Anda di halaman 1dari 78

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

LAPORAN AKTUALISASI

PERANAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR 1 DALAM


MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT UNTUK BUANG AIR BESAR DI
JAMBAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS OHOITAHIT

OLEH:
RIZKY AMELIAH, SKM
NDH : 19/B/Latsar CPNS Gol. III-XIV/2020

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XIV


LINGKUP PEMERINTAHAN KOTA TUAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI MALUKU
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi dengan
judul “Peranan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 1 dalam
Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk Buang Air Besar di Jamban di
wilayah kerja Puskesmas Ohoitahit”.
Kegiatan ini disusun sebagai persyaratan kelulusan dalam Prajabatan
Golongan III, dalam pembuatan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bpk. Adam Rahayaan, S.Ag selaku Walikota Tual


2. Bpk. Drs. Hadi, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan dan Sumber Daya
Manusia Provinsi Maluku
3. Bpk. H. Abdul Notanubun, S.Sos., M.M selaku Plt. Kepala Badan
Kepegawaian Kota Tual
4. Ibu dr. Betty Zoebaidah, selaku kepala Dinas Kesehatan Kota Tual,
5. Bpk. Rizal Renoat, SKM selaku mentor pada seminar Rancangan Aktualisasi
yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada peserta.
6. Bpk. Faizal Ahmad, S.STP, M.Si selaku penguji yang telah memberikan
saran dan masukan dalam perbaikan
7. Ibu Halima T. Ternate, S.IP selaku pembimbing yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan bagi peserta dalam pembuatan kegiatan ini
8. Bapak/Ibu Widyaiswara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Provinsi Maluku
9. Panitia Penyelenggara Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Angkatan XIV
Lingkup Pemerintah Kota Tual dan Kota Ambon Tahun 2020
10. Keluarga Besar Puskesmas Ohoitahit terutama Bapak Hi. Syarifudin Husaen,
S.Kep selaku kepala Puskesmas, k’Mey selaku KTU, K’Luly selaku
sanitarian, k’Uni, k’Dani dan teman seperjuangan CPNS yang magang di

1
Puskesmas Ohoitahit kk Lisa, Kethy, serta pegawai Puskesmas lainnya yang
telah membantu saya dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi di wilayah
kerja Puskesmas Ohoitahit
11. Teman-teman kelas B (Huu Haa Joss) yang tak bisa disebutkan satu per satu,
yang sudah latihan yel-yel tapi tak pernah tampil (yang pasti kalian luar
biasa) atas kebersamaan selama mengikuti Pelatihan Dasar dan Bela Negara
di BPSDM Prov. Maluku
12. Teman-teman PKM Warkar aka Kepiting (k’Nelly, Mba Wulan, k’Lina, dr
Jamil, k’Ayu, k’Puput) yang juga peserta latsar yang selama ini saling bantu
dan menyemangati dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi dan laporan
13. Teman sekamar 302 (geng sandar pintu) k’Ayu (lagi), Kethy, Tince yang
membuat suasana di asrama menjadi lebih nyaman pada saat Pelatihan Dasar
CPNS
14. Bapa, Mama, almh Hilda, Dila, Kaila, Ajwa yang selalu menjadi
penyemangat dalam melakukan aktualisasi ini
15. Sahabat-sahabat Missqueen yang luar biasa Husnul, Itin, Rara, Hulqy, Mey
yang telah membantu dan memberikan masukan dalam melakukan kegiatan
dan laporan aktualisasi
16. Semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan aktualisasi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat
membangun penulis sangat harapkan demi penyempurnaan laporan ini.

Ambon, April 2020


Penulis

Rizky Ameliah, SKM


NDH : 19/B/Latsar.Gol.III/XIV/2020

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………...
A. Latar Belakang ……………………………………………
B. Tujuan Aktualisasi ………………………………………..
C. Ruang Lingkup Aktualisasi ……………………………….
BAB II GAMBARAN UMUM UNIT KERJA ……………………..
A. Deskripsi Unit Kerja……………………………………….
B. Visi, Misi dan Nilai Organisasi ……………………………
C. Struktur Organisasi ………………………………………..
D. Tugas Pokok dan Fungsi …………………………………..
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A.Identifikasi Isu
B.Isu Prioritas (Core Issue)
C.Gagasan Pemecahan Isu
D.Kegiatan Inisiatif
1. Penyuluhan tentang Bahaya BAB di sembarang tempat
2. Membagikan leaflet Bahaya BAB pada anak sekolah ….
3. Melakukan Pemicuan Pilar 1 STBM
4. Membuat papan larangan di lokasi tertentu
BAB IV AKTUALISASI ……………………………………………...
A. Deskripsi Core Isu …………………………………………
B. Strategi Pemecahan Isu ……………………………………
C. Proses Menerapkan Inisiatif/Kegiatan …………………….
D. Analisis Dampak …………………………………………..
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………..
B. Saran ………………………………………………………

LAMPIRAN ………………………………………………………………

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jumlah KK di


Wilayah Kerja Puskesmas Ohoitahit Tahun 2019

Tabel 2 Jumlah Ketenagakerjaan di Puskesmas Ohoitahit Tahun 2019

Tabel 3 Jenis Pelayanan di Puskesmas Ohoitahit

Tabel 4 Matriks Analisis USG

4
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Tugas Magang Aktualisasi dari BKPSDM Kota Tual

Lampiran 2 : Bukti Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Pertama

Lampiran 3 : Bukti Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Kedua

Lampiran 4 : Bukti Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Ketiga

Lampiran 5 : Bukti Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Keempat

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek
termasuk terhadap mutu ASN sebagai pelayan publik dan sebagai bentuk
pelayanan ASN dituntut harus peka terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat
baik berupa primer atau sekunder salah satu yang menjadi kebutuhan sehari-hari
dan mendesak bagi masyarakat adalah tersedianya sanitasi yang layak.
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan
bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia, sedangkan pengertian sanitasi menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO) adalah merujuk kepada penyediaan sarana dan
pelayanan pembuangan limbah kotoran manusia seperti urine dan feses. Istilah
sanitasi juga mengacu kepada pemeliharaan kondisi higienis melalui upaya
pengelolaan sampah dan pengolahan limbah cair. Berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 185 Tahun 2004 bahwa air minum dan sanitasi merupakan kebutuhan dasar
masyarakat yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesejahteraan
masyarakat, dan masih mengalami berbagai kendala sehingga diperlukan
percepatan penyediaannya untuk mencapai universal akses pada akhir tahun 2019.
Pada Permenkes Nomor 3 Tahun 2014 tentang STBM bahwa dalam rangka
memperkuat upaya perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran
penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta
meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar, perlu menyelenggarakan
sanitasi total berbasis masyarakat.
Perilaku penduduk terbiasa buang air besar sembarangan masih menjadi
tantangan sanitasi di sejumlah negara. Indonesia adalah negara kedua terbanyak
ditemukan masyarakat buang air besar sembarangan. Angka penduduk Indonesia
tahun 2016 yang masih buang air besar sembarangan adalah 16.209.333 KK dari
total KK yaitu 67.453.504 KK, masih terdapat 24,03% penduduk Indonesia masih

6
berperilaku buang air besar sembarangan. Berdasarkan data Review STBM (per
November 2018) Provinsi Maluku merupakan provinsi dengan persentase
Desa/Kelurahan SBS terverifikasi terendah dengan 1% Desa/Kelurahan SBS
terverifikasi, data Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Desa yang Melaksanakan
STBM (per Mei 2019) capaian Kota Tual yaitu 6,67% dan laporan Puskesmas
Ohoitahit penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban
sehat) tahun 2018 wilayah dusun Watran dengan jumlah KK keseluruhan 277,
sedangkan jumlah KK yang masih buang air besar sembarangan / open defecation
(OD) sebanyak 18 KK.
Meski demikian, akses sanitasi layak di Indonesia semakin meningkat dari
tahun ke tahun, ditunjang dengan adanya program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) yaitu program yang bertujuan untuk merubah perilaku
hygiene masyarakat, terdiri dari lima pilar, salah satunya Stop Buang Air besar
Sembarangan (SBS) yang dilakukan dengan metode pemicuan. Program yang
beorientasi pada perubahan perilaku ini mengharapkan kesadaran dan keputusan
bertindak 100% berada pada masyarakat sehingga terjadinya perubahan perilaku
kesehatan positif secara permanen.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, untuk mewujudkan
sanitasi yang layak dan mengurangi resiko penyebaran penyakit yang ditularkan
dari lingkungan kotor maka judul aktualisasi yang saya angkat adalah ”Peranan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 1 dalam Meningkatkan
Kesadaran Masyarakat untuk BAB di Jamban”

B. Tujuan Aktualisasi
Adapun tujuan Aktualisasi ini adalah:
Mengaktualisasikan atau menerapkan Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negeri
Sipil yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
korupsi, serta kedudukan PNS yaitu Manajemen ASN, Whole Of Goverment dan
Pelayanan Publik dalam pelaksanaan Tugas sebagai ASN serta meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk buang air besar di jamban.

7
C. Ruang Lingkup Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi dilakukan di Dusun Watran wilayah kerja
Puskesmas Ohoitahit dan di SD Naskat Watran mulai dari tanggal 11 Maret
sampai dengan 13 April 2020
Adapun kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan yaitu :
1. Penyuluhan tentang bahaya buang air besar di sembarang tempat
2. Membagikan leaflet bahaya BAB di sembarang tempat pada siswa SD
Naskat Watran
3. Melakukan pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
4. Membuat papan larangan BAB sembarangan di lokasi tertentu.

8
BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT KERJA

A. Deskripsi Unit Kerja


Implementasi kegiatan aktualisasi nilai dasar ASN yaitu ANEKA
dilaksanakan pada unit kerja Puskesmas Ohoitahit Kota Tual. Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas Ohoitahit merupakan pemekaran dari wilayah Puskesmas Un


Kota Tual. Untuk itu sebagian wilayah kerja Puskesmas Un diserahkan menjadi
tanggung jawab Puskesmas Ohoitahit yaitu Desa Ohoitahit, Desa Ohoitel, Dusun
Watran dan Dusun Lairkamor. Puskesmas Ohoitahit mulai dibangun pada tahun
2010 dan diresmikan pada tanggal 2 Januari 2012. Luas tanah puskesmas
Ohoitahit 75 x 125 m dan luas bangunan Puskesmas Ohoitahit yaitu 15 x 20 m

1. Letak Geografis
Puskesmas Ohoitahit memiliki wilayah kerja yang terdiri dari dua desa dan
dua dusun yaitu Desa Ohoitahit, Desa Ohoitel dan Ohoitel Kampung Baru
(Cidam), Dusun Watran dan Dusun Laikarmor. Puskesmas Ohoitahit yang
terletak di Desa Ohoitahit Kecamatan Dullah Utara. Batas wilayah kerja
Puskesmas Ohoitahit yaitu:
Sebelah Utara : Berbatasan Dengan Laut
Sebelah Selatan : Berbatasan Dengan Asrama Brimob Wilayah Kerja PKM UN
Sebelah Timur : Berbatasan Dengan Laut
Sebelah Barat : Berbatasan Dengan Dusun Fanil

9
Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas Ohoitahit yang berupa dataran
rendah sehingga mudah dijangkau dengan kendaraan mobil ataupun motor.
Puskesmas Ohoitahit terdiri dari satu puskesmas induk yang terletak di Desa
Ohoitahit, satu Puskesmas Pembantu yang terletak di Desa Ohoitahit dan Dua
Poskesdes yang terletak di Dusun Watran dan Laikarmor.

2. Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ohoitahit pada awal tahun
2019 berjumlah 4.861 jiwa dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak
1.192 KK. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan jumlah KK di
wilayah kerja Puskesmas Ohoitahit dapat dilihat di tabel berikut.

Tabel 1.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jumlah KK di
Wilayah Kerja Puskesmas Ohoitahit Tahun 2019
JUMLAH JUMLAH
NO Nama Desa / Dusun LAKI-LAKI PEREMPUAN
TOTAL KK

1 Ohoitahit 708 701 1410 331

2 Ohoitel 1077 841 1918 464

Ohoitel Kampung
3 211 233 444 109
Baru

4 Watran 494 400 894 243

5 Lairkamor 93 102 195 45

TOTAL 2.583 2.277 4.861 1.192

Sumber: Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Ohoitahit Januari 2019.

10
3. Ketenagaan
Jumlah ketenagaan di Puskesmas Ohoitahit tahun 2019 adalah sebanyak
36 orang. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.
Jumlah Ketenagakerjaan di Puskesmas Ohoitahit Tahun 2019
TOTAL 36 orang JUMLAH

1. Dokter Umum 1 orang

2. Perawat 11 orang

3. Bidan 7 orang

4. Farmasi -

5. Nutrisionis 1 orang

6. Analis -

7. Kesling 1 orang

8. SKM Epid -

12. Non Kesehatan -

TOTAL 21 orang

Sumber: Kepegawaian Puskesmas Ohoitahit 2019

4. Sarana dan Prasarana


Jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang ada diwilayah kerja
Puskesmas Ohoitahit antar lain: Puskesmas Rawat Jalan 1 unit, Pustu 1 unit,
Posyandu Bayi Balita 10 unit dan Posyandu Lansia 10 unit. Puskesmas
Ohoitahit sudah memiliki kendaraan operasional yaitu satu ambulans dan
delapan buah motor.

11
5. Jenis Pelayanan
Puskesmas Ohoitahit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama dengan pelayanan yang bersifat preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan tersebut dilakukan baik di dalam
gedung maupun di luar gedung. Berikut adalah jenis-jenis pelayanan yang
dilakukan di Puskesmas Ohoitahit dapat dilihat di tabel dibawah ini.

Tabel 3.
Jenis Pelayanan di Puskesmas Ohoitahit

NO LOKASI PELAYANAN JENIS PELAYANAN

1 Dalam Gedung • UGD


• Poli Umum
• Poli KIA dan KB
• Poli Gizi
• Laboratorium
• Apotik
2 Luar Gedung • Promosi Kesehatan
• Imunisasi
• Posyandu Balita
• Pelayanan Ibu hamil dan
KB
• Pelayanan Ibu Nifas dan
Neonatus
• Posyandu Lansia
• Kesehatan Lingkungan

12
B. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Organisasi
1. Visi Puskesmas Ohoitahit adalah :
“Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ohoitahit Sehat dan Mandiri”.
2. Misi Puskesmas Ohoitahit adalah :
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, merata, dan
terjangkau
b. Meningkatkan dan memelihara kesehatan individu, masyarakat dan
lingkungan.
c. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.
d. Membina suasana AIN NI AIN
3. Motto puskesmas Ohoitahit adalah : “Mitra masyarakat menuju sehat”
4. Nilai-nilai Organisasi adalah : “NAM”
a. Nyaman : melayani dengan memberikan rasa nyaman kepada pasien
b. Adil : Melayani pasien tanpa membedakan status social
c. Mandiri : Mendorong masyarakat untuk mandiri

13
C. Struktur Organisasi

D. Tugas Pokok dan Fungsi


1. Tugas pokok tenaga sanitarian
Berdasarkan KEPMENPAN No ; 19/KEP/M.PAN/11/2000 Tentang
Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka Kreditnya, tugas pokok sanitarian
adalah : Melaksanakan pengamatan kesehatan lingkungan, pengawasan
kesehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan
kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan
meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat.

14
2. Fungsi pokok tenaga sanitarian
a. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan
b. Melakukan pengamatan kesehatan lingkungan
c. Melakukan pengawasan kesehatan lingkungan
d. Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kualitas
kesehatan lingkungan
e. Membuat karya tulis atau karya ilmiah di bidang kesehatan lingkungan
f. Menerjemahkan / menyadur buku dan bahan lainnya di bidang
kesehatan lingkungan
g. Membimbing sanitarian dibawah jenjang jabatannya
h. Membuat buku pedoman / petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis di
bidang kesehatan lingkungan
i. Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang kesehatan lingkungan
j. Mengajar atau melatih yang berkaitan dengan bidang kesehatan
lingkungan
k. Mengikuti seminar / lokakarya di bidang kesehatan lingkungan /
kesehatan
l. Menjadi anggota organisasi profesi bidang kesehatan lingkungan
m. Menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional sanitarian
n. Melaksanakan kegiatan lintas program dan lintas sektoral

15
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu
Dari permasalahan yang ada maka terdapat beberapa masalah yang
ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Ohoitahit, yaitu :
1. Kurangnya Pemahaman Masyarakat Tentang Pentingnya BAB di Jamban.
Perilaku masyarakat yang terbiasa buang air besar sembarang masih
terjadi dikarenakan minimnya pemahaman masyarakat tentang bahaya
yang ditimbulkan.
2. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Untuk Tidak Membuang Sampah di
Sembarang Tempat.
Kebiasaan masyarakat yang masih membuang sampah di sembarang
tempat masih menjadi masalah kesehatan lingkungan, mereka masih
menganggap biasa hal yang sebenarnya bias menjadi pemicu timbulnya
penyakit dan hilangnya nilai estetika suatu lingkungan akibat bau tak
sedap yang disebabkan oleh sampah
3. Minimnya Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Masyarakat.
Perilaku cuci tangan pakai sabun masih dianggap sepele oleh sebagian
orang dan tanpa memperhatikan langkah-langkah yang benar. Hal ini
dapat menyebabkan terjadinya penyakit diare yang disebabkan oleh
kuman atau bakteri yang ada pada tangan

B. Isu Prioritas
Berdasarkan ketiga isu tersebut, maka langkah selanjutnya yang
akan dilaksanakan adalah menentukan isu prioritas dengan menggunakan
alat analisis USG.

16
Tabel 4.
Matriks Analisis USG

No MASALAH U S G Skor Rangking

Kurangnya Pemahaman Masyarakat


1. 5 5 5 15 1
Tentang Pentingnya BAB Di Jamban

Kurangnya Kesadaran Masyarakat


2. Untuk Tidak Membuang Sampah Di 4 4 4 12 2
Sembarang Tempat

Minimnya Kebiasaan Cuci Tangan


3. 4 3 3 10 3
Pakai Sabun (CTPS) Di Masyarakat.

Sesuai analisis USG, maka prioritas yang akan diangkat dan dilaksanakan
pada tahap Habituasi dalam bentuk Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS adalah
“Kurangnya Pemahaman Masyarakat Tentang Pentingnya BAB Di Jamban”

C. Gagasan Pemecah Isu


Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka langkah strategis
yang akan dilaksanakan adalah “Peranan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) Pilar 1 dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
untuk Buang Air Besar di Jamban” dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Melakukan penyuluhan tentang Bahaya BAB di sembarang tempat


2. Membagikan Leaflet Bahaya BAB di Sembarang Tempat Pada Anak
Sekolah
3. Melakukan Pemicuan Pilar 1 STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
4. Membuat Papan Larangan BAB Sembarangan Di Lokasi-Lokasi Tertentu

17
18
D. Kegiatan Inisiatif
Unit Kerja : Dinas Kesehatan Kota Tual (Puskesmas Ohoitahit)
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya Pemahaman Masyarakat Tentang Pentingnya BAB Di Jamban
2. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Untuk Tidak Membuang Sampah Di Sembarang Tempat
3. Minimnya Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Di Masyarakat.
Isu yang Diangkat : Kurangnya Pemahaman Masyarakat Tentang Pentingnya BAB Di Jamban
Gagasan Pemecah Masalah : Peranan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 1 dalam Meningkatkan Kesadaran
Masyarakat untuk Buang Air Besar di Jamban

Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Output Kontribusi Visi-Misi Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1 Penyuluhan 1. Konsultasi Terlaksananya Sebelum melakukan Dengan terlaksananya Kegiatan


tentang Bahaya dengan Kepala kegiatan kegiatan, saya terlebih penyuluhan Bahaya penyuluhan
BAB di Puskesmas penyuluhan dahulu berkonsultasi BAB di sembarang Bahaya BAB di
sembarang 2. Menyiapkan Bahaya BAB (WOG) kepada pimpinan, tempat maka dapat sembarang
tempat materi di Sembarang secara sopan dan santun menjawab visi tempat ini
Penyuluhan Tempat (Etika Publik). Puskesmas Ohoitahit menguatkan
3. menentukan Kemudian saya menyiapkan yaitu : “Masyarakat di nilai-nilai

19
lokasi materi yang terupdate wilayah kerja organisasi yaitu
penyuluhan (Komitmen Mutu) untuk Puskesmas Ohoitahit Mandiri =
4. membuat surat penyuluhan. Sehat dan Mandiri” mendorong
pemberitahuan Lokasi yang saya pilih dan misi Puskesmas masyarakat
kepada kepala untuk membuat Ohoitahit yaitu : untuk mandiri
Desa penyuluuhan adalah lokasi
1. Meningkatkan dan
5. Menyiapkan yang dapat dijangkau oleh
memelihara kesehatan
daftar hadir masyarakat.
individu, masyarakat,
6. Melakukan Kemudian saya membuat
dan lingkungan.
penyuluhan surat pemberitahuan kepada
7. mengadakan sesi Kepala Desa sebagai sikap 2. Mendorong
tanya jawab menghormati dan sopan kemandirian
8. melaporkan hasil santun. masyarakat dan
penyuluhan Saya menyiapkan daftar keluarga untuk hidup
kepada pimpinan hadir secara mandiri (Anti sehat.
Korupsi).
Dalam memberikan
penyuluhan tentang BAB,
saya menyampaikan materi
secara menarik agar bisa

20
dipahami (Efektif dan
Komitmen Mutu)
masyarakat.
Sesi tanya jawab dilakukan
agar materi tentang BAB di
jamban lebih akurat dan
dapat diterima secara jelas
(Akuntabilitas).
Setelah itu saya melaporkan
hasil kegiatan kepada
Kepala Desa dan Pimpinan
sebagai bentuk
pertanggung jawaban
tindakan dan kinerja
kepada publik
(Manajemen ASN).
2. Membagikan 1. Konsultasi Tersedianya Sebelum melakukan Dengan terlaksananya Dengan adanya
Leaflet Bahaya dengan Kepala informasi kegiatan membuat leaflet pembagian Leaflet kegiatan ini
BAB di Puskesmas terkait Bahaya tentang Bahaya BAB di Bahaya BAB di maka
Sembarang 2. Membuat leaflet BAB di Jamban, saya berkonsultasi sembarang tempat menguatkan

21
Tempat Pada 3. Mencetak leaflet sembarang dengan kepala puskemas maka dapat menjawab nilai organisasi
Anak Sekolah 4.Membagikan tempat melalui dengan sikap yang ramah visi Puskesmas yaitu Mandiri
leaflet kepada anak media leaflet dan sopan (Etika Publik). Ohoitahit yaitu : = mendorong
sekolah Pembuatan leaflet “Masyarakat di masyarakat
5. memotivasi siswa dilakukan secara mandiri wilayah kerja untuk mandiri.
agar membaca (Anti Korupsi) dan Puskesmas Ohoitahit
leaflet berkolaborasi (WOG) Sehat dan Mandiri”
6. Melaporkan hasil dengan teman pemegang dan misi Puskesmas
kegiatan kepada program yang lain untuk Ohoitahit yaitu :
pimpinan menghasilkan leaflet yang
1. Meningkatkan dan
mudah dan murah
memelihara kesehatan
(Pelayanan Publik).
individu, masyarakat,
Sebagai media
dan lingkungan.
pembelajaran bagi siswa,
leaflet harus kreatif dan 2. Mendorong
inovatif (Komitmen kemandirian
Mutu) agar dapat menarik masyarakat dan
minat siswa untuk keluarga untuk hidup
membacanya. sehat.
Pembagian leaflet yang

22
disertai dengan penjelasan
singkat pun harus dilakukan
dengan bijaksana agar
siswa tidak berpikir leafflet
ini setelah dibaca kemudian
dibuang. Demikian pula
dengan motivasi yang
diberikan kepada siswa
harus dilakukan dengan
konsisten agar siswa dapat
menerapkan kembali di
rumah.
Setelah kegiatan selesai,
saya kemudian melaporkan
hasil kegiatan kepada
pimpinan secara jujur
terbuka dan
bertanggungjawab
(Akuntabilitas, Anti
korupsi)

23
3. Melakukan 1.Konsultasi dengan Terlaksananya Sebagai seorang pelayan Dengan terlaksananya Dengan adanya
Pemicuan Pilar 1 kepala puskesmas kegiatan publik yang bertanggung pemicuan pilar 1 kegiatan ini
Sanitasi Total 2. Membuat surat pemicuan pilar jawab (akuntabilitas, STBM maka dapat maka
Berbasis pemberitahuan 1 STBM nasionalisme) kita wajib menjawab visi menguatkan
Masyarakat kepada Kepala melakukan konsultasi Puskesmas Ohoitahit nilai organisasi
(STBM) Desa (WOG) dengan kepala yaitu : “Masyarakat di yaitu Mandiri
3. Menentukan puskesmas menggunakan wilayah kerja = mendorong
lokasi pemicuan bahasa yang sopan dan Puskesmas Ohoitahit masyarakat
4. Menyiapkan santun (etika publik). Sehat dan Mandiri” untuk mandiri.
sarana dan Kemudian membuat surat dan misi Puskesmas
prasarana pemberitahuan kepada Ohoitahit yaitu :
pemicuan Kepala Desa agar
1. Meningkatkan dan
5. Melakukan terciptanya kolaborasi
memelihara kesehatan
pemicuan (WOG) antar petinggi
individu, masyarakat,
6. Melaporkan hasil wilayah secara profesional
dan lingkungan.
pemicuan kepada dan tidak berpihak (Etika
Kepala Desa dan publik). 2. Mendorong
pimpinan Lokasi yang dipilih untuk kemandirian
melakukan pemicuan adalah masyarakat dan
lokasi yang strategis dan keluarga untuk hidup

24
dapat dijangkau sehat.
(Pelayanan publik) oleh
3. Membina suasana
masyarakat desa setempat.
AIN NI AIN
Sebagai seorang yang
bertanggungjawab, saya
menyiapkan semua alat dan
bahan yang mudah dan
murah serta efektif dan
efisien untuk mendukung
terlaksananya pemicuan.
Setelah itu saya melakukan
pemicuan dan
menyampaikan masalah
kesehatan lingkungan
masyarakat setempat secara
terbuka dan non
diskriminasi (manajemen
ASN) golongan tertentu
tanpa melukai perasaan
mereka.

25
Setelah kegiatan selesai,
saya kemudian melaporkan
hasil pemicuan ke Kepala
Desa dan Pimpinan secara
jujur, bertanggungjawab
dan terbuka
(akuntabilitas, anti
korupsi) agar didapatkan
solusi dan diselesaikan
secara gotong royong
(nasionalisme)

4.Membuat 1. Konsultasi dengan Tersedianya Sebelum melaksanakan Dengan tersedianya Dengan adanya
papan larangan kepala puskesmas informasi kegiatan dengan pihak desa, papan larangan maka kegiatan ini
di lokasi-lokasi 2. Membuat surat terkait terlebih dahulu saya dapat menjawab visi maka
tertentu pemberitahuan larangan BAB melakukan konsultasi Puskesmas Ohoitahit menguatkan
kepada Kepala Desa di sembarang dengan kepala puskesmas yaitu : “Masyarakat di nilai organisasi
3.Melakukan tempat. sebagai bentuk wilayah kerja yaitu Mandiri
pertemuan dengan tanggungjawab Puskesmas Ohoitahit = mendorong
kepala desa dan (akuntabilitas) saya Sehat dan Mandiri” masyarakat

26
perangkat desa sebagai seorang ASN dan misi Puskesmas untuk mandiri.
lainnya dengan memelihara dan Ohoitahit yaitu :
4. Membuat papan menjunjung tinggi nilai
1. Meningkatkan dan
larangan etika luhur
memelihara kesehatan
5. memasang papan (nasionalisme). Kemudian
individu, masyarakat,
larangan di lokasi saya membuat surat dan
dan lingkungan.
tertentu mengantarkan langsung
6. Melaporkan hasil kepada Kepala Desa sebagai 2. Mendorong
kegiatan kepada bentuk menghargai kemandirian
Kepala Desa dan komunikasi dan masyarakat dan
pimpinan kerjasama (etika publik) keluarga untuk hidup
agar terbangun delegasi sehat.
(manajemen ASN) yang
kuat dengan perangkat desa
sehingga tercapai tujuan
besama dalam
meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Setelah itu saya melakukan
pertemuan dengan

27
perangkat desa sebagai
bentuk profesionalitas
(akuntabilitas) seorang
ASN dalam melakukan
upaya perbaikan secara
berkelanjutan (komitmen
mutu) demi meningkatkan
kesejahteraan
(Manajemen ASN)
masyarakat. Pembuatan
papan larangan di lakukan
secara gotong royong,
keterbukaan
(nasionalisme, manajemen
ASN, pelayanan publik)
serta melibatkan semua
kalangan agar tidak terjadi
non diskriminatif
(manajeman ASN,
pelayanan publik). Saya

28
sebagai ASN yang
bertanggung jawab,
peduli, dan berani (anti
korupsi) ikut
berpartisipatif (pelayanan
publik) bersama perangkat
desa memasang papan
larangan di lokasi yang
sering dijadikan tempat
BAB sembarangan sehingga
kegiatan ini efektif
(komitmen mutu,
manajemen ASN) dalam
merubah kebiasaan
masyarakat yang salah.
Saya kemudian melaporkan
kepada pimpinan secara
jelas dan percaya diri
(akuntabilitas) tentang
hasil kegiatan yang telah

29
dilakukan

30
BAB IV
AKTUALISASI
A. DESKRIPSI CORE ISU
Permasalahan pembangunan sanitasi di Indonesia merupakan masalah tantangan
sosial budaya, salah satunya adalah perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar
(BAB) di sembarangan tempat. Perilaku buang air besar (BAB) di sembarang tempat
dan cenderung tidak memanfaatkan jamban tersebut merupakan salah satu kebiasaan
yang dimiliki individu akibat dari meniru perilaku orang-orang di sekitarnya
Pembuangan kotoran/tinja, yang biasa juga disebut dengan tempat buang air besar
(BAB) merupakan bagian yang penting dalam sanitasi lingkungan. Pembuangan tinja
manusia yang tidak memenuhi syarat sanitasi dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran tanah serta penyediaan air bersih dan memicu hewan vektor penyakit,
misalnya lalat, tikus, atau serangga lain untuk bersarang, berkembangbiak serta
menyebarkan penyakit. hal tersebut juga tidak jarang dapat menyebabkan timbulnya
bau yang tidak sedap.
Oleh karena itu dari hal-hal tersebut diatas penulis mengambil isu prioritas yaitu
Peranan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 1 dalam Meningkatkan
Kesadaran Masyarakat untuk BAB di Jamban, untuk menjadi isu penting yang harus
diselesaikan.

B. STRATEGI PEMECAHAN ISU


Adapun strategi yang digunakan untuk memecahkan isu yang diangkat yaitu
“Peranan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 1 dalam Meningkatkan
Kesadaran Masyarakat untuk Buang Air Besar di Jamban” maka beberapa strategi
pemecahan isu yang dilakukan adalah :
1. Melakukan Penyuluhan tentang Bahaya BAB di sembarang tempat.
2. Membagikan leaflet bahaya BAB di sembarang tempat pada anak sekolah dasar.
3. Melakukan pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
4. Membuat papan larangan BAB sembarangan di lokasi tertentu

31
C. Proses Menerapkan Inisiatif / Kegiatan

I. Kegiatan I
Kegiatan 1 : Penyuluhan tentang bahaya buang air besar di
sembarang tempat
Waktu Pelaksanaan : 16-18 Maret 2020
Bukti Kegiatan : - Surat pemberitahuan kepada Kepala Dusun
- Daftar hadir penyuluhan
- Materi penyuluhan
- SAP
- Foto kegiatan

Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan


Sebelum melakukan kegiatan pertama, saya terlebih dahulu melapor diri di Kepala
Puskesmas Ohoitahit bahwa saya akan magang di puskesmas. Setelah itu saya
berkonsultasi (WoG) dan menyampaikan kegiatan secara sopan dan santun (Etika
Publik) tentang aktualisasi pertama yang akan saya lakukan yaitu penyuluhan
tentang bahaya BAB di sembarang tempat, kemudian saya bersama KTU dan
pemegang program kesling puskesmas membuat surat pemberitahuan kepada
Kepala Dusun setelah itu saya mengantarkan surat pemberitahuan kepada Kepala
Dusun sekaligus menentukan lokasi tempat penyuluhan pada tanggal 16 Maret
2020. Selanjutnya tanggal 17 Maret 2020 saya membuat daftar hadir kegiatan
penyuluhan serta menyiapkan materi terupdate (Komitmen Mutu) yang sudah saya
buat sebelumnya dengan mandiri (Anti Korupsi) dan sudah saya berikan kepada
pemegang program kesling puskesmas. Kemudian pada tanggal 18 Maret 2020 saya
melakukan penyuluhan tentang bahaya BAB di sembarang tempat di Dusun Watran,
setelah itu melakukan sesi tanya jawab seputar materi yang saya bawakan sehingga
diharapkan masyarakat setempat dapat memahami secara jelas (Akuntabilitas) dan
baik bahaya yang ditimbulkan akibat perilaku BAB sembarangan. Kemudian
melapor hasil kegiatan yang telah berjalan dengan menggunakan bahasa yang baik
dan benar (Nasionalisme) kepada pejabat dusun dan kepala puskesmas sebagai
bentuk pertanggungjawaban tindakan dan kinerja kepada publik (Manajemen
ASN)

32
Uraian Hasil Kegiatan
Penyuluhan Bahaya BAB di sembarang tempat adalah proses, cara perbuatan
menyuluh atau memberi penerangan dan/atau petunjuk yang lebih spesifik tentang
bahaya BAB sembarangan serta melibatkan instruktur dan sekelompok kecil
masyarakat yang bertujuan untuk membuat masyarakat mengenali dan memahami
sesuatu bahaya yang ditimbulkan akibat praktik BAB sembarangan masih terus
dilakukan.

Pemaknaan Nilai Dasar


1. WoG
Kegiatan ini diawali dengan berkonsultasi dengan kepala puskesmas
2. Etika Publik
Menyampaikan kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan secara sopan dan
santun
3. Nasionalisme
Hasil kegiatan disampaikan kepada pejabat dusun dan kepala puskesmas
dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar
4. Komitmen Mutu
Materi yang disiapkan merupakan materi yang terupdate
5. Anti Korupsi
Pembuatan daftar hadir dan materi penyuluhan dibuat sendiri secara
mandiri
6. Akuntabilitas
Sesi tanya jawab diharapkan dapat membuat masyarakat memahami secara
jelas penyampaian materi yang diberikan
7. Manajemen ASN
Penyampaian hasil kegiatan dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
tindakan dan kinerja kepada publik

33
Kontribusi Visi Misi
Kegiatan Penyuluhan Bahaya BAB di sembarang tempat ini mendukung visi
Puskesmas Ohoitahit yaitu : “Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ohoitahit
Sehat dan Mandiri” dan misi Puskesmas Ohoitahit yaitu :
• Meningkatkan dan memelihara kesehatan individu, masyarakat, dan lingkungan.
• Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.

Penguatan Nilai Organisasi

Kegiatan Penyuluhan Bahaya BAB di sembarang tempat ini menguatkan nilai-nilai


organisasi yaitu mandiri = mendorong masyarakat untuk mandiri

II. Kegiatan II
Kegiatan 2 : Membagikan leaflet bahaya BAB di sembarang
tempat pada anak sekolah dasar.
Waktu Pelaksanaan : 16-19 Maret 2020
Bukti pelaksanaan : - Surat pemberitahuan kepada Kepala Sekolah
- Leaflet bahaya BAB di sembarang tempat
- Foto kegiatan

Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan


Pada kegiatan kedua ini sebelumnya saya berkonsultasi terlebih dahulu dengan
kepala puskesmas dengan ramah dan sopan (Etika Publik) bahwa akan melakukan
kegiatan pembagian leaflet di SD Naskat Watran serta memperlihatkan contoh
leaflet yang sudah saya desain secara mandiri (Anti Korupsi) sebelumnya dengan
berkolaborasi (WoG) bersama teman sejawat untuk menghasilkan leaflet yang
mudah dan murah (Pelayanan Publik) , setelah itu saya mengantarkan surat
pemberitahuan kepada pihak sekolah pada tanggal 16 Maret 2020. Tanggal 17 Maret
2020 saya mengecek kembali desain serta memperbaiki kekurangan pada leaflet,
setelah itu saya cetak. Tanggal 19 Maret 2020 saya membagikan leaflet di SD
Naskat Watran, leaflet yang dibagikan harus kreatif dan inovatif (Komitmen Mutu)
agar dapat menarik minat baca siswa. Pembagian leaflet disertai dengan penjelasan

34
singkat harus dilakukan dengan bijaksana serta menggunakan bahasa yang baik
dan benar (Nasionalisme) agar leaflet tidak dibuang setelah dibaca. Begitu pun
dengan motivasi yang diberikan, harus konsisten agar siswa dapat menerapkan
kembali di rumah. Setelah itu melaporkan hasil kegiatan kepada pimpinan dan
kepala sekolah secara jujur, terbuka dan bertanggungjawab (Akuntabilitas, Anti
Korupsi) bahwa kegiatan telah terlaksana (Manajemen ASN)

Uraian Hasil Kegiatan


Pembagian leaflet adalah kegiatan publikasi singkat berbentuk selebaran kertas dan
berukuran kecil yang dilakukan pada siswa sekolah dasar yang berisikan informasi
disertai gambar tentang bahaya BAB di sembarang tempat, leaflet yang dibagikan
bertujuan sebagai sarana promosi agar memudahkan siswa untuk membacanya.
Publikasi menggunakan selebaran kertas sangat efektif karena mudah dibawa.

Pemaknaan Nilai Dasar


1. Etika Publik
Konsultasi dengan kepala puskesmas dengan ramah dan sopan
2. Anti Korupsi
Pembuatan leaflet dilakukan sendiri secara mandiri
3. WoG
Pemilihan materi untuk pembuatan leaflet adalah hasil kolaborasi bersama
teman sejawat
4. Pelayanan Publik
Leaflet yang dibagikan secara gratis tidak dipungut biaya
5. Nasionalisme
Penjelasaan isi leaflet menggunakan bahasa yang baik dan benar
6. Komitmen Mutu
Leaflet yang dibagikan pada siswa berisi gambar dan ilustrasi materi yang
cepat dipahami serta dapat menarik minat baca
7. Akuntabilitas
Hasil kegiatan dilaporkan kepada kepala sekolah dan kepala puskesmas
secara jujur, terbuka dan bertanggungjawab

35
8. Manajemen ASN
Setelah kegiatan selesai, saya melaporkan kepada kepala sekolah dan
kepala puskesmas sebagai bentuk tanggungjawab sebagai ASN

Kontribusi Visi Misi


Kegiatan Pembagian Leaflet Bahaya BAB di sembarang tempat pada anak sekolah
dasar ini mendukung visi Puskesmas Ohoitahit yaitu : “Masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Ohoitahit Sehat dan Mandiri” dan misi Puskesmas Ohoitahit
yaitu :
• Meningkatkan dan memelihara kesehatan individu, masyarakat, dan
lingkungan.
• Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.

Penguatan Nilai Organisasi


Kegiatan Penyuluhan Bahaya BAB di sembarang tempat ini menguatkan nilai-nilai
organisasi yaitu mandiri = mendorong masyarakat untuk mandiri

III. Kegiatan III


Kegiatan 3 : Melakukan pemicuan STBM (Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat).
Waktu Pelaksanaan : 16-20 Maret 2020
Bukti pelaksanaan : - Surat pemberitahuan kepada Kepala Dusun
- Daftar hadir pemicuan
- Daftar kontrak social / terpicu
- Foto kegiatan

Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan


Di kegiatan pemicuan ini sebelumnya saya sudah mengantarkan surat
pemberitahuan pada Pejabat Dusun Watran pada tanggal 16 Maret 2020, namun
sebagai seorang yang bertanggungjawab (Akuntabilitas) saya berkonsultasi

36
(WoG) terlebih dahulu dengan kepala puskesmas menggunakan tutur kata yang
baik (Etika Publik) kemudian saya berkolaborasi (WoG) dengan pemegang
program kesling bertemu dengan kader Dusun Watran untuk menentukan lokasi
pemicuan yang strategis dan dapat dijangkau (Pelayanan Publik) oleh masyarakat
dusun. Setelah itu sebagai ASN yang bertanggungjawab (Nasionalisme) saya
menyiapkan sarana dan prasarana pemicuan yang mudah dan murah serta efektif
dan efisien (Komitmen Mutu) untuk mendukung terlaksananya pemicuan seperti :
karton manila, daftar hadir, alat peraga atau alur kontaminasi terjadinya penyakit,
tepung terigu (untuk membuat peta dusun) dan atk pada tanggal 18 Maret 2020.
Setelah itu saya melakukan pemicuan dan menyampaikan masalah kesehatan
lingkungan dusun Watran serta menjelaskan bagaimana sampai seseorang
mengalami diare secara keterbukaan dan non diskriminasi (Manajemen ASN)
golongan tertentu bahwa masih ada beberapa rumah tidak mempunyai jamban
keluarga dan masih ada yang melakukan praktek BAB di sembarang tempat seperti
di pantai dan di hutan tanpa bermaksud melukai perasaan masyarakat setempat.
Setelah kegiatan selesai beberapa masyarakat ikut terpicu dalam hal ini mau
merubah perilaku yang sebelumnya BAB di sembarang tempat. Setelah kegiatan
selesai saya melaporkan hasil pemicuan kepada pejabat dusun dan kepala puskesmas
secara jujur dan transparan (Anti Korupsi)

Uraian Hasil Kegiatan


Kegiatan pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku hygiene dan
sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh
perasaan, pola piker, perilaku dan kebiasaan individu atau masyarakat, yang
dilakukan dengan pertemuan dengan masyarakat dengan di fasilitasi oleh tim
pemicu puskesmas dan desa.

Pemaknaan Nilai Dasar

1. Akuntabilitas
Sebagai bentuk kewajiban sebagai seorang ASN sebelum melakukan
kegiatan saya terlebih dahulu melapor pada kepala puskesmas

37
2. WoG
Saya berkonsultasi dengan kepala puskesmas serta berkolaborasi dengan
pemegang program dan kader dusun untuk menentukan lokasi kegiatan
3. Etika Publik
Dalam berkonsultasi dan berkolaborasi saya bertutur kata yang baik dan
sopan dalam menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan aktualisasi
4. Pelayanan Publik
Kegiatan dilakukan di lokasi yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat
setempat
5. Nasionalisme
Saya menyiapkan semua sarana dan prasarana kegiatan secara
bertanggungjawab pada kewajiban saya seabagai ASN
6. Komitmen Mutu
Sarana dan prasarana yang disiapkan mudah dan murah namun hasilnya
sangat efektif dan efisien dalam mendukung terlaksananya kegiatan
7. Manajemen ASN
Dengan keterbukaan dan non diskriminasi golongan tertentu saya
menyampaikan keadaan kesehatan lingkungan dusun Watran
8. Anti Korupsi
Secara jujur dan transparan saya melaporkan hasil kegiatan pada pejabat
dusun dan kepala puskesmas

Kontribusi Visi Misi


Kegiatan pemicuan pilar 1 STBM ini mendukung visi Puskesmas Ohoitahit yaitu :
“Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ohoitahit Sehat dan Mandiri” dan
misi Puskesmas Ohoitahit yaitu :

• Meningkatkan dan memelihara kesehatan individu, masyarakat, dan lingkungan.


• Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.
• Membina suasana AIN NI AIN

Penguatan Nilai Organisasi


Kegiatan pemicuan pilar 1 STBM ini menguatkan nilai-nilai organisasi yaitu
mandiri = mendorong masyarakat untuk mandiri

38
IV. Kegiatan IV

Kegiatan 4 : Membuat papan larangan BAB sembarangan di


lokasi tertentu.
Waktu Pelaksanaan : 20-28 Maret 2020

Bukti pelaksanaan : - Surat pemberitahuan kepada Kepala Dusun


- Foto kegiatan

Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan


Sebelum saya melakukan kegiatan ini, tanggal 20 Maret 2020 saya berkonsultasi
(WoG) terlebih dahulu dengan kepala puskesmas dengan menjunjung nilai etika
luhur (Nasionalisme) kemudian membuat surat pemberitahuan kepada pejabat
Dusun Watran sebagai bentuk menghargai komunikasi dan kerjasama (Etika
Publik) untuk meminta persetujuan bersama kader dusun dan beberapa perangkat
dusun Watran agar terbangun delegasi (Manajeman ASN) yang kuat dengan
perangkat desa agar tercapai tujuan bersama. Setelah itu saya bertemu dengan
perangkat dan pemuda dusun serta kader sebagai bentuk profesionalitas
(Akuntabilitas) seorang ASN dalam melakukan upaya perbaikan secara
berkelanjutan (Komitmen Mutu) demi meningkatkan kesejahteraan (Manajemen
ASN) masyarakat. Pembuatan papan larangan secara gotong royong, keterbukaan
(Nasionalisme, Manajemen ASN, Pelayanan Publik) serta melibatkan semua
kalangan agar tidak terjadi nondiskriminatif (Manajemen ASN, Pelayanan Publik).
Setelah itu pada tanggal 28 Maret 2020 saya bersama perangkat desa memasang
papan larangan di lokasi-lokasi tertentu yaitu di dekat talut dusun Watran sehingga
kegiatan ini efektif (Komitmen Mutu, Manajemen ASN) dalam merubah kebiasaan
yang salah dan diharapkan masyarakat dapat mengindahkan larangan BAB
sembarangan. Setelah itu saya melaporkan hasil kegiatan kepada kepala puskesmas
dan pejabat dusun Watran secara jujur dan terbuka (Anti Korupsi) tentang hasil
kegiatan yang telah dilakukan.

Uraian Hasil Kegiatan

39
Pembuatan papan larangan ini bertujuan menyampaikan informasi agar masyarakat
dusun Watran tidak lagi BAB di lokasi yang telah dipasangi papan larangan tersebut
dan BAB pada wc umum yang ada di dusun Watran atau menumpang pada tetangga
mereka.

Pemaknaan Nilai Dasar

1. WoG
Sebelum melakukan kegiatan saya berkonsultasi dengan kepala puskesmas
2. Nasionalisme
Menjunjung nilai etika luhur dalam menyampaikan kegiatan kepada
pimpinan
3. Etika Publik
Sebelum melakukan kegiatan di dusun, saya membuat surat pemberitahuan
kepada pejabat dusun
4. Manajemen ASN
Meminta persetujuan kader, perangkat dan pemuda dusun agar terbangun
delegasi antara pihak puskesmas dan dusun
5. Akuntabilitas
Saya melakukan upaya perbaikan yang berkelanjutan sebagai bentuk
profesionalitas
6. Komitmen Mutu
Pemasangan papan larangan di dekat talut dusun Watran sehingga efektif
dalam merubah kebiasaan masyarakat yang biasanya buang air besar di
pantai atau laut
7. Pelayanan Publik
Pembuatan papan larangan ini dilakukan bersama sacara gotong royong
dan keterbukaan sehingga melibat warga dusun Watran
8. Anti Korupsi
Hasil kegiatan saya laporkan secara jujur dan terbuka kepada pejabat
dusun Watran serta kepala puskesmas

40
Kontribusi Visi Misi
Kegiatan Membuat Papan Larangan di Lokasi Tertentu ini mendukung visi
Puskesmas Ohoitahit yaitu : “Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ohoitahit
Sehat dan Mandiri” dan misi Puskesmas Ohoitahit yaitu :
• Meningkatkan dan memelihara kesehatan individu, masyarakat, dan lingkungan.
• Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.

Penguatan Nilai Organisasi


Kegiatan Membuat Papan Larangan di Lokasi Tertentu ini menguatkan nilai-nilai
organisasi yaitu mandiri = mendorong masyarakat untuk mandiri

D. Analisis Dampak Dari Isu yang Ditimbulkan Jika Tidak Segera Diselesaikan
1. Tidak adanya pemahaman masyarakat tentang bahaya yang disebabkan oleh
buang air besar di sembarang tempat
2. Perilaku buang air besar di sembarang tempat menjadi kebiasaan anak
3. Kesadaran masyarakat untuk secara mandiri memiliki jamban keluarga berkurang
4. Kebiasaan buang air besar di laut dan kebun tetap dilakukan oleh masyarakat

41
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari kegiatan ini adalah terlaksananya aktualisasi nilai-
nilai profesi ASN terkait isu Kurangnya Pemahaman Masyarakat Tentang Pentingnya
BAB Di Jamban yang telah dilaksanakan di Dusun Watran dan SD Naskat Watran
wilayah Puskesmas Ohoitahit.
Empat kegiatan yang telah diaktualisasikan di Puskesmas Ohoitahit pada
tanggal 16 Maret 2020 sampai dengan tanggal 28 Maret 2020 yaitu:
1. Melakukan penyuluhan tentang “Bahaya Buang Air Besar (BAB) di Sembarang
Tempat” yang diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat dipahami dan
mengubah perilaku masyarakat untuk buang air besar di jamban serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di dusun Watran
2. Membagikan leaflet tentang “Bahaya Buang Air Besar (BAB) di Sembarang
Tempat” pada siswa SD Naskat Watran, yang diharapkan siswa sebagai generasi
penerus sudah mengetahui sejak dini bahaya yang ditimbulkan akibat perilaku
buang besar di sembarang tempat, serta mereka dapat menerapkan perilaku buang
air besar di jamban menjadi suatu kebiasaan yang baik
3. Melakukan Pemicuan Pilar 1 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM),
diharapkan dengan kegiatan pemicuan ini kesadaran masyarakat akan pentingnya
sanitasi yang baik meningkat, serta percepatan menuju desa bebas dari perilaku
buang besar sembarang / open defecation free (ODF) terealisasikan
4. Membuat papan larangan buang air besar (BAB) sembarangan di lokasi tertentu,
dengan terlaksananya kegiatan ini, masyarakat lebih patuh akan aturan yang telah
disepakati bersama serta dengan adanya papan larangan di lokasi tersebut dapat
menjadi pengingat untuk masyarakat yang melakukan perilaku yang salah sehingga
kesehatan lingkungan setempat tetap terjaga .

42
B. Saran
Dari kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan, sebagai petugas kesehatan dan
pelayan publik, saran yang dapat saya berikan yaitu :

1. Kepada Puskesmas Ohoitahit tetap menjaga kekompakan dan kerjasama dalam


pelaksanaan kegiatan dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA demi terciptanya
pelayanan yang bermutu.
2. Kepada BKPSDM Kota Tual diharapkan dapat mengevaluasi Proses
Pendampingan peserta Latsar agar dapat memperbaiki kekurangan dan
mempertahankan kelebihan dalam pendampingan serta dapat dijadikan
pembelajaran untuk pendampingan peserta Latsar berikutnya.

43
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Bukti Pelaksanaan Aktualisasi Pertama

Penyuluhan Bahaya BAB di Sembarang Tempat


Scanned by CamScanner
Jangan Buang Air Besar
Sembarangan yaa teman ...

STOP
BUANG AIR BESAR
SEMBARANGAN !!

OLEH :
RIZKY AMELIAH, S.KM
Cara Melindungi Diri dari
Bahaya BABS

PUSKESMAS WARKAR
Jl. M.M. Tamher No.1, Desa Warkar
KEGIATAN AKTUALISASI
LATSAR CPNS GOL. III ANGKATAN XIV
TAHUN 2020
Apa Itu BABS ??? Dimana Seharusnya Mengapa Harus
Buang Air Besar ??? Buang Air Besar di
Jamban ???
BABS (Buang Air Besar Sembarangan)
adalah suatu tindakan membuang kotoran  Menjaga lingkungan agar bersih, sehat
atau tinja di kebun, hutan, sungai, semak- dan tidak berbau.
semak, pantai atau area terbuka lainnya  Tidak mencemari sumber air yang ada
dan dibiarkan menyebar meracuni ling- disekitarnya.
kungan, tanah, udara, dan air.
 Tidak mengundang datangnya lalat,
Apa Bahaya BABS ??? kecoa, tikus yang dapat menjadi sumber
penularan penyakit Diare, Kolera,
Disentri, Tipes, Hepatitis dan Cacingan.
Buang Air Besar Semabarangan sangat
berbahaya karena dapat mengakibatkan : √
Bahaya Tinja Manusia


Tempat yang tepat untuk Buang air besar adalah
di jamban.
=
Bukti Pelaksanaan Aktualisasi Kedua

Pembagian Leaflet “Bahaya BAB Sembarangan” pada anak SD


Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Bukti Pelaksanaan Aktualisasi Ketiga

Melakukan Pemicuan Pilar 1 STBM


Scanned by CamScanner
Bukti Pelaksanaan Aktualisasi Keempat

Pemasangan Papan Larangan Di Lokasi Tertentu

Anda mungkin juga menyukai