Oleh:
WAHYU AJI PANGESTU (03051281823027)
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal kerja praktek yang berjudul " Perawatan Dan
Perbaikan Pada Check Valve di PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG" tepat pada
waktunya.Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Proposal kerja praktek ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah
kerja praktek di Jurusan Teknk Mesin Universitas Sriwijaya. Dalam pembuatan proposal
kerja praktek ini telah mendapat banyak bantuan, kritik dan saran yang membangun.
Oleh karena itu penulis sampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Allah SWT., karena rahmat-Nya, anugerah ilmu, dan kesempatan, penulis
mampu melaksanankan kerja praktik dan menyelesaikan laporan kerja praktik
2. Orang tua penulis yang selalu men-support baik dalam hal materil maupun doa
yang tulus kepada anaknya
3. Bapak Irsyadi Yani, ST., M.Eng., Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Sriwijaya
4. Bapak Amir Arifin, S.T., M.Eng., Ph.D, selaku Sekeretaris Jurusan Teknik
Mesin Universitas Sriwijaya.
5. Bapak IR. H. M. Zahri Kadir, M. T. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik
Jurusan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya.
6. Bapak Wartono selaku Pembimbing Kerja Praktik yang telah memberikan
informasi, pengetahuan dasar dan lanjutan, sharing pengalaman, serta curahan
motivasi yang diberikan untuk bekal penulis di dunia kerja nantinya
7. Seluruh karyawan PT. PUPUK SRIWIDJAJA yang berkontribusi besar
terhadap penyusunan laporan kerja praktek ini dan tidak bisa disebutkan satu
persatu.
Indralaya, November 2021
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
4.1.1 Valve leak (Bocor/Kendor) ................................................................................ 25
4.1.2 Kerusakan Fisik ................................................................................................. 25
4.1.3 Pemberian Pelumas ............................................................................................ 25
4.2 Perbaikan Pada Check Valve .................................................................................... 26
4.2.1 Identifikasi Valve ............................................................................................... 26
4.2.2 Tools dan Alat Consumable ............................................................................... 28
4.2.3 Langkah-langkah Perbaikan pada Check Valve ................................................ 28
4.2.4 Standart Pengujian Valve ................................................................................... 31
4.2.5 Jenis Pengujian Valve ........................................................................................ 31
4.2.6 Prosedur Pengujian Tekanan (Pressure Text) .................................................... 32
4.3 Peralatan Pengujian yang Digunakan ........................................................................ 32
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 34
5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 34
5.2 Saran .......................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 35
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
7
1.2 Tujuan dan Manfaat dari Perawatann dan Perbaikan
1.2.1 Tujuan
Dengan berpartisipasi dan melaksanakan kerja praktik, maka mahasiswa dapat
membandingkan disiplin ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dengan kenyataan di lapangan
serta meningkatkan keahlian dibidang masing-masing.
1.2.2 Manfaat
Manfaat yang apat diambil dari perawatan dan perbaikan adalah:
a. Mencegah terjadinya kerusakan yang lebih besar dan berat,
b. Mempertahankan agar peralatan/mesin selalu dalam keadaan baik setiap saat dan
dalam kondisi apapun,
c. Untuk memperkecil kerusakan yang akan terjadi dan meringankan beban kerja dari
suatu pekerjaan,
d. Mengelola biaya anggaran perawatan yang tersedia (dipergunakan sesuai kebutuhan
yang direncanakan).
8
1.4 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang digunakan untuk pengumpulan data ini yaitu :
1. Metode Library Research
Dalam metode ini penulis mendapatkan data dari literatur dan buku.
2. Metode Konsultasi
Dalam metode ini penulis mendapatkan bimbingan dari bapak pembimbing,
Penerapan dari teori yang diberikan dosen di bangku kuliah dan juga konsultasi antar
teman mahasiswa
3. Metode Studi Lapangan
Dalam metode ini penulis mendapatkan data dengan terjun langsung ke lapangan.
9
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
10
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang berkomitmen untuk memperkuat struktur
perekonomianasional dengan menyelenggarakan pembinaan terhadap sector usaha kecil dan
koperasi agar dapat menumbuhkan minat kewirausahaan dan meningkatkan kesejahteraan
perusahaan kecil maupun industry kecil. Untuk itu, PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
mewujudkan bantuannya melalui pelatihan, klinik, manajemen dan pemantauan, termasuk
penyediaan teknologi, jalur pemasaran/promosi hingga permodalan dan jaminan perbankan.
Sudah ada 3.500 unit pengusahan kecil dan koperasi yang telah berhasil di bina dan mandiri.
Hal ini kemudian mengantarkan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang mendapatkan UPAKARTI.
Bersama anak perusahaan, PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang juga melakukan pembinaan
wilayah sekita dengan berbagai kegiatan yang terprogram setiap tahun.
Pada tanggal 16 Oktober 1963, PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang membangun PUSRI 1
yang pembangunanya ditangani oleh Marison Knudsen Internatioal Contractor Inc, dari
Amerika Serikat. PUSRI 1 merupakan pabrik pupuk yang pertama di Indonesia yang
mempunyai kapasitas terpasang 300 ton Urea perhari dan 100.000 ton per tahun, serta
menghasilkan 180 ton Amoniak per hari. Pada tahun 1964 produksi yang dihasilkan PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang telah mencapai 100,4% dari target yang telah ditetapkan.
Pada tanggal 7 Desember 1972 PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang memperluas
pabriknya dengan membangun pabrik baru yaitu PUSRI II yang selesai pada bulan Juli 1974.
Kontrak pembangunan dilaksanakan oleh Kellog Overseas Corp dari Amerika Seikat dan
Tokyo Engineerig Corp dari Jepang. Kapasitas PUSRI II sebesar 1.150 ton Urea per hari atau
380.000 to Urea per tahun. Dengan fasilitas angkut pupuk agkut dari gudang ke kapal untuk
pupuk curah menggunakan ban jalan, sedangkan pupuk dalam kantong dengan mobil truk.
Setelah disadari manfaat dari pupuk sebagai penunjang pertanian, makan tahun 1976
secara berturut-turut dibagunlah PUSRI III dan PUSRI IV yang pembangunannya dilakukan
oleh Kellog Overseas Corp dari Amerika Serikat dan Tokyo Engineering Corp dari Jepang
dengan kapasitas produksi masing-masing sebanyak 1.725 ton per hari atau 570.000 ton Urea
per tahun dan produksi Amoniak sebesar 1.000 ton per hari.
Pada tahun 1979 Pemerintah menetapkan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagai
perusahaan yang bertanggung jawab dalam pengadaan dan penyaluran seluruh jenis pupuk
bersubsidi baik yang berasal dari produksi dalam negeri maupun dari luar negeri untuk
kebutuhan program intensifikasi.
Pada tahun 1997 dibentuk Hoding BUMN Pupuk di Indonesia dan PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang ditunjuk oleh Pemerintah sebagai Induk perusahaan. Pada tanggal 01
11
Desember 1998 pemerintah menghapus subsidi tata niaga seluruh jenis pupuk, baik pupuk
yang di produksi dalam negeri maupun pupuk impor.
PT Pupuk Sriwidjaja yang berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan pada tahun
2010 melakukan pemisahan (Spin Off) dari Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Pupuk
Sriwidjaja disingkat PT. Pusri (Persero) kepada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang serta telah
terjadinya pengalihan hak dan kewajiban PT. Pusri (Persero) kepada PT. Pusri Palembang.
Misi
Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara efisien, berkualitas
prima dan memuaskan pelanggan.
Tata Nilai
Untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan pupuk terkemuka di tingkat regional, PUSRI
memiliki aturan Tata Nilai yang mencakup beberapa bagian, yaitu Integritas, Profesionalitas,
Fokus pada Pelanggan, Loyalitas, dan Baik Sangka. Dalam setiap aturan Tata Nilai,
dinyatakan hal-hal yang perlu dilakukan dan dihindari.
Makna
PT Pusri untuk Kemandirian Pangan dan Kehidupan yang Lebih Baik.
12
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang memiliki logo seperti Gambar 1. yang memiliki
makna sebagai berikut :
13
Komposisi warna lambang kuning dan biru
benhur dengan dibatasi garis-garis hitam tipis
(untuk lebih menjelaskan gambar) yang
melambangkan keagungan, kebebasan cita-
cita, serta kesuburan, ketenangan, dan
ketabahan dalam mengejar dan mewujudkan
cita – cita itu.
14
2.5 Struktur Organisasi
Perkembangan suatu perusahaan sangat ditunjang oleh struktur organisasi yang baik
sehingga efisiensi kerja yang tinggi dapat tercapai. Jika efisiensi kerja tinggi maka akan
menciptakan produktifitas kerja yang optimal. Kondisi tersebut sangat diharapkan oleh
perusahaan sehingga diperoleh peningkatan baik kuantitas maupun kualitas produk.
15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
16
Gambar 3.1 Bagian-bagian Valve
(Sumber: https://techproces.com/check-valve/ )
3.2.1 Seat
Seat adalah bagian pada valve yang mantap/diam. Disc adalah bagian yang bergerak,
bertugas sebagai pengontrol aliran.
3.2.2 Disc
Disc akan bergerak keatas sehingga memberikan ruang lebih banyak agar fluida
dapat mengalir, bergerak kebawah jika akan menutup dan menekan seat dengan rapat.
Banyak valve yang berbeda namanya karena perbedaan disc dan seat ini. Seperti Ball Valve,
Plug Valve, Needle Valve.
3.2.3 Hinge
Hinge adalah bagian engsel pada check valve dimana ada pin hinge pengunci untuk
membuka tutup aliran, dimana ini dilakukan secara manual.
17
3.3 Klasifikasi Valve Berdasarkan Kegunaan / Fungsinya
3.3.1 Valve Buka / Tutup (Start / Stop Valve)
Valve buka tutup juga dapat dibedakan berdasarkan pergerakan dan jenis katupnya,
valve ini dapat di kelompokkan menjadi:
Slinding valve (valve yang mempunyai katup yang berbentuk datar dan memotong aliran).
Slinding valve digunakan untuk membuka dan menutup aliran dan pengatur debit dengan
akurasi yang rendah. Contoh velve jenis ini adalah:
1. Gate Valve
2. Piston Valve
18
3. Rotating Valve
4. Plug Valve
5. Ball valve
19
6. Butterfly Valve
20
2. Pada bagian luar body dari globe valve terlihat lebih menggelembung, seperti yang
terlihat pada gambar dibawah ini
Khusus untuk globe valve yang menangani fluida steam, maka biasanya valve
akan dilengkapi dengan back seat yang terletak berhadapan dengan seat. Back seat
ini berperan sebagai pelapis pelindung bagian atas globe valve mencegah steam
untuk menerobos masuk. Beberapa contoh valve tetapi masih termasuk dalam jenis
Globe.
1. Angle Valve
Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengubah aliran sebesar 90 derajat.
Valve ini bisa digunakan juga sebagai pengganti elbow. Contoh gambar Angle valve:
21
2. Needle Valve
22
Lift check valve, penggunaan untuk fluida steam, gas, maupun liquid yang
mempunyai flow yang tinggi.
Ball check valve penggunaan untuk fluida liquid yang mengandung partikel padatan.
23
Gambar 3.15 Relieve dan Sefty Valve
(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas- kapaltanker.html)
24
BAB IV
PEMBAHASAN
25
4.2 Perbaikan Pada Check Valve
Dalam suatu perbaikan valve, terdapat langkah-langkah tersendiri dalam setiap jenis
valve tersebut. Berikut ini adalah cara perbaikan check valve class 150~ 600:
26
4 Seat Sering terjadinya Untuk mengeluarkan
kesulitan untuk seat, tergantung
mengeluarkan seat dari body kontruksi bodynya.
ketika melakukan perawatan Kebanyakan check
dan valve menyediakan
perbaikan. space untuk
akses top-entry.
Seat yang
terpasang ke
body dengan ulir
dapat dilepaskan
dengan tool
biasa.
Untuk check valve
yang tidak
memiliki akses top-
entry. Perlu alat
khusus dari
manufacturer.
5 Poros Terdapat goresan, Permukaan
galling atau scooring akibat poros
kesalahan dalam katupsupaya
Pada dasarnya setiap komponen pada check valve yang mengalami perawatan atau
perbaikan harus memenuhi standart valve itu sendiri. Dalam hal ini standart yang digunakan
untuk standart perbaikan atau pergantian komponen pada valve itu adalah standart American
Petroleum Institute (API). Yang diantaranya adalah:
1. API Std.600
2. API Std.602
3. API Std.603
Ketiga standart di atas adalah standart yang menentukan jenis komponen, jenis ulir dan
bahan yang diperlukan dalam pembuatan check valve. Adapun tahap proses rekondisi yang
penulis lakukan adalah:
27
1. Pemeriksaan / pengukuran,
2. Tentukan indikasi awal kerusakan dari valve,
3. Liat manual book / gambar cross section dari check valve yang akan di perbaiki.
4. Bongkar / lepaskan bagian-bagian dari check valve dengan melihat panduan gambar
cross section / manual book dari valve tersebut. Atau minta bimbingan dari para pakar
yang telah paham betul tentang valve ini.
5. Lakuan pemeriksaan secara visual untuk pemeriksaan bagian- bagian check valve
yang akan di perbaiki.
6. Bila ada indikasi kerusakan pada bagian-bagian / internal part valve, minta
pemeriksaan oleh bagian inspeksi untuk memastikan langkah perbaikan.
7. Lakukan pengukuran dan pengecekan terhadap bagian / internal part yang rusak
sebagai data untuk proses perbaikan.
28
Kerusakan ringan seperti goresan dapat diperbaiki dengan pemolesan
menggunakan bahan abrasive yang halus (Lapping). Apabila kerusakan tidak bisa
diperbaiki dengan proses lapping maka dapat dilakukan built up atau dengan
penambahan material yang sama pada disc dan seat melalui pengelasan. Untuk
menagatasi kerusakan pada gasaket, packing, bushing steam pada valve, maka
dilakukan penggantian material yang baru.
a) Proses Lapping
Lapping adalah proses penambahan abrasive pada permukaan seat dan katup,
kemudian seat dan katup diputar-putar sampai keduanya bersentuhan penuh. Setiap
seat dan disc dari relief valve maupun block valve, pada umumnya harus dilakukan
proses lapping. Cara melepping: disc dan seat pada check valve yang telah di check
terdapat goresan atau permukaan nya tidak rata maka diperlukan alat / mesin lapping
untuk menghilangkan goresan tersebut. Selanjutnya siapkan palte dari cast iron sesuai
dengan besar kecilnnya disc dan seat pada check valve tersebut. Kemudian siapkan
compound grid F (100) untuk tahap pertama dan lanjutkan kembali dengan compound
dengan grid berikutnya hingga goresan pada disc dan seat hilang atau halus dan rata,
sehingga dapat di simpulkan proses lapping tersebut telah selesai, sehingga ketika di
lakukan test maka hasilnya baik (tidak mengalami kebocoran).
29
Gambar 4.2 Mesin Lapping Otomatis (kiri) dan Lapping Manual (kanan)
(Sumber: Data Pribadi Penulis saat kerja praktek di lokasi)
30
Gambar 4.3 Proses Assembling
(Sumber: Data Pribadi Penulis saat kerja praktek di lokasi)
31
4.2.6 Prosedur Pengujian Tekanan (Pressure Text)
Dalam melakukan pengujian tekanan ada beberapa hal umum yang perlu diperhatikan
diantaranya adalah:
1. Untuk valve dengan desain yang memungkinkan dalam kondisi emergency dapat
melakukan injeksi sealent ke area seat, pengujian dilakukan dalam kondisi sistem
injeksi kosong dan tidak sedang digunakan, kecuali untuk jenis lubricated plug valve.
2. Bila fluida test menggunakan cairan maka valve harus dikondisikan dulu agar bebas
dari udara yang terperangkap.
3. Pada saat pengujian, harus dijamin bahwa untuk menutup valve tidak dilakukan
dengan gaya (force) besar yang berlebihan atau tidak melampaui bocoran dilakukan
setelah benar-benar siap dan dalam kondisi tekanan penuh sesuai yang
dispesifikasikan.
32
Tabel 4.2 Tabel Test Valve Class 150 ~ 600
Seat Leak 60-100 4-7 60-100 4-7 60-100 4-7 Test Udara
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Proses Built up pada perawatan dan perbaikan check valve sangatlah dibutuhkan pada
bagian pada check valve yang telah mengalami kerusakan, sehingga kerusakan pada
check valve tidak mengalami kerusakan yang lebih parah;
2. Proses machining (proses permesinan) dalam perbaikan check valve sangat penting
karena pada dasarnya tidak dapat melakukan proses perbaikan tanpa menggunakan
proses permesinan;
3. Proses Lapping dilakukan untuk menghilangkan goresan pada seat dan wadge yang
disebabkan gesakan pada keduanya karena adanya tekanan dari aliran fluida, ketika
pengoprasian check valve terjadi di lapangan;
4. Pengantian komponen-komponen yang telah rusak dan tidak dapat digunakan kembali
adalah jalan pilihan terakhir pada proses perbaikan check valve. Hal ini dibutuhkan
agar dalam proses pengoprasian di lapangan dapat berkerja secara maksimal.
5. Pada prinsipnya perbaikan/perawatan check valve ini tidak begitu sulit, karena
konstrusi yang begitu sederhana yang perlu diperhatikan adalah prosedur
penggunaanya;
5.2 Saran
1. Diharapkan dalam overhaul (bongkar-pasang) check Valve ini lakukan pembongkaran
dan pemasangan sesuai dengan prosedur;
2. Jangan lakukan pembongkaran / pemasangan dengan cara paksa sehingga dapat
merusak perelatan tersebut;
3. Diharapkan kepada pihak lembaga agar menyediakan bahan praktek yang lebih
lengkap.
34
DAFTAR PUSTAKA
9. https://www.linkedin.com/pulse/pengertian-valve-dan-jenis-jenisnya-alvindo-catur-
sentosa. diunduh pada tanggal 11 november 2021
35