Chandika Permana L.P - 190910301064 - Policy Paper - Kebijakan Sosial - D2
Chandika Permana L.P - 190910301064 - Policy Paper - Kebijakan Sosial - D2
Disusun Oleh :
Chandika Permana L.P
190910301064
Dosen Pengampu :
Wahyuni Mayangsari,S.Sos.,M.Kesos
NIP. 198802102019032017
Implementasi Kebijakan
Sumber pembiayaan pada program KOTAKU yang dapat digunakan
dalam penataan Pemukiman kumuh berasal dari sumber dana APBN ,
sumber dana APBD Provinsi Sumber Dana APBD Kota atau Kabupaten,
Sumber dana Swadaya Masyarakat, Sumber dana Swasta dan Perbankan.
Untuk mendapatkan dana itu adapun pola-pola yang dapat dilakukan dalam
menggalang sumber-sumber pendanaan dalam rangka mewujudkan visi tata
bangunan dan lingkungan di kawasan perencanaan pada dasarnya berupa
kegiatan-kegiatan antara lain:
a. Sosialisasi dan promosi program ke berbagai sumber pendanaan
potensial baik sumber pendanaan APBD, Masyarakat, swasta baik di
dalam maupun luar negeri.
b. Penyiapan/ penyelenggaraan program intensif dan kemudahan dalam
penyelenggaraan investasi perizinan, dukungan program pemerintah
dalam pelaksanaan investasi dan lain sebagainya. Pemerintah daerah
perlu melakukan langkah-langkah yang dapat mempercepat laju
investasi sehingga penataan bangunan dan lingkungan di kawasan
perencaan dapat terlaksana sesuai dengan waktu yang di jadwalkan.
(POLICY PAPER)
ABSTRAK
DESKRIPSI MASALAH
PILIHAN-PILIHAN KEBIJAKAN
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum berperan
dalam menangani kawasan kumuh dengan melakukan penataan lingkungan
maupun penyediaan rumah layak huni dan berkelanjutan. Ditjen Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum menyebutnya dengan Key Performance
Indicators 100-0-100. “Bahasa” sederhana tersebut merupakan aktualisasi visi
Cipta Karya untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan
pada lima tahun ke depan. Menjawab tantangan tersebut, pemerintah memberikan
fasilitas pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman seperti air minum,
sanitasi, jalan lingkungan, revitalisasi kawasan, dan peningkatan kualitas
permukiman serta penyediaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa).
Pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman tersebut juga
dilaksanakan dengan model pemberdayaan yang melibatkan masyarakat sejak
perencanaan sampai dengan operasi dan pemeliharaan insfrastruktur, salah satu
program yang diinisiasi oleh pemerintah untuk mewujudkan visi tersebut adalah
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK).
Lalu terdapat program kebijakan lain yang dapat menjadi pilihan yang
cukup relevan terhadap permasalahan pemukiman kumuh diperkotaan yaitu
program kebijakan Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Dasar kebijakan program
Kotaku adalah berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman. Berdasarkan kebijakan tersebut, maka
dimasukkan dalam RPJMN 2015-2019 pada gerakan 100-0-100 (100% akses air
minum, 0% kawasan kumuh, 100% akses sanitasi). Untuk memenuhi target 0%
kawasan kumuh tersebut maka Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
PUPR membuat program Kotaku. Hal yang menjadi target dari Program
KOTAKU adalah untuk mencapai kondisi masa depan yang diinginkan dengan
memanfaatkan kondisi yang ada semaksimal mungkin dan meminimalkan dampak
negatif terhadap lingkungan fisik dan sosial. Pencapaian tujuan program antara
lain diukur dengan merumuskan indikator kinerja keberhasilan dan terget capaian
program yang akan berkontribusi terhadap capaian sasaran Rencana
Pembangunan Jangka Menegah (RPJMN) 2015-2019 yaitu pengentas
permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen. Untuk itu, seluruh program
Ditjen Cipta Karya (DJCK) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dalam kurun waktu 5 tahun ke depan akan difokuskan untuk mewujudkan
permukiman yang layak huni hingga tercapai 0 Ha kumuh tanpa menggusur.
Kesimpulan
Rekomendasi
Rekomendasi disini diberikan kepada Masyarakat selaku penerima
manfaat dan juga kepada pemerintah sebagai pemberi manfaat. Kepada
masyarakat diharapkan dapat menjaga kulitas pemukiman yang sudah dibantu
oleh pemerintah. Sedangkan kepada pemerintah dalam mengimplementasikan
kebijakan diharapkan dapat selalu tepat sasaran kepada masyarakat yang
membutuhkan.
Catatan Akhir