PD
DENGAN SKIZOFRENIA PADA MASALAH KEPERAWATAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI GIANYAR
TANGGAL 5 AGUSTUS 2021
OLEH :
Diajukan Oleh:
Ni Putu Dian Yuniantari,
S.Kep NIM C2221127
dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp. KJ Ns. Ni Putu Dita Wulandari, M.Kep.,Sp.Kep.J
NIK. 13.02.0062
Mengetahui
STIKES Bina Usada Bali
Profesi Ners
Ketua
Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul sebagai reaksi
diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku pada diri sendiri dapat
berupa melukai dir sendiri untuk bunuh diri atau membiarkan diri dalam bentuk
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Maka perilaku kekerasan dapat dilakukan
secara verbal, diarahakan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan . (Deden
Dermawan, 2013)
keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik,
baik pada dirnya sendiri maupun orang lain, disertai amuk dan gaduh, geilsah yang
tidak terkontrol
perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri orang lain maupun orang
lain. Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon
a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi klien perilaku kekerasaan dibagi menjadi 5 faktor sebagai berikut:
1) Faktor neorologi
dan pesan-pesan yang akan mempunyai sifat agresif sistem limbik sangat terlibat
2) Faktor genetik
Dalam gen manusia terdapat domant (potensi) agresif yang sedang tidur akan
bangun jika terstimulasi oleh faktor eksternal. Genetik pada umumnya dimiliki
oleh penghuni pelaku tindak kriminal serta orang-orang hukum akibat perilaku
agresif.
Menurut penelitian pada jam-jam sibuk seperti menjelang masuk kerja dan
menjelang berakhir pekerjaan sekitar jam 9 dan 13. Pada jam tertentu orang
4) Faktor biokimia
GABA (Gama Amino Batric Acid) yang bertugas sebagia pengontrol respon
perilaku agresif.
5) Brain area disorder
Gangguan pada sistem limbik pada lobus temporal, sindrom otak organik, tumor
b. Faktor Presipitasi
Menurut Direja (2011), ada faktor pencetus perilaku kekerasan adalah sebagai berikut
merasa terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun
Menurut Yosep (2013), ada beberapa tanda dan gejala perlaku kekerasaan
diantarnya :
mengepal, rahang mengatup, wajah memerah dan tegang, postur tubuh kaku dan
jalan mondar-mandir.
menuntut.
6. Spritual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang
b. Respon Maladaptif
Respon maladtif adalah respon individu dalam menyelasaikan masalah yang
menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan.
Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme ego seperti seperti
Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal.
Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan pada objek lain seperti meremas
adonan kue, meninju tembok dan sebagai nya, tujuan nya adalah untuk mengurangi
bermusuhan, pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada
1.1.6 Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
psikomotornya.
2. Terapi okupasi
Terapi ini bukan pemberian pekerjaan atau kegiatan itu sebagai media untuk
itu dalam pemberian terapi ini tidak harus diberikan pekerjaan tetapi segala
bentuk kegiatan seperti membaca koran, main catur dapat di jadikan media
Bahwa terapi somatic terapi yang di berikan kepada pasien dengan gangguan
Terapi kejang listrik atau electric convulsive therapy (ECT) adalah bentuk
pasien.
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap
pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan masalah klien. Data yang
dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spritual. Data pengakajian
penilaian terhadap stressor, sumber koping yang dimiliki klien (Stuart & Laria, 2001 dalam
1. Identitas klien
Identitas klien di tulis lengkap seperti nama, usia, jenis kelamin, nomor
rekam medis, dan diagnosa medis. Data ini bisa didapatkan dengan melihat
2. Alasan masuk
Klien dengan perilaku kekerasaan biasa nya datang dengan keluhan
3. Faktor predisposisi
a) Faktor psikologis
tidak menyenangkan.
c) Rasa frustasi.
kepuasaan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangan ego dan
membuat konsep diri rendah. Perlaku kekerasan sebagai pretise yang dapat
dari masa kecil, sebagai contoh orang tua yang mendidik anaknya dengan
h) Faktor biologis
kekerasan, yaitu:
1) Pengaruh neurofisiologik, sistem limbic sangat terlibat dalam menstimulasi
gangguan serebral, tumor otak (khusunya pada limbik dan lobus temporal),
4. Faktor presipitasi
Menurut Direja (2011) ada faktor pencetus perilaku kekerasan adalah sebagi
berikut:
terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun ekternal
dari lingkungan.
perilaku kekerasan.
5. Pemeriksaan fisik
Respon fisologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonom bereaksi
muka merah, pupil melebar, pengeluaran urine meningkat. Ada gejala yang
otot seperti rahang mengatup, tangan mengepal, tubuh kaku dan reflek
cepat. Hal ini di sebabakan oleh energi yang keluakan saat marah bertambah
6. Aspek psikososial
a. Genogram
dengan keluarganya, tinggal serumah dengan siapa saja, ada atau tidakna
faktor keturunan penyakit yang sama yang dialami pasien dengan anggota
keluarganya. Selaiin itu genogram dapt dikaji melalui 3 jenis kajin menurut
1. Kajian adopsi
2. Kajian kembar
kembar identik secara genetik dengan saudara kandung yang tidak kembar.
3. Kajian keluarga
kandung).
b. Konsep Diri
Konsep diri adalah semua jenis pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
dengan orang lain. Konsep diri ada melalui pembelajarn (dipelajari) setelah
lahir sebagai hasil pengalaman unik dalam dirinya, bersama orang terdekat dan
atas:
1. Citra tubuh
masa lalu atau sekarang, perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan
potensi dirinya.
2. Identitas diri
3. Peran diri
4. Ideal diri
5. Harga diri
baik perilaku sesuai dengan ideal dirinya. Harga diri tinggi merupakan perasaan
c. Hubungan sosial
atau masyarakat
d. Spritual
7. Status mental
berikut:
a. Penampilan
klien yaitu penampilan usia, cara berpakian, kebersihan, sikap tubuh, cara
b. Pembicaraan
c. Aktivitas motorik
lain, menyerang orang lain, melukai diri sendiri atau orang lain, merusak
lingkungan, mengamuk(agresif).
yang menyertai suatu pikiran dan berlangsung relatif lama dan dengan
tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam dan jemgkel, berdaya,
15
kebenaran dirinya) atau curiga (menunjukkan sikap atau perasaan tidak
f. Persepsi sensorik
g. Proses pikir
dan sarkasme.
h. Tingkat kesadaran
yang baik dalam hal waktu, tempat, orang dan lingkungan sekitarnya.
daya ingat.
sekitarnya pada saat klien pulang atau setelah klien pulang dari rumah sakit
c. Kemampuan klien
9. Mekanisme koping
kesalahan diri sendiri pada orang lain yang dianggap berkaitan. Respresi
h. Msalah lainnya
11. Pengetahuan
Bagaimana pengetahuan klien atau keluarga saat ini tentang penyakit atau
gangguan jiwa
Jelaskan aspek medis klien (dapat dilihat rekam media) tentang diagnosa
Menurut Direja (2011) data yang perlu dianalisa meliputi data subyektif dari
data obyektif.
A. Data subjektif
a. Klien mengancam
f. Klien meremehkan
B. Data objektif
b. mengepal
c. Rahang mengatup
d. Wajah memerah
f. Suara keras
a. Resiko Perilaku Kekerasan sendiri, orang lain dan lingkungan, dan verbal)
b. Perilaku kekrasan
Resiko perilaku kekerasan (pada diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan verbal)
Effect
Perilaku kekerasan
Core Problem
Causa
Diagnosa keperawatan adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respon klien baik
3. Resiko perilaku kekerasan (pada diri sendiri,orang lain, lingkungan, dan verbal)
2.2.3 Perencanaan
Perencanaan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, dan
(P) dari diagnosa tertentu. Tujuan umum dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus
telah tercapai.
tertentu. Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan yang perlu dicapai atau
dimiliki pasien. Kemampuan pasien pada tujuan khusus dapat dibagi menjadi tiga
aspek, yaitu kemampuan kognitif yang diperlukan untuk menyelesaikan etiologi dari
teratasi dan kemampuan afektif yang perlu dimiliki agar pasien percaya pada
3. Verbal: mengungkapkan
bahwa dirinya sedang
kesal pada orang lain
4. Sosial: latihan asertif
dengan orang lain
5. Spritual:sembahyang/do
a, meditasi, sesuai
keyakinan agamanya
masing-masing.
rencana tindakan keperawtan masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi saat ini.
Menurut Damaiyanti (2012), tindakan keperawtan pada klien dengan perilaku kekerasan
1) SP1 Pasien
a. Mengidentifikasi penyebab PK
d. Mengidentifikasi akibat PK
e. Menyebutkan cara mengontrol Pk
2) SP2 Pasien
b. Melatih klien mengontrol PK dengan cara fisik 2: pukul kasur dan bantal
3) SP3 Pasien
4) SP4 Pasien
5) SP5 Pasien
a. Untuk keluarga
1) SP1 Keluarga
proses terjadinya PK
2) SP2 Keluarga
3) SP3 Keluarga
1.2.5 Evaluasi
Evaluasi menurut Keliat (2010) adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai
efek dari tindakan keperawatan yang dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu evaluasi proses atauformatif dan evaluasi hasil atausumatif yang dilakukan
dengan membandingkan respon pasien dengan tujuan yang telah ditentukan, sedangkan
menurut Direja (2011) evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon pasien.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan S.O.A.P diantaranya sebagai
berikut :
dalam?”
Dapat diukur dengan mengobservasi perilaku pasien pada saat tindakan dilakukan
atau menanyakan kembali apa yang telah diajarkan atau member umpan balik sesuai
masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan
P: perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analis pada respon klien yang
Keliat, B. A,. 2019. Model Praktek Keperawatan Jiwa Profesional. Jakarta : EGC
Maramis. 2015. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press
Dermawan, Deden. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Keliat, B. A. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. (Edisi 2). Jakarta: EGC.
Nama Mahasiswa :Ni Putu Dian Yuniantari,
S.Kep NIM : C2221127
Tgl Pengkajian : 5 Juli 2021
3. Keluhan Fisik
Tidak ada keluhan fisik
VIII. KELUARGA
GENOGRAM
Ket : Laki-laki
Perempuan
Garis Keturunan
Tinggal Serumah
Klien
/ Meninggal
Ideal Diri : Klien mengatakan penyebab keluhan yang terjadi akibat teringat perdebatan
yang dulu terjadi jika melihat anggota keluarganya, serta sangat emosi
melihat mereka
Identitas : Klien mengatakan namanya ”Pak Putu Dr” Namapanggilan yang disukai ”Pak
Putu”. Asal dari Tabanan dan Bogor, belum menikah
Peran : Klien mengatakan belum mampu jadi anak dna keluarga yang baik
2. HUBUNGAN SOSIAL
Orang yang berarti : Klien mengatakan pacarnya
4. GAYA HIDUP
Klien mengatakan lebih enak hidup sendiri tidak ada yang mengatur-atur hidupnya. Klien
mengatakan biasa merokok 1 bungkus sehari, minum-minuman beralkohol jarang
5. BUDAYA
Klien mengatakan tidak pernah ikut kegiatan sekitaran BTN
6. SPIRITUAL
Nilai dan keyakinan :
Klien mengatakan beragama Hindu
Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan jarang sembahyang
X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
( ) tidak rapi ( ) penggunaan pakaian yang tidak sesuai ( ) cara berpakaian tidak
seperti biasanya
Jelaskan : Klien nampak selalu menggunakan celana hitam panjang, baju berketah warana coklat,
dan menggunakan sandal jepit, pakaian yang digunakan nampak sama dari hari ke hari
2. Aktivitas Motorik
( ) lesu ( ) tik ( ) gelisah ( ) tremor
( √ ) tegang ( ) grimasem ( ) agitasi ( ) kompulsif
Jelaskan : nampak tegang dan cepat saat menjelaskan sesuatu, dan kadang nada nya
tinggi
3. Alam Perasaan
(√ ) sedih ( ) kuatir ( ) gembira berlebihan ( ) ketakutan
( ) putus asa
Jelaskan : klien nampak emosi jika ditanya hal yang sama berulang kali, klien juga merasa sedih
karena teringat pacarnya
4. Afek
( √ ) labil ( ) datar ( ) tumpul ( ) tidak sesuai
Jelaskan : afek klien dan ekspresi wajah labil, duduk berjauhan dengan perawat, sesekali
berbicara dengan nada tinggi
5. Interaksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) defensif ( ) curiga
( ) tidak kooperatif ( ) mudah tersinggung
Jelaskan : klien cukup kooperatif saat di wawancara, kontak mata menatap tajam, duduk
berjauhan dengan perawat
6. Persepsi : halusinasi
( ) pengecapan ( ) pendengaran ( ) perabaan ( ) penglihatan
( ) penciuman
Jelaskan : Klien mengatakan tidak ada masalah
7. Isi pikir
( ) obsesi ( ) depersonalisasi ( ) pikiran magis
( ) phobia ( ) ide yang terkait ( ) hipokondria
Waham
( ) agama ( ) nihilistik ( ) curiga ( )kontrol
pikir ( ) somatik ( ) sisip pikir ( ) kebesaran ( ) siar pikir
Jelaskan : Klien tidak ada masalah dengan isi pikir baik dari obsesi, waham, dan pikiran magis
8. Arus Pkir
( ) sirkumstansial ( ) flight of idea ( ) perseverasi
( ) tangensial ( √ ) blocking ( ) kehilangan asosiasi
Jelaskan : Klien saat di ajak bicara beberapa kali blocking menjawab pertanyaan perawat
9. Tingkat Kesadaran
(√ ) bingung ( ) stupor ( ) disorientasi orang
( ) sedasi ( ) disorientasi waktu ( ) disorientasi tempat
Jelaskan : tingkat kesadaran baik namun klien kadang bingung menjawab pertanyaan
10. Memori
( ) gangguan daya ingat jangka panjang ( ) gangguan daya ingat saat ini
( ) gangguan daya ingat jangka pendek ( ) konfabulasi
Jelaskan : Klien tidak mengalami gangguan daya ingat, klien masih mampu menceritakan
pengalaman masa lalunya
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda (√ ) ya ( ) tidak
Apakah anda makan memisahkan diri ( ) ya, jelaskan
( √ ) tidak
Frekuensi makan sehari 2 x sehari Frekuensi kudapan sehari - x sehari
Nafsu makan : ( √ ) meningkat ( ) menurun ( ) berlebihan ( ) sedikit – sedikit
Berat Badan : (√ ) meningkat ( ) menurun
Berat Badan terendah : 55 kg Berat Badan tertinggi : 165 kg
Jelaskan :
C. Tidur
Apakah ada masalah tidur : Tidak ada
Apakah merasa segar setelah bangun tidur : ya
Apakah ada kebiasaan tidur siang : kadang-
kadang Lama tidur siang 2 jam
Apa yang menolong tidur
Tidur malam : 22.00 bangun jam : 06.00
Apakah ada gangguan tidur : ( ) sulit untuk tidur ( ) bangun terlalu pagi
( ) sonambulisme ( ) terbangun saat tidur ( ) gelisah saat tidur ( ) berbicara saat
tidur
Jelaskan : Tidak ada gangguan tidur
3. Kemampuan Klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri (√ ) ya ( ) tidak
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri (√ ) ya ( ) tidak
Mengatur penggunaan obat ( ) ya (√ ) tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan ( ) ya (√ ) tidak
Jelaskan : Adik klien mengatakan, kakaknya tidak pernah mau di ajak berobat, setiap diajak
bicara akan selalu emosi
Terapi medik : Adik klien mengatakan tidak melanjutkan terapi medik. Klien tidak mau minum obat
ANALISA DATA
DO :
Klien tampak tidak mengganti pakaian, pakaian yang
digunakan dari hari ke hari tapak sama tidak diganti, terlihat
kotor, tidak pernah mencukur rambut kumis dan jambang, klien
juga tercium bau badan tidak sedap
XIII. POHON MASALAH
Risiko menciderai diri/oraang lain (Efect)
3. Verbal: mengungkapkan
bahwa dirinya sedang
kesal pada orang lain
5. Spritual:sembahyang/doa,
meditasi, sesuai
keyakinan agamanya
masing-masing.
Tindakan :
TUK 1 (SP 1) : membina hubungan saling
percaya
a. Menyapa klien dengan ramah
b. Memperkenalkan nama dengan
sopan
c. Menanyakan nama klien dan nama A :
panggilan klien - TUK 1 (SP 1) belum tercapai
d. Menjelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Memberi rasa nyaman dan empati
g. Menerima kebutuhan dasar klien
P:
- Lanjutkan dengan melakukan TUK 1 (SP 1)
Rencana Tindak Lanjut
TUK 1 (SP 1)
1. Membina hubungan saling percaya
Tindakan
TUK VII (SP 7)
1. Mendemonstrasikan satu cara marah TTD dan Nama Lengkap
yang konstruktif
Rencana Tindak Lanjut
Lanjutkan kembali TUK VII (SP 7)
(Ni Putu Dian Yuniantari, S.Kep)
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN
Oleh:
Ni Putu Dian Yuniantari,
S.Kep C2221127
A. Proses Keperawatan
Kondisi klien:
Klien datang ke rumah sakit diantar keluarga karena di rumah marah-marah dan
memecahkan piring dan gelas
Diagnosa keperawatan:
Perilaku kekerasan
Tujuan khusus:
TUK I (Bina Hubungan Saling Percaya)
1. Klien mau membalas salam
2. Klien mau menjabat tangan
3. Klien mau menyebutkan nama
4. Klien mau tersenyum
5. Klien mau kontak mata
6. Klien mau mengetahui nama perawat.
7. Klien mengungkapkan perasaannya
8. Klien dapat mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/ kesal (dari diri sendiri,
dari lingkungan/ orang lain).
Tindakan keperawatan:
1. Beri salam/ panggil nama
2. Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
3. Jelaskan maksud hubungan interaksi
4. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
5. Beri rasa aman dan sikap empati
6. Lakukan kontak singkat tapi sering
7. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
8. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/ kesal
B. Proses Pelaksanaan Tindakan
ORIENTASI
1. Salam terapeutik : Selamat pagi, nama saya Dian Yuniantari. Bisa dipanggil
Dian. Saya Mahasiswa Profesi Ners Stikes Bina Usada BPak Putu. Namanya
siapa, senang dipanggil apa?
2. Evaluasi/Validasi: Ada apa di rumah kenapa Pak Putu sampai dibawa kemari?
3. Kontrak:
a. Topik: Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang hal-hal yang
menyebabkan Pak Putu marah
b. Tempat: “Pak Putu maunya bercakap – cakap dimana?
c. Waktu: Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?
KERJA (Langkah-langkah tindakan keperawatan)
1. Apa yang membuat Pak Putu membanting piring dan gelas?
2. Apakah ada yang membuat Pak Putu kesal?
3. Apakah sebelumnya Pak Putu pernah marah?
4. Apa penyebabnya? Sama dengan yang sekarang?
5. Baiklah, jadi ada ……. (misalnya 3) penyebab Pak Putu marah-
marah. TERMINASI
1. Evaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien (subyektif) : Bagaimana perasaan Pak Putu setelah kita
bercakap-cakap?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : “Coba sebutkan siapa
nama saya? Apa Pak Putu masih ingat? Bagus. Sekarang coba sebutkan 3
penyebab Pak Putu marah. Bagus sekPak Putu”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan) : Baiklah, waktu kita sudah habis. Nanti coba Pak Putu ingat
lagi, penyebab Pak Putu marah yang belum kita bicarakan.
3. Kontrak yang akan dating :
a. Topik : Nanti akan kita bicarakan perasaan Pak Putu pada saat marah dan
cara marah yang biasa Pak Putu lakukan.
b. Tempat : Mau dimana kita bicara? Bagaimana kalau kita bicara disini lagi?
c. Waktu : Kira-kira 15 menit lagi ya. Sampai nanti.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SETIAP HARI
A. Proses Keperawatan
Kondisi klien:
Klien dapat menyebutkan penyebab marah
Diagnosa keperawatan:
Perilaku kekerasan
Tujuan khusus:
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan (TUK II)
2. Mengidentifikasi tanda gejala perilaku kekerasan (TUK III)
3. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang pernah dilakukan (TUK IV)
4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan klien (TUK V)
Tindakan keperawatan:
1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2. Mengidentifikasi tanda gejala perilaku kekerasan
3. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan klien
A. Proses Keperawatan
Kondisi klien:
Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marah, cara marah yang biasa dilakukan
serta akibat yang terjadi
Diagnosa keperawatan:
Perilaku kekerasan
Tujuan khusus:
1. Memilih satu cara marah yang konstruktif (TUK VI)
2. Mendemonstrasikan satu cara marah yang konstruktif (TUK VII)
Tindakan keperawatan:
1. Memilih satu cara marah yang konstruktif
2. Mendemonstrasikan satu cara marah yang konstruktif
TERMINASI
1. Evaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien (subyektif) : Bagaimana perasaan Pak Putu setelah latihan,
ada perasaan plong atau lega?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) :
Coba apa yang sudah kita pelajari?
Bagus, berapa kali Pak Putu tarik napas dalam?
Ya benar, 5 kali Pak Putu.
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan) :
a. Nah, berapa kali sehari Pak Putu mau latihan? Bagaimana kalau 3 kali?
b. Mau kapan saja? Bagaimana kalau pagi bangun tidur, lalu siang sebelum
makan dan malam sebelum tidur
c. Juga lakukan kalau ada yang membuat kesal
d. Bagimana kalau kita buat jadwal kegiatannya? Nah, ini caranya.
3. Kontrak yang akan datang:
a. Topik : Nah, waktu kita sudah habis, nanti siang kita belajar cara lain.
b. Tempat : Mau dimana nanti kita bicara? Bagaimana kalau kita bicara disini
lagi?
c. Waktu : Kira-kira 15 menit lagi ya. Sampai besok.
TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /
: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)
Laki-laki berusia 48 tahun dibawa ke UGD RSJ karena mengamuk di rumah. Hasil pengkajian tatapan
mata pasien tajam. Tangan mengepal sambil memukul-mukul tempat tidur. Perawat akan melakukan
pengikatan pada pasien
Pertanyaan soal
Apakah prinsip etik yang dilakukan pada kasus tersebut ?
Pilihan jawaban
a. Non malefience
b. Benefience
c. Autonomy
d. Veracity
e. Justice
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /
: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)
Seorang laki laki berusia 48 tahun dirawat di RSJ dengan marah-marah, menyendiri, tidak mau mandi dan
kadang bicara sendiri. Hasil pengkajian : pasien mengatakan mempunyai Ayah dan Ibu yang selalu
mengekang dirinya sejak kecil, pasien mengatakan sangat kesal dengan Ayah dan Ibu nya karena dirinya
sering di pukul saat kecil. Setiap ditanya anggota keluarga nya pasien selalu tampak emosi dan menjawab
pertanyaan perawat dengan nada tinggi, serta menatap tajam perawat sambil mengepalkan tangan
Pertanyaan soal
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
Pilihan jawaban
a. Risiko Perilaku Kekerasan
b. Regimen terapi inefektif
c. Harga diri rendah
d. Isolasi sosial
e. Halusinasi
Kunci Jawaban: a. Risiko Perilaku Kekerasan
Referensi: Referensi : NANDA. 2018. Diagnosis Keperawatan : Definisi &
Klasifikasi 2018-2020 Edisi 11. Jakarta : EGC
Nama pembuat Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep
Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali
TEMPLATE SOAL PERAWAT
(beri warna hijau pada item yang sesuai pada kolom jabaran)
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /
: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)
Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat di RSJ ketiga kalinya, karena sering marah-marah dirumah.
Keluarga mengatakan pasien malas minum obat karena merasa mengantuk setelah minum obat. Hasil
pengkajian pasien masih menolak minum obat karena menurut pasien tidak membawa perbaikan pada
dirinya
Pertanyaan soal
Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut ?
Pilihan jawaban
a. Menjelaskan fungsi minum obat
b. Memotivasi pasien agar mau minum obat
c. Mendiskusikan dengan keluarga fungsi minum obat
d. Melakukan kolaborasi untuk pemberian terapi injeksi
e. Menunda pemberian obat sampai pasien mau meminum
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /
: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)
Seorang laki-laki berusia 48 tahun sudah 5 minggu dirawat di RSJ dengan keluhan sering marah-
marah tanpa sebab, mendominasi pembicaraan yang kasar dan mondar-mandir kesana kemari.
Kondisi klien saat ini sudah mulai kooperatif, mau diajak berkomunikasi walaupun singkat, klien
sudah bisa bergaul dengan klien lainnya.
Pertanyaan soal
Berdasarkan kasus diatas, apakah jenis terapi aktifitas kelompok yang tepat untuk klien ?
Pilihan jawaban
a. TAK sosialisasi
b. TAK orientasi realita
c. TAK persepsi sensori
d. TAK stimulasi sensori
e. TAK stimulasi persepsi
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 6 Oksigenenasi / Cairan &.elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Aman & nyaman/ aktifitas &
istirahat / Seksual / nilai dan keyakinan / Psikosisial/belajar/ komunikasi
Tinjauan 7 Sistem pernafasan / Sistem Kardiovaskuler &limfatik/ Sistem Pencernaan& hepatobilier /
: Sistem saraf dan perilaku / Sistem Endokrin / Muskuloskeletal / Sistem Ginjal dan saluran
kemih / Sistem Reproduksi/ Sistem Integument / Sistem Imuno-hematologi / Sistem
Penginderaan/ kesehatan mental/ pelayanan kesehatan
Kasus (vignete)
Seorang laki-laki berusia 38 tahun dirawat di RSJ sejak 3 hari yang lalu. Berdasarkan pengkajian :
klien sering tampak mondar-mandir di ruangan, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung, tangan
sering mengepal, tatapan mata tajam dan tidak kooperatif saat berkomunikasi. Klien mengatakan
ada suara hati yang menghina dan membuatnya marah.
Pertanyaan soal
Apakah masalah keperawatan yang tepat untuk kasus di atas?
Pilihan jawaban
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Halusinasi pendengaran
c. Perilaku kekerasan
d. Isolasi sosial
e. Koping individu tidak efektif
Kunci Jawaban: a. Risiko Perilaku Kekerasan
Referensi: NANDA. 2018. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2018-2020
Edisi 11. Jakarta : EGC
Nama pembuat Ni Putu Dian Yuniantari, S. Kep
Institusi/bagian STIKES Bina Usada Bali