Kelas: IX-D
LEMBAR KERJA
GLOBALISASI
1. Jelaskan Apa yang anak anak ketahui tentang Globalisasi
Jawab: Sebuah proses terhubungnya negara-negara di dunia dalam sebuah sistem menyeluruh yang
melintasi batas-batas negara
2. Mengapa Terjadi Globalisasi, jelaskan faktor faktor Apa saja yang menyebabkan
itu terjadi!
Jawab:
Perekonomian di masa globalisasi juga disebut sebagai knowledge-based economy atau perekonomian
berbasis pengetahuan. Contoh produknya adalah transfer data dan pengetahuan secara real time dan
atau online melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi.
Runtuhnya Uni Soviet mendorong banyak negara bergerak dari perekonomian terpusat ke sistem
ekonomi dan politik ala barat, seperti Ukraina, Hungaria, Polandia, Ceko, negara Baltik, dan negara di
Asia Tengah. Sementara itu, organisasi internasional mendukung pembahasan dan penyelesaian isu
internasional, seperti adanya WWF, dokter lintas batas, palang merah, dan Amnesty International dalam
usaha perlindungan lingkungan dan kemanusiaan.
Jawab: Globalisasi budaya adalah penyebaran gagasan, makna, dan nilai ke seluruh dunia dengan cara
tertentu untuk memperluas dan mempererat hubungan sosial. Proses ini ditandai oleh konsumsi budaya
bersama yang dibantu oleh Internet, media budaya masyarakat, dan perjalanan luar negeri. Contoh
globalisasi budaya adalah Meningkatnya Imigrasi.
- Keterbukaan Informasi
Jawab: - Westernisasi
- Demoralisasi
- Konsumenrisme
- Kesenjangan sosial
- Kenakalan Remaja
6. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang Westernisasi, jelaskan pula penyebab terjadinya!
Jawab: Suatu perbuatan seseorang yang mulai kehilangan nasionalisme dengan meniru atau melakukan
aktivitas kebarat-baratan atau gaya hidup orang barat.
Penyebab terjadinya Westernisasi adalah adanya percampuran budaya sehingga semakin bertambah
banyak masuknya budaya barat, kurangnya rasa sadar diri dalam memilih dan menyaring budaya yang
masuk ke dalam negeri, Teknologi yang berkembang begitu pesat.
Jawab:
- Internal
Krisis Identitas
Krisis identitas ini tidak lain terjadi karena di umur remaja anak akan mengalami perasaan untuk
mendapatkan pengakuan di lingkungannya, serta adanya identitas peran yang mulai dijalankan.
Biasanya ketika kedua hal ini tidak dapat dicapai oleh anak, maka terdapat kecenderungan anak untuk
melakukan pelanggaran norma. Tindakan melanggar ini tentu saja mengarah pada kenakalan remaja.
Anak dengan kemampuan kontrol diri yang lemah biasanya tidak dapat membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dan tidak di masyarakat.
Sehingga anak akan berpotensi melakukan tindakan melanggar norma atau perilaku buruk. Bahkan
meskipun anak sudah dapat membedakan dua tingkah laku tersebut, tetap bisa melakukan kenakalan
remaja ketika anak tidak dapat mengembangkan kontrol diri dengan baik.
- Ekternal
Dalam hal ini keluarga memang menjadi lingkungan pendidikan utama dan paling pertama untuk
mendidik anak menjadi orang yang berperilaku baik di masyarakat. Sehingga di sini, anak memerlukan
pendampingan dan dukungan yang baik dari orang tua dan keluarga.
Sebaliknya, anak dengan kondisi broken home, keluarga yang berantakan akibat salah satu orang tua
meninggal, ekonomi keluarga yang sulit, serta diliputi konflik keras tentu dapat memberikan pengaruh
buruk pada sikap dan perilaku anak.
Dengan begitu, anak mengerti hal-hal apa saja yang mempunyai nilai kebaikan dan serta yang bersifat
merusak dan perlu dihindari. Jika pendidikan agama tidak dapat ditanamkan ada anak dengan baik,
maka anak akan merasa kesulitan dalam menjalankan peranan di masyarakat.
Di sini, teman sepermainan atau sebaya memberikan peranan penting bagi setiap remaja yang sedang
berkembang. Seorang anak yang berada pada lingkungan pertemanan buruk maka tentu akan mendapat
banyak pengaruh perilaku buruk.
Sebaliknya, anak dengan lingkungan pertemanan baik dan suportif tentu dapat saling membantu dan
memberikan pengaruh baik satu dengan yang lain. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian setiap orang
tua.
Tempat Pendidikan
Tempat pendidikan juga menjadi salah satu penyebab kenakalan remaja dari faktor eksternal yang tidak
boleh dilupakan. Dalam hal ini, sekolah menjadi lingkungan kedua yang memiliki potensi sebagai tempat
dilakukannya kenakalan remaja. Anak-anak bisa saja melakukan berbagai tindakan atau sikap yang
melanggar di jam-jam kosong pelajaran.
Misalnya saja membuat kegaduhan, berkelahi, maupun merundung teman sekelas. Dengan begitu,
sekolah harus bertanggung jawab membina dan membimbing setiap siswa untuk berperilaku dan
memanfaatkan waktu dengan baik. Selain itu, setiap guru juga bertugas untuk menjaga kerukunan antar
siswa.
8. Bagaimana seharusnya sikap masyarakat dalam menghadapi akibat negatif dari globalisasi?
Jawab:
Pancasila merupakan dasar dan ideologi negara. Selain itu, pancasila juga mengandung nilai-nilai
keluhuran bangsa Indonesia. Untuk menghindari lunturnya nilai-nilai ini akibat globalisasi, kita harus
memahami serta mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila.
Mencintai produk dalam negeri merupakan salah satu upaya untuk menghadapi dampak dari globalisasi.
Menggunakan produk dalam negeri dapat mendukung ekonomi Indonesia. Hal ini untuk menghindari
rendahnya harga pasar akibat persaingan asing sehingga mampu menyelamatkan para pelaku Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan para pengusaha lokal lainnya.
Melestarikan kebudayaan sudah menjadi tugas kita sebagai generasi penerus. Namun, akibat dampak
negatif globalisasi membuat minat para pemuda terhadap budaya sendiri semakin mumudar. Hal ini
dipengaruhi oleh masuknya budaya asing yang melunturkan minat untuk melestarikan budaya sendiri.
Maka dari itu, diperlukan kesadaran untuk mencintai dan melestarikan kebudayaan serta tradisi yang
telah diwariskan secara turun-temurun oleh generasi sebelumnya. Dengan demikian, kebudayaan atau
tradisi tersebut tidak akan luntur atau punah akibat tergerus arus globalisasi.
Sikap nasionalisme dapat diwujudkan dengan mencintai negara serta kebudayaannya. Penting untuk
menjunjung tinggi nilai nasionalisme dalam diri kita. Hal ini sebagai pedoman untuk bersikap bijak dalam
menghadapi globalisasi sehingga tetap memiliki nilai-nilai luhur dan jati diri sebagai bangsa Indonesia.