Anda di halaman 1dari 8

ATOMIC STRUCTURE AND

INTERATOMIC BONDING

ADVANCED ENGINEERING MATERIALS


RESUME 2

Disusun Oleh :

Ahmad Rifai
21050121410002

UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
I. STRUKTUR ATOM
Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang
bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral. Elektron-elektron pada sebuah
atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik.
Salah satu hasil penelitian awal mekanika kuantum adalah model atom Bohr
yang cukup sederhana, di mana elektron diasumsikan berputar di sekitar inti atom
dalam orbital diskrit, dan posisi elektron tertentu didefinisikan dengan baik dalam hal
orbitalnya.

Gambar 1.1. Skema Model Atom Bohr


(Sumber : Callister,2007)

Menggunakan mekanika gelombang, setiap elektron dalam atom dicirikan


oleh empat parameter yang disebut bilangan kuantum. Ukuran, bentuk, dan orientasi
spasial dari kerapatan probabilitas elektron ditentukan oleh tiga bilangan kuantum ini.
Selanjutnya, tingkat energi Bohr terpisah menjadi subkulit elektron, dan bilangan
kuantum menentukan jumlah keadaan dalam setiap subkulit. Kulit ditentukan oleh
bilangan kuantum utama n, yang dapat mengambil nilai integral yang dimulai dengan
kesatuan; kadang-kadang subkulit ini ditandai dengan huruf K, L, M, N, O, dan
seterusnya yang masing-masing, untuk n = 1,2,3,4,5...dst.
Untuk menentukan cara pengisian setiap subkulit dengan elektron, kami
menggunakan prinsip pengecualian Pauli, konsep mekanika kuantum lainnya. Prinsip
ini menetapkan bahwa setiap keadaan elektron dapat menampung tidak lebih dari dua
elektron, yang harus memiliki putaran yang berlawanan. Jadi, subkulit s, p, d, dan f
masing-masing dapat menampung, masing-masing, total 2, 6, 10, dan 14 elektron;
Tabel 2.1 merangkum jumlah maksimum elektron yang dapat menempati masing-
masing dari empat kulit pertama.
Gambar 1.2. Tabel Jumlah Elektron yang Tersedia disetiap Kulit dan Subkulit
Elektron (Sumber : Callister, 2007)

Gambar 1.3. Daftar Konfigurasi Elektron yang Diharapkan untuk


Beberapa Jenis Atom
II. IKATAN KIMIA
Ikatan kimia adalah ikatan antaratom atau antarmolekul dimana ikatan ini
bertanggungjawab terhadap kestabilan atom atau molekul serta sifat-sifat fisiknya.
Ikatan kimia terjadi karena atom atau molekul dalam keadaan tunggal dan tidak stabil.
Sesuai aturan Oktet, bahwa unsur akan stabil jika memiliki konfigurasi gas mulia,
yaitu memiliki elektron valensi 8.

MOLEKUL : Gabungan dari kelompok atom dengan unsur-unsur sejenis

SENYAWA : Gabungan dari kelompok atom dengan unsur-unsur berlainan


Contoh:
Na: elektron valensi = 1
C1: elektron valensi = 7
C: elektron valensi = 4
H: elektron valensi = 1
Secara umum, ikatan kimia terbagi menjadi 2, yaitu ikatan antar atom dan
ikatan antar molekul. Ikatan antar atom terbagi 3 lagi yakni ikatan ion, ikatan kovalen,
dan ikatan logam. Selanjutnya ikatan antar molekul terbagi 2, yakni ikatan hidrogen
dan ikatan Van der Waals. Berikut penjelasannya :

Ikatan Kimia

Ikatan Antar Atom : Ikatan Antar Molekul :


1. Ikatan Ion 1. Gaya Van Der Waals
2. Ikatan Kovalen 2. Ikatan Hidrogen
3. Ikatan Logam

Gambar 1. Tabel Klasifikasi Ikatan Kimia

III. IKATAN ANTAR ATOM


Terdapat 3 jenis ikatan kimia antar atom, yaitu:
A. Ikatan Ion
Ikatan Ion adalah ikatan antara ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Ion positif (kation) adalah berasal dari atom yang melepaskan elektron. Ion
negatif (anion) adalah berasal dari atom yang menangkap elektron.
Contoh:
Na : konfigurasi elektron : 2 8 1
Elektron valensi = 1, supaya menjadi 8, ada 2 opsi, yaitu:
1. menangkap 7 elektron
2. melepaskan 1 elektron (Karena lebih mudah)
Cl: konfigurasi elektron : 2 8 7
Elektron valensi = 7, supaya menjadi 8, ada 2 opsi, yaitu:
1. menangkap 1 elektron (karena lebih mudah)
2. melepaskan 7 elektron
Jadi, Na melepas 1 elektron membentuk kation, dan CI menangkap 1 elektron
tersebut sehingga membentuk anion.
Reaksinya dituliskan sebagai berikut:
Na --> Na+ + e
Cl + e- --> Cl
Ikatan ion yang terjadi yaitu antara Na dan Cl.
Kesimpulan: Ikatan ion terbentuk antara unsur-unsur yang memiliki selisih
keelektronegatifan besar. Biasanya antara unsur golongan IA atau IIA dengan
unsur golongan VIA atau VIIA

B. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan antaratom dengan menggunakan secara
bersama pasangan elektron, tanpa harus melepaskan atau menangkap elektron.
Ikatan kovalen terbentuk antara unsur-unsur yang memiliki selisih
keelektronegatifan kecil.
Contoh:
1. Ikatan dalam senyawa CH4.
Untuk memenuhi aturan oktet, atom C harus menerima 4 elektron atau
melepas 4 elektron. Namun keduanya sama-sama sulit karena memerlukan energi
yang terlalu besar. Untuk itu atom C akan berikatan dengan cara lain selain ikatan
ion, yaitu dengan ikatan kovalen. Pembentukan CH4 adalah sebagai berikut :
Atom C memiliki elektron valensi = 4 dan Atom H memiliki elektron valensi = 1
Struktur Lewis untuk atom C dan H —> :C: H
Atom C kekurangan 4 elektron, dan atom H kekurangan 1 elektron. Untuk
memenuhi aturan oktet, 1 atom C mengikat 4 atom H , sehingga dapat
digambarkan seperti dibawah :
H H
H: C: H atau dapat dituliskan sebagai H-C-H
H H
2. Ikatan dalam unsur Cl2.
Atom Cl cenderung elektronegatif sehingga mudah menangkap elektron.
Namun, atom Cl dapat berikatan dengan sesamanya. Padahal untuk membentuk
ikatan ion salah satu atom harus melepas elektron, dan yang lain menangkapnya.
Berarti ikatan dalam Cl2 bukan ikatan ion melainkan kovalen. Berikut adalah
Proses pembentukan Cl2 :
Atom Cl memiliki elektron valensi = 7 Struktur Lewis Cl —> :Cl: Masing-
masing Cl kurang 1 elektron, maka 1 elektron dari masing-masing Cl dipakal
secara bersama-sama, sehingga memenuhi aturan oktet.
:Cl:Cl: secara sederhana dapat dituliskan sebagai Cl — Cl

C. Ikatan Logam
Ikatan logam terdapat dalam padatan logam. Logam bersifat elektropositif
sehingga melepaskan elektron. Dalam padatan logam, setiap atom logam akan
melepaskan elektron sehingga terbentuk ion-ion positif dan elektron. Ion-ion
positif tersebut akan tertata dengan teratur, dan elektron berada di sekeliling ion
positif membentuk semacam lautan elektron. Lautan elektron ini seolah-olah
menjadi perekat antara ion logam sehingga antara ion logam dapat saling
berikatan. Elektron ini dapat bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan arus
listrik.

IV. IKATAN ANTAR MOLEKUL


Ikatan antarmolekul dibagi menjadi dua, yaitu:
A. Ikatan Hidrogen
Ikatan ini merupakan interaksi antarmolekul dengan atom H sebagai
'jembatan' yang menghubungkan dua atom elektronegatif. Contoh : Interaksi
antarsesama molekul air (H2O) dimana Atom H 'diapit' oleh 2 atom O.
H -O .… H-O → ikatan kovalen
H
ikatan hidrogen
Titik didih merupakan temperatur pada saat terjadi kesetimbangan reaksi
perubahan dari cair menjadi gas. Semakin tinggi titik didih artinya semakin sulit
berubah menjadi fase gas. Untuk dapat berubah menjadi gas maka jarak
antarmolekul harus makin besar, caranya yaitu dengan memutuskan interaksi
antarmolekul. Semakin kuat interaksi antara molekul, maka makin sulit putus, dan
ini artinya makin sulit pula molekul-molekul cairan berubah menjadi gas.
Contoh lain adalah Antarmolekul H2S dan CH4 tidak dapat membentuk
ikatan hidrogen karena molekul tersebut tidak mengandung atom elektronegatif.
Antarmolekul H20 dan NH3 dapat membentuk ikatan hidrogen karena H diapit
oleh 0 dan N, keduanya merupakan atom yang sangat elektronegatif.
H -O .… H-N-H
H H
Kesimpulan:
Ikatan hidrogen hanya terjadi jika dapat membentuk sistem X....H ---- Y X
dan Y adalah atom yang sangat elektronegatif seperti F, O, dan N. X berasal dan
satu molekul dan H - Y dan molekul yang lain.
B. Gaya Van Der Waals

Karena keelektronegatifan antara H dan Cl beda jauh maka distribusi


elektron di antara kedua atom tidak merata. Cl lebih elektronegatif jadi elektron
lebih tertarik ke arah Cl oleh. Karena itu, densitas elektron di sekitar Cl lebih
besar sehingga terbentuk kutub negatif. Hal ini mengakibatkan kekurangan
elektron di sekitar atom H sehingga terbentuk kutub positif. lnteraksi antara kutub
negatif dalam suatu molekul HCI dengan kutub positif pada molekul HCI yang
lain inilah yang dinamakan dengan gaya dipol-dipol. Meskipun unsur atau
senyawa netral tidak memiliki kutub-kutub muatan seperti pada senyawa polar,
namun karena elektron selalu bergerak, pada suatu saat tertentu akan terjadi
semacam kutub-kutub muatan yang lemah. Kutub muatan atau dipol tersebut akan
menginduksi molekul lain sehingga akan terbentuk dipol terinduksi. lnteraksi
antardipol terinduksi inilah yang dinamakan dengan gaya dispersi London.

Gaya dispersi < gaya dipol-dipol < ikatan hidrogen < ikatan logam & kovalen <
ikatan ionik

Anda mungkin juga menyukai