Makalah Manajemen
Makalah Manajemen
DI SUSUN OLEH :
D3 KEPERAWATAN
AKADEMIK KEPERAWATAN JUTITIA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan bentuk pelayanan professional kepada klien yang diberikan
secara manusiawi komprehensif dan individualistik, berkesinambungan sejak klien
membutuhkan pelayanan sampai saat klien mampu melakukan kegiatan sehari- hari secara
produktif untuk diri sendiri dan orang lain. Pelayanan keperawatan profesional hanya dapat
diberikan oleh tenaga keperawatan profesional yang telah memiliki izin dan kewenangan
untuk melakukan tindakan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien. Praktik keperawatan
profesional adalah tindakan mandiri perawat Ahli Madia Keperawatan, Ners, Ners Spesialis
dan Ners Konsultan melalui kerjasama bersifat kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan
lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya. Praktik keperawatan di Indonesia seringkali diasumsikan sama dengan praktik
kedokteran, baik oleh masyarakat atau perawat sendiri. Salah satu penyebab hal ini adalah
kurangnya pengetahuan tentang praktik keperawatan profesional, di lain pihak hukum masih
dianggap suatu hal yang menakutkan yang sering dikaitkan dengan sanksi atau hukuman.
Untuk memperjelas tentang praktik keperawatan profesional, akan dibahas tentang
lingkup praktik keperawatan sehingga diharapkan dapat memperjelas pemahaman tenaga
keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan serta dapat melindungi masyarakat
dari malpraktik keperawatan. Sebagai suatu profesi, perawat bertanggung jawab untuk
memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan wewenang yang dimiliki secara mandiri
dan atau berkolaborasi. Hal tersebut dimungkinkan karena perawat memiliki ilmu dan kiat
keperawatan yang mendasari praktik profesionalnya.
1.2 Rumusan Masalah
A. Metode kasus
Metode kasus merupakan metode pemberian asuhan yang pertama kali digunakan. Sampai
perang dunia II metode tersebut merupakan metode pemberian asuhan keperawatan yang
paling banyak di gunakan. Pada metode ini satu perawat akan memberikan asuhan
keperawatan kepada seorang klien secara total dalam satu periode dinas. Jumlah klien yang
dirawat oleh satu perawat bergantung pada kemampuan perawat tersebut dan kompleksnya
kebutuhan kliennya. (Situros, 2006).
Setelah perang dunia II, jumlah pendidikan keperawatan dari berbagai jenis program
meningkat dan banyak lulusan bekerja di rumah sakit. Agar pemamfaatan tenaga yang
bervariasi tersebut dapat maksimal dan juga tuntutan peran yang diharapkan dari perawat
sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran, kemudian dikembangkan metode fungsional.
(Situros, 2006)
Kelebihan dari metode kasus :
1. Kebutuhan pasien terpenuhi
2. Pasien merasa puas
3. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat
4. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
Kekurangan metode kasus :
1. Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan mahasiswa perawat yang terbatas
sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
2. Membutuhkan banyak tenaga
3. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan
4. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab
klien tugas
B. Metode Fungsional
Pada metode fungsional, pemberian asuhan keperawatan ditekankan pada penyelesaian tugas
atau prosedur. Setiap perawat di beri satu atau beberapa tugas untuk dilaksanakan kepada
semua klien di satu ruangan.(Situros, 2006)
Pada metode ini, kepala ruang menentukan tugas setiap perawat dalam satu ruangan. Perawat
akan melaporkan tugas yang dikerjakannya kepada kepala ruangan dan kepala ruangan
tersebut bertanggung jawab dalam pembuatan laporan klien. Metode fungsional mungkin
efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas apabila jumlah perawat sedikit, tetapi klien tidak
mendapatkan kepuasan asuhan yang diterimanya. (Situros, 2006)
Kelebihan dari metode Fungsional adalah :
1. Sederhana
2. Efisien
3. Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu
4. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas
5. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman
untuk satu tugas yang sederhana
6. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang praktek
untuk keterampilan tertentu.
C. Metode Tim
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Metode tim di
dasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga menimbulkan rasa tanggung
jawab yang tinggi. (Situros, 2006). Pelaksanaan metode tim berlandaskan konsep berikut
(Situros, 2006) : Ketua tim, sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai tehnik kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas
perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan. tanggung jawab ketua tim adalah :
1. Mengkaji setiap klien dan menetapkan renpra
2. Mengkoordinasikan renpra dengan tindakan medis
3. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan
memberikan bimbingan melalui konferensi
4. Mengevaluasi pemberian askep dan hasil yang dicapai serta mendokumentasikannya
5. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas terjamin
6. Komunikasi yang terbuka dapat dilakukan melalui berbagai cara, terutama melalui
renpra tertulis yang merupakan pedoma pelaksanaan asuhan, supervisi dan evaluasi
7. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
8. Peran kepala ruangan penting dalam metode tim. Metode tim akan berhasil baik
apabila di dukung oleh kepala ruangan, untuk itu kepala ruangan diharapkan telah :
I. KEPALA RUANGAN
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan mengelola
kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat.
Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat yang berada
di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan.
b. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai kebutuhan.
c. Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang akan
diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
a.. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat.
b. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan
dan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau tenaga lain yang akan
bekerja diruang rawat.
d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai ketentuan/standar.
e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai
pihak yang terlibat dalam pelayanan di ruang rawat.
f. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain yang berada
diwilayah tanggug jawabnya.
g. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan antara lain melalui
pertemuan ilmiah.
h. Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan pengadaannya sesuai
kebuthan pasien agar tercapai pelayanan yang optimal.
i. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan bahan lain yang diperlukan
diruang rawat.
j. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
k. Mempertangungjawabkan pelaksanan inventarisasi peralatan.
l. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya, meliputi penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada cara penggunaannya
serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.
m. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk pemeriksaan pasien
dan mencatat program pengobatan, serta menyampikan kepada staf untuk melaksanakannya.
n. Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat menurut tingkat
kegawatannya, infeksi dan non infeksi untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan.
o. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui keadaanya
dan menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
p. Mejaga perasan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan
perawatan berlangsung.
q. Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga dalam batas kewenangan.
r. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan
pelayanan perawatan berlangsung.
s. Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan
dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar. Untuk tindakan perawatan
selanjutnya.
t. Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang lain, seluruh kepala bidang,
kepala bagian, kepala instalasi dan kepala unit di RS.
u. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan
keluarganya, sehingga memberikan ketenangan.
v. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
w. Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan berdasarkan macam dan
jenis makanan pasien, kemudian memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan
diitnya.
x. Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
y. Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan,
serta kegiatan lain di ruang rawat.