Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DAN MAKNA PEMBELAJARAN

Disusun Oleh:
Kelompok (2)
PUTRINURUL MADINAH (E1C020148)
RIDHO FAHRIANSYAH (E1C020157)
ROSALINDA (E1C020165)
SEPTIYA RAHMATUL ISNANI (E1C020172)

TUGAS UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH BELAJAR DAN


PEMBELAJARAN
DOSEN PENGAMPU BAIQ WAHIDAH, M. Pd
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS MATARAM 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Konsep dan Makna
Belajar" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Belajar dan Pembelajaran. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
mengetahui konsep dan makna pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Baiq Wahidah, M. Pd selaku


dosen pengampu mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.

Bagi kami sebagai penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 07 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I........................................................................................................................
PENDAHULUAN....................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................

BAB II.......................................................................................................................
PEMBAHASAAN....................................................................................................
A. Konsep dan Makna Pembelajaran........................................................................
1. Arti dan makna pembelajaran.......................................................................
2. Konsep Pembelajaran....................................................................................
3. Resource Based learning...............................................................................
B. Pendekatan Belajar dan Pembelajaran.................................................................
1. Pendekatan Konsep dan proses......................................................................
2. Pendekatan deduktif dan pendekatan induktif...............................................
3.Pendekatan ekspositori dan pendekatan heuristik..........................................
4. Pendekatan kecerdasan.................................................................................
5. Pendekatan konteksual...................................................................................
C. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak...............................................
D. Motivasi Menciptakan Suasana Belajar Yang Fun (Menyenangkan)...................

BAB III.....................................................................................................................
PENUTUP...........................................................Error: Reference source not found
A. Kesimpulan....................................................Error: Reference source not found
B. Saran..............................................................Error: Reference source not found
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran suatu kegiatan yang dirancang oleh guru agar siswa


melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan atau kompotensi yang
diharapkan dalam merancang kegiatan peljaran ini, seorang guru
semestinya memahami karekteristik siswa tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai atau kompetensi yang harus dikuasai siswa. Materi ajar yang akan
disajikan dan car yang digunakan terus mengemas penyajian mataeri serta
pengunaan bentuk jenis penilain yang akan dipilih untuk pengukuran
terhadap ketercapain tujuan pembelajaran atau kompetensi-kompetensi
yang telah dimiliki oleh siswa.
Berkaitan dengan cara atau metode apa yang akan dipilih dan
digunakan dalam kegiatan pembeljaran, seorang guru harus terlebih dahulu
memahami berbagai pendekatan, strategi, dan model pembeljaran.
Pemahaman tentang hal ini akan memberikan tuntutan kepada guru untuk
dapat memilah, memilih dan menetapkan dengan tepat. Metode
pembelajaran yang akan digunakan dalam pelajaran.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dan makna Pembelajaran?

2. Bagaimana pendekatan belajar dan Pembelajaran?

3. Apa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak?

4. Bagaimana Motivasi Menciptakan Suasana Belajar Yang Fun


(Menyenangkan) ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui konsep dan makna Pembelajaran.


2. Untuk mengetahui pendekatan belajar dan Pembelajaran.

3. Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi


perkembangan anak.

4. Untuk mengetahui motivasi menciptakan muasana belajar yang fun


(Menyenangkan).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Makna Pembelajaran

1. Arti dan makna pembelajaran

Arti dan makna pembelajran ialah membelajarkan siswa


menggunkan asa pendidkan maupun teori belajar merupakan
penentu utama kebehasilan pendidikan pembeljaran merupakan
proses komunikasi dua arah,mengajar dilakukan oleh pihak guru
sebagai pendidik ,sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik
atau murid. Konsep pembelajaran menurut corey (1986:195)untuk
memungkinkan iya turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi kondisi khususbatau menghasilakn respon terhadap situasi
tertentu,pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan
mengajar menurut wiliam H. Burton adalah upaya memberikan
stimulus,bimbingan pengarahan,dan dorongan kepada aiiawa agar
terjadi proses belajar.
2. Konsep Pembelajaran

Sering dikatan mengajar adalah mengorganisasikan


aktivitas siswa dalam arti yang luas.peranab guru bukan semata
mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan
member fasiitas belajar (directing and facilitating the learning) agar
proses belajar lebih memandai pembelajaran mengadung arti setiap
kengiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari
suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.
3. Resource Based learning

Belajar bedasarkan sumber (resource based learning )ialah


segala bentuk belajar yang langsung menghadpakan murid dengan
suatu atau sejumlah sumber belajar secara individu atau kelompok
dengan segala kengiatan belajar yang bertalian dengan itu,jadi
bukan dengan cara yang konvesional dimana guru menyampainkan
bahan pembelajaran pada murid.tetapi setiapkomponen yang dapat
memberikan informasi sember belajar.

B. Pendekatan Belajar dan Pembelajaran

Penedekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh


guru dan siswa dalam mencapai tujuan inturuksional untuk suatu satu
intruksional tertentu pendekatan pemebelajaran merupakan aktivitas
gagasan dalam memilih kengiatan pembelajaran apakah guru akan
menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang studi yang sudah
tersusun dalam untuk tertentu
Pada pokoknya pendekatan pembelajaran dilkukan oleh guru untuk
menjelaskan materi pelajaran dari bagian bagian yang satu dengan yang
lainya berorientasi pada pengalaman pengalaman yang dimilki siswa untuk
mempelajari konsep prinsip prinsip atau teori t=yang baru tentang sesuatu
bidang ilmu program pembelajaran merupkan rencana kengiatan yang
menyabarkan kemapuan dasar dan teori pokok secara rinci yang membuat
alokasi waktu indicator pencapaian hasil belajar dan langkah langkah
kengiatan pembelajaran dari setiap materi pokok mata pembelajaran.

Adapun berbagai macam Pendekatan Belajar dan Pembelajaran


diuraikan sebagai berikut.

1. Pendekatan Konsep dan proses


a. Pendekatan Konsep

Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara


langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa
untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh Konsep merupakan
buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam
definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip,
hukum, dan teori.

Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi


dan berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan
meramalkan

Konsep menunjukkan suatu hubungan antar konsep-konsep yang


lebih sederhana sebagai dasar perkiraan atau jawaban manusia terhadap
pertanyaan pertanyaan yang bersifat asasi tentang mengapa suatu gejala
itu bisa terjadi. Konsep merupakan pikiran seseorang atau sekelompok
orang yang dinyatakan dalam defenisi sehingga menjadi produk
pengetahuan yang meliputi prinsip prinsip, hukum, dan teori Konsep
diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan
berfikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan
fakta atau pengetahuan baru, sedangkan kegunaan konsep adalah
menjelaskan dan meramalkan.

Para ahli psikologi menyadari akan pentingnya konsep-konsep, dan


suatu defenisi yang tepat mengenai konsep belum diberikan Oleh karena
itu konsep-konsep itu merupakan penyajian-penyajian internal dari
sekelompok stimulus-stimulus, konsep-konsep itu tidak dapat diamati,
konsep-konsep harus disimpulkan dalam perilaku.

b. Pendekatan Proses

Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran memberi


kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan ala
penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses Pembelajaran
dengan menekankan kepada belajar proses dilatarbelakangi oleh konsep-
konsep belajar menurut teori “Naturalisme-Romantis” dan teori “Kognitif
Gestalt Naturalisme-Romantis menekankan kepada aktivitas siswa,
sedangkan Kognitif Gestalt menekankan pemahaman dan kesatupaduan
yang menyeluruh Pendekatan proses dalam pembelajaran dikenal pula
sebagai keterampilan proses, guru menciptakan bentuk kegiatan
pengajaran yang bervariasi, agar siswa terlibat dalam berbagai
pengalaman. Siswa diminta untuk merencanakan, melaksanakan, dan
menilai sendiri suatu kegiatan Siswa melakukan kegiatan percobaan,
pengamatan, pengukuran, perhitungan, dan membuat kesimpulan
kesimpulan sesendiri

Dalam pendekatan proses ini, siswa tidak hanya belajar dari guru,
tetapi juga dari sesama temannya, dan dari manusia-manusia sumber di
luar sekolah Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa dalam
pembelajaran yang menggunakan pendekatan proses adalah (1) mengamati
gejala yang timbul, (2) mengklasifikasikan sifat sifat yang sama, serupa,
(3) mengukur besaran-besaran yang bersangkutan, (4) mencari hubungan
antar konsep konsep yang ada, (5) mengenal adanya suatu masalah,
merumuskan masalah, (6) memperkirakan penyebab suatu gejala,
merumuskan hipotesa, (7) meramalkan gejala yang mungkin akan terjadi,
(8) berlatih menggunakan alat-alat ukur; (9) melakukan percobaan, (10)
mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan data, (11) berkomunikasi,
dan (12) mengenal adanya variabel, mengendalikan suatu variabel

2. Pendekatan deduktif dan pendekatan induktif


a. Pendekatan Deduktif

Pendekatan Deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari


keadaan umum kekeadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang
bermala dengan menyajikan aturan, prinsip umum diikuti dengcontoh-
contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum itu kedalam keadaan
khusus Langkals langkah yang dapat digunakan dalam pendekatan
deduktif dalam pembelajara adalah (1) memilih koniep, prinsip, aturan
yang akan disajikan dengan pendekatan doduktif, (2) menyajikan aturan,
prinsip yang bersifat umum lengkap dengan definisi dan buktinya, (3)
disajikan contoh-contoh khusus agar sisa dapat menyusiin hubungan
antara keadaan khusus itu dengan aturan prinsip umum dan (4) disajikan
bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan
khusus itu merupakan gambaran dari keadaan umum.

Sedangkan berpikir deduktif disebut juga berpikir dengan


menggunakan silogisme terdiri dan tiga preposisi statement yang terdiri
dan "premise" yata dasar penarikan kesimpulan sebagai pernyataan akhir
yang mengandung suatu kebenaran Berpdir dedektif prosesnya
berlangsung dari yang umum menuju ke yang Aman Dalam berpikir
deduktif ini orang bertolak dari suatu teor prassip, ataupun kumpulan yang
dianggapa besar dan sudah bersifat umum. Dan sit diterapkan kepada
finomena-fenomena yang khusus, dan mengambil Kesimpulan khusus
yang berlaku bags fenomena tersebut.

b. Pendekatan Induktif

Pendekatan Induktif pada awalnya dikemukakan oleh filosof Inggns


Prancis Bacon (1561) yang menghendaki agar penarikan kesimpulan
didasarkan.

3. Pendekatan ekspositori dan pendekatan heuristik


a. Pendekatan Ekspositori

Pendekatan ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas dan
penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar
Hakekat mengajar menurut pandangan ini adalah menayampaikan ilmu
pengetahuan kepada siswa Siswa dipandang sebagai objek yang menerima
apa yang diberikan guru Biasanya guru menyampaikan informasi
mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara
lisan, yang dikenal dengan istilah, kuliah, ceramah, dan lecture Dalam
pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat
informasi yang telah diberikan guru, serta mengungkapkan kenibali apa
yang dimilikinya melalui respons yang ia berikan pada saat diberikan
pertanyaan oleh guru.

b. Pendekatan Heuristik

Kata heuristik berasal dari bahasa Yunani yaitu “heuriskein” yang


berarti saya menemukan Pengertian ini menurut Rusyan (1993.114) adalah
semacam fakta psikologis yang muncul sebagai kodrat manusia yang
memilik nafsu untuk menyelidiki sejak bayi. Kainginan memperoleh
pengetahuan dar informasi dari orang lam adalah dorongan wajar yang
terdapat pada setiap manusia. Metode heuristik ini dipromosikan oleh
Professor Amstrong abad ke 19, menurut metode ini peserta didik sendiri
yang harus menemukan fakta ilmu pengetahuan Strategi belajar mengajar
heuristik adalah merancang pembelajaran dari berbagai aspek dari
pembentukan sistem instruksional mengarah pada pengaktifan peserta
didik mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang
mereka butuhkan Pendekatan heuristik adalah pendekatan pengajaran yang
menyajikan sejumlah data dan siswa diminta untuk membuat kesimpulan
menggunakan data tersebut, implementasinya dalam pengajaran
menggunakan metode penemuan dan metode inkuiri Metode penemuan
didasarkan pada anggapan, bahwa materi suatu bidang studi tidak saling
lepas, tetapi ada kaitan antara materi-materi itu.

4. Pendekatan kecerdasan

Munzert, A. W (1994) mengartikan kecerdasan sebagai sikap


intelektual mencakup kecepatan memberikan jawaban, penyelesaian, dan
kemampu memecahkan masalah David Weschler memberikan rumusan
tentang kecerdasan sebagai suatu kapasitas umum dari individu untuk
bertindak berpikir rasional dan berinteraksi dengan lingkungan secara
efektif. Kecerdasa merupakan salah satu faktor utama yang menentukan
sukses gagalnya peserta didik belajar di sekolah peserta didik yang
mempunyai taraf kecerdasan rendah atau di bawah normal skar diharapkan
berprestsi tinggi.

5. Pendekatan konteksual

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) disingkat


menjadi CTL. Merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran kontekstual (contextual
teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antra materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari

C. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak.


a. Pandangan Nativisme
Nativisme (Nativism) yaitu "Nativus" atau pembawaan adalah sebuah
doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran
psikologis. Pandangan nativisme ini berpendapat bahwa perkembangan
individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa
semenjak lahir Salah satu tokoh yang menganut teori nativisme ini adalah
Arthur Schopenhoue (1788-1880), seorang filsuf bangsa Jerman Beliau
berpendapat bahwa bayi itu lahir telah memiliki sifat-sifat dasar tertentu
yang disebut sifat pembawaan yang baik dan pembawaan buruk Setiap
anak memiliki sifat bawaannya sendiri, sifat-sifat itu tidak bisa dirubah
dengan pengalaman. Pengalaman, lingkungan atau pendidikan, oleh
karena itu hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah
dibawa sejak lahir

Berdasarkan pandangan ini keberhasilan pendidikan ditentukan oleh


anak didik itu sendiri Istilah nativisme dari asal kata "native" yang artinya
adalah terlahir, bagi nativisme lingkungan sekitar tidak ada artinya, sebab
lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak
Jadi, perkembangan anak merupakan hasil perubahan dari sifat-sifat
pembawaan itu sendiri. Jika dikatakan secara ekstrem, faham ini tidak
mempercayai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan anak

b. Pandangan Naturalisme
Nature yaitu alam atau kodrat, pandangan naturalisme ini dipelop oleh
seorang filsuf Prancis J J. Rouseau (1712-1778) Pandangannya le
ditekankan pada sifat hakekat anak, sehingga mempengaruhi konsep
mengenai pembinaan terhadap perkembangannya atau perkembangann
Rouseau berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempu
pembawaan baik dan tidak ada seorang pun yang lahir dengan pemban
buruk. Namun pembawaan baik itu, akan menjadi rusak karena dipengan’s
oleh lingkungan atau pengaruh kebudayaan manusia itu sendiri. Rous
berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malahan
dapu merusak pembawaan anak yang baik itu.

Pandangan naturalisme tidak memandang penting pendidikan, aliran


juga disebut “negativisme”, karena berpendapat pendidik wajib
membiarka pertumbuhan anak pada alam, dengan kata lain pendidikan
tidak diperlukan Rouseau dengan gigihnya mengajak agar kembali ke
alam (nature), yang bak itu (back to nature), dengan menjauhkan anak dari
lingkungan kebudayaan la ingin menjauhkan anak dari segala keburukan
masyarakat yang serba dibuat buat (artificial), sehingga kebaikan anak-
anak yang diperoleh secara alama sejak lahir dapat tampak secara spontan
dan bebas.
c. Pandangan Empirisme

Empiria atau pengalaman, tokoh perintis pandangan empirisme adalah


seorang filsuf Inggeris bernama John Locke (1632-1704) Faham
empirisme ini bertentangan dengan faham nativisme dan berpendapat,
bahwa anak itu sejak lahir belum memiliki sifat-sifat pembawaan apapun
John Locke mengembangkan suatu teori yang terkenal dengan teon Tabula
rasa dimana beliau berpendapat bahwa anak lahir di dunia bagaikan kertas
putih yang bersih. Maka diatas kertas putih itu orang dapat membuat
coretan menurut kehendaknya Oleh karena itu lingkungan (environment),
anak memperoleh pengalaman-pengalaman empirik, dan pengalaman
empirik yang diperoleh dari lingkungan inilah yang berpengaruh besar
dalam menentukan perkembangan anak.

Penganut pandangan ini menyatakan bahwa perkembangan anak


tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan
sebab pada waktu lahir seorang anak masih bersih.

d. Pandangan Konvergensi atau Interaksionisme

Paham nativisme, naturalisme dan empirisme memang merupakan


faham-faham yang bersifat filsafat yang dikembangkan menjadi filsafat
pendidikan Pada akhir abad 19 dan awal abad 20 ilmu-ilmu telah banyak
berkembang sehingga pandangan mengenai perkembangan yang semula
bersifat filsafat ini didekati dari sudut ilmu pengetahuan menjadi bersifat
terapan Perkembangan ini khususnya tampak pada ilmu genetika, diamana
genetika mulai mengalami kemajuan yang pesat, demikian pula ilmu-ilmu
pengetahuan sosial, seperti sosiologi, dan antropologi yang menjadi dasar
pengembangan ilmu pendidikan, dan sebagainya Maka muncullah teon
konvergensi, dimana tokoh pandangan konvergensi atau interaksionisme
ini adalah Louis William Stern (1871-1939) seorang ahli pendidikan,
filosof, dan psikolog bangsa Jerman Teori ini disebut konvergensi karena
berpendapat bahwa perkembangan bukan hanya dilihat dari salah satu
faktor pembawaan (hereditas) atau lingkungan Tetapi dapat dikatakan
baliwa pengaruh kerjasama antara faktor internal dan eksternal, ataupun
antara faktor-faktor dasar dan faktor ajar (nature and nurture).

Teori konvergensi ini membuka kesempatan yang luas bagi terlaksananya


pendidikan sebagai pertolongan belajar kepada peserta didik Alasannya
potensi intelektual yang dimiliki anak dapat ditumbuhkembangkan melalui
proses belajar, meskipun dilain pihak pembawaan si anak akan membatasi
perkembangan itu. Pendekatan dalam teori konvergensi ini antara lam
melalui pendekatan tingkah laku (behavioral), dimana guru dapat
menangkap ciri-ciri apakah anak sudah dapat menerima pelajaran atau
tidak melalui perilaku si anak Tingkah laku itu mencerminkan apakah
anak mampu menerima dan memproses informasi belajar yang
diterimanya, dan jika tidak mampu guru dapat mencari tahu akan
informasi sebagai kendalanya, melalui data dan informasi tersebut guru
menyusun langkah-langkah untuk mengatasinya Teori konvergensi ini
bukan sekedar memadukan antara nativisme, naturalisme dan empirisme,
melainkan mempunyai landasan pikir yang berbeda dengan faham tersebut
Didukung oleh pesatnya ilmu pengetahuan, teori konvergensi ini
melakukan studi psikologi dan pendidikan menjadi konvergen antara
pembawaan yang dipelajari sebagai hereditas dan lingkungan budaya
maupun pendidikan yang berkonvergensi dengan faktor pertanian.

D. Motivasi Menciptakan Suasana Belajar Yang Fun (Menyenangkan)

Motivasi tidak sama dengan motif, meskipun akar katanya sama yana
"motivum" Motivasi dapat difahami sebagai suatu variabel penyelang, ya
digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, ya
membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah lak
menuju suatu sasaran. Sedangkan motif dipahami sebagai suatu keadaa
ketegangan di dalam individu, yang membangkitkan, memelihara da
mengarahkan tingkah laku menuju suatu tujuan atau sasaran. Pengertian motif
tidak dapat dipisahkan daripada kebutuhan (needs), seseorang atau suatu
organisme yang berbuat melakukan sesuatu, sedikit banyaknya ada kebutuhan
di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapainya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan dan


sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yng diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
pengetahuan.penguasan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik.

B. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah


di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.

Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah


itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Sagala, Syaiful. 2017. Konsep dan Makna


Pembelajaran. Alfabeta. Bandung

Anda mungkin juga menyukai