Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“PEMASANGAN INFUS”

Dosen Pembimbing : Nur Febrianti., S.Kep.,Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUSDALIFAH

NIM : 20037

TINGKAT :II A
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“PEMASANGAN INFUS”
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
DAFTAR ISI

Judul ......................................................................................................................................1

Kata pengantar.......................................................................................................................2

Daftar isi................................................................................................................................3

Bab 1 PENDAHULUAN

Latar belakang......................................................................................................................4

Tujuan...................................................................................................................................4

Bab II PEMBAHASAN

a. Pengertian infus.......................................................................................................5
b. Tujuan pemasangn infus..........................................................................................5
c. Keuntungan dan kerugian terapi intravena..............................................................5
d. Lokasi vena untuk pemasangan infus......................................................................6
e. Cairan infus.............................................................................................................8
f. Prosedur kerja.........................................................................................................9

Bab III PENUTUP

a. Kesimpulan...........................................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui
intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infus. Tindakan ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan
dan pemberian makanan. Infus merupakan tindakan yang dilakukan pasien dengan cara
memasukan cairan melalui intra vena dengan bantuan infus set, dengan tujuan memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit, sebagai tindakan pengobatan dan pemberian nutrisi
parenteral.

B.     Tujuan
1.      Menjelaskan pengertian Infus
2.      Menjelaskan tujuan pemasangan infus
3.      Menjelaskan keuntungan dan kerugian terapi intravena
4.      Mengetahui lokasi vena untuk pemasangan infus
5.      Mengetahui Jenis cairan infus
6.      Menjelaskan prosedur kerja
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Infus
            Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan yang sering
dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini tinggi resiko terjadinya infeksi yang akan
menambah tingginya biaya perawatan dan waktu perawatan. Tindakan pemasangan infus
akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada standar yang telah
ditetapkan, sehingga kejadian infeksi atau berbagai permasalahan akibat pemasangan infus
dapat dikurangi, bahkan tidak terjadi (Priharjo, 2008).
            Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukan cairan melalui
intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infus. Tindakan ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan
dan pemberian makanan (Aziz,2008)

B.     Tujuan pemasangan Infus


1.      Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air, elektrolit,vitamin,
protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuatmelalui oral
2.      Memperbaiki keseimbangan asam basa
3.      Memperbaiki volume komponen-komponen darah
4.      Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
5.      Memonitor tekan Vena Central (CVP)
6.      Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan

C.    Keuntungan dan Kerugian Terapi Intravena


Keuntungan dan kerugian terapi intravena adalah :
1.      Keuntungan
a.       Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat target
berlangsung cepat.
b.      Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih dapat diandalkan.
c.       Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat dipertahankan
maupun dimodifikasi.
d.      Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular atau subkutan
dapat dihindari.
e.       Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain karena molekul yang
besar, iritasi atau ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinalis.
2.      Kerugian
a.       Tidak bisa dilakukan “Drug Recall” dan mengubah aksi obat tersebut sehingga resiko
toksisitas dan sensitivitas tinggi.
b.      Kontrol pemberian yang tidak baik bisa menyebabkan “Speeed Shock”

D.    Lokasi vena untuk pemasangan infus


Macam-macam vena :
a. Vena digitalis
Vena digitalis terdapat pada punggung tangan yang mengalir di sepanjang sisi lateral jari
tangan dan terhubung ke vena dorsalis oleh cabang-cabang penyambung.

b.  Vena Dorsalis Superfisialis


Vena ini terletak di metakarpal atau punggung tangan yang berasal dari gabungan vena-vena
digitalis yang berasal dari jari-jari tangan. Vena digitalis ini adalah pilihan vena nomor dua
setelah vena digitalis jika tidak berhasil.

c.            Vena Sefalika
Vena sefalika merupakan pembuluh darah vena yang terletak di lengan bagian bawah pada
posisi radial lengan yang posisinya sejajar dengan ibu jari. Vena ini berjalan ke atas
sepanjang bagian luar dari lengan bawah dalam region antekubiti. Vena sefalika lebih kecil
dan biasanya lebih melengkung dari vena basilika.

.            d.  Vena Basilika


Vena basilika ditemukan pada sisi ulnaris lengan bawah. Vena ini berjalan ke atas pada
bagian posterior atau belakang lengan dan kemudian melengkung ke arah permukaan anterior
atau region antekubiti. Vena ini kemudian berjalan lurus ke atas dan memasuki jaringan yang
lebih dalam.

e.            Vena Mediana Kubiti


Vena mediana atau antekubiti merupakan vena yang berasal dari vena lengan bawah dan
umumnya terbagi dalam dua pembuluh darah, satu berhubungan dengan vena basilika dan
yang lainnya berhubungan dengan vena sefalika. Vena mediana kubiti ini biasanya digunakan
untuk pengambilan sampel darah.

E.      Cairan Infus  
Berdasarkan osmolalitasnya, menurut Perry dan Potter (2005), cairan intravena (infus)
dibagi menjadi 3, yaitu:
1.      Cairan ersifat isotonis: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairan mendekati serum (bagian
cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat
pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan
darah terus menurun). Meiliki resiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya
pada penyakit gagal jantung kongresif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-
Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

2.      Cairan bersifat hipotonis: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (kosentrasi


ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan
osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan
sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi),
sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami
dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialysis) dalam terapi deuretik, juga pada
pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetic. Komplikasi
yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke
sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakarnial (dalam
otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.

3.      Cairan bersifat hipertonis: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga


menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urine, dan mengurangi edema
bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%,
NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5% + Ranger- Lactate.

F.     Prosedur kerja
            Pemberian cairan intravena yaitu memasukkan cairan atau obat langsung kedalam
pembuluh darah vena dalam  jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set.
Tindakan ini dilakukan pada klien dengan dehidrasi, sebelum transfusi darah, pra dan
pasca bedah sesuai pengobatan, serta klien yang tidak bisa makan dan minum melaui
mulut.

1.      Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
2.      Persiapan alat
·         Standar infus
·         Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan
·         Jarum / wings needle/abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
·         Perlak dan tourniquet
·         Plester dan gunting
·         Bengkok
·         Sarung tangan bersih
·         Kassa seteril
·         Kapas alkohol dalam tempatnya
·         Bethadine dalam tempatnya

3.      Penatalaksanaannya
Ø  Mencuci tangan
Ø  Memberitahu tindakan yang akan dilakukan
Ø  Mengisi selang infus
Ø  Membuka plastic infus set dengan benar
Ø  Tetap melindungi ujung selang steril
Ø  Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi cairan infus mengarah keatas
Ø  Menggantung cairan infus di standar cairan infus
Ø  Mengisi cairan infus set dengan cara menekan (tapi jangan sampai terendam)
Ø  Mengisi selang infus dengan cairan yang benar
Ø  Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan kesterilan
Ø  Cek adanya udara dalam selang
Ø  Pakai sarung tangan bila perlu
Ø  Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus
Ø  Meletakkan perlak dan pengalas
Ø  Memilih vena yang tepat dan benar
Ø  Memasang tourniquet
Ø  Deninfeksi vena dengan alcohol dari atas kebawah dengan sekali hapus
Ø  Buka abocath apakah ada kerusakan atau tidak
Ø  Menusukan abocath pada vena yang telah dipilih
Ø  Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam abocath
Ø  Tourniquet di cabut
Ø  Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan cairannya
sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit
Ø  Memberikan plester pada ujung abocath tapi tidak menyentuh area penusukan untuk
fiksasi
Ø  Membalut dengan kassa betadinsteril dan menutupnya dengan kassa steril kering
Ø  Memberi plester dengar benar dan mempertahankan keamanan abocath agar tidak tercabut
Ø  Mengatur cairan tetesan infus sesuai kebutuhan pasien
Ø  Alat-alat di bereskan dan perhatikan bagaimana respon pasien
Ø  Perawat kembali cuci tangan
Ø  Catat tindakan yang dilakukan
4.      Evaluasi
Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikan juga respon klien terhadap pemberian
tindakan.
5.      Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan,
reaksi  respon klien terhadap pemasangan infus, cairan dan tetesan yang diberikan, nomor
abocath, vena yang dipasang, dan perawat yang melakukan ) pada catatan dokumentasi

BAB III
PENUTUP

A.                     Kesimpulan

            Pemberian cairan intravena yaitu memasukkan cairan atau obat  langsung  kedalam


pembuluh darah vena dalam  jumlah  dan  waktu  tertentu dengan menggunakan infus set.
Tindakan ini dilakukan pada klien dengan dehidrasi, sebelum transfusi darah, pra dan  pasca
bedah sesuai pengobatan, serta klien yang tidak bisa makan dan minum  melaui mulut.

Anda mungkin juga menyukai