Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

PD
DENGAN SKIZOFRENIA PADA MASALAH KEPERAWATAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI GIANYAR
TANGGAL 5 AGUSTUS 2021

OLEH :

Ni Putu Dian Yuniantari, S.Kep


C2221127

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA


Tn.PD DENGAN SKIZOFRENIA PADA MASALAH KEPERAWATAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI
GIANYAR TANGGAL 5 AGUSTUS 2021

Diajukan Oleh:
Ni Putu Dian Yuniantari,
S.Kep NIM C2221127

Telah Disahkan Sebagai Laporan Praktik


Stase Keperawatan Jiwa di Minggu
Pertama

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp. KJ Ns. Ni Putu Dita Wulandari, M.Kep.,Sp.Kep.J
NIK. 13.02.0062

Mengetahui
STIKES Bina Usada Bali
Profesi Ners
Ketua

Ns. I Putu Artha Wijaya, S.Kep., M.Kep.


NIK. 11.01.0045
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

1.1 Konsep Risiko Perilaku Kekerasan

1.1.1 Pengertian perilaku kekerasan

Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul sebagai reaksi

terhadap kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman, pengungkapan

marah yang konstruktif dapat membuat perasaan lega.

Perilaku kekerasan adalah suatu kedaan hilangnya kendali perilaku seseorang

diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku pada diri sendiri dapat

berupa melukai dir sendiri untuk bunuh diri atau membiarkan diri dalam bentuk

penelataran diri. (Yusuf, 2015)

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai

seseorang secara fisik maupun psikologis. Maka perilaku kekerasan dapat dilakukan

secara verbal, diarahakan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan . (Deden

Dermawan, 2013)

Perilaku kekerasan menurut Kusumawati dan Hartono (2011) adalah su atu

keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik,

baik pada dirnya sendiri maupun orang lain, disertai amuk dan gaduh, geilsah yang

tidak terkontrol

Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang

dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri orang lain maupun orang

lain. Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon

terhadap stresor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol


1.1.2 Etiologi

a. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi klien perilaku kekerasaan dibagi menjadi 5 faktor sebagai berikut:

1) Faktor neorologi

Beragam komponen dari sistem syaraf seperti sinap, neurotransmitter, dendrit,

akson terminalis mempunyai peran memfasilitasi atau menghambat rangasangan

dan pesan-pesan yang akan mempunyai sifat agresif sistem limbik sangat terlibat

dalam menstimulasi timbulnya perilaku bermusuhan dan respon agresif.

2) Faktor genetik

Dalam gen manusia terdapat domant (potensi) agresif yang sedang tidur akan

bangun jika terstimulasi oleh faktor eksternal. Genetik pada umumnya dimiliki

oleh penghuni pelaku tindak kriminal serta orang-orang hukum akibat perilaku

agresif.

3) Faktor cycardian Rhytm

Menurut penelitian pada jam-jam sibuk seperti menjelang masuk kerja dan

menjelang berakhir pekerjaan sekitar jam 9 dan 13. Pada jam tertentu orang

lebih mudah terstimulasi untuk bersikap agresif.

4) Faktor biokimia

Peningkatan hormon androgen dan neorepineprin serta penurunan serotonin dan

GABA (Gama Amino Batric Acid) yang bertugas sebagia pengontrol respon

emosi, dan menghambat asetylcholine, serotonin dan neurotransmiter yang lain

memproduksi sekresi kortisol, sehingga akan terjadi hemeotasis

(Keseimbangan).Pada cairan cerebrospinal vertebra dapat menjadi terjadinya

perilaku agresif.
5) Brain area disorder

Gangguan pada sistem limbik pada lobus temporal, sindrom otak organik, tumor

otak, trauma otak, penyakit ensepalitis, epilepsi di temukan sangat berpengaruh

terhadap perilaku agresif perilaku agresif.

b. Faktor Presipitasi

Menurut Direja (2011), ada faktor pencetus perilaku kekerasan adalah sebagai berikut

1. Klien : kelemahan fisik, keputus asaan, ketidakberdayaan, kehidupan yang

penuh dengan agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangkan.

2. Interaksi : penghinaan, kekerasaan, kehilangan orang yang berrati, konflik,

merasa terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun

eksternal dari lingkungan.

3. Lingkungan : panas, padat, dan bising.

1.1.3 Tanda dan Gejala

Menurut Yosep (2013), ada beberapa tanda dan gejala perlaku kekerasaan

diantarnya :

1. Fisik : muka merah dan tegang, mata melotot/pandangan tajam, tangan

mengepal, rahang mengatup, wajah memerah dan tegang, postur tubuh kaku dan

jalan mondar-mandir.

2. Verbal : bicara kasar, suara tinggi membentak/berteriak, kata-kata

mengancam,mengumpat dengan kata-kata kotor, suara keras dan ketus.

3. Perilaku : melempar atau memukul benda/orang lain, menyerang orang lain,

melukai diri sendiri, merusak lingkungan dan amuk.


4. Emosi : tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan

jengkel, tidak berdaya, bernusuhan, mengamuk, ingin berkelahi menyalakan dan

menuntut.

5. Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat meremehkan,sarkasme.

6. Spritual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang

lain, menyinggung perasaaan orang lain, tidak peduli dan kasar.

7. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasaan, ejekan dan sindiran.

8. Perhatian : bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.

1.1.4 Rentan Respon

Respon Adaptif Respon maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan


Klin mampu Klien gagal Klien merasa Klien Perasaan
mengungkapkan mencapai tidak dapat mengekspresikan marah dan
marah tanpa tujuan mengungkapkan secara fisik, tapi bermusuhan
menyalahkan kepuasaan perasaannya, masih terkontrol yang kuat
orang lain dan atau saat tidak berdaya mendorong orang dan hilang
memberikan marah dan dan menyerah. lain dengan kontrol,
kelegaan. tidak dapat ancaman. disertai
dan amuk,merus
menyerah. ak
lingkungan.

Gambar 2.1.4 Rentang Respon Marah

Sumber: Damaiyanti, 2012


a. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah respon yang di terima sesuai norma-norma sosial budaya
berlaku. Individubdalam batas norma, jika menghadapi masalah akan dapat
menyelesaikan dengan baik.

b. Respon Maladaptif
Respon maladtif adalah respon individu dalam menyelasaikan masalah yang
menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan.

1.1.5 Mekanisme Koping

mekanisme koping pada klien dapat membantu untuk mengembangkan

mekanisme koping yang konstruktif dalam mengekspresikan kemarahannya.

Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme ego seperti seperti

displacement, sublimasi, proyeksi, repesif, denial, dan reaksi formasi.

Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata

masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal.

Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan pada objek lain seperti meremas

adonan kue, meninju tembok dan sebagai nya, tujuan nya adalah untuk mengurangi

ketegangan akibat rasa marah.

a. Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau

keinginanya yang tidak baik.

b. Represi, yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahyakan

masuk ke alam sadar.

c. Reaksi formasi, yaitu mencegah keinganan yang berbahaya bila di

eksprisikan dengan melebih-lebih sikap dan perilaku yang berlawanan dan

menggunakan sebagai rintangan.


d. Displacement, yaitu melepaskan perasaan yang tertekan biasanya

bermusuhan, pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada

mulanya yang membakitkan emosi.

1.1.6 Penatalaksanaan

Pentalaksanaan medis pada klien dengan perilaku kekerasan terdiri dari :

1. Farmakoterapi

Adapun pengobatan dengan neuroleptika yang mempunyai dosis efektif tinggi

contohnya : Clorpromazine HCL, yang berguna untuk mengendalikan

psikomotornya.

2. Terapi okupasi

Terapi ini bukan pemberian pekerjaan atau kegiatan itu sebagai media untuk

melakukan kegiatan dan mengembalikan kemampuan berkomunikasi, karena

itu dalam pemberian terapi ini tidak harus diberikan pekerjaan tetapi segala

bentuk kegiatan seperti membaca koran, main catur dapat di jadikan media

penting setelah melakukan kegiatan itu di ajak berdialog atau berdiskusi

tentang pengalaman dan arti kegiatan bagi dirinya.

3. Peran serta keluarga

Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberikan perawatan

langsung pada setiap(sehat-sakit) pasien. Perawat membantu keluarga agar

dapat melakukan lima tugas kesehatan, yaitu mengenal masalah kesehatan,

membuat keputusaan tindakan kesehatan, memberi perawatan pada anggota

keluarga, menciptakan lingkungan keluarga yang sehat, dan menggunakan

sumber yang ada pada masyarakat.


4. Terapi somatik

Bahwa terapi somatic terapi yang di berikan kepada pasien dengan gangguan

jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang maladptif menjadi perilaku

adaptif dengan melakukan tindakan yang di tunjukkan pada kondisi fisik

pasien, tetapi target terapi perilaku pasien.

5. Terapi kejang listrik

Terapi kejang listrik atau electric convulsive therapy (ECT) adalah bentuk

terapi kepada pasien dengan menimbulkan kejang grand mall dengan

mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang di tempatkan pada pelipis

pasien.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap

pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan masalah klien. Data yang

dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spritual. Data pengakajian

kesehatan jiwa dapat dikelompokkan menjadi faktor perdisposisi, faktor presipitasi,

penilaian terhadap stressor, sumber koping yang dimiliki klien (Stuart & Laria, 2001 dalam

Direja 2011). Adapun komponen dari pengkajian adalah sebagai berikut :

1. Identitas klien

Identitas klien di tulis lengkap seperti nama, usia, jenis kelamin, nomor

rekam medis, dan diagnosa medis. Data ini bisa didapatkan dengan melihat

rekam medik atau wawancara langsung dengan klien.

2. Alasan masuk
Klien dengan perilaku kekerasaan biasa nya datang dengan keluhan

mengamuk, mencenderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

3. Faktor predisposisi

a) Faktor psikologis

Terdapat asumsi bahwa sesorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami

hambatan akan timbul dorngan agresif yang memotivasi perilaku kekerasan.

b) Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masa kecil yang

tidak menyenangkan.

c) Rasa frustasi.

d) Adanya psikoanalitik, teori menjelaskan bahwa tidak terpenuhnya

kepuasaan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangan ego dan

membuat konsep diri rendah. Perlaku kekerasan sebagai pretise yang dapat

meningkatakan citra diri dalam kehidupannya.

e) Adanya kekerasan dalam rumah tangga, keluarga atau lingkungan.

f) Teori pembelajaran, perilku kekerasan adalah suatu perilaku yang di pelajari

dari masa kecil, sebagai contoh orang tua yang mendidik anaknya dengan

kekrasaan kelak anak itu akan mencontoh perilakuorang tuanya.

g) Faktor sosial budaya

Kontrol masyarakat yang rendah dan kecendurungan menerima perilaku

kekerasan sebagai cara penyelesain masalah dalam masyarakat.

h) Faktor biologis

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi seseorang melakukan perilaku

kekerasan, yaitu:
1) Pengaruh neurofisiologik, sistem limbic sangat terlibat dalam menstimulasi

timbulnya perilaku bermusuhan dan repon agresif.

2) Pengaruh biokimia, peningkatan hormon androgen dan norefineprin serta

penurunan seretonin dan GABA (6 dan 7) pada cairan serebrospinal

merupakan merupakan faktor predisposisi penting yang dapat menyebabkan

timbulnya perilaku agresif seseorang.

3) Pengaruh genetik, perilaku agresif sangat erat katanya dengan genetiknya

termasuk genetik tipe XYY.

4) Gangguan otak, sindrom otak organik berhubungan dengan berbagai

gangguan serebral, tumor otak (khusunya pada limbik dan lobus temporal),

trauma otak, penyakit ensefalitis, epilepsy (epilepsy lobus temporal) terbukti

berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak kekerasan.

4. Faktor presipitasi

Menurut Direja (2011) ada faktor pencetus perilaku kekerasan adalah sebagi

berikut:

a) Klien: kelemahan fisik, kepuasaan, ketidakberdayaan, kehidupan yang

penuh agresif dan masa lalu yang tidak menyenangkan.

b) Interaksi: penghinaan, kekerasaan, kehilangan yang berarti, konflik, merasa

terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun ekternal

dari lingkungan.

c) Lingkungan: panas, padat dan bising, hal-hal yang dapat menimbulkan

perilaku kekerasan.

5. Pemeriksaan fisik
Respon fisologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonom bereaksi

terhadap sekresi epinprin sehingga tekanan darah meningkat, takikardi,

muka merah, pupil melebar, pengeluaran urine meningkat. Ada gejala yang

sama dengan kecemasan sepertin meningakatnya kewaspadaan, keteganagan

otot seperti rahang mengatup, tangan mengepal, tubuh kaku dan reflek

cepat. Hal ini di sebabakan oleh energi yang keluakan saat marah bertambah

(Damaiyanti dan Iskandar, 2012).

6. Aspek psikososial

a. Genogram

Genogram dibuat dalam 3 generasi pasien, bagaimana hubungan pasien

dengan keluarganya, tinggal serumah dengan siapa saja, ada atau tidakna

faktor keturunan penyakit yang sama yang dialami pasien dengan anggota

keluarganya. Selaiin itu genogram dapt dikaji melalui 3 jenis kajin menurut

Azizah (2011), yaitu:

1. Kajian adopsi

kajian Adopsi yang membandikan sifat antara anggota keluarga biologis

satu dengan keluarga adopsi

2. Kajian kembar

Kajian kembar yang membandingkan sifat antara anggota keluarga yang

kembar identik secara genetik dengan saudara kandung yang tidak kembar.

3. Kajian keluarga

Kajian keluarga yang membandingkan apakah suatu sifat memiliki banyak

kesamaan antara keluarga tingkat pertama (seperti orang tua, saudara

kandung).
b. Konsep Diri

Konsep diri adalah semua jenis pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang

membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan

dengan orang lain. Konsep diri ada melalui pembelajarn (dipelajari) setelah

lahir sebagai hasil pengalaman unik dalam dirinya, bersama orang terdekat dan

dengan dunia nyata (realitas). Konsep diri terdiri

atas:

1. Citra tubuh

Kumpulan sikap individu yang disadari terhadap tubunya termasuk persepsi

masa lalu atau sekarang, perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan

potensi dirinya.

2. Identitas diri

Pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap

kesatuan, kesinambungan, konsintensi dan keunikan individu.

3. Peran diri

Serangkain perilaku yang di harapkan oleh lingkungan sosial berhubungan

dengan fungsi individu diberbagai kelompok sosial.

4. Ideal diri

Persepsi individu tentang bagaimana seharusnya dia berprilaku berdasarkan

standar, aspirasi, tujuan atau nilaipersonil tertentu.

5. Harga diri

Penelitian tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa

baik perilaku sesuai dengan ideal dirinya. Harga diri tinggi merupakan perasaan

yang berakar dalam menerima dirinya tanpa syarat, meskipun telah


melakukan kesalahan, kesalhsan dan kegagalan, ia tetap merasa sebagai

orang yang penting dalam beharga.

c. Hubungan sosial

1). Orang yang berarti

Kaji siapakah menurut pasien orang yang berarti dalam

hidupnya 2). Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat

Kaji apakah pasien pernah atau tidak melakukan kegiatan kelompok

atau masyarakat

3). Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Kaji bagaimana hubungan pasien dengan orang lain, apakah ada

hambatan atau tidak.

Klien dengan perilaku kekerasaan biasanya menarik diri, pengasingan,

penolakan, ejekan dan sindiran.

d. Spritual

Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan

lingkungan. Hal bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat menimbulkan

kemarhan yang dimanifestasikan dengan amoral dan rasa tidak

berdosa (Damaiyanti dan Iskandar, 2012).

7. Status mental

Pengkajian pada aspek status mental dapat dilakukan paa penampilan,

pembicaraan, aktivitas motorik, afek emosi, yang akan diuraikan sebagai

berikut:
a. Penampilan

Obsevasi dalam penampilan umum klien yang merupakan karateristik fisik

klien yaitu penampilan usia, cara berpakian, kebersihan, sikap tubuh, cara

berjalan cenderung kaku, ekspresi wajah tegang, kontak matatidak ada,

dilatasi atau kontruksi pupil, status gizi atau kesehatan umum.

b. Pembicaraan

Cara berbicara klien dengan perilaku kekerasaan cenderung cepat dengan

volume suara tinggi dan membentak.

c. Aktivitas motorik

Aktivitas motorik klien tegang, melemparatau memukul benda atau orang

lain, menyerang orang lain, melukai diri sendiri atau orang lain, merusak

lingkungan, mengamuk(agresif).

d. Afek dan emosi

Afek adalah nada perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan

yang menyertai suatu pikiran dan berlangsung relatif lama dan dengan

sedikit komponen fisiologis atau fisik, seperti kebanggaan kekecewaan.

Sedangkan rmosi klien dengan perilaku kekerasaan biasanya tidak adekuat,

tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam dan jemgkel, berdaya,

bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan menuntut.

e. Interaksi selama wawancara

Keadaan yang ditampilkan klien saat wawancara seperti bermusuhan, tidak

kooperatif, mudah tersinggung, kontak mata kurang(tidak mau menatap

lawan bicara), defensif (selalu berusaha mempertahankan pendapat dan

15
kebenaran dirinya) atau curiga (menunjukkan sikap atau perasaan tidak

percaya pada orang lain).

f. Persepsi sensorik

Persepsi sensorik adalah daya mengenal barang, kualitas, hubungan,

perbedaaan sesuatu, hal tersebut melalui proses mengamati, mengetahui dan

mengartikannya setelah panca indra mendapatkan rasangan.

g. Proses pikir

Proses pikir cenderung mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan

dan sarkasme.

h. Tingkat kesadaran

Kemampuan individu melakukan hubungandenngan lingkungan dan dirinya

(melalui panca indra), mengatakan pembatasan terhadap lingkungan(melalui

perhatian). Kesadaraan ymg baik biasanya dimanifestasikan dengan orientasi

yang baik dalam hal waktu, tempat, orang dan lingkungan sekitarnya.

i. Memori daya ingat

Bagaimana daya ingat klien atau kemampuan meningkatkan hal-hal yang

telah terjadi (jangka panjang/pendek/sesaat) dan apakah ada gangguan pada

daya ingat.

8. Kebutuhan persiapan pulang

Khusus data-data ini harus dikaji untuk mengetahui masalah yang

mungkinakan terjadi atau akan dihadapi klien, keluarga atau masyarakat

sekitarnya pada saat klien pulang atau setelah klien pulang dari rumah sakit

dan klien berada di rumahnya ditengah keluarga dan masyarakat.

a. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan


b. Kegiatan hidup sehari-hari ADL(Activity of Daily Living)

c. Kemampuan klien

d. Klien memiliki sistem pendukung

e. Klien menikmati saat bekerja/kegiatan produktif/hobi

9. Mekanisme koping

Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan

ego seperti displecement (dapat mengukapkan kemarahan pada objek yang

salah, proyeksi adalah kemarahandimana secara verbal mengalihkan

kesalahan diri sendiri pada orang lain yang dianggap berkaitan. Respresi

dimana individu merasa seolah-olah tidak tidak marah ia tidak mencoba

menyampaikan kepada orang terdekat, sehingga rasa marahnya tidak

terungkap dan ditekan sampai ia melupakannya.

10. Masalah psikososial dan lingkungan

Masalah yang berkaitan dengan psikososial dan lingkuangan dapat di

gambarkan sebagai berikut:

a. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok

b. Masalah berhubungan dengan lingkungan sosial

c. Masalah berhubungan dengan pekerjaan

d. Masalah berhubungan dengan perumahan

e. Masalah berhubungan dengan pendidikan

f. Masalah berhubungan dengan ekonomi

g. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan

h. Msalah lainnya

11. Pengetahuan
Bagaimana pengetahuan klien atau keluarga saat ini tentang penyakit atau

gangguan jiwa

12. Aspek medik

Jelaskan aspek medis klien (dapat dilihat rekam media) tentang diagnosa

medik dan terapi mediknya selama dirawat terutama saat ini.

13. Analisa data

Menurut Direja (2011) data yang perlu dianalisa meliputi data subyektif dari

data obyektif.

A. Data subjektif

a. Klien mengancam

b. Klien mengumpat dengan kata-kata kasar

c. Klien mengatakan dendam jengkel

d. Klien mengatakan ingin berkelahi

e. Klien menyalahkan dan menuntut

f. Klien meremehkan

B. Data objektif

a. Mata melotot/pandangan tajam

b. mengepal

c. Rahang mengatup

d. Wajah memerah

e. Postur tubuh kaku

f. Suara keras

14. Rumusan masalah


Menurut damaiyanti (2012), masalah keperawatan yang mungkin muncul

pada perilaku kekerasaan adalah:

a. Resiko Perilaku Kekerasan sendiri, orang lain dan lingkungan, dan verbal)

b. Perilaku kekrasan

c. Harga diri rendah kronik

15. Pohon masalah

Resiko perilaku kekerasan (pada diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan verbal)
Effect

Perilaku kekerasan

Core Problem

Harga Diri Rendah Kronis

Causa

Gambar: 1.5 Pohon Masalah Perilaku Kekerasan

Sumber (Damaiyanti, 2012)


2.2.2 Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respon klien baik

aktual maupun potensial (Damaiyanti, 2012).

1. Resiko perilaku kekerasan

2. Harga diri rendah kronik

3. Resiko perilaku kekerasan (pada diri sendiri,orang lain, lingkungan, dan verbal)

2.2.3 Perencanaan

Perencanaan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, dan

rencana tindakan keperawatan. Tujuan umun berfokus pada penyelesaian permasalahan

(P) dari diagnosa tertentu. Tujuan umum dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus

telah tercapai.

Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian permasalahan (P) dari diagnosa

tertentu. Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan yang perlu dicapai atau

dimiliki pasien. Kemampuan pasien pada tujuan khusus dapat dibagi menjadi tiga

aspek, yaitu kemampuan kognitif yang diperlukan untuk menyelesaikan etiologi dari

diagnosis keperawatan, kemampuan psikomotor yang diperlukan agar etiologi dapat

teratasi dan kemampuan afektif yang perlu dimiliki agar pasien percaya pada

kemampuan menyelesaikan masalah (Direja, 2011).

Menurut Damaiyanti dan Iskandar (2012) adapun rencana keperawatan pada

klien dengan prilaku kekerasan meliputi:


Diagnosa Perencanaan Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Risiko TUM
Perilaku Setelah dilakukan
Kekerasan ...... kali
pertemuan pasien
mampu
mengontrol
perilaku
kekerasan
TUK 1 Setelah diberikan 1. Beri salam panggil
Klien dapat asuhan keperawatn nama klien
membina selama.....x.....pertemua 2. Sebutkan nama
hubungan saling n diharapkan : perawat sambil jabat
percaya dengan 1. Klien mampu tangan
membalas salam 3. Jelaskan maksud
2. Klien mau berjabat hubungan interaksi
tangan 4. Jelaskan tentang
3. Klien mau kontrak yang akan
menyebut namanya dibuat
4. Klien mau 5. Beri rasa aman dan
tersenyum sikap empati
5. Klien mau kontak 6. Lakukan kontak
mata singkat tapi sering
6. Klien 7. Bantu klien
mengetahui mengungkapkan
nama perasaan marahnya
8. Motivasi klien untuk
menceritakan
penyebab rasa kesal
atau jengkel
9. Dengarkan tanpa
menyela atau member
penilian setiap
ungkapan perasaan
klien.
TUK 2 Setelah diberikan 1. Bantu pasien
Klien dapat asuhan keperawatan mengungkapkan
mengidentifikasi selama....x pertemuan perasaan marahnya.
penyebab diharapkan : 2. Motivasi klien untuk
perilaku menceritakan penyebab
1. Klien dapat rasa kesal atau jengkel
mengungkapkan 3. Dengarkan tapa menyela
perasaannya atau memberi penilaian
2. Klien dapat setiap ungkapan
mengungkapkan perasaan
klien
penyebab perasaan
jengkel/kesal (dari
diri sendiri, dari
lingkungan/orang
lain)

TUK 3 Setelah diberikan 1. Bantu klien


Klien dapat asuhan keperawatan mengungkapkan tanda-
mengidentifikasi selama...x...pertemuan tanda perilaku kekerasaan
tanda dan gejala diharapkan yang dialaminya.
perilaku 1. Klien dapat 2. Motivasi klien
mengungkapkan menceritakan kondisi
tanda fisik mata fisik (tanda-tanda fisik)
merah, tangan saat perilaku kekerasan
mengepal, terjadi.
ekspresi tegang. 3. Motivasi klien
menceritakan kondisi
emosinya (tanda-tanda
emosional)nsaat terjadi
perilaku kekerasan.
4. Motivasi klien
menceritakan
kondisi
hubungan
dengan orang
lain (tanda-
tanda sosial)
saat terjadi
perilaku
kekerasan.

TUK 4 Setelah diberikan 1. Diskusikan dengan klien


Klien dapat asuhan keperawatan perilaku kekerasan yang
mengidentifika selama...x...pertemuan dilakukan selama ini
si jenis diharapkan 2. Motivasi klien
perilaku 1. Klien dapat menceritakan jenis-jenis
kekerasan yang mengungkapkan tindak kekerasan yang
pernah jenis-jenis ekspresi selama ini pernah
dilakukanya. kemarahan yang dilakukannya.
selama ini telah 3. Motivasi klien
dilakukannya. menceritakan perasaan
2. Klien dapat klien setelah tindak
mengungkapkan kekerasaan tersebut
perasaannya saat terjadi
melakukan 4. Diskusikan apakah
kekerasaan dengan tindak kekerasan
yang dilakukannya,
3. Klien dapat masalah yang dialami
mengetahui teratasi.
efektifitas cara yang
dipakai dalam
menyelesaikan
masalah.
TUK 5 Setelah diberikan 1. Diskusikan dengan
Klien dapat asuhan keperawatan klien akibat negatif
mengiditifikasi selama....x.... (kerugian) cara yang
akibat perilaku pertemuan diharapkan dilakukan kepada
kekerasan :
1.Klien dapat a. Diri sendiri
menjelasan akibat b. Orang lain
dari cara yang c. Lingkungan
digunakan klien Diri
2. Bersama klien
sendiri: luka, dijauhi
menyimpulkan akibat
teman. Orang
cara yang digunakna
lain/keluarga, luka,
oleh klien
tersingguang,
ketakutan.
Lingkungan: barang
atau benda rusak.
TUK 6 Setelah diberikan 1. Diskusikan dengan
Klien dapat asuhan keperawatan klien :
mengidentifikasi selama....x....
a. Apakah klien mau
cara konstruktif pertemuan diharapkan :
mempelajari cara
dalam merespon 1. Klien dapat
baru mengungkan
terhadap menjelaskan cara-
marah yang sehat
kemarahan cara sehat
b. Jelaskan berbagai
mengungkapkan
alternatif untuk
marah
pilihan
mengungkapkan
marah selain
perilaku kekerasan
yang diketahui klien
c. Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkapkan
marah
2. Cara fisik: nafas dalam,
pukul bantal/kasur, olah
raga

3. Verbal: mengungkapkan
bahwa dirinya sedang
kesal pada orang lain
4. Sosial: latihan asertif
dengan orang lain

5. Spritual:sembahyang/do
a, meditasi, sesuai
keyakinan agamanya
masing-masing.

TUK 7 Seleah diberikan 1. Diskusikan cara yang


Klien dapat asuhan keperawatan mungkin dipilih dan
mendemonstrasik selama anjurkan klien memeilih
an cara ....x.... pertemuan cara yang mungkin
mengontrol diharapan : mengungkapkan
perilaku a. Klien dapat kemarhan
kekerasan mendemonstrasikan 2. Latih klien
cara mengontrol memperagakan cara
perilaku kekerasan : yang dipilih
a. Peragakan cara
a. Fisik: tarik melaksanakan cara
nafas dalam, yang dipilih
pukul b. Jelaskan manfaat
bantal/kasur, cara tersebut
olah raga c. Anjurkan klien
b. Verbal: menirukan peragan
mengungkapkan yang sudah
bahwa dirinya dilakukan
sedang kesal d. Beri pujian pada
pada orang lain klien perbaiki cara
c. Sosial: latihan yang masih belum
asertif dengan sempurna
orang lain e. Anjurkan klien
d. Spritual: menggunakan cara
sembahyang/do yang sudah dilatih
a, jikir, saat marah/jengkel
meditasi, sesuai
keyakin
agamanya
masing-masing
TUK 8 Setelah dilakukan 1. Diskusikan pentingnya
Klien asuhan keperawatan peran keluarga sebagai
mendapat selama....x...pertemuan pendukung klien untuk
dukungan diharapkan mengatasi perilaku
keluarga dalam 1. Keluarga klien kekerasan
mengontrol dapat: 2. Diskusikan potensi
perilaku keluarga untuk
a. Menjelaskan cara
kekerasan membantu klien
merawat klien
mengatasi perilaku
dengan perilaku
kekerasan
kekerasan
b. Mengungkapkan 3. Jelaskan pengertian,
rasa puas dalam penyebab, akibat, dan
merawat klien cara merawat klien
c. Tanyakan perilaku kekerasan yang
perasaan dapat dilaksanakan oleh
keluarga setelah keluarga
mencoba cara 4. Peragakan cara merawat
yang dilakukan klien(menangani
perilaku kekerasan)
5. Beri kesempatan
keluarga untuk
memperagakan ulang
6. Beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan.
TUK 9 Setelah diberikan 1. Jelaskan manfaat
Klien dapat asuhan keperawatan menggunakan obat
menggunakan selama...x...pertemuan secara teratur dan
obat-obat yang diharapkan kerugian jika tidak
diminum dan 1. Klien dapat minum obat
kegunaannya menjelaskan. 2. Jelaskan kepada
(jenis, waktu, pasien :
a. Manfaat minum
dosis dan efek) a. Jenis obat(nama,
obat
warna, dan bentuk
b. Kerugian tidak
obat)
minum obat
b. Dosis yang tepat
c. Nama obat
untuk kien
d. Bentuk dan
c. waktu pemakian
warna obat
cara pemakian
e. Dosis yang
d. cara pemakian
diberikan e. efek yang akan
kepadana dirasakan klien
f. Waktu pemakian 3. Anjurkan klien :
g. Cara pemakian a. Minta dan
h. Efek yang menggunakan obat
dirahasakan tepat waktu
b. Lapor ke perawat
atau dokter jika
mengalami efek
yang tidak biasa
c. Beri pujian apabila
klien teratur minum
obat
2.2.4 Implementasi

Menurut Keliat (2011), implemntasi keperawatan disesuaikan dengan rencana

tindakan keperawatan dengan memperhatikan dan mengutamakan masalah utama yang

aktual dan mengancam integritas klien beserta lingkungannya. Sebelum melaksanakan

tindakan keperawatan yang sudah direncanakan, perawat perlu mmevalidasi apakah

rencana tindakan keperawtan masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi saat ini.

Menurut Damaiyanti (2012), tindakan keperawtan pada klien dengan perilaku kekerasan

dengan menggunakan pendekatan pelaksanaan (SP)

1) SP1 Pasien

a. Mengidentifikasi penyebab PK

b. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK

c. Mengidentifikasi PK yang dilakukan

d. Mengidentifikasi akibat PK
e. Menyebutkan cara mengontrol Pk

f. Melatih mencegah PK dengan cara fisik 1: tarik nafas dalam

g. Memasukan ke jadwal kegiatan harian

2) SP2 Pasien

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

b. Melatih klien mengontrol PK dengan cara fisik 2: pukul kasur dan bantal

c. Menganjurkan klien memasukkan kedalam kegiatan harian

3) SP3 Pasien

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

b. Melatih mengontrol PK dengan cara sosial/verbal.

c. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam kegiatan harian.

4) SP4 Pasien

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

b. Melatih klien mengontrol PK dengan cara spritual.

c. Menganjurkan klien memasukkan kedalam kegiatan harian

5) SP5 Pasien

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

b. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

c. Melatih klien mengontrol PK dengan minum obat.

d. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam kegiatan harian.

a. Untuk keluarga

1) SP1 Keluarga

a. Mendiskusikan maslah dirasakan keluarga dalam merawat klien


b. Menjelaskan pengertian PK , tanda dan gejala perilaku kekerasan, serta

proses terjadinya PK

2) SP2 Keluarga

a. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawt klien dengan PK.

b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien PK

3) SP3 Keluarga

a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum

obat (discharge planning).

b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang.

1.2.5 Evaluasi

Evaluasi menurut Keliat (2010) adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai
efek dari tindakan keperawatan yang dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu evaluasi proses atauformatif dan evaluasi hasil atausumatif yang dilakukan
dengan membandingkan respon pasien dengan tujuan yang telah ditentukan, sedangkan
menurut Direja (2011) evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon pasien.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan S.O.A.P diantaranya sebagai
berikut :

S: Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

Dapatdiukur dengan menanyakan: “Bagaimana perasaan bapak setelah latihan nafas

dalam?”

O: Respon objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

Dapat diukur dengan mengobservasi perilaku pasien pada saat tindakan dilakukan

atau menanyakan kembali apa yang telah diajarkan atau member umpan balik sesuai

dengan hasil observasi.


A: Analisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah

masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan

masalah yang ada, dapat pula membandingkan hasil dengan tujuan.

P: perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analis pada respon klien yang

terdiri dari tindak lanjut klien dan tindak lanjut perawat.


DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A,. 2019. Model Praktek Keperawatan Jiwa Profesional. Jakarta : EGC

Kusumawati, farida. 2011.Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta :salemba medika

Ma’rifatul, lilik.2011.keperawatan jiwa.yogyakarta:graha ilmu

Maramis. 2015. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press

Videbeck, Sheila L. 2018. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta :EGC

Videbeck, Sheila L. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Alih


bahasa: Renata Komalasari. Jakarta: EGC.

Yosep, I. 2012. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung : PT Refika Aditama

Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa Bandung: Rafika Aditama.

Dermawan, Deden. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Keliat, B. A. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. (Edisi 2). Jakarta: EGC.
Nama Mahasiswa :Ni Putu Dian Yuniantari,
S.Kep NIM : C2221127
Tgl Pengkajian : 5 Juli 2021

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


Ruang rawat : -
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn PD Umur : 48 Tahun
Tanggal masuk RS : No CM :
Alamat : Jalan Pratu Made Rambug No 48
Batu Bulan, Gianyar Pendidikan : S1
Status perkawinan : Lajang Pekerjaan : Tidak Bekerja
Sumber data : Adik Klien
Bentuk tubuh : Normal

II. ALASAN MASUK


Adik Klien mengatakan kakaknya pernah dirawat di RSJ Bogor pada tahun 2000 selama 8 bulan
akibat suka marah-arah tidak jelas dan mengamuk, serta suka mebanting benda yang ada di
sekitarnya, klien mengamuk akibat berdebat dengan ibu dan ayah. Kemudian klien menangis
histeris sepanjang hari seperti orang stress berat hingga ahirnya ayah dan ibu mengantar klien ke
RSJ. Setelah di rawat di RSJ keadaan klien mulai membaik, minum obat teratur hanya dosisnya di
turunkan oleh dokter
Setelah keluar dari RSJ Keluarga klien memutuskan pindah ke Bali, sejak saat itulah kakak nya
menjadi orang yang pendiam tidak banyak bicara dengan Ayah dan Ibu termasuk dirinya, ketika
mulai di ajak bicara klien akan menatap tajam lawan bicara dan bibir klien nampak berbicara kecil
kemudian akan membanding barang yang ada di sekitarnya. Kejadian ini terus terulang, klien tidak
mau di urus, dan melakukan sesuatu sesai kehendak nya saja. Ayah dan Ibu makin lama kian pasrah
dengan keadaan anak nya hingga Ibu dan Ayah meninggal beturut-turut pada tahun 2017 dan 2018
yang lalu. Klien tinggal terpisah dengan adikknya yang sudah menikah dan tinggal dengan suamin.
Klien tidak mau tinggal bersama dengan adikknya, dan hanya tinggal di rumah BTN Perumahan
Dosen peninggalan Ayah. 1 bulan sekali adik klien akan melihat kondisi kakak nya di rumah
tersebut. Aktivitas sehari-hari masih bisa dilakukan sendiri, hanya jika adikknya terlalu ikut campur
kakanya (klien) akan mulai mengumik sendiri dan menatap tajam adiknya sebagai lawan bicara.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
( √ ) ya, tahun : 2000 ( ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya kemana :
Hanya di RSJ di Bogor saat pertama kali mengamuk tahun 2000
3. Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
Kekerasan Dalam Keluarga 27 tahun Ayah Klien Ibu
Aniaya Seksual
Penolakan
Aniaya Fisik
Tindakan Kriminal
Jelaskan :
Adik klien mengatakan kakak nya saat berada di Bogor sering berdebat dengan Ibu dan
Ayah nya mengenai hal-hal kecil, dan yang paling membuat berdebat hebat adalah ketika
klien memiliki pacar yang beragama Muslim, mengetahui itu Ayah dan Ibu mengatakan
tidak setuju dengan hubungan mereka karena perbedaan Agama. Ayah dan Ibu mencurigai
bahwa anaknya telah di guna-guna sehingga selalu tunduk dengan pacarnya dan selalu
marah dirumah kepada orang tua, mengingat Ayah adalah sosok yang sangat keras terhadap
anaknya, dan tidak percaya anaknya begitu berani melawan Ayah. Ayah dan Ibu
berpendapat setiap pulang dari bertemu dengan pacar nya kakak akan seperti orang
linglung dan mudah tersinggung, semua kehendaknya harus dituruti. Hingga pada saat
kakak mengatakan akan pindah Agama menjadi seorang mualaf, saat itulah Ayah sangat
marah, sempat melakukan pemukulan terhadap kakak dan sebaliknya mereka sempat adu
fisik bertengkar.

4.Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? ( ) ya (√ ) tidak


Hubungan keluarga :
Gejala :
Riwayat pengobatan :
5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan? (perceraian/ perpisahan/konflik dsb)
Adik Klien mengatakan Klien sering bertengkar dengan Ayah dan Ibu mengenai hal kecil,
terutama puncak kemarahan terjadi ketika Klien bersikeras akan menjadi Mualaf demi pacarnya
hinnga membuat Ayah dan Ibu sangat marah dan saling adu pukul dengan Klien, klien
mengamuk histeris sepanjang hari dan diputuskan untuk di bawa ke RSJ Bogor hingga di rawat
disana selama 8 bulan

IV. FAKTOR PRESIPITASI


Klien akan marah dan menatap tajam Ayah, Ibu dan Adikny saat di ajak bicara, jika terus bertanya
akan hal yang sama terhadap nya klien akan semakin marah, histeris hingga melempar barang yang
ada disekitarnya

V. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN DAN KELUARGA


1. PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA
Klien nampak menatap adiknya dengan tatapan marah dan mengepalkan tangan

2. PERSEPSI KELUARGA ATAS MASALAHNYA


Klien tidak mau di urus dan di ajak bicara, setiap mecoba mengajak bicara klien akan marah dan
teriak

3. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN


MASALAH Klien mengatakan hanya ingin sendiri supaya tidak marah-marah

4. HARAPAN KELUARGA SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN MASALAH


Adik klien mengatakan kakaknya tidak marah-marah lagi terhadapnya, setidaknya klien mau
menyapa adiknya

VI. KOPING DAN HARAPAN KLIEN/KELUARGA


1. Koping klien terhadap masalah yang dihadapi
Klien mengatakan akan jika merasa bertemu dengan Ayah, Ibu, dan Adik emosinya akan
meningkat, klien memilih untuk diam untuk menahan emosi atau tidak berjalan kaki yang
jauh supaya tidak marah
2. Koping keluarga terhadap masalah klien
Adik klien mengatakan selalu berusaha untuk mengawasi kakak nya, Klien memang
sering dikunjungi saudara jauh karena perintaan adik nya supaya ada yang mengontrol
kakaknya tersebut, namun jika sudah emosi dan marah klien sering berjalan jarak jauh
namun akan balik lagi kerumah

VII. PEMERIKSAAN FISIK


1. TD : 110 mmHg N : 68 X/menit S : 36 °C P : 18 X/menit

2. Berat Badan : 55 Kg TB : 165 Cm

3. Keluhan Fisik
Tidak ada keluhan fisik

VIII. KELUARGA
GENOGRAM
Ket : Laki-laki
Perempuan
Garis Keturunan
Tinggal Serumah
Klien

/ Meninggal

1. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Adik klien mengatakan semua pengambilan keputusannya berada pada orang tua (Ayah
dan Ibu)
2. PERSEPSI PERAN DALAM KELUARGA
-
3. PERSEPSI KEMAMPUAN KELUARGA
Ayah dan Ibu klien sudah meninggal, Adiknya adalah seorang karyawan Swasta
IX. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
Citra Tubuh : Klien mengatakan tidak ada yang disukai dari tubuhnya

Ideal Diri : Klien mengatakan penyebab keluhan yang terjadi akibat teringat perdebatan
yang dulu terjadi jika melihat anggota keluarganya, serta sangat emosi
melihat mereka

Harga Diri : Klien mengatakan ia bukanlah anggota keluarga yang baik

Identitas : Klien mengatakan namanya ”Pak Putu Dr” Namapanggilan yang disukai ”Pak
Putu”. Asal dari Tabanan dan Bogor, belum menikah

Peran : Klien mengatakan belum mampu jadi anak dna keluarga yang baik

2. HUBUNGAN SOSIAL
Orang yang berarti : Klien mengatakan pacarnya

Peran serta dalam kehidupan masyarakat/ kelompok :


Klien mengatakan tidak ikut-ikutan

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :


Klien mengatakan tidak ada hambatan, hanya takut cepat emosi dan marah jika dengan
orang lain

3. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN


Klien mengatakan dulu pernah bekerja sebagai pengajar di sekolah seni

4. GAYA HIDUP
Klien mengatakan lebih enak hidup sendiri tidak ada yang mengatur-atur hidupnya. Klien
mengatakan biasa merokok 1 bungkus sehari, minum-minuman beralkohol jarang
5. BUDAYA
Klien mengatakan tidak pernah ikut kegiatan sekitaran BTN

6. SPIRITUAL
Nilai dan keyakinan :
Klien mengatakan beragama Hindu

Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan jarang sembahyang

X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
( ) tidak rapi ( ) penggunaan pakaian yang tidak sesuai ( ) cara berpakaian tidak
seperti biasanya
Jelaskan : Klien nampak selalu menggunakan celana hitam panjang, baju berketah warana coklat,
dan menggunakan sandal jepit, pakaian yang digunakan nampak sama dari hari ke hari

2. Aktivitas Motorik
( ) lesu ( ) tik ( ) gelisah ( ) tremor
( √ ) tegang ( ) grimasem ( ) agitasi ( ) kompulsif
Jelaskan : nampak tegang dan cepat saat menjelaskan sesuatu, dan kadang nada nya
tinggi

3. Alam Perasaan
(√ ) sedih ( ) kuatir ( ) gembira berlebihan ( ) ketakutan
( ) putus asa
Jelaskan : klien nampak emosi jika ditanya hal yang sama berulang kali, klien juga merasa sedih
karena teringat pacarnya

4. Afek
( √ ) labil ( ) datar ( ) tumpul ( ) tidak sesuai

Jelaskan : afek klien dan ekspresi wajah labil, duduk berjauhan dengan perawat, sesekali
berbicara dengan nada tinggi
5. Interaksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) defensif ( ) curiga
( ) tidak kooperatif ( ) mudah tersinggung
Jelaskan : klien cukup kooperatif saat di wawancara, kontak mata menatap tajam, duduk
berjauhan dengan perawat

6. Persepsi : halusinasi
( ) pengecapan ( ) pendengaran ( ) perabaan ( ) penglihatan
( ) penciuman
Jelaskan : Klien mengatakan tidak ada masalah

7. Isi pikir
( ) obsesi ( ) depersonalisasi ( ) pikiran magis
( ) phobia ( ) ide yang terkait ( ) hipokondria
Waham
( ) agama ( ) nihilistik ( ) curiga ( )kontrol
pikir ( ) somatik ( ) sisip pikir ( ) kebesaran ( ) siar pikir
Jelaskan : Klien tidak ada masalah dengan isi pikir baik dari obsesi, waham, dan pikiran magis

8. Arus Pkir
( ) sirkumstansial ( ) flight of idea ( ) perseverasi
( ) tangensial ( √ ) blocking ( ) kehilangan asosiasi
Jelaskan : Klien saat di ajak bicara beberapa kali blocking menjawab pertanyaan perawat

9. Tingkat Kesadaran
(√ ) bingung ( ) stupor ( ) disorientasi orang
( ) sedasi ( ) disorientasi waktu ( ) disorientasi tempat
Jelaskan : tingkat kesadaran baik namun klien kadang bingung menjawab pertanyaan

10. Memori
( ) gangguan daya ingat jangka panjang ( ) gangguan daya ingat saat ini
( ) gangguan daya ingat jangka pendek ( ) konfabulasi
Jelaskan : Klien tidak mengalami gangguan daya ingat, klien masih mampu menceritakan
pengalaman masa lalunya

11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


( ) Mudah beralih ( ) Tidak mampu berkonsentrasi
( ) Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Klien mampu menyebutkan nama, tempat dan waktu, juga mampu berhitung sederhana

12. Kemampuan Penilaian


( ) Gangguan Ringan ( ) Gangguan bermakna
Jelaskan : Klien mampu menentukan kapan mandi, makan, dan istirahat

13. Daya Tilik Diri


( ) Mengingkari penyakit yang diderita ( ) Menyalahkan hal – hal diluar dirinya
Jelaskan : Klien saat pengkajian mampu menjawab bahwa dirinya saat ini hidup sendiri dan
pernah dirawat di RSJ

XI. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


1.Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
( ) makanan ya tidak ( ) transportasi ya tidak
( ) keamanan ya tidak ( ) tempat tinggal ya tidak
( ) perawatan kesehatan ya tidak ( ) uang ya tidak
( ) pakaian ya tidak
Jelaskan : Klien tinggal dirumah nya

2. Kegiatan hidup sehari – hari


A. Perawatan diri
Bantuan Total Bantuan Minimal
( ) mandi
( ) kebersihan
( ) makan
( ) BAK / BAB
( ) ganti pakaian
Jelaskan : Klien mandiri untuk mandi, makan BAK, BAB, dan berganti pakaian. Klien
tampak tidak pernah mencukur rambut, kumis, dan jambang nya. Terlihat kotor
dengan pakaian yang dari hari ke hari nampak tidak pernah diganti. Tercium bau
badan tidak sedap. Rumah klien nampak kotor tumbuh tumbuhan merambat di
area rumah hingga menjalar ke bagian jendela, tampak bangunan rumah yang
sudah rusak seperti genteng bocor dan halaman yang tidak pernah di sapu

B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda (√ ) ya ( ) tidak
Apakah anda makan memisahkan diri ( ) ya, jelaskan
( √ ) tidak
Frekuensi makan sehari 2 x sehari Frekuensi kudapan sehari - x sehari
Nafsu makan : ( √ ) meningkat ( ) menurun ( ) berlebihan ( ) sedikit – sedikit
Berat Badan : (√ ) meningkat ( ) menurun
Berat Badan terendah : 55 kg Berat Badan tertinggi : 165 kg
Jelaskan :

C. Tidur
Apakah ada masalah tidur : Tidak ada
Apakah merasa segar setelah bangun tidur : ya
Apakah ada kebiasaan tidur siang : kadang-
kadang Lama tidur siang 2 jam
Apa yang menolong tidur
Tidur malam : 22.00 bangun jam : 06.00
Apakah ada gangguan tidur : ( ) sulit untuk tidur ( ) bangun terlalu pagi
( ) sonambulisme ( ) terbangun saat tidur ( ) gelisah saat tidur ( ) berbicara saat
tidur
Jelaskan : Tidak ada gangguan tidur
3. Kemampuan Klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri (√ ) ya ( ) tidak
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri (√ ) ya ( ) tidak
Mengatur penggunaan obat ( ) ya (√ ) tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan ( ) ya (√ ) tidak
Jelaskan : Adik klien mengatakan, kakaknya tidak pernah mau di ajak berobat, setiap diajak
bicara akan selalu emosi

4. Klien memiliki sistem pendukung


Keluarga : ya √ tidak
Terapis : ya tidak √
Teman sejawat : ya √ tidak
Kelompok sosial : ya tidak √
Jelaskan :

5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ? (√ ) ya ( )


tidak Jelaskan :

XII. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik : Schizofrenia

Terapi medik : Adik klien mengatakan tidak melanjutkan terapi medik. Klien tidak mau minum obat
ANALISA DATA

Inisial Klien : Tn ”PD” Nama Mahasiswa : Ni Putu Dian Yuniantari


No. RM :- Diagnosa medik : Schizofrenia

No Data Subyektif dan Data Obyektif Masalah Keperawatan

1 DS : Risiko Perilaku Kekerasan


Klien mengatakan masih kesal dengan Ayah, Ibu dan adiknya
walaupun Ayah dan Ibu nya sudah meninggal
Klien dikatakan oleh adiknya tidak bisa melupakan dendam
nya kepada Ayah dan Ibu karena selalu dikekang, hingga
dirinya juga ikut menjadi korban dendam klien

DO : Klien tampak kesal jika disinggung masalah Ayah dan


Ibu nya terdahulu, klien nampak tegang saat dia ajak
berbicara, menatap tajam perawat, saat berbicara nada sedikit
meninggi, keras dan cepat

2 DS : Mekanisme Koping Individu


Klien mengatakan cenderung cepat emosi jika mengingat Tidak Efektif
masalahnya dengan orang tuanya terdahulu. Klien juga
mengatakan jika sudah bosan dan emosi klien akan pergi dari
rumah dan berjalan di jalan raya hingga bosan
DO :
Klien nampak merasa kesal, menatap tajam. Klien terkadang
mau mengikuti kegiatan yang dianjurkan perawat dan kadang
menolak jika perasaanya tidak nyaman
3 DS : Defisit Perawatan Diri
Klien mengatakan mandi 1 kali sehari pada sore hari

DO :
Klien tampak tidak mengganti pakaian, pakaian yang
digunakan dari hari ke hari tapak sama tidak diganti, terlihat
kotor, tidak pernah mencukur rambut kumis dan jambang, klien
juga tercium bau badan tidak sedap
XIII. POHON MASALAH
Risiko menciderai diri/oraang lain (Efect)

Risiko Perilaku Kekerasan (Core Problem)

Defisit Perawatan Diri Mekanisme Koping Individu Tidak Efektif (Cause)


XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risisko Perilaku Kekerasan
2. Mekanisme Koping Individu Tidak efektif
3. Defisit Perawatan Diri

XV. RENCANA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


Diagnosa Perencanaan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Risiko TUM
Perilaku Setelah dilakukan 3
Kekerasan kali pertemuan
klien mampu
mengontrol
perilaku kekerasan
TUK 1 Setelah diberikan asuhan 1. Beri salam panggil
Klien dapat keperawatn selama 3 kali nama klien
membina hubungan pertemuan diharapkan : 2. Sebutkan nama
saling percaya 1. Klien mampu
perawat sambil jabat tangan
dengan membalas salam
3. Jelaskan maksud
2. Klien mau berjabat
hubungan interaksi
tangan
4. Jelaskan tentang
3. Klien mau menyebut
kontrak yang akan dibuat
namanya
4. Klien mau 5. Beri rasa aman dan
tersenyum sikap empati
5. Klien mau kontak 6. Lakukan kontak
mata singkat tapi sering
6. Klien 7. Bantu klien
mengetahui mengungkapkan perasaan
nama marahnya
8. Motivasi klien untuk
menceritakan penyebab rasa
kesal atau jengkel
9. Dengarkan tanpa
menyela atau member
penilian setiap ungkapan
perasaan klien.
TUK 2 Setelah diberikan asuhan 1. Bantu klien
Klien dapat keperawatan selama 3 mengungkapkan
mengidentifikasi kali pertemuan perasaan marahnya.
penyebab perilaku diharapkan :
2. Motivasi klien untuk
1. Klien dapat menceritakan penyebab
mengungkapkan rasa kesal atau jengkel
perasaannya 3. Dengarkan tapa menyela
2. Klien dapat atau memberi penilaian
mengungkapkan setiap ungkapan
penyebab perasaan perasaan klien
jengkel/kesal (dari
diri sendiri, dari
lingkungan/orang
lain)

TUK 3 Setelah diberikan asuhan 1. Bantu klien


Klien dapat keperawatan mengungkapkan tanda-tanda
mengidentifikasi selama...x...pertemuan perilaku kekerasaan yang
tanda dan gejala diharapkan
dialaminya.
perilaku 1. Klien dapat
2. Motivasi klien
mengungkapkan
menceritakan kondisi fisik
tanda fisik mata
(tanda-tanda fisik) saat
merah, tangan
perilaku kekerasan terjadi.
mengepal, ekspresi
3. Motivasi klien
tegang.
menceritakan kondisi
emosinya (tanda-tanda
emosional)nsaat terjadi
perilaku kekerasan.
4. Motivasi klien
menceritakan kondisi
hubungan dengan orang lain
(tanda-tanda sosial) saat
terjadi perilaku kekerasan.

TUK 4 Setelah diberikan asuhan 1. Diskusikan dengan


Klien dapat keperawatan klien perilaku kekerasan
mengidentifikasi selama...x...pertemuan yang dilakukan selama ini
jenis perilaku diharapkan
2. Motivasi klien
kekerasan yang 1. Klien dapat
pernah menceritakan jenis-jenis
mengungkapkan jenis-
dilakukanya. tindak kekerasan yang
jenis ekspresi kemarahan
selama ini pernah
yang selama ini telah
dilakukannya.
dilakukannya.
3. Motivasi klien
2. Klien dapat
menceritakan perasaan klien
mengungkapkan
setelah tindak kekerasaan
perasaannya saat
tersebut terjadi
melakukan kekerasaan
4. Diskusikan apakah
3. Klien dapat
dengan tindak kekerasan
mengetahui efektifitas
yang dilakukannya, masalah
cara yang dipakai dalam
yang dialami teratasi.
menyelesaikan
masalah.
TUK 5 Setelah diberikan 1. Diskusikan dengan klien
Klien dapat asuhan keperawatan akibat negatif (kerugian)
mengiditifikasi selama....x......pertemuan cara yang dilakukan
akibat perilaku diharapkan :
kepada
kekerasan 1. Klien dapat
menjelasan a. Diri sendiri
akibat dari
cara yang b. Orang lain
digunakan c. Lingkungan
klien Diri
sendiri: luka,
dijauhi 2. Bersama klien
teman. Orang menyimpulkan akibat
lain/keluarga, cara yang digunakna
luka, oleh klien
tersingguang,
ketakutan.
Lingkungan:
barang atau
benda rusak.

TUK 5 Setelah diberikan 3. Diskusikan dengan klien


Klien dapat asuhan keperawatan akibat negatif (kerugian)
mengiditifikasi selama....x......pertemuan cara yang dilakukan
akibat perilaku diharapkan :
kepada
kekerasan 2. Klien dapat
menjelasan d. Diri sendiri
akibat dari e. Orang lain
cara yang f. Lingkungan
digunakan
klien Diri 4. Bersama klien
sendiri: luka, menyimpulkan akibat
dijauhi cara yang digunakna
teman. Orang oleh klien
lain/keluarga,
luka,
tersingguang,
ketakutan.
Lingkungan:
barang atau
benda rusak.

TUK 6 Setelah diberikan asuhan 1. Diskusikan dengan klien :


Klien dapat keperawatan
mengidentifikasi selama....x......pertemuan a. Apakah klien mau
cara konstruktif diharapkan : mempelajari cara
dalam merespon 1. Klien dapat baru mengungkan
terhadap menjelaskan cara- marah yang sehat
kemarahan cara sehat b. Jelaskan berbagai
mengungkapkan alternatif untuk
marah pilihan
mengungkapkan
marah selain perilaku
kekerasan yang
diketahui klien
c. Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkapkan
marah
2. Cara fisik: nafas dalam,
pukul bantal/kasur, olah
raga

3. Verbal: mengungkapkan
bahwa dirinya sedang
kesal pada orang lain

4. Sosial: latihan asertif


dengan orang lain

5. Spritual:sembahyang/doa,
meditasi, sesuai
keyakinan agamanya
masing-masing.

TUK 7 Seleah diberikan asuhan 1. Diskusikan cara yang


Klien dapat keperawatan selama mungkin dipilih dan
mendemonstrasikan ....x.... pertemuan anjurkan klien memeilih
cara mengontrol diharapan :
cara yang mungkin
perilaku kekerasan 1. Klien dapat
mengungkapkan
mendemonstrasikan cara
kemarhan
mengontrol perilaku
2. Latih klien
kekerasan :
memperagakan cara yang
a. Fisik: tarik nafas dipilih
dalam, pukul a. Peragakan cara
bantal/kasur, olah melaksanakan cara yang
raga dipilih
b. Verbal: b. Jelaskan manfaat
mengungkapkan cara tersebut
bahwa dirinya c. Anjurkan klien
sedang kesal menirukan peragan yang
pada orang lain sudah dilakukan
c. Sosial: latihan d. Beri pujian pada
asertif dengan klien perbaiki cara yang
orang lain masih belum sempurna
d. Spritual: e. Anjurkan klien
sembahyang/doa, menggunakan cara yang
jikir, meditasi,
sesuai keyakin sudah dilatih saat
agamanya marah/jengkel
masing-masing

TUK 8 Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan pentingnya


Klien mendapat keperawatan peran keluarga sebagai
dukungan selama....x...pertemuan pendukung klien untuk
keluarga dalam diharapkan
mengatasi perilaku
mengontrol 1. Keluarga klien dapat:
perilaku kekerasan
kekerasan a. Menjelaskan cara 2. Diskusikan potensi
merawat klien dengan keluarga untuk membantu
perilaku kekerasan klien mengatasi perilaku
b. Mengungkapkan kekerasan
rasa puas dalam merawat 3. Jelaskan pengertian,
klien penyebab, akibat, dan cara
c. Tanyakan merawat klien perilaku
perasaan keluarga kekerasan yang dapat
setelah mencoba cara dilaksanakan oleh keluarga
yang dilakukan 4. Peragakan cara
merawat klien(menangani
perilaku kekerasan)
5. Beri kesempatan
keluarga untuk
memperagakan ulang
6. Beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan.

TUK 9 Setelah diberikan asuhan 1. Jelaskan manfaat


Klien dapat keperawatan menggunakan obat
menggunakan obat- selama...x...pertemuan secara teratur dan
obat yang diminum diharapkan
kerugian jika tidak
dan kegunaannya 1. Klien dapat
(jenis, waktu, dosis minum obat
menjelaskan.
dan efek) 2. Jelaskan kepada klien :
a. Manfaat minum a. Jenis obat(nama,
obat warna, dan bentuk obat)
b. Kerugian tidak b. Dosis yang tepat
minum obat untuk kien
c. Nama obat c. waktu pemakian cara
pemakian
d. Bentuk dan d. cara pemakian
warna obat e. efek yang akan
e. Dosis yang dirasakan klien
diberikan kepadana 3. Anjurkan klien :
f. Waktu pemakian a. Minta dan
g. Cara pemakian menggunakan obat tepat
h. Efek waktu
yang dirahasakan b. Lapor ke perawat
atau dokter jika mengalami
efek yang tidak biasa
c. Beri pujian apabila
klien teratur minum obat

XVI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Hari/tanggal: Kamis/5 Agustus 2021 Evaluasi


Jam: 10.00 WITA
Tindakan Keperawatan S:
DS : - Klien mengatakan namanya “Pak Putu”
- Klien mengatakan namanya “Pak berasal dari Bogor dan Tabanan, uurnya 48
Putu” berasal dari Bogor dan tahun, belum menikah
Tabanan, uur 48 tahun, belum
menikah
DO :
- Klien nampak mau berbicara dengan
perawat O:
- Tatapan mata tajam - Klien nampak mau berbicara dengan
- Duduk menjauhi perawat perawat
- Tampak menatap tajam adik nya - Tatapan mata tajam
- Suara meninggi - Duduk menjauhi perawat
- Tampak menatap taja adik nya
Diagnosa : Risiko perilaku kekerasan - Suara meninggi

Tindakan :
TUK 1 (SP 1) : membina hubungan saling
percaya
a. Menyapa klien dengan ramah
b. Memperkenalkan nama dengan
sopan
c. Menanyakan nama klien dan nama A :
panggilan klien - TUK 1 (SP 1) belum tercapai
d. Menjelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Memberi rasa nyaman dan empati
g. Menerima kebutuhan dasar klien
P:
- Lanjutkan dengan melakukan TUK 1 (SP 1)
Rencana Tindak Lanjut
TUK 1 (SP 1)
1. Membina hubungan saling percaya

TTD dan Nama Lengkap

(Ni Putu Dian Yuniantari, S.Kep)

Hari/tanggal: Kamis/5 Agustus 2021 Evaluasi


Jam: 10.30 WITA
Tindakan Keperawatan S:
DS : - Klien mengatakan masih ingat nama
- Klien mengatakan namanya “Pak perawat dan identitasnya
Putu” berasal dari Bogor dan - Klien mengatakan masih kesal dengan
Tabanan, uur 48 tahun, belum adik, Ayah dan Ibu
menikah - Klien mengatakan tidak suka melihat
DO : adiknya, membuat cepat emosi
- Klien nampak mau berbicara dengan O :
perawat - Klien sesekali melirik adiknya dan
- Tatapan mata tajam menatap tajam
- Duduk mendekati perawat - Kontak mata dengan perawat (+)
- Tampak menatap tajam adik nya - Klien tampak menjawab dengan cepat,
- Nada suara menurun tegas dan nadanya sedikit meninggi
- Klien nampak mulai menerima - Klien nampak mau berjabat tangan dengan
keberadaan perawat perawat
A:
Diagnosa : Risiko Perilaku Kekerasa - TUK 1 (SP 1) tercapai
P:
- TUK II (SP 2), TUK 3 (SP 3), TUK IV
(SP 4), TUK V (SP 5)
Rencana Tindak Lanjut
TUK II (SP 2), TUK 3 (SP 3), TUK IV (SP
4)
1. Mengidentifikasi tanda gejala TTD dan Nama Lengkap
perilaku kekerasan
2. Mengidentifikasi perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan
(Ni Putu Dian Yuniantari, S.Kep)
3. Mengidentifikasi akibat perilaku
kekerasan klien

Hari/tanggal: Jumat/6 Agustus 2021 Evaluasi


Jam: 11.00 WITA
Tindakan Keperawatan S:
DS : - Klien mengatakan kesal dengan Ayah dan
- Klien mengatakan kesal dengan Ibu karena suka bertengkar dengan dirinya
Ayah dan Ibu karena suka tentang masalah kecil. Klien juga tidak
bertengkar dengan dirinya tentang suka dengan adiknya karena ikut
masalah kecil. Klien juga tidak suka menentang nya. Klien mengatakan paling
dengan adiknya karena ikut kesal ketika dia tidak direstui dengan
menentang nya. Klien mengatakan pacarnya dan akan menjadi mualaf
paling kesal ketika dia tidak direstui - Klien juga mengatakan saling pukul
dengan pacarnya dan akan menjadi dengan Ayah hingga ia pernah di bawa ke
mualaf RSJ di Bogor
- Klien juga mengatakan saling pukul - Selain itu klien mengatakan kalau sudah
dengan Ayah hingga ia pernah di marah semua barang yang di dekatnya
bawa ke RSJ di Bogor akan di lempar hingga membuat tangan
DO : sakit terluka karena adu pukul dengan
- Klien nampak kooperatif Ayah dan barang-barang Ibu hancur semua
menceritakan masa lalunya O:
- Klien bercerita dengan nada tinggi - Klien nampak kooperatif menceritakan
- Klien kadang tampak tersenyum masa lalunya
sendiri - Klien bercerita dengan nada tinggi
- Klien kadang tampak tersenyum sendiri
Diagnosa : Risiko Perilaku Kekerasan menceritakan masa lalu nya

Rencana Tindak Lanjut


TUK II (SP 2), TUK III (SP 3)I, TUK IV
(SP 4), TUK V (SP 5) P:
- Lanjutkan dengan TUK VI (SP 6), TUK
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku VII (SP 7)
a. Memilih satu cara marah yang
kekerasan
konstruktif
2. Mengidentifikasi tanda gejala b. Mendemonstrasikan satu cara
perilaku kekerasan marah yang konstruktif
3. Mengidentifikasi jenis perilaku
kekerasan yang pernah dilakukan
TTD dan Nama Lengkap
4. Mengidentifikasi akibat perilaku
kekerasan klien

(Ni Putu Dian Yuniantari, S.Kep)

Hari/tanggal: Sabtu/7 Agustus 2021 Evaluasi


Jam: 11.00 WITA
Tindakan Keperawatan S:
DS : - Klien mengatakan memilih cara tarik nafas
- Klien mengatakan ada hal yang dalamm untuk mengontrol emosi
membuat nya marah kemarin - klien mengatakan ingin mecoba cara yang
sehingga dia tidak bisa tinggal diam diajarkan perawat
dirumah setelah memukulkan O :
tangannya ke tembok, ia mengatakan - klien tampak main-main saat di ajarkan
pergi jalan-jalan ke jalan raya cara mengontrol emosi dengan nafas
sampai larut malam. Klien dalam
mengatakan sangat lelah dan ahirnya - klien nampak tertawa saat diajarkan nafas
tertidur karena lelah berjalan dalam oleh perawat

DO : A : TUK VII (SP 7 ) belum tercapai


- Klien tampak kooperatif saat ditanya
kondisi sebelumnya yang ia alami
- Kontak mata (+) P:
- Nada bicara normal - lanjutkan TUK VII (SP 7 )
- Klien nampak tenang a. Mendemonstrasikan satu cara marah
- Duduk berdekatan dengan perawat yang konstruktif

Diagnosa : Risiko Perilaku Kekerasan

Rencana Tindak Lanjut


TUK VI (SP 6), TUK VII (SP 7)
1. Memilih satu cara marah yang
TTD dan Nama Lengkap
konstruktif
2. Mendemonstrasikan satu cara marah
yang konstruktif
(Ni Putu Dian Yuniantari, S.Kep)
Hari/tanggal: Minggu/8 Agustus 2021 Evaluasi
Jam: 11.00 WITA
Tindakan Keperawatan S:
DS : - Klien bersedia diajarkan kembali cara
- Klien mengatakan kemarin dirinya nafas dalam
tidak ada emosi O:
- Klien mengatakan ingin diajarkan - Klien tampak antusias
cara nafas dalam supaya lebih pintar - Kontak mata (+)
- Klien nampak serius mengulangi cara yang
DO : diajarkan oleh perawat
- Klien tampak antusias - Klien bisa mengulangi cara yang diajarkan
- Kontak mata (+) oleh perawat
- Klien nampak kooperatif
A : TUK VII tercapai
Diagnosa : Risiko Perilaku
P : Pertahankan kondisi klien, ingatkan kembali
Kekerasan TUK VII (SP 7)

Tindakan
TUK VII (SP 7)
1. Mendemonstrasikan satu cara marah TTD dan Nama Lengkap
yang konstruktif
Rencana Tindak Lanjut
Lanjutkan kembali TUK VII (SP 7)
(Ni Putu Dian Yuniantari, S.Kep)
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Oleh:
Ni Putu Dian Yuniantari,
S.Kep C2221127

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN BINA USADA BPAK
PUTU
2021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SETIAP HARI

Masalah: Perilaku kekerasan


Pertemuan: Ke 1 (satu)

A. Proses Keperawatan
Kondisi klien:
Klien datang ke rumah sakit diantar keluarga karena di rumah marah-marah dan
memecahkan piring dan gelas
Diagnosa keperawatan:
Perilaku kekerasan
Tujuan khusus:
TUK I (Bina Hubungan Saling Percaya)
1. Klien mau membalas salam
2. Klien mau menjabat tangan
3. Klien mau menyebutkan nama
4. Klien mau tersenyum
5. Klien mau kontak mata
6. Klien mau mengetahui nama perawat.
7. Klien mengungkapkan perasaannya
8. Klien dapat mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/ kesal (dari diri sendiri,
dari lingkungan/ orang lain).
Tindakan keperawatan:
1. Beri salam/ panggil nama
2. Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
3. Jelaskan maksud hubungan interaksi
4. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
5. Beri rasa aman dan sikap empati
6. Lakukan kontak singkat tapi sering
7. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
8. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/ kesal
B. Proses Pelaksanaan Tindakan
ORIENTASI
1. Salam terapeutik : Selamat pagi, nama saya Dian Yuniantari. Bisa dipanggil
Dian. Saya Mahasiswa Profesi Ners Stikes Bina Usada BPak Putu. Namanya
siapa, senang dipanggil apa?
2. Evaluasi/Validasi: Ada apa di rumah kenapa Pak Putu sampai dibawa kemari?
3. Kontrak:
a. Topik: Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang hal-hal yang
menyebabkan Pak Putu marah
b. Tempat: “Pak Putu maunya bercakap – cakap dimana?
c. Waktu: Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?
KERJA (Langkah-langkah tindakan keperawatan)
1. Apa yang membuat Pak Putu membanting piring dan gelas?
2. Apakah ada yang membuat Pak Putu kesal?
3. Apakah sebelumnya Pak Putu pernah marah?
4. Apa penyebabnya? Sama dengan yang sekarang?
5. Baiklah, jadi ada ……. (misalnya 3) penyebab Pak Putu marah-
marah. TERMINASI
1. Evaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien (subyektif) : Bagaimana perasaan Pak Putu setelah kita
bercakap-cakap?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : “Coba sebutkan siapa
nama saya? Apa Pak Putu masih ingat? Bagus. Sekarang coba sebutkan 3
penyebab Pak Putu marah. Bagus sekPak Putu”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan) : Baiklah, waktu kita sudah habis. Nanti coba Pak Putu ingat
lagi, penyebab Pak Putu marah yang belum kita bicarakan.
3. Kontrak yang akan dating :
a. Topik : Nanti akan kita bicarakan perasaan Pak Putu pada saat marah dan
cara marah yang biasa Pak Putu lakukan.
b. Tempat : Mau dimana kita bicara? Bagaimana kalau kita bicara disini lagi?
c. Waktu : Kira-kira 15 menit lagi ya. Sampai nanti.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SETIAP HARI

Masalah: Perilaku kekerasan


Pertemuan: Ke 2 (dua)

A. Proses Keperawatan
Kondisi klien:
Klien dapat menyebutkan penyebab marah
Diagnosa keperawatan:
Perilaku kekerasan
Tujuan khusus:
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan (TUK II)
2. Mengidentifikasi tanda gejala perilaku kekerasan (TUK III)
3. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang pernah dilakukan (TUK IV)
4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan klien (TUK V)
Tindakan keperawatan:
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2. Mengidentifikasi tanda gejala perilaku kekerasan
3. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan klien

B. Proses Pelaksanaan Tindakan


ORIENTASI
1. Salam terapeutik : Selamat siang Pak Putu.
2. Evaluasi/Validasi: Bagamana kabarnya hari ini? Apakah masih ada penyebab
kemarahan Pak Putu yang lain?
3. Kontrak:
a. Topik: Baiklah kita akan membicarakan perasaan Pak Putu saat sedang marah
b. Tempat: Mau dimana kita bercakap-cakap? Pak Putu maunya bercakap –
cakap dimana?
c. Waktu: Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?
KERJA (Langkah-langkah tindakan keperawatan)
1. Pak Putu pada saat dimarahi Ibu (salah satu penyebab marah), apa yang Pak
Putu rasakan?
2. Apakah ada perasaan kesal, tegang, mengepalkan tangan, mondar-mandir?
3. Lalu apa biasanya yang Pak Putu lakukan?
4. Apakah sampai memukul? Atau marah-marah?
5. Pak Putu, coba dipraktekkan cara marah Pak Putu pada suster Budi. Anggap
suster Dian adalah Ibu yang membuat Pak Putu jengkel. Wah bagus sekali Pak
Putu.
6. Nah, bagaimana perasaan Pak Putu setelah memukul meja?
7. Apakah masalahnya selesai?
8. Apa akibat perilaku Pak Putu?
9. Betul, tangan jadi sakit, meja bisa rusak, masalah tidak selesai dan akhirnya
dibawa ke rumah sakit
10. Bagaimana Pak Putu, maukah belajar cara mengungkapkan marah yang benar
dan sehat?
TERMINASI
1. Evaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien (subyektif) : Bagaimana perasaan Pak Putu setelah kita
bercakap-cakap?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) :
 Apa saja yang kita bicarakan?
 Benar, perasaan marah. Apa saja tadi? Ya betul, lagi, lagi, oke.
 Lalu cara marah yang lama, apa saja tadi? Ya betul, lagi, oke.
 Dan akibat marah apa saja? Ya betul, sampai dibawa ke rumah sakit
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan) : Baiklah, sudah banyak yang kita bicarakan. Nanti coba
diingat- ingat lagi perasaan Pak Putu sewaktu marah, dan cara Pak Putu marah
serta akibat yang terjadi.
3. Kontrak yang akan datang:
a. Topik : Besok kita mulai latihan cara marah yang baik dan sehat.
Tempat : Mau dimana nanti kita bicara? Bagaimana kalau kita bicara disini
lagi?
b. Waktu : Kira-kira 15 menit lagi ya. Sampai besok.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SETIAP HARI

Masalah: Perilaku kekerasan


Pertemuan: Ke 3 (tiga)

A. Proses Keperawatan
Kondisi klien:
Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marah, cara marah yang biasa dilakukan
serta akibat yang terjadi
Diagnosa keperawatan:
Perilaku kekerasan
Tujuan khusus:
1. Memilih satu cara marah yang konstruktif (TUK VI)
2. Mendemonstrasikan satu cara marah yang konstruktif (TUK VII)
Tindakan keperawatan:
1. Memilih satu cara marah yang konstruktif
2. Mendemonstrasikan satu cara marah yang konstruktif

B. Proses Pelaksanaan Tindakan


ORIENTASI
1. Salam terapeutik : Selamat siang Pak Putu.
2. Evaluasi/Validasi:
a. Bagaimana perasaan Pak Putu saat ini? Wah bagus.
b. Apakah ada yang membuat Pak Putu marah sore dan malam kemarin?
c. Bagaimana dengan perasaan, cara marah, dan akibat marahnya?
3. Kontrak:
a. Topik: Pak Putu masih ingat apa yang akan kita latih sekarang? Betul kita
akan latihan cara marah yang sehat
b. Tempat: Mau dimana kita bercakap-cakap? Pak Putu maunya bercakap –
cakap dimana?
c. Waktu: Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?
KERJA (Langkah-langkah tindakan keperawatan)
1. Pak Putu ada beberapa cara marah yang sehat, hari ini kita pelajari 1 cara
2. Nah, Pak Putu boleh pilih mau latihan nafas dalam atau pukul kasur dan bantal?
3. Baiklah, kita latihan nafas dalam
4. Jadi, kalau Pak Putu kesal dan perasaan sudah mulai tidak enak segera nafas
dalam agar cara marah yang lama tidak terjadi.
5. Caranya seperti ini, kita bisa berdiri atau duduk tegak. Lalu tarik napas dari
hidung dan keluarkan dari mulut.
6. Coba ikuti saya ya, tarik dari hidung. Ya bagus, tahan sebentar, dan tiup dari
mulut. Oke, ulang sampai 5 kali.

TERMINASI
1. Evaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien (subyektif) : Bagaimana perasaan Pak Putu setelah latihan,
ada perasaan plong atau lega?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) :
 Coba apa yang sudah kita pelajari?
 Bagus, berapa kali Pak Putu tarik napas dalam?
 Ya benar, 5 kali Pak Putu.
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan) :
a. Nah, berapa kali sehari Pak Putu mau latihan? Bagaimana kalau 3 kali?
b. Mau kapan saja? Bagaimana kalau pagi bangun tidur, lalu siang sebelum
makan dan malam sebelum tidur
c. Juga lakukan kalau ada yang membuat kesal
d. Bagimana kalau kita buat jadwal kegiatannya? Nah, ini caranya.
3. Kontrak yang akan datang:
a. Topik : Nah, waktu kita sudah habis, nanti siang kita belajar cara lain.
b. Tempat : Mau dimana nanti kita bicara? Bagaimana kalau kita bicara disini
lagi?
c. Waktu : Kira-kira 15 menit lagi ya. Sampai besok.
TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)

ID soal 1 (diisi kode identitas soal oleh panitia)

Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya


Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural
knowledge) Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen

Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif

Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /
: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan

Kasus (vignete)

Laki-laki berusia 48 tahun dibawa ke UGD RSJ karena mengamuk di rumah. Hasil pengkajian tatapan
mata pasien tajam. Tangan mengepal sambil memukul-mukul tempat tidur. Perawat akan melakukan
pengikatan pada pasien

Pertanyaan soal
Apakah prinsip etik yang dilakukan pada kasus tersebut ?

Pilihan jawaban
a. Non malefience
b. Benefience
c. Autonomy
d. Veracity
e. Justice

Kunci Jawaban: a. Non malefience


Referensi: Referensi : NANDA. 2018. Diagnosis Keperawatan : Definisi &
Klasifikasi 2018-2020 Edisi 11. Jakarta : EGC
Nama pembuat Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep
Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali
TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)

ID soal 2 (diisi kode identitas soal oleh panitia)

Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya


Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural
knowledge) Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen

Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif

Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /
: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)

Seorang laki laki berusia 48 tahun dirawat di RSJ dengan marah-marah, menyendiri, tidak mau mandi dan
kadang bicara sendiri. Hasil pengkajian : pasien mengatakan mempunyai Ayah dan Ibu yang selalu
mengekang dirinya sejak kecil, pasien mengatakan sangat kesal dengan Ayah dan Ibu nya karena dirinya
sering di pukul saat kecil. Setiap ditanya anggota keluarga nya pasien selalu tampak emosi dan menjawab
pertanyaan perawat dengan nada tinggi, serta menatap tajam perawat sambil mengepalkan tangan

Pertanyaan soal
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?

Pilihan jawaban
a. Risiko Perilaku Kekerasan
b. Regimen terapi inefektif
c. Harga diri rendah
d. Isolasi sosial
e. Halusinasi
Kunci Jawaban: a. Risiko Perilaku Kekerasan
Referensi: Referensi : NANDA. 2018. Diagnosis Keperawatan : Definisi &
Klasifikasi 2018-2020 Edisi 11. Jakarta : EGC
Nama pembuat Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep
Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali
TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)

ID soal 3 (diisi kode identitas soal oleh panitia)

Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya


Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural
knowledge) Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen

Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif

Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /
: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan

Kasus (vignete)

Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat di RSJ ketiga kalinya, karena sering marah-marah dirumah.
Keluarga mengatakan pasien malas minum obat karena merasa mengantuk setelah minum obat. Hasil
pengkajian pasien masih menolak minum obat karena menurut pasien tidak membawa perbaikan pada
dirinya

Pertanyaan soal
Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut ?

Pilihan jawaban
a. Menjelaskan fungsi minum obat
b. Memotivasi pasien agar mau minum obat
c. Mendiskusikan dengan keluarga fungsi minum obat
d. Melakukan kolaborasi untuk pemberian terapi injeksi
e. Menunda pemberian obat sampai pasien mau meminum

Kunci Jawaban: a. Menjelaskan fungsi minum obat


Referensi: Referensi : NANDA. 2018. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi
2018-2020 Edisi 11. Jakarta : EGC
Nama pembuat Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep
Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali
TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)

ID soal 4 (diisi kode identitas soal oleh panitia)

Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya


Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural
knowledge) Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen

Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif

Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /
: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan

Kasus (vignete)

Seorang laki-laki berusia 48 tahun sudah 5 minggu dirawat di RSJ dengan keluhan sering marah-
marah tanpa sebab, mendominasi pembicaraan yang kasar dan mondar-mandir kesana kemari.
Kondisi klien saat ini sudah mulai kooperatif, mau diajak berkomunikasi walaupun singkat, klien
sudah bisa bergaul dengan klien lainnya.

Pertanyaan soal
Berdasarkan kasus diatas, apakah jenis terapi aktifitas kelompok yang tepat untuk klien ?

Pilihan jawaban
a. TAK sosialisasi
b. TAK orientasi realita
c. TAK persepsi sensori
d. TAK stimulasi sensori
e. TAK stimulasi persepsi

Kunci Jawaban: e. TAK stimulasi persepsi


Referensi: Bulechek, G.M., Butcher H.K., Dotcherman J.M. 2016.Nursing Interventions
Classification (NIC) 6th Indonesian Edition.Elsevier. Singapore
Nama pembuat Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep
Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali
TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)

ID soal 5 (diisi kode identitas soal oleh panitia)

Tinjauan Jabaran

Tinjauan 1 Praktik Profesional, etik, legal dan peka budaya


Asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan
Pengembangan professional
Tinjauan 2 Kognitif: pengetahuan comprehensive / berpikir kritis
Pengetahuan aplikasi prosedural (prosedural
knowledge) Pengetahuan afektif (konatif)
Tinjauan 3 KMB/ Maternitas / Anak / Jiwa / Keluarga /Komunitas/ Gerontik / Gadar / Manajemen

Tinjauan 4 Pengkajian / Penentuan Diagnosis/ Perencanaan / Implementasi / Evaluasi /

Tinjauan 5 Promotif / Preventif / Kuratif / Rehabilitatif

Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /
: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan

Kasus (vignete)

Seorang laki-laki berusia 38 tahun dirawat di RSJ sejak 3 hari yang lalu. Berdasarkan pengkajian :
klien sering tampak mondar-mandir di ruangan, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung, tangan
sering mengepal, tatapan mata tajam dan tidak kooperatif saat berkomunikasi. Klien mengatakan
ada suara hati yang menghina dan membuatnya marah.

Pertanyaan soal
Apakah masalah keperawatan yang tepat untuk kasus di atas?

Pilihan jawaban
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Halusinasi pendengaran
c. Perilaku kekerasan
d. Isolasi sosial
e. Koping individu tidak efektif
Kunci Jawaban: a. Risiko Perilaku Kekerasan
Referensi: NANDA. 2018. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2018-2020
Edisi 11. Jakarta : EGC
Nama pembuat Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep
Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali

Anda mungkin juga menyukai