang masalah
Menyikapi masalah ditentukan oleh level aman yakni tingkat ukuran dimana suatu
masalah dianggap ringan, biasa-biasa, atau serius.
Istri Suami
Level aman lebih rendah Level aman lebih tinggi
Yang terpenting adalah merasa Masalah harus dipecahkan oleh dirinya
didengarkan dan dipahami sendiri
Mudah khawatir saat masalah Tidak mudah panik karena baginya
menerpam, namun baginya yang masalah harus berujung solusi
terpenting bukan solusi.
Merasa puas dengan membicarakan detil Merasa puas menyederhanakan detil-
demi detil masalahnya serta detil itu menjadi sebuah poin besar, lalu
menghubungkannya dengan data dan berkata “Inilah solusinya”
informasi sebelumnya

b. Cara menghadapi tekanan


Perbedaan antara suami dan istri dalam menghadapi tekanan adalah para istri akan
berbicara, berbagi, dan bercerita untuk mengurangi bebannya, dan para suami akan
menjadi pemuda kahfi. Meraka masuk ke guanya saat didera tekanan dan dilanda
masalah.
Istri Suami
Tidak perlu solusi, hanya perlu Perlu kesempatan untuk berada dalam
didengarkan. guanya sejenak

c. Kondisi termotivasi
Suami termotivasi saat ia merasa dibutuhkan. Sedangkan istri merasa termotivasi saat
meras dicintai. Tak dibutuhkan adalah kematian bagi suami. Sebagaimana merasa tak
dicintai adalah pederitaan bagi istri. Suami akan merasa perhatian, pengertian,
nasehat, ia justru merasa tak berharga, namun akan bersemangat ketka dibiarkan dan
diberi kepercayaan. Sedangkan istri akan termotivasi saat sang suami rajin
mengekspresikan cintanya pada istri dalam berbagai bentuk. Kata-kata, hadiah,
pengertian, pemahaman, semuanya hal yang meyakinkan bahwa sang suami
mencintainya.
d. Cara pandang tentang memberi-menerima dalam hubungan
Istri Suami
Tidak menghitung : memberi dan terus Menghitung baik secara kualitatif
memberi, dimana pada saatnya ia akan maupun secara kuantitatif
menuntut untuk menerima dan terus
menerima

e. Cara menjaga hubungan


Istri Suami
Seperti gelombang : Kemampuan Seperti karet gelang : secara otomatis
mencintainya naik turun sesuai apa yang berubah-ubah antara membutuhkan
dirasakannya dalam hubungan. kedekatan dan kemandirian
Mengungkit masalah yang ada jauh Bisa mengatasinya dengan mudah jika ia
sebelum masalah yang baru. Yang bersedia mendengarkan dan memahami,
dikatakannya adalah perasaan- serta jangan tergeas mereaksi secara
perasaannya, bukan fakta dan bukan negatif.
tuduhan

f. Cara mengungkapkan Kebutuhan


Istri Suami
sering mengungkapkan sesuatu secara menggerundel saaat istri meminta
tidak langsung Dan suaminya sering bantuan, itu merupakan pertanda baik
mengartikannya secara negatif, sehingga bahwa ia sedang berusaha
lebih baik untuk sang istri mengubah mempertimbangkan permintaan sang
kalimat yang mengekspresikan istri, melawan kebutuhan-kebutuhannya.
kebutuhannya dengan kalimat-kalimat
langsung.
Lebih peka mengenai keinginan Sensitif terhadap keadaan diterima apa
didengarkan dan dimengerti saat ia adanya.
menyampaikan perasaan-perasaan

g. Kebutuhan Emosi
Suami dan istri memiliki kebutuhan emosi yang berbeda. Istri membutuhkan
perhatian, pengertian, hormat, kesetiaan, penegasan, dan jaminan. Sementara suami
membutuhkan kepercayaan, penerimaan, penghargaan, kekaguman, persetujuan, dan
dorogan.
Taman Keempat
Pacaran Kita, Meniup Kuncup Cinta

Ada sebuah karunia agung yang menyeketika begitu kita menikah. Segara saat ada
istri di sisi, kita merasakan sakinah, menikmati ketentraman, dan berselimut
ketenangan. Orang yang sukses biasanya hanya akan tersenyum saat ditanya tentang
keberhasilannya. Sementara orang-orang yang gagal, akan banyak bercerita tanpa
diminta.
Cinta dan kasih sayang itu tidak menyeketika. Tidak otomatis. Ia datang dengan
ikhtiar, upaya dan doa.Cinta bisa tumbuh setelah menikah, maka Allah mengajari kita
untuk mengupayakan cinta.Seperti cinta kita pada-Nya yang tidak datang dengan
sendirinya. Ia datang dengan iman. Iman datang karena hidayah. Hidayah datang
karena jihad menjemput karunia-Nya. Dan sebelum itu ada ikhtiar. Begitu pula cinta
pada pasangan adalah keberhasilan sebuah proses. Disana ada ikhtiar. Sesulit apapun.
Disana ada jihad. Maka setelah jihad ada petunjuk. Dan petunjuk itu bagai lentera,
yang akan memercikkan apiya ke sumbu cinta. Jadilah ia berkobar dalam naungan
ridha-Nya.

 Ada Cinta dalam Kata


Tidak seperti perasaan-perasaan lain, cinta membutuhkan kata lebih dari apapun. Maka
ketika cinta terkembang dalam jiwa, tiba-tiba kita merasakan sebuah dorongan tak
terbendung untuk menyatakannya dalam kata. Cara berpikir maskulin yang mengatakan
bahwa kata-kata tidak penting, dan yang penting adalah bukti bahwa kita mencintai,
hanya tepat dipakai dalam persahabatan di dunia laki-laki. Sedangkan wanita
membutuhkan kata-kata. Ia ingin mendengar bahwa anda benar-benar mencintainya.

 Ada cinta dalam canda dan kekanakan kita


Bercandalah, bercintalah, bermesralah. Meski harus tetap ada kehati-hatian. Jelaskan
pada istri bahwa anda menyukai canda-canda berpahala. Latih dia untuk membedakan
miki serius dan mikik canda anda. Agar ia tak salah paham, tak memendam kekesalan,
tidak mendendam benci. Dengarlah ia sesudah bercanda, tentang suara hatinya, tentang
perasaannya, tentang harapan, presepsi, cita-cita dan cintanya.

 Ada Cinta dalam Dandanan


Berdandan merupakan sunnah yang tak lepas dari kewanitaan yang suka berhias. Islam
menatanya untuk kemuliaan hubungan dua insan. Islam menumbuhkannya sebagai
penguat ikatan zahir dan batin yang mesra antara suami dan bidadarinya. Pilihlah ia
sebagai sunnah, pilihlah ia sebagai pencari keridhaan Allah, pilihlah ia karena anda
adalah bidadari bagi suami.
Ustadz Abdul Ghalib Isa menyebutkan bahwa perhiasan dandanan yang diperkenankan
bagi wanita adalah emas, perak, sutera, memakai pewarna kuku dari pacar, bercelak, dan
menghilangkan bulu-bulu di badan. Ustadz Fauzil Adhim menambahkan ghumrah
(pemerah pipi) dan memakai haruman di daerah lipatan khusus. Yang hanya
dipersembahkan untuk suami tercinta, tidak untuk yang selainnya.

 Dia berhak Bersuami tampan


”Begitulah seharusnya kalian berbuat bagi istri kalian. Sesungguhnya mereka (para istri)
senang jika kalian berhias untuk mereka, sebagaimana kalian senang jika mereka
bersolek untuk kalian ,” – Umar bin Khattab.
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara
yang makruf.” -Q.S. Al-baqarah : 228

 Asyiknya dandan Bersama


”Nabi menjulurkan kepalanya padaku ketika aku sedang haid padahal ketika itu beliau
sedang beriktikaf. Beliau meletakan kepalanya di pangkuanku lalu kukeramasi kepalanya
dan ku sisir rambutnya, padahal aku sedang haid.” HR. Abdurrazaq.

 Ada cinta dalam perhatian

 Ada cinta dalam pengertian


Menggenggam erat tangan bisa jadi merupakan ekspresi yang mendalam tentang
kebutuhan akan sebuah ketenangan batin, sebagaimana kita juga merasakan ketentraman
saat bersandar ke bahu atau meletakkan kepala di pangkuan.

 Ada cinta di atas kendaraan


“saya tak pernah menyaksikan seorangpun yang akhlaknya lebih baik dari Rasulullah.
Suatu malam beliau membonceng saya dibagian belakang untanya. Saya mulai
mengantuk lalu Rasulullah mencubit saya dengan tangannya seraya bersabda, “Duhai
orang ini! Tahanlah sedikit wahai putri Huyyai!” lalu beliau bersabda lagi, “Wahai
Shafiyyah, aku minta maaf kepadamu atas perlakuanku kepada kaummu karena meraka
telah mengatakan aku begini dan begitu.” HR. Ibnu Asakir dan Abu Nu’aim.

 Ada Cinta di Perjalanan


Perjalanan mengenalkan kesejatian karakter yang spontan, kejenakaan yang tak dibuat-
buat, dan perilaku memesona yang tak terduga. Semakin lama berinteraksi, mudah-
mudahan sikap qanaah menuntun anda untuk terpesona pada kebaikan-kebaikan yang
dimilikinya. Yang terpenting bukanlah ke mana kau pergi, atau yang kau lakukan. Tetapi
dengan siapa kau pergi.
“Pilihlah teman sebelum memilih jalan, dan siapkanlah bekal sebelum berangkat.” HR.
Al-Khathib, Qabasun Min Nuuri Muhammad [58/10]).

 Ada Cinta dalam Kecemburuan


Cemburu itu tanda cinta. Betapa cinta Aisyah kepada Rasulullah telah melahirkan begitu
banyak kisah kecemburuan yang menghias kitab sirah dan fiqih rumah tangga. Begitu
besar rasa cinta para istri beliau, sampai-sampai kecemburuan pernah menggegarkan
Madinah karena Rasulullah ditegur langsung oleh Allah melalui wahyu di awal Surah at-
tahriim.
“Sesungguhnya ada diantara cemburu yang disukai Allah, dan ada pula cemburu yang
dibenci Allah. Cemburu yang disukai Allah adalah cemburu yang disertai keragu-raguan.
Sedangkan cemburu yang dibenci Allah adalah cemburu yang tanpa keraguan lagi.” HR.
Ahmad, Abu Dawud dan Nasa’i

Cemburu yang sehat adalah cemburu yang menguatkan dan melanggengkan ikatan.
Cemburu yang melahirkan pelajaran-pelajaran mencerdaskan. Cemburu yang membuat
insan makin dewasa. Cemburu yang membuat ta’aruf kita dengan istri makin sempurna.
Ia harus menjaga kehati-hatian prasangka, menghindari bisikan-bisikan fasik yang harus
ditabayuni, memberi kepercayaan dan tanggungjawab, juga kesetiaan.

Epilog
Dipenghujung Taman
Dekap Aku Lebih Erat

Dia akan melihat sudut-sudut rahasia yang tidak dilihat orang lain dalam jiwa dan raga
kita. Dia akan menyentuh titik-titik pada hati dan tubuh kita, yang takkan pernah disentuh
orang lain. Dia akan berbagi ranjang, berbagi peluk, berbagi senyum, berbagi senyum,
dan berbagi beban agar terasa ringan.
Ada pergiliran, ada pergantian musim. Ada terang dan gelap. Ada siang dan malam. Ada
pagi dan petang. Semuanya menyatu, datang bersilih satu sama lain, melengkapi,
menyempurnakan, dan menguatkan ikatan.

Perayaan Kedua
Dalam Badai
Dekap Aku Lebih Erat

 Berkah yang kita temukan di Beningnya air mata


Tiada yang akan dibiarkan Allah sekedar mengatakankami telah beriman, sebelum ia
diuji. Seolah Allah telah mengproklamasikan bahwa konsekuensi iman adalah ujian.
Dalam iman ada penjenjangan. Dalam surga ada tingkatan-tingkatan. Dan untuk
menempatkan makhluk-Nya, Allah memberikan ujian-ujian. Dan sungguh kita tak
sendiri. Orang-orang sebelum kita pun telah diuji, maka Allah memiliki hujjah atas
orang-orang yang berjihad dan bersabar.

 Pavilliun Depan : Mulut dan telinga dalam cinta


Bilik Pertama : Saat Bersamamu, Cinta pun Perlu Ilmu
Wajib bagi kita, untuk tidak mengharapkan pasangan kita secara naluriah selalu
mengetahui apa yang kita butuhkan tanpa pemberitahuan dari kita. Permasalahannya
menjadi pelik, ketika ilmu tentang berkomunikasi itu pun tak dimiliki.
Komunikasi itu berawal dari hati.
Latihan pertama : Memandang dari sisi cermin yang lain.
Sangatlah tidak penting mencari dan merunut siapa yang salah. Yang terpenting adalah
siapa yang terlebih dahulu bersedia meminta dan memberi maaf.

Bilik kedua : Orangtuamu, orangtuaku


-Zero base untuk mertua
Dan rasulullah menyebut dengan tegas bahwa laki-laki yang paling beliau cintai
adlah ayah dari istrinya. Laki-laki yang paling beliau kasihi adalah mertuanya.
Setelah mengucapkan Laa Ilaaha…, kita dituntun untuk berikrar, Illallaah!.
Setelah mengosongkan diri untuk menjernihkan ruh, pikiran dan jasad kita
diperintahkan untuk mengisinya dengan kebenaran yang hakiki.
-Bersahabat dengan mertua
Memuliakan mertua akan mengalirkan cinta ke salah satu sudut terindah di hati
pasangan kita. Memuliakan mertua akan menelusupkan benang cinta menelusuri
labirin-labirin terdalam di hatinya, dan merajutnya menjadi sutera kasih.
Tuntunan sunnah bagaimana berinteraksi dengan orangtua dan mertua yaitu
1.cara memandang yaitu dnegan perasaan penuh kasih dan wajah gembira
2. cara berkata-kata yaitu dengan perkataan yang mulia
3. cara bersikap yaitu dengan tidak berjalan didepannya, tidak duduk sebelum ia
duduk, tidak memanggil namanya dengan sembarangan, serta tidak
menyebabkannya mendapat cacian dari orang lain.
4,. Meminta Izin
5. Menyambut kedatangan
6. Mendoakan

-Masalah sebiduk Dua Nahkoda


-Membantu mertua pada kecendrungan kecenderungannya
-Membantu mertua untuk menghargai kemerdekaan rumah tangga kita.
-Membantu mertua bersikap adil
-membantu mertua menyayangi pasangan kita
-membantu mertua menyayangi cucu-cucunya

Anda mungkin juga menyukai