Anda di halaman 1dari 4

Nama : farah intan ekasari 192010

Kelas : DIII KEBIDANAN

TIMBAL

Timbal adalah logam golongan IVA (14) yang relatif lengai atau tidak mudah bereaksi. Logam ini bersifat
amfoter; unsur timbal maupun senyawa oksidanya mudah bereaksi dengan asam maupun basa. Dalam
senyawa, timbal biasanya memiliki bilangan oksidasi +2, dan jarang teroksidasi hingga +4 yang umum
pada unsur golongan IVA di atasnya. Namun, bilangan oksidasi +4 sering terjadi dalam senyawa-senyawa
organotimbal.

Timbal dapat ditambang dari bijih mineral tertentu; hal ini dilakukan sejak zaman prasejarah di Asia
Kecil. Galena, bijih timbal yang paling utama, sering mengandung perak, sehingga banyak ditambang dan
digunakan di Romawi Kuno. Namun, produksinya menurun sejak keruntuhan Romawi, dan baru pada
Revolusi Industri produksi timbal kembali mencapai tingkat seperti zaman Romawi. Pada 2014, produksi
timbal dunia melebihi 10 juta ton per tahun, dan lebih dari setengahnya dihasilkan melalui daur ulang.

Sifat-sifat timbal yang berguna di antaranya adalah kepadatan tinggi, titik leleh rendah, kemudahan
ditempa, dan tahan korosi. Selain itu, logam ini relatif murah dan banyak ditemukan sumbernya,
sehingga sering digunakan manusia, termasuk untuk bangunan, pipa air, baterai, peluru, pemberat,
solder, cat, zat aditif bahan bakar, dan tameng radiasi. Namun, sejak abad ke-19, sifat racun timbal mulai
ditemukan dan penggunaannya mulai dikurangi. Timbal dapat masuk tubuh manusia melalui makanan,
minuman, serta udara atau debu yang tercemar. Unsur ini merusak sistem saraf dan mengganggu fungsi
enzim dalam tubuh. Timbal sangat berbahaya terutama untuk anak-anak karena dapat mengganggu
pertumbuhan otak.

Walaupun timbal tidak diketahui memiliki fungsi khusus secara biologi,[203] unsur ini sangat banyak
ditemui dalam tubuh manusia. Kadar rata-rata timbal dalam tubuh manusia dewasa mencapai 120 mg,[i]
logam berat tertinggi ketiga setelah zat besi (4000 mg) dan seng (2500 mg).[207] Garam-garam timbal
diserap tubuh dengan mudah.[208] Pada orang dewasa, 1% timbal disimpan dalam tulang dan sisanya
dibuang melalui urin dan feses setelah beberapa minggu. Namun, pada anak-anak, hanya sepertiga
timbal yang dibuang oleh tubuh, dan pemaparan secara terus-menerus dapat menyebabkan
bioakumulasi.[209]

Toksisitas
Timbal merupakan racun yang kuat (baik jika dihirup atau ditelan), dapat memengaruhi hampir semua
organ dan sistem dalam tubuh manusia.[210] Menurut National Institute for Occupational Safety and
Health di Amerika Serikat, timbal dengan konsentrasi 100 mg/m3 di udara memiliki status "berbahaya
langsung" (kode bahasa Inggris "IDLH", immediately dangerous to life and health).[211] Jika timbal
terhirup, hampir semuanya akan diserap masuk ke peredaran darah.[212] Faktor utama dalam sifat
racun timbal adalah kecenderungannya mengganggu fungsi-fungsi enzim dengan cara mengikat gugus
tiol dalam banyak enzim,[213] maupun berkompetisi dengan unsur logam penting yang menjadi
kofaktor dalam banyak reaksi enzimatik.[214] Logam-logam yang sering disaingi oleh timbal adalah zat
besi, seng, dan kalsium.[215] Tubuh yang kekurangan zat besi dan kalsium cenderung lebih rentan
keracunan timbal.[208]

Gejala

Timbal menyebabkan kerusakan otak dan ginjal yang dapat berakhir dengan kematian. Dengan meniru
(menggantikan posisi) kalsium, timbal dapat menembus sawar darah otak, lalu mengurangi dan merusak
selubung mielin yang membungkus neuron, menggangu jalur pengiriman sinyal pada saraf, dan
mengurangi pertumbuhan neuron.[213] Dalam tubuh, timbal menghambat enzim porfobilinogen sintase
dan ferokelatase, sehingga mencegah terbentuknya porfobilinogen dan mengikatnya besi ke
protoporfirin IX, yang merupakan tahap terakhir pembentukan molekul heme. Akibatnya, pembentukan
heme dalam tubuh menjadi tidak efektif dan menyebabkan anemia mikrositik.[216]

Diagram gejala-gejala keracunan timbal berbahasa Inggris

Gejala-gejala keracunan timbal (poster berbahasa Inggris)

Gejala keracunan timbal di nataranya nefropati (kerusakan ginjal), mulas, dan kadang disertai lemahnya
jari, pergelangan tangan, dan kaki. Keracunan ini juga dapat menyebabkan sedikit kenaikan tekanan
darah, yang dapat menyebabkan anemia terutama pada penderita berumur menengah atau tua.
Beberapa penelitian (kebanyakan bermetode potong lintang) menemukan keterkaitan antara kontak
dengan timbal dengan berkurangnya variabilitas denyut jantung.[217] Pada wanita hamil, pemaparan
timbal yang tinggi dapat menyababkan keguguran. Pemaparan yang tinggi dan terus-menerus juga dapat
mengurangi kesuburan pria.[218]

Timbal juga dapat mengganggu proses pembentukan sinapsis di korteks otak besar maupun
pembentukan senyawa neurokimia serta saluran ion dalam otak anak yang sedang tumbuh.[219]
Pemaparan timbal pada anak kecil telah dikaitkan dengan meningkatnya risiko gangguan tidur maupun
kantuk di siang hari pada masa anak akhir.[220] Kadar timbal tinggi dalam darah pada anak perempuan
dikaitkan dengan terlambatnya pubertas.[221] Selain itu, ada hipotesis bahwa naik dan turunnya kadar
timbal di udara akibat penggunaan tetra etil timbal pada abad ke-20 berkorelasi dengan naik turunnya
tingkat kriminalitas, tetapi hipotesis ini masih belum diterima kebanyakan ilmuwan.[222]

Sumber paparan

Paparan timbal adalah masalah global karena penambangan, pengolahan, dan penggunaan barang-
barang berbahan timbal banyak terjadi di berbagai negara. Timbal dapat masuk tubuh manusia dengan
dihirup, ditelan, atau diserap kulit. Hampir semua timbal yang dihirup akan diserap tubuh, sedangkan
timbal yang ditelan biasanya diserap sebesar 20–70%, dan anak-anak menyerap lebih banyak dibanding
dewasa.[223]

Keracunan biasanya terjadi akibat makanan atau minuman yang terkontaminasi timbal. Selain itu,
kadang timbal masuk karena tidak sengaja menelan tanah, debu, atau cat yang terkontaminasi.[224] Air
laut dapat mengandung timbal jika dicemari limbah industri.[225] Tanah dapat terkontaminasi melalui
akumulasi partikel limbah dari pipa, cat, maupun emisi bahan bakar yang ditambahi aditif timbal. Buah
dan sayuran juga dapat terkontaminasi jika tumbuh di tanah berkadar timbal tinggi.[226]

Penggunaan pipa timbal dapat berbahaya di daerah dengan air asam atau air lunak.[227] Air sadah
membentuk lapisan pelindung pada permukaan pipa, sedangkan air asam atau lunak dapat melarutkan
dan menyerap timbal.[228] Air yang berkarbondioksida dapat menyerap timbal menjadi timbal
bikarbonat (Pb(HCO3)2, air yang beroksigen juga dapat menyerap timbal menjadi timbal(II) hidroksida.
Meminum air yang terkontaminasi seperti ini dapat menyebabkan masalah kesehatan. Ini dapat dicegah
jika air memiliki kesadahan tinggi, karena kalsium karbonat dan kalsium sulfat pada air sadah akan
bereaksi dengan timbal membentuk timbal karbonat atau timbal sulfat yang melapisi permukaan pipa.
[229]

Cat timbal sering tertelan oleh anak-anak, misalnya ketika anak itu menjilat kusen atau bagian bangunan
lain. Selain itu, ketika cat tersebut mulai terkelupas, partikelnya menjadi debu dan dapat menempel di
mulut, makanan, atau minuman.[230]

Timbal juga dapat masuk melalui hirupan, terutama pada perokok dan pekerja di sektor yang melibatkan
timbal.[212] Isotop radioaktif timbal-210 (bersama racun-racun lain) sering ada dalam rokok, yang
berasal dari jenik pupuk fosfat yang digunakan untuk tembakau.[231] Penyerapan melalui kulit biasanya
terjadi pada pekerjaan yang melibatkan senyawa timbal organik. Senyawa timbal anorganik biasanya
lebih sulit diserap melalui kulit.[232]
Pengobatan

Keracunan timbal biasanya ditangani dengan dimerkaprol dan asam dimerkaptosuksinat (DMSA).[233]
Pada kasus yang lebih parah, kadang diperlukan natrium kalsium edetat (natrium kalsium EDTA). EDTA
lebih terikat pada timbal dibanding kalsium, sehingga dalam tubuh obat ini akan melepaskan kalsiumnya
untuk diganti dengan timbal, membentuk senyawa kelat dengan timbal yang akan keluar melalui urin.

Anda mungkin juga menyukai