Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Bimbingan dan Konseling


Istilah strategi berasal dari kata “strategos”, merupakan gabungan kata stratos (militer)
dengan ago (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan). Dalam
kamus The American Herritage Dictionary (1976:1273) dikemukakan bahwa “strategi is the
science or art of military command as applied to overall planning and conduct of large-sca
le combat operations”. Selanjutnya dikemukaan pula bahwa strategi adalah “the art or skill
of usin stratagems (a military manoeuvre) designed to deceive or surprise and enemy) in
politics, business, courtships, or the like”.
Pada awalnya strategi berarti kegiatan memimpin militer dalam menjalankan tugas-
tugasnya di lapangan. Konsep strategi yang semula diterapkan dalam kemiliteran dan dunia
politik (Bracker,1980), kemudian banyak diterapkan dalam bidang manajemen, dunia usaha,
pengadilan, dan pendidikan. Dengan makin luasnya penerapan strategi, Mintberg dan Weters
(1983) mengemukakan bahwa strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan
(strategis are realized as patterns in streams of decisions or actions). Hardy, Langley, dan
Rose dalam Sudjana (1986) mengemukakan “straegi is perceived as plan or a set of explicit
intention preceeding and controling action” (stategi dipahami sebagai rencana atau
kehendak yang mendahului dan mengendalikan kegiatan).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa strategi adalah suatu
pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau
tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan,
proses kegiatan, dan saran penunjang kegiatan kegiatan. Strategi yang diterapkan dalam
layanan bimbingan konseling disebut strategi layanan bimbingan dan konseling.

B. Macam-macam Strategi Bimbingan dan Konseling

Strategi bimbingan dan konseling dapat berupa konseling individual, konsultasi,


konseling kelompok, bimbingan kelompok, dan pengajaran remedial.

1. Konseling Individual
Konseling individu merupakan “jantung hati” dalam pelayanan bimbingan dan
konseling. Konseling individu juga merupakan strategi  yang paling efektif dalam
memahami individu (siswa).  Melalui proses konseling individual, maka seorang konselor
dapat lebih memahami konselinya baik itu apa yang sedang dirasakan konseli (suasana
hati dan perasaan), maupun memahami tingkah laku konselinya berdasarkan apa yang
telah di ungkapkan oleh konseli pada proses konseling individu tersebut. Di dalam
konseling individual, terdapat hubungan yang bersifat khusus atau pribadi yakni hanya
antara konselor dengan seorang konseli. Oleh sebab itu, maka seorang konselor harus
menjunjung tinggi asas kerahasian selama  maupun setelah proses konseling tersebut

1
berakhir. Seorang konselor tidak di izinkan mempublikasikan hasil pembicaraan
konseling kepada siapapun tanpa seizin pihak konseli. Apabila seorang konselor tidak
menjaga kerahasiaan data konselinya atau pembicaraan selama proses konseling, maka
seorang konselor sudah melanggar kode etik profesi bimbingan dan konseling. Dan itu
fatal bagi profesi yang tengah d sandangnya (konselor).
Konseling individu juga sebagai dasar untuk memahami individu memberikan
kontribusi bagi individu untuk lebih memahami dirinya sendiri (kelemahan dan kelebihan
dirinya, potensi, bakat, minat, tingkat emosional) beserta lingkungannya. Dengan
individu memahami dirinya sendiri, maka individu tersebut diharapkan mampu
mengembangkan segala apa yang ada pada dirinya termasuk potensinya secara optimal.
Selain itu, melalui konseling individual, seorang individu akan mampu untuk mengambil
keputusan secara mandiri akan masalah yang tengah dihadapinya. 

a. Konsep dasar Konseling Individual


Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara
pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli (siswa).
Konseling ditujukan kepada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran
dalam masalah pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan
memutuskan sendiri. Oleh karena itu, konseling hanya ditujukan kepada individu-
individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.
Konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar konseli (siswa) dapat
mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyesuaian
dengan lingkungannya. Suatu hubungan pribadi yang unik dalam konseling dapat
membantu individu (siswa) membuat keputusan, pemilihan dan rencana yang
bijaksana, serta dapat berkembang dan berperanan lebih baik di lingkungannya.
Konseling membantu konseli untuk mengerti diri sendiri, mengeksplorasi diri
sendiri, dan dapat memimpin diri sendiri dalam suatu masyarakat.
Dalam konseling diharapkan konseli dapat mengubah sikap, keputusan diri
sendiri sehingga ia dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan masyarakat sekitarnya. Konseling
bertujuan membantu individu untuk mengadakan interpretasi fakta-fakta, mendalami
arti nilai hidup pribadi, kini dan mendatang. Konseling membantu individu untuk
mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan tingkah laku. Konseling
menjadi strategi utama dalam proses bimbingan dan merupakan teknik standar serta
merupakan tugas pokok seorang konselor di Pusat Pendidikan.

b. Teknik Konseling Individual


2
Ada banyak teknik yang digunakan dalam konseling individual, yaitu;

1) Menghampiri konseli
2) Empati
3) Refleksi
4) Eksplorasi
5) Menangkap pesan utama
6) Bertanya untuk membuka percakapan
7) Bertanya tertutup
8) Dorongan minimal
9) Interpretasi
10) Mengarahkan
11) Menyimpulkan sementara
12) Memimpin
13) Memfokus
14) Konfrontasi
15) Menjernihkan
16) Memudahkan
17) Diam
18) Mengambil inisiatif
19) Memberi nasihat
20) Memberi informasi
21) Merencanakan
22) Menyimpulkan

c. Tahapan-Tahapan dalam Konseling Individual


Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam melaksanakan konseling individual,
yaitu:
1) Tahap Awal Konseling
Tahap awal ini terjadi sejak konseli bertemu konselor hingga berjalan
proses konseling dan menemukan definisi masalah konseli. Cavanagh
(1982) menyebut tahap awal ini dengan istilah introduction, invitation and
environmental support. Berikut ini ada hal-hal yang dilakukan dalam tahap
awal konseling diantaranya:
a) Membangun hubungan konseling dengan melibatkan konseli yang
mengalami masalah
b) Memperjelas dan mendefinisikan masalah
c)  Membuat penjajakan alternative bantuan untuk mengatasi masalah
d) Menegosiasiakan kontrak
2) Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)

3
Berdasarkan kejelasan masalah konseli yang telah disepakati pada tahap
awal, kegiatan selanjutnya adalah memfokuskan pada: 1) penjelajahan
masalah yang dialami konseli, dan 2) bantuan apa yang akan diberikan
berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang masalah
konseli. Cavanagh (1982) menyebut tahap ini sebagai tahap action.
Menilai kembali masalah konseli akan membantu konseli memperoleh
pemahaman baru, alternative baru, yang mungkin berbeda dengan
sebelumnya. Pemahaman ini akan membantu dalam membuat keputusan dan
tindakan apa yang akan digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan
adanay pemahaman baru, berarti ada dinamika pada konseli untuk melakukan
perubahan dalam mengatasi masalahnya.
Adapun tujuan dari tahap pertengahan ini, sebagai berikut.
a) Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah serta kepedulian konseli dan
lingkungannya dalam mengatasi masalah tesebut.
b)  Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara.
c) Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.
3) Tahap Akhir Konseling
Cavanagh (1982) menyebut tahap ini dengan istilah termination. Pada
tahap ini ditandai oleh beberapa hal berikut.
a) Menurunnya kecemasan konseli. Hal ini diketahui setelah konselor
menanyakan keadaan kecemasannya.
b) Adanya perubahan perilaku konseli ke arah yang lebih positif, sehat, dan
dinamik.
c) Adanya tujuan hidup yang jelas di masa yang akan dating dengan
program yang jelas pula.
d) Terjadinya perubahan sikap positif terhadap masalah yang dialaminya,
dapat mengoreksi diri dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan
dunia luar, seperti orang tua, teman, dan keadaan yang tidak
menguntungkan.

Tujuan tahap akhir ini adalah memutuskan perubahan sikap dan perilaku
yang tidak bermasalah. Konseli dapat melakukan keputusan tersebut karena
konseli sejak awal berkomunikasi dengan konselor dalam memutuskan
perubahan sikap tersebut. Adapun tujuan lainnya dari tahap ini adalah:
a) Terjadinya transfer of learning pada diri konseli
b) Melaksanakan perubahan perilaku konseli agar mampu mengatasi
maslaahnya, dan
c) Mengakhiri hubungan konseling.

2. Konsultasi

4
Teknik lain dalam peluncuran program bimbingan adalah konsultasi. Konsultasi
merupakan salah satu strategi bimbingan yang penting sebab banyak masalah karena
sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh konselor.
Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari seorang yang
professional.
Pengertian konsultasi dalam program bimbingan dipandang sebagai suatu proses
menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan konselor lainnya
dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta
didik (siswa) atau sekolah.
Brown dan teman-temannya telah menegaskan bahwa konsultasi itu bukan
konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung
ditujukan kepada siswa, tetapi secara tidak langsung melayani siswa melalui bantuan
yang diberikan orang lain.
Ada delapan tujuan konsultasi, yaitu:
a) Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa, orang tua, dan
administrator sekolah;
b) Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan informasi diantara orang
yang penting;
c) Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang bermacam-macam
untuk menyempurnakan lingkungan belajar;
d) Memperluas layanan dari para ahli;
e) Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator;
f) Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku;
g) Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponen lingkungan belajar yang
baik;
h) Menggerakkan organisasi yang mandiri;

Ada lima langkah proses konsultasi yaitu:


a) Menumbuhkan hubungan berdasarkan komunikasi dan perhatian pada konsulti;
b) Menentukan diagnosis atau sebuah hipotesis kerja sebagai rencana kegiatan;
c) Mengembangkan motivasi untuk melaksanakan kegiatan;
d) Melakukan pemecahan masalah;
e) Melakukan alternatif lain apabila masalah belum terpecahkan.

3. Bimbingan Kelompok
Strategi lain dalam meluncurkan layanan bimbingan dan konseling adalah
bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah
berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli (siswa). Isi kegiatan bimbingan
kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah
pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk
pelajaran.
5
Penataan bimbingan kelompok pada umumnya berbentuk kelas yang
beranggotakan 20 sampai 30 orang. Informasi yang diberikan dalam bimbingan
kelompok itu terutama dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan
pemahaman diri dan pemahaman mengenai oran lain, sedangkan perubahan sikap
merupakan tujuan yang tidak langsung. Kegiatan bimbingan kelompok biasanya dipimpin
oleh seorang konselor pendidikan atau guru.
Kegiatan ini banyak menggunakan alat-alat pelajaran seperti cerita-cerita yang
tidak tamat, boneka, dan film. Kadang-kadang dalam pelaksanaannya, konselor
mendatangkan ahli tertentu untuk memberikan ceramah yang bersifat informatif.
Kegiatan bimbingan kelompok pada umumnya menggunakan prinsip dan proses
dinamika kelompok, seperti dalam kegiatan sosiodrama, diskusi panel dan teknik lainnya
yang berkaitan dengan kegiatan kelompok.

4. Konseling Kelompok
Stratei berikutnya dalam melaksanakan program bimbingan adalah konseling kelompok.
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik (sisiwa) dalam
rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain
bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.

Konseling kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada peserta didik dalm suasana
kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian
kemudian dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok
bersifat pencegahan, bahwa arti klien – klien (siswa) yang bersangkutan mempunyai
kemampuan untuk berfungsi secara wajar dalm masyarakat, tetapi mungkin memiliki
sesuatu titik lemah dalam kehidupannya sehingga menggangu kelancaran berkomunikasi
dengan orang lain. Konseling kelompok bersifat pemberian kemudahan dalam
pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok
menyajikan dan memberikan dorongan kepada individu – individu yang bersangkutan
untuk mengubah dirinya selaras dengan minatnya sendiri.

Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis yang terpusat pada
pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi – fungsi terapi seperti sifat
permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan
dengan mesra, saling pengertian, saling menerima dan saling mendukung (Achmad
Juntika 2005 : 22).

Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang


memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika
kelompok adalah suasana yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang,
yang ditandai dengan adanya interaksi antara sesama anggota kelompok. Layanan

6
konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana
kelompok. [[1]]

Gazda (1984), Shertzer & Stone (1980) (dalam Mungin Edi Wibowo, 2005)
mengemukakan pengertian konseling kelompok yaitu : “konseling kelompok adalah
suatu proses antar pribadi yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari.
Proses itu mengandung ciri-ciri terapeutik seperti pengungkapan pikiran dan perasaan
secara leluasa, orientasi pada kenyataan, pembukaan diri mengenai perasaan-perasaan
mendalam yang dialami, saling percaya, saling perhatian, saling pengertian, dan saling
mendukung”. [[2]]

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa konseling kelompok adalah suatu proses antar
pribadi tetapi dalam bentuk kelompok.konseling kelompok jg bersifat penyembuhan dan
pencegahan.

5. Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan suatu
situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa tertentu lebih mampu
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi criteria
keberhadilan minimal yan diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang
berencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi, terkontrol dengan lebih memperhatikan
taraf kesessuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok
siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkunannya (Abin Syamsuddin
Makmun, 1998:228).
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahap kegiatan utama dalam
keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan rangkaian
kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar mengajar. Secara
skematika prosedur remedial tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai