Bab Ii Pembahasan
Bab Ii Pembahasan
PEMBAHASAN
1. Konseling Individual
Konseling individu merupakan “jantung hati” dalam pelayanan bimbingan dan
konseling. Konseling individu juga merupakan strategi yang paling efektif dalam
memahami individu (siswa). Melalui proses konseling individual, maka seorang konselor
dapat lebih memahami konselinya baik itu apa yang sedang dirasakan konseli (suasana
hati dan perasaan), maupun memahami tingkah laku konselinya berdasarkan apa yang
telah di ungkapkan oleh konseli pada proses konseling individu tersebut. Di dalam
konseling individual, terdapat hubungan yang bersifat khusus atau pribadi yakni hanya
antara konselor dengan seorang konseli. Oleh sebab itu, maka seorang konselor harus
menjunjung tinggi asas kerahasian selama maupun setelah proses konseling tersebut
1
berakhir. Seorang konselor tidak di izinkan mempublikasikan hasil pembicaraan
konseling kepada siapapun tanpa seizin pihak konseli. Apabila seorang konselor tidak
menjaga kerahasiaan data konselinya atau pembicaraan selama proses konseling, maka
seorang konselor sudah melanggar kode etik profesi bimbingan dan konseling. Dan itu
fatal bagi profesi yang tengah d sandangnya (konselor).
Konseling individu juga sebagai dasar untuk memahami individu memberikan
kontribusi bagi individu untuk lebih memahami dirinya sendiri (kelemahan dan kelebihan
dirinya, potensi, bakat, minat, tingkat emosional) beserta lingkungannya. Dengan
individu memahami dirinya sendiri, maka individu tersebut diharapkan mampu
mengembangkan segala apa yang ada pada dirinya termasuk potensinya secara optimal.
Selain itu, melalui konseling individual, seorang individu akan mampu untuk mengambil
keputusan secara mandiri akan masalah yang tengah dihadapinya.
1) Menghampiri konseli
2) Empati
3) Refleksi
4) Eksplorasi
5) Menangkap pesan utama
6) Bertanya untuk membuka percakapan
7) Bertanya tertutup
8) Dorongan minimal
9) Interpretasi
10) Mengarahkan
11) Menyimpulkan sementara
12) Memimpin
13) Memfokus
14) Konfrontasi
15) Menjernihkan
16) Memudahkan
17) Diam
18) Mengambil inisiatif
19) Memberi nasihat
20) Memberi informasi
21) Merencanakan
22) Menyimpulkan
3
Berdasarkan kejelasan masalah konseli yang telah disepakati pada tahap
awal, kegiatan selanjutnya adalah memfokuskan pada: 1) penjelajahan
masalah yang dialami konseli, dan 2) bantuan apa yang akan diberikan
berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang masalah
konseli. Cavanagh (1982) menyebut tahap ini sebagai tahap action.
Menilai kembali masalah konseli akan membantu konseli memperoleh
pemahaman baru, alternative baru, yang mungkin berbeda dengan
sebelumnya. Pemahaman ini akan membantu dalam membuat keputusan dan
tindakan apa yang akan digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan
adanay pemahaman baru, berarti ada dinamika pada konseli untuk melakukan
perubahan dalam mengatasi masalahnya.
Adapun tujuan dari tahap pertengahan ini, sebagai berikut.
a) Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah serta kepedulian konseli dan
lingkungannya dalam mengatasi masalah tesebut.
b) Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara.
c) Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.
3) Tahap Akhir Konseling
Cavanagh (1982) menyebut tahap ini dengan istilah termination. Pada
tahap ini ditandai oleh beberapa hal berikut.
a) Menurunnya kecemasan konseli. Hal ini diketahui setelah konselor
menanyakan keadaan kecemasannya.
b) Adanya perubahan perilaku konseli ke arah yang lebih positif, sehat, dan
dinamik.
c) Adanya tujuan hidup yang jelas di masa yang akan dating dengan
program yang jelas pula.
d) Terjadinya perubahan sikap positif terhadap masalah yang dialaminya,
dapat mengoreksi diri dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan
dunia luar, seperti orang tua, teman, dan keadaan yang tidak
menguntungkan.
Tujuan tahap akhir ini adalah memutuskan perubahan sikap dan perilaku
yang tidak bermasalah. Konseli dapat melakukan keputusan tersebut karena
konseli sejak awal berkomunikasi dengan konselor dalam memutuskan
perubahan sikap tersebut. Adapun tujuan lainnya dari tahap ini adalah:
a) Terjadinya transfer of learning pada diri konseli
b) Melaksanakan perubahan perilaku konseli agar mampu mengatasi
maslaahnya, dan
c) Mengakhiri hubungan konseling.
2. Konsultasi
4
Teknik lain dalam peluncuran program bimbingan adalah konsultasi. Konsultasi
merupakan salah satu strategi bimbingan yang penting sebab banyak masalah karena
sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh konselor.
Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari seorang yang
professional.
Pengertian konsultasi dalam program bimbingan dipandang sebagai suatu proses
menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan konselor lainnya
dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta
didik (siswa) atau sekolah.
Brown dan teman-temannya telah menegaskan bahwa konsultasi itu bukan
konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung
ditujukan kepada siswa, tetapi secara tidak langsung melayani siswa melalui bantuan
yang diberikan orang lain.
Ada delapan tujuan konsultasi, yaitu:
a) Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa, orang tua, dan
administrator sekolah;
b) Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan informasi diantara orang
yang penting;
c) Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang bermacam-macam
untuk menyempurnakan lingkungan belajar;
d) Memperluas layanan dari para ahli;
e) Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator;
f) Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku;
g) Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponen lingkungan belajar yang
baik;
h) Menggerakkan organisasi yang mandiri;
3. Bimbingan Kelompok
Strategi lain dalam meluncurkan layanan bimbingan dan konseling adalah
bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah
berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli (siswa). Isi kegiatan bimbingan
kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah
pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk
pelajaran.
5
Penataan bimbingan kelompok pada umumnya berbentuk kelas yang
beranggotakan 20 sampai 30 orang. Informasi yang diberikan dalam bimbingan
kelompok itu terutama dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan
pemahaman diri dan pemahaman mengenai oran lain, sedangkan perubahan sikap
merupakan tujuan yang tidak langsung. Kegiatan bimbingan kelompok biasanya dipimpin
oleh seorang konselor pendidikan atau guru.
Kegiatan ini banyak menggunakan alat-alat pelajaran seperti cerita-cerita yang
tidak tamat, boneka, dan film. Kadang-kadang dalam pelaksanaannya, konselor
mendatangkan ahli tertentu untuk memberikan ceramah yang bersifat informatif.
Kegiatan bimbingan kelompok pada umumnya menggunakan prinsip dan proses
dinamika kelompok, seperti dalam kegiatan sosiodrama, diskusi panel dan teknik lainnya
yang berkaitan dengan kegiatan kelompok.
4. Konseling Kelompok
Stratei berikutnya dalam melaksanakan program bimbingan adalah konseling kelompok.
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik (sisiwa) dalam
rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain
bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.
Konseling kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada peserta didik dalm suasana
kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian
kemudian dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok
bersifat pencegahan, bahwa arti klien – klien (siswa) yang bersangkutan mempunyai
kemampuan untuk berfungsi secara wajar dalm masyarakat, tetapi mungkin memiliki
sesuatu titik lemah dalam kehidupannya sehingga menggangu kelancaran berkomunikasi
dengan orang lain. Konseling kelompok bersifat pemberian kemudahan dalam
pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok
menyajikan dan memberikan dorongan kepada individu – individu yang bersangkutan
untuk mengubah dirinya selaras dengan minatnya sendiri.
Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis yang terpusat pada
pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi – fungsi terapi seperti sifat
permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan
dengan mesra, saling pengertian, saling menerima dan saling mendukung (Achmad
Juntika 2005 : 22).
6
konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana
kelompok. [[1]]
Gazda (1984), Shertzer & Stone (1980) (dalam Mungin Edi Wibowo, 2005)
mengemukakan pengertian konseling kelompok yaitu : “konseling kelompok adalah
suatu proses antar pribadi yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari.
Proses itu mengandung ciri-ciri terapeutik seperti pengungkapan pikiran dan perasaan
secara leluasa, orientasi pada kenyataan, pembukaan diri mengenai perasaan-perasaan
mendalam yang dialami, saling percaya, saling perhatian, saling pengertian, dan saling
mendukung”. [[2]]
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa konseling kelompok adalah suatu proses antar
pribadi tetapi dalam bentuk kelompok.konseling kelompok jg bersifat penyembuhan dan
pencegahan.
5. Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan suatu
situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa tertentu lebih mampu
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi criteria
keberhadilan minimal yan diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang
berencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi, terkontrol dengan lebih memperhatikan
taraf kesessuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok
siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkunannya (Abin Syamsuddin
Makmun, 1998:228).
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahap kegiatan utama dalam
keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan rangkaian
kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar mengajar. Secara
skematika prosedur remedial tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.